Liga Bangsa Bangsa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Liga Bangsa-bangsa Liga Bangsa Bangsa merupakan organisasi Internasional yang dibentuk sejak Perang Dunia I telah berakhir. LBB sebenarnya merupakan alat yang bersifat imperialistik bagi negara-negara Barat.LBB dibangun melalui perjanjian khusus (konferensi perjanjian Paris 1919) dengan basis keinginan untuk mewjudkan kerjasama yang damai antar negara dan memberikan jaminan yang saling menguntungkan atas kemerdekaan politik dan integrasi wilayah bangsa besar dan kecil namun organisasi ini kemudian dalam jangka waktu panjang, seiring dengan meletusnya PD II, LBB tidak pernah menjadi organisasi internasional yang kuat karena tidak mampu mengendalikan negara-negara yang ingin berkuasa dan juga sangat agresif, terlebih lagi terdapat sistem pengambilan keputusan yang berinti padaayat 16 menunjukkan ketidankonsistenan organisasi ini dalam menjatuhkan sanksi, akibatnya beberapa negara. Kemudian membelot, seperti Inggris dan Prancis yang tidak pernah menganggap LBB sebagaiinstitusi penting dan menolak menyusun kebijakan luar negerinya sesuai dgn ketentuan LBB, serta senat AS yang ada akhirnya menolak retifikasi perjanjian LBB.



Pada masa Perang Dunia I, dunia mengalami suatu peristiwa yang sangat dramatis menyangkut peradaban manusia, dimana perang tersebutlah telah mengakibatkan korban yang besar. Hal ini tidak terlepas dari kemajuan perlengkapan dan senjata tempur yang efektif. Perang Dunia I telah memasuki babak baru kemajuan teknologi, khususnya persenjataan dan sistem angkutan atau logistik yang sudah mengenal kapal mesin dan kereta api. Liga Bangsa-bangsa (LBB- League of Nations)didirikan sebagai hasil perjanjian Versailles. Barangkali, Liga Bangsa-bangsa lahir dari konsekuensi kehancuran sekaligus kekecewaan yang muncul pasca Perang Dunia I. Ide-ide pembentukannya dipelopori oleh negara pemenang perang, utamanya Amerika Serikat. Sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan di dalamnya (antarpendirinya), LBB utamanya bertujuan untuk mencegah perang melalui prinsip “collective security”, “disarmament”, “open discussion to replace secret diplomacy”, “self-determination”, “negotiation”, dan “arbitration”. Tujuan lain yang melandasi aktivitas internasionalnya antara lain penyelundupan baik orang perseorangan, obat-obatan, perdagangan gelap senjata, kesehatan dunia, penjahat perang dan perlindungan minoritas di Eropa (manifestasi prinsip “self-determination” negara-negara Balkan).



Sejarah terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa Secara garis besar, Liga Bangsa- Bangsa (League of Nations) merupakan repersentasi dari pemikiran paham liberalisme khususnya liberalisme utopis yang meyakini bahwa perdamaian dapat tercipta dengan kerjasama dan bahwasanya perpetual peacesebagaimana tulisan Immanuel Kant tentang suatu “international society”. Lebih lanjut, kaum liberalis juga meyakini bahwa institusi internasional merupakan salah satu hal yang dapat memajukan kerjasama yang damai antarnegara. Salah satu tokoh politik yang ideologi liberalnya sangat berpengaruh dan menjadi landasan bagi berdirinya Liga Bangsa-Bangsa adalah Woodrow Wilson dengan pemikirannya yang dikenal dengan “Fourteen points of Woodrow Wilson”. Perang Dunia I berakhir dengan Perjanjian Perdamaian Versailles pada tahun 1919. Atas prakarsa Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson, didirikan suatu Liga Perdamaian yang disebut dengan Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) atau Volkenbond yang berkedudukan di Genewa, Swiss. Woodrow Wilson adalah salah satu tokoh yang mengusulkan perdamaian antarbangsa. Pada saat itu Woodrow Wilson mengajukan 14 pasal usulan Wilson, dikenal sebagai Wilson’s Fourteen Points, yang isinya antara lain sebagai berikut: 1. Pelarangan diplomasi rahasia. 2. Pengurangan senjata. 3. Pengakuan hak untuk menentukan nasib sendiri. 4. Pembentukan suatu badan gabungan bangsa-bangsa, yang kemudian dikenal dengan nama LBB (Liga Bangsa-Bangsa).



Latar Belakang Berdirinya Liga Bangsa-Bangsa Berdasarkan akibat-akibatyang ditunjukkan dalam perang dunia I, jelaslah bahwa perang mendatangkan malapetaka bagi umat manusia. Di antara mereka timbul kesadaran untuk mengusahakan terciptanya dunia yang damai. Usaha-usaha perdamaian dunia antara lain dilakukan oleh beberapa tokoh-tokoh penting, di antaranya yaitu 1. Pada tahun 1923, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Bryan, mengumumkan Peace Plan (rencana perdamaian). Isinya adalah suatu permintaan agar setiap pertikaian antar dua negara diperiksa terlebih dahulu oleh sebuah komisi. Komisi bertugas untuk mengusahakan jagan sampai terjadi perang atau bahkan diusahakan suatu perdamaian di antara kedua pihak tersebut. 2. Woodrow Wilson (AS) mengusulkan untuk mengakhiri perang dan menjamin perdamaian dunia supaya melaksanakan Peace Without Victory yang berisi hal-hal berikut: 



Perjanjian rahasia tidak diperbolehkan.







Semua bangsa mempunyai kedudukan yang sama.







Diadakan pengurusan persenjataan.



3. Peace Without Victory ini kemudian menjelma menjadi Wilson Fourteen Point (14 pasal) pada tanggal 8 Januari 1918. Isi keempat belas pasal tersebut sebagai berikut: 



Diplomasi rahasia tidak diperboehkan.







Pengurangan persenjataan.







Bangsa-bangsa diberikan hak untuk menentukan nasib sendiri.







Pembentukan Liga Bangsa-Bangsa (LBB).



Misi utama Wilson adalah membawa nilai-nilai demokratis liberal ke Eropa dan ke seluruh dunia. Program perdamaian Wilson menghendaki berakhirnya diplomasi rahasia, adanya kesepakatan-kesepakatan yang terbuka bagi penyelidikan publik, adanya kebebasan navigasi di laut, dan dihilangkannya hambatan-hambatan pada perdagangan bebas. Untuk mewujudkan tujuan ini, menurutnya dibutuhkan suatu asosiasi umum bangsabangsa dengan tujuan untuk memberikan jaminan yang saling menguntungkan atas kemerdekaan politik dan integrasi wilayah bangsa besar dan kecil. Ide inilah yang kemudian



diemplementasikan melalui dibentuknya Perdamaian Paris pada 1919.



Liga



Bangsa-Bangsa



dalam



Konferensi



Struktur Organisasi Organ Inti dari LBB yaitu:  Dewan Keamanan Anggota yang terdiri atas empat anggota permanen, yaitu Inggris, Perancis, Italia dan Jepang.  Sekertaris bertugas untuk menyiapkan agenda dan mengumumkan laporan pertemuan.  Majelis Umum, majelis yang melakukan pertemuan setahun sekali, anggotanya adalah perwakilan dari negara anggota dan pergantiannya tiga tahun sekali.



Mekanisme Kerja Dalam mengatur keuangannya, majelis umum LBB memiliki enam komite, di mana komite kelimalah yang memiliki wewenang untuk mengatur anggaran dan keuangan. Komite ini melakukan drafting yang diajukan ke majelis umum, kemudian disepakati oleh anggota dari LBB. Setelah disepakati, maka anggota LBB harus membayar sejumlah yang disepakati.



Tujuan Pembentukan Liga Bangsa-Bangsa Liga Bangsa-Bangsa beranggotakan 28 negara sekutu dan 14 negara netral. Tujuan pembentukan LBB pada waktu itu adalah untuk: 1. Memelihara perdamaian dan keamanan dunia. 2. Memajukan dan memelihara hubungan persahabatan antarbangsa dan negara. 3. Menegakkan hukum serta berusaha agar perjanjian antarbangsa dipatuhi. 4. Memajukan dan memelihara kerjasama internasional di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, dan kebudayaan. Tujuan utama LBB ini adalah mendorong terciptanya kerjasama internasional, perdamaian, dan keamanan. Dengan demikian, landasan berdirinya LBB secara keseluruhan lebih dipengaruhi oleh paham liberal dan skeptisme terhadap anggapan kaum realis dan neorealis yang memandang sebelah mata terhadap adanya kerjasama antar bangsa. Lebih lanjut skeptisisme realis menggarisbawahi kegagalan Liga Bangsa-bangsa



dalam memelihara perdamaian (“perpetual peace”) dikarenakan pada saat itu negara cenderung bertindak secara otonom baik dalam menyelenggarakan perjanjian atau menyelesaikan masalah. Beberapa contoh signifikan ialah pengadaan pembentukan “Reparation Commission” untuk “war debt”.



Kegagalan LBB Dalam Memecahkan Masalah Dunia Dalam pelaksanaannya, LBB tidak mampu memecahkan persoalan-persoalan besar yang sangat penting bagi perkembangan perdamaian dunia. Beberapa permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Kemajuan dalam hal pelucutan senjata tidak berhasil dijalankan. Yang terjadi bahkan sebaliknya, yaitu terjadi perlombaan senjata antara Blok Barat dan Blok Timur. 2. Pada tahun 1932 Jepang harus mengembalikan Manchuria kepada China, tetapi Jepang menolak kesepakatan tersebut bahkan keluar dari LBB. LBB tidak mampu berbuat apa-apa sehingga wibawa badan ini merosot. 3. Perang antara Italia dan Ethiopia (Abessinia) pada tahun 1935 sampai 1936. LBB memerintahkan agar Italia menarik diri dari Ethiopia tetapi ditolak oleh Italia. Atas keputusan LBB, 50 negara anggotanya memutuskan hubungan diplomatik dengan Italia namun Italia tetap menduduki Ethiopia. LBB akhirnya merencanakan tindakan militer untuk mengusir Italia dari Ethiopia. Tetapi permasalahan kemudian timbul karena tidak ada kata sepakat untuk mengirimkan jumlah serdadu dari masing-masing negara anggota LBB saat itu. Karena kegagalan LBB dalam mengatasi konflik antar negara di dunia, maka perdamaian dunia tidak dapat dipertahankan lagi. Akibatnya, pada bulan September 1939 pecah Perang Dunia II. Riwayat LBB pun berakhir sebagai badan dunia.



Perjalanan LBB LBB memiliki peran besar pada awal-awal pembentukan dan mampu menyelesaikan konflik-konflik internasional. Organ inti dari LBB yaitu majelis umum, Dewan dan Sekretaris. Majelis umum melakukan pertemuan setahun sekali, anggotanya adalah perwakilan dari negara anggota. Anggota dewan terdiri atas empat anggota permanen, yaitu Inggris, Perancis, italia dan Jepang. Sedangkan anggota tidak tetap dipilih oleh majelis umum setiap tiga tahun sekali. Sedangkan sekertaris bertugas untuk menyiapkan agenda dan mengumumkan laporan pertemuan. Secara sosial, LBB berjalan dalam kondisi tidak menguntungkan. Perang Dunia I mengakibatkan kehancuran total sebagian besar negara-negara di dunia. Sarana publik rusak parah. Infrastruktur seperti transportasi dan komunikasi kolaps. Efeknya sangat multidimensional, banyak orang mengungsi, kehilangan pekerjaan, tidak memiliki kehidupan layak, kelangkaan pangan. Mengalami konsekuensi perang yang demikian, maka negara berambisi mencegah pecah perang besar berikutnya dengan berbagai cara. Dalam susunan organisasi, LBB mempunyai empat badan utama yaitu Sidang Umum (the council), Sekretariat Tetap (the secretary), Dewan Khusus dan Mahkamah Internasional (the world court). Sedangkan sifat dari keanggotaan LBB adalah sukarela, tidak mengikat, walaupun ada sangsi berupa boikot untuk negara-negara yang melanggar tetapi negara lain sukarela menjalankan atau tidak. LBB tidak mempunyai alat kekuasaan yang nyata untuk memaksa suatu negara yang menentangnya untuk tunduk kembali ke LBB.



Secara politik, Perang Dunia I melahirkan instabilitas politik di beberapa wilayah seperti Russia di Eropa Timur dan Itali di Eropa Tengah. Terjadi pergolakan politik di banyak tempat dan revolusi menggulingkan pemerintahan yang ada, seperti Revolusi Russia, Revolusi fasisme di Italia, dan munculnya gerakan “self-determinaton”. Secara kultur, munculnya negara-negara dengan agresivitas tinggi seperti Jerman, Jepang, dan Italia. Lahirnya “Nazi”, “Fasisme” dan “Hakkoichiu” sebagai kekuatan politik negara sekaligus justifikasi sejumlah agresi militer. Oleh karena itu, seringkali negara tersebut di atas dianggap kekuatan yang merusak “balance of power” LBB. Ekonomi, terdapat kekhawatiran negara besar seperti Inggris, dan Perancis terhadap potensi tantangan ekonomi yang berasal dari Jerman. Terdapat kecurigaan bahwa bantuan yang diberikan Amerika kepada Jerman digunakan secara diam-diam untuk membangun persenjataan militer sekaligus melatih pasukan khusus Jerman. Sekuriti, lahirnya satu pemimpin Jerman yang dikagumi hampir oleh seluruh bangsa keturunan Jerman, yakni Hitler, melahirkan ketidakamanan secara internasional. Hitler dengan Naziismenya mengobarkan keinginan untuk mempersatukan seluruh bangsa Jerman yang tersebar di Eropa utara dan timur seperti di Austria, Polandia, Hongaria, untuk membentuk satu negara dengan superioritas di antara semua bangsa didunia. Dari empat aspek tersebut di atas, melahirkan situasi geopolitik yang amat signifikan mengancam meletusnya perang dunia berikutnya. Terdapat nilai-nilai baru yang membenarkan tindakan seorang agresor untuk mencaplok daerah di sekitarnya seperti politik ekspansionis Hitler (Friedrich), Heartland “McArthur”, Teori Marine “Alfred T Mahan” dll yang seolah menjustifikasi kebijakan negara untuk membentuk aliansi-aliansi militer. Ini memperburuk kondisi yang ada.



Intensitas politik makin tidak pasti. Kecurigaan yang muncul dari berbagai negara menekan LBB. LBB makin tidak efektif karena LBB tidak didukung oleh “power”. Kelemahan ini membatasi ruang gerak LBB sehingga sebagian besar fungsinya tidak berjalan dengan baik—dijelaskan pada sesi di berikutnya. Semestinya apabila terjadi pelanggaran, misal penyerangan Italia ke Abbyssinia, ditindak lanjuti dengan memberikan sangsi, negara anggota menolak untuk memberikan powernya kepada LBB semata-mata karena terdapat kecenderungan mereka masih mementingkan “domestic interest” masing. Dan LBB pun tidak bisa memaksa. Apalagi, seolah kekuatan Jerman, Italia, Jepang saat itu berada di seolah mengungguli negara-negara lain hingga mereka takut memaksakan sangsi. Namun ternyata LBB mengalami keruntuhan, karena perang dunia kedua ternyata meletus. Hal tersebut juga dikarenakan beberapa kelemahan dari LBB karena negaranegara besar yang memiliki ideologi-ideologi ekstrim justru tidak bergabung dalam LBB. Sehingga mereka justru merasa bebas untuk memulai perang tanpa memikirkan negara lain dan perjanjian perdamaian yang ada. Sedangkan negara-negara besar anggota LBB lainnya mengalami kerugian besar dari segi keuangan dan militer, dan tidak memiliki kesadaran untuk memberikan bantuan untuk menjaga perdamaian. Lagipula, hal itu juga dikarenakan LBB sendiri tidak mampu menekan anggotanya, ia tidak memiliki aturan kuat yang mengikat, sehingga anggota tidak terlalu patuh. Pada akhirnya anggota LBB sendiri yang melanggar aturan LBB. Mereka melakukan invasi ke Jerman, karena rasa khawatir akan tindak pembalasan yang akan dilakukan Jerman.



Menurut kami, LBB sebagai organisasi internasional sebenarnya merupakan ide yang cemerlang. Tujuan-tujuannya sangat ideal, tetapi juga dibutuhkan dasar yang kuat. Jika dilihat, LBB tidak memiliki anggota yang mampu mendominsi organisasi tersebut. Hegemon sangat dibutuhkan agar anggota lain dapat tertib dan mematuhi aturan yang telah disepakati. LBB sangat lemah dalam hal ini, karena negara-negara besar justru menganggap LBB akan merugikan mereka. LBB juga tidak memiliki instrumen militer atau pasukan perdamaian untuk mencegah terjadinya perang kembali. Namun. Hal ini menjadi pembelajaran bagi organisasi internasional lainnya untuk lebih signifikan dalam mengatur struktur organisasinya. Apabila struktur kuat dan ada hegemon yang mampu menjalankan tugasnya, maka organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan harapan, seperti PBB yang berkaca dari LBB.