Laporan Tutorial Kelompok 1 Skenario 2 (Autosaved) (Repaired) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 1 “Kurang Kalori Protein ( KKP ) Tipe Campuran”



Tutor: dr. Anggelia Puspasari Muhammad Alif Fahren S



G1A112003



M Ridho Rifansyah



G1A112004



Khalisa Badriani



G1A112027



Maizola Putri



G1A112031



Anette Mutiara Pardede



G1A112051



Rina Silvia Barbara Silalahi



G1A112053



Haryani



G1A112068



Riyan Irawan



G1A112070



Ivo Amrina Rasyada



G1A112077



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBI 2014/2015 1



Skenario 2 Anak F, laki-laki, 22 bulan, berat badan 4,8 kg dan panjang badan 60 cm, dibawa ke RS karena tidak mau makan. Orangtua An.F khawatir karena badan anaknya semakin lama semakin kurus. Selama ini berat badannya selalu dibawah garis merah berdasarkan KMS. Saat ini anak tampak lemas, sangat kurus, mata cekung, perut, muka dan kaki kelihatan semakin membesar, rambut tipis, mudah rontok dan bibir kering. Menurut ibu, An.F juga sering diare. Saat ini An.F belum bisa berjalan, baru bisa duduk. An.F adalah anak kelima dari lima bersaudara, ibu F mengatakan bahwa pertumbuhan An.F lebih lambat dibandingkan kakaknya. Pendidikan terakhir orangtua An.F adalah SD, ayah bekerja sebagai buruh dan ibu tidak bekerja. Waktu lahir berat badan An.F 2 kg dan panjang badan 40 cm, Lahir spontan ditolong oleh bidan. Sejak lahir anak diberi ASI saja selama 6 bulan dan setelah itu diberi makanan pendamping ASI seadanya, tidak diberi susu formula. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak apatis, konjungtiva palpebra anemis, wajah tampak seperti orangtua. Rambut kemerahan dan mudah dicabut, perut buncit, otot-otot kaki atrofi, edema tibia (+), crazy pavement dermatosis (+), baggy pants (+). Diagnosis dari RS adalah anak gizi buruk. Dokter kemudian mencoba memberi tahu status gizi anak dengan menggunakan standar antropometri penilaian status gizi anak (WHO-NCHS dan CDC). Apa yang terjadi pada An.F ? Bagaimana penatalaksanaanya ? Konsep atau teori yang harus dipelajari ( buku tutor )   



Kelainan gizi pada anak Pengukuran antropoometri dan penentuan status gizi pada anak Tatalaksana gizi pada anak



2



Klarifikasi Istilah 1. Diare1 Frekuensi pengeluaran dan kekentalan feses yang tidak normal. 2. KMS2 Singkatan dari kartu menuju sehat yang merupakan kartu untuk menilai pertumbuhan anak. 3. Apatis1 Tingkat kesadaran seseorang yang tidak peduli lingkungan, acuh tak acuh. 4. Konjungtiva palpebra anemis2 Kondisi membrane halus yang melapisi kelopak mata dan menutupi bola mata yang berwarna pucat. 5. Atrofi1 Pengecilan ukuran suatu sel, jaringan, organ atau bagian tubuh. 6. Edema1 Adanya cairan dalam jumlah besar yang abnormal di ruang intraseluler tubuh. 7. Crazy pavement dermatosis2 Kelainan kulit berupa berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna manjadi coklat kehitaman dan terkelupas. 8. Baggy pants2 Otot paha yang mengendor. 9. Gizi buruk2 Suatu keadaan dimana seseoran kekurangan nutrisi. 10. Antropometri2 Ilmu pengetahuan yang berurusan dengan pengukuran besar, berat dan proporsi tubuh manusia.



Identifikasi Masalah 1. Apa makna klinis dari berat badan anak dibawah garis merah KMS ? 2. Apa makna klinis anak tampak lemas, sangat kurus, mata cekung perut, muka dan kaki kelihatan membengkak, rambut tipis, mudah rontok dan bibir kering ? 3. Apa hubungan keluhan dengan diare ? 4. Mengapa di usia 22 bulan An.F belum bisa berjalan, baru bisa duduk dan pertumbuhannya lebih lambat di banding kakaknya ? 5. Apa hubungan latar belakang ( status social ekonomi ) orang tua dengan keluhan An.F ? 3



6. Apakah ada hubungan riwayat berat badan lahir 2 kg, panjang badan 40 cm dan lahir spontan dengan keluhan An.F skarang ? 7. Bagaimana intepretasi dari hasil pemeriksaan fisik An.F ? 8. Apa hubungan An.F yang diberi ASI 6 bulan, setelahnya diberi makanan pengganti ASI seadanya, tidak diberi susu formula dengan keluhan saat ini? 9. Bagaimana cara pengukuran status gizi dengan antropometri pada anak menurut WHO NCHS dan CDC ? 10. Apa diagnosis banding dari keluhan An.F ? 11. Bagaimana alur diagnosa dari penyakit yang diderita An.F ? 12. Apa yang terjadi dengan An.F ? 13. Apa defenisi dari penyakit An.F ? 14. Apa etiologi dari penyakit An.F ? 15. Apa epidemiologi dari penyakit An.F ? 16. Bagaimana patofisiologi dan pathogenesis dari penyakit An.F ? 17. Apa faktor risiko dari penyakit An.F ? 18. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit An.F ? 19. Bagaimana klasifikasi dari penyakit An.F ? 20. Apa komplikasi dari penyakit An.F ? 21. Bagaimana tatalaksana dari penyakit An.F ? 22. Bagaimana prognosis dari penyakit An.F ? 23. Bagaimana edukasi dan pencegahan dari penyakit An.F ?



Analisis Masalah 1. Apa makna klinis dari berat badan anak dibawah garis merah KMS ?3 makna klinisnya adalah menandakan pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/Rumah sakit. 2. Apa makna klinis anak tampak lemas, sangat kurus, mata cekung perut, muka dan kaki kelihatan membengkak, rambut tipis, mudah rontok dan bibir kering ?4 Tampak lemas dan kurus: Intake makanan berkurang  Glukoneogenesis, proteolisis, lipolisis, dsb  Cadangan lemak dan protein habis karena dipakai untuk pembentukan energi, sel-sel kekurangan asupan dan kematian sel  atropi otot  Kurus  Lemas (karena dari intake makanan kurang selain itu kebutuhan pertumbuhan meningkat sehingga membutuhkan asupan kalori yang cukup untuk metabolisme energy, dan saat kalori tidak tercukupi metabolism energy terganggu jadi dapat menyebabkan anak lemas tak bertenaga). Mata cekung dan bibir kering: 4



Diare dan dehidrasi  kekurangan cairan dan elektrolit  hilang turgor kulit dan lemak subkutan hilang  mata cekung dan bibir kering. Perut, muka dan kaki kelihatan semakin membesar: asupan protein yang tidak adekuat menyebabkan ketidakseimbangan mikronutrien dan asam amino, oleh karena itu terjadi pemecahan protein plasma untuk memenuhi kebutuhan asam amino, tetapi saat terjadi penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan menurunnya tekanan onkotik intravaskuler dan terjadi ekstravasasi plasma ke intertisial  edema Rambut tipis dan mudah rontok: Karena kekurangan vitamin A,C,E,dan protein merupakan nutrisi penting pada rambut. Vitamin C akan digunakan untuk reduksi prolin menjadi hidroksiprolin untuk pembentukan kolagen. Penurunan serum asam amino esensial dan non esensial akan menurunkan sekresi hidroksiprolin yang digunakan untuk pembentukan kolagen sehingga rambut menjadi mudah rontok dan mudah dicabut. 3. Apa hubungan keluhan dengan diare ?5 penyebab diare diantaranya adalah infeksi, faktor malabsorbsi (kelainan pada usus), faktor makanan (kelainana di luar usus), malnutrisi energi protein (atrofi vili). Normalnya saat karbohidrat yang dimakan sehari-hari terdiri dari disakarida dan polisakarida masuk kedalam usus kemudian diabsorbsi dan masuk melalui mikrovili usus halus dan dipecah menjadi monosakarida oleh enzim disakaridase (lactase, sukrase, maltase) yang ada dipermukaan mikrovili tersebut dengan demikian laktosa dipecah oleh lactase menjadi glukosa dan galaktosa  energy. pada An. F, terjadi kekurangan kalori dan protein dilihat dari gejala klinis yang ditemukan pada skenario. seperti yang kita ketahui protein berfungsi juga dalam regulasi dan pembentukan enzim-enzim penting dalam tubuh, saat terjadi kekurangan asupan protein baik karena makanan yang diberikan tidak mencukupi kadar protein yang dibutuhkan selain itu juga karena terdapat hambatan dalam proses penyerapan dan juga karena proses proteolisis yang terjadi maka kurangnya protein mengakibatkan kurangnya enzim-enzim yang dibutuhkan, misalnya pada enzim disakaridase yang memecah disakarida menjadi monosakarida, saat terjadi kekurangan enzim tersebut pada An. F dapat terjadi intoleransi laktosa akibat enzim pencernaan yang kurang dan hal ini salah satu penyebab terjadinya diare pada An. F sehingga terjadi malnutrisi yang terlihat pada 5



gejala klinis An. F. Oleh karena itu berdasarkan penelitian yang dilakukan Scrimshaw,Taylor,dan Gordon (1968) terdapat hubungan antara diare dan malnutrisi. Pertama,diare dapat menimbulkan malnutrisi



dan sebaliknya malnutrisi juga dapat



menimbulkan diare, yang telah diterangkan tadi. (sumber IKA) 4. Mengapa di usia 22 bulan An.F belum bisa berjalan, baru bisa duduk dan pertumbuhannya lebih lambat di banding kakaknya ?6 Malnutrisi  intake menurun  glukoneogenesis, proteolisis, lipolisis, cadangan lemak dan protein berkurang  atropi otot  tidak bisa berjalan. faktor lain yang menyebabkan An.F belum bisa berjalan karena An. F kekuranga gizi yang dilihat dari berat badan An.F yang akan mengalami pertumbuhan yang lambat pada pertumbuhan fisiknya. selain itu faktor lain yang menyebabkan anak belum bisa berjalan karena saat kurang di rangsangnya stimulus perkembangan An. F, yang berhubungan dengan maturasinya sistem susunan saraf An. F dan kemungkinan juga jarang diajak orang tuanya untuk latihan berjalan sehingga sistem saraf belum siap untuk itu pada kasus An. F, sehingga kemampuan perkembangan gerakan motorik kasar. terhambat, yang seharusnya An. F bisa berjalan pada usia13 bulan. 5. Apa hubungan latar belakang ( status social ekonomi ) orang tua dengan keluhan An.F ?7 a. Pola makan (Makanan pendamping ASI seadanya) Protein dan karbohidrat adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapat protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI, protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain ) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadinya kwashiorkor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI. dimana seharusnya pola pemberian makanan bayi selama masa transisi adalah dimulai dari makanan lumat, secara bertahap ke makanan lembek, dan pada umur sat tahun diharapkan anak sudah dapat makanan biasa. pada awal-awal umur 4-6 bulan, anak dapat diberi buah-buahan lunak atau air buah (tujuannya untuk memperkenalkan makanan selain ASI selain itu juga sebagai sumber 6



vitamin mineral dan sedikit kalori. tetapi untuk menambahkan kalori pada usia 46 bulan dapat diberi makanan lumat sperti biscuit atau bubur susu (makanan pokok sumber kalori di tambah protein hewani atau nabati). b. Faktor sosial budaya (ayah bekerja sebagai buruh) Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik yidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlangsung turun-temurun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya gizi buruk. c. Faktor ekonomi (Penghasilan seadanya) Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya. d. Faktor pendidikan orangtua (orang tuan An. F hanya tamat SD) Pendidikan orangtua yang rendah membuat ketidaktahuan orangtua akan kebutuhan gizi anaknya. 6. Apakah ada hubungan riwayat berat badan lahir 2 kg, panjang badan 40 cm dan lahir spontan dengan keluhan An.F sekarang ?8 Kemungkinan ada hubungannya, pada saat lahir anak tersebut memiliki berat badan yang kurang (2kg) dimana berat badan normal saat lahir adalah 2500-4000 gr dan tinggi badan yang juga kurang (40cm) dimana tinggi badan normal saat lahir yakni 48-52 cm. Hasil tersebut menandakan kebutuhan nutrisi an. F tidak tercukupi dan jika tidak ditangani maka kekurangan nutrisi tersebut akan berlanjut hingga dewasa maka terjadilah malnutrisi berkepanjangan menimbulkan keluhan-keluhan demikian. Tabel berat badan ideal anak dan tinggi ideal anak untuk usia 0 sampai 5 tahun. Umur Lahir 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan



Berat (dalam gram) Standard 80% Standard 3.400 2.700 4.300 3.400 5.000 4.000 5.700 4.600 6.300 5.000 6.900 5.500 7.400 5.900 8.000 6.400 8.400 6.700



Tinggi (dalam cm) Standard 80% Standard 50,5 40,40 55,0 44,00 58,0 46,40 60,0 48,00 60,5 48,40 64,5 51,60 66,0 52,80 67,5 54,00 69,0 55,20 7



9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12 Bulan 1 tahun 3 bulan 1 tahun 6 bulan 1 tahun 9 bulan 2 tahun 0 bulan 2 tahun 3 bulan 2 tahun 6 bulan 2 tahun 9 bulan 3 tahun 0 bulan 3 tahun 3 bulan 3 tahun 6 bulan 3 tahun 9 bulan 4 tahun 0 bulan 4 tahun 3 bulan 4 tahun 6 bulan 4 tahun 9 bulan 5 tahun 0 bulan



Kesimpulan



8.900 9.300 9.600 9.900 10.600 11.300 11.900 12.400 12.900 13.500 14.000 14.500 15.000 15.500 16.000 16.500 17.000 17.400 17.900 18.400



7.100 7.400 7.700 7.900 8.500 9.000 9.500 9.900 10.300 10.800 11.200 11.600 12.000 12.400 12.800 13.200 13.600 13.900 14.300 14.700



70,5 72,0 73,5 74,5 78,0 81,5 84,5 87,0 89,5 92,0 94,0 96,0 98,0 99,5 101,5 103,5 105,0 107,0 108,0 109,0



56,40 57,60 58,80 59,60 62,40 65,20 67,60 69,60 71,60 73,60 75,20 76,80 78,40 79,60 81,20 82,80 84,00 85,60 86,40 87,20



: Pada An.F, Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) berada di bawah



BB dan TB ideal. Dengan membandingkan TB/U, BB/TB, dapat disimpulkan bahwa An.F mengalami malnutrisi kronik. Tabel 3. Panduan klasifikasi malnutrisi pediatrik4 Status nutrisi



Berat



Tinggi



kurus



badan/umur Normal atau



badan/umur Normal



Berat badan/tinggi badan < persentil 5



% berat badan ideal < 85%-90%



Perawakan



rendah < persentil 5



< persentil 5



Normal



Normal



pendek Malnutrisi



Normal atau



Normal



< persentil 5



81-90%



ringan Malnutrisi



rendah Normal atau



Normal



< persentil 5



70-80% 8



sedang Kwasiokhor Malnutrisi kronik ( sangat



rendah Normal atau



Normal atau



Normal ( edema )



Normal



rendah Rendah



rendah Normal atau



< persentil 5



< 70%



rendah



kurus ) 7. Bagaimana intepretasi dari hasil pemeriksaan fisik An.F ?9 Interpretasi pemeriksaan fisik didapatkan: a. Anak apatis : dikarenakan terjadinya malnutrisi dan dehidrasi. b. Konjungtiva palpebra anemis : terjadi anemia ( defisiensi Fe, asam folat, dan vitamin) c. Wajah tampak seperti wajah orang tua : disebakan berkurang atau hilangnya lemak subkutan. d. Rambut kemerahan dan mudah dicabut,: berkurangnya vitamin A,C,E dan protein yang merupakan nutrisi penting bagi rambut. e. Perut buncit : dapat terjadi pada anak yang mengalami malnutrisi f. Otot-otot kaki atrofi : berkurangnya protein dan lemak di otot akibat proteolisis dan lipolisis yang berlebihan. g. Edema tibia (+) : peningkatan permeabilitas akibat hipoalbuminemia ( kurang protein) h. Crazy pavement dermatosis (+) : kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas karena terjadi defisiensi protein dalam jumlah yang tinggi dan jangka waktu yang lama. Terjadi pada malnutrisi kwashiorkor. i. Baggy pants (+) : otot paha mengendor akibat cadangan lemak berkurang. 8. Apa hubungan An.F yang diberi ASI 6 bulan, setelahnya diberi makanan pengganti ASI seadanya, tidak diberi susu formula dengan keluhan saat ini?10 Pemberian hanya ASI saja, segera setelah bayi lahir sampai umur 6 bulan tanpa makanan atau cairan lain termasuk air putih, kecuali obat dan vitamin disebut ASI eksklusif. Dimana ASI ekslusif berfungsi untuk mencukupi gizi bayi. Tabel 1. Komposisi kolostrum dan ASI (setiap 100 ml)



9



Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang sering disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pada skenario ini An. F mendapatkan MP ASI seadanya. Susu formula umum adalah formula yang disediakan untuk bayi sehat maupun sakit dengan penyakit non metabolik sebagai pengganti ASI. Susu formula khusus adalah formula yang disediakan untuk bayi atau anak dengan penyakit metabolik bawaan atau didapat, seperti maldigesti, malabsorbsi, dan gangguan enzim maupun hormonal. Pada kasus ini dengan BB lahir anak yang awalnya 2 kg dimana kemungkinan bayi lahir prematur atau bisa juga normal berarti telah terjadi kekurangan nutrisi sejak dalam kandungan. Pemberian konsumsi gizi pada anak yang hanya sebatas ASI dan MP-ASI seadanya tidak dapat menggantikan kekurangan kalori pada anak. Seharusnya dengan berat badan lahir kurang tersebut pemberian ASI tidak hanya sampai usia bayi tersebut 6 bulan namun harus diteruskan hingga gizi anak mencukupi dan frekuensi pemberian ASI juga harus lebih sering dan diberikan dengan menggunakan pipa sonde karena refleks menghisap pada bayi ini belum berfungsi dengan baik. Juga memberikan MP-ASI tidak bisa hanya seadanya, pada anak yang BB lahirnya normal MP-ASI diberikan dengan frekuensi 2-3 kali dalam sehari maka dari itu untuk An. F harus diberikan lebih sering bisa sampai 5 kali atau lebih dalam sehari. Tidak diberikannya susu formula mungkin juga berhubungan dengan status pekerjaan orang tua dan keadaan ekonomi keluarga dimana susu formula memang terbilang cukup mahal. Sehingga pada kasus ini anak yang hanya diberikan ASI selama 6 bulan, seharusnya sebagai pengganti ASI, susu formula perlu diberikan. Dan juga mengingat BB lahir An. F yang rendah, maka sebaiknya dari lahir disamping pemberian ASI yang utama, berikan juga susu formula 10



khusus untuk bayi berat badan lahir rendah, untuk memenuhi kekurangan nutrisi dan mengejar pertumbuhan agar sesuai dengan pertumbuhan anak lain yang seusianya. Kesimpulan berdasarkan skenario : Sehingga hubungannya dengan keluhan yang dialami An. F adalah An. F telah mengalami kekurangan gizi sejak lahir dengan pemberian nutrisi yang tidak mencukupi, dimana setelah 6 bulan kebutuhan nutrisi bayi akan meningkat. Kebutuhan nutrisinya tidak tercukupi hanya dari ASI saja. Sekitar 70% tercukupi dari ASI dan 30% nya dari makanan pendamping. Berikut ini merupakan makanan pendamping ASI yang seharusnya diberikan pada An. F . Makanan Pendamping ASI Tujuan pemberian : a) Memenuhi kebutuhan zat makanan yang adekuat untuk keperluan hidup, memelihara kesehatan dan untuk aktivitas sehari-hari. b) Menunjang tercapainya tumbuh kembang yang optimal c) Mendidik anak supaya terbina selera dan kebiasaan makan yang sehat, memilih dan menyukai makanan sesuai dengan keperluan anak. Tahapan MP-ASI : 1) Sebaiknya MP-ASI diberikan pada umur 4-6 bulan. Pada umut 4-6 bulan pertama sebaiknya diberi ASI eksklusif. 2) MP-ASI yang diberikan harus dengan susunan menu seimbang ( berasal dari 1015% dari protein, 25-35% dari lemak dan 50-65% dari karbohidrat). 3) Pada umur 4-6 bulan, anak dapat diberi buah-buahan lunak atau air buah. Untuk menambah kalori dapat ditambahkan makan lumat seperti biscuit atau bubur susu. 4) Pada umur 4-6 bulan An.F harus mendapatkan tambahan besi, hal ini didapatkan dari susu formula. Sebaiknya susu formula yang diberikan adalah susu formula khusus misalnya untuk pertumbuhan ( growing-up formula ), susu ini selain untuk pertumbuhan anak, juga sangat baik untuk suplemen anak yang mengalami kesulitan makan. 5) Pada umur 6-12 bulan anak dapat diberikan makanan lembek/ nasi tim/ multi mixes. Makanan lembek adalah makanan bayi yang terdiri dari 4 campuran komponen dasar yaitu; makanan pokok ( padi-padian/umbi-umbian/akar-akaran), makanan sumber protein; protein hewani ( susu, telor, ikan daging, hati, keju) dan protein nabati ( kacang-kacangan, tahu, tempe), makanan sumber vitamin dan



11



mineral : buah-buahan, sayur-sayuran, makanan sumber energy: lemak, minyak, mentega, santan, gula. 6) ASI tetap komponen pokok, karena ASI merupakan sumber energy dan nutrient selama masa transisi. ASI sebaiknya diteruskan sampai anak berusia 2 tahun. 7) Pada umur setahun anak sudah bisa makan menu makanan keluarga yang tidak berbumbu keras/pedas. 8) Anak yang sudah sampai umur 2 tahun bisa diberi nasi tim atau makanan lumat. Bisa diajar untuk makan sendiri dengan menggunakan gelas dan piring sendiri. 9) Untuk mencegah kekurangan gizi maka berat badan An.F harus dipantau terus secara berkesinambungan dengan menggunakan KMS.



9. Bagaimana cara pengukuran status gizi dengan antropometri pada anak menurut WHO NCHS dan CDC ?11 CARA PENGUKURAN STATUS GIZI PENIMBANGAN BERAT BADAN 1. Letakkan timbangan digital ( Seca Scala) pada permukaan yang rata dan keras. 2. Cek timbangan, periksa apakah timbangan masih berfungsi dengan baik. 3. Pengukur meminta klien membuka jaket,sepatu/alas kaki, atau barang yang memberatkan. 4. Nyalakan ‘connector’ dan tunggu sampai angka menunjukkan Nol 5. Persilahkan klien naik ke atas timbangan tepat ditengah tempat pijakan. 6. Baca hasil, lalu catat. 12



7.Untuk menimbang bayi, setelah hasil timbangan ibu dicatat, kemudian normalkan timbangan seca sampai angka nol dan keluar tanda/gambar bayi. 8. Berikan bayi pada ibu kemudian baca hasil timbangan. 9. Catat hasil timbangan bayi. Titik Kritis : a) b) c) d)



Lepaskan sepatu dan benda yang bias memberatkan Posisi badan tegak Catat hasil timbangan dengan menggunakan alat yang ketelitiannya 0.1 kg. Untuk menimbang bb bayi, normalkan kembali setelah ibu di timbang.



PENGUKURAN PANJANG BADAN 1. Siapkan alat pengukuran panjang badan,letakkan alat pada permukaan yang datar,lalu rangkai alat dengan benar. 2. Tarik papan penggeser sampai menempel rapat ke dinding tempat menempelnya kepala. 3. Beri alas pada papan tempat anak di baringkan. 4. Lepas semua asesoris yang menempel di rambut agar tidak mengganggu pengukuran 5. Tidurkan bayi/ anak pada alat dengan posisi kepala menempel pada dinding papan atas. 6. Tangan kiri pengukur memegang bagian lutut, tangan kanan memegang telapak kaki sampai berdiri, lalu geser alat sampai menekan telapak kaki bayi/anak. 7. Asisten memegang bagian kepala anak agar menempel dinding bagian atas alat. 8. Pandangan anak lurus, jika anak rewel minta bantuan kepada orang tua untuk mengajak bicara, sehingga pandangan lurus, antara mata dengan telinga membentuk 90 derajat. 9. tekan lutut dan telapak kaki harus lurus, apabila telapak kaki anak tidak tegak, maka usap telapak kaki hingga kembali lurus. 10. geser alat sampai menekan telapak kaki bayi/anak. 11. baca hasil ukur dalam akurasi 1 m, dan catat Titik Kritis : a. b. c. d.



Tenangkan bayi/anak. Luruskan seluruh bagian tubuh dan lutut. Posisi telapak kaki harus lurus/berdiri. Catat PB ( cm ) dengan ketelitian 1mm.



PENGUKURAN TINGGI BADAN 13



1. Siapkan alat pengukur tinggi badan, letakkan pada tempat yang rata. 2. Klien diminta melepaskan sepatu/alas kaki, dan aksesoris pada rambut yang akan mengganggu pengukuran. 3. Persilahkan klien untuk niak ke papan alas dan menempel membelakangi dinding. 4. Aturlah telapak kaki klien agar menapak sempurna pada papan alas, dan kepala, bahu, pantat, betis serta tumit harus menempel pada dinding yang rata. 5. Tangan kanan asisten memegang tumit serta tangan kiri menekan bagian perut ( bagi anak-anak ) dan suruh menarik nafas (orang dewasa ) 6. Pandangan klien harus tegak lurus. 7. Ukur, dan catat hasil pengukuran dengan ketelitian alat 1 mm. Titik Kritis : a. b. c. d.



Buka alas kaki dan asesoris di kepala/rambut Berdiri sejajar ( tegak lurus ) dengan dinding pengukur. Perhatikan posisi kepala, pandangan harus lurus ke depan. Dewasa : dengan menarik nafas Anak-anak : tekan pada bagian perut e. Catat hasil dengan ketelitian 1 mm. LINGKAR KEPALA 1.



Lingkarkan pita lingkar kepala pada kepala kepala anak



2.



Cek posisi pita



3.



Baca hasilnya, dan catat



Titik Kritis : a.lingkarkan pita lingkar kepala dengan tepat di kening. b. Cek posisi pita jangan sampai longgar c.Posisi pita ukur harus tepat pada bagian kepala yang paling menonjol d. Catat hasilnya dengan ketelitian 1 mm LINGKAR LENGAN ATAS ( ANAK DAN DEWASA ) 1. 2. 3. 4.



Tetapkan posisi tengah pada lengan bagian atas. Lengan sebelah kiri di tekuk membentuk sudut 90 derajat Cari tulang bahu paling ujung lalu beri tanda. Ukur dari tulang bahu yang telah diberi tanda sampai siku, kemudian cari posisi tengahnya, lalu beri tanda.( dilihat dan di ukur dari posisi belakang lengan) 14



5. Lalu ukur menggunakan pita lila, catat hasilnya. LINGKAR LENGAN ATAS ( BAYI ) 1. 2. 3. 4.



Tangan kiri anak harus dalam keadaan rileks atau santai Cari titik tengahnya, dan beri tanda Ukur posisi lengan dengan pita lila menekan jaringan kulit Catat hasilnya dengan ketelitian 1 mm



Titik kritis : a. b. c. d.



Menentukan tulang bahu sampai siku Menentukan titik tengah yang akan diukur Posisi pita tidak boleh menekan atau terlalu longgar pada pengukuran Ketelitian alat 1 mm



KRITERIA MEMENTUKAN STATUS GIZI Langsung : Tak langsung : 1. Antropometri 1. Survey konsumsi 2. Biokimia 2. Statistic vital 3. Klinis 3. Factor ekologi 4. biofisik Penggolongan keadaan gizi menurut indeks Antropometri. INTEPRETASI KASUS PADA SKENARIO Cara WHO-CDC-NCHS Nilai sekarang / Nilai ideal menurut umur pada kurva CDC- NCHS x 100% =……….% 4,8 : 12,5 x 100% = 38,4% ( An.F mengalami gizi buruk karena kurang dari 60%) Tabel 2. Untuk nilai ideal menurut umur dapat di lihat pada Kurva CDC-NCHS WHO. Status gizi



Indeks BB/U TB/U Gizi baik >80% >90% Gizi sedang 71% - 80% 81% - 90% Gizi kurang 61% - 70% 71% - 80% Gizi buruk ≤60% ≤70% Catatan : persen dinyatakan terhadap median baku NCHS



BB/TB >90% 81% - 90% 71% - 80% ≤70%



Tabel 3. Penilaian menurut cara WHO 15



BB/TB Normal Normal Normal



BB/U Rendah Normal Tinggi



Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi



Rendah Rendah Normal Tinggi Tinggi



Tinggi



Tinggi



TB/U Rendah Normal Tinggi



Status Gizi Baik, pernah kurang Baik Jangkung, masih



Tinggi Normal Tinggi Rendah Normal



baik Buruk Buruk, kurang Kurang Lebih, obesitas Lebih, tidak



Rendah



obesitas Lebih,



pernah



kurang



Menurut Rumus Z Score a. Nilai individu subjek > nilai median Z Score = (nilai individual subjek) – (nilai median baku rujukan) (nilai +1 SD) - (Nilai median baku rujukan) b. Nilai individu subjek < nilai median Z Score



= (nilai individual subjek) – (nilai median baku rujukan) Nilai median baku rujukan – (nilai -1 SD)



c. Nila individu subjek = nilai median Z Score = (nilai individual subjek) – (nilai median baku rujukan) Nilai median baku rujukan Anak F : -



Usia Berat badan Panjang badan



: 22 bulan : 4,8 kg : 60 cm 16



Indeks BB/U  Z Score = (4,8 – 11,8)/11,8-10,5) = -7/1,3 = -5,38 Interpretasi : Nilai z score -5,38 menunjukkan bahwa berat badan An.F sangat rendah (severe underweight). Indeks PB/U  Z Score



= (60-86,0)/(86-83,1) = -26/2,9 = -8,9



Interpretasi : Nilai z score -8,9 menunjukkan bahwa An.F panjang badan An.F sangat pendek ( severe stunted ). Indeks BB/PB  Z Score



= (4,8-5,9)/(5,9-5,5) = -1,1/0,4 = -2,75



Intepretasi : Nilai z score -2,75 menunjukkan keadaan An.F sangat kurus. Tabel 4. Klasifikasi Status Gizi Sesuai Z Score INDEKS BB/U



STATUS GIZI



Z-SKOR







BB LEBIH (OVER WEIGHT)



>+ 2 SD







BB NORMAL (NORMAL WEIGHT)



-2 SD S/D +2 SD







BB RENDAH (UNDER WEIGHT)



-3 SD S/D