Lempeng Total PT - Royal Coconut Magang [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Garry
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tepung kelapa memiliki prospek di pasar dunia. Di Indonesia produk tepung kelapa sudah digunakan sejak lama. Produsen terbesar produk tepung kelapa adalah Filipina dan Srilanka dan negara-negara konsumen adalah Amerika Serikat, Jerman, Australia, Canada, Belanda, Denmark, Belgia dan Selandia Baru. Pemanfaataan produk tepung kelapa antara lain digunakan untuk berbagai produk makanan seperti tepung kelapa, pembuatan roti, biskuit, krim kelapa, manisan kelapa, toasted coconut dan coconut chips. Tepung kelapa merupakan bahan makanan yang mudah terkontaminasi oleh mikroba. Hal tersebut dikarnakan kondisi pengepakan maupun penyimpanan yang kurang higienis. Pencemaran mikroba pada bahan pangan merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan sumber-sumber pencemar mikroba, seperti tanah, udara, air, debu, saluran pencernaan dan pernapasan manusia. Mikroba yang sering tumbuh pada produk ini terdiri dari sepora penyebab busuk asam (spora flat sour), spora aerob dan spora bakteri anaerobik termofilik. Yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu 40 - 60oC atau lebih. Spora bakteri termofilik penyebab kerusakan makanan pada umumnya tergolong jenis Bacillus dan Clostridium. Angka Lempeng Total digunakan untuk menetapkan angka bakteri aerob mesofil yaitu bakteri yang melakukan metabolisme dengan bantuan oksigen dan bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° - 55°C, dengan suhu optimum 25°C 40°C dalam makanan dan minuman. Pada pengujian ini akan diketahui seberapa besar cemaran bakteri pada sampel tepung kelapa dengan langkah-langkah kerja atau prosedur kerja yang telah di tetapkan dan di acu serta peralatan yang akan di gunakan dalam pengujian sampel tepung kelapa di PT. Royal Coconut Gorontalo. Media yang digunakan dalam pengujian sampel tepung kelapa dengan menggunakan media PCA (Plate Count Agar).



1



Plate Count Agar (PCA) atau yang juga sering disebut dengan Standard Methods Agar (SMA) merupakan sebuah media pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk menghitung jumlah bakteri total (semua jenis bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti makanan dan sampel-sampel lainnya yang juga biasanya menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Plate Count Agar (PCA) merupakan media padat, yaitu media yang mengandung agar sehingga setelah dingin media tersebut akan menjadi padat. Oleh karna itu laporan magang ini untuk menganalisis angka lempeng total (ALT) pada tepung kelapa dengan mengunkan media PCA (Plate Count Agar) di PT Royal Coconut Gorontalo. Pabrik tepung kelapa yang dikelola oleh PT Royal Coconut Gorontalo merupakan pabrik tepung kelapa yang ada di Provinsi Gorontalo dengan mendapatkan pasokan bahan baku dari petani kelapa. 1.2 Tujuan Magang 1.2.1 Mengetahui prosedur kerja analisis angka lempeng total (ALT) pada sampel tepung kelapa di PT ROYAL COCONUT GORONTALO 1.2.2 Mengetahui peralatan yang digunakan dalam proses analisis sampel angka lempeng total (ALT) tepung kelapa di PT ROYAL COCONUT GORONTALO 1.2.3 Mengetahui cara menghitung dan menganalis mikroba dalam proses analisis sampel tepung kelapa di PT ROYAL COCONUT GORONTALO 1.3 Manfaat Magang 1.3.1 Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat dipergunakan sebagi bekal bagi mahasiswa setelah terjun didunia kerja 1.3.2 Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai mengenai hubungan antara teori dengan penerapannya didunia kerja 1.3.3 Menjalin hubungankemitraan antara mahasiswa, perguruan tinggi dan masyarakat di Industri di PT. ROYAL COCONUT GORONTALO



2



BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 PT. Royal Coconut Gorontalo PT. Royal Coconut Gorontalo mulai beroprasi pada bulan september 2017 merupakan perusahan milik bapak Jefry Jacom, keluarga Jacom di Sulawesi Utara Kabupaten Minahasa Utara. PT Royal Coconut Gorontalo beralamat di Jl. Amal Modjo Desa Ombolu Kec. Limboto Barat Kab. Gorontalo Prov. Gorontalo Kode Pos : 96215 Kantor pusat berada di jalan Londan Raya 02 Blok T 01-02 Londan Center, Jakarta Utara, Indonesia yang juga kantor pemasaran dengan Pimpinan MR. Riflex Manderos. PT Royal Coconut Gorontalo khusus memproduksi “Desiccated Coconut” yang disebut juga tepung kelapa. Negara tujuan pemasaran produk ini adalah negara-negara Eropa Barat dan Timur, dan sebagian negara-negara Afrika. Sasaran utama adalah 100% export. 2.2 Kelapa (Cocos Nucifera) Keadaan iklim Indonesia sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman kelapa. Hal tersebut terbukti Indonesia memiliki populasi tanaman kelapa terbesar di dunia. Tanaman kelapa tumbuh menempati tidak kurang dari 3 juta hektar lebih di Indonesia atau 30% dari total kelapa dunia. Pohon kelapa biasa disebut pohon nyiur. Tanaman kelapa biasanya tumbuh pada daerah atau kawasan tepi pantai. Dalam klasifikasi tumbuhan, pohon kelapa termasuk dalam genus: cocos dan spesies: nucifera. Di Indonesia, tanaman kelapa telah dikenali sejak tahunan lalu. Karena tanaman kelapa dapat tumbuh mulai di sepanjang pesisir pantai dan di dataran tinggi dan di lereng-lereng gunung di daerah tropis. Ditinjau dari biologi pohon kelapa termasuk jenis Palmae yang berumah satu (monokotil). Batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya pohon kelapa dapat bercabang, namun keadaan ini merupakan keadaan yang abnormal. Misalnya, kejadian abnormal terjadi akibat serangan hama tanaman (Andrianto, 2014). Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman kelapa (Cocos nucifera) dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut. Kingdom: Plantae (Tumbuh-tumbuhan)



3



Divisio: Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) Sub-Divisio: Angiospermae (Berbiji tertutup) Kelas: Monocotyledonae (Biji berkeping satu) Ordo: Palmales Familia: Palmae Genus: Cocos Spesies: Cocos nucifera L. Tanaman kelapa memiliki multifungsi yang dapat meningkatkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Manfaat yang dapat kita peroleh dari pohon kelapa sangat banyak, mulai dari batang, daun dan buahnya. Dengan demikian membudidayakan tanaman kelapa secara ekonomis sangat menguntungkan (Andrianto, 2014). Tabel 1 Komposisi Buah Kelapa Komponen



Jumlah Berat (%)



Sabut



25 – 32



Tempurung



12 – 13,1



Daging Buah



28 – 34,9



Air Buah



19,2 – 25



Sumber : Palungkung (2004)



Gambar 1. Komposisi Buah Kelapa 2.3 Tepung kelapa Tepung kelapa adalah salah satu olahan dari daging buah kelapa yang saat ini menempati urutan keempat dari berbagai produk turunan kelapa yang diekspor ke 4



luar Negeri setelah minyak kelapa kasar (crude coconut oil) penyumbang terbesar nilai ekspor Gorontalo, disusul minyak goreng kelapa, dan bungkil kopra. Tepung kelapa juga merupakan tepung halus yang terbuat dari parutan daging kelapa, dikeringkan, dan diproses dibawah kondisi yang higienis untuk konsumsi manusia. Tepung kelapa merupakan makanan tinggi serat, mengandung serat sekitar 58% lebih dibandingkan tepung terigu sehingga bisa memenuhi asupan serat harian anda. 2.4 Faktor yang Mempengaruhi Mutu Tepung Kelapa Beberapa proses yang sangat menentukan terhadap mutu tepung kalapa yang dihasilkan adalah perlakuan blanching dan pengeringan. Dalam pembuatan tepung kelapa ditujukan untuk menghentikan aktifitas enzim penyebab kerusakan dan mencegah pertumbuhan mikrobia. Aktifitas enzim lipase mulai meningkat setelah mengalami kehancuran yang akhirnya bisa mempengaruhi dan bias mengakibatkan terjadinya proses hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Adanya proses hidrolisis ini menyebabkan naiknya nila asam lemak bebas. Terbentuknya asam lemak bebas disebabkan adanya hidrolisis lemak yang terjadi secara enzimatis. Dalam hal ini yang aktif adalah enzim lipase. Hidrolisis ini dipercepat karena adanya air yang kontak dengan lemak atau minyak. Demikian juga proses pengeringan merupakan proses perlakuan panas yang ditujukan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas tertentu hingga pertumbuhan mikrobia dan kegiatan enzim penyebab kerusakan pada bahan makanan tersebut dapat terhenti. Kecepatan proses hidrolisa dipengaruhi oleh kadar air oleh bahan. Semakin tinggi kadar air dalam bahan semakin cepat proses hidrolisa berlangsung, dengan demikian semakin besar pula asam lemak bebas yang terbentuk (Winarto, 2008). Pembuatan tepung kelapa menggunakan proses blancing dengan perlakuan uap air dan air mendidih. Sedangkan pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada tepung. Pengeringan menggunakan proses penyangraian dimana penyangraian membentuk aroma dan rasa khas kelapa, selain



5



itu menyebabkan reaksi browning sehingga tepung berwarna coklat (Winarto, 2008). 2.5 Pertumbuhan Mikroorganisme Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil setiap sel tunggal mikroorganisme harus mempunyai kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antra lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan berproduksi dengan sendrinya. Pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme tergantung pada nutrisi yang tersedia dan lingkungan pertumbuhan yang menguntungkan. di dalam laboratorium, persiapan gizi yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme disebut media (tunggal, sedang). Tiga bentuk fisik yang digunakan cair atau kaldu, media; media setengah padat dan media padat. Perbedaan utama antara media-media ini adalah media padat dan setengah padat perbedaan utama antara media-media ini adalah media padat dan setengah padat berisi bahan pemadat (biasanya (agar-agar), sedangkan media cair tidak. Media untuk budidaya mikroorganisme mengandung zat-zat yang diperlukan untuk



mendukung



pertumbuhan



mikroorganisme.



Karena



keragamaan



mikroorganisme dan jalur metabolik mereka beragam, ada berbagai media. Bahkan sedikit perbedaan komposisi medium biasa menghasilkan perbedaan secara dramatis pertumbuhan karakteristik mikroorganisme.



6



2.6 Medium Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan mahluk, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukaan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik(protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium



digunakan



untuk melihat gerakan dari suatu gerakan



mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan



pemadat



50%. Untuk



keperluan hidupnya, semua makhluk hidup



memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya



membutuhkan



bahan-bahan



organic



dan



anorganik



dari



lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient(zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi. Peran utama nutrienadalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektrondalam reaksi bioenergetik



(reaksi



yang



menghasilkan



energi).



Oleh



karenanyabahan



makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon,sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen.Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media yaitu: 1. Agar-agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali digunkan oleh Fraw dan Walther Hasse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapt menurunkan kekuatan agar terutama pada ph yanga asam.



7



2. Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatih dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bulan aslinya dan bagaimana cara memperolehnya. 3. Ekstrak daging, ekstrak daging mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta dan daging sapi. 4. Ekstrak ragi. Ekstrak ragi terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuatab alkohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap dan vitamin (B complex). 5. Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam amilum, glukosa fruktosa, sukrosa, dan lain-lain. Jenis-jenis medium yang umum digunakan digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu medium berdasarkan sifat fisiknya adalah sebgai berikut: 1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat. 2. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 0.3 - 0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air, hidup anerobik, dan untuk melihat pergerakan mikroba. 3. Media cair yaitu media yang tidak ditambahahi bahan pemadat, umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. 2.7. PCA (Plate Count Agar) Medium plate count agar (PCA) dapat berfungsi sebagai medium untuk menumbuhkan mikrobia (Partic, 2008). Untuk penggunaannya, PCA instant sebanyak 22,5 gram untuk 1 Liter aquades. Berdasakan komposisinya, PCA termasuk ke dalam medium semisintetik, yaitu medium yang komponen dan takarannya sebagian diketahui dan sebagian lagi tidak diketahui secara pasti (Partic, 2008). PCA berwarna putih keabuan, berbentuk granula dan merek yang digunakan adalah Merck. Sebelum dipanaskan tidak larut sepenuhnya dalam air, tetapi masih



8



terlihat serbuk-serbuknya, berwarna kuning dan terlihat keruh. Setelah dipanaskan serbuk media larut seluruhnya dalam air, berwarna kuning (Partic, 2008). Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikrobia yang ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan angka lempeng total (ALT). Uji angka lempeng total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan medium padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/g atau koloni/100ml. Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar (Anonim, 2008) Prinsip pengujian angka lempeng total menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA PPOM 61/MIK/06) yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada medium lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada pengujian angka lempeng total digunakan Pepton Dilution Fluid (PDF) sebagai pengencer sampel dan menggunakan Plate Count Agar (PCA) sebagai medium padatnya. Digunakan juga pereaksi khusus Tri Phenyl Tetrazalim Chlotide 0,5% (TTC) dalam pengujian angka lempeng total.



2.8 Uji Angka Lempeng Total (ALT) Angka lempeng total yaitu perhitungan jumlah tidak berdasarkan kepada jenis, tetapi terhadap golongan atau kelompok besar mikroorganisme umum seperti bakteri, mikroalgae, ataupun kelompok bakteri terentu. ALT bakteri ditentukan berdasarkan penanaman bahan dalam jumlah dan pengenceran tertentu ke dalam media yang umum untuk bakteri (Suriawiria, 2003). Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (cfu) per ml atau per gram atau



9



koloni/100ml. Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar (BPOM, 2007). Prinsip pengujian AngkaLempeng Total menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA PPOM 61/MIK/06) yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada pengujan Angka Lempeng Total digunakan PDF (Pepton Dilution Fluid) sebagai pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate Count Agar) sebagai media padatnya. Digunakan juga pereaksi khusus Tri Phenyl Tetrazolium Chlotide 0,5 % (TTC) (Dirjen POM,2000). Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel. Dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan diamati. Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan yang dipilih untuk penghitungan koloni ialah yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni. Karena jumlah mikroorganimse dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederatan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan. Cara ini yang paling umum digunakan untuk perhitungan jumlah mikrobia. Dasarnya ialah membuat suatu seri pengenceran bahan dengan kelipatan 10 dari masing-masing pengenceran diambil 1 cc dan dibuat taburan dalam petridish (pour plate) dengan medium agar yang macam caranya tergantung pada macamnya mikrobia. Setelah diinkubasikan dihitung jumlah koloni tiap petridish dapat ditentukan jumlah bakteri tiap cc atau gram contoh, yaitu dengan mengalikan jumlah koloni dengan kebalikan pengencerannya, misalnya untuk pengenceran 1:10.000 terdapat 45 koloni bakteri maka tiap cc atau gram bahan mengandung 450.000 bakteri. Untuk membantu menghitung jumlah koloni dalam petridish dapat digunakan colony counter yang



10



biasanya dilengkapi electronic register. Pada perhitungan dengan cara ini diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu 1. Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 25-250. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung lalu dikaliakan dengan faktor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total dari tiap gram atau tiap ml sampel. 2. Bila salahh satu dari cawan petri menunjukkan jumlah koloni kurang dari 25 atau lebih dari 250, dihitung jumlah rata-rata koloni, kemudian dikalikan faktor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total dari tiap gram atau tiap ml sampel. 3. Jika terdapat cawan-cawan dari dua tingkat pengenceran yang berurutan menunjukkan jumlah koloni antara 25-250, maka dihitung jumlah koloni dari masing-masing tingkat pengenceran, kemudian dikalikan dengan faktor pengencerannya. Apabila hasil perhitungan pada tingkat yang lebih tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata lebih besar dari dua kali jumlah koloni ratarata pengenceran dibawahnya, maka ALT dipilih dari tingkat pengenceran yang lebih rendah. Bila hasil perhitungan pada tingkat pengenceran lebih tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata kurang dari dua kali jumlah rata rata pada pengenceran dibawahnya maka ALT dihitung dari rata-rata jumlah koloni kedua tingkat pengenceran tersebut. 4. Bila tidak ada satu pun koloni dari cawan maka ALT dinyatakan sebagai < 1 dikalikan faktor pengenceran terendah. 5. Jika seluruh cawan menunjukkan jumlah koloni lebih dari 250, dipilih cawan dari tingkat pengenceran tertinggi kemudian dibagi menjadi beberapa sektor (2, 4 dan 8) dan dihitung jumlah koloni dari satu sektor. ALT adalah jumlah koloni dikalikan dengan jumlah sektor, kemudian



11



dihitung rata-rata dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran. 6. Jumlah koloni rata-rata dari 1/8 bagan cawan lebih dari 200, maka ALT dinyatakan lebih besar dari 200 x 8 dikalikan faktor pengenceran. 7. Perhitungan dan pencatatan hasil ALT hanya ditulis dalam dua angka. Angka berikutnya dibulatkan kebawah bila kurang dari 5 dan dibulatkan ke atas apabila lebih dari 5. 8. Jika dijumpai koloni “spreader” meliputi seperempat sampai setengah bagian cawan , maka dihitung koloni yang tumbuh diluar daerah spreader. Jika 75 % dari seluruh cawan mempunyai koloni spreader dengan seperti diatas, maka dicatat sebagai “spr”. Untuk keadaan ini harus dicari penyebabnya dan diperbaiki cara kerjanya (pengujian diulang). 9. Jika dijumpai koloni spreader tipe rantai maka tiap 1 deret koloni yang terpisah dihitung sebagai 1 koloni, dan bila dalam kelompok spreader terdiri dari beberapa rantai, maka tiap rantai dihitung sebagai 1 koloni (BPOM RI, 2006). Mungkin yang paling sering dan banyak digunakan adalah prosedur perhitungan dengan penumbuhan dalam agar. Secara sederhana suatu contoh suspense sel atau bahan pangan homogen diinokulasikan ke dalam atau ke atas media Nutrient Agar setelah diinkubasi, jumlah koloni yang terbentuk dihitung. Karena satu koloni terbentuk dari satu sel maka jumlah koloni menunjukkan jumlah sel dalam larutan asalnya. Prosedur ini hanya menghitung sel-sel hidup dan sangat peka. Suspense contoh yang mengandung sejumlah kecil sel hingga 20 sel/ml dapat dihitung, dan kemungkinan untuk mengetahui berbagai jenis organisme yang berada dalam contoh dari perbedaan bentuk koloni yang tumbuh serta kemungkinan mengisolasi tipe koloni yang paling dominan untuk identifikasi taksonomi.



12



Perhitungan secara penumbuhan dalam cawan petri dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu: a.



Metode Penuangan Dalam metode penuangan, 1 ml contoh di pindahkan kedasar cawan dan dituangkan di atasnya 15-20 ml media agar yang telah didinginkan sampai 45°C sampai 50°C dan dicampur serata mungkin. Setelah inkubasi, koloni baik yang tumbuh didalam agar atau di permukaanya dihitung. Prosedur ini termasuk yang paling peka, sampai sejumlah 20 sel/ml dapat dihitung.



b.



Metode Penyebaran Metode ini dilakukan dengan menggunakan 0,1 ml larutan contoh disebar ratakan di permukaan media agar yang tersedia dengan tongkat gelas melengkung (bent glass rod) yang telah disterilkan. Setelah inkubasi, koloni yang tumbuh di permukaan dari media dihitung. Karena penggunaan volume larutan yang sedikit yaitu 0,1 ml, maka kepekaannya sekitar 300 sel/ml.



c.



Metode Penetesan dalam cawan Dalam prosedur penetesan pada cawan, media yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi 3 atau 4 sektor dan setetes larutan contoh (0,02 ml) dipindahkan ke masing-masing sektor. Setelah tetesan tersebut dibiarkan kering, cawan petri kemudian diinkubasi. Pengenceran contoh diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh antara 5 sampai 20 koloni terbentuk dari setiap tetesan pada permukaan media agar. Satu keuntungan metode ini adalah bahwa perhitungan dapat dilakukan 3-4 kali ulangan sekaligus dalam satu cawan



13



BAB III METODOLOGI



3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Magang dilaksanakan selama dua bulan dimulai pada tanggal 25 Februari 2019 sampai 25 April 2019. Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan di PT. ROYAL COCONUT GORONTALO di Jl. Amal Modjo Desa Ombulo Kec. Limboto Barat Kabupaten Gorontalo Prov. Gorontalo. 3.2 Metode Pelaksanaan Magang 1. Observasi Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung atau melihat proses serta kegiatan yang dilaksanakan di Laboratorium PT. Royal Coconut Gorontalo, serta berpartisipasi aktif pada semua kegiatan yang dilakukan di Bidang Produksi. 2. Wawancara Wawancara dilakukan dengan menanyakan secara langsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan dan memiliki kapasitas untuk memberikan jawaban mengenai proses ataupun kegiatan yang berlangsung di Laboratorium PT Royal Coconut Gorontalo dengan tujuan mendapatkan dan menggali informasi atau data. Wawancara atau tanya jawab dilakukan dengan pegawai yang sesuai dengan bidang-bidang yang dimiliki. walaupun analisis produktivitas produk telah dilakukan secara langsung, tetapi masih diperlukan wawancara guna menambah keterangan–keterangan yang lebih akurat dan informasi mengenai hasil analisis produktivitas produk. Pelaksanaan wawancara mengenai



analisis



proses



pemasakan



Kepala



Bidang



Pengujian



Mikrobiologi, pembimbing magang serta staff di Bagian Mikrobiologi, maupun kepada pelaksana. Selain wawancara mengenai analisis mikrobiologi.



14



3. Studi Pustaka Mencari pustaka atau literatur yang diperlukan guna melengkapi data. 3.3 Tahapan Pelaksanaan Magang Praktek Langsung Ikut terjun langsung dalam kegiatan yang berlangsung didalam Laboratorium PT. Royal Coconut Gorontalo sesuai dengan ketentuan dan kebijakan dari PT. Royal Coconut Gorontalo terutama di Laboratorium pengujian Mikrobilogi. Mencatat Melakukan pencatatan terhadap data-data yang didapat dari ketiga metode sebelumnya (observasi, wawancara, dan praktek langsung) yang dapat di pertanggung jawabkan dan mendukung kegiatan praktek magang tersebut. Data tersebut berupa data sekunder, jenis data sekunder berupa data mengenai kondisi umum PT Royal Coconut Gorontalo, sejarah berdirinya, stuktur organisasi dan lainnya yang berkaitan dengan tujuan praktek magang. Adapun langkah-langkah analisis mikrobiologi terhadap tepung kelapa di laboratorium mikrobiologi meliputi: 



Uji Angka Lempeng Total (ALT)



a. Alat · Hotplate



. Pipet ukur



· Erlenmeyer



· Pipet Filer



. inkubator



· Cawan petri



. Autoklaf



. Alumunium foil



. Timbangan Analitk b.



Bahan Plate Count Agar (PCA)



. Sampel Tepung Kelapa



. Air Mineral



15



c. Prosedur kerja 1. Mencatat waktu serta kode sampel Sampel tepung kelapa 2. Mensterilkan semua alat (erlenmeyer, cawan petri) selama 2 jam dalam oven 3. Mensterilkan ruangan dan angota tubuh menggunakan alkohol 96% 4. Menyiapkan air untuk sampel dan media agar PCA dengan volume yang tepat kedalam gelas erlenmeyer berbeda. Sesuai dengan banyaknya sempel yang akan di uji menggunakan persamaan atau rumus sebagai berikut: Jumlah air untuk pengenceran sampel (ml) = N x 100 ml Jumlah air untuk pengenceran media agar (ml) = N x 15 ml Ket : N = jumlah sampel 5. kemudian gelas erlenmayer ditutup menggunakan alumunium foil dan diikat dengan benang wol. 6. Mensterilkan Air untuk sampel dan media agar PCA dalam autoklaf dengan suhu 121oC , tekanan 2 atm selama 15 menit. 7. Menimbang sampel tepung kelapa masing-masing 10 gram kemudian masukan dalam gelas erlenmayer. Setelah itu tutup kembali menggunakan alumunium foil. 8. Menimbang media agar PCA sesuai dengan banyaknya sampel yang akan di uji menggunkan persamaan atau rumus sebagai beriukt : Jumlah PCA yang diperlukan (g) =



N X 30 ml



x 22,5 gram / 2



1000 ml Ket : N = Jumlah Sampel 9. Kemudian melarutkan media agar (PCA) tersebut dalam air yang telah disterilkan tadi, lalu diaduk hingga tercampur sepenuhnya, dipanaskan ke dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC dan tekanan 2 atm. 10. Setelah itu mempertahankan suhu larutan PCA dalam water bath pada temperatur 45 oC. 11. Mengencerkan sampel tepung kelapa menggunakan air yang telah disterilkan tadi hingga volume 100 ml untuk masing-masing erlenmeyer, kemudian dihomogenkan dengan cara digoyang-goyang.



16



12. Menulis kode sampel diatas cawan petri dish agar memudahkan pada saat pembacaan koloni nanti. 13. Pipet 1 ml sampel yang telah dihomogenkan ke dalam masing-masing petri dish. 14. Menuangkan media PCA sebanyak 12-15 ml (bertemperatur 45 oC) kedalam masing-masing petri dish kemudian cawan diputar untuk menghomogenkan 15. Cawan petri dibalik dan diinkubasi selama 48 - 12 jam pada suhu 35 oC pelat tidak ditumpuk saat agar mengeras. 16. Menghitung koloni. d. Diagram Alir



Sampel Tepung Kelapa



Mensterilkan (peralatan, ruangan dan anggota tubuh)



Menyiapkan air (sampel dan media PCA)



mensterilkan



menimbang 10 gr sampel kedalam erlenmayer



A A



17



melarutkan media agar PCA



meanaskan kedalam autoklaf



Memrtahankan suhu 45oC dalam water bath



Mengencerkan sampel ke dalam erlenmeyer 100 ml



Pipet 1 ml sampel kedalam petri dish



Menuangkan media PCA sebanyak 12-15 ml kedalam petri dish sampel



Inkubasi



Menghitung koloni



Gambar 3.1 Prosedur Kerja Uji Angka Lempeng Total



18



BAB IV PROFIL PERUSAHAAN 4.1 Profil Pt. Royal Coconut Gorontalo PT. ROYAL COCONUT GORONTALO mulai beroprasi pada bulan september 2017 merupakan perusahan milik bapak Jefry Jacom, keluarga Jacom di Sulawesi



Utara



Kabupaten



Minahasa



Utara.



PT



ROYAL COCONUT



GORONTALO beralamat di Jl. Amal Modjo Desa Ombolu Kec. Limboto Barat Kab. Gorontalo Prov. Gorontalo Kode Pos : 96215 Kantor pusat berada di jalan Londan Raya 02 Blok T 01-02 Londan Center, Jakarta Utara, Indonesia yang juga kantor pemasaran dengan Pimpinan MR. Riflex Manderos. PT ROYAL COCONUT khusus memproduksi “Desiccated Coconut” yang disebut juga tepung kelapa. Negara tujuan pemasaran produk ini adalah negara-negara Eropa Barat dan Timur, dan sebagian negara-negara Afrika. Sasaran utama adalah 100% export. 4.2 Visi dan Misi PT. Royal Coconut Gorontalo PT. Royal coconut telah menerapkan rencana kerja jaminan keamanan pangan lewat penggunaan suatu sistem keamanan pangan FSSC (Food Safety System Certificate) atau Sertifikat Sistem Keamanan Pangan, Sistem Keamanan Pangan yang berbasis ilmu pengetahuan dan sistemais. Mengidentifikasi bahaya spesifik dan menetapkan sistem kontrol untuk menjamin keamanan makanan. Sistem keamanan pangan adalah alat untuk menilai bahaya spesifik dan menetapkan sistem kontrol yang fokus pada pencegahan dari pada mengendalikan pengujian pada produk akhir. Sistem keamanan pangan mampu mengakomodasi perubahan, seperti kemajuan dalam desain peralatan, pengolahan prosedur atau perkembangan teknologi. Rencana kerja jaminan mutu: 1. Tujuan sistem keamanan pangan di PT Royal Coconut Gorontalo adalah untuk memproduksi desiccated coconut yang berdampak pada kualitas dan kuantitas produknya yang aman dan higienis untuk konsumsi manusia serta dapat berkompotitif di pasar global. 2. Sasaran mutu zero defect di PT. Royal Coconut Gorontalo memberikan tingkat risiko yang kecil bagi perusahaan maupun konsumen dengan



19



mendorong tingkat ketelitian dan kompotensi untuk memenuhi standard mutu nasional maupun internasional. 3. Manajemen dan kariyawan bertekad mewujudkan sistem keamanan pangan sebagai budaya kerja di lingkungan pabrik PT. Royal Coconut Gorontalo. 4.3 Struktur Organisasi



PT Royal Coconut



Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Royal Coconut Gorontalo a.



Direktur Utama Merupakan pemilik sekaligus pemimpin tertinggi dalam perusahaan yang



bertugas memimpin, memberi bimbingan, membuat dan menentukan kebijakan serta bertanggung jawab seutuhnya terhadap perusahaan yang dimiliki. b. Gineral Manager 2



Mempin perusahaan dan menjadi motivator bagi perusahaan



3



Mengelola oprasional harian perusaan



4



Merencanakan,



melaksanakan



mengkoordinasi,



mengawasi



dan



menganalisa aktivitas perusaan 5



Menglola perusaan sesuai visi dan misi perusahaan



20



6



Merencanakan dan mengontrol kebijakan perusaan agar berjlan dengan maksimal



7



Memastikan setiap departemen melakukan strategi perusaan dengan efektif dan optimal



8



Mengelola anggaran perusahaan



9



Membuat prosedur dan standar perusahaan



10 Membuat keputusan penting dalam investasi, integrasi, aliansi, dan divestansi 11 Merencanakan dan mengeksekusi rencana strategis perusaan jangka menengah dan jangka panjang untuk kemajuan perusahaan. 12 Menghadiri pertemuan, seminar, konfersi maupun pelatihan. c. Kepala Gudang Mengelola penyimpanan produksi jadi mengatur mekanisme pengeluaran dan penyerahaan barang (stuffing) d. Manager Produksi 



Melakukan perencanaan dan jadwal proses produksi







Mengawasi proses produksi agar kualitas, kuantitas dan waktunya sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat.







Bertanggung jawab mengatur manajemn gudang agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan bahan baku dan bahan penolong maupun produk yang sudah jadi di gudang,







Bertanggung jawab mengatur manajemen alat agar fasilitas produksi berfungsi sebagaimana mestinya dan beroprasi dengan lancar.







Membuat laporan secara berkala dengan kegitaan di bagiannya.







Bertanggung jawab pada peningkatan keterampilan dan keahlian kariyawan yang berada dibawah tanggung jawabnya.







Memberikan penilaian dan sanksi jika kariyawan dibawah tanggung jawabnya melakukan pelanggaran dan kesalahan







Berinovasi dalam pengerjaan produksi dan memberikan massukan pada perusaan yang berkaitan dengan bagian produksi.



21



e. QC (Quality Control) Manajer 



Memberikan bimbingan teknis kerja quality control dijajarannya. Didasarkan pada spesifikasi produk







Memastikan bahwa SOP yang dijalankan menghasilkan zero defect







Memastikan bahwa produk yang diperiksa, produk yang disimpan dibank sempel, dan produk yang di export sama-sama berkatagori three in one secara kuantitas maupun kualitasnya







Membuat laporan hasil-hasil analisis dengan menandatangani certificate of quality and cartificate of analysis







Menyusun rencana kegiatan pengendalian mutu dan keamanan pangan penunjang pabrik lainnya







Memantau dan mengendalikan kegitaan pengendalian mutu dan keamanan pangan







Membuat evaluasi dan analisis terhadap kinerja pengendalian mutu dan keamanan pangan







Menjalankan fungsi pengendalian mutu dan keamanan pangan







Menjalankan fungsi manajemen secara umum



f. Supervisior Boiler 



Memastikan bahwa semua peralatan, mesin dan alat-alat penunjang instrumen dan indikator-indikator dalam keadaan baik dan siap dioprasikan







Memastikan bahwa iar baku boiler sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan







Memasstikan bahwa tekanan uap selalu terjaga pada kondisi stabil 6 – 7 kg dengan temperatur dapur terkendali 200oC - 250 oC







Memastikan bahwa blowdown rutine tiap 20 menit mencakup boiler sehll dan whater wall furnance







Memastikan bahwa soft wather terkendali pada D.H max 2







Membangun kerja sama dengan oprator dan utility untuk mencapai yang aman, nyaman dan terkendali







Melakukan perawatan boiler secara berkala



22







Membuat jurnal harian boiler sebagaimana yang telah ditetapkan boiler



g. Supervisor Mekanik 



Mengimplementasikan rencana kerja service dan maintenance sesuai dengan petunjuk plant manager







Memberikan petunjuk teknis kepada setiap personil terkait prihal penggunaan/pengoprasian alat yang benar dan aman







Memberikan saran dan masukan pada manjemen terkait dengan pengembangan teknis pengoprasian sistem







Mengkoordinir semua personil dijajarannya untuk bertindak tepat, cepat, dan melaksanakan tindakan – tindakan perbaikan darurat dan emergency







Memonitor secara up to date kondisi mesin dan alat-alat yang digunakan agar tidak terkendala sedang saat beroprasi







Buat laporan dalam keadaan kondisi mesin dan orderan spare part jika diperlukan



h. Supervisor Opening 



Memasatikan dan mempersiapkan bahwa semua peralatan, mesin dan personil di unitnya layak dioprasikan







Mempersiapakn dan memastikan bahwa semua ruang lingkup diunitnya bersih didasarkan pada prinsip-prinsip Standar Sanitasi Oprasional Prosedure (SSOP) critical control point (CCP) terukur







Mengupayakan pencapian target kupas optimal dan jam produksi sesuai standar terukur mimimal 12.000 kg/jam







Melaksanakan pengawasan langsung mengkontrol secara visual / fisik kualitas dan kuantitas hasil kerja







Memantau secara terus menerus hasil kerja sheller dan paller sesuai dnegan kapasitass produksi yang telah ditetapkan







Membuat laporan oprasional dan hasil-hasil sesuai ketentuan







Menyusun rencana awal bahan baku untuk proses produksi







Memantau dan mengendalikan kinerja personil di bagian opening







Membuat evaluasi dan analisis terhadiap kinerja bagian opening



23



i. Supervisor Produksi 



Mengimplementasikan rencana produksi sesuai dengan petunjuk plant manager







Mempersiapkan dan memastikan bahwa semua prasarana / sarana produksi seperti mesin dan peralatan dan personal disetiap bagian / unit layak untuk dioprasikan







Memonitoring dan memastikan bahwa di semua unit produksi yang sedang berlangsung sesuai dengan standar oprasional prosedur







Memberikan saran pada management dan seluruh personil divisi, terkait dengan aktivitas produksi ataupun hasil yang dicapai untuk divalidasi







Melaksanakan tindakan koreksi atau penyimpangan S.0.P yang terjadi



j. HRD (Human Resources Development) HRD atau Human Resources Development bertanggung jawab terhadap pengelola sumber daya manusia di perusahaan, mulai dari tugas perencanaan SDM, Rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, Performance management, kompentensi dan benefit dan menumbuhkan hubungan indusrial.



24



BAB V HASIL dan PEMBAHASAN 5.1 Kegiatan Magang Kegiatan magang di PT. Royal Coconut Gorontalo diawali dengan perkenalan mahasiswa dengan pembimbing instansi sekaligus diperkenalkan pada lingkungan pabrik khususnya dibagian Laboratorium dengan didampingi oleh pembimbing instansi, pada hari kedua sudah diperkenankan untuk masuk ke bagian laboratorium PT Royal Coconut Gorontalo, untuk masuk dibagian area Laboratorium tes sampel tepung kelapa memiliki syarat dan ketentuan untuk masuk seperti memakai penutup kepala, baju lab, sadal khusus Laboratorium, masker penutup wajah dan tidak boleh menggunakan wewangian guna menjaga supaya produk tidak terkontaminasi dari tubuh dan wewangian tersebut. Di tempat uji laboratorium kami diperkenalkan alat- alat yang digunakan dalam tes uji sampel tepung kelapa dan di berikan pembelajaran tentang cara atau prosedur kerja tahapan-tahapan dalam pengujian tepung kelapa tersbut. Karyawan dan kariyawati yang berada khusus di Laboratorium memberitahukan atau mengajarkan cara menguji di bagian-bagian tertentu yaitu termasuk dalam pengembilan sampel tepung kelapa ,uji fisik sampel tepung kelapa, uji kimia sampel tepung kelapa dan uji mikrobiologi sampel tepung kelapa. Untuk menguji sampel tepung kelapa tepung oleh karyawan laboratorium yang berjumlah 4 orang, 2 orang kariyawan/kariyawati bertugas untuk menguji test mikrobiologi dan 1 orang kariyawan/kariyawati bertugas untuk mengambil sampel tepung kelapa dan 1 orang kariyawan/kariyawati bertugas untuk menguji fisik dan kimia sampel tepung kelapa. Disini saya lebih khusus kepada uji mikrobiologi sampel tepung kelapa. 5.2 Insrtrumen atau peralatan khusus yang ada di laboratorium mikrobiologi PT. Royal Coconut Gorontalo 1. Inkubator Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur



25



waktu. Incubator yang digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi yaitu Incubator Labline dan binder 14 D-78532 .



Gambar 5.1 Inkubator 2. Oven Oven merupakan suatu alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan, yaitu sterilisasi secara kering. Suhu yang digunakan 160°-175°C selama sekurangkurangnya 10 menit. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan alat ini antara lain pipet, tabung reaksi, cawan petri, botol sampel. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup serta mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven. Oven yang digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi PT. Royal Coconut gorontalo adalah oven Binder ED 53.



Gambar 5.2 Oven



26



3. Autoclafve Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan atau sterilisasi basah. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121°C (250°F). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121°C. Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilisasi bahan apa saja yang dapat ditembus uap air. Bahan yang biasa disterilkan dengan alat ini antara lain media biakan, air suling, peralatan laboratorium dan bahan-bahan lain dari karet. Autoclave yang digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi PT. Royal Coconut adalah autoclave All American 75X.



Gambar 5.3 Autoclave 4. Neraca Digital Digunakan untuk menimbang sampel. Memiliki kemampuan dan ketelitian penimbangan yang bervariasi. Neracad digital yang digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi PT. Royal Coconut Gorontalo adalah timbangan digital analitik lab HWH DJ1002C 1 kg x 0,01 gr.



27



Gambar 5.4 Neraca Digital 5. Labu Erlenmayer Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.



Gambar 5.5 Erlenmayer 6. Cawan Petri Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml. 28



Gambar 5.6 Cawan Petri 7. Pipet Ukur Pipet ukur berfungsi untuk memindahkan caiaran atau larutan sampel ke dalam wadah dengan sejumlah ukuran volume.



Gambar 5. 7 Pipet Ukur 8. Pipet Filer (karet penghisap) Pipet filler (karet penghisap)merupakan alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkalpipet ukur. Pipet filler di gunakan untuk memindahkan sejumlah volume larutan.



29



Gambar 5.8 Pipet Filler (karet penghisap) 5.3 Analisis Mikrobiologi Pada Sampel Tepung Kelapa Jenis mikroba yang terdapat dalam makanan meliputi bakteri, kapang atau khamir serta virus yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang tidak diiinginkan serta penampilan, tekstur, rasa, dan bau dari makanan. Dalam rangka pengawasan mutu produk pangan, salah satunya aspek mikrobiologis maka dilakukan pengujian laboratorium untuk mengisolasi dan mengidentifikasi cemaran bakteri patogen yang mungkin ada dan untuk beberapa jenis mikroba dapat pula dilakukan perhitungan jumlah koloni atau enumerasi. Pengujian sampel produk pangan selalu mengacu kepada persyaratan makanan yang sudah ditetapkan. Metode yang digunakan untuk pengujian mikrobiologis sangat ditentukan oleh persyaratan yang diacu. Pada pengujian mikrobiologi pangan ini, akan meguji sampel tepung kelapa. Dimana pengujian mikrobiologis sampel tepung kelapa akan mengacu pada persyaratan Tepung Kelapa yaitu Asian And Pasific Coconut Community Quality Standard Desiccated Coconut Dan Standard For Desiccated Coconut (CODEX STAN 177-1991) meliputi Angka Lempeng Total (ALT), dan MPN coliform. Uji Angka Lempeng Total Dalam pengujian sampel tepung kelapa ini digunakan 40 sampel. Dilakukan 10 kali pengenceran. Dengan perbandingan sampel tepung kelapa 10 gram dan air 100 ml (10 : 100) sehingga 1 koloni mikroba di hitung 101 koloni mikroba. Dan perbandingan pertumbuhan media PCA 13.5 gram dan air 600 ml, dengan suhu



30



pertumbuhan media (inkubasi) 350c selama 12 – 48 jam. Uji Angka Lempeng Total pada sampel tepung kelapa didapatkan hasil seperti Tabel 2 yang berada di Lampiran. Tabel 2 menyajikan ALT bakteri dari sampel tepung kelapa. Kisaran ALT dari nilai terendah