Larasati 8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKRIPSI HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN ADAPTASI HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI KLINIK RAWAT INAP DR. M. SUHERMAN



Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan



Oleh: Larasati Cahya Volytania 17.1101.1018



PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2021



SKRIPSI



HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN ADAPTASI HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI KLINIK RAWAT INAP DR. M. SUHERMAN



Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan



Oleh : Larasati Cahya Volytania 17.1101.1018



PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2021



PERNYATAAN PERSETUJUAN HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN ADAPTASI HOSPITALISASI PADA PASIEN ANAK USIA SEKOLAH DI KLINIK RAWAT INAP DR. M. SUHERMAN



Larasati Cahya Volytania 17.1101.1018



Skripsi ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi S1 Keperawatan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember



Jember, Juli 2021



Pembimbing I



Asmuji, S.KM., M.Kep. NIP. 19720615 200501 1004



Pembimbing II



dr. Fitriana Putri, M.Si. NPK. 19810204 1 0903520



PENGESAHAN



HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN ADAPTASI HOSPITALISASI PADA PASIEN ANAK USIA SEKOLAH DI KLINIK RAWAT INAP DR. M. SUHERMAN



Larasati Cahya Volytania 17.1101.1018



Dewan Penguji Ujian Skripsi pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember Jember, Juli 2021



Penguji,



1.



Ketua



: Ns. Cahya Tri Bagus Hidayat, S.Kep., M.Kes. (........................) NPK. 19820619 1 1203699



2.



Penguji I : Asmuji, S.KM., M.Kep. NIP. 19720615 200501 1004



(........................)



3.



Penguji II : dr. Fitriana Putri, M.Si.



(........................)



NPK. 19810204 1 0903520



Mengetahui, Dekan



Ns. Sasmiyanto, S.Kep., M.Kes. NIP. 19790416 1 0305358



PENGUJI SKRIPSI



Dewan Penguji Ujian Skripsi Pada Program S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember



Jember, Juli 2021 Penguji I



Ns. Cahya Tri Bagus Hidayat, S.Kep., M.Kes. NPK. 19820619 1 1203699



Penguji II



Asmuji, S.KM., M.Kep. NIP. 19720615 200501 1004



Penguji III



dr. Fitriana Putri, M.Si. NPK. 19810204 1 0903520



Abstrak UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN Skripsi, Juli 2021 Larasati Cahya Volytania Hubungan Caring Perawat dengan Adaptasi Hospitalisasi pada Pasien Anak Usia Sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman xvi + 62 hal + 1 bagan + 11 tabel + 8 lampiran Abstrak Caring adalah esensi dari keperawatan dan merupakan fokus serta sentral dari praktik keperawatan yang dilandaskan pada nilai–nilai kebaikan, perhatian, kasih terhadap diri sendiri dan orang lain serta menghormati keyakinan spiritual pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi pada pasien anak usia sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman. Desain penelitian model korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden yang diambil menggunakan teknik quota sampling. Analisi yang digunakan pada penelitian ini adalah fisher exact test dengan α = 0,05. Hasil yang didapatkan 80% responden menyatakan perawat di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman dalam kategori caring dalam setiap melakukan pelayanan dan 70% menyatakan adaptif dalam beradaptasi hospitalisasi d Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi pada pasien anak usia sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman (p value = 0,005 ; α = 0,05). Caring merupakan sentral dari praktik keperawatan yang dinamis untuk meningkatkan kepedulian perawat terhadap klien.



Kata Kunci : Adaptasi Hospitalisasi, Anak Usia Sekolah, Caring, Perawat



Abstract MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF JEMBER FACULTY OF HEALTH SCIENCE STUDY PROGRAM S1 NURSING



Thesis, July 2021 Larasati Cahya Volytania



The Relationship between Nurse Caring and Hospitalization Adaptation in School-Age Patients at the Inpatient Clinic of dr. M. Suherman xvi + 62 pages + 1 chart + 11 table + 8 Attachments



Absctract



Caring is the essence of nursing and is the focus and central of nursing practice which is based on the values of kindness, concern, love for oneself and others and respect for the patient's spiritual beliefs. The purpose of this study was to determine the relationship between nurse caring and hospitalization adaptation in school-age children at the Inpatient Clinic, dr. M. Suherman. The research design was a correlation model with a cross sectional approach with a sample of 30 respondents who were taken using quota sampling technique. The analysis used in this study is the Fisher exact test with = 0.05. The results obtained 80% of respondents stated that nurses at the Inpatient Clinic dr. M. Suherman in the caring category in every service and 70% stated that he was adaptive in adapting to hospitalization at the Inpatient Clinic dr. M. Suherman. The results of statistical tests showed that there was a relationship between nurse caring and hospitalization adaptation in school-age children at the Inpatient Clinic, dr. M. Suherman (p value = 0.005 ; = 0.05). Caring is central to dynamic nursing practice to increase nurse care for clients.



Keywords: Hospitalization Adaptation, School Age Children, Caring, Nurse



HALAMAN PERSEMBAHAN Alhamdulillahhirobbilalamin Puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT. karena atas izin dan karunia-Nya proposal ini dapat terselesaikan. Proposal ini saya persembahkan untuk: 1.



Ucapan terima kasih untuk ibu saya, ibu Ani Setyaningsih yang telah mencurahkan penuh kasih sayangnya sehingga bukan hanya terselesaikannya skripsi ini tapi lebih pada pengorbanannya sampai saat ini yang selalu berusaha memberikan yang terbaik.



2.



Ucapan terima kasih untuk keluarga besar yang selalu memberikan hiburan dan dukungan kepada saya dalam keadaan apapun.



3.



Ucapan terima kasih untuk keluar besar Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada saya dalam keadaan apapun.



4.



Ucapan terima kasih untuk sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan semangat, doa dan dukungan kepada saya.



5.



Teman – teman seperjuangan angkatan A12, khususnya kelas A yang selalu kompak dan memberi semangat untuk saya dalam segala hal.



6.



Almamater tercinta Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.



MOTTO



“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus dari rahmat Allah melainkan orang orang yang kufur” (QS. Yusuf : 87) ”Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah” (HR.Turmudzi)



“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah : 216)



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Hubungan Caring Perawat Dengan Adaptasi Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia Sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman”. Skripsi ini dibuat guna memenuhi syarat serta dijadikan sebagai salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari banyak pihak, maka peneliti mengucapkan terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada: 1.



Dr. Hanafi M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Jember



2.



Ns. Sasmiyanto, S.Kep., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember



3.



Ns. Sofia Rhosma Dewi, S.Kep., M.Kep. selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember



4.



Ns. Yeni Suryaningsih, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember



5.



Ns. Susi Wahyuning Asih, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember



6.



Asmuji, S.KM., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing I yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta selalu sabar dalam membimbing peneliti dalam menyusun proposal ini



7.



dr. Fitriana Putri, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang selalu meluangkan waku, tenaga dan pikiran serta selalu sabar dalam membimbing peneliti dalam menyusun proposal ini



8.



Ibu saya yang selalu memberikan doa sekaligus penyemangat dalam menyusun proposal ini.



9.



Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, yang telah memberikan ijin pengambilan data awal.



10. Pimpinan dan tim Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman atas pemberian kepercayaan dan informasi kepada peneliti. Dalam penyusunan proposal ini, peneliti menyadari masih jauh dari kata sempurna maka dari itu peneliti sangat mengharap kritik dan saran demi sempurnanya proposal ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang keperawatan.



Jember, Juli 2021



Peneliti



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL......................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iv LEMBAR PENGUJI PROPOSAL.................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ vi MOTTO............................................................................................................. vii KATA PENGANTAR....................................................................................... viii DAFTAR ISI...................................................................................................... x DAFTAR BAGAN............................................................................................. xi DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................ 1 B. Perumusan Masalah................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Caring Perawat................................................................ 7 B. Konsep Teori Hospitalisasi.................................................................... 19 C. Konsep Teori Anak Usia Sekolah.......................................................... 23 D. Penelitian Terkait................................................................................... 24 BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN A. Kerangka Konsep.................................................................................... 28 B. Hipotesis Penelitian................................................................................. 28 BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian..................................................................................... 29 B. Populasi, Sampel dan Sampling.............................................................. 29 C. Definisi Operasional................................................................................ 31 D. Tempat Penelitian.................................................................................... 34 E. Waktu Penelitian..................................................................................... 34 F. Etika Penelitian....................................................................................... 34 G. Alat Pengumpulan Data.......................................................................... 36 H. Prosedur Pengumpulan Data................................................................... 37 I. Analisis Data........................................................................................... 39 BAB V METODE PENELITIAN A. Data Umum............................................................................................. 44



B. Data Khusus............................................................................................ 48 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 49 LAMPIRAN....................................................................................................... 51



DAFTAR BAGAN Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ...........................................................28



DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Definisi Operasional Hubungan Caring Perawat Dengan Adaptasi Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia Sekolah di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember…………………………………………. 32 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden) ….……. 44 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden) …………………………………………………...………. 44 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kelas Perawatan Pasien di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden)……. 45 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Usia Pasien di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden)………... 45 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden)……….. 46 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Lama di Rawat Pasien di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden)……. 46 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Hubungan Responden Dengan Pasien di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden) ………………………………..……………..……………. 46 Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Caring Perawat di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden)………... 47 Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Adaptasi Hospitalisasi di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden)……. 47 Tabel 5.10 Hubungan Caring Perawat Dengan Adaptasi Hospitalisasi Pada Anak Usia Sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden)…………………….………………… 48



xii



xiii



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8



Lembar Informed Consent Data demografi Lembar Kuisioner Lembar kuesioner Surat Ijin Pengambilan Data Awal dari Fakultas Surat Rekomendasi Pengambilan Data Awal dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Surat keterangan telah melaksanakan studi pendahuluan Lembar Konsultasi



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era sekarang dalam bidang kesehatan menjadi prioritas utama dari berbagai bidang pembangunan di Indonesia. Pilar utama kemajuan suatu bangsa sangatlah ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya yang antara lain dicerminkan oleh derajat kesehatan, tingkat intelegensia, kematangan emosional dan spiritual serta produktivitas. Kesehatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor dominan dalam menjalankan roda pemerintahan (Anugrahadi., 2019). Persaingan dalam hal pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu telah menjadi sorotan masyarakat sebagai pengguna jasa layanan kesehatan. Hal ini dikarenakan para konsumen sangat memperhatikan mutu pelayanan yang diberikan oleh penyedia seperti rumah sakit (Pertiwi, 2017; Potter, 2005). Keperawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan manusia dan memberikan pelayanan komprehensif terhadap seluruh aspek kehidupan yaitu biopsiko-sosial dan spiritual (Firmansyah et al., 2019; Nursalam, 2014). Perawat harus dapat meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif pasien dan perawat juga harus dapat untuk memberikan waktunya dalam mendengarkan keluhan dan perasaan pasien. Selain itu perawat juga harus mengedepankan nilai humanistik pasien, memberikan lingkungan fisik yang nyaman kepada pasien dan mengembangkan hubungan saling percaya (Watson, 2012). Perawat harus dapat melayani klien dengan



2



sepenuh hati dan memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, kemampuan intelektual, tehnikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Komariah, 2012; Nurhayati, 2018). Caring adalah esensi dari keperawatan dan merupakan fokus serta sentral dari praktik keperawatan yang dilandaskan pada nilai–nilai kebaikan, perhatian, kasih terhadap diri sendiri dan orang lain serta menghormati keyakinan spiritual pasien. Tujuan keperawatan menurut Watson adalah memfasilitasi individu mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi meliputi jiwa raga, perkembangan pengetahuan diri, peningkatan diri, penyembuhan diri dan proses asuhan diri (Muhlisin et al., 2008; Watson, 2004). Hal ini senada yang dengan teori Erawati (2016); Watson (2009) yaitu caring sebagai jenis hubungan yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan keperawatan untuk meningkatkan dan melindungi pasien yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan pasien untuk sembuh. Ruang perawatan anak, perilaku caring sangat diperlukan karena ada permasalahan tingkat



ketergantungan



yang



sangat



tinggi



dan



kecemasan yang meningkat. Perawatan empati dan penuh perhatian secara



signifikan



dapat



mengurangi kecemasan (Gustini et al., 2020;



Koutoukidis, 2013). Banyak hal yang dapat mempengaruhi kecemasan pada anak usia sekolah yang sedang rawat inap antara lain perpisahan dengan orang tua, tidak familiar dengan peralatan medis, lingkungan asing, orang asing, nyeri karena tindakan medis atau luka pada tubuh ketidakmampuan 2018).



melakukan



dan



aktifitas (Nursalam, 2002; Sumarni et al.,



3



Penyebab stress dan kecemasan pada anak dapat dipengaruhi oleh perilaku yang ditunjukan oleh petugas kesehatan, pengalaman hospitalisasi anak, support sistem atau dukungan keluarga yang mendampingi selama perawatan. Perihal tersebut dapat menyebabkan anak menjadi semakin stress. Hal ini dapat berpengaruh terhadap proses penyembuhan anak (Gaghiwu et al., 2013; Sufyanti et al., 2006). Berdasarkan penelitian dari Pragholapati et al. (2017) tingkat kecemasan pada pasien anak usia sekolah (6-12 tahun) di IGD RSUD Majalaya Kabupaten Bandung pada periode bulan Maret – Agustus 2017 diperoleh hasil sebagian besar anak usia sekolah mengalami kecemasan dengan presentase 77,4 % dan 22,6 % tidak mengalami kecemasan. Kondisi tersebut member sinyal bagi perawat harus senantiasa mampu menghadapi segala permasalahan yang di hadapi oleh pasien seperti perawat mampu melakukan komunikasi terapeutik untuk menenangkan pasien pada saat pasien merasakan sakit dan ketakutan di rumah sakit. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman bahwa pasien anak usia sekolah (6-12 tahun) yang di rawat inap periode bulan November 2020 – Januari 2021 berjumlah 32 pasien. Peneliti mendapatkan data sebanyak 32 pasien dari jumlah tersebut yang menangis terus menerus saat di ruang perawatan rawat inap dan tidak kooperatif untuk dilakukan tindakan medis, merasa ketakutan ketika melihat tenaga kesehatan terutama perawat dan tidak dapat adaptasi dengan lingkungan rumah sakit. Hal ini dikarenakan perawat lebih banyak berinteraksi dengan pasien untuk melakukan tindakan medis. Berdasarkan



4



data di atas dan mengingat pentingnya caring perawat dalam menangani pasien anak usia sekolah (6-12 tahun) untuk menunjang proses penyembuhan pasien anak usia sekolah, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Hubungan Caring Perawat Dengan Adaptasi Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia Sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman”.



B. Rumusan Masalah



1. Pernyataan Masalah Caring perawat dapat mempengaruhi proses adaptasi hospitalisasi pada anak. Tapi sampai saat ini masih ada sifat perawat yang tidak caring terhadap pasien sehingga membuat pasien tidak nyaman, takut kepada perawat dan banyak presepsi pasien yang negatif ke perawat. Hospitalisasi pada anak merupakan pengalaman yang penuh dengan stress baik bagi anak sendiri maupun orang tuanya. Stressor yang dialami anak ketika menjalani hospitalisasi menimbulkan dampak negatif yang menggangu proses penyembuhan anak. Lingkungan rumah sakit dapat menjadi penyebab stress dan kecemasan pada anak.



2. Pertanyaan Masalah 1.



Bagaimana perilaku caring perawat terhadap pasien anak usia sekolah (6-12 tahun) di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman ?



2.



Bagaimana adaptasi hospitalisasi pada pasien anak usia sekolah (612 tahun) di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman ?



5



3.



Apakah ada hubungan perilaku caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi pada anak usia sekolah (6-12 tahun) di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman ?



C. Tujuan Penelitian 1.



Tujuan Umum Mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi pada anak usia sekolah (6-12 tahun) di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman



2.



Tujuan Khusus 1.



Mengetahui perilaku caring perawat terhadap pasien anak di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman



2.



Mengetahui adaptasi hospitalisasi pasien anak usia sekolah (6-12 tahun) di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman



3.



Menganalisis hubungan perilaku caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi pada pasien anak usia sekolah (6-12 tahun) di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman



D. Manfaat Penelitian



1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Berguna untuk menggali dan mengembangkan konsep-konsep adaptasi hospitalisasi pada anak usia sekolah yang sedang dirawat dirumah sakit dan mengupayakan penerapan asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan khususnya pada keperawatan anak.



6



2. Bagi Tenaga Kesehatan atau Perawat Perawat atau tenaga kesehatan lainnya dapat menerapkan asuhan keperawatan dan kesehatan pada anak usia sekolah yang sedang dirawat di rumah sakit baik dari segi fisik ataupun emosional untuk mengantisipasi timbulnya gangguan yang akan menghambat anak dalam menyelesaikan tumbuh kembangnya.



3. Bagi Institusi Rumah Sakit Rumah sakit akan lebih memperhatikan pelayanan pada pasien anak yang sedang dirawat di rumah sakit khususnya pada anak usia sekolah.



4. Bagi Peneliti Untuk memperoleh pengalaman dalam hal penelitian sehingga dapat menambah ilmu dan terpacu untuk dapat lebih meningkatkan potensi diri dalam mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada anak yang dirawat di rumah sakit khususnya anak usia sekolah.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Konsep Teori Caring Perawat 1.



Teori Caring Caring merupakan suatu bentuk kemampuan dalam berdedikasi kepada orang lain dengan sikap peduli, perasaan empati, mencintai dan menyayangi kepada orang lain. Caring diartikan sebagai sikap peduli yang memudahkan untuk memperoleh status kesehatan dan pemulihan. Caring adalah manisfestasi dari perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah terjadinya status yang memburuk, memberi perhatian dan konsen serta menghormati orang lain (Apriza, 2018; Watson, 2006). Caring merupakan struktur yang mengubah praktis menjadi praktik keperawatan, yaitu caring merupakan bentuk dasar dari pratik keperawatan yang dimana harus membantu pasien untuk pulih dari sakit, memberi penjelasan mengenai penyakit yang diderita pasien dan membangun hubungan dengan pasien. Selain itu membantu perawat untuk mengenali pemberian intervensi yang baik dan nantinya menjadi perhatian dan petunjuk dalam pemberiannya (Arrohmah, 2017; Potter et al., 2010). Caring adalah sentral dari praktik keperawatan karena caring merupakan pendekatan yang dinamis dimana perawat bekerja untuk meningkatkan kepedulian kepada klien. Penerapan perilaku caring akan



8



berdampak pada kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan (Firmansyah et al., 2019; Muhlisin et al., 2018). Sedangkan Purwaningsih (2015) mendefinisikan bahwa caring merupakan sikap rasa hormat, peduli, menghargai satu sama lain yang artinya memberikan perhatian yang lebih kepada orang lain dengan mempelajari cara berfikir orang itu dan cara bagaimana seseorang dalam bertindak. Caring juga mengandung 3 hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab dan melakukan dengan rasa ikhlas. Caring juga merupakan ungkapan cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, selalu bersama, empati, dapat memotivasi perawat untuk dapat lebih care pada klien dan mampu melakukan tindakan sesuai kebutuhan klien. Caring merupakan sentral praktek keperawatan dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap klien. Aspek utama caring dalam analisis meliputi: pengetahuan, penggantian irama (belajar dari pengalaman), kesabaran, kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati harapan dan keberaniannya, memberi perhatian, konsen serta menghormati orang lain dan kehidupan manusia. Dampak perilaku caring bagi klien adalah meningkatkan hubungan saling percaya, meningkatkan penyembuhan fisik, keamanan, memiliki banyak energi, biaya perawatan lebih rendah serta menimbulkan perasaan lebih nyaman (Perception et al., 2020; Watson, 2012). Caring adalah holistik keperawatan yang berguna untuk mendukung proses kesembuhan klien dan cara menjalin hubungan penduli dengan klien dan bertanggung jawab atas kondisi klien (Dwidiyanti, 2012;



9



Martiningtias, 2013). Teori ini menyatakan hubungan caring yang dilakukan perawat merupakan proses keperawatan yang unik dalam pelayanan (Potter et al., 2010; Aini et al., 2017). Caring  memfasilitasi kemampuan perawat untuk mengenali klien, membuat perawat mengetahui masalah klien dan mencari serta melaksanakan solusi dalam permasalahan klien (Delaune et al., 2011; Febriana, 2015). Berdasarkan beberapa pengertian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa caring adalah sikap peduli, menghargai, rasa empati dan kasih sayang yang dilakukan kepada orang lain. 7 asumsi yang mendasari konsep caring menurut Firmansyah et al., (2019); Watson (2009) antara lain: a.



Caring akan efektif bila diperhatikan dan dipraktikan secara interpersonal



b.



Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan invidu dan keluarga



c.



Caring merupakan respon yang diterima klien tidak saat itu saja tapi dapat mempengaruhi keadaan klien selanjutnya



d.



Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan klien



e.



Caring terdiri dari faktor kuratif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi kebutuhan klien



f.



Caring lebih kompleks dari pada curing



karena praktiknya



menyelaraskan antara pengetahuan bio-fisik dengan pengetahuan



10



perilaku manusia yang berguna dalam meningkatkan derajat kesehatan para klien g.



Caring merupakan inti dari keperawatan. Sikap caring merupakan perpaduan nilai-nilai humanistik dengan ilmu pengetahuan dasar Lima konsep yang mendasari caring menurut Swanson (2016); Nan



et al. (2011) yaitu: a.



Maintaining Belief (Mempertahankan Kepercayaan) Mempertahankan kepercayaan pasien dengan mempercayai kapasitas pasien, menghargai nilai yang dimiliki pasien, mempertahankan perilaku penuh pengharapan dan selalu siap membantu pasien pada situasi pada situasi apapun



b.



Knowing Merupakan usaha untuk memahami orang lain, merawat orang lain dan interaksi antara perawat dengan pasien.



c.



Being With (Kehadiran) Secara emosional hadir untuk yang lain dengan menyampaikan ketersediaan berkelanjutan, perasaan berbagi, pemantauan yang peduli dan tidak membebani orang dirawat.



d.



Doing For (Melakukan) Melakukan tindakan untuk orang lain atau memandirikan pasien yang



mencakup



menjalankan



tindakan



tugas



perawat



antisipasi, dengan



kenyamanan, terampil,



protektif,



menampilkan



kompetensi, keahlian, melindungi pasien dan menghargai pasien.



11



e.



Enabling (Memfasilitasi) Memfasilitasi pasien untuk melewati masa transisi dengan berfokus pada situasi, memberikan informasi atau penjelasan, memberi dukungan, memahami perasaan pasien, menawarkan tindakan, memberikan



umpan



balik,



berfikir



melalui



masalah



dan



menghasilkan alternatif sehingga meningkatkan penyembuhan pribadi klien. Aspek utama caring adalah pengetahuan, belajar dari pengalaman, kesabaran, kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati, harapan dan keberanian. Caring adalah sebagai jenis hubungan yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan keperawatan untuk meningkatkan dan melindungi pasien. Hal ini nantinya akan mempengaruhi kemampuan pasien untuk sembuh (Firmansyah et al., 2019; Tommey et al., 2018). 2.



Teori Perawat Perawat berasal dari bahasa latin dari kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara klien. Menurut Undang-Undang RepubIik Indonesia No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan menjelaskan perawat adalah mereka yang mempunyai kemampuan dan kewenangan untuk melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya dan diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Sedangkan Paryanto (2006); Wardah et al. (2017) berpendapat bahwa perawat adalah tenaga yang bekerja secara professional memiliki kemampuan, kewenangan dan bertanggung jawab dalam melaksanakan asuhan keperawatan.



12



Nisya (2013); Wolo et al. (2015) memberikan pengertian bahwa perawat adalah orang yang mengasuh dan merawat orang lain yang mengalami



masalah



kesehatan.



Namun



pada



perkembangannya,



pengertian perawat semakin meluas. Pada saat ini, definisi perawat merujuk pada posisinya sebagai bagian dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional. Perawat yaitu seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia, teregister dan diberi kewenangan untuk melaksanakan praktik keperawatan sesuai dengan peraturan perundangundangan (Lestari, 2014; PPNI, 2010). Hal ini senada dengan Nursalam (2011) bahwa perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dilakukan selama 24 jam dengan klien dengan jumlah perawat yang mendominasi sehingga perawat harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu. Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa perawat adalah tenaga profesional yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan dalam melaksanakan serta memberikan perawatan di bidang kesehatan. a.



Peran Perawat Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kebutuhan masyarakat peran perawat di masa depan harus berkembang pula sehingga perawat dituntut mampu menjawab dan



13



mengantisipasi terhadap dampak dari perubahan (Lestari, 2014; Nursalam, 2010). Puspita (2014) menjelaskan bahwa peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif sebagai upaya memberikan kenyamanan dan kepuasan pada pasien meliputi: 1) Caring merupakan suatu sikap rasa peduli, hormat, menghargai orang lain yang artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang serta bagaimana seseorang dan bertindak 2) Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalamam dan ilmu atau berdikusi dengan pasiennya 3) Laughing artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman pasien 4) Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional baik dari pasien maupun perawat lain sebagai suatu hak yang biasa di saat senang ataupun duka 5) Touching adalah sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna 6) Helping adalah perawat yang siap membantu dengan asuhan keperawatannya 7)



Believing in others yaitu perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya



14



8) Learning artinya perawat selalu belajar serta mengembangkan diri dan ketrampilannya 9) Respecting yaitu memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan pasien kepada yang tidak berhak mengetahuinya 10) Listening artinya mau mendengar keluhan pasiennya 11) Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan dan memahami perasaan duka, senang, frustasi dan rasa puas pasien. Menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukan dalam sistem dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi maupun diluar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari: 1) Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Peran ini dilakukan perawat untuk memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan  untuk memberi pelayanan



keperawatan



dengan



menggunakan



proses



keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia kemudian dapat di evaluasi tingkat perkembangannya.



15



2) Peran Perawat Sebagai Advokat Klien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menerapkan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaikbaiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. 3) Peran Perawat Sebagai Edukator Peran ini dilakukan untuk membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. 4) Peran Perawat Sebagai Koordinator Peran ini dilaksanakan untul mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. 5) Peran Perawat Sebagai Kolaborator Peran ini dilakukan karena perawat bekerja dengan tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lainlain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan



16



yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. 6) Peran Perawat sebagai Konsultan Peran ini merupakan tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien atau keluarga terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. 7) Peran Perawat sebagai Pembaharuan Peran ini dilakukan untuk mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. b.



Fungsi Perawat Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya yaitu: 1) Fungsi Independen Fungsi ini merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain dimana perawat melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan



kebutuhan



fisiologis



oksigenasi,



pemenuhan kebutuhan



(pemenuhan



kebutuhan



cairan dan elektrolit,



pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan



lain-lain),



pemenuhan



kebutuhan



keamanan



dan



17



kenyamanan,



pemenuhan



cinta



mencintai,



pemenuhan



kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2) Fungsi Dependen Fungsi ini menjelaskan bahwa perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer ke perawat pelaksana. 3) Fungsi Interdependen Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya. c.



Tanggung Jawab Perawat 1) Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa 2) Berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber pada kebutuhan terhadap keperawatan individu, keluarga dan masyarakat. 3) Perawat melaksanakan pengabdian di bidang keperawatan, memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai



18



budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu keluarga dan masyarakat. 4) Perawat melaksanakan



kewajibannya



terhadap individu,



keluarga dan masyarakat, yang senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan. 5) Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu keluarga dan masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat bersama. 3.



Teori Caring Perawat Caring perawat sebagai suatu tindakan perawat yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh serta tindakan dalam bentuk perilaku. Caring membentuk body of knowledge ilmu keperawatan (human science and human care) yang menjadi inti dari praktik keperawatan yang bersifat etis dan filosofis atau hakiki. Caring perawat merupakan sikap peduli yang memudahkan pasien untuk mencapai peningkatan kesehatan dan pemulihan. Perilaku caring sebagai bentuk peduli, memberikan perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah terjadinya status kesehatan yang memburuk serta memberi perhatian dan menghormati orang lain (Kusmiran, 2015; Suparno et al., 2019).



19



Keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di rumah sakit yang menghadapi kesehatan klien selama 24 jam secara terus menerus. Selama dirawat klien membutuhkan perawatan yang dapat membuat masalah klien dapat teratasi baik dari aspek fisik, psikologis spiritual dan sosial yaitu dengan perilaku caring dari perawat yang diberikan dalam asuhan keperawatan (Meidiana, 2007). Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staff dan kelompok lain. Caring bukan semata-mata perilaku tetapi cara memiliki makna dan motivasi tindakan (Aini, 2018; Watson 2009). Swanson mengatakan caring perawat yaitu peran perawat dalam proses becoming yang artinya perawat tidak hanya memberikan tindakan dan pengobatan medis tetapi juga merupakan mitra dalam membantu klien mencapai kesehatan dan kesejahteraan.



B. Konsep Teori Hospitalisasi Yuni et al. (2007) mendefinisikan bahwa hospitalisasi pada anak adalah suatu keadaan krisis pada anak karena suatu alasan terencana atau darurat anak menjalani terapi dan perawatan di rumah sakit. Keadaan ini yang mengharuskan anak beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Anak sangat takut dengan hal-hal yang berhubungan dengan rumah sakit karena mereka merasa tidak nyaman dengan lingkungan yang ada di rumah sakit. Perawatan anak di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dengan lingkungan yang dirasa aman, penuh kasih sayang dan menyenangkan yaitu



20



lingkungan rumah, permainan dan teman sepermainannya. Hal tersebut menyebabkan anak mengalami beberapa perubahan psikis, membuat anak menjadi cemas, takut, sedih dan timbul perasaan tidak nyaman. Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dirawat di rumah sakit, orang tua menjadi stres hal ini dapat menyebabkan anak semakin stres (Kazemi et al., 2012) Nursalam (2008) mengatakan penyebab stress dan kecemasan pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perilaku yang ditunjukkan petugas kesehatan (dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain), pengalaman hospital anak, support system atau dukungan keluarga yang mendamping selama perawatan. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan anak menjadi semakin stress dan hal ini dapat mempengaruhi proses kesembuhan. Perawatan



empati



dan



penuh



perhatian



secara



signifikan



dapat



mengurangi kecemasan (Koutoukidis et al., 2013). Nursalam (2013) mengatakan memberikan pengertian bahwa hospitalisasi adalah pengalaman penuh cemas baik bagi anak maupun keluarganya. Kecemasan utama yang dialami dapat berupa perpisahan dengan keluarga, kehilangan kontrol, lingkungan yang asing, kehilangan kemandirian dan kebebasan. Reaksi anak dapat dipengaruhi oleh perkembangan usia anak, pengalaman terhadap sakit, diagnosa penyakit, sistem dukungan dan koping terhadap cemas. Kecemasan yang dialami anak dalam masa hospitalisasi akan berdampak buruk yaitu menganggu proses penyembuhan. Berkurangnya kecemasan akan meningkatkan



pertahanan



tubuh



dan



membantu



meningkatkan



penyembuhan sehingga akan mempercepat lama rawat inap dan dapat meminimalkan



trauma



pada anak. Wulandari et al. (2016) mengatakan



21



stressor umum pada hospitalisasi adalah perpisahan, kehilangan kendali, perubahan gambaran diri (citra tubuh), nyeri dan rasa takut. Faktor-faktor yang mempengaruhi hospitalisasi pada anak antara lain: a.



Berpisah dengan orang tua dan sparing.



b.



Fantasi-fantasi dan unrealistic anxietis tentang kegelapan, moster, pembunuhan dan binatang buas diawali dengan yang asing



c.



Gangguan kontak sosial jika pengunjung tidak diizinkan



d.



Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit



e.



Prosedur yang menyakitkan, takut akan cacat dan kematian. Hal yang dapat mempengaruhi kecemasan pada anak usia sekolah



antara lain (Nursalam, 2002): a.



Perpisahan dengan orang tua



b.



Tidak familiar dengan peralatan medis



c.



Lingkungan asing



d.



Orang asing



e.



Nyeri karena tindakan medis atau luka pada tubuh



f.



Ketidakmampuan Faktor



komunikasi perawatan



lain



melakukan yang



terapeutik, anak



aktifitas



dapat mempengaruhi caring



perilaku



perawat



caring



sangat



kecemasan



adalah



dan konseling. Pada ruang diperlukan



karena tingkat



ketergantungan yang sangat tinggi dan kecemasan yang meningkat. Wulandari et al. (2016) mengatakan permasalahan yang dihadapi anak usia sekolah dalam hospitalisasi antara lain:



22



a.



Rasa takut Paham bahwa penyakit itu beragam, sedikit rasa takut dapat menjadi ketakutan jika pengalaman masa lalu menyakitkan.



b.



Ansietas Peduli atas perpisahan dengan guru dan teman, cemas terhadap PR sekolah dan perubahan peran dalam kelompok.



c.



Tidak berdaya Anak berusaha mandiri, mencoba berani selama prosedur medis, kasar terhadap orang tua saat berusaha mandiri membuat stres. Anak akan mengekspresikan perasaan dan malu terhadap perilaku yang berlebihan, merasa tidak pasti tentang masa depan karena penyakit atau hospitalisasi. Reaksi Hospitalisasi pada masa usia sekolah (6-12 tahun), perawatan di



rumah sakit memaksakan anak meninggalkan lingkungan yang dicintai, keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol berdampak pada peran dalam keluarga, kehilangan kelompok sosial, perasaan takut mati dan kelemahan fisik. Reaksi nyeri dapat digambarkan dengan verbal dan non verbal. Intervensi keperawatan dalam mengatasi dampak hospitalisasi pada anak antara lain: a.



Meminimalkan stressor



b.



Mengurangi atau meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri.



c.



Memaksimalkan manfaat hospitalisasi



d.



Memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga



23



e.



Mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit dan sebelum mendapatkan perawatan di rumah sakit



C. Definisi Anak usia sekolah Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada periode usia pertengahan yaitu anak yang berusia 6-12 tahun (Santrock, 2008). Sedangkan Yusuf (2011) mengatakan bahwa anak usia sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun yang sudah dapat mereaksikan rangsang intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti: membaca, menulis dan menghitung). Karakteristik anak usia sekolah umur 6-12 tahun terbagi menjadi empat bagian terdiri dari (Supariasa, 2013): 1. Fisik atau Jasmani a. Pertumbuhan lambat dan teratur b. Anak wanita biasanya lebih tinggi dan lebih berat dibanding laki-laki dengan usia yang sama c. Anggota-anggota badan memanjang sampai akhir masa ini d. Peningkatan koordinasi besar dan otot-otot halus e. Pertumbuhan tulang, tulang sangat sensitif terhadap kecelakaan f. Pertumbuhan gigi tetap, gigi susu tanggal, nafsu makan besar, senang makan dan aktif g. Fungsi penglihatan normal, timbul haid pada akhir masa ini



24



2. Emosi a.



Suka berteman, ingin sukses, ingin tahu, bertanggung jawab terhadap tingkah laku dan diri sendiri, mudah cemas jika ada kemalangan di dalam keluarga



b.



Tidak terlalu ingin tahu terhadap lawan jenis



3. Sosial a.



Senang berada di dalam kelompok, berminat di dalam permainan yang bersaing,



mulai



menunjukkan



sikap



kepemimpinan,



mulai



menunjukkan penampilan diri, jujur sering punya kelompok temanteman tertentu b.



Sangat erat dengan teman-teman sejenis, laki-laki dan wanita bermain sendiri-sendiri



4. Intelektual a.



Suka berbicara dan mengeluarkan pendapat minat besar dalam belajar dan keterampilan, ingin coba-coba dan selalu ingin tahu sesuatu.



b.



Perhatian terhadap sesuatu sangat singkat.



D. Penelitian Terkait 1.



“Tingkat Kecemasan Pada Pasien Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) di Ruang IGD RSUD Majalaya Kabupaten Bandung” Pragholapati et al., 2017. Hasil: Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan sampel purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi kepada responden.



25



Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dengan sampel sebanyak 93 orang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kecemasan pada pasien anak usia sekolah (6-12 tahun) di ruang IGD RSUD Majalaya Kabupaten Bandung sebagian besar mengalami kecemasan sebanyak 72 orang (77,4%) dan sebagian kecil tidak mengalami kecemasan sebanyak 21 orang (22,6%). 2.



“Hubungan Caring Perawat Dengan Stress Orang Tua Akibat Hospitalisasi Anak Usia Toddler Di Ruang Rawat Inap Anak Rumah Sakit X Jagakarsa” Sari, 2017. Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara perilaku caring perawat dengan stress pada orang tua akibat hospitalisasi anak usia toddler ( p = 0,048, CI 95%) < alpha = 0,05. Perilaku caring perawat yang baik akan meminimalkan stres hospitalisasi pada orang tua.



3.



“Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Stress Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Ibnu Soewoto Baturaja” Suparno et al., 2019. Hasil: Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross- sectional.Tehnik pengambilan sampling menggunakan purposive sampling pada 39 orang tua yang anaknya berusia 3 – 6 tahun dan dirawat di Ruang perawatan anak RSUD Dr. Ibnu Soetowo Baturaja. Tehnik analisa data menggunakan uji chi-square dengan bantuan SPSS version 16,0. Hasil uji statistic menunjukkan nilai p value = 0.042 < 0,05 ( Ho ditolak).



26



4.



“Hubungan Penerapan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Sekolah Yang di Rawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta” Irfiani et al., 2013. Hasil: Penelitian ini merupakan penelitiannon exsperimental yang menggunakan metode deskriptif korelasional denganpendekatan waktu cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Juni–30 Juni 2013. Sampel yang digunakan sebanyak 32 responden diambil dengan menggunakan accidental sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan Kendall Tau(τ). Hasil penelitian ini didapatkan nilai p value 0,002 (p < 0,05) artinya ada hubungan penerapan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada anak usia sekolah yang dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2013.



5.



“Hubungan Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pada Anak Yang Hospitalisasi di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri” Fatoni et al., 2018. Hasil: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data dengan desain penelitian cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 49 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrument yang digunakan yaitu menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Frekuensi caring perawat menunjukkan baik sebanyak 28 perawat (57%), dan caring perawat kurang sebanyak 21 perawat (43%).



27



Sedangkan pada distribusi frekuensi kecemasan menunjukkan, ringan sebanyak 18 anak, sedang sebanyak 19 anak, dan berat sebanyak 12 anak. Berdasarkan Uji Chi Square dapat diketahui bahwa p-value kurang dari 0.05. hubungan dengan tingkat kecemasan anak yang menjalani hospitalisasi. 6.



“Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Anak Usia Sekolah Akibat Hospitalisasi di Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso” Dewi, 2015. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang mendapatkan perilaku caring perawat, tingkat kecemasan menurun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami tingkat kecemasan ringan sebanyak 54,5% dan sisanya sebanyak 45,5% mengalami tingkat kecemasan sedang. Hal ini ditunjukkan sebanyak 13 responden (59,1%) dengan perilaku caring perawat baik, 10 responden (76,9%), diantaranya mengalami tingkat kecemasan ringan dan 3 responden (23,1%) mengalami tingkat kecemasan sedang. Perhitungan uji statistik dengan fisher’s exact didapatkan nilai p = 0.027; α= 0.05 yang berarti Ho ditolak.



28



BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN A. Kerangka Konsep



INPUT



PROSES



OUTPUT



Variabel Independen Pasien rawat inap anak usia sekolah (6\ 12 tahun) di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman



Caring perawat



Variabel Dependen Adaptasi hospitalisasi pada anak usia sekolah (6-12 tahun)



Variabel Confounding 1. Jenis Kelamin 2. Usia 3. Pengalaman



Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Keterangan: : Diteliti : Tidak Diteliti : Berhubungan B. Hipotesis H1: Ada hubungan caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi pada anak usia sekolah (6-12 tahun) di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman.



29



BAB IV METODE PENELITIAN A.



Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi pada anak usia sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan data dilakukan pada suatu saat, baik pada variabel independen dan variabel dependen.



B.



Populasi, Sampel dan Sampling 1.



Populasi Populasi adalah keseluruhan kumpulan kasus dimana seorang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut. Populasi terdiri dari yang dapat diakses dan populasi sasaran. Populasi yang dapat diakses adalah populasi yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan dapat diakses untuk penelitian. Sedangkan populasi sasaran adalah populasi yang ingin disamaratakan oleh peneliti. Peneliti biasanya membentuk sampel dari populasi yang dapat diakses (Polit et al., 2012). Populasi penelitian ini adalah orang tua atau penunggu pasien rawat inap anak usia sekolah yang berumur 6-12 tahun di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman periode bulan November 2020 - Januari 2021 berjumlah 32 anak.



30



2.



Sampel Sampel



merupakan



bagian



populasi



terjangkau



yang



dapat



dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Penentuan jumlah sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut: n=



N 1+ N (e)2



n=



32 2 1+ 32(0,05)



n=



32 1+ 32.0,0025



n=



32 1+ 0,08



n=



32 1,08



n = 29,62 = 30 sampel Berdasarkan hasil hitungan tersebut, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 pasien anak usia sekolah di Klinik Rawat Inap dr. Suherman. Kriteria inklusi responden dalam penelitian ini, antara lain: a.



Penunggu pasien tetap yang bisa membaca dan menulis



b.



Penunggu pasien rawat inap yang sudah rawat inap minimal 1x24 jam c. Penunggu pasien yang bersedia menjadi responden



3.



Sampling



31



Sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Jenis sampling yang digunakan oleh peneliti adalah jenis non probabilitas sampling (non probability samples) dimana pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan belaka. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan teknik kuota sampling dimana menyatakan bahwa teknik tersebut untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciriciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. (Sugiyono, 2001).



C. Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2014) definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik.



32



Tabel 4.1. Definisi operasional hubungan caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi pada pasien anak di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman No Variabel 1. Independen Perilaku caring perawat



Definisi Operasional Parameter Perilaku yang 1. Kepercayaan ditunjukkan oleh dan harapan perawat sebagai bentuk 2. Hubungan peduli, memberikan saling perhatian kepada orang percaya lain, berpusat pada 3. Kepekaan orang, menghormati terhadap harga diri dan orang lain kemanusiaan, komitmen untuk mencegah terjadinya status kesehatan yang memburuk serta memberi perhatian dan menghormati orang lain



Alat Ukur Kuesioner ordinal



Skala Ordinal



2.



Penyesuaian diri 1. Perubahan keadaan krisis pada aktivitas anak karena suatu 2. Ungkapan alasan terencana atau perasaan darurat anak menjalani terapi dan perawatan di



Kuesioner ordinal



Ordinal



Dependen Adaptasi hospitalisasi pada pasien anak usia sekolah



Hasil Skor : 1. Pertanyaan positif a. Selalu = 4 b. Sering = 3 c. Kadang = 2 d. Tidak Pernah = 1 2. Pertanyaan negative a. Tidak pernah = 4 b. Kadang-kadang =3 c. Sering = 2 d. Selalu = 1 Kesimpulan scoring: 51%-100% = caring 40 tahun b) Pendidikan terakhir responden 1 = Tidak sekolah 2 = SD 3 = SMP 4 = SMA 5 = Sarjana 6 = Magister c)



Kelas perawatan 1 = Kelas 1 2 = Kelas 2 3 = Kelas 3



d) Usia pasien 1 = 6 -7 tahun 2 = 8-9 tahun 3 = 10-12 tahun e)



Jenis kelamin pasien 1 = Laki-laki 2 = Perempuan



f)



Lama dirawat pasien 1 = ≤ 2 hari perawatan 2 = > 2 hari perawatan



42



g) Hubungan responden dengan pasien 1 = Orang tua 2 = Wali atau saudara 3 = Orang lain 2) Variabel Independen Perilaku caring perawat: 1 = Tidak caring 2 = caring 3) Variabel Dependen Adaptasi hospitalisasi: 1 = Mal-Adaptif 2 = Adaptif d.



Entry Data Setelah seluruh lembar observasi terisi penuh dan benar serta melewati pengkodean dan maka selanjutnya dilakukan entry data dengan memproses data agar dapat dianlisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara memindah data instrument penelitian ke komputer untuk dianalisis.



e.



Cleaning Membersihkan data dan mengecek kembali data yang sudah dimasukkan kedalam system program dan membandingkan dengan standart penilaian yang sudah ditetapkan.



43



2.



Analisis Data Analisa yang dipakai pada penelitian ini yaitu: a.



Analisis univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel penelitian (Nursalam, 2015). Analisis univariat pada penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi variabel independen (caring perawat) dan variabel dependen (adaptasi hospitalisasi) yang ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.



b.



Analisis data bivariat Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji fisher’s exact test karena terdapat 2 cells nilai kurang dari 5 secara komputerisasi, uji tersebut dilakukan untuk mengetahui hubungan dua atau lebih variabel yang berskala nominal dan ordinal, dengan tingkat kesalahan (α = alpha) = 5% yang artinya bila p ≤ 0,05 maka H1 diterima yang artinya ada hubungan caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi pada pasien anak usia sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman.



44



BAB V HASIL PENELITIAN A.



Data Demografi 1.



Karateristik Usia Responden Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden) Usia (Tahun) 21-30 Tahun 31-40 Tahun >40 Tahun Total Sumber Data : Primer



Frekuensi (Orang) 4 25 1 30



Persentase (%) 13,33 83,33 3,33 100



Berdasarkan tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (83,33 %) responden berusia antara 31-40 tahun. 2.



Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden) Pendidikan SMP SMA Sarjana Magister Total Sumber Data : Primer



Frekuensi (Orang) 1 11 17 1 30



Persentase (%) 3,33 36,66 56,66 3,33 100



Berdasarkan tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (56,66 %) pendidikan terakhir responden berada dalam kategori sarjana.



45



3.



Karateristik Responden Berdasarkan Kelas Perawatan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kelas Perawatan Pasien di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden) Kelas Perawatan Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Total Sumber Data : Primer



Frekuensi (Orang) 2 4 24 30



Persentase (%) 6,66 13,33 80 100



Berdasarkan tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (80 %) kelas perawatan pasien berada dalam kategori kelas 3. 4.



Karateristik Responden Berdasarkan Usia Pasien Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Usia Pasien di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden) Usia Pasien 6-7 Tahun 8-9 Tahun 10-12 Tahun Total Sumber Data : Primer



Frekuensi (Orang) 25 3 2 30



Persentase (%) 83,33 10 6,66 100



Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (83,33 %) usia pasien berusia antara 6 – 7 tahun. 5.



Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Sumber Data : Primer



Frekuensi (Orang) 21 9 30



Persentase (%) 70 30 100



46



Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (70 %) jenis kelamin pasien berada dalam kategori laki-laki.



6.



Karateristik Responden Berdasarkan Lama di Rawat Pasien Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Lama di Rawat Pasien di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden) Lama di Rawat ≤ 2 hari Total Sumber Data : Primer



Frekuensi (Orang) 30 30



Persentase (%) 100 100



Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa semua (100 %) lama dirawat pasien kurang dari sama dengan 2 hari. 7.



Karateristik Responden Berdasarkan Hubungan Responden Dengan Pasien Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Hubungan Responden Dengan Pasien Klinik Rawat Inap, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden) Hubungan Responden Dengan Pasien Orang Tua Total Sumber Data : Primer



Frekuensi (Orang)



Persentase (%)



30 30



100 100



Berdasarkan tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa semua (100 %) hubungan responden dengan pasien berada dalam kategori orang tua.



B.



Data Khusus 1.



Caring Perawat di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman Tabel 5.8 Distribusi frekuensi caring perawat di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden)



47



Caring Caring Tidak Caring Total Sumber Data : Primer



Frekuensi (Orang) 24 6 30



Persentase (%) 80 20 100



Berdasarkan tabel 5.8 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (80 %) responden menyatakan perilaku perawat Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman dalam memberikan pelayanan sudah dalam kategori caring. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa perawat perhatian



kepada



pasien,



perawat



bersikap



ramah,



perawat



menunjukkan sikap kasih sayang, perawat terlihat sabar serta perawat memperhatikan kenyamanan dan keamanan lingkungan pada saat rawat inap. 2.



Adaptasi Hospitalisasi di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman Tabel 5.9. Distribusi frekuensi adaptasi hospitalisasi) di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden) Adaptasi Hospitalisasi Adaptif Mal-Adaptif Total Sumber Data : Primer



Frekuensi (Orang) 21 9 30



Persentase (%) 70 30 100



Berdasarkan tabel 5.9 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (70 %) pasien anak usia sekolah mampu melakukan adaptasi hospitalisasi di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa pasien anak usia sekolah mampu belajar saat di rawat inap, tidak takut saat bertemu tenaga medis, mampu makan sendiri serta tetap bermain saat di rawat inap.



48



3.



Hubungan Caring Perawat Dengan Adaptasi Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia Sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman Tabel 5.10 Hubungan caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi pada pasien anak usia sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman, 19 Februari – 13 Maret 2021. (n = 30 Responden) Adaptasi Hospitalisasi Adaptif Mal-Adaptif



Caring Perawat Caring 20 (66,66 %) Tidak Caring 4 (13,33 %) Total 24 (80 %) Sumber Data : Primer



1 (3,33 %) 5 (16,66 %) 6 (20 %)



P value 0,005 30



Berdasarkan tabel 5.10 di atas menunjukkan bahwa hasil analisa cross tabulation antara caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi yaitu mayoritas mengatakan bahwa perawat melakukan perilaku caring dan pasien rawat inap usia sekolah mampu melakukan adaptasi hospitalisasi. Dari hasil statistik menggunakan uji Chi Square bahwa 30 responden diperoleh hasil P value 0.005 < 0.05 yang artinya H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi pada pasien anak usia sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman.



49



BAB VI PEMBAHASAN A.



Interpretasi dan Diskusi Hasil 1.



Intepretasi Data Demografi Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman pada tanggal 18 Februari - 13 Maret 2021 di dapatkan hasil sejumlah 30 responden. Karakteristik usia responden sebagian besar berada pada rentang 31-40 tahun dengan jumlah 25 (83,33%) responden. Karateristik pendidikan terakhir responden sebagian besar berada pada kategori sarjana dengan jumlah 17 (56,66%) responden. Karateristik kelas perawatan pasien sebagian besar berada pada kategori perawatan kelas 3 dengan jumlah 24 (80%) responden. Karateristik usia pasien sebagian besar berada pada rentang 6-7 tahun dengan jumlah 25 (83,33%) pasien. Karateristik jenis kelamin pasien sebagian besar berada pada kategori jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 21 (70%) pasien. Karateristik lama di rawat pasien berada pada kategori lama perawatan kurang dari sama dengan 2 hari dengan jumlah 30 (100%) pasien. Karateristik hubungan responden dengan pasien sebagian besar berada di kategori orang tua dengan jumlah 30 (100%) responden.



50



2.



Caring Perawat Pada Anak Usia Sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman Berdasarkan hasil penelitian caring perawat yang dilakukan pada anak usia sekolah (6-12 tahun) di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman dari 30 responden sebagian besar (80 %) menyatakan bahwa perilaku perawat dalam kategori caring. Caring merupakan suatu bentuk kemampuan dalam berdedikasi kepada orang lain dengan sikap peduli, perasaan empati, mencintai dan menyayangi kepada orang lain. Caring diartikan sebagai sikap peduli yang memudahkan untuk memperoleh status kesehatan dan pemulihan. Caring adalah manisfestasi dari perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah terjadinya status yang memburuk, memberi perhatian dan konsen serta menghormati orang lain (Apriza et al., 2004). Perilaku



caring



adalah



esensi



dari



keperawatan



yang



membedakan perawat dengan profesi lain dan mendominasi serta mempersatukan tindakan-tindakan keperawatan (Waston, 2009). Perilaku Caring merupakan kunci sukses bagi perawat dalam menjalankan profesinya yaitu apabila mempunyai ilmu untuk mensintesa semua kejadian yang berhubungan dengan klien, mampu menganalisa, mengintepretasikan, mempunyai kata hati, dan mengerti apa yang terjadi terhadap masalah yang dihadapi klien (Rinawati, 2012).



51



Caring



merupakan



suatu



orientasi



human



science



dan



kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring juga meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik – dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semseta (Watson, 2004). Caring lebih dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual. Caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri dan intuitif (Watson, 2009). Caring



sebagai



esensi



dari



keperawatan



berarti



juga



pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk



dan



focus



terhadap



fenomena



keperawatan.



Watson



menganggap istilah “factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang



52



dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan ara perkembangan teorinya (Watson, 2004) Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. caring  menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan. Profesional caring adalah seseorang yang mempraktekkan, merancang dan menyediakan atau memberikan bantuan kepada orang lain (Meidiana, 2007). Dia juga menjelaskan bahwa penekanan keperawatan adalah asuhan keperawatan yang bersifat humanistik yang



ditunjukan



pada



pandangan



hubungan profesional kepada manusia dari perawat kepada pasien dan pengakuan pasien atas aspek penting dalam keperawatan humanistik. Pendekatan humanistik ini adalah aspek keperawatan tradisional dari caring, yang diwujudnyatakan dalam pengertian dan tindakan. Pengertian membutuhkan kemampuan mendengarkan orang lain secara aktif dan arif serta menerima perasaan-perasaan orang lain. Prasyarat bertindak adalah mampu bereaksi terhadap kebutuhan orang lain



dengan



keikhlasan,



kehangatan



untuk



meningkatkan



kesejahteraan yang optimal.



Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku caring perawat adalah sifat dasar perawat sebagai manusia untuk membantu, memperhatikan, mengurus dan menyediakan bantuan serta memberi dukungan untuk kemandirian klien melalui



53



hubungan perawat-klien yang terapeutik dan melalui intervensi keperawatan dalam rangka mencapai derajat kesejahteraan yang lebih tinggi dengan penuh perasaan berdasarkan kemanusiaan dan aspek moral. Dengan caring ini memungkinkan terjalinnya hubungan dan interaksi terapeutik antara perawat dan klien. Caring merupakan dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan profesional  untuk meningkatkan



mutu



pelayanan



keperawatan



dan



memberikan



kepuasan kepada klien.



3.



Adaptasi Hospitalisasi Pada Anak Usia Sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman Berdasarkan hasil penelitian adaptasi hospitalisasi yang dilakukan pada anak usia sekolah (6-12 tahun) di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman dari 30 responden, 9 (30%) diantaranya mengalami perilaku mal-adaptif. Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga (Wong, 2000). Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan. Meskipun demikian dirawat



54



di rumah sakit tetap merupakan masalah besar dan menimbulkan ketakutan, cemas, bagi anak (Supartini, 2004). Hospitalisasi juga dapat diartikan adanya beberapa perubahan psikis yang dapat menjadi sebab anak dirawat di rumah sakit (Stevens, 1999). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hospitalisasi adalah suatu proses karena alasan berencana maupun darurat yang mengharuskan anak dirawat atau tinggal di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang dapat menyebabkan beberapa perubahan psikis pada anak. Perubahan psikis terjadi dikarenakan adanya suatu tekanan atau krisis pada anak. Jika seorang anak di rawat di rumah sakit, maka



anak



tersebut akan mudah mengalami krisis yang



disebabkan anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari. Selain itu, anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian- kejadian yang sifatnya menekan (Nursalam et al., 2005). Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak (Nursalam et al., 2005). Jika seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan yang dialaminya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan status kesehatan anak, perubahan lingkungan, maupun perubahan kebiasaan



sehari-hari.



Selain



itu



anak



juga



mempunyai



55



keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan. Stresor atau pemicu timbulnya stres pada anak yang dirawat di rumah sakit dapat berupa perubahan yang bersifat fisik, psikososial, maupun spiritual. Perubahan lingkungan fisik ruangan seperti fasilitas tempat tidur yang sempit dan kuang nyaman, tingkat kebersihan kurang, dan pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu redup. Selain itu suara yang gaduh dapat membuat anak merasa terganggu atau bahkan menjadi ketakutan. Keadaan dan warna dinding maupun tirai dapat membuat anak marasa kurang nyaman (Keliat, 1998). Beberapa perubahan lingkungan fisik selama dirawat di rumah sakit dapat membuat anak merasa asing. Hal tersebut akan menjadikan anak merasa tidak aman dan tidak nyaman. Ditambah lagi, anak mengalami perubahan fisiologis yang tampak melalui tanda dan gejala yang dialaminya saat sakit. Adanya perlukaan dan rasa nyeri membuat anak terganggu. Reaksi anak usia prasekolah terhadap rasa nyeri sama seperti sewaktu masih bayi. Anak akan bereaksi terhadap nyeri dengan menyeringaikan wajah, menangis, mengatupkan gigi, menggigit bibir, membuka mata dengan lebar, atau melakukan tindakan agresif seperti menendang dan memukul. Namun, pada akhir periode balita anak biasanya sudah mampu mengkomunikasikan rasa nyeri yang mereka alami dan menunjukkan lokasi nyeri



56



(Nursalam et al., 2005). Selain perubahan pada lingkungan fisik, stressor pada anak yang dirawat di rumas sakit dapat berupa perubahan lingkungan psiko-sosial. Sebagai akibatnya, anak akan merasakan tekanan dan mengalami kecemasan, baik kecemasan yang bersifat ringan, sedang, hingga kecemasan yang bersifat berat. Pada saat anak menjalani masa perawatan, anak harus berpisah dari lingkungannya yang lama serta orang-orang yang terdekat dengannya. Anak biasanya memiliki hubungan yang sangat dekat dengan



ibunya,



akibatnya



perpisahan



dengan



ibu



akan



meninggalkan rasa kehilangan pada anak akan orang yang terdekat bagi dirinya dan akan lingkungan yang dikenalnya, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan perasaan tidak aman dan rasa cemas (Nursalam et al., 2005). Pada kondisi cemas akibat perpisahan anak akan memberikan respon berupa perubahan perilaku. Respon perilaku anak akibat perpisahan di bagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap protes ( phase of protest), tahap putus asa (phase of despair), dan tahap menolak (phase of denial). Pada tahap protes, reaksi anak dimanifestasikan dengan menangis kuat-kuat, menjerit, memanggil orang tuanya atau menggunakan tingkah laku agresif agar orang lain tahu bahwa ia tidak ingin ditinggalkan orang tuanya serta menolak perhatian orang asing atau orang lain.



57



Tahap putus asa menampilkan perilaku anak yang cenderung tampak tenang, tidak aktif, menarik diri, menangis berkurang, kurang minat untuk bermain, tidak nafsu makan, sedih, dan apatis. 4.



Hubungan Caring Perawat Dengan Adaptasi Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia Sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman Pada penelitian ditemukan bahwa hasil observasi dengan lembar kuesioner setalah dilakukan uji menggunakan uji fisher’s exact test karena terdapat 2 cells nilai kurang dari 5, menunjukkan bahwa 30 responden di peroleh hasil p value sebanyak 0,005 < 0,05. Dengan demikian H1 diterima yang berarti ada hubungan caring perawat dengan adaptasi hospitalisasi pada pasien anak usia sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman.



B.



Keterbatasan Penelitian Di dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatan penelitian yang dialami oleh peneliti pada saat pengambilan data sehingga berpengaruh terhadap hasil penelitian. 1.



Metode Penelitian Teknik penelitian ini mengunakan teknik non-probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel tidak dipilih secara acak. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan



atau



karena



direncanakan oleh peneliti.



faktor



lain



yang



sebelumnya



sudah



58



2.



Keterbatasan Responden Pada saat dilakukan penelitian, peneliti susah untuk mendapatkan responden karena kondisi pandemic COVID-19 yang membuat jumlah pasien anak menurun drastis.



C.



Implikasi Keperawatan Hasil penelitian ini mempunyai manfaat yang cukup besar khususnya bagi layanan kesehatan dan layanan keperawatan. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dan inovasi bagaimana cara adaptasi hospitalisasi pada pasien anak usia sekolah. Karena anak usia sekolah (6-12 tahun) yang sedang rawat inap mengalami perubahan perilaku dan psikis, sehingga akan mempengaruhi proses penyembuhan pasien. Dengan mengetahui cara agar pasien anak usia sekolah (6-12 tahun) dapat beradaptasi saat di rawat inap, dapat menjadi bahan evaluasi agar dapat adaptif saat di rawat inap.



BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A.



Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.



Pasien rawat inap anak usia sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman sebagian besar dalam kategori caring.



2.



Pasien rawat inap anak usia sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman sebagian besar dalam kategori adaptif.



3.



Perilaku caring perawat berhubungan dengap adaptasi hospitalisasi pada pasien anak usia sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman.



B.



Saran 1.



Institusi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi institusi pelayanan kesehatan, khususnya Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman dalam menentukan langkah strategi peningkatan kualitas mutu pelayanannya. Salah satu strateginya adalah meningkatkan caring perawat agar terjalin hubungan yang baik dengan pasien sehingga pasien mudah beradaptasi saat di rawat inap.



2.



Petugas Kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan intropeksi untuk petugas kesehatan, khususnya perawat dalan memberikan pelayanan.



60



3.



Institusi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh institusi pendidikan keperawatan sebagai masukan untuk menciptakan calon tenaga keperawatan yang berkualitas, dimana anak didiknya memiliki rasa caring dalam memberikan asuhan keperawatan. 4. Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian. Selain itu penelitian ini dapat juga digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memperdalam penelitian selanjutnya tentang caring perawat dengan menggunakan variabel independen berupa adaptasi hospitalisasi.



DAFTAR PUSTAKA APRIZA, A. (2018). Hubungan Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di Rsud Puri Husada Tembilahan. Jurnal Ners, 2(23). Arrohmah, M. (2017). Gambaran Penerapan 10 Faktor Karatif Caring Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Diponegoro Yang Telah Menjalani Praktik Klinik Di Rumah Sakit. Skripsi, 1–63. Bab, I., Permasalahan, L. B., & Yogyakarta, K. (1912). Bab i. pendahuluan 1.1. January 2000, 1–62. Firmansyah, C. S., Noprianty, R., & Karana, I. (2019). Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson di Ruang Rawat Inap. Jurnal Kesehatan Vokasional, 4(1), 33. Gustini, S., Mulyono, T., Pengajar, S., Keperawatan, P., Poltekkes, M., Aceh, K., & Meulaboh, D. (2020). Lestari, T. R. P. (2014). Pendidikan Keperawatan: Upaya Menghasilkan Tenaga Perawat Berkualitas. Nursing Education-Aspirasi, 5(1), 1–10. Martiningtias. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Caring Perawat Di Ruang Perawatan Interna. Journal of Islamic Nursing, 2 Nomer 2, 82–92. Muhlisin, A., & Ichsan, B. (2008). Aplikasi Model Konseptual Caring Dari Jean Watson Dalam Asuhan Keperawatan. Aplikasi Model Konseptual Caring Dari Jean Watson, 1(3), 147–150. Nan, S., & Sicincin, A. (2011). Fakultas keperawatan universitas andalas padang 2011. Nurhayati, N. (2018). Model Peningkatan Perilaku Caring pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pangkalpinang. Jurnal Kesehatan, 9(2), 225. PARYANTO, H. A. (2006). Rs . Dr . Kariadi Semarang Tahun 2006 Program Pascasarjana. Undip. Perception, C., Nursing, C., & Caring, S. (2020). FUNDAMENTAL AND MANAGEMENT Hubungan Persepsi , Belajar , dan Motivasi dengan Perilaku Caring. 2(2), 75–79. Pertiwi, A. (2017). Analisis Perbedaan Kualitas Pelayanan Pada Pasien Bpjs Dan Pasien Umum Terhadap Kepuasan Pasien Di Rawat Jalan Rsud Kota Surakarta. Jurnal Manajemen Dayasaing, 18(2), 113. Studi, P., Keperawatan, I., Kedokteran, F., Hasanuddin, U., Indah, T., & Centre, P. C. (2017). Sufyanti, A. ., Kristiawati, Sudiana, I. K., & Indah, P. . (2006). Efektivitas Penurunan Stres Hospitalisasi Anak Dengan Terapi Bermain dan Terapi



62



Musik (The Effectiveness of Play Therapy and Musical Therapy in Reducing the Hospitalization Stress). E-Journal Unair, 1. Sumarni, N., Yuliana, Y., & Sari, yuppi rosmala. (2018). Hubungan Kehadiran Orang Tua Dengan Kecemasan Anak Saat Pemberian Obat Iv Line Di Rsu Garut. Jurnal Dunia Kesmas, 7(3), 146–155. Suparno, & Saprianto. (2019). Peran dan fungsi perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan 1989 yaitu sebagai pemberi asuhan keperawatan , advokat klien , edukator , p. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 6(1), 35–40. Utara, U. S. (2015). Hubungan Perilaku Caring dan Motivasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana Menerapkan Prinsip Etik Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Prof . Dr . Muhammad Ildrem Medan. Wolo, P. D., Trisnawati, R., & Wiyadi. (2015). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Perawat Pada RSUD TNI AU Yogyakarta. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, 17, 25–34. https://doi.org/https://doi.org/10.23917/dayasaing.v17i2.3777 Watson, J. 2007. Theory of Human Caring. Danish Clinical Nursing Journal. Online: www.uchsc.edu/nursing/caring. Anjaswarni, T. 2002. Analisis tingkat kepuasan klien terhadap perilaku caring perawat di Ruang rawat instalasi rawat inap RSUD Saiful Anwar Malang. Jakarta: FIKUI. Meidiana, Dwidiyanti. 2007. Caring kunci sukses perawat/ners mengamalkan ilmu. Semarang: Hasani. Burnard, Philip dan Morrison, Paul. 2009. Caring & Communicating. Jakarta: EGC. Potter, P.A, dan Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC. Gibson, James, L. & John. 2000. Organisasi dan manajemen: perilaku, struktur, proses. Jakarta: Erlangga.



LAMPIRAN



64



Lampiran 1



LEMBAR PERMOHONAN Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara Responden Di Tempat



Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIM



: Larasati Cahya Volytania : 1711011018



Alamat



: Perum Griya Mangli Indah L 17-18, Jember



Bermaksud akan melaksanakan penelitian sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa program S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember, saya akan melakukan penelitian tentang: “Hubungan Caring Perawat Dengan Adaptasi Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia Sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman” Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan bapak/ibu/saudara untuk menjadi responden dalam penelitian saya. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas yang diberikan. Jika anda tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada sanksi ataupun konsekuensi buruk di kemudian hari. Jika anda bersedia menjadi responden, maka saya mohon untuk menandatangani lembar persetujuan (Lembar Informed Consent) yang saya lampirkan. Demikian informasi ini saya beritahukan anda dengan sebenar-benarnya. Saya berharap anda bersedia untuk menjadi responden dan bekerjasama dalam penelitian ini. Atas bantuan dan partisipasinya disampaikan terima kasih. Jember, ..................... 20.. Peneliti



Larasati Cahya Volytania



Lampiran 2



LEMBAR INFORMED CONSENT Kepada Yth. Saudara/ Saudari/ Responden Di Tempat



Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Usia



:



Alamat



:



Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian dari: Nama



: Larasati Cahya Volytania



NIM



: 1711011018



Fakultas : Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember Alamat



: Perum Griya Mangli Indah L 17-18, Jember



Dengan judul penelitian “Hubungan Caring Perawat Dengan Adaptasi Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia Sekolah di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman” prosedur penelitian ini tidak akan menimbulkan resiko dan ketidaknyamanan pada responden. Dengan ini saya menyatakan kesanggupan ikut serta dalam penelitian dengan sebenar-benarnya.



Jember, ……………20….. Yang menyatakan



(…………………………)



66



Lampiran 3



DATA DEMOGRAFI



Petunjuk pengisian : 1. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam instrument penelitian ini, oleh karena itu mohon diisi sesuai jawaban yang sebenarnya. 2. Isilah jawaban dalam data



umum dengan memberi tanda (



jawaban yang sesuai menurut saudara, dengan keterangan : No. responden Nama (inisial)



: ……………………… (diisi oleh peneliti) : ………………………



1. Usia Responden = < 21 tahun



= 21-30 tahun



= 31-40 tahun



= > 40 tahun 2. Pendidikan terakhir responden = Tidak sekolah



= SD



= SMP



) pada



=SMA



= Sarjana



= Magister 3. Kelas Perawatan = VVIP



= VIP



= Kelas 1



= Kelas 2



= Kelas 3 4. Usia Pasien : 6-7 tahun



: 8-9 tahun



: 10-12 tahun



5. Jenis Kelamin Pasien : Laki-laki



68



: Perempuan 6. Lama di Rawat = ≤ 2 hari



= > 2 hari 7. Hubungan Responden Dengan Pasien = Orang Tua



= Wali atau Saudara



= Orang lain



Lampiran 4



Kisi-Kisi Kuesioner Caring Perawat



No 1. 2. 3.



Parameter Kepercayaan dan Harapan Hubungan Saling Percaya Kepekaan Terhadap Orang Lain



Soal Nomor 4, 5, 6, 14, 15 dan 17 7, 11, 16 dan 19 1, 2, 3, 8, 9, 10, 12, 13, 18 dan 20



Kisi-Kisi Kuesioner Adaptasi Hospitalisasi



No 1. 2.



Parameter Perubahan Aktivitas Ungkapan Perasaan



Soal Nomor 4, 6, 7, 8 dan 9 1, 2, 3, 5 dan 10



70



Lampiran 5



Kuesioner Caring Perawat



Parameter 1. Kepercayaan dan Harapan No Pernyataan 1 Perawat cenderung lupa menepati janjinya saat berjanji Perawat terlihat sibuk dengan pekerjaannya sendiri sehingga waktu 2 untuk merawat pasien berkurang 3 Perawat segera datang jika dibutuhkan 4 Perawat tidak terlihat sabar saat merawat pasien 5 Perawat memberikan semangat kepada pasien supaya cepat sembuh Perawat memperhatikan kenyamanan dan keamanan lingkungan 6 sekitar seperti kebersihan, pelindung khusus tempat tidur, peralatan medis yang menempel di badan 2. Hubungan Saling Percaya No 1 2 3 4



Pernyataan Perawat menganjurkan pasien untuk mengatakan apapun yang dikeluhkan atau di rasakan Perawat menjelaskan tentang kondisi dan tindakan yang dilakukan saat merawat pasien Perawat membuat pasien menunggu lama saat membutuhkan pertolongan Perawat menanyakan tetang pengalaman perawatan yang dulu pernah di alami pasien



3. Kepekaan Terhadap Orang Lain No Pernyataan 1 Perawat perhatian kepada pasien selama perawatan 2 Perawat menunjukkan sikap penuh sayang, sabar dan telaten Perawat jarang sekali bertanya apa yang pasien butuhkan selama di 3 rawat 4 Perawat bersikap ramah kepada pasien dan keluarganya 5 Perawat terlihat kurang senang ketika pasien menyampaikan keluhan 6 Perawat kurang memperhatikan kondisi pasien ketika di rawat Perawat memberikan penjelasan dengan bahasa yang tidak di 7 mengerti 8 Perawat memperlihatkan kelutusannya dengan tersenyum saat



9 10



merawat pasien Perawat kurang memperhatikan pasien Perawat membatasi pasien untuk berinteraksi dengan orang lain selain penunggu pasien saat di rumah sakit



72



Lampiran 6



Kuesioner Adaptasi Hospitalisasi



Parameter 1. Perubahan aktivitas No 1 2 3 4 5



Pernyataan Pasien tidak bisa belajar selama di rumah sakit Pasien mampu makan sendiri saat di rumah sakit Pasien tidak mampu ke kamar mandi sendiri Pasien tidak mampu memakai baju sendiri saat di rumah sakit Pasien masih bisa bermain saat di rumah sakit



2. Ungkapan Perasaan No 1 2 3 4 5



Pernyataan Pasien merasa jauh dari teman-teman saat berada di rumah sakit Pasien merasa tidak memiliki teman saat berada di rumah sakit Pasien merasa takut saat perawat atau dokter mendekat ke pasien Pasien merasa sedih jika orang tua tidak berada setiap saat di ruang rawat inap Pasien takut saat berada di rumah sakit



Lampiran 7



Kuesioner Perilaku Caring Perawat Petunjuk pengisian 1.



Responden diharapkan mengisi pertanyaan sesuai petunjuk pengisian dan keadaan yang dirasakan sebenar-benarnya.



2.



Berilah respon terhadap pernyataan dalam tabel dengan memberikan tanda (



) pada kolom yang sesuai dengan persepsi bapak/ibu mengenai



pernyataan tersebut. No 1.



Pernyataan



Perawat perhatian kepada pasien selama perawatan 2. Perawat jarang sekali bertanya apa yang pasien butuhkan selama dirawat 3. Perawat bersikap ramah kepada pasien dan keluarganya 4. Perawat cenderung lupa menepati janjinya saat berjanji 5. Perawat segera datang jika dibutuhkan 6. Perawat terlihat sibuk dengan pekerjaannya sendiri sehingga waktu untuk merawat pasien berkurang 7. Perawat menganjurkan pasien untuk mengatakan apapun yang dikeluhkan atau di rasakan 8. Perawat terlihat kurang senang ketika pasien menyampaikan keluhan 9. Perawat menunjukkan sikap penuh kasih sayang, sabar dan telaten 10. Perawat kurang memperhatikan pasien 11. Perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan tindakan yang dilakukan saat merawat



Selalu



Pilihan Jawaban KadangSering kadang



Tidak Pernah



74



pasien 12. Perawat memberikan penjelasan dengan bahasa yang tidak di mengerti 13. Perawat memperlihatkan ketulusannya dengan tersenyum saat merawat pasien 14. Perawat tidak terlihat sabar saat merawat pasien 15. Perawat memberikan semangat kepada pasien supaya cepat sembuh 16. Perawat membuat pasien menunggu lama ketika membutuhkan pertolongan 17. Perawat memperhatikan kenyamanan dan keamanan lingkungan sekitar seperti kebersihaan, pelindung khusus tempat tidur, peralatan medis yang menempel di badan 18. Perawat membatasi pasien untuk berinteraksi dengan keluarga, tetangga dan teman 19. Perawat menanyakan tentang pengalaman perawatan yang dulu pernah di alami pasien 20. Perawat kurang memperhatikan pasien ketika di rawat inap



Lampiran 8



Kuesioner Adaptasi Hospitalisasi Petunjuk pengisian 1.



Responden diharapkan mengisi pertanyaan sesuai petunjuk pengisian dan keadaan yang dirasakan sebenar-benarnya.



2.



Berilah respon terhadap pernyataan dalam tabel dengan memberikan tanda (



) pada kolom yang sesuai dengan persepsi bapak/ibu mengenai



pernyataan tersebut. No 1.



Pernyataan



Pasien merasa jauh dari teman-teman saat berada di rumah sakit 2. Pasien merasa tidak memiliki teman saat berada di rumah sakit 3. Pasien merasa takut saat perawat atau dokter mendekat ke pasien 4. Pasien tidak bisa belajar selama di rumah sakit 5. Pasien merasa sedih jika orang tua tidak berada setiap saat di ruang rawat inap 6. Pasien mampu makan sendiri saat di rumah sakit 7. Pasien tidak mampu ke kamar mandi sendiri 8. Pasien mampu memakai baju sendiri saat di rumah sakit 9. Pasien masih bisa bermain saat di rumah sakit 10. Pasien takut saat berada di rumah sakit



Selalu



Pilihan Jawaban Kadang Sering -kadang



Tidak Pernah



76



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



Nama



: Larasati Cahya Volytania



Tempat, tanggal lahir



: Jember, 7 November 1998



Alamat



: Perum Griya Mangli Indah



No. HP



: 081246840134



Jenis Kelamin



: Perempuan



Agama



: Islam



Kewarganegaraan



: Indonesia



Pekerjaan



: Pelajar/Mahasiswi



Email



: [email protected]



Riwayat Pendidikan TK



: TK Pertiwi



SD



: SD Negeri Kepatihan 1 Jember



SMP



: SMP Negeri 4 Jember



SMA



: SMA Negeri 5 Jember



Perguruan Tinggi



: Universitas Muhammadiyah Jember