Liabilitas Jangka Panjang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB Bab 1 –­Liabilitas



imbalan pascakerja. Liabilitas Imbalan Pascakerja termasuk kedalam liabilitas jangka panjang karena pembayarannya akan dibayarkan dalam kurun waktu lebih dari 12 bulan atau ketika karyawan tersebut pensiun. Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada Bab 8 mengenai imbalan kerja dalam buku ini.



Utang Kredit Bank Jangka Panjang Utang bank merupakan pinjaman perusahaan yang berasal dari bank. Perlakuan akuntansi utang bank ini hampir sama dengan wesel bayar. Terdapat bunga dalam pinjaman ini dan beban bunga dihitung menggunakan tingkat bunga efektif. Biaya transaksi yang terjadi akan menambah nilai utang. Sama seperti wesel bayar, klasifikasi pinjaman ini sebagai liabilitas jangka panjang atau liabilitas jangka pendek bergantung pada lamanya waktu peminjaman. Jika jatuh tempo utang bank kurang dari 12 bulan maka utang bank diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, sedangkan jika jatuh temponya lebih dari 12 bulan akan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang.



I A



I i t r e p o r P



Ilustrasi 1-8



Pada tanggal 1 April 2015, PT Charlie menerima utang dari Bank ABC sebesar Rp100.000.000 dengan tingkat bunga 10%. Terdapat biaya transaksi sebesar Rp1.000.000 akibat transaksi ini dan pinjaman akan jatuh tempo pada 1 April 2016. Bunga dan pokok dibayar saat jatuh tempo. Tingkat bunga efektif adalah 12%. Buatlah jurnal yang terkait dengan transaki di atas. Tanggal



1 April 2015



Keterangan



Kas



Keterangan



Beban bunga



Kredit (Rp)



101.000.000



Utang bank



Tanggal



31 Des 2015



Debit (Rp)



Debit (Rp)



101.000.000 Kredit (Rp)



9.090.000



Utang bunga



9.090.000



(12% × Rp101.000.000 × 9/12) Tanggal 1 April 2016



Keterangan Utang bunga



Beban bunga







Utang bank



Kas



Debit (Rp)



Kredit (Rp)



9.090.000 3.030.000 101.000.000 113.120.000



Utang Sewa Pembiayaan Perusahaan mempunyai alternatif lain selain membeli suatu aset yang diperlukan atau sebagai investasi perusahaan, yaitu dengan menyewa aset tersebut. Setelah perusahaan



Ikatan Akuntan Indonesia



15



1



BAB



1



Buku 2 Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS



memilih barang atau aset yang akan digunakan sebagai investasi, perusahaan akan membuat kontrak pinjaman pada perusahaan leasing dan membayar biaya barang tersebut. Sewa dapat terdiri dari dua jenis yaitu sewa operasi dan sewa pembiayaan. Dalam sewa pembiayaan lessee (penyewa) mengakui sewa ini ke dalam aset sewa dan utang sewa sebagai liabilitas perusahaan. Utang sewa yang dimaksud biasanya akan dibayarkan dalam kurun waktu lebih dari 12 bulan. Oleh karena itu, dalam laporan keuangan utang sewa diklasifikasikan ke dalam Liabilitas Jangka Panjang. Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada Bab 9 mengenai sewa dalam buku ini.



I A



Liabilitas Pajak Tangguhan



Liabilitas pajak tangguhan diakui ketika laba akuntansi lebih besar daripada laba yang dihitung oleh pajak. Berikut adalah pengertian liabilitas pajak tangguhan menurut PSAK 46 Revisi 2014:



I i t r e p o r P



… Adalah utang pajak yang muncul pajak terutang dimasa depan yang lebih besar akibat beda temporer yang ada di tahun ini. Penjelasan mengenai liabilitas pajak tangguhan secara spesifik dapat dibaca pada Bab 7 Pajak Penghasilan.



Pinjaman Subordinasi



Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman. 2. Ada persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia; dalam hubungan ini pada saat bank mengajukan permohonan, bank harus menyampaikan program pembayaran kembali pinjaman subordinasi tersebut. 3. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh. 4. Minimum berjangka waktu 5 tahun. 5. Apabila pelunasan dilakukan sebelum jatuh tempo, harus ada persetujuan dari Bank Indonesia bahwa dengan pelunasan tersebut permodalan bank tetap sehat 6. Apabila terjadi likuidasi, hak tagihnya berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada. Salah satu contoh pinjaman subordinasi adalah obligasi subordinasi.



Obligasi Subordinasi Obligasi subordinasi atau dapat disebut sebagai junior security adalah obligasi yang memiliki peringkat paling rendah dibandingkan liabilitas lainnya (ke publik). Pemegang obligasi yang pembayarannya diutamakan adalah obligasi yang memiliki



16



Ikatan Akuntan Indonesia



BAB Bab 1 –­Liabilitas



tanggal penerbitan paling awal yang disebut obligasi senior. Setelah obligasi ini dilunasi maka barulah pembayaran pelunasan obligasi subordinasi dilakukan. Pembayaran obligasi subordinasi atau junior security tidak akan dilakukan sampai pembayaran obligasi senior telah dibayarkan seluruhnya. Begitu pula pada kondisi kepailitan, obligasi subordinasi akan diselesaikan setelah seluruh pinjaman perusahaan sudah dibayarkan. Oleh karena risikonya lebih tinggi maka obligasi subordinasi ini biasanya memiliki peringkat kredit lebih rendah daripada obligasi senior. Contoh utama dari obligasi subordinasi ini dapat ditemui pada obligasi yang diterbitkan oleh perbankan dan pada Efek Beragun Aset. Obligasi subordinasi dilaporkan sebagai liabilitas jangka panjang.



I A



Surat Utang Jangka Menengah



Surat utang jangka menengah atau medium term note (MTN) adalah surat utang yang biasanya memiliki jatuh tempo dalam jangka 5–10 tahun. Surat utang suatu perusahaan ditawarkan kepada para investor melalui dealer dimana investor dapat memilih jatuh tempo yang diinginkan.



I i t r e p o r P



Pengakuan dan Pengukuran Utang Jangka Panjang Salah satu cara perusahaan dalam mendanai usahanya adalah dengan pinjaman atau liabilitas, terutama liabilitas jangka panjang. Penerbitan obligasi dan utang bank jangka panjang adalah salah satu contoh pendanaan perusahaan yang diklasifikasikan kedalam liabilitas jangka panjang karena pembayarannya yang diskpektasikan akan dibayarkan lebih dari 12 bulan. Selain perusahaan harus membayarkan uang pokok pinjaman, biasanya terdapat beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan akibat pinjaman tersebut. Biasanya liabilitas jangka panjang seperti hutang obligasi mempunyai perjanjian di antara debitur dan krediturnya. Perjanjian yang dimaksud memuat jumlah yang diotorisasi, tingkat bunga dan tanggal jatuh tempo.



Pengakuan dan Pengukuran Awal Pada saat pengakuan awal, liabilitas jangka panjang diukur berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya transaksi bila ada. Pada umumnya nilai wajar saat pengakuan awal liabilitas sama dengan harga transaksinya atau harga jualnya, yaitu nilai wajar pembayaran yang diserahkan atau diterima.



Utang Jangka Panjang Pada Bank Perusahaan dapat memiliki utang jangka panjang pada Bank. Dalam menghitung utang dan beban bunga perusahaan juga harus menggunakan metode suku bunga efektif. Berikut ini adalah contoh penghitungan utang jangka panjang pada bank.



Ikatan Akuntan Indonesia



17



1



BAB



1



Buku 2 Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS



Pada tanggal 27 Februari 2011, PT Ankara Sakti meminjam uang ke Bank A sebesar Rp500.000.000 dan mencatatnya sebagai utang bank. Periode kontrak pinjaman adalah 5 tahun dengan bunga pinjaman sebesar 12,28% per tahun. Bunga dibayarkan setiap ulang tahun kontrak pinjaman. PT Ankara Sakti membayar biaya biaya provisi terkait sebesar 1,25% dari total jumlah pinjamannya. Suku bunga efektif PT Ankara Sakti adalah 12,80%. Liabilitas yang dimiliki oleh PT Ankara Sakti ini diukur dengan metode Biaya diamortisasi (Amotised Cost). Maka biaya provisi yang dikeluarkan harus diamortisasi sepanjang usia kontrak utang bank. Berikut ini adalah ilustrasi penghitungan dan ayat jurnalnya:



I A



Detail informasi Pemberi Pinjaman



Bank A



Tipe Instrumen Keuangan



Pinjaman Investasi



Nilai Pinjaman



500,000,000



Bunga Pinjaman



12.28%



Tanggal Kontak Pinjaman Mulai



27-Feb-11



Tanggal Jatuh Tempo



27-Feb-16



Pembayaran Per tahun



139,682,786



Provisi sebagai % dari Pinjaman



1.25%



I i t r e p o r P Biaya Neto



Nilai Pinjaman



500,000,000



Provisi



6,250,000



Biaya Neto



493,750,000



Tingkat Suku Bunga Efektif (EIR)



Per tahun



12,80%



ENDING BALANCE







Arus Kas dengan Metode Suku Bunga Efektif (PSAK 55) Pokok Pinjaman Dibayar



Bunga Dibayar



A



B



Pengakuan Beban Pembayaran Bunga per Tahun EIR



Alokasi Amortisasi Amortisasi Biaya Biaya Provisi Bunga



Jumlah Tercatat



No.



Date



0



27-Feb-11



1



27-Feb-12



78.261.720



61.421.066



139.682.786



63.181.058



76.501.727



1.759.992



417.248.273



2



27-Feb-13



87.875.556



51.807.230



139.682.786



53.391.772



86.291.014



1.584.543



330.957.259



3



27-Feb-14



98.670.377



41.012.409



139.682.786



42.349.833



97.332.953



1.337.424



233.624.306



4



27-Feb-15



110.791.256



28.891.529



139.682.786



29.894.949



109.787.837



1.003.419



123.836.469



5



27-Feb-16



124.401.091



15.281.695



139.682.786



15..846.317



123.836.469



564.622



500.000.000



198.413.929



698.413.929



204.663.929



493.750.000



6.250.000



18



C=A+B



D



E=C–D



G



H 493.750.000



Ikatan Akuntan Indonesia







BAB Bab 1 –­Liabilitas



Aliran Kas Kontraktual Aliran arus kas sesuai kontrak JW



Angsuran Pokok



Angsuran Bunga



J



K



Total Angsuran



Sisa Pokok



L=J+K



0



500.000.000



1



78,261,720



61,421,066



139,682,786



421.738.280



2



87,875,556



51,807,230



139,682,786



333.862.724



3



98,670,377



41,012,409



139,682,786



235,192,347



4



110,791,256



28,891,529



139,682,786



124,401,091



5



124,401,091



15,281,695



139,682,786



0



500,000,000



198,413,929



698,413,929



I A



Jurnal transaksi



I i t r e p o r P



1. Pengakuan Awal Keterangan



Kas



Debit (Rp)



493.750.000



Biaya belum diamortisasi



6.250.000



Utang bank



Kredit (Rp)



500.000.000



2. Setahun Setelah Pengakuan Awal Keterangan



Debit (Rp)



Beban bunga



61.421.066



Penyesuaian akrual bunga







Keterangan



Debit (Rp)



Utang bank



78.261.720



Penyesuaian akrual bunga



61.421.066



Kas



Keterangan



Debit (Rp)



Beban bunga-amortisation biaya



Kredit (Rp)



Biaya belum diamortisasi



61.421.066 Kredit (Rp)



139.682.786 Kredit (Rp)



1.759.992



1.759.992



Penerbitan Obligasi Utang obligasi biasanya muncul karena adanya jual beli suatu kontrak antara penerbit obligasi dan pihak yang membeli obligasi (kreditur) yang disebut surat hutang obligasi. Pihak yang menerbitkan obligasi akan mengakui utang obligasi dan wajib untuk membayar:



Ikatan Akuntan Indonesia



19



1



BAB



1



Buku 2 Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS



1. Jumlah pokok yang harus dibayar pada tanggal jatuh tempo biasanya disebut principal atau hutang pokok. 2. Bunga periodik dari tingkat bunga yang telah ditentukan. Pada saat pengakuan awal, obligasi diukur pada nilai wajar. Pada umumnya nilai wajar obligasi sama dengan harga transaksi yaitu pembayaran yang diserahkan atau diterima yang biasanya disebut selling price of bonds. Harga obligasi saat ini dinilai menggunakan present value of its expected future cash flow atau nilai kini dari ekspektasi arus kas di masa depan, yang terdiri dari pokok dan bunga. Tingkat bunga yang digunakan untuk menghitung nilai kini adalah tingkat bunga pasar yang biasanya disebut market interest rate/effective interest rate, sedangkan tingkat bunga yang tertulis pada surat hutang obligasi biasanya disebut tingkat suku bunga kupon/stated rate.



I A



Nilai wajar obligasi dapat berbeda dengan nilai nominalnya. Nilai Nominal adalah nilai yang dijanjikan akan dibayarkan oleh penerbit obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo dan nilai nominal ini biasanya tertulis pada surat penjanjian obligasi. Perbedaan tersebut timbul apabila tingkat suku bunga efektif/pasar berbeda dengan tingkat suku bunga kupon. Jika nilai wajar obligasi (harga jual) lebih tinggi dari nilai nominal maka



I i t r e p o r P



obligasi dijual dengan harga premium, sedangkan jika nilai wajar obligasi (harga jual) lebih rendah dari nilai nominal maka obligasi dijual dengan harga discount. Dimana:



Stated Rate = Market rate



Nilai wajar obligasi sama dengan Nilai nominalnya



:



At Par, liabilitas dijual pada nilai nominalnya



:



At Discount, liabilitas dijual pada harga diskon



:



At Premium, liabilitas dijual pada harga premium



Stated Rate < Market rate



Nilai wajar obligasi lebih rendah dari nilai nominalnya Stated Rate > Market rate



Nilai wajar obligasi lebih tinggi dari nilai nominalnya



Ilustrasi 1-9



Penerbitan Obligasi



Pada tanggal 1 Januari 2016 PT DFR menerbitkan obligasi dengan nilai Rp100.000.000, 5 tahun, 8%. Pada tanggal yang sama tingkat bunga untuk obligasi sejenis adalah 8%. Keterengan: PVIF (8%,5) single sum = 0,68058 PVIF (8%,5) anuitas = 3,99271



(berlanjut)



20



Ikatan Akuntan Indonesia



BAB Bab 1 –­Liabilitas



(lanjutan) Harga Obligasi Nilai Sekarang dari pokok utang: Rp100.000.000 × 0,68058



Rp 68.058.000



Nilai sekarang dari bunga: (Rp100.000.000 × 8%) × 3,99271



Rp 31.941.680



Nilai kini dari obligasi (harga jual)



Rp 100.000.000



Nilai wajar sama dengan nilai nominal atau stated rate = market rate maka obligasi dijual pada nilai nominal. Keterangan



Debit (Rp)



Kas



Kredit (Rp)



I A



100.000.000 Utang Obligasi



100.000.000



I i t r e p o r P



Ilustrasi 1-10



Penerbitan Obligasi



Pada tanggal 1 Januari 2016 PT DFR menerbitkan obligasi dengan nilai Rp100.000.000, 5 tahun, 8%. Bunga dibayarkan semesteran tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Tingkat bunga efektif adalah 10%. Obligasi tersebut jatuh tempo pada 1 Januari 2021. Karena bunga dibayar semesteran atau 2 kali dalam setahun maka waktu obligasi dikali 2 dan tingkat bunga dibagi 2. Keterangan : PVIF (5%,10) single sum = 0,61391 PVIF (5%,10) anuitas = 7,72173 Harga Obligasi



Nilai Sekarang dari nilai pokok: Rp100.000.000 × 0,61391



Rp61.391.000



Nilai sekarang dari bunga: (Rp 100.000.000 × 4%) × 7,72173



Rp30.886.920



Nilai kini dari Obligasi (Harga jual)



Rp92.277.920



Nilai wajar lebih rendah dari nilai nominal atau stated rate < market rate maka obligasi dijual pada harga diskon. Keterangan Kas



Debit (Rp)



Kredit (Rp)



92.277.920 Utang Obligasi



92.277.920



Ikatan Akuntan Indonesia



21



1



BAB



1



Buku 2 Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS



Obligasi Konversi/Instrumen Keuangan Majemuk Obligasi konversi merupakan contoh dari intrumen keuangan majemuk. Obligasi konversi adalah surat utang yang mempunyai dua komponen yaitu liabilitas dan ekuitas. Pada saat pengakuan awal, kedua komponen tersebut harus diakui secara terpisah secara substansinya. Menerbitkan obligasi konversi secara substansi sama dengan menerbitkan obligasi non konversi dan opsi untuk membeli saham. Untuk menentukan nilai komponen utang dan ekuitas dalam nilai obligasi konversi, perusahaan harus mengetahui nilai wajar dari komponen liabilitas (non konversi). Nilai wajar yang dimaksud bisa didapatkan dari present value of its expected future cash flow. Berikut ini adalah cara untuk menentukan komponen ekuitasnya: Nilai wajar Nilai wajar – obligasi instrumen konversi liabilitas



I A



Nilai komponen ekuitas



I i t r e p o r P



Ilustrasi 1-11



Obligasi Konversi



=



Pada tanggal 1 Januari 2015, PT East menerbitkan 1000 lembar obligasi konversi seharga Rp1000/lembar, 5 tahun, dengan tingkat bunga sebesar 6%. Obligasi tersebut dapat dikonversi ke dalam 200 saham biasa dengan nilai nominal $5 par/lembar. Nilai wajar dari Instrumen Liabilitas sebesar Rp910.000. Sesuai ilustrasi tersebut nilai dari komponen utang dan ekuitas sebagai berikut: Nilai Oblogasi Konversi



Rp1.000.000



Nilai wajar Instrumen Liabilitas



Rp 890.000



Nilai Komponen Ekuitas



Rp 110.000



Metode Suku Bunga Efektif



Pengukuran Setelah Pengakuan



Setelah pengakuan awal, entitas mengukur liabilitas jangka panjang pada biaya perolehan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi adalah nilai liabilitas yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan (baik secara langsung maupun perkiraan cadangan) untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Metode suku bunga efektif (effective interest rate/EIR) adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode



22



Ikatan Akuntan Indonesia



BAB Bab 1 –­Liabilitas



untuk mengalokasikan pendapatan atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur dari instrumen keuangan. Premium atau diskon yang timbul pada pengakuan awal juga akan diamortisasi selama jangka waktu liabilitas jangka panjang. Amortisasi premium akan menurunkan jumlah tercatat liabilitas sedangkan amortisasi diskon akan meningkatkan nilai tercatat liabilitas. Ilustrasi 1-12



Metode Suku Bunga Efektif



Pada tanggal 1 Januari 2016 PT DFR menerbitkan obligasi dengan nilai Rp100.000.000, 5 tahun, 8%. Bunga dibayarkan semesteran tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Tingkat bunga efektif adalah 10%. Obligasi tersebut jatuh tempo pada 1 Januari 2021. Pada ilustrasi 1-4 nilai kini obligasi adalah Rp92.277.920 atau PT DFR akan menerima sejumlah uang atas penerbitan obligasi sebesar Rp92.277.920. Obligasi ini diklasifikasikan sebagai liabilitas “dimiliki hingga jatuh tempo”.



I i t r e p o r P



I A



Untuk menentukan biaya diamortisasi maka perlu dibuat tabel amortisasi sebagai berikut (dalam rupiah) Tahun yang berakhir pada



Beban Bunga



Bunga yang Dibayarkan



Amortisasi Premium (Diskon)*



(Tingkat suku bunga efektif (5%) × saldo nilai tercatat)



(Tingkat bunga kupon (4%) × nilai nominal Rp100.000.000



(2) + (1)



(1)



(2)



(3)



01/01/2016



Nilai Tercatat



(4) – (3) (4) 92.277.920



01/07/2016



4.613.896



4.000.000



613.896



92.891.816



01/01/2017



4.644.590,8



4.000.000



644.590,8



93.536.407



01/07/2017



4.676.820,3



4.000.000



676.820,3



94.213.227



01/01/2018



4.710.661,4



4.000.000



710.661,4



94.923.888



01/07/2018



4.746.194,4



4.000.000



746.194,4



95.670.083



01/01/2019



4.783.504,1



4.000.000



783.504,1



96.453.587



01/07/2019



4.822.679,4



4.000.000



822.679,4



97.276.266



01/01/2020



4.863.813,3



4.000.000



863.813,3



98.140.080



01/07/2020



4.907.004



4.000.000



907.004



99.047.084



01/01/2021



4.952.354,2



4.000.000



952.354,2



99.999.438



Ayat jurnal yang sesuai adalah sebagai berikut (dalam rupiah): Tanggal 1/1/2015



Keterangan Kas



Debit (Rp)



Kredit (Rp)



92.277.920 Utang obligasi



92.277.920



(berlanjut)



Ikatan Akuntan Indonesia



23



1



BAB



1



Buku 2 Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS



(lanjutan) Tanggal 1/7/2015



Keterangan Beban bunga



Debit (Rp)



Kredit (Rp)



4.613.896



Kas



Utang obligasi



Tanggal 31/12/2015



4.000.000



Keterangan Beban bunga



613.896 Debit (Rp)



Kredit (Rp)



4.644.590,8







Utang bunga



4.000.000







Utang obligasi



0.644.590,8



I A



PSAK 55 mensyaratkan agar liabilitas tersebut dicatat pada biaya perolehan (nilai wajar) pada saat pengakuan awal dan kemudian dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Ini artinya pada mulanya entitas akan mengakui liabilitas tersebut sebesar nilai wajarnya (nilai kini dari arus kas masa depan yang diskonto menggunakan suku bunga pasar) yaitu Rp92.277.920 dan selanjutnya akan mengukur liabilitas tersebut pada biaya perolehan diamortisasi misalnya pada laporan keuangan 31 Desember 2016 liabilitas akan laporkan sebesar Rp93.536.407.



I i t r e p o r P



Penerbitan Obligasi di Tengah Tanggal Bunga



Liabilitas jangka panjang juga dapat diterbitkan di antara tanggal pembayaran bunga. Pada kondisi tersebut, pembeli liabilitas akan membayar kepada penerbit bagian bunga dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai dengan tanggal penerbitan liabilitas. Lalu pada pembayaran bunga selanjutnya, pembeli liabilitas akan menerima pembayaran bunga penuh, dari tanggal pembayaran bunga terakhir ke tanggal pembayaran bunga selanjutnya. Ilustrasi 1-13



Penerbitan Obligasi di antara Tanggal Bunga



Pada tanggal 1 April 2016 PT DFR menerbitkan obligasi dengan nilai Rp100.000.000, 5 tahun, 8%. Bunga dibayarkan semesteran tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi diterbitkan pada nilai nominalnya. Tanggal 1/04/2016



Keterangan Kas



Utang obligasi



Tanggal 1/04/2016



Keterangan Kas



Kredit (Rp) 100.000.000



Debit (Rp)



Kredit (Rp)



2.000.000 Utang obligasi



(Rp100.000.000 × 4% × 3/6)



24



Debit (Rp) 100.000.000



Ikatan Akuntan Indonesia



2.000.000



(berlanjut)



BAB Bab 1 –­Liabilitas



(lanjutan) Beban bunga yang diakui pada 1 Juli 2016 adalah dari bulan 1 Januari sampai 1 Juli yaitu sebesar Rp4.000.000. Tanggal 1/07/2016



Keterangan Beban bunga



Debit (Rp)



Kredit (Rp)



4.000.000



Kas



4.000.000



Jadi pada 1 Juli 2016 beban bunga pada pembukuan PT DFR sebesar Rp2.000.000 yaitu beban bunga dari tanggal 1 April sampai 1 Juli 2016.



I A



Pelepasan Liabilitas



Liabilitas dihentikan pengakuannya/dilepas (dikeluarkan dari laporan posisi keuangan) jika liabilitas tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan, dibatalkan, atau kadaluwarsa. Beberapa situasi terkait dengan penghentian pengakuan liabilitas keuangan adalah sebagai berikut.



I i t r e p o r P



a. Pertukaran di antara peminjam dan pemberi pinjaman yang saat ini ada atas instrumen utang dengan persyaratan yang berbeda secara substansial dicatat sebagai penghapusan (extinguishment) liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru. b. Demikian juga, modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada atau bagian dari liabilitas keuangan tersebut (terlepas ada atau tidak keterkaitannya dengan kesulitan keuangan debitur) dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru. Perbedaan jumlah atau selisih antara: a) nilai tercatat liabilitas, dan



b) jumlah yang dibayarkan termasuk aset nonkas yang ditransfer atau liabilitas yang ditanggung, diakui dalam laporan laba rugi sebagai keuntungan atau kerugian dari penghentian pengakuan liabilitas. Penghentian pengakuan juga tercapai apabila penerbit instrumen utang membeli kembali instrumen tersebut. Jika entitas membeli kembali bagian dari liabilitas atau instrumen utang tersebut, maka entitas mengalokasikan nilai tercatat sebelumnya dari liabilitas keuangan tersebut kepada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal pembelian kembali. Selisih antara (a) nilai tercatat yang dialokasikan pada bagian yang dihentikan pengakuannya, dengan (b) jumlah yang dibayarkan



Ikatan Akuntan Indonesia



25



1



BAB



1



Buku 2 Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS



untuk bagian yang dihentikan pengakuannya tersebut diakui dalam laba rugi sebagai keuntungan atau kerugian dari penghentian pengakuan liabilitas. Keuntungan



Nilai wajar/jumlah yang dibayar > nilai tercatat liabilitas



Kerugian



Nilai wajar/jumlah yang dibayar < nilai tercatat liabilitas



Ilustrasi 1-14



Penghentian Pengakuan/Pelepasan Liabilitas



Berdasarkan Ilustrasi A, PT DFR akan menebus obligasi pada tanggal jatuh tempo yaitu 1 Januari 2021. Maka jurnal yang akan dibuat pada pembukuan PT DFR sebagai berikut: Tanggal 1/01/2021



Keterangan Utang obligasi



I A



Debit (Rp) 100.000.000



Kas



I i t r e p o r P



Ilustrasi 1-15



Penghentian Pengakuan Liabilitas Sebagian



Kredit (Rp)



100.000.000



Berdasarkan Ilustrasi A, pada tanggal 1 Januari 2019, PT DFR membeli 50% dari obligasi tersebut dengan harga Rp50.000.000. Nilai tercatat 50% bagian dari obligasi tersebut pada tanggal penarikan adalah Rp48.226.793,5 (50% × 96.453.587). Dari transaksi tersebut timbullah kerugian sebesar Rp 1.773.206,5 (Rp50.000.000 – Rp48.226.793,5). Maka jurnalnya adalah sebagai berikut: Tanggal



1/01/2019



Keterangan



Utang obligasi



Rugi atas penarikan obligasi Kas



26



Ikatan Akuntan Indonesia



Debit (Rp)



Kredit (Rp)



48.226.793,5 1.773.206,5



50.000.000



BAB Bab 1 –­Liabilitas



IKHTISAR PEMBELAJARAN 1. Memahami Definisi Liabilitas Liabilitas merupakan kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus ke luar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. 2. Memahami Pengakuan dan Pengukuran pada Liabilitas Keuangan



Berdasarkan PSAK 55 terdapat 2 kategori liabilitas keuangan yaitu: liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (at fair value thorugh profit or lossFVTPL) dan liabilitas lainnya yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi (Financial Liabilities at amortised cost –FLAC).



I A



3. Memahami Liabilitas Sesuai dengan Kategori Penyajiannya



I i t r e p o r P



Liabilitas terbagi menjadi dua bagian yaitu liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Perbedaan pada kedua jenis liabilitas tersebut biasanya pada waktu penyelesaian dimana Liabilitas jangka pendek dapat dipenuhi dalam siklus normal operasi perusahaan atau dalam 12 bulan setelah tanggal pelaporan sedangkan liabilitas jangka panjang diselesaikan lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan atau lebih dari siklus normal, pilih yang paling panjang. 4. Memahami Pengakuan dan Pengukuran Utang Jangka Panjang Utang jangka panjang biasanya terdiri dari utang bank dan penerbitan obligasi. Pada saat pengakuan awal, obligasi diukur pada nilai wajar. Pada umumnya nilai wajar obligasi sama dengan harga transaksinya/harga obligasi saat ini. Harga obligasi saat ini dinilai menggunakan menggunakan nilai kini dari ekspektasi arus kas di masa depan atau nilai kini dari ekspektasi arus kas di masa depan, yang terdiri dari pokok dan bunga. Jika tingkat suku bunga kupon/stated rate lebih kecil dari pada effective interest rate obligasi diterbitkan pada harga diskon sedangkan jika tingkat suku bunga kupon/stated rate lebih tinggi dari pada effective interest rate obligasi diterbitkan pada harga premium. Lalu setelah pengakuan awal, entitas mengukur liabilitas jangka panjang pada biaya perolehan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif (effective interest method). 5. Memahami Penggunaan Metode Suku Bunga Efektif Metode suku bunga efektif (effective interest rate/EIR) adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari liabilitas jangka panjang. Biasanya pada metode ini akan terlihat informasi beban yang diakui, pembayaran pokok, dan nilai buku liabilitas yaitu biaya perolehan yang sudah diamortisasi.



Ikatan Akuntan Indonesia



27



1



BAB



1



Buku 2 Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS



6. Memahami Akuntansi Pelepasan Liabilitas Liabilitas dihentikan pengakuannya/dilepas (dikeluarkan dari laporan posisi keuangan) jika liabilitas tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan, dibatalkan, atau kedaluwarsa. Ketika pada tanggal penghentian pengakuan terdapat perbedaan antara nilai tercatat dan nilai yang dibayarkan maka perbedaannya diakui dalam laporan laba rugi sebagai keuntungan atau kerugian dari penghentian pengakuan liabilitas.



I A



I i t r e p o r P



28



Ikatan Akuntan Indonesia



BAB Bab 1 –­Liabilitas



PERTANYAAN 1. Jelaskan perbedaan liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang! 2. Sebutkan kategori pengukuran liabilitas keuangan berdasarkan PSAK 55 dan jelaskan perbedaannya pada pelaporan laporan keuangan! 3. Sebutkan 3 jenis liabilitas jangka pendek dan jelaskan kapan liabilitas tersebut terjadi! 4. Jelaskan mengenai interest rate, stated rate, dan principal value! 5. Jelaskan perbedaan kondisi penerbitan obligasi at discount and at premium! 6. Jelaskan penggunaan Effective Interest Method dan bagaimana cara menghitung biaya perolehan diamortisasi!



I A



7. Bagaimana kondisi yang dapat dikatakan adanya penghentian pengakuan liabilitas?



I i t r e p o r P



8. Bagaimana penyajian liabilitas jangka panjang yang bagiannya jatuh tempo 12 bulan ke depan? 9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan utang bank jangka panjang! 10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan obligasi subordinasi!



LATIHAN



1. PT Terdepan membeli barang dagangan dari pemasoknya yaitu PT XYZ senilai Rp55.000.000 pada tanggal 12 Febuaari 2015 dengan termin n/30, 2/10. Bagaimana jurnal yang akan dibuat oleh PT Terdepan pada tanggal 12 Februari 2015? 2. Pada tanggal 1 November 2015 PT Cahaya menerbitkan wesel bayar sebesar Rp10.000.000 yang berjatuh tempo pada 12 Februari 2016. Namun karena berbagai alasan, pada tanggal 3 Desember 2015 PT Cahaya bermaksud untuk memperpanjang jatuh tempo wesel bayar tersebut hingga 1 Juli 2017. Laporan keuangan perusahaan untuk tanggal yang berakhir pada 31 Desember 2015 akan diterbitkan pada 15 Maret 2016. Pada tanggal 20 Januari 2016 pihak perusahaan berkesepakatan dengan kreditur mengenai perpanjangan utang wesel tersebut.



Bagaimana penyajian utang wesel pada laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2016 ?



3. Pada tanggal 31 Desember 2015 PT Cahaya menerbitkan obligasi dengan nilai Rp200.000.000 dengan tingkat bunga 10%. Bunga dibayarkan semesteran tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi tersebut jatuh tempo pada 1 Januari 2020.



Ikatan Akuntan Indonesia



29



1



BAB



1



Buku 2 Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS







a. Berapa nilai yang akan diterima PT Cahaya pada tanggal 31 Desember 2015 dan dikategorikan sebagai apa liabilitas di atas? Jelaskan! b. Buatlah tabel effective interest method untuk obligasi tersebut! c. Buatlah jurnal untuk pembayaran tanggal 1 Juli 2016 dan 1 Januari 2017!



4. Pada tanggal 1 Juli 2016, PT DFR mempunyai wesel bayar jangka panjang yang mempunyai nilai nominal Rp100.000, 5 tahun, dengan tingkat bunga 8% dan mempunyai unamortized premium sebesar Rp12.000. Pada tanggal tersebut PT DFR memutuskan untuk melunasi setengah utang weselnya dengan membayar Rp51.000.



Bagaimana yang dibutuhkan PT DFR dan adakah keuntungan atau kerugian atas penghentian pengakuan yang diakui?



I A



I i t r e p o r P



30



Ikatan Akuntan Indonesia



BAB Bab 1 –­Liabilitas



LAMPIRAN Lampiran 1-1 Pendanaan: Pinjaman vs Penerbitan Saham Pada bab ini, telah disebutkan bahwa sebuah entitas dapat memilih untuk melakukan pendanaan yang bersumber dari pinjaman (utang) maupun dari penerbitan saham (modal) dimana masing-masing keputusan pendanaan menimbulkan biaya tersendiri. Kombinasi dari kedua pendanaan tersebut membentuk struktur modal yang pada umumnya berbeda-beda bagi tiap entitas. Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan nomor 169/PMK.010/2015 telah menetapkan bahwa perbandingan antara utang dan modal paling tinggi yaitu sebesar empat banding satu. Hal ini karena jika perbandingan utang terhadap modal melampaui peraturan tersebut, akan muncul risiko yang tinggi bagi entitas dan investor. Oleh karena itu, memperhatikan perbandingan antara utang dan modal menjadi penting; termasuk dalam memutuskan apakah suatu entitas akan melakukan pendanaan melalui pinjaman (utang) atau penerbitan saham (modal). Berikut akan dijabarkan mengenai karakteristik dari kedua pendanaan tersebut.



I A



I i t r e p o r P



Lampiran 1-2 Pendanaan Melalui Pinjaman (Debt Financing) Pendanaan melalui pinjaman artinya meningkatkan uang suatu entitas dengan cara menjual obligasi (bonds) atau surat utang kepada individu ataupun institusi yang kemudian disebut kreditor. Selain melunasi pinjaman tersebut, entitas peminjam juga perlu membayar sejumlah bunga pada tanggal yang telah disepakati sebagai imbalan kepada para kreditor. Hal ini memberikan gambaran yang pasti kepada entitas peminjam mengenai kapan dan berapa banyak yang harus dibayarkan kepada para kreditor, sehingga entitas bisa menyusun anggaran dan perencanaan keuangan yang lebih jelas. Selain itu, tidak ada kepemilikan dan kontrol yang diberikan kepada kreditor seiring dengan kesepakatan pinjam-meminjam yang terjadi. Pendanaan jenis ini juga menguntungkan perusahaan dalam segi pajak, dimana jumlah bunga yang dibayarkan bersifat sebagai pengurang pajak sehingga dapat mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan. Akan tetapi, entitas juga perlu mempertimbangkan hal lain sebelum melakukan peminjaman. Untuk mendapatkan pinjaman yang diinginkan, entitas harus memiliki credit rating yang baik dan memastikan bahwa pembayaran bunga dan principal bisa dilakukan dengan tepat waktu. Beberapa perjanjian pinjam-meminjam juga melibatkan aset untuk dijadikan sebagai jaminan, yang artinya ketika pinjaman telah disepakati, aset jaminan tersebut berada dalam risiko.



Ikatan Akuntan Indonesia



31



1



BAB



1



Buku 2 Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS



Lampiran 1-3 Pendanaan Melalui Penerbitan Saham (Equity Financing) Pendanaan melalui penerbitan saham artinya peningkatan modal dengan cara menjual saham kepada pihak-pihak yang menginginkan yang kemudian disebut investor. Sebagai imbalannya, para investor mempunyai kepemilikan atas entitas penerbit (issuer) dan menerima dividen berdasarkan profit yang dihasilkan. Hal ini membuat pendanaan melalui penerbitan saham terlihat lebih menguntungkan sehubungan dengan tidak adanya kewajiban berupa bunga yang harus dibayarkan di tanggal tertentu. Entitas dengan credit rating yang tidak cukup baik juga bisa menghindari isu tersebut melalui pendanaan jenis ini.



I A



Layaknya pendanaan melalui pinjaman, ada beberapa hal menjadi pertimbangan bagi suatu entitas dalam melakukan pendanaan melalui penerbitan saham. Ketika sejumlah saham dibeli oleh investor, maka ada sejumlah kepemilikan dan kontrol yang diserahkan kepada investor. Selanjutnya, hal tersebut bisa memicu terjadinya konflik jika ada perbedaan dalam visi dan cara menjalankan bisnis antara manajemen sebelumnya dengan pihak-pihak yang baru terlibat saat terjadi penerbitan saham.



I i t r e p o r P



Secara keseluruhan, dua opsi pendanaan tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Di samping memperhatikan pendanaan mana yang memberikan pengembalian yang sesuai dengan risikonya, entitas di Indonesia perlu juga mengacu kepada peraturan menteri keuangan terkait komposisi utang dan modal yang ditetapkan.



32



Ikatan Akuntan Indonesia