Laras Bahasa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Pengertian Laras Bahasa Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik, diantaranya:



Ure dan Ellis (1977) Menganggap laras bahasa sebagai pola bahasa yang lazim digunakan mengikut keadaan tertentu. Hal ini bermakna, sesuatu situasi akan menentukan bentuk bahasa yang digunakan oleh pengguna bahasa itu dan pemilihannya berdasarkan konvensi sosial masing-masing.



Reid (1956) Menyatakan seorang penutur dalam situasi berbeza-beza akan menggunakan laras mengikut situasi sosial yang berlainan iaitu istilah teknik untuk menyatakan perlakuan bahasa (linguistic behavior) seseorang individu. Halliday (1968) Menyebut bahawa laras sebagai variasi bahasa yang berlainan berdasarkan fungsi. Laras akan sentiasa berubah mengikut situasi. Dia telah membuat penjenisan laras kepada tiga kategori iaitu tajuk wacana (field of discourse), cara penyampaian wacana (mode of discourse) dan gaya wacana (style of discourse). Joos (1961) Beliau membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu:Frozen (beku)



Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.Formal (resmi) Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.Consultative (konsultatif) Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar. Casual (santai) Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.



Intimate (akrab) Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.



Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Laras dan ragam bahasa merupakan suatu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari, jika kita menggunakan laras dan ragam bahasa yang baik dan benar, maka orang akan mengerti, contoh, jika kita berbicara dengan orang yang lebih tua dengan bahasa yang sopan, namun laras yang digunakan tidak baik, maka tutur bahasanya pun akan berantakan. jadi kita harus bisa memadukan dengan baik laras dan ragam bahasa yang baik dan benar.



B. Penggunaan laras bahasa ditentukan oleh dua faktor,



1. Ciri-ciri keperihalan sesuatu peristiwa bahasa a. Situasi luaran Berdasarkan latar belakang social dan kebudayaan sesuatu masyarakat bahasa b. Situasi persekitaran Berdasarkan aspek-aspek yang terlibat dalam penggunaan bahasa mengikut empat faktor berikut: 1) Cara penyampaian (lisan, bertulis, bahasa isyarat dan sebagainya. 2) Hubungan social dan peribadi antara pengguna bahasa 3) Bahan yang diperkatakan 4) Fungsi-fungsi social perlakuan bahasa (resmi/ tidak resmi) 2. Ciri-ciri linguistik a. unsur-unsur sistem bahasa itu yaitu 1) Aspek bunyi – nada suara (drama ,ucapan dll) 2) Aspek perkataan –perkataan khusus berdasarkan bidang, unsur kolokasi (dua perkataan yang berkaitan), perkataan pinjaman 3) Aspek ayat, dari segi binaan, susunan, dan panjang pendek b. Pemisah utama laras ialah tata bahasa dan perbendaharaan kata



C. CIRI-CIRI LARAS BAHASA Menurut Nik Safiah Karim (1989), kajian terhadap laras bahasa perlu mempertimbangkan dua faktor yang utama iaitu ciri keperihalan peristiwa bahasa dan ciri linguistik yang wujud . Ciri keperihalan pula dibahagikan kepada dua aspek utama, iaitu situasi luaran dan situasi persekitaran. Situasi luaran adalah latar belakang sosial dan kebudayaan sesuatu masyarakat bahasa yang merangkumi struktur sosial dan keseluruhan cara hidup yang menentukan perlakuan



setiap anggota masyarakat. Contohnya , apabila kita mengkaji laras bahasa masyarakat Melayu lama, kita perlu mengaitkan dengan situasi istana, stratifikasi sosial, tradisi sastera lisan dan aspek-aspek lain anggota masyarakat zaman itu. Situasi persekitaran pula meliputi aspek-aspek yang terlibat secara langsung dalam penggunaan bahasa. Terdapat empat situasi persekitaran yang menyebabkan wujudnya bahasa yang berlainan atau laras. Situasi yang dimaksudkan ialah cara penyampaian, perhubungan sosial dan peribadi, bahan yang diperkatakan, dan fungsi-fungsi sosial perlakuan bahasa.



D. JENIS-JENIS LARAS BAHASA 1. Laras Bahasa Biasa Laras bahasa biasa adalah laras bahasa yang sering ditemukan dan digunakan oleh masyarakat luas, misalnya laras bahasa yang dipakai dalam bidang hiburan, seperti laras bahasa berita, penerangan, dan lain-lain. Laras biasa adalah laras khusus yang digunakan untuk masyarakat umum seperti bidang hiburan, pengetahuan, peneranagn, dan maklumat. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: a. Tidak melibatkan bidang tertentu, mudah difahami, tiada istilah teknikal, kurang kata pinjaman. b. Gaya ayat sederhana, ringkas dan padat. c. Struktur ayat mudah Contoh : Dilarang menginjak rumput. Laras bahasa biasa terbahagi kepada formal dan tak formal. Formal/Resmi



Tak Formal



Digunakan dalam acara resmi, Berlaku proses pengguguran dalam ayat-ayat surat kiriman dan sebagainya..



yang diucapkan apakah ada pengguguran subjek, predikat, objek.



2. Laras Bahasa Iklan/Perniagaan Laras bahasa iklan, adalah bahasa yang digunakan untuk membuat iklan, yang dapat menarik perhatian pembaca untuk membeli atau memakai barang atau jasa yang ditawarkan.yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. Menarik b. Informatif c. Persuatif d. Bahasa yang positif e. Mudah dipahami f. Kalimat aktif



Contoh: Lowongan Kerja Teknik sipil Sebuah perusahaan Kontraktor membutuhkan tenaga ahli yang bersedia bekerja di bangka untuk posisi: 1.



Proyek manager pelaksana



2.



Construction Management



Dengan kualifikasi: -



Pria, sarjana Teknik Sipil



-



Pengalaman Management.



Kerja



4-5



tahun



dibidang



proyek



manager/Construction



-



Khusus pembangunan dermaga, shiping dock



-



Menguasai komputer (Autocad, excel, word)



-



Bersedia diletakan di lokasi Bangka



Persyaratan Lain: -



Jujur, ulet, tekun, disiplin, dan inisiatif.



-



Memiliki kemampuan memimpin dan mengelola proyek



-



Menguasai progaram analisa struktur



-



Dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, dan menguasai arahan.



Surat lamaran dikirimkan selambat-lambatnya dua hari setelah pnerbitan iklan ini ke alamat atau email: HRD Recrutmen LPTTI Wisma subud, cilandak barat, jakarta selatan 12430 [email protected]



3. Laras Bahasa Sains 4. 5. Laras Bahasa Media Massa Berita sebagai wacana memiliki struktur teks yang tersendiri, lain dari struktur teks fiksi, dan lain pula dari struktur teks esai dan karya ilmiah. Wartawan atau penulis koran menggunakan bahasa untuk menjelaskan sesuatu menurut cara yang paling mudah diterima sesuai dengan selera sejumlah pembaca koran.



Tiga fitur penting yang harus ada dalam berita koran yang baik, pertama, bahasa yang digunakan mudah. kedua, gaya tulisan yang jelas dan ketuiga, isi tulisan harus akurat.



Karena koran diterbitkan untuk masyarakat, maka bahasa koran haruslah sesuai dengan bahasa penggunaan orang-orang. Kalimat yang panjang, berisi beberapa klausa, menggunakan kutipan, metafora, kiasan, istilah teknik, dan sebagainya haruslah dihindari.



Ayat berita dan penyata Bahasa yang paling mudah diterima dan difahami Bahasa yang mudah, jelas dan tepat Ringkas, padat dan bermaklumat Tidak mementingkan stuktur ayat majemuk Tidak mementingkan kata hubung, dan unsur tata bahasa seperti imbuhan Tidak menggunakan istilah teknikal atau khusus dan sukar Bersifat melaporkan sesuatu peristiwa yang berlaku Mengandungi judul dan teks.



6. Laras Bahasa Rencana Laras rencana adalah laras bersifat umum yang menyentuh mengenai tajuk tertentu. Ciri utama dalam laras rencana ialah keragaman ide mengenai sesuatu tajuk yang diperkatakan. Contoh : Oleh kerana baru dilancarkan, kejayaan model terbaru Proton belum dapat diukur sepenuhnya. Pelbagai aspek seperti pilihan pembeli, faktor rekabentuk, kemudahan mendapatkan alat ganti dan ketahanannya perlu diambil kira. Model terbaru ini pastinya berhadapan dengan pelbagai rintangan sebelum ia berkemampuan untuk menguasai pasaran dalam dan luar negara. 7. Laras Bahasa Undang-Undang



Laras Hukum, adalah laras yang yang corak penggunaan bahasanya dengan dunia hukum. Yang mempunyai ciri-ciri yaitu, mempunyai bahasa yang tersendiri, Objektif dan menekan prasangka pribadi, dan tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi. Laras bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hukum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.



Ciri-ciri laras bahasa hukum :



a. Mempunyai gaya bahasa yang khusus. b. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan. c. Objektif dan menekan prasangka pribadi. d. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran. e. Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi.



Contoh: Sanksi pelanggaran pasal 44: Undang undang 6 tahun 1982 tentang Hak cipta ”Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual pada suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hasil hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (Lima pulu juta rupiah).



Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta -



Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus jutarupiah).



-



Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual pada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hasil hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).



8. Laras Bahasa Agama Laras bahasa agama berisi istilah agama dari bahasa Arab. Struktur ayatnya banyak dipengaruhi struktur bahasa Arab. Disisipkan dengan kutipan dari al-Quran dan hadis. Ciri-ciri dari laras bahasa agama adalah sebagai berikut: a. Ada unsur bahasa klasik terutama pada kosa katanya. b. Ada istilah agama yang khusus untuk sesuatu agama. c. Banyak mengandung bentuk cerita, kias dan ibarat. Contoh: surga dalam bahasa Arab disebut sebagai "al-jannah" yang bermaksud sebuah taman yang indah, penuh dengan berbagai nikmat dan kenyamanan. 9. Laras Bahasa Olahraga



10. Laras Bahasa Sastra/Kreatif laras bahasa sastra merupakan tulisan yang menggambarkan sesuatu hal yang telah dialami, diamati, diamati, didengar, maupun yang hanya didalam imajinasi. Yang memiliki ciri sebagai berikut. a. Menghibur b. Mudah dipahami c. Memiliki makna tersendiri d. Menarik



11. Laras Bahasa Ekonomi Ciri-Ciri Laras Bahasa Ekonomi: a. Berbentuk ilmiah b. Istilah-istilah teknikal dan berkaitan dengan urusan perniagaan dan ekonomi c. Tidak terlalu mementingkan struktur ayat d. Bersifat formal e. Mementingkan susunan informasi yang disampaikan dengan jelas dan eksplisit f. Setiap fakta dapat diuraikan berdasarkan bukti dalam bentuk data dan statistik



Contoh:



TEMPO.CO, Jakarta –



Pakar ekonomi



dari Universitas



Indonesia,



Lana



Soelistianingsih mengatakan, tantangan terbesar Indonesia dalam investasi adalah kurangnya minat dan pengetahuan dari rakyat, inilah mengapa pemerintah harus menyediakan pendidikan intensif.



“Pendidikan itu penting sebagai pengetahuan tentang pasar sehingga penyebaran investor lokal dan asing lebih sama,” kata Lana, Selasa. Bahkan pemerataan investor lokal dan asing akan melindungi Indonesia dari tekanan asing.



Saat ini, investor asing memiliki persentase lebih besar dalam investasi saham dengan 51 persen dan obligasi pemerintah dengan 35,8 persen, ini membuat Indonesia terlalu bergantung pada investasi asing.



Ada dua hal yang menyebabkan kurangnya masyarakat minat untuk investasi. Pertama, pendapatan per kapita yang kecil. Meskipun biaya investasi saat ini murah, pendapatan per kapita Rp3 juta per bulan dianggap kurang. “Orang-orang masih mikir-mikir dalam menabung, apalagi investasi,” kata Lana.



Kedua, kurangnya masyarakat kesadaran akan pentingnya investasi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah harus mulai memperkenalkan investasi di sekolah. “[Pengantar investasi harus] mulai dari SMP,” tambah Lana.



Indonesia menghadapi lima tantangan dalam investasi fisik : korupsi, birokrasi yang tidak efisien, kurangnya infrastruktur yang memadai, tumpang tindih antara kebijakan pemerintah pusat dengan daerah dan mahalnya biaya pinjaman.



Dalam jangka pendek, pemerintah dapat meningkatkan infrastruktur dan meniadakan tumpang tindih antara pemerintah pusat dan daerah. “Untuk tiga lainnya [tantangan], rencana jangka panjang diperlukan dalam rangka meningkatkan itu,” kata Lana



12. Laras Bahasa Akademik Laras Akademik, adalah laras yang terletak dalam ruang lingkup pendidikan seperti sains, teknologi, komunikasi, matematik dan lain sebagainya. Yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut. d. Digunakan dalam bidang ilmiah e. Bersifat formal dan objektik f. Mementingkan kesempurnaan. Contoh Laras Bahasa Akademik : Hubungan Antara Agama Dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi



Bagaimana hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma (Yahya Farghal, 1990: 99-119):



Pertama, paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din ‘an al-hayah). Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak mengatur kehidupan umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa mencampuri dan mengintervensi yang lainnya. Agama dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal), epistemologis (berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan).



Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus, tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan iptek. Iptek bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan vertikal manusia-tuhan. Sedang dalam paradigma sosialis, agama dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada (in-exist) dan dibuang sama sekali dari kehidupan



Ketiga, paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam –yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an dan al-Hadits-- menjadi qa’idah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia (AnNabhani, 2001).



E. Fungsi Ragam dan Laras Bahasa Secara umum fungsi ragam dan laras bahasa terbagi menjadi beberapa bagian : 1. Sebagai alat ekspresi diri Pada awalnya seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah dan ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Setelah dewasa, seorang individu pun menggunakan bahasa



sebagai alat ekspresi diri dan komunikasi. Seorang penulis pun mengekspresikan diri melalui tulisannya, sehingga karya ilmiah pun dapat disebut sebagai alat ekspresi diri. 2. Sebagai alat komunikasi Komunikasi lebih spesifik dari pada ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita dapat mempelajari dan mewarisi semua hal, baik yang pernah dicapai oleh orang-orang terdahulu ataupun orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, merefleksikan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan individu lainnya. Melalui bahasa, manusia dapat mengatur berbagai macam kegiatan dan aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan bagaimana langkah terbaik untuk kedepannya. Ketika menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, sebelumnya tentu sudah ada tujuan tertentu. Pembicara ingin maksud dan gagasannya diterima oleh orang lain. Dengan kata lain pembicara ingin mempengaruhi orang lain dan ingin mereka membeli hasil pemikirannya. Oleh karena itu, maka si pembicara pun akan menggunakan bahasa yang sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan objek yang ia tuju. 3. Sebagai alat integrasi dan adaptasi social Selain sebagai salah satu unsur kebudayaan, bahasa memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian serta pelajaran dari pengamalan tersebut, serta berkenalan dengan orang lain. Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai macam suku dan ras, begitu banayak pulau dan daerah. Tidak mungkin menyatukan keseluruhannya tanpa ada suatu rumusan metode, maka terbentuklah bahasa yang berfungsi dan terbukti sebagai alat pemersatu yang efektif.



Pada saat seseorang beradaptasi dengan lingkungan social disekitarnya, maka ia akan memilih bahasa yang tepat dan sesuai. Ia akan menggunakan bahasa yang berbeda, ia akan menggunakan bahasa yang tidak baku ketika sedang bersama teman-temannya, sebaliknya ia akan menggunakan bahasa yang formal ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya. 4. Sebagai alat kontrol social Bahasa memiliki peran penting dalam memainkan peran social, baik itu dengan diterapkan pada diri sendiri ataupun orang lain. Berbagai informasi, pemberitaan ataupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. buku-buku pelajaran dan buku-buku intruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol social. Ceramah agama merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol social. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik juga termasuk dalam kontrol social. Begitu pula dengan iklan layanan masyarakat atau layanan sosial, itu semua adalah merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Singkatnya, hal-hal yang disebutkan diatas merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan arahan kepada masyarakat untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik.