Laprak Reaksi Alergi - Shynta Dortua Sitorus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ALERGI



OLEH : SHYNTA DORTUA SITORUS 210209095 DOSEN : dr.Dicky Yuswardi Wiratma, M.kes KELAS 1 B D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN



2021 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernahkah anda mengalami alergi? Ini adalah kondisi yang tidak nyaman bagi tubuh Anda. Alergi dapat terjadi ketika tubuh Anda mengonsumsi atau terkena suatu hal yang memicu tubuh Anda bereaksi. Beberapa perawatan dapat membantu Anda menghindari gejala dan mengobatinya. Awal mula terjadinya alergi adalah ketika tubuh pertama kali bertemu dengan sebuah alergen yang dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya, sehingga tubuh memproduksi antibodi. Jika di kemudian hari tubuh bertemu kembali dengan alergen yang sama tersebut, maka tubuh akan meningkatkan jumlah antibodi untuk melawan jenis alergen tersebut. Saat itulah senyawa kimia dalam tubuh yang disebut histamine dilepaskan dan menimbulkan gejala-gejala alergi. Biasanya orang yang alergi akan memunculkan gejala-gejala, seperti bersin-bersin, batuk-batuk, sesak napas, ruam pada kulit, dan lain-lain. Sebagian orang bisa hanya mengalami reaksi alergi yang ringan, tapi ada juga yang parah sampai berakibat fatal dan



membutuhkan penanganan medis segera. Keadaan itu disebut dengan anafilaksis. Alergi adalah respons sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing yang nampak berbahaya dan mengeluarkan reaksi berlebihan terhadapnya. Zat asing ini disebut alergen. Jenis allergen bisa berasal dari makanan tertentu, serbuk sari, atau bulu hewan peliharaan. Tugas sistem kekebalan adalah melawan berbagai pathogen berbahaya agar tubuh Anda tetap sehat. Mereka menyerang apa pun yang menurutnya dapat membahayakan tubuh Anda. Bergantung pada sumber alerginya, respons pada alergi dapat berbagai macam seperti peradangan, bersin, atau sejumlah gejala lainnya.



Jenis alergi bermacam-macam salah satunya alergi pada sumber makanan, seperti susu, kacang-kacangan gandum, dan lainnya. 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya alerg 2. Untuk mengetahui gejala alergi 3. Untuk mengetahui cara mengobati alergi



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



1. Pengertian Alergi Alergi adalah reaksi abnormal atau reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap suatu zat. Alergi biasanya muncul pada masa kanak-kanak, yakni ketika Anda baru pertama kali ‘berkenalan’ dengan sebuah zat atau makanan tertentu lewat kontak kulit, dikonsumsi langsung, atau terhirup ke dalam saluran pernapasan. Beberapa pakar menduga bahwa munculnya alergi saat dewasa bisa dikaitkan dengan peningkatan polutan debu dan kuman di udara. Paparan keduanya, apalagi dalam jangka panjang, dapat memengaruhi daya tahan tubuh. Tidak menutup kemungkinan bahwa kebanyakan orang dewasa yang baru pertama kali mengalami alergi di usia ini sebenarnya sudah memiliki riwayat alergi pada anak sejak kecil. Hanya saja, mereka tidak mengingatnya. Reaksi alergi masa kecil juga dapat mereda atau hilang selama usia remaja, kemudian kembali lagi ketika dewasa.



Hal ini mungkin disebabkan oleh proses penuaan alami yang lama kelamaan dapat memengaruhi daya tahan tubuh. Faktor lain yang mungkin menjadi penyebab mengapa alergi baru muncul saat dewasa di bawah ini.  Daya tahan tubuh menurun akibat penyakit.  Konsumsi antibiotik yang terlalu sering.  Kurangnya populasi bakteri dalam usus.  Kekurangan asupan vitamin D.  Terkena alergi musiman atau alergi yang dipicu oleh makanan yang belum pernah Anda coba.  Memiliki hewan peliharaan baru.  Bepergian jauh atau berpindah ke lingkungan yang jauh berbeda.



Peluang terkena alergi akan bertambah besar bila Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko di bawah ini.



1. Memiliki riwayat alergi dalam keluarga kebanyakan kasus alergi bersifat genetik. Artinya, kondisi ini menurun dalam keluarga. Apabila orangtua Anda mempunyai gen alergi, gen tersebut bisa menurun kepada Anda atau saudara kandung Anda sehingga muncul kondisi yang sama. Namun, hanya karena Anda, pasangan, atau anak Anda menderita alergi, bukan berarti semua keturunan Anda akan mengalaminya. Beberapa orang bahkan bisa saja mengidap alergi walaupun tidak ada riwayat kondisi ini dalam keluarganya. Sampai kini, para dokter dan ahli masih mencari tahu gen apa yang bertanggung jawab dalam memunculkan alergi. Mengingat tiap alergi sangat unik, mungkin saja ada faktor lain dalam genetik yang memengaruhi risikonya. 2. Terlalu jarang terkena alergen Menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat, risiko alergi dapat bertambah besar bila sejak kecil Anda dibiasakan hidup terlalu bersih. Pasalnya, sistem imun tidak sempat mengenali macam-macam alergen dari lingkungan sekitar.



Paparan alergen sejak masa kanak-kanak justru berguna bagi perkembangan sistem imun Anda. Dengan begitu, sel-sel kekebalan tubuh mampu membedakan mana zat asing yang



harus dilawan, yang bermanfaat, dan yang tidak berbahaya bagi tubuh. Mengenalkan alergen sejak dini memang tidak membuat anak kebal alergi. Namun, ini merupakan cara terbaik untuk memperkuat sistem imun tubuh secara alami. Cara ini juga akan membantu Anda mengenali pemicu alergi sedini mungkin. 3. Dibatasi makan makanan tertentu Jika sejak kecil Anda tidak dibolehkan makan makanan tertentu oleh orangtua, hal ini bisa menjadi penyebab alergi pada kemudian hari. Makanan sama seperti alergen lain yang perlu dikenalkan sejak dini agar sistem imun tidak bereaksi berlebihan.



American Academy of Pediatrics turut menganjurkan orangtua untuk membuat menu makan yang bervariasi untuk mencegah alergi saat dewasa. Terlebih lagi, makanan pemicu alergi seperti kacang, telur, dan ikan pada dasarnya bermanfaat bagi anak. Alergi makanan umumnya terjadi karena sistem imun keliru mengenali protein sebagai bahan asing. Oleh sebab itu, membiasakan makan makanan bervariasi sejak dini merupakan cara terbaik untuk mengenalkan protein sebagai zat yang bermanfaat. 4. Tinggal di lingkungan rumah yang kering



kelembalan udara berdampak besar terhadap sistem pernapasan. Udara yang cukup lembap membantu Anda bernapas dengan lebih baik. Kondisi ini cocok bagi penderita asma atau alergi yang sering mengalami gangguan pada sistem pernapasannya. Akan tetapi, udara yang terlalu lembap justru memicu pertumbuhan jamur dan tungau debu. Tungau debu menghasilkan enzim dan zat-zat buangan yang bisa menyebabkan alergi pada sebagian orang ketika terhirup. Maka dari itu, sebisa mungkin jagalah udara di rumah agar tidak terlalu kering ataupun lembap. Anda dapat menggunakan alat pengatur kelembapan atau humidifier untuk menjaga kelembapan tetap dalam rentang 30 – 50 persen. 5. Sering terkena alergen dari lingkungan kerja pekerjaan tertentu mungkin membuat Anda lebih sering terkena alergen. Apabila Anda menghabiskan waktu bertahuntahun bekerja di tempat tersebut, paparan alergen dari lingkungan kerja Anda dapat menjadi penyebab alergi.



Zat pemicu alergi yang sering ditemukan di tempat kerja antara lain serbuk kayu, polusi udara, zat kimia, serta tungau dari gudang penyimpanan. Ada pula kemungkinan Anda terkena lateks, kotoran hewan, cat rambut, maupun alergen lain



Alergi biasanya muncul pada masa kanak-kanak, yakni ketika Anda baru pertama kali ‘berkenalan’ dengan sebuah zat atau makanan tertentu lewat kontak kulit, dikonsumsi langsung, atau terhirup ke dalam saluran pernapasan. Beberapa pakar menduga bahwa munculnya alergi saat dewasa bisa dikaitkan dengan peningkatan polutan debu dan kuman di udara. Paparan keduanya, apalagi dalam jangka panjang, dapat memengaruhi daya tahan tubuh. Tidak menutup kemungkinan bahwa kebanyakan orang dewasa yang baru pertama kali mengalami alergi di usia ini sebenarnya sudah memiliki riwayat alergi pada anak sejak kecil. Hanya saja, mereka tidak mengingatnya. Reaksi alergi masa kecil juga dapat mereda atau hilang selama usia remaja, kemudian kembali lagi ketika dewasa. Hal ini mungkin disebabkan oleh proses penuaan alami yang lama kelamaan dapat memengaruhi daya tahan tubuh. Faktor lain yang mungkin menjadi penyebab mengapa alergi baru muncul saat dewasa di bawah ini.  Daya tahan tubuh menurun akibat penyakit.  Konsumsi antibiotik yang terlalu sering.  Kurangnya populasi bakteri dalam usus.  Kekurangan asupan vitamin D.



 Terkena alergi musiman atau alergi yang dipicu oleh makanan yang belum pernah Anda coba.  Memiliki hewan peliharaan baru.  Bepergian jauh atau berpindah ke lingkungan yang jauh berbeda.



2. Berbagai pemicu alergi zat penyebab reaksi alergi dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari udara dingin, pakaian dan perhiasan, hingga makanan yang biasa dikonsumsi banyak orang. Dari sekian banyak pemicu alergi, di bawah ini merupakan yang paling umum. 1. TUNGAU Tungau termasuk salah satu penyebab utama alergi. Serangga ini memakan sel kulit mati yang Anda lepaskan setiap hari. Maka dari itu, tungau banyak ditemukan pada kasur, seprai, bantal dan guling, bahkan koleksi boneka buah hati Anda. Tungau menghasilkan zat buangan yang melayang di udara. Jika Anda menghirup zat buangan ini, sistem imun akan menganggapnya sebagai bahaya dan melepas antibodi untuk



menghancurkannya. Pada saat yang sama, reaksi ini menimbulkan gejala alergi. 2. DEBU Debu rumahan mungkin mengandung kotoran serangga, serbuk sari, spora jamur, atau bahan lainnya yang merupakan alergen. Ketika Anda menghirup atau menyentuhnya, bahan-bahan ini dapat memicu reaksi sistem imun dan menyebabkan alergi debu.



3. LUMUT DAN JAMUR Lumut dan jamur tumbuh dengan baik di tempat yang gelap, basah, serta lembap. Area rumah yang paling mendukung pertumbuhan keduanya adalah kamar mandi, gudang, dan sudut-sudut yang sering terkena kebocoran air. Ketika hendak berkembang biak, lumut dan jamur akan melepaskan jutaan spora berukuran sangat kecil. Spora ini beterbangan di udara dan tidak terlihat. Sama seperti debu, spora jamur dapat memicu reaksi alergi bila terhirup dalam jumlah banyak. 4. HEWAN PELIHARAAN Penyebab alergi kadang berasal dari hewan peliharaan. Anjing dan kucing merontokkan rambutnya sebagai cara beradaptasi.



Rontokan tersebut biasanya mengandung protein dari air liur atau urine yang dapat memancing reaksi alergi bila terhirup. zat asing dalam rambut, liur, dan urine hewan peliharaan begitu ringan sehingga dapat melayang di udara atau menempel pada perabotan selama berbulan-bulan. Jika tidak dibersihkan, zatzat tersebut bisa menyebabkan alergi hewan yang lebih parah. 5. KACANG-KACANGAN Segala jenis kacang dan makanan olahannya dapat memancing respons sistem imun yang berlebihan. Beberapa contoh jenis kacang yang rentan memicu alergi meliputi kacang tanah, kacang kedelai, almond, mede, macadamia, atau pistachio. Jika anda didiagnosis alergi terhadap satu jenis kacang, kemungkinan Anda juga harus menghindari jenis kacang lainnya. Pasalnya, meski spesies kacang tersebut berbeda (satu kacang tanah dan satu kacang pohon), struktur proteinnya tetaplah sama.



6. MAKAN-MAKANAN LAUT Makan makanan laut seperti udang, kerang, kepiting, dan ikan bersisik (kakap, salmon, tuna, atau halibut) dapat menjadi penyebab kemunculan alergi pada beberapa orang. Alergi seafood lebih sering terjadi pada orang dewasa dan remaja.



Alergi makanan laut muncul karena sistem imun berusaha menyerang protein bernama tropomyosin. Protein lain dalam daging seafood yang mungkin berperan dalam memicu imun bereaksi negatif adalah arginine kinase dan myosin light chain. 7. TELUR Telur merupakan salah satu makanan yang paling sering menyebabkan reaksi alergi pada anak-anak. ‘Dalang’ utamanya adalah bagian putih telur yang mengandung lebih banyak protein dibandingkan kuning telur. Meski begitu, Anda yang alergi telur sebaiknya tetap menghindari konsumsi telur dalam bentuk apa pun. Begitu juga dengan upaya memisahkan putih dan kuningnya, sebab masih ada kemungkinan protein dari bagian putih tercampur dengan kuning telur. 8. SUSU SAPI Susu sapi segar berikut olahannya seperti krim, keju, mentega, dan es krim dapat menjadi penyebab reaksi alergi. Alergi susu terjadi ketika sistem imun tubuh mengenali protein yang terkandung dalam susu sebagai zat berbahaya. Sistem imun mengeluarkan antibodi imunoglobulin E (IgE) untuk menetralkan protein susu. Lain kali Anda bersentuhan dengan protein tersebut, antibodi IgE akan mengenalinya dan



memberi sinyal kepada sistem imun untuk melepaskan reaksi alergi. 9. OBAT-OBATAN TERTENTU Alergi ibat disebabkan oleh reaksi sistem imun terhadap zat kimia pada obat-obatan. Sel-sel kekebalan tubuh keliru mengenali zat kimia tersebut sebagai bahaya, kemudian menyerangnya dengan melepaskan antibodi dan histamin.



Menurut para peneliti, gejala alergi cenderung lebih sering muncul akibat penggunaan obat-obatan berikut:  Antibiotik, terutama penisilin,  Aspirin dan obat pereda nyeri nonsteroid,  Krim atau losion kortikosteroid,  Obat-obatan kemoterapi,  Obat-obatan HIV/AIDS,  Obat bius lokal,  Obat-obatan untuk penyakit autoimun, seperti obat rematik,  Obat-obatan untuk meredakan nyeri kronis,  obat/suplemen/vitamin mengandung bee pollen, dan



 zat pewarna yang digunakan untuk tes imaging (MRI atau CT-scan). 10.



STRES



Stres memiliki efek psikologis terhadap penderita alergi. Stres memperkuat berbagai gejala alergi sehingga membuat Anda semakin terganggu karenanya. Ketika stres, tubuh Anda juga terasa tidak enak walaupun sebetulnya sedang baik-baik saja. Selain itu, stres juga menimbulkan gejala fisik. Para ahli meyakini bahwa hormon kortisol yang meningkat saat stres ikut memperbesar reaksi sistem imun terhadap alergen. Akibatnya, reaksi alergi yang Anda alami terasa lebih parah dari biasanya.



3. Macam-macam alergi 1. Alergi makanan Alergi makanan terjadi setelah mengonsumsi makanan tertentu yang dapat memicu alergi, sepertii telur, susu, kacang, gandum, kedelai, dan makanan laut seperti ikan dan kerang. Reaksi alergi makanan dapat berupa kulit dan mulut terasa gatal, bibir dan wajah mengalami pembengkakan, pusing, mual dan muntah, hingga sulit bernapas.



2. Alergi kulit terjadi saat zat alergen yang memicu alergi bersentuhan dengan kulit. Reaksi alergi ini dapat berupa kulit memerah, muncul ruam, gatal-gatal, hingga bengkak. Zat alergen yang bisa memicu alergi kulit sangat beragam, mulai dari serbuk sari, logam nikel, tanaman tertentu, bahan lateks, hingga produk kecantikan atau produk pembersih yang mengandung zat tertentu.



3. Alergi debu Debu bisa menjadi zat yang dapat menyebabkan alergi. Selain debu, reaksi alergi juga dapat disebabkan tungau atau kutu, kotoran hewan peliharaan, bangkai kecoa mati, dan spora.



Penderita alergi debu biasanya akan mengalami gejala mata berair, mata merah, gatal pada kulit, bersin, serta hidung gatal dan tersumbat, setelah terpapar oleh zat yang memicu alergi.



Untuk mengatasi alergi debu, Anda disarankan untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan baik. Jangan lupa pula untuk menggunakan masker ketika membersihkan rumah.



4. Alergi obat Alergi obat merupakan reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap obat yang dikonsumsi. Ada banyak jenis obat yang bisa memicu alergi, termasuk obat antibiotik seperti penisilin, obat pereda nyeri seperti aspirin, obat kemoterapi untuk mengobati kanker, dan obat untuk mengatasi penyakit autoimun.



Sebaiknya segera konsultasi ke dokter bila Anda merasakan adanya reaksi alergi setelah mengonsumsi obat, seperti ruam kulit, gatal-gatal, demam, pembengkakan, mengi, mata berair, dan sesak napas.



Prinsip utama pengobatan alergi adalah mengidentifikasi penyebab alergi dan menjauhi faktor pencetusnya. Untuk mengobati keluhan yang mengganggu, dokter dapat memberikan obat antihistamin untuk mengurangi rasa gatal. Sedangkan untuk alergi berat, dokter mungkin juga akan memberikan obat kortikosteroid.



Dari macam-macam alergi di atas, reaksi alergi yang muncul akan berbeda pada setiap orang. Meski umumnya reaksi alergi tidak membahayakan nyawa, Anda perlu waspada akan terjadinya reaksi anafilaktik.



Kondisi ini ditandai dengan sulit bernapas, denyut nadi melemah, detak jantung meningkat, dan kulit terlihat pucat. Meski jarang terjadi, reaksi anafilaktik patut diwaspadai karena dapat mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.



        



4. Gejala alergi Ruam pada kulit, bersin – bersin, batuk – batuk, sesak nafas, hidung beringus, terjadi pembengkakan di bagian tubuh tertentu, dan merah pada mata, mata merah dan berair, sakit perut/ muntah – muntah / diare.



5. Penyebab alergi Reaksi alergi yang timbul dapat disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang salah mengidentifikasi alergen. Zat ini dianggap menimbulkan bahaya pada tubuh, tetapi faktanya tidak demikian. Saat tubuh terpapar alergen, antibodi yang



disebut dengan Imunoglobulin E (IgE) akan terbentuk. Adanya kontak di dalam tubuh dengan alergen membuat produksi IgE meningkat sebagai reaksi dari tubuh. Hal ini dapat memicu pelepasan histamin yang akhirnya menimbulkan gejala alergi.



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN Pada dasarnya, penyebab utama alergi adalah respons berlebihan sistem imun dalam menghadapi zat asing yang memasuki tubuh. Tidak semua orang mempunyai alergi, tapi ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risikonya. Kendati penyebabnya sama, pemicu alergi sangatlah beragam. Bahkan, Anda mungkin saja terpapar alergen dari lingkungan sekitar tanpa Anda sadar.



2. SARAN



Alergi yang ringan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan yang khusus sekitar satu hari sampai dengan tiga hari. Akantetapi jika kondisi yang Anda alami semakin memburuk, maka kami sangat menyarankan kepada Anda agar segera menemui dokter, sehingga penanganan yang tepat dapat segera diberikan. DAFTAR PUSTAKA



https://www.halodoc.com/artikel/jangan-anggap-remehalergi-waspadai-gejala-gejalanya#:~:text=Biasanya %20orang%20yang%20alergi%20akan,dan %20membutuhkan%20penanganan%20medis%20segera. https://www.alodokter.com/alergi#:~:text=Alergi %20adalah%20reaksi%20sistem%20kekebalan,gatal%2C %20atau%20bahkan%20sesak%20napas. https://www.halodoc.com/kesehatan/alergi



https://hellosehat.com/alergi/pengertian-alergi/?amp=1