Literasi Dalam Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LITERASI DALAM PEMBELAJARAN



Oleh : Dra. Aris Minarni NIP. 196709181995122002



DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG



SMA NEGERI 1 KELAPA 2018



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Keterampilan membaca berperan penting dalam kehidupan kita karena pengetahuan diperoleh melalui membaca. Oleh karena itu, keterampilan ini harus dikuasai peserta didik dengan baik sejak dini. Namun sayangnya, kesadaran untuk membaca belum dimiliki sepenuhnya oleh masyarakat kita. Menurut Subekti Makdriani, Pustakawan Utama Perpus RI, berdasarkan studi yang dilakukan Most Littered Nation In the world 2016, minat baca Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara didunia . Sangat memprihatinkan. Rendahnya minat baca ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain budaya masyarakat Indonesia yang didominasi budaya tutur, serta penggunaan internet yang saat ini sudah menjadi semacam kebutuhan. Uji literasi membaca mengukur aspek memahami, menggunakan, dan merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan. Dalam keterampilan memahami bacaan, menunjukkan bahwa kompetensi peserta didik Indonesia tergolong rendah. Indonesia mengalami krisis membaca, sebab dari 1000 orang Indonesia hanya satu orang yang rutin membaca buku. Ini dibuktikan dari data Programme for International Student Assesment (PISA), yang menyatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat 64 dari 72 negara yang rutin membaca. Rendahnya



keterampilan



tersebut



membuktikan



bahwa



proses



pendidikan belum mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik terhadap pengetahuan. Praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah selama ini juga memperlihatkan bahwa sekolah belum berfungsi sebagai organisasi pembelajaran yang menjadikan semua warganya sebagai pembelajar sepanjang hayat Karena itu, untuk mengembangkan sekolah sebagai organisasi pembelajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS adalah upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan.



2



B. Perumusan Masalah Bertolak dari permasalahan diatas, maka dalam makalah ini ada beberapa rumusan masalah yang perlu diangkat : a.



Apakah Pengertian Literasi ?



b.



Jenis-jenis literasi ?



c.



Komponen Literasi pembelajaran ?



C. Tujuan a. Menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah. b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat. c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan. d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca. D. Manfaat Manfaat dari gerakan Literasi sekolah adalah : 1.



Menambah kosa-kata kita.



2.



Mengoptimalkan kerja otak.



3.



Menambah wawasan dan informasi baru.



4.



Meningkatkan kemampuan interpersonal.



5.



Mempertajam diri dalam menangkap makna dari suatu informasi yang sedang dibaca.



6.



Mengembangkan kemampuan verbal.



7.



Melatih kemampuan berfikir dan menganalisa.



8.



 Meningkatkan fokus dan konsentrasi seseorang.



9.



Melatih dalam hal menulis dan merangkai kata-kata yang bermakna.



3



BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Literasi Istilah literasi dalam bahasa latin disebut sebagai Literatus yang artinya adalah orang yang belajar. National Institut for Literacy



menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan



literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Education Development Center (EDC)



menjabarkan pengertian dari literasi,



yaitu kemampuan individu untuk menggunakan potensi serta skill yang dimilikinya, dan tidak sebatas hanya kemampuan baca tulis saja. Menurut UNESCO,



literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata,



khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks dimana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan



tersebut



diperoleh



dan



bagaimana



cara



memperolehnya.



Pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik,



konteks



nasional,



institusi, nila-nilai



budaya serta



pengalaman. Di dalam kamus online Merriam – Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali serta memahami ide-ide secara visual. Dari beberapa pengertian tersebut,



bisa disimpulkan bahwa literasi itu tidak



bisa lepas dari bahasa. Orang yang memiliki kemampuan literasi adalah orang yang memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca serta menulis. B. Literasi Pembelajaran Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan kemampuan literasi adalah dengan banyak membaca buku. Namun 4



karena membaca



bukan



budaya masyarakat Indonesia, maka minat baca di banyak daerah di Indonesia juga rendah. Ini berimplikasi pada kemampuan literasi yang juga rendah. Ada beberapa penyebab rendahnya



kemampuan literasi



pada siswa siswi



disekolah , yaitu: 1) Guru memiliki minat baca yang rendah 2) Buku-buku yang bisa menarik minat baca siswa cukup sulit untuk diakses 3) Kondisi perpustakaan yang kadangkala kurang memadai 4) Minimnya buku bacaan yang tersedia 5) Kemampuan guru di dalam menerapkan pembelajaran yang berbasis literasi masih rendah Gerakan literasi harus terus disosialisasikan pada setiap lapisan masyarakat. Karena literasi merupakan hidupnya.



hak dari setiap orang untuk belajar di sepanjang



Apabila kemampuan literasi



meningkat, maka kualitas hidup



masyarakat juga bisa meningkat



BAB III PEMBAHASAN MASALAH 1. KOMPONEN LITERASI Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan bahwa komponen literasi informasi terdiri atas literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1) Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) 2) Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi . 3) Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya. 5



4) Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. 5) Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat. Perpaduan ketiganya disebut teks multimodal. Dalam konteks SMA, contoh kegiatan literasi dipaparkan sebagai berikut. NO Komponen



Tahap Pembiasaan Membaca 15 menit sebelum kegiatan belajar setiap hari



1.



Literasi Dasar



2.



Literasi Mencari bahan PerPustakaan pustaka yang diminati untuk kegiatan membaca 15 menit



3 Literasi Media



4



Literasi Teknologi



Contoh Kegiatan Tahap Tahap Pengembangan Pembelajaran Mendiskusikan Menuliskan analisis Bacaan terhadap bacaan



Menggunakan perpustakaan sebagai sumber informasi dalam diskusi tentang bacaan



Mencantumkan daftar pustaka dalam laporan tugas/ praktik setiap mata pelajaran



Membaca berita dari media cetak/ daring dalam kegiatan membaca 15 menit



Mendiskusikan berita dari media cetak/daring Memberikan komentar terhadap buku elektronik



Membuat komunitas pembelajaran untuk diskusi dan berbagi informasi terkait pemahaman mata pelajaran antar teman, guru, dan antarsekolah



Membaca buku Elektronik



Memberikan komentar terhadap buku elektronik



Setiap mata pelajaran memanfaatkan teknologi (komputasi, searching, dan share) dalam mengolah, menyaji, melaporkan hasil kegiatan/ laporan



6



5



Literasi Visual



Membaca film atau iklan pendek



Mendiskusikan film atau iklan pendek



Menggunakan aplikasi video/film dalam menyaji dan melaporkan kegiatan hasil praktik/diskusi/ observasi melalui website sekolah, youtube, dll.



B. KEGIATAN LITERASI PEMBELAJARAN 1. TAHAP PEMBIASAAN Kegiatan literasi di tahap pembiasaan, yakni membaca dalam hati. Adapun jenis kegiatannya : 1)



Membaca Selama 15 Menit setiap hari . Kegiatan membaca ini didukung oleh penumbuhan iklim literasi sekolah yang baik. Dalam tahap pembiasaan, iklim literasi sekolah diarahkan pada pengadaan dan pengembangan lingkungan fisik, seperti: a. Buku-buku non pelajaran (novel, kumpulan cerpen, buku ilmiah populer, majalah, komik, dsb.); b. Sudut baca kelas untuk tempat koleksi bahan bacaan; c. Poster-poster tentang motivasi pentingnya membaca.



2)



Membaca Buku dengan Memanfaatkan Peran Perpustakaan Perpustakaan



sekolah



menyelenggarakan



kegiatan



penunjang



keterampilan literasi informasi bagi para peserta didik. Keterampilan ini kemudian diterapkan peserta didik saat mereka mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru bidang mata pelajaran yang diajarkan melalui tugas meringkas atau membuat sinopsis buku. 3)



Membaca terpandu (Guided Reading) Guru memandu peserta didik membaca, bisa dilakukan dalam kelompok yang lebih kecil.



4)



Membaca Mandiri (Independent Reading) Peserta didik diberi tugas membaca dan menuangkan pokok pikiran bacaan, baik secara terbuka maupun dipandu dengan pertanyaan.



7



2.



TAHAP PENGEMBANGAN



Pada prinsipnya, kegiatan literasi pada tahap pengembangan sama dengan kegiatan pada tahap pembiasaan. Yang membedakan adalah bahwa kegiatan 15 menit membaca diikuti oleh kegiatan tindak lanjut pada tahap pengembangan. Jenis kegiatan pada tahap ini adalah : a.



Menulis komentar singkat terhadap buku yang dibaca di jurnal



membaca



harian



3.



b.



Bedah Buku



c.



Reading Award



d.



Mengembangkan Iklim Literasi Sekolah



TAHAP PEMBELAJARAN



Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku nonteks pelajaran. Jenis kegiatan : a. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik atau akademik. b. Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik c. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers). d. Menggunakan lingkungan fisik, sosial dan afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran. e. Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek kelas. 4.



TIM LITERASI SEKOLAH (TLS)



Gerakan literasi di SMA diorganisasikan oleh tim literasi sekolah yang ditugaskan oleh kepala sekolah berdasarkan surat penugasan resmi dan berada dibawah koordinasi kepala sekolah.Terdiri atas wakil, kepala perpustakaan, staf sarpras, guru bahasa dan tenaga kependidikan.



8



5.



ORANG TUA/WALI PESERTA DIDIK 1) Melibatkan peran orang tua dalam mengembangkan sudut buku, area baca, dan perpustakaan, misalnya melalui: a. Menyumbang buku baru/bekas, majalah bekas, materi kaya teks, dan bahan kaya cetak lain untuk sudut buku kelas dan perpustakaan. b. Bekerjasama dengan guru untuk membimbing peserta didik melakukan kegiatan literasi di rumah. c. Orang tua menjadi relawan untuk memilih buku yang tepat bagi usia remaja. 2) Seminar, bincang-bincang/talk show tentang pembimbingan remaja bersiap menjadi dewasa, pembimbingan peserta didik menyiapkan dunia perkuliahan.



6.



DUNIA BISNIS DAN USAHA Dunia usaha dan industri dapat mendukung program-program literasi sekolah dengan mensponsori kegiatan-kegiatan bazar, pesta buku, festival membaca, atau mengembangkan fasilitas di sudut buku kelas dan perpustakaan sekolah.



7.



PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA SMA 1)



2) 8.



Sarana a) Buku Teks b) Buku Referensi c) Buku Pengayaan d) Media Pembelajaran e) CD Pembelajaran Prasarana



PENGELOLAAN AREA BACA/SUDUT BUKU/ PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN PENGEMBANGAN LITERASI SMA 1) Area Baca, Sudut Buku, dan Perpustakaan 2) Pengadaan Bacaan di Perpustakaan SMA 3) Pengembangan Sudut Buku di Kelas



9



BAB IV KESIMPULAN Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. Literasi itu penting, namun karena minat baca masyarakat Indonesia masih rendah, maka sekolah perlu merumuskan suatu metode untuk meningkatkan minat baca siswa, melalui Gerakan Literasi Sekolah dengan melibatkan semua warga sekolah. Komponen Literasi Sekolah terdiri dari : Literasi Dasar, Literasi Perpustakaan, Literasi Media , Literasi Teknologi, Literasi Visual . Dalam melaksanakan kegiatan literasi sekolah, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh sekolah, yaitu : 1)



Tahap Pembiasaan



2)



Tahap Pengembangan



3)



Tahap Pembelajaran



4)



Tim Literasi Sekolah



5)



Orang Tua/ Wali Peserta Didik



6)



Dunia Bisnis dan Usaha



7)



Sarana dan Prasarana Sekolah



8)



Pengelolaan Area Baca/Sudut Buku/ Perpustakaan Sekolah



DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta.2016,



10