LK - Resume KB 2 Teori Belajar Humanistik, Konstruktivistik, Dan Teori Belajar Sosial Serta Penerapanya Dalam Kegiatan Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDALAMAN MATERI (Lembar Kerja Resume Modul) A. Judul Modul : Teori Belajar dan Pembelajaran B. Kegiatan Belajar : Teori Belajar Humanistik, Konstruktivistik, Dan Teori Belajar Sosial Serta Penerapannya Dalam Kegiatan Pembelajaran (KB 2) C. Refleksi NO 1



BUTIR RESPON/JAWABAN REFLEKSI Konsep A. Peta Konsep Teori Belajar Humanistik, Konstruktivistik Dan Teori (Beberapa Belajar Sosial istilah dan definisi) di TEORI BELAJAR KB



TEORI BELAJAR HUMANISTIK



Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik Teori Belajar Menurut Para Ahli Humanistik



Pandangan Carl S. Roger Pandangan Arthur Combs Pandangan Abraham Maslow Pandangan Jurben Habermas



Prinsip-prinsip Teori Humanistik Aplikasi Teori Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran



TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK Konsep Belajar Menurut Konstrutivistik



Proses konstruksi Pengetahuan



TEORI BELAJAR SOSIAL



Konsep Belajar Menurut Belajar Sosial



Aplikasi Teori Belajar Sosial terhadap Kegiatan Pembelajaran



Proses Belajar Menurut Teori Konstruktivistik



Konstruksi Pengetahuan Menurut Lev Vygotsky (18961934)



Aplikasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam Kegiatan Pembelajaran



B. Istilah-Istilah Penting dalam Modul 1. Teori Humanistik adalah bagian dari aliran humanisme sebagai reaksi atas aliran behaviorisme. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. 2. Tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. 3. Teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan peserta didik agar mampu



4.



5.



6.



7.



8.



secara mandiri mengembangkan potensi dirinya. Teori belajar menurut Carl R. Rogers adalah belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motivasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik. Ada 2 ciri belajar menurut Carl R. Rogers, yaitu: a. Belajar yang bermakna, terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik. b. Belajar yang tidak bermakna, terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik. Peranan guru dalam kegiatan belajar adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam : a. Membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar peserta didik bersikap positif terhadap belajar. b. Membantu peserta didik untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar. c. Membantu peserta didik untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar. d. Menyediakan berbagai sumber belajar kepada peserta didik. e. Menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai peserta didik sebagaimana adanya. Teori belajar menurut Arthur Combs adalah proses belajar yang membawa si peserta didik untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya. Teori belajar menurut Abraham Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri (self). Tingkatan kebutuhan seseorang menurut Maslow adalah sebagai berikut: 1) kebutuhan fisiologis, 2) Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan, 3) Kebutuhan untuk diterima dan dicintai. 4) Kebutuhan akan penghargaan. 5) Kebutuhan akan aktualisasi diri. Self Actualization menurut istilah Maslow ialah pemenuhan dirinya sendiri dan realisasi dari potensi pribadi. Aktualisasi diri didefinisikan sebagai “the desire to become everything that one is capable of becoming” (keinginan untuk menjadi apa pun yang ingin dia lakukan). Menurut teori humanisme, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, dan realisasi diri peserta didik yang belajar secara optimal. Proses belajar dikatakan berhasil apabila peserta didik telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar menurut Jurgen Habermas, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud di sini adalah lingkungan alam maupun lingkungan sosial, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Jurgen Habermas membagi tipe belajar menjadi tiga, yaitu; a. Belajar teknis (technical learning), adalah tipe belajar agar seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. Belajar teknis membekali siswa dengan pengetahuan dan



keterampilan yang dibutuhkan untuk menguasai dan mengelola lingkungan alam sekitarnya dengan baik. b. Belajar praktis (practical learning), adalah tipe belajar agar seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilingnya dengan baik. Kegiatan belajar ini lebih mengutamakan terjadinya interaksi yang harmonis antar sesama manusia. c. Belajar emansipatoris (emancipatory learning), menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Dengan pengertian demikian maka dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang benar untuk mendukung terjadinya transformasi kultural tersebut. 9. Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik menurut Roger, yaitu: a. Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru; b. Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan peserta didik; c. Belajar dapat ditingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar; d. Belajar secara partisipatif jauh lebih efektif daripada belajar secara pasif dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri; e. Belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama; f. Kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting. 10. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran Student centered, yaitu pendekatan yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran, artinya siswa sebagai objek dan sekaligus subjek dalam pembelajaran. Guru berfungsi sebagai fasilitator dan motivator agar siswa mau belajar. 11. Strategi guru dalam menerapkan pembelajaran humanistik, sebagaimana dihimpun oleh R. Agung SP dan Latifatul Choir adalah: a. Merumuskan tujuan belajar yang jelas; b. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur, dan positif; c. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri; d. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri; e. Siswa diberi keleluasaan mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan; f. Guru menerima keadaan masing-masing siswa apa adanya; g. Menawarkan kesempatan kepada siswa untuk maju (tampil). 12. Teori belajar Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan orang lain, sehingga teori ini memberikan keaktifan terhadap seseorang untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. 13. Pikiran adalah instrumen penting dalam menginterpretasikan kejadian, obyek, dan pandangan terhadap dunia nyata, di mana interpretasi



tersebut terdiri dari pengetahuan dasar manusia secara individual. 14. Menurut Von Glasersfeld (1987: 204) konstruktivisme sebagai "teori pengetahuan dengan akar dalam-filosofi, psikologi dan cybernetics". Von Glasersfeld mendefinisikan konstruktivisme secara aktif dan kreatif akan selalu membentuk konsepsi pengetahuan. Dia melihat pengetahuan sebagai sesuatu hal yang dengan aktif menerima apapun melalui pikiran sehat atau melalui komunikasi dan interaksinya. 15. Teori pembelajaran konstruktivisme adalah sebuah teori pendidikan yang mengedepankan peningkatan perkembangan logika dan konseptual pembelajar. Seorang konstruktivis percaya bahwa belajar hanya terjadi ketika ada pemrosesan informasi secara aktif sehingga mereka meminta pembelajar untuk membuat motif mereka sendiri dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan motif tersebut. 16. Beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan menurut Von Galserfeld (dalam Paul, S., 1996), yaitu; a. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, b. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan, c. Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya. 17. Faktor yang mempengaruhi proses mengkonstruksi pengetahuan adalah konstruksi pengetahuan seseorang yang telah ada, domain pengalaman, dan jaringan struktur kognitif yang dimilikinya. 18. Proses Belajar Menurut Teori Konstruktivistik, yaitu kegiatan belajar lebih dipandang aspek prosesnya dibandingkan dengan aspek perolehan pengetahuannya dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. 19. Konstruksi Pengetahuan Menurut Lev Vygotsky (1896-1934) Teori belajar ko-kontruktinvistik atau yang sering disebut sebagai teori belajar sosiokultur merupakan teori belajar yang titik tekan utamanya adalah pada bagaimana seseorang belajar dengan bantuan orang lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya yaitu Zona Proksimal Developmen (ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal dan mediasi. Di mana anak dalam perkembangannya membutuhkan orang lain untuk memahami sesuatu dan memecahkan masalah yang dihadapinya. 20. Kegunaan alat berfikir menurut Vygotsky adalah : a. Membantu memecahkan masalah b. Memudahkan dalam melakukan tindakan c. Memperluas kemampuan d. Melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya 21. Teori belajar kokonstruktivistik meliputi tiga konsep utama, yaitu: a. Hukum Genetik tentang Perkembangan Zona Perkembangan Proksimal merupakan jarak antara level perkembangan aktual seperti yang ditentukan untuk memecahkan masalah secara individu dan level perkembangan potensial seperti yang ditentukan lewat pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau dalam kolaborasi dengan teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky mengemukakan ada empat tahapan PD yang terjadi dalam perkembangan dan pembelajaran, yaitu: 1) Tahap 1 : Tindakan anak masih dipengaruhi atau dibantu orang lain. 2) Tahap 2 : Tindakan anak yang didasarkan atas inisiatif sendiri. 3) Tahap 3 : Tindakan anak berkembang spontan dan terinternalisasi. 4) Tahap 4 : Tindakan anak spontan akan terus diulang-ulang hingga



anak siap untuk berfikir abstrak b. Mediasi merupakan tanda-tanda atau lambang-lambang yang digunakan seseorang untuk memahami sesuatu di luar pemahamannya. 22. Implikasi dari dari penerapan teori belajar konstruktivistik ini dalam kegiatan pembelajaran adalah: a. Proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan student centered, b. Proses pembelajaran tidak terlalu berorientasi kepada hasil, c. Guru harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggunakan pengalaman dan pemahamannya untuk berpikir, d. Guru harus mengembangkan pembelajaran yang collaborative, e. Guru harus menghindari pola pembelajaran yang memberikan tekanan kepada siswa untuk bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru, f. Guru harus membantu siswa menginternalisasi dan mentransformasi informasi baru, g. Guru harus memfasilitasi siswa agar dia bisa belajar dengan sumber yang tidak terbatas pada apa yang diberikan oleh guru. 23. Teori Pembelajaran Sosial, menurut Bandura adalah manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari bagaimana kecakapan bersikap maupun berperilaku. Titik pembelajaran dari semua ini adalah pengalaman-pengalaman tak terduga (vicarious experiences). 24. Asumsi awal yang memberi isi sudut pandang teoretis Bandura dalam teori pembelajaran sosial adalah: a. Pembelajaran pada hakikatnya berlangsung melalui proses peniruan (imitation) atau pemodelan (modeling); b. Individu dipahami sebagai pihak yang memainkan peran aktif dalam menentukan perilaku mana yang hendak ditiru dan bagaimana frekuensi serta intensitas peniruan yang hendak dijalankannya; c. Imitation atau modeling adalah jenis pembelajaran perilaku tertentu yang dilakukan tanpa harus melalui pengalaman langsung; d. Dalam Imitation atau modeling terjadi penguatan tidak langsung pada perilaku tertentu yang sama efektifnya dengan penguatan langsung untuk memfasilitasi dan menghasilkan peniruan; e. Mediasi internal sangat penting dalam pembelajaran, karena saat terjadi adanya masukan inderawi yang menjadi dasar pembelajaran dan perilaku dihasilkan, terdapat operasi internal yang mempengaruhi hasil akhirnya. 25. Vicarious learning adalah pembelajaran dengan mengamati orang lain. Fakta ini menantang ide behaviorisme bahwa faktorfaktor kognitif tidak dibutuhkan dalam penjelasan tentang pembelajaran. 26. Fungsi penguatan dalam proses modeling, yaitu sebagai fungsi informasi dan fungsi motivasi. Penguat memiliki fungsi informatif maksudnya, tindakan penguatan dan proses penguatan itu sendiri bisa memberitahukan pada manusia perilaku mana yang paling adaptif. 27. Inti dari pembelajaran modeling adalah: a. Mencakup penambahan dan pencarian perilaku yang diamati, untuk kemudian melakukan generalisasi dari satu pengamatan ke pengamatan lain. b. Modeling melibatkan proses-proses kognitif, jadi tidak hanya meniru, tetapi menyesuaikan diri dengan tindakan orang lain dengan representasi informasi secara simbolis dan menyimpannya untuk digunakan di masa depan. c. Konsekuensi dari perilaku yang dimodelkan dapat memberikan efek



2



bagi pengamatnya. d. Manusia bertindak berdasarkan kesadaran tertentu mengenai apa yang bisa ditiru dan apa yang tidak bisa. 28. Ada lima kemungkinan hasil dari modeling, yaitu: a. Mengarahkan perhatian b. Menyempurnakan perilaku yang sudah dipelajari c. Memperkuat atau memperlemah hambatan d. Mengajarkan perilaku baru e. Membangkitkan Emosi 29. Implikasi yang harus diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: a. Guru harus menampilkan contoh perilaku yang baik dan yang buruk dari tokoh-tokoh yang dikenal oleh siswa; b. Dalam menentukan model, karakteristik model perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi efektif tidaknya modeling itu untuk siswa; c. Observasi adalah kegiatan pembelajaran yang paling utama dilakukan oleh siswa; d. Mengamati perilaku orang lain lebih penting, dibandingkan dengan mengalami sendiri; e. Reinforcement bukanlah syarat yang utama untuk terjadinya proses pembelajaran, karena yang paling penting adalah mengamati modelmodel yang harus terus menerus diperkuat. 1. Yang sulit dipahami adalah tentang strategi yang mesti dilakukan oleh guru dalam menerapkan pembelajaran humanistik, sebagaimana dihimpun oleh R. Agung SP dan Latifatul Choir adalah: a. Merumuskan tujuan belajar yang jelas; b. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur, dan positif; c. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri; d. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri; e. Siswa diberi keleluasaan mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan; Daftar materi f. Guru menerima keadaan masing-masing siswa apa adanya; pada KB g. Menawarkan kesempatan kepada siswa untuk maju (tampil). yang sulit dipahami Strategi tersebut dalam penerapan pembelajaran teori humanistik diatas ini masih sulit untuk dipahami dalam implementasinya. 2. Teori kokonstruktivistik menempatkan intermental atau lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang. Fungsi-fungsi mental yang tinggi dari seseorang diyakini muncul dari kehidupan sosialnya. Sementara itu, intramental dalam hal ini dipandang sebagai derivasi atau turunan yang terbentuk melalui penguasaan dan internalisasi terhadap proses-proses sosial tersebut, hal ini terjadi karena anak baru akan memahami makna dari kegiatan sosial apabila telah terjadi proses internalisasi. Oleh sebab itu belajar dan berkembang satu kesatuan yang menentukan dalam perkembangan kognitif seseorang.



3



Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran



Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa peserta didik mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya, padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Menurutnya yang penting ialah bagaimana membawa si peserta didik untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya. Kebumen, 10 Oktober 2022 Mahasiswa PPG Daljab IAIN Surakarta Batch 3 Tahun 2022



Dewi Sangadati Rohmah, S.Pd.