Laprak Anfisman Sistem Kardiovaskular [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PERCOBAAN IX SISTEM KARDIOVASKULAR



Disusun oleh: Muhammad Rizal Zaelani 220106170 Kelas – FA22J Dosen Pengampu



: Zulkaida, S.Farm., M.S.Farm.



Asisten Praktikum



: Azka Silmi Dzilaalurrahmi



Hari/Tanggal



:



PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG 2022



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Tujuan



1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.1.6 1.1.7



Mengidentifikasi bagian-bagian anatomi eksternal dan internal jantung Mengidentifikasi sirkulasi pulmonary, sitemik, hepatikpotal dan retal Menentukan stuktur anatomi arteri, vena dan kalipari Menentukan lokasi arteri, vena utama dan kapilari Menentukan bunyi dan kecepatan denyu jantung Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit seseorang Menentukan tekanan darah dan faktor yang mempengaruhi tekanan darah



1.2 Prinsip System kardiovaskular merupakan system tertutup artinya darah ditranfortasikan berada dalam jantung dan pembuluh darah., tidak dialirkan keluar pembuluh darah. Berdasarkan aliran darah makan pembuluh darah dikelompokan menjadi dua diantaranya pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebuh arteri dan pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebuh vena. (Gradhi, 2016).



BAB II TEORI DASAR 2.1 Teori Dasar Sistem kardiovaskuler pada prinsipnya terdiri dari jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Sistem ini berfungsi untuk mengangkut oksigen, nutrisi dan zat-zat lain untuk didistribusikan ke seluruh tubuh serta membawa bahan-bahan hasil akhir metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh (Fikriana,2018:1). Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskuler yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespon seluruh aktivitas tubuh. Salah satunya mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi (Muttaqin, 2009:2). Jantung adalah pusat dari sistem kardiovaskuler yang berguna untuk peredaran darah dari tubuh manusia. Sistem peredaran darah dapat dikatakan suatu sistem yang paling penting didalam manusia yang berfungsi untuk mengalirkan ke seluruh tubuh. Hardware atau anatomi dari sistem kardiovaskuler yang terdiri dari: jantung, aorta, arteri, pembuluh kapiler dari jaringan dan vena (Iskandar,2010:56-57).



Fungsi jantung pada dasarnya



yaitu memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, sehingga jaringan tubuh mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi yang imbang. Sebagaimana diketahui, bahwasanya oksigen dan nutrisi dapat membuat selsel tubuh kita dapat bekerja dengan baik (Zainul,2007:17). Tekanan darah merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah usia, riwayat penyakit keluarga, indeks massa tubuh, tingkat pendidikan, stres kerja, aktivitas fisik, konsumsi kafein, konsumsi obatobatan, jenis kelamin dan kebiasaan merokok (Fitriani et all,2017). Beberapa pusat yang mengawasi dan mengatur perubahan tekanan darah, yaitu : 1. Sistem saraf yang terdiri dari pusat-pusat yang terdapat di batang otak, misalnya pusat vasomotor dan diluar susunan syaraf pusat, misalnya baroreseptor dan kemo-reseptor; 2. Sistem humoral atau kimia yang dapat berlangsung lokal atau sistemik, misalnya renin-angiotensin, vasopressin, epinefrin, norepinefrin, asetilkolin, serotonin, adenosin dan kalsium, magnesium, hidrogen, kalium, dan sebagainya; 3. Sistem hemodinamik yang lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler, serta perubahan tekanan osmotik dan hidrostatik di bagian dalam dan di luar sistem vaskuler (Manembu et all,2015).



BAB III METODELOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat No Nama Alat 1 Benang kasuir



Gambar



Kegunaan Untuk mengikat jari tangan pada percobaan hiortesmia



2



Jarum Pentul



3



Mikroskop



4



Sfigmomanomrter



5



Stopwatch



7



Spuit



Untuk menyuntikan larutan



8



Stetoskop



Untuk untuk mendengarkan suara seperti deta jantung



3.1.2 Bahan



Sebagai alat bantu percobaan untuk menggores kulit proses triplel reponse Untuk melihat atau mengamati suatu objek yang memiliki ukuranyang sangat kecil Untuk alat mengukur tekanan darah Untuk mengukur waktu yang dibuthkan dalam percobaan



No 1 2



Nama Bahan Air 10oC, 30oC, 45oC9 Air es



3



Alkohol (C2H5OH)



4



Garam dapur



5



Katak



6



Larutan laretan



Kegunaan Untuk mencelupkan jari Untuk mencelupkan jari Untuk membilas jarum



Sebagai bahan percobaan pembuatan apusan Sebagai bahan percobaan pembuatan apusan Untuk disuntikan paada hewan



Precuation Cairan yang sangat volatile mudah terbakar dan uap. Agak beracun jika terhirup, tertelan, dan kontak dengan kulit. -



-



Mudah terbakar karsinogenisitas Dapat menyebabkan kanker



3.2 Prosedur 3.2.1 Anatomi 3.2..1.1 Digunakan buku rujukan yang tersedia, dilengkapi dan dipelajari gambar Digambar anatomi Diidentifikasi dan dipelajari anatomi eksternal jantung (gambar 1), internal jantung (gambar 2a), lapisan penyusun dinding jantung (gambar2b), sirkulasi pulmonari dan sirkulasi sistemik (gambar 3a), sirkulasi hepatik portal (gambar 3b), sirkulasi fetal (gambar 3c), struktur arteri, vena dan kapilari (gambar 4) dan distribusi arteri dan vena-vena utama tubuh (gambar 5). Digambar anatomi jantung teridentifikasi.



3.2.2 Fisiologi 3.2.2.1 Sirkulasi kapiler darah katak Dianastesikan seekor katak dengan disuntikkan larutan uretan 10% (dengan dosis 1,5 mL setiap 50gr katak), direntangkan alat renangnya, ketika telah terjadi anastesi sempurna dan diamati dibawah microscop dengan perbesaran 100x aliran darah dalam kapiler, diteteskan larutan NaCl fisiologis agar jaringan katak tetap basah, dilokasikan satu arteri dan satu vena, dibandingkan sifat dan laju aliran darah dalam arteri dan vena, diamati muncul hilangnya kapiler, diamati sifat aliran dalam kapiler, diteteskan air es pada bagian yang tengah diamati dibawah microscop, diamati apa yang terjadi pada pembuluh arterior kapiler dan venul, ditusukkan ujung jarum yang telah dicelupkan dalam asam asetat glasial ke jaringan dan diamati efek yang terjadi pada pembuluh dan laju aliran dibahas hasil. Hasil pengamatan sirkulasi kapiler darah katak. 3.2.2.2 Warna kulit Dilakukan percobaan ini berpasangan, diposisikan lengan disisi badan dipasang dua sfigmomanometer satu pada setiap lengan, diberikan tekanan sampai 100mmHg, dicelupkan jari-jari daei satu tangan kedalam air 35oC dan jari tangan yang lain kedalam air es 20oC , diamati warna ujung jari tersebut, apakah terjadi sianosis atau manifestasi lainnya, diturunkan tekanan sfigmomanometer sampai 50mmHg dan didiamkan sampai tangan berwarna ungu, dimasukkan jari tangan yang sebelumnya berada diair bersuhu 35oC keair yang bersuhu 20oC dan sebaliknya selama 3 menit dan pertahankan pada posisi yang sama, dikeluarkan jari tangan dari air diamati warna kulit pada tangan dan lengan bawah, diulang percobaan ini pada dua orang lainnya, diganti orang dan dicelupkan jari-jari dari satu tangan kedalam air 45oC dan tangan kedalam air 10oC tanpa diberi tekanan apa-apa selama 1 menit, dikeluarkan kedua tangan dan diamati warna masingmasing tangan dan antesitas warna, diulangi percobaan pada dua orang lainnya, diamati juga ukuran vena dari kedua tangan, ditabelkan hasil percobaan. Hasil pengamatan percobaan perbedaan warna kulit. 3.2.2.3 Hipotermia Jari tangan responden A. A. Tipe A Dikaitkan karet gelang diatas sendi kedua pada sebuah jari tangan, dibiarkan beberapa menit, diamati apakah terjadi perubahan warna, ukuran dan suhu. Hasil pengamatan percobaan perubahan kondisi jari tangan.



B. Refleks Konsensual Direndam jari tangan responden dalam air panas, diamati perubahan warna, ukuran dan suhu yang terjadi. Hasil pengamatan percobaan perubahan warna, suhu dan ukuran jari tangan. 3.2.2.4 Triple Response Dilakukan percobaan ini berpasangan, dibilas sebuah jarum pentul dengan alkohol, digores kulit dengan jarum pentul tersebut, diamati efek yang timbul selama 5 menit, terutama warna kulit dan pembentukan edema triple response mempunyai 3 unsur : pemerahan kulit setempat, penyebaran dan pembentukan berjalan / udem, diulangi pengamatan dengan menggoreskan tabung kaca berujung tumpul, dipasang sfigmomanometer pada lengan atas, naikkan tekanan sampai 200mmHg dan diulangi percobaan diatas dengan menggunakan tekanan 50 mmHg. Hasil pengamatan percobaan efek yang terjadi pada kulit. 3.2.2.5 Kecepatan Denyut Jantung Ditempatkan jemari tangan pada salah satu arteri superfisial dan dihitung kecepatan denyut jantung pada posisi duduk dan berdiri, dilakukan latihan ringan (jalan selama 1 menit), dilakukan latihan lebih berat atau lari selama 1 menit dan dicatat kecepatan denyut jantung dalam denyut/menit. Hasil pengamatan percobaan kecepatan denyut jantung. 3.2.2.6 Bunyi Jantung Ditempatkan stetoskop pada ruang antar rusuk, didengarkan bunyi jantung dan diberikan pemerian bunyi yang didengar, diamati apa yang terjadi pada bunyi, didengarkan bunyi jantung setelah probandus berlari ditempat sebanyak 25 langkah, dibandingkan dengan bunyi jantung normalnya, dibandingkan bunyi jantung saudara dengan bunyi jantung anggota lainnya, ditentukan bunyi sistol dan bunyi diastol, didapatkan bunyi jantung digunakan untuk mendiagnosa, dimaksud apakah murmur dan bunyi jantung. Hasil pengamatan percobaan bunyi jantung.



3.2.2.7 Tekanan Darah Dililitkan ban dari perangkat sfigmomanometer dengan rapi pada lengan atas, diikatkan ban sedemikian sehingga tabung-tabung karet mengarah kebagian bawah, disandarkan lengan pada meja. A. Penentuan tekanan darah dengan cara perabaan denyut jantung Ditutuplah sekrup pentil pada bola karet yang dipegang dengan tangan kanan, dirabalah nadi pada pergelangan tangan ibu jari tangan kiri yang akan diukur tekanannya, dikembangkan berangsurangsur ban dengan dipompa ban karet dan diperhatikan tekanan saat denyut nadi menghilang, dinaikan tekanan 10mmHg bagi diatas tekanan nadi, diturunkan tekanan berangsur-angsur dengan cara perlahan- lahan membuka sekrup pentil, diturunkan terus menerus tekanan dalam ban sampai pada suatu saat bunyi tidak terdengar lagi. Hasil pengamatan percobaan tekanan darah. B. Penentuan tekanan darah dengan cara duskultasi Dililitkan ban pada lengan atas seperti pada cara A tersebut, ditempatkan stetoskop pada percabangan arteri brakhial menjadi arteri ulnaris dan arteri radialis, dinaikan tekanan dalam ban, arteri radialis dan ulnaris dihambat, diturunkan tekanan berangsur-angsur dengan membuka skrup pentil dan dicatat tekanan dimana bunyi terdengar untuk pertama kalinya, diturunkan terus tekanan dalam ban, sampai pada suatu saat bunyi tidak terdengar lagi, dilakukan pengukuran tekanan darah terhadap anggota dari masing- masing kelompok menurut posisi kegiatan yang tercantum ditabel dan dicatat data yang diperoleh. Hasil pengamatan percobaan tekanan darah



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Anatomi



Gambar anatomi internal dan eksternal jantung, gambar vena dan arteri



4.1.2 Sirkulasi kapiler darah katak No 1



2



Gambar



-



Hasil Aliran darah : lancer



-



Ukuran : Normal



-



Warna: merah muda



-



Kecepatan : Melaju



-



cukup kencang Aliran darah : tidak berubah



-



Ukuran : Normal



-



Warna: merah tua



-



Kecepatan : Terhenti



Link youtube : https://youtu.be/W1ea2uLC36A



total



4.1.1



Warna Kulit Tekanan (mmHg)



Kualitas Suhu (◦C)



Warna Kulit



100



20◦C



pucat



100



35oC



Keunguan



50



20◦C



pucat



50



35◦C



warna ungu



Intensitas



Ukuran



Warna Kulit



Vena



Merah muda Vena sampai Menonjol merah tua Merah tua Vena sampai biru Mengecil Tidak berubah



Vena



Sampai biru



Vena



mengecil



mengecil -



10◦C 30◦C



4.1.2 Hipermia Tipe Warn a A B



Merah keungua n Merah



Tidak beruba h pucat



Tidak berubah



Vena



pucat



Tidak berubah



Membesar



Ukuran



Suhu



Membesar



Dingin



Waktu jari Diikat 1,5 menit



tetap



Hangat



5 detik



4.1.3



Triple Response Alat



Jarum Perempuan



Pemerahan kulit setempat Warna kulit kemerahan



Benda tumpul



4.1.4



Warna kulit merah pucat



Penyebaran Terjadi penyebaran disekitar area yang digores dengan jarum Terjadi penyebaran namaun tidak lama



Kecepatan Denyut Jantung Posisi Responden Duduk berdiri Laki-laki



88/menit



4.1.5



Bunyi Jantung Keadaan Normal Setelah lari 25x



4.1.6



Tekanan Darah Posisi Duduk Berdiri Berfikir



Pembentukan benjolan/udem Terjadi pembentukan edema



96/menit



Perempuan 90/1 menit 124/1 menit Tekanan darah Wanita 120/80 96/50 110/50



Tidak terjadi pembentukan Edema



Setelah jalan selama 1 menit 101/menit



Setelah lari selama 1 menit 124/menit



Laki-laki 112/1 menit 115/1 menit Tekanan darah Pria 150/100 160/100 180/120



Tabel perhitungan MAP (Mean Blood Pressure) Responden MAP Perempuan 2.𝐷+𝑆 =



3



2.50+90



= 3 = 63 mmHg



Laki-laki



=



2.𝐷+𝑆 3 2.100+150



= 3 = 116 mmHg



4.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini, mengenai pengamatan tentang sistem kardiovaskular. Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme tubuh. (Putu 2016). Adapun percobaaan yang akan dilakukan yaitu anatomi yang mengidntifikasi anatomi eksternal dan internal jantung, lapisan penyusun diding jantung sirkulasi pulmonari dan sirkulasi sitemik, sirkulasi hepatik portal, sirkulasi fetal, stuktr arteri, vena, dan kapileri. Lalu Fisiologi mengamati sirkulasi kapiler pada katak, Warna kulit, hipeemia, triple response, kecepatan denyut jantung, bunyi jantung, tekanan darah. Pada prosedur pertama mengidntifikasi anatomi eksternal dan internal jantung, lapisan penyusun diding jantung sirkulasi pulmonari dan sirkulasi sitemik, sirkulasi hepatik portal, sirkulasi fetal, stuktur arteri, vena, dan kapileri. Bagian – bagian jantung yaitu sebagai berikut: 1. Perikardium Jantung berada dalam rongga berisi cairan yang disebut rongga perikardial. Dinding dan lapisan rongga perikardial inilah yang disebut dengan perikardium. Perikardium merupakan sejenis membran serosa yang menghasilkan cairan serous untuk melumasi jantung selama berdenyut dan mencegah gesekan yang menyakitkan antara jantung dan organ sekitarnya, berfungsi untuk menyangga dan menahan jantung untuk tetap berada dalam posisinya. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium (lapisan terluar), miokardium (lapisan tengah), dan endokardium (lapisan dalam). - Epikardium Epikardium adalah lapisan luar dinding jantung. Epikardium terdiri dari perikardium fibrosa dan jaringan epitel. Karakteristik jaringannya adalah jaringan ikat yang kuat, padat, dan tidak elastis Diantara ruang perikardium, terdapat ruang yang disebut pericardial cavity. Ruang ini sempit berisi cairan perikardial 10 sampai 15 mililiter. Cairan ini berfungsi memudahkan pergerakan jantung. - Miokardium Miokardium adalah lapisan tengah dinding jantung. Karakteristik lapisannya tebal dan terdiri dari sel otot jantung. Miokardium berkontraksi untuk memompa darah ke aorta. Terdapat saraf simpatik dan parasimpatik di otot jantung. Ini membuat jantung bekerja secara otomatis tanpa sadar. Namun, beberapa faktor bisa menyebabkan kecepatan kerja otot jantung meningkat atau menurun. Misalnya, aktivitas fisik dan tingkat stres.



-



Endokardium Endokardium adalah lapisan terdalam dari jantung. Karakteristik lapisan ini adalah tidak kaku karena berfungsi untuk mengumpulkan darah dan memompa darah.



2. Serambi (atrium) Serambi atau disebut juga atrium merupakan bagian jantung atas yang terdiri dari serambi kanan dan kiri. Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah kotor dari tubuh yang dibawa oleh pembuluh darah. Sedangkan serambi kiri berfungsi untuk menerima darah bersih dari paruparu. Serambi memiliki dinding yang lebih tipis dan tidak berotot, karena tugasnya hanya sebagai ruangan penerima darah. 3. Bilik (ventrikel) Bilik atau disebut juga ventrikel merupakan bagian jantung bawah yang terdiri dari bagian kanan dan kiri. Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah kotor dari jantung ke paru-paru. Sementara itu, bilik kiri berfungsi untuk memompa darah bersih dari jantung ke seluruh tubuh. Dinding bilik jauh lebih tebal dan berotot dibandingkan dengan serambi karena bekerja lebih keras untuk memompa darah baik dari jantung ke paru-paru, maupun ke seluruh tubuh. 4. Katup Ada empat katup yang menjaga aliran darah mengalir ke satu arah, yaitu: - Katup trikuspid, untuk mengatur aliran darah antara serambi kanan dan bilik kanan - Katup pulmonal, untukk mengatur aliran darah dari bilik kanan ke arteri - Katup mitral , untuk mengalirkan darah yang kaya oksigen dari prauprau mengalir dari serambi kiri ke bilik kiri - Katup aorta, untuk membuka jalan bagi darah yang kaya akan oksigen untuk dilewati dari bilik kiri ke aorta (arteri terbesar di tubuh) 5. Pembuluh darah Terdapat tiga pembuluh darah utama yang terdapat di jantung, yaitu: Arteri Pembuluh darah jantung ini kaya akan oksigen karena berfungsi darah ke sisi kiri otot jantung (ventrikel dan atrium kiri). Arteri Pembuluh darah jantung ini kaya akan oksigen karena berfungsi darah ke sisi kiri otot jantung (ventrikel dan atrium kiri). Arteri Memiliki dinding yang cuku pelastis sehingga mampu menjaga tekanan darah tetap konsisten. Arteri koroner kiri utama kemudian bercabang membentuk:



-



Arteri Left Anterior Descending (LAD), berfungsi menyediakan darah menuju bagian atas dan kiri jantung. - Arteri Left Circumflex (LCX), cabang arteri kiri utama yang mengelilingi otot jantung dan menyediakan darah menuju sisi luar dan belakang jantung. Arteri koroner kanan bertugas memasok darah menuju ventrikel kanan, atrium kanan, SA (sinoatrial) dan AV (atrioventricular). Arteri koroner kanan bercabang menjadi arteri Right Posterior Descending, dan arteri marginal kanan. Bersama dengan LAD, arteri koroner kanan membantu memasok darah menuju sekat jantung. Vena Pembuluh darah yang satu ini membawa darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh untuk kembali ke jantung. Dibandingkan dengan arteri, vena memiliki dinding pembuluh yang lebih tipis. Kapiler Pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan arteri terkecil dengan vena terkecil. Dindingnya sangat tipis sehingga memungkinkan pembuluh darah untuk bertukar senyawa dengan jaringan sekitarnya, seperti karbon dioksida, air, oksigen, limbah, dan nutrisi. Kapiler Pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan arteri terkecil dengan vena terkecil. Dindingnya sangat tipis sehingga memungkinkan pembuluh darah untuk bertukar senyawa dengan jaringan sekitarnya, seperti karbon dioksida, air, oksigen, limbah, dan nutrisi. Sirkulasi pulmonal Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang terdeoksigenasi yang berasal dari seluruh tubuh, yang dialirkan melalui vena cava superior dan vena cava 14 inferior kemudian ke atrium kanan dan selanjutnya ke ventrikel kanan, meninggalkan jantung kanan melalui arteri pulmonalis menuju paru-paru (kanan dan kiri). Di dalam paru, darah mengalir ke kapiler paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan, sehingga menghasilkan darah yang teroksigenasi. Oksigen diambil dari udara pernapasan. Darah yang teroksigenasi ini kemudian dialirkan melalui vena pulmonalis (kanan dan kiri), menuju ke atrium kiri dan selanjutnya memasuki ventrikel kiri melalui katup mitral (bikuspidalis). Darah dari ventrikel kiri kemudian masuk ke aorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh (dan dimulai lagi sirkulasi sistemik)



Sirkulasi sistemik Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah yang mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru, dipompa keluar oleh jantung melalui ventrikel kiri ke aorta, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling kecil (kapiler) . Pada prosedur kedua ada fisiologi sirkulasi kapiler darah katak, alat sirkulasi darah katak terdiri atas jantung, arteri, vena, kapiler, dan sinus venosus. Jantung terdiri dari 3 ruangan yaitu atrium kiri, atrium kanan, dan satu ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat sekat. Antara atrium kanan dan kiri terdapat katup. Sinus venosus terletak di sebelah dorsal jantung. Aliran darah diawali dari seluruh tubuh yang kaya CO2 masuk ke jantung melalui vena kava. Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus dan akan masuk ke atrium kanan, dan menuju ventrikel, lalu dipompa menuju paru-paru. Selanjutnya, darah dari paru-paru yang kaya O2 masuk ke atrium kiri dan menuju ventrikel. Selain dari paru-paru, O2 juga dapat diperoleh melalui kapiler-kapiler di bawah kulit. O2 ini masuk ke dalam kulit secra difusi. Jadi, di dalam ventrikel kedua jenis darah bercampur. Kemudian darah O2 dari ventrikel dipompa menuju arteri untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Kulit amfibi juga berperan sebagai alat pernapasan. Oksigen masuk melalui kulit secara difusi, ke kapiler-kapiler di bawah kulit. Darah beredar dari jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali lagi ke jantung. Selain itu, juga terjadi aliran darah dari jantung menuju paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung. Pada percobaan ketiga ada warna kulit, didapatkan hasil dari tekanan 100 mmHg pada suhu 10oC yaitu warna kulit menjadi sedikit ungu, intensitas warna kulit sedikit pucat, dan ukuran vena nya menonjol manfentasinya mati rasa. Pada suhu 30oC yaitu kualitas warna kulit menjadi keunguan dan abu-abu, intensitas warna kulit jadi pucat, dan ukuran vena nya mengecil terasa sakit . Pada tekanan 50 mmHg, pada suhu 10 oc yaitu kualitas warna kulit menjadi sedikit ugu dan memerah, intensitas warna kulit tidak berubah, dan ukuran vena nya mengecil. Pada suhu 30 oc yaitu kualitas warna kulit menjadi sedikit ungu , intensitas warna sedikit ungu dan kemerahan, dan ukuran vena nya mengecil. Menfestasinya terasa sakit. Pada suhu 10 oc yaitu kualitas warna kulit menjadi sedikit ungu dan memerah, intensitas warna tidak berunbah, dan ukuran vena nya sedikit membesar. Pada suhu 30 oc yaitu kualitas warna kulit menjadi merahan, intensitas warna kulit tidak berubah, dan ukuran vena nya tidak berubah. Faktor yang mempengaruhi warna kulit yaitu DNA, melanin, hormon estrogen dan progesteron, serta faktor lingkungan. Manfaat percobaan ini untuk mengetahui ketahanan kulit terhadap air panas dan air dingin.



Pada percobaan selanjutnya mengenai hiperemia, Hiperemia adalah suatu kondisi di mana darah akan sesak didaerah tertentu dari tubuh. Hal ini ditandai dengan kemerahan pada daerah yang terkena dan pembilasan. Daerah yang terkena mungkin juga terasa hangat menyentuh. pada tipe A jenis hipermia pasif. Hyperemia pasif adalah penyumbatan yang sering terjadi pada organ seperti hati, paru-paru, serta ekstremitas bawah. Hal ini terjadi karena penyumbatan pembuluh darah. Sumbatan di pembuluh darah merugikan mempengaruhi aliran darah, sehingga menyebabkan darah mengumpul di bagian-bagian tertentu dari tubuh. dan tipe B jenis hipermia aktif. Hipermia aktif yang juga disebut hiperemia latihan atau hyperemia fungsional, adalah jenis dimana peningkatan aliran darah ke bagian tertentu dari tubuh terjadi karena peningkatan aktivitas metabolik dari jaringan atau organ. Hal ini bisa terjadi ketikaotot-otot dalam kontrak tubuh. Hal ini juga terjadi karena kombinasi dari hipoksia pada jaringan (berkurangnya pasokan darah) dan produksi metabolit vasodilator. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hiperemia seperti respons fisik biasa, tanda penyakit serius, dan lain-lain. Sementara itu, rebound hipermia juga dikenal dengan rebound redness adalah kondisi kemerahan yang lebih parah terjadi setelah efek dekongestan mulai menghilang, akibatnya harus menggunakannya terus menerus. Secara umum, dikenal dua jenis hiperemia yaitu aktif dan pasif. Manfaat percobaaan ini adalah membandingkan keadaan hyperemia dan mengamati perubahan yang terjadi pada warna dan ukuran. Percobaan triple response dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan tekanan 200 mmHg , 50 mmHg , dan tanpa tekanan . Triple Response adalah terjadinya kemerahan, penyebaran , dan pembentukan edema. Dan dilakukan dengan menggunakan alat jarum dan kaca tumpul (tabung reaksi). Untuk yang tanpa tekanan didapatkan hasil jika digores dengan jarum terjadi kemerahan pada kulit setempat dan terjadi pembentukan benjolan/udem. Akan tetapi jika digores dengan tabung reaksi hanya terjadi pemerahan kulit setempat dan terjadi penyebaran namun tidak terjadi benjolan. Untuk hasil yang menggunakan tekanan 200 mmHg jika digores menggunakan jarum terjadi kemerahan namun padaa menit ke 1 kemerahan hilang. dan tabung kaca pemerahan dan penyebaran namun tidak bertaahan lama sehingga pada menit ke 5 wana menghilang. Keduanya tidak terjadi triple response, hasil ini disebabkan tidak adanya aliran darah akibat tekanan sfigmamonometer. Untuk hasil yang menggunakan tekanan 50 mmHg jika digores menggunakan jarum dan tabung kaca hanya terjadi pemmerahan dab penyebaran namun tidak bertahan langga sehingga pada menit ke 5 warna menghilang.



Ketika digores dengan jarum terjadi pemerahan setempat dan terjadi pembentukan benjolan /udem. Bahkan setelah lebih dari 5 menit warna dan benjolan tetep ada. Ada atau tidak adanya warna seperti penyebaran kulit setempat dan terjad pembentukan benjolan tergantung kepada kulit dan kekuatan saat menekan. Manfaat triple response untuk mengetahui perbaikan kulit dari adanya goresan. Mekanisme terjadinya triple response paada gerakan refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari dari reseptor penerima rangsang. Dihasilkan Pada percobaan selanjutnya ada kecepatan denyut jantung, di dapatkan hasil pada posisi berbaring didapatkan hasil yaitu 70/menit. Pada posisi duduk didapatkan hasilnya yaitu 87/menit. Pada posisi berdiri didapatkan hasil yaitu 98/menit. Pada posisi lari didapatkan hasil yaitu 125/menit. Denyut jantung dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung adalah usia, aktivitas fisik, tingkat kebugaran, suhu udara, emosi, posisi dan ukuran tubuh, serta konsumsi obat-obatan tertentu. Pada prosedur selanjutnya mengenai bunyi jantung, bunyi jantung berasal dari katup jantung yang membuka dan menutup ketika darah mengalir melalui ruang jantung. Ada perbedaan antara bunyi jantung yang dianggap normal dan abnormal. Bunyi jantung normal, anatomi jantung terdiri dari empat ruangan, yakni atrium (serambi) kanan dan kiri di bagian atas, serta ventrikel (bilik) kanan dan kiri di bagian bawah. Selain itu, jantung juga memiliki empat katup, yaitu katup mitral, katup trikuspid, katup pulmonal, dan katup aorta, yang berfungsi untuk memastikan darah mengalir ke arah yang benar. Dalam kondisi normal, bunyi jantung memiliki dua irama, yakni suara “lub-dup” yang berulang. Suara “lub” dihasilkan oleh getaran yang terbuat dari penutupan katup mitral dan katup trikuspid. Hal ini terjadi ketika kedua ventrikel (bilik) jantung berkontraksi, serta memompa darah ke aorta dan arteri pulmonalis. Katup jantung mitral dan trikuspid pun menutup untuk mencegah darah mengalir kembali ke atrium (serambi) jantung. Setelah memompa darah, ventrikel mengendur untuk menerima darah dari atrium. Katup pulmonal dan aorta pun menutup dan menyebabkan getaran sehingga menimbulkan bunyi jantung “dup.” Bunyi jantung abnormal, berikut ini adalah beberapa jenis bunyi jantung abnormal yang mungkin terjadi yitu, Murmur jantung, murmur jantung adalah suara tak biasa yang terdengar selama jantung berdetak. Kondisi ini juga disebut dengan bising jantung karena menimbulkan suara mendesing atau mendesis. Irama gallop, irama gallop adalah bunyi jantung abnormal yang menyerupai derap langkah kuda. Bunyi tersebut dapat muncul setelah suara “lub” atau “dup.



Friction rub, friction rub dapatmenimbulkan bunyi gesekan pada jantung. Bunyi tersebut biasanya disebabkan oleh gesekan antara lapisan perikardium (membran pembungkus jantung) atau akibat infeksi virus, bakteri, hingga jamur pada perikardium. Heart click, heart click dapat menimbulkan bunyi “klik” selama jantung berdetak. Pada percobaan kali ini didapatkan hasil bunyi sistol “Dub” terdengar keras dan pelan. Bunyi diastole “dub dub dub” terdengar cepat kemudian hilang pada bunyi terakhir yang terdengar. Diapatkan hasil pada perempuan saat keaadaan normal 90/ menit, setelah lari 25 langkah 12/menit. Pada laki-laki saat keadaaan normal 112/menit, setelah lari 25 langkah 115/menit. Pada prosedur terakhir yaitu mengenai tekanan darah, tekanan darah adalah ukuran yang dapat menentukan seberapa kuat jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Didapatkan hasil dari percobaan pengamatan pada perempuan saat duduk tekanan sistol 90 mmHg tekanan diastolnya yaitu 50 mmHg, saat berdiri tekanan sistol nya yaitu 96 mmHg dan tekanan diastolnya yaitu 40 mmHg, saat berpikir saat tekanan sistol nya yaitu 110 mmHg dan tekanan diastolnya yaitu 50 mmHg. Pada lakilaki saat duduk tekanan sistol nya yaitu 150 mmHg dan tekanan diastolnya yaitu 100 mmHg, saat berdiri tekanan sistol nya yaitu 160 mmHg dan tekanan diastolnya yaitu 100 mmHg, saat berpikir tekanan sistol nya yaitu 180 mmHg dan tekanan diastolnya yaitu 120 mmHg Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan darah pada perurmpuan tekanan darahnya normal dan pada laki-laki tekanan daranya tinggi. Pada saat berdiri dan berpikir tekanan darah meningkat. Orang dewasa dengan kondisi tubuh sehat umumnya memiliki tekanan darah normal sekitar 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Angka 90 dan 120 menunjukkan tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh atau biasa disebut tekanan sistolik. Sementara itu, angka 80 dan 60 menunjukkan tingkat tekanan saat jantung beristirahat sejenak sebelum kembali memompa darah lagi, atau disebut juga tekanan diastolik. Tekanan darah daat dipengaruhi oleh beberapa faktor, berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah manusia yaitu Jenis kelamin, faktor gravitasi, usia, kondisi kesehatan, aktivitas, obesitas, obat-obatan, dan keadaan emosional. Sedangkan faktor- faktor yang mempertahankan tekanan darah adalah kekuatan memompa jantung, elastisitas pembuluh darah, dan banyaknya darah yang beredar.



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Bagian Bagian Jantung - Aorta - Vena Kava Superior - Arteri Pulmonalis - Katup aorta - Atrium - Vena Pulmonalis - Katup Trikuspidalis - Katup Mitral - Ventrikel - Vena Kava Inferior - Vena Kava Inferior - Vena Kava Inferior



5.1.2



5.1.3



Sirkulasi pilmonari, sistemik, hepatik portal dan fetal Sirkulasi pulmonari atau sirkulasi paru merupakan sirkulasi darah dari jantung menuju paru-paru dan sebaliknya. Sirkulasi sistemik, adalah sirkulasi di dalam tubuh yang menggerakkan darah antara jantung dan seluruh tubuh. Sirkulasi portal hepatik merupakan bagian dari sirkulasi sistemik yang membawa darah dari organ pencernaan (intestinal) menuju vena porta untuk selanjutnya masuk ke liver dan keluar melalui vena hepatica dan masuk ke dalam vena cava inferior. Fetal adalah berhubungan dengan janin. Struktur anatomi arteri,vena dan kapilari



Arteri adalah pembuluh darah yang meninggalkan jantung. Vena adalah pembuluh darah yang menuju jantung. Kapiler adalah pembuluh darah kecil 5.1.4



dengan jumlah sangat banyak yang menghubungkan arteri dengan vena. Kapiler memiliki sebutan lain, yakni mikrosirkulasi. Lokasi arteri dan vena utama tubuh Pembuluh darah arteri dan vena terletak di seluruh bagian tubuh dari mulai kepala, wajah, mata, hidung, hingga kaki. Pembuluh darah vena biasanya letaknya lebih superfisial (lebih dekat ke permukaan) dan tampak berwarna kehijauan/ kebiruan di bawah kulit. Pembuluh darah arteri biasanya terletak lebih dalam (tidak tampak di kulit) dan bisa diraba berdenyut, normalnya mengikuti kecepatan denyut jantung.



5.1.5



Menentukan bunyi dan kecepatan denyut jantung Bunyi jantung normal maupun tidak normal biasanya dapat diketahui ketika seseorang sedang melakukan pemeriksaan fisik jantung, misalnya saat medical check-up atau pemeriksaan fisik umum. Jika bunyi jantung tidak terdengar “lupdup” atau disertai dengan bunyi jantung tambahan, kemungkinan jantung mengalami gangguan. Detak jantung normal per menit bagi orang dewasa, termasuk yang lebih tua, adalah 50 serta 100 bpm (denyut per menit). Sedangkan, atlet yang sedang berlatih memiliki detak jantung istirahat normal di bawah 60 bpm, kadang-kadang capai 40 bpm.



5.1.6



Menentukan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi warna kulit, faktor yang dapat mempengaruhi warnakulit. Faktor yang dapat mempengaruhi warnakulit yaitu DNA, melanin, hormon estrogen dan progesteron, serta faktor lingkungan.



5.1.7



Menentukan tekanan darah dan menentukan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tekanan darah Faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah manusia yaitu Jenis kelamin, faktor gravitasi, usia, kondisi kesehatan, aktivitas, obesitas, obat-obatan, dan keadaan emosional. Sedangkan faktor-faktor yang mempertahankan tekanan darah adalah kekuatan memompa jantung, elastisitas pembuluh darah, dan banyaknya darah yang beredar.



DAFTAR PUSTAKA Griadhi, A. ( 2016 ). Sistem Kardiovaskular, Bali : Universitas Udayana. Muttaqin.A. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika. Manembu.M., Jimmy R., dan Vennetia R. D. 2015. Pengaruh Posisi Duduk Dan Berdiri Terhadap Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Pada Pegawai Negeri Sipilkabupaten Minahasa Utara. Jurnal e-Biomedik (eBm). 3(3). Zainul,Z. 2007. Kekuatan Metode Lafidzi Hidup Sehat Dengan Olah Lahir, Fikir,& Dzikir.Jakarta: Qultum Media.