14 0 224 KB
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS EGG GRADING Disusun Oleh : 200110120060Nughraha F 200110120181Erna Pramudita 200110120183M Gusdanu S 200110120214Gina Nafsil M 200110120215Deni Nugraha 200110120224Hendri Wijaya Kelompok 3 Kelas D
LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2014
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai gizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti protein dengan asam amino yang lengkap, lemak, vitamin, mineral, serta memiliki daya cerna yang tinggi.Telur menjadi salah satu produk peternakan yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang.Sebab selain rasa nya yang cukup lezat,telur juga mempunyai kualitas gizi yang sangat baik hampir seluruh putih telurnya merupakan protein yang dapat digunakan sebagai zat pembangun. Hasil metabolisme lemak dapat berupa energi dua kali lipat energi yang dihasilkan dari metabolisme karbohidrat.Berdasarkan hal tersebut para pedagang/ pembeli harus slektif dalam memilih telur yang akan dijual atau dibelinya. Penjual butuh telur dengan kualitas bagus supaya pembeli suka dan selalu selera dengan jualannya. Begitupun dengan pembeli atau konsmen harus memilih telur dengan kualitas bagus untuk ia konsumsi. Di samping semua itu telur juga mempunyai sifat yang kualitasnya mudah rusak .Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu tindakan atau usaha-usaha bidang teknologi kualitas dan penanganan pasca produksi telur. Tindakan ini penting agar produksi telur yang dicapai dengan segala usaha ini dapat sampai ke konsumen dengan kualitas yang masih tetap baik. Penurunan kualitas telur antara lain disebabkan masuknya mikrobamikroba perusak ke dalam isi telur melalui pori-pori kerabang telur, menguapnya air dan gas karena pengaruh suhu lingkungan. Ruang penyimpan yang mlembab akan menyebabkan kerabang berjamur.Adapun penurunan kualitas yang dimaksud terdiri dari kualitas telur utuh maupun isi telur. Maka untuk mengetahui cara pengujian kualitas eksternal dan kualitas internal telur perlu dilakukan praktikum pengenalan telur segar. Kualitas eksternal difokuskan pada kebersihan kulit,
tekstur dan bentuk telur, sedangkan kualitas internal mengacu pada putih telur (albumen) kebersihan dan viskositas, ukuran sel udara, bentuk kuning telur dan kekuatan kuning telur. Penurunan kualitas interior dapat diketahui dengan menimbang bobot telur atau meneropong ruang udara(air cell) dan dapat juga dengan memecah telur untukdiperiksa kondisi kuning telur, putih telur (HU) dan daya busanya.
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum
Mengetahui ciri-ciri kualitas telur Mengetahui kelas telur berdasarkan ciri-cirinya tersebut Mampu menentukan kualitas telur dan kelas (grade) telur
1.3 Identifikasi Masalah
Bagaimana ciri-ciri kualitas telur ? Bagaimana kelas telur berdasarkan ciri-cirinya ? Bagaimana menentukan kualitas telur dan kelas (grade) telur ?
1.4 Waktu dan Tempat praktikum
Waktu : Selasa, 6 Mei 2014 Pukul 09.30 s/d 11.30 WIB Tempat Praktikum : Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran .
II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telur yang Baik Telur merupakan kumpulan makanan yang disediakan induk unggas untuk perkembangan embrio menjadi anak ayam didalam suatu wadah. Isi dari telur akan semakin habis begitu telur telah menetas. Telur tersusun oleh tiga bagian utama : kulit telur, bagian cairan bening, dan bagian cairan yang berwarna kuning (Rasyaf, 1990). Telur merupakan salah satu produk peternakan unggas yang memiliki kandungan gizi lengkap dan mudah dicerna. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani
disamping
daging,
ikan
dan
susu.
Secara
umum
terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu kulit telur atau cangkang (11 % dari bobot tubuh), putih telur (57 % dari bobot tubuh) dan kuning telur (32 % dari bobot tubuh).(Suprapti, 2002). Ciri-ciri telur yang baik antara lain : kerabang bersih, halus, rongga udara kecil, kuning telurnya terletak ditengah dan tidak bergerak, putih telur bagian dalam , kental dan tinggi pada bagian putih telur maupun kuning telur tidak terdapat noda darah maupun daging. Bentuk telur serta besarnya juga proporsional dan normal (Sudaryani dan Samosir, 1997). Oleh karena telur mempunyai pelindung yang keras dalam bentuk kulit telur/kerabang, maka yang terpenting untuk kualitas telur ditentukan dari sudut internal, yaitu dari komposisi gizinya. Komposisi gizi ini tentu saja dipengaruhi oleh makanan yang diberikan pada unggas. Faktor eksternalnya berupa bakteri perusak yang berusaha untuk masuk ke dalam telur melalui pori-pori pada kerabang telur. Secara interbal memang kualitas telur ditentukan oleh kandungan gizinya dan struktur fisik isi telur itu. Telur yang baik dilihat dari struktur fisik adalah telur dengan putih telur yang masih kental dan bening. Biasanya putih telur ini masih terbagi atas 2 lapisan yaitu lapisan yang kental didekat kuning telur dan lapisan yang encer dibagian terluar kuning telur. Bila semua lapisan telurnya
sudah encer maka kualitas
telur itu
mulai merosot (Rasyaf, 1996).
2.2 Egg Grading pada Telur Kualitas telur ditentukan oleh dua faktor, yakni kualitas luarnya berupa kulit cangkang dan isi telur. Kualitas luar ini bisa berupa bentuk, warna, tekstur, keutuhan, dan kebersihan kulit cangkang. Sedangkan yang berkaitan dengan isi telur meliputi kekentalan putih telur, warna dan posisi telur, serta ada tidaknya noda-noda pada putih dan kuning telur. Dalam kondisi baru, kualitas telur tidak banyak mempengaruhi kualitas bagian dalamnya. Jika telur tersebut dikonsumsi langsung, kualitas telur bagian luar tidak menjadi masalah. Tetapi jika telur tersebut akan disimpan atau diawetkan, maka kualitas kulit telur yang rendah sangat berpengaruh terhadap awetnya telur. Kualitas isi telur tanpa perlakuan khusus tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama. Dalam suhu yang tidak sesuai, telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari dua minggu. Kerusakan ini biasanya ditandai dengan kocaknya isi telur dan bila dipecah isinya tidak mengumpul lagi (Anonima,2009). Kualitas fisik telur juga ditentukan oleh kuning telur, warna kuning telur tersebut disebabkan karena adanya kandungan xantofil pakan yang diabsorpsi dan disimpan dalan kuning telur (Stadellman et al., 1995).
III
ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan Alat :
Baki/ nampan
candler
Egg yolk colour fan
Ember
Hydrometer
Jangka sorong
Kaca bening
Kantong plastic
Mikrometer skrup
Official air cell gauge
Pisau
Timbangan
Bahan :
Air
Garam
Tujuh buah telur ayam ras segar
3.2 Cara Kerja 3.2.1 Uji Spesific Gravity (SG) Membuat larutan : 1. Ember diisi dengan air sampai ¾ -nya 2. Dimasukkan garam sesuai kebutuhan.
3. Diukur berat jenisnya dengan hydrometer sesuai ukuran pada setiap ember, yaitu 1,075 ; 1,080 ; 1,085 ; 1,095 ; 1,100 4. Ember ditandai sesuai dengan nilai SG-nya. Pengujian pada telur : 1. setiap telur yang akan diuji diberi nomor 2. Masing-masing telur dimasukkan pada keranjang. 3. Keranjang dimasukkan kedalam larutan yang telah dibuat (dari yang
terendah
berurut
sampai
dengan
yang
tertinggi
konsistensinya) sambil diperhatikan posisi telur dalam air, tenggelam, melayang atau mengambang. 4. Nomor telur dicatat pada table sesuai hasil pengamatan (telur yang mengambang, pada larutan yang mana). 3.2.2
Kualitas telur a. Pengamatan kualitas telur sebelum dipecahkan 1. Berat telur dihitung 2. Shape Index dihitung 3. Textur telur diamati 4. Keutuhan telur diamati 5. Kebersihan telur diamati 6. Rongga telur diamati dengan menggunakan candler 7. Bayangan yolk diamati b. Pengamatan kualitas telur sesudah dipecahkan 1. Haugh Unit dihitung 2. Kondisi albumen diamati 3. Kebersihan, bentuk dan besar yolk diamati c. Ketebalan kerabang setiap telur diukur dengan mengggunakan mikrometer skrup . d. Bobot bagian-bagian telur (kerabang) ditimbang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 4.1.1 Tabel Specific Gravity NO TELUR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1.075 x x x x x v x x x x v v v x v v x v v v v v v v x x v v x
1.08 v v v v v v v v v v x x x v v v v v v v v v v v x v v v x
1.085 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v x
1.09 v v v v v x v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v x
1.095 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
1.1 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
v v v v v v v v v v v v v x v v v v v
v v v v v v v v v v v v v x v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Ket : tanda x berarti telur tenggelam
4.1.2 Tabel Pengamatan Kualitas Telur TEKSTU R TELUR
RONGG A
BAYANGAN
UDARA
YOLK
B
AA
AA
B
A
AA
BULAT
AA
BULAT BULAT
NO
BERAT TELUR
SI (SHAPE INDEX)
1
LARGE
NORMAL
A
AA
2
EXTRA LARGE
NORMAL
A
3
LARGE
BULAT
4 5 6
MEDIU M EXTRA LARGE JUMBO
KEUTUHAN
KEBERSIHAN
YOLK
B
C
AA
A
A
B
C
AA
A
B
AA
AA
C
AA
A
AA
AA
AA
AA
C
AA
A
B
AA
C
AA
AA
C
AA
A
AA
AA
AA
A
AA
B
AA
A
No Grade
A
7
JUMBO
NORMAL
A
AA
A
A
AA
8
JUMBO
BULAT
B
AA
C
A
AA
A
A AA A
9 10
EXTRA LARGE MEDIU M
KO ALB
HU
LONJONG
A
AA
C
AA
A
No Grade
NORMAL
B
AA
A
AA
AA
B
A
11
EXTRA LARGE
BULAT
B
AA
A
A
A
B
AA
12
JUMBO
LONJONG
A
AA
A
A
AA
B
B
BULAT
B
AA
C
AA
AA
C
B
A
NORMAL
A
AA
C
AA
AA
B
A
A
13 14
MEDIU M MEDIU M
15
LARGE
BULAT
B
AA
C
AA
AA
B
A
A
16
LARGE
NORMAL
A
AA
A
AA
AA
B
A
A
NORMAL
A
AA
A
AA
AA
B
A
A
NORMAL
A
AA
A
AA
AA
A
A
A
A
17 18
EXTRA LARGE MEDIU M
19
LARGE
NORMAL
AA
AA
A
AA
B
AA
AA
20
LARGE
NORMAL
A
AA
B
A
A
AA
AA
21
EXTRA LARGE
NORMAL
A
AA
A
A
A
AA
A
22
LARGE
LONJONG
AA
AA
A
AA
B
A
A
23
LARGE
NORMAL
A
AA
C
A
A
A
A
24
LARGE
NORMAL
AA
AA
A
AA
B
A
AA
25
JUMBO
NORMAL
A
A
B
A
AA
AA
A
26
EXTRA LARGE
NORMAL
A
A
B
AA
AA
AA
B
27
LARGE
NORMAL
B
A
NO GRADE
AA
AA
AA
A
28
EXTRA LARGE
NORMAL
A
A
A
AA
AA
B
A
29
LARGE
BULAT
AA
A
A
AA
AA
AA
A
30
LARGE
NORMAL
A
A
NO GRADE
AA
AA
AA
A
31
LARGE
BULAT
A
AA
B
AA
AA
A
AA
A
32
EXTRA LARGE
NORMAL
A
AA
B
AA
AA
A
AA
A
33
LARGE
NORMAL
A
AA
B
AA
AA
AA
AA
A
34
EXTRA LARGE
NORMAL
A
AA
B
AA
AA
B
AA
A
35
LARGE
BULAT
A
AA
B
AA
AA
B
AA
A
36
LARGE
NORMAL
A
AA
B
AA
AA
AA
AA
A
37
MEDIU M
BULAT
C
A
C
AA
B
A
AA
38
LARGE
NORMAL
B
A
B
A
B
A
AA
A
39
LARGE
NORMAL
B
A
B
AA
B
AA
AA
A
40
JUMBO
NORMAL
A
A
A
AA
B
B
AA
NORMAL
A
A
A
A
B
B
AA
NORMAL
C
A
C
A
B
AA
AA
NORMAL
AA
AA
A
A
AA
A
AA
NORMAL
A
AA
B
AA
C
A
C
NORMAL
A
AA
NO GRADE
A
A
AA
A
41 42 43 44 45
EXTRA LARGE EXTRA LARGE EXTRA LARGE EXTRA LARGE EXTRA LARGE
46
SMALL
NORMAL
A
AA
B
AA
AA
B
AA
47
EXTRA LARGE
NORMAL
AA
AA
B
AA
AA
B
AA
A
A
A
4.1.3 Tabel Pengamatan Pengukuran Tambahan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
TEBAL KERABANG 0.39 0.38 0.3 0.43 0.51 0.7 0.10 0.4 0.45 0.52 0.5 0.13 0.33 0.31 0.24 0.39 0.26 0.33 0.24 0.36 0.30 0.26 0.26 0.25 0.44 0.15 0.2 0.3 0.4 0.15 0.47 0.50 0.41 0.42 0.48 0.50 0,33 0,32 0,25 0,30 0,32
% KERABANG 15.80 12.50 11.47 11.76 11.94 13.89 13.85 10.25 12.69 11.32 13.11 13.85 12.96 11.32 11.11 16.67 10.29 14.26 11,67 14,25 13,04 11,47 11,67 12,90 10 11.76 8.77 8.57 13.11 12.06
15,25 10 10,34 10,29 12,90 13,11 13,72 9,52 14,75 10,96 10,77
% ALBUME N 52.63 57.81 59.02 54.90 59.70 58.34 56.92 66.67 58.87 58.5 55.74 56.92 72.23 73.58 86.79 75 75 80.36 58,33 52,42 56,53 59,02 61,66 58,07 67.5 64.7 64.9 58.5 55.7 60.3
54,2 65,71 60,34 61,76 59,68 59,61 54,90 61,90 55,75 53,42 58,46
% YOLK
IY
IA
31.58 29.68 29.51 33.34 28.36 27.78 29.23 23.07 28.57 30.18 31.15 29.23 27.78 26.41 26.98 25 25 26.76 30 33,33 30,43 29,51 26,67 29,03 22.5 23.5 26.31 32.85 31.11 27.5
0.35 0.35 0.35 0.34 0.37 0.38 0.3 0.34 0.28 0.365 0.395 0.378 0.05 0.42 0.41 0.38 0.38 0.46 0,34 0,40 0,41 0,38 0,39 0,35 0.38 0.34 0.35 0.36 0.35 0.35 0,35 0,38 0,33 0,37 0,31 0,34 0,2 0,5 0,4 0,4 0,4
0.017 0.015 0.018 0.012 0.010 0.03 0.11 0.053 0.017 0.038 0.03 0.033 0.009 0.05 0.03 0.031 0.012 0.049 0,08 0,08 0,05 0,035 0,033 0,033 0.04 0.02 0.02 0.014 0.03 0.02 0,018 0,015 0,035 0,014 0,0093 0,028 0,017 0,06 0,012 0,02 0,04
30,51 24,28 29,31 27,94 27,97 27,8 31,37 28, 57 29,51 27,39 30,76
42 43 44 45 46 47 48
4.2.
0,24 0.31 0.218 0.32 0.31 0.3 0.21
8,69 12.03 9.38 10.44 10.41 8.69 8.34
66,67 57.81 62.5 65.67 56.25 68.12 65
24,64 31.25 28.13 23.88 33.34 23.18 26.67
0,5 0.35 0.18 0.41 0.43 0.36 0.45
Pembahasan Klasifikasi telur konsumsi dilakukan untuk memudahkan konsumen
memilih sesuai kebutuhan. Klasifikasi telur berdasarkan faktor kualitas dan berat. Faktor kualitas secara eksterior difokuskan pada berat telur, bentuk telur, tekstur telur, keutuhan telur, kebersihan telur, rongga udara telur, dan bayangan yolk. Sedangkan kualitas inetrior mengacu pada Haugh Unit, kondisi albumen, dan yolk. A.
Eksterior Telur Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terlihat beberapa data,
Berat telur rata-rata memiliki bobot Large dengan shape indek telur rata-rata berbentuk normal. Kita tahu semakin tinggi indeks telur maka bentuk telur akan
0,06 0.025 0.032 0.032 0.06 0.056 0.027
semakin bulat, sedangkan bentuk telur normal adalah oval, dan tedapat bagian lancip dan tumpul pada kedua ujungnya. Berat telur yang berbeda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, pakan, dan genetik Pada hasil pengamatan tektur terlihat ada telur yang berbentuk abnormal, ke abnormalan itu telihat dari shape indeks telur yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi ini berarti menunjukan telur berbentuk tidak normal (bulat/lonjong). Pada pengamatan keutuhan telur terlihat bahwa seluruh telur utuh, sedangkan pada pengamatan tidak sedikit telur yang tergolong grade C bahwkan No Grade dikarenakan terdapat noda ringan kurang dari ¼ bagian telur bahkan lebih. Data selanjutnya mengenai rongga udara telur memiliki grade rata-rata AA, maksudnya adalah bahwa telur rata-rata memiliki rongga udara dengan kedalam 1/8 inchi dengan pergerakan < 2/8 inchi. Pengamattan terakhir sebelum telur dipecahkan adalah pengamatan bayangan yolk menggunakan candler, data menunjukan saat dilakukan candling terhadap telur tidak terlihat sama sekali bayangan dari yolk. Maka dapat diketahui bahwa kesemua telur memiliki grade AA. B. Interior Telur Haugh unit merupakan satuan yang digunakan untuk mengetahui kesegaran isi telur, terutama bagian putih telur. Untuk mengukurnya, telur harus dipecah lalu ketebalan putih telur diukur dengan alat micrometer. Telur yang segar biasanya memiliki putih telur yang tebal. Biasanya haugh unit dapat ditentukan dengan menggunakan tebal konversi. Semakin tinggi nilai haugh unit suatu telur menunjukkan bahwa kualitas telur semakin baik.
Hasil pengamatan menunjukan bahwa rata-rata telur memilki nilai HU telur berada pada grade AA yang artiinya telur memiliki albumen yang baik dan terlihat segar. Pada pengamatan kondisi albumen, kebersihan, bentuk, dan besar yolk rata-rata telur memiliki kondisi albumen yang bersih dan noda ringan dengan kondisi yolk yang bersih. Ada empat jenis putih telur. Bagian luar berwarna putih tipis adalah lapisan dengan sedikit cairan sebelah selaput membran. Bagian luar berwarna putih tebal adalah gel yang membentuk pusat albumen. Bagian dalam berwarna putih tipis adalah lapisan cairan terletak di sebelah kuning telur. Bagian putih tebal (lapisan chalaziferous) berbentuk padat berupa kapsul fibrosa albumen yang terletak sekitar membran kuning telur. Kapsul fibrosa mempunyai serat yang mengikat pada setiap ujung di chalazae, yang berputar dalam arah yang berlawanan dan berfungsi untuk menjaga kuning telur tetap terpusat. Selama penyimpanan yang lama, serat kapsul fibrosa menjadi lebih tipis dan albumen menebal yang memungkinkan gerakan kuning telur tidak terpusat lagi (Jacqueline et al, 2000). Untuk kualitas kerabang, banyak faktor yang berkaitan dengan kualitas kerabanga meliputi kecukupan gizi ternak, masalah kesehatan ternak, manajemen pemeliharaan, serta kondisi lingkungan peternakan. Kerabang telur mengandung sekitar 95% kalsium dalam bentuk kalsium karbonat dan sisanya seperti magnesium, fosfor, natrium, kalium, seng, besi, mngan, dan tembaga (Gary et al, 2009). Telur yang lebih kecil memiliki kerabang lebih kuat dan tebal daripada yang lebih besar. Penurunan kualitas interior diketahui dengan menimbang bobot telur atau meneropong ruang udara (air cell) dan dengan memecah telur untuk diperiksa kondisi kuning telur, putih telur (HU).
Pada bagian ujung yang tumpul terdapat kantung udara. Menurut Gary et al (2009), kantung udara merupakan indikator umur atau mutu telur, karena ukurannya akan membesar dengan meningkatnya umur simpan. Perubahan suhu lingkungan dalam telur ketika berada dalam tubuh induk (sekitar 40°C) dan suhu luar (sekitar 27°C) akan mengakibatkan lapisan membran bagian luar dan dalam tidak melekat satu sama lain. Penguapan air meningkat diantara membran luar yang menempel pada kerabang sedangkan membran dalam penempel pada albumen yang mengkerut dan menyebabkan kantung udara membesar. Adapun untuk pengamatan index yolk dan index albumen sebagai berikut. Indeks yolk. Indeks yolk dihitung dengan perbandingan antara tinggi yolk dengan diameter rata-rata yolk dikalikan seratus persen. Indeks kuning telur yang baik berkisar antara 0,40 sampai 0,42, apabila telur terlalu lama disimpan, maka indeks yolk menurun menjadi 0,25 atau kurang. Hal ini disebabkan kuning telur semakin encer dan semakin lebar telurnya yang baru mempunyai indeks yolk sebesar 0,30 sampai dengan 0,50. Sedangkan pada pengamatan didapatkan data rata-rata indeks yolk telur sebesar 0,35 angka ini menunjukan bahwa yolk sudah agak lama disimpan. Indeks albumen. Indeks albumen adalah perbandingan tinggi albumen dengan setengah jumlah dari panjang dan lebar albumen dikalikan 100 persen. Indeks albumen bervariasi antara 0,054 sampai dengan 0,174. Apabila telur disimpan, makin lama indeks albumen akan menurun dan semakin kecil, ini disebabkan karena putih telur semakin encer. Pada pengamatan didapat index albumen telur dengan rata-rata sebesar 0,033 angka ini memperlihatkan bahwa telur memiliki albumen yang mulai mengencer karena penyimpanan.
V KESIMPULAN Dari laporan praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa :
Ciri-ciri kualitas telur yang baik adalah dilihat dari dua yaitu Pengamatan kualitas telur sebelum dipecahkan meliputi : berat telur, Shape Index, tekstur telur, keutuhan telur, kebersihan telur, rongga telur yang diamati dengan menggunakan candler, bayangan yolk. Sedangkan pengamatan kualitas telur sesudah dipecahkan meliputi : Haugh Unit, kondisi albume, kebersihan, bentuk dan besar yolk.
Kelas telur berdasarkan cirri-cirinya adalah kelas dengan grade AA memiliki kerabang bersih, halus, rongga udara kecil, kuning telurnya
terletak ditengah dan tidak bergerak, putih telur bagian dalam , kental dan tinggi pada bagian putih telur maupun kuning telur tidak terdapat noda darah maupun daging. Bentuk telur serta besarnya juga proporsional dan normal. Grade A hanya permukaan kerabangnya yang sedikit kasar dan keriput tetapi sisanya sama dengan grade AA. Sedangkan grade B bentuk nya sedikit abnormal dan permukaan berbintik dan kasar secara jelas. Apabila grade C sama dengan grade B hanya jika grade C kurang bersih kerabangnya ( masih menyimpan kotoran yang menempel) dan terkadang ada blood spot di yolk nya
Cara menentukan kualitas telur adalah secara eksterior difokuskan pada berat telur, bentuk telur, tekstur telur, keutuhan telur, kebersihan telur, rongga udara telur, dan bayangan yolk. Sedangkan inetrior mengacu pada Haugh Unit, kondisi albumen, dan yolk.
DAFTAR PUSTAKA Anonima, 2009 http://smp2talun.wordpress.com/2008/04/25/Pengaruh pemberian minyak terhadap kualitas telur. Diakses pada hari kamis 8 Mei 2014 ,pukul 15.30.
Rasyaf, M., 1990. Pengelolaan Penetasan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Rashaf, Muhammad. 1991. Pengelolaan Produksi Telur. Yogyakarta: Kanisius
Sudaryani dan Samosir, 1997. Mengatasi Permasalahan Beternak Ayam. Penebar Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN