Latihan Uji Kompetensi 1 PKR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Latihan Uji Kompetensi 1 PKR Nama : Dika Rakhmah Andirawati NIM



: 857815012



Kelas : 3A PGSD BI



Silahkan Kerjakan Latihan ini dengan benar! No Soal Skor 1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu 27 dipelajari di era digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita untuk menjelaskan salah satu alasan tersebut! 2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan 20 contohnya! 3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya 14 disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013! Skor Total 61 Jawab: 1. Alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era digital a. Kurang guru Di Kabupaten probolinggo, terdapat 116 SDN yang kekurangan guru. Pembelajaran kelas rangkap atau multigrade dilakukan karena lembaga kekurangan guru. Selain itu, jumlah siswa yang ada di lembaga tersebut kurang dari 60 siswa. Oleh karena itu pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era ini untuk mengantisipasi dan memberikan solusi apabila terdapat kasus seperti di Kabupaten Probolinggo. b. Kondisi Geografis Sulitnya lokasi, terbatasnya sarana transportasi mendorong penggunaan PKR. Di Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, ditemukan bahwa jumlah murid yang sedikit umumnya menjadi hal yang melatarbelakangi pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap. Jumlah murid tersebut dipengaruhi oleh kondisi geografis dimana sekolahsekolah berada pada lokasi yang sulit dicapai sehingga hanya menampung murid dari wilayah setempat. Oleh karena itu pada era ini sangat diperlukan pembelajaran kelas rangkap untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. c. Terbatasnya ruang kelas Di Sumba Tengah, ditemukan guru di SD Narita yang menerapkan pembelajaran kelas rangkap karena keterbatasan ruang kelas. Kemampuan guru dituntut untuk mampu mengelola kelas dengan baik dan menjadikan siswa aktif sehingga kondisi kelas tidak gaduh atau ada siswa yang tidak belajar karena guru mengajar bergantian kelas. Maka



dari itu diperlukan pembelajaran kelas rangkap agar seorang guru dapat melakukan PKR yang baik dan benar. d. Demografis Untuk mengajar murid dalam jumlah kecil, apalagi tinggal di daerah yang pemukimannya jarang maka PKR dinilai sebagai alternative solusi yang praktis. Hal ini terjadi di SD Inpres Wunga, Kecamatan Haharu Kabupaten Sumba Timur NTT dan 8 SD di kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo. Menurut data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, sekolah-sekolah yang berada di Kecamatan Sukapura banyak yang merupakan sekolah kecil dalam arti memiliki jumlah murid kurang dari 50 orang. Maka dengan adanya pembelajaran kelas rangkap dapat memberikan solusi alternative dalam kegiatan pembelajaran di SD tersebut. e. Adanya Guru yang tidak hadir Selain jumlah guru, kehadiran guru juga berpengaruh terhadap pelaksanaan PKR selama ini. Di Kabupaten Probolinggo Kecamatan Sukapura serta Kecamatan Lumbang dan Krucil tingkat kehadiran guru dalam kenyataannya mendapatkan banyak tantangan. Jarak yang jauh antara lokasi sekolah dengan tempat tinggal guru merupakan tantangan terbesar untuk bisa hadir setiap hari dan tepat waktu. Ada sebagian guru yang kemudian memutuskan untuk pindah tempat tinggal ke dekat sekolah namun ada juga yang tidak bisa melakukannya karena berbagai pertimbangan. Sehingga di Sekolah memerlukan kegiatan PKR untuk menatasi masalah tersebut. Maka dari adanya kasus-kasus dan alasan-alasan diatas perlu adanya mata kuliah pembelajaran kelas rangkap sehingga guru maupun calon guru dapat melaksanakan pembelajaran kelas rangkap dengan baik dan benar. 2. Prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap serta contohnya Jawab: a. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran Dalam kegiatan PKR, guru menghadapai dua kelas atau lebih pada waktu yang sama. Oleh karena itu, perlu adanya keserempakan/bersamaan dalam kegiatan pembelajaran. Contoh, dalam PKR seorang guru dalam waktu yang bersamaan, misalnya dari pukul 08.00-09.20 (2 jam pelajaran) menangani pembelajaran IPA untuk kelas V dan IPS kelas VI. Pada saat itu siswa kelas V dan kelas VI dalam satu atau dua ruangan secara serempak belajar dibawah bimbingan seorang guru. b. Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA) Selama KPR, semua murid harus aktif dalam pengalaman belajar yang bermakna yang berkaitan dengan kurikulum maupun dengan tujuan yang bersifat jangka panjang. Contoh: pembentukan kelompok yang lama, waktu tunggu pergantian kelas oleh guru dalam mengelola 2 kelas atau lebih yang terlalu lama sehingga siswa mulai bosan dan berisik maka makin rendah kadar WKA, Misalnya dalam dua jam pelajaran tersedia 2 x 40’ = 80’. Selama 15’ digunakan oleh guru untuk mengabsen, mengatur kelompok, 65’ sisanya digunakan oleh siswa untuk berbagai kegiatan belajar. Dalam 65’ itulah siswa benar-benar melakukan kegaitan belajar atau sering disebut juga “on-task”. Oleh karena itu, kualitas dan lamanya kegiatan tersebut berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar WKA.



c. Kontak Psikologis Guru dan Murid yang Berkelanjutan Dalam kegiatan PKR, guru harus selalu berusahan mencari cara agar semua murid mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus atau berkelanjutan. Misalnya, menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk sehingga semua murid dapat memandang guru, memberi petunjuk yang jelas, mengunjungi murid yang sedang bekerja kelompok. d. Terjadi Pemanfaatan Sumber Secara Efisien Dalam pembelajaran PKR, sumber dapat berupa peralatan atau sarana, narasumber dan waktu. Misalnya lingkungan dapat membantu pada pelajaran IPA, barang-barang bekas membantu pelajaran SBdP. Murid yang lebih menonjol dalam bidang akademis dapat membantu siswa lain yang kurang dalam memahami pelajaran sehingga dapat dilakukan tutor sebaya. 3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya Jawab: a. Pembelajaran kelas rangkap 221 Dalam model PKR 221 guru menghadapi dua kelas, dua mata pelajaran dan dalam satu ruangan. Contoh penerapannya: Guru menghadapi 2 kelas, dalam hal ini kelas 5 dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia di Tema 1 dengan subtema Organ Gerak Manusia dan Hewan dengan materi menyebutkan organ gerak hewan dan manusia, menentukan ide pokok bacaan, menulis dan mengembangkan ide pokok menjadi paragraf. Kelas 6 dengan mata pelajaran IPA di Tema 1 subtema tumbuhan sahabatku dengan materi membandingkan cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan. Penerapannya: 1. Pada kegiatan Pendahuluan ±10 menit pertama, berikan pengantar dan pengarahan umum (menanyakan kabar, memberikan salam, melakukan absensi). Memberikan penjelasan scenario dan hasil belajar yang diharapkan pada masingmasing kelas. 2. Kegiatan Inti ± 60 menit berikutnya dengan menerapkan metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan secara bersamaan pada kedua kelas dengan rangkaian rencana sebagai berikut: 1) Pada ± 30 menit pertama di kelas 5 guru meminta siswa untuk membaca bacaan teks lalu memberikan tugas mandiri dengan menentukan ide pokok bacaan, menulis dan mengembangkan ide pokok menjadi paragraph. Secara bersamaan ada kelas 6 guru memberikan materi mengenai perkembangbiakan tumbuhan dan hewan. 2) Pada ± 30 menit terakhir di kelas 5 guru melakukan diskusi kelas dengan kegiatan penjelasan, tanya jawab dan penilaian terhadap hasil tugas mandiri. Secara bersamaan pada kelas 6 guru memberikan tugas mandiri kepada siswa untuk membandingkan cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan. 3. Kegiatan Penutup ±10 menit terakhir, guru berdiri di depan kelas dan mengadakan reviu materi dan kegiatan yang telah dilakukan serta memberikan



komentar dan penguatan. Setelah itu beri tindak lanjut berupa kegiatan dipertemuan selanjutnya. b. Pembelajaran kelas rangkap 222 Kegiatan pembelajaran dengan metode KPR 222 yaitu guru menghadapi dua kelas, dua mata pelajaran dan dalam 2 ruangan, hal ini dikarenakan kondisi jumlah siswa lebih dari 20 orang atau tidak memungkinkan dilaksanakan dalam satu ruangan. Contoh: Guru menghadapi 2 kelas, dalam hal ini kelas 3 dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia di Tema 2 dengan subtema Sumber Energi. Kelas 4 dengan mata pelajaran IPA di Tema 1 subtema Sumber Energi. Penerapannya: 1. Pada kegiatan Pendahuluan ±10 menit pertama, guru berdiri di pintu penghubung 2 kelas dengan memberikan pengantar dan pengarahan umum (menanyakan kabar, memberikan salam, melakukan absensi). Memberikan penjelasan scenario dan hasil belajar yang diharapkan pada masing-masing kelas. 2. Kegiatan Inti ± 60 menit berikutnya dengan menerapkan metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan secara bersamaan pada kedua kelas dalam dua ruangan dengan rangkaian rencana sebagai berikut: 1) Pada Kegiatan Inti I (± 15 menit) di kelas 3 guru memberikan kegiatan individual dengan membaca teks, Menggali informasi tentang sumber dan bentuk energy yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan. Secara bersamaan ada kelas 4 guru memberikan penjelasan materi mengenai mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari. 2) Pada Kegiatan Inti II (± 15 menit) di kelas 3 guru memberikan tugas mandiri berupa menyajikan hasil penggalian informasi tentang konsep sumber dan bentuk energy dalam bentuk tulis dan visual menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif kedalam buku siswa. Secara bersamaan pada kelas 4 guru melaksanakan kegiatan tanya jawab terhadap siswa. 3) Pada Kegiatan Inti III (± 15 menit) di kelas 3 guru memberikan penjelasan serta kegiatan tanya jawab dengan siswa. Secara bersamaan pada kelas 4 guru memberikan tugas individu kepada siswa yaitu pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi. 4) Pada Kegiatan Inti IV (± 15 menit) di kelas 3 guru melakukan penilaian terhadap hasil tugas mandiri siswa. Secara bersamaan pada kelas 4 siswa diminta untuk menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energy pada lembar HVS yang diberikan guru. 3. Kegiatan Penutup ±10 menit terakhir, guru berdiri di pintu penghubung antara kelas 3 dan 4 dan mengadakan reviu materi dan kegiatan yang telah dilakukan serta memberikan komentar dan penguatan. Setelah itu beri tindak lanjut berupa kegiatan dipertemuan selanjutnya.