Laprak 2 Mekanisasi Pertanian Oleh Muhammad Rizal Daulay [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM



MEKANISASI PERTANIAN EKOSISTEM SUB-OPTIMAL PENGOLAHAN LAHAN MENGGUNAKAN TRAKTOR RODA EMPAT



OLEH: MUHAMMAD RIZAL DAULAY NIM.12080212681 AGROTEKNOLOGI-A



LABORATORIUM TEKNIK PERTANIAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2023



LEMBAR PENGESAHAN PENGOLAHAN LAHAN MENGGUNAKAN TRAKTOR RODA EMPAT



Pekanbaru, 8 Mei 2023 Praktikan



MUHAMMAD RIZAL DAULAY 12080212681



Mengetahui



Asisten Praktikum I



Asisten Praktikum II



FAJAR PANGESTU 1806124586



JIMMY R PAKPAHAN 1706113540



Asisten Praktikum III



PRAYOGA TRIO ARIANDI 1706113322



DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI.................................................................................................



i



DAFTAR GAMBAR ...................................................................................



ii



BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ I.1. Latar Belakang.............................................................................. I.2. Tujuan........................................................................................... I.3. Manfaat.........................................................................................



1 1 2 2



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 2.1. Equipment Traktor Roda 4........................................................... 2.2. Pola Pengolahan Tanah................................................................



3 3 8



BAB III. METODOLOGI............................................................................. 3.1. Waktu dan Tempat........................................................................ 3.2. Alat dan Bahan............................................................................. 3.3. Metode Pelaksanaan.....................................................................



12 12 12 12



BAB V. PENUTUP....................................................................................... 5.1. Kesimpulan................................................................................... 5.2. Saran.............................................................................................



13 13 13



DAFTAR PUSTAKA...................................................................................



14



LAMPIRAN..................................................................................................



15



i



DAFTAR GAMBAR



Gambar



Halaman



2.1. Bajak Singkal Satu Arah.......................................................................



3



2.2. Bajak Singkal dua Arah........................................................................



4



2.3. Bajak Piringan ......................................................................................



6



2.4. Bajak Rotari..........................................................................................



6



2.5. Bajak Pahat...........................................................................................



7



2.6. Garu Piring............................................................................................



7



2.7. Garu Sisir .............................................................................................



7



2.8. Pola Tengah...........................................................................................



8



2.9. Pola Tepi...............................................................................................



9



2.10. Pola Keliling Tengah..........................................................................



10



2.11. Pola Keliling Tepi ..............................................................................



10



2.12. Pola Bolak-Balik Rapat ......................................................................



11



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia. Di dalam usaha pertanian, pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi fisik, khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Di samping itu pengolahan tanah bertujuan pula untuk membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan, menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik, menurunkan laju erosi, meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, mempersatukan pupuk dengan tanah, serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air (Rizaldi, 2006). Pengolahan tanah merupakan proses terberat dari keseluruhan proses budidaya, dimana lebih dari 1/3 energi yang digunakan untuk seluruh proses budidaya terserap pada kegiatan pengolahan tanah (Rizaldi, 2006). Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan alat dan mesin pertanian dan memanfaatkan mekanisasi pertanian untuk untuk meningkatkan produktifitas dan efesiensi usaha tani, meningkatkan mutu dan nilai tambah produk serta pemberdayaan petani. Pada hakikatnya, penggunaan mesin pertanian untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian, di mana setiap penggunaan dari proses produksi tersebut dapat menggunakan alat dan mesin pertanian (Sukirno 1999). Pengolahan tanah awalnya dilakukan secara konvensioal atau secara tradisional, dengan menggunakan tenaga hewan ternak (sapi, kerbau, dan kuda). Seiring dengan perkembangan zaman, pengolahan tanah konvensional diganti dengan pengolahan secara modern menggunakan teknologi yang canggih. Alatalat sederhana yang umumnya digunakan untuk mengolah tanah seperti cangkul, parang, sabit dan lain-lain, sekarang diganti dengan bajak dan garu yang di



1



modifikasi dengan traktor. penggunaan pengolah tanah dengan menggunakan tenaga mesin lebih efisien dan efektif. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu supaya praktikan dapat mengenal lebih jelas mengenai cara mengoperasikan traktor roda empat di lapangan dengan memperhatikan pola pengolahan lahan 1.3 Manfaat Adapun manfaat dari penulisan laporan pratikum ini yaitu untuk memberikan informasi tentang equipment traktor roda empat dan penggunaan traktor sebagai alat pengolahan lahan serta bagaimana pola dalam mengelola lahan di lapangan dengan menggunakan traktor.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Equipment Traktor Roda 4 Tugas pokok traktor jika dirangkaikan dengan peralatan tambahan berupa implement atau bajak dapat berperan sebagai alat untuk pengolah tanah, pemotongan rumput, dan pembajakan tanah. Implement yang dipasangkan ke traktor roda empat sebagai berikut:



1. Bajak Singkal (mold board plow) Salah satu jenis bajak adalah bajak singkal. Bajak singkal merupakan peralatan pertanian untuk pengolahan tanah yang digandengkan dengan sumber tenaga penggerak atau penarik seperti traktor pertanian. Bajak singkal berfungsi untuk memotong, membalikkan, pemecahan tanah serta pembenaman sisa-sisa tanaman ke dalam tanah dan digunakan untuk tahapan kegiatan pengolahan tanah (Hardjosentono et al., 1996). Bajak singkal dirancang dalam beberapa bentuk untuk tujuan agar diperoleh kesesuaian antara kondisi tanah dengan tujuan pembajakan. Berdasarkan arah lemparan lempengan tanah, bajak singkal dibedakan menjadi dua tipe, yakni : 1). Bajak singkal satu arah, adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya dalam satu arah. Lemparan atau pembalikan tanahnya biasanya dilakukan ke arah kanan.



Gambar 2.1 Bajak Singkal Satu Arah Traktor yang digunakan sebagai tenaga penarik pada umumnya bertenaga antara 15-25 Hp untuk traktor mini empat roda dan 45- 80 Hp untuk traktor roda besar empat roda. Jumlah bajak yang ditarik dengan traktor tangan biasanya hanya



3



satu bajak. Traktor mini empat roda biasanya menarik 1 sampai 2 bajak. Sedangkan untuk traktor besar empat roda bervariasi, bisa menarik 3 sampai 8 bajak, bahkan bisa lebih dari itu. 2). Bajak Singkal Dua Arah, adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan atau pembalikan tanahnya dapat diatur dua arah yaitu ke kiri maupun ke arah kanan. Jenis bajak ini mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat diputar ke kanan ataupun ke kiri dengan cepat, sesuai dengan arah pelemparan ataupun pembalikan tanah yang dikehendaki.



Gambar 2.2 Bajak Singkal Dua Arah Penggunaan bajak singkal dua arah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu akan menghasilkan pembalikan tanah yang seragam untuk seluruh petak tanah yang diolah, praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur dari hasil kerjanya tidak akan berbentuk alur mati (dead-furrow) ataupun alur punggung (backfurrow), sehingga pembajakan dapat teratur dan rata.Namun kelemahannya adalah konstruksinya lebih berat dan lebih rumit, untuk ukuran bajak yang besar perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk pemutaran mata bajaknya, perlu keterampilan yang lebih baik dari pengemudinya. Bagian-bagian bajak singkal antara lain (Daywin, 2010): 1). Mata bajak atau pisau bajak, Bagian bajak singkal yang berfungsi untuk memotong tanah dan mengarahkan lempengan tanah hasil pemotongan ke bagian daun singkal. 2). Daun singkal, Daun singkal bagian yang menerima lempengan tanah dan membalik serta memecahkan lempengan tanah tersebut.



4



3). Pelurus samping, Pelurus samping berfungsi menahan tekanan samping dari lempengan tanah pada bajak singkal dan menjaga kestabilan jalannya bajak singkal sewaktu proses pembajakan. 4). Rangka bajak singkal, Rangka bajak singkal yang menyatukan bagian-bagian bajak dan penyambung ke sumber penggerak. 5). Penggandeng, Bagian dari bajak singkal yang menggandengkan bajak dengan traktor pertanian. 6). Pengatur kedalaman pengolahan tanah, Pengatur kedalaman berbentuk ulir pengatur atau roda pengatur, untuk mengontrol kedalaman hasil pembajakan tanah. 7). Poros silang, Poros silang berbentuk batang kendali merupakan bagian dari bajak singkal yang berfungsi mengatur daun singkal sehingga dapat mengatur lebar hasil pembajakan dan mengatur arah lemparan tanah pada arah yang berlawanan. 2. Bajak Piringan (disc plow) Bajak piringan merupakan salah satu implemen yang digunkan dalam proses pengolahan tanah tahap pertama. Penggunaan bajak piringan harus dengan memasangkannya pada traktor. Cara pemasangan bajak piringan hampir sama dengan pemasangan bajak singkal ataupun jenis bajak lainnya. Cara pemasangan bajak piringan yaitu dengan memasangkan pengait yang tersedia pada bagian bajak piringan ke bagian traktor yang telah disediakan. Proses pembajakan menggunakan bajak piringan dapat dilakukan dengan arah pembalikan searah ataupun pembalikan dua arah, tergantung jenis bajak yang ada. Berdasarkan bentuk piringannya bajak piringan dibedakan menjadi: 1). Piringan standard, yaitu yang tepinya rata (standard disk), biasanya digunkan untuk mengolah tanah yang sudah lama diusakan untuk tanaman semusim, sehingga tidak dijumpai sisa-sisa tanaman atau perakaran yang cukup besar. 2). Piringan yang tepinya tidak rata atau berlekuk (cutaway disk), biasanya digunakan untuk tanah yang baru diusahakan atau biasa ditanami dengan tanaman keras. Jenis piringan ini sesuai untuk mengolah tanah yang banyak sisa tanamannya dan sesuai untuk memecah tanah yang berbongkah- bongkah.



5



Gambar 2.3 Bajak Piringan 3. Bajak Rotary (rotary plow) Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi



Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi. (Sakai, dkk. dalam Ariesman, 2012).



Gambar 2.4 Bajak Rotari 4. Bajak Pahat (chisel plow) Bajak pahat ini dapat dipergunakan untuk pembajakan dangkal maupun dipergunakan untuk pembajakan dalam sampai kedalaman 45 cm, tergantung pada



6



keperluan dan jenis mata pahatnya. Berdasarkan jenisnya pula, lebar kerja alat sangat bervariasi tergantung dari sumber daya penarik dan keperluannya.



Gambar 2.5 Bajak Pahat 5. Garu Piring (disk harrow) Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumputrumput pada permukaan tanah, untuk rnenghancurkan permukaan tanah sehingga keratan tanah ( furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar



Gambar 2.6 Garu Piring 6. Garu Sisir Garu sisir merupakan penggaruk yang bergigi paku, Fungsi utamanya adalah untuk pengolahan tanah sekunder (penghalusan tanah). Garu sisir dapat digunakan pada tanah sawah (basah) dan juga pada tanah kering.



7



Gambar 2.7 Garu Sisir



2.2 Pola Pengolahan Tanah Pola pengolahan tanah erat hubungannya dengan waktu yang hilang karena belokan selama pengolahan tanah. Pola pengolahan harus dipilih dengan tujuan untuk memperkecil sebanyak mungkin pengangkatan alat untuk mengurangi sebanyak mungkin waktu berbelok karena pada waktu diangkat alat itu tidak bekerja. Oleh karena itu harus diusahakan bajak atau garu tetap bekerja selama waktu operasi di lapangan. Makin banyak pengangkatan alat pada waktu belok, makin rendah efesiensi kerjanya. Pola pengolahan tanah yang banyak dikenal dan dilakukan adalah pola bolak-balik rapat, pola berkeliling, pola spiral, pola tepi, pola tengah, dan pola alfa. Pola spiral paling banyak digunakan karena pembajakan dilakukan terus menerus tanpa pengangkatan alat (Rizaldi, 2006). Ada beberapa macam pola pengolahan tanah yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan jenis alat yang digunakan. Beberapa pola pengolahan tanah, antara lain. 1. Pola Tengah Pembajakan dilakukan dari tengah membujur lahan. Pembajakan kedua pada sebelah hasil pembajakan pertama. Traktor diputar ke kanan dan membajak rapat dengan hasil pembajakan pertama. Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke kanan sampai ke tepi lahan. Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 3 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual (dengan cangkul). Dengan pola ini akan menghasilkan alur balik (back furrow). Yaitu alur bajakan yang saling berhadapan satu sama lain. Sehingga akan terjadi penumpukan lemparan hasil pembajakan, memanjang di tengah lahan. Pada tepi lahan alur hasil pembajakan tidak tertutup oleh lemparan hasil pembajakan.



8



Gambar 2.8 Pola Tengah 2. Pola Tepi Pembajakan dilakukan dari tepi membujur lahan, lemparan hasil pembajakan ke arah luar lahan. Pembajakan kedua pada sisi seberang pembajakan pertama dengan traktor diputar ke kiri dan membajak dari tepi lahan dengan arah sebaliknya. Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke kiri sampai ke tengah lahan. Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak 2 atau 3 pembajakan terakhir. Ujung lahan yang tidak terbajak diolah dengan cara manual (di cangkul). Dengan pola ini akan menghasilkan alur mati (dead furrow), yaitu alur bajakan yang saling berdampingan satu sama lain, sehingga akan terjadi alur yang tidak tertutup oleh lemparan tanah hasil pembajakan dan memanjang di tengah lahan. Pada tepi lahan lemparan hasil pembajakan tidak jatuh pada alur hasil pembajakan. Pengerjaan tepi dapat dilakukan dengan cara memasang bajak pada lubang hitch sebelah kanan.



Gambar 2.9 Pola Tepi 3. Pola Keliling Tengah Pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah lahan. Berputar ke kanan sejajar sisi lahan, sampai ke tepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah dalam lahan. Pada awal pengolahan, operator akan kesulitan dalam membelokan traktor. Pola ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar, dan lahan tidak terlalu



9



luas. Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal lahan. Lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 sampai 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak, diolah dengan cara manual (dengan cangkul).



Gambar 2.10 Pola Keliling Tengah 4. Pola Keliling Tepi Pengolahan tanah dilakukan dari salah satu titik sudut lahan, berputar ke kiri sejajar sisi lahan sampai ke tepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah luar lahan. Pada akhir pengolahan, operator akan kesulitan dalam membelokkan traktor. Pola pengolahan ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar dan lahan tidak terlalu luas. Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal lahan.lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak, diolah dengan cara manual dengan cangkul.



Gambar 2.11. Pola Keliling Tepi 5. Pola Bolak Balik Rapat



10



Pengolahan dilakukan dari tepi salah satu sisi lahan dengan arah membujur. Arah lemparan hasil pembajakan ke luar. Setelah sampai ujung lahan, pembajakan kedua dilakukan berimpit dengan pembajakan pertama. Arah lemparan hasil pembajakan kedua dibalik, sehingga akan mengisi alur hasil pembajakan pertama. Pembajakan dilakukan secara bolak balik sampai sisi seberang.



Gambar 2.12. Pola Bolak Balik Rapat Pola ini juga cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 3 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual (dengan cangkul). Pola ini hanya cocok dilakukan untuk bajak yang dapat diubah arah lemparan pembajakan. Untuk mesin rotari cara ini juga dapat dilakukan, karena hasil dari pengolahannya tidak terlempar ke samping



11



BAB III METODOLOGI



3.1 Waktu dan Tempat Praktikum mekanisasi pertanian dilakukan pada pukul 15:00 WIB hari senin, 8 Mei 2023 dilakukan di UPT Kebun Percobaan Fakutas Pertanian Universitas Riau Laboratorium Teknik Pertanian Universitas Riau. 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam melaksanakan praktikum mekanisasi pertanian adalah alat tulis, kamera handphone, sepatu boot, cangkul dan parang, traktor roda 4 Yanmar EF 494T dan handtraktor Yanmar YZC-L, hand traktor Kubota K 75. 3.3.



Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan pratikum adalah sebagai berikut :



1. Pratikum dimulai dengan mengabsensi seluruh mahasiswa yang hadir. 2. Asisten dosen memulai pratikum dengan memperkenalkan traktor roda empat dan hand traktor. 3. Mahasiswa mengamati traktor roda empat dan hand traktor yang sudah dijelaskan. 4. Mencatat komponen – komponen dari traktor roda empat dan hand traktor beserta fungsinya. 5. Membuat laporan pratikum per pratikum sesuai dengan hasil pengamatan.



12



13



BAB V PENUTUP



5.1 Kesimpulan Penggunaan Traktor Roda Empat sebagai alat bantu bagi petani dalam pengolahan tanah harus diimbangi oleh pengetahuan yang memadai dalam penanganan dan perawatannya, Peralatan pengolahan tanah merupakan alat bantu untuk mencapai hasil pengolahan tanah yang baik dan sekaligus didapatkan produktivitas yang paling optimal. 5.2 Saran Pada saat pengoperasian alat traktor di lahan sebaiknya memperhatikan keadaan disekitar dengan membersihkan lahan dari gangguan yang dapat menghambat pengoperasian traktor serta selalu menggunakan APD yang lengkap sebelum menjalankan traktor agar terhindar dari hal yang tak diinginkan



14



DAFTAR PUSTAKA



Ariesman. 2012. Mempelajari Pola Pengolahan Tanah Pada Lahan Kering Menggunakan Traktor Tangan Dengan Bajak Rotari [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin. Daywin, 2010. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu. Jakarta Hardjoentono, M. 1987. Mesin- Mesin Pertanian. Pusat Pendidikan dan Latihan Pertanian. Jakarta Rizaldi, T. 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Sukirno MS. 1999. Mekanisasi pertanian: pokok bahasan alat mesin pertanian dan pengelolaannya. Diktat Kuliah UGM. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada.



15



LAMPIRAN



16



17