LK - Resume Moderasi Beragama [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDALAMAN MATERI (Lembar Kerja Resume Modul)



A. Judul Modul



: MODERASI BERAGAMA



B. Kegiatan Belajar : KB 4 C. Refleksi NO



1



BUTIR REFLEKSI



Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di KB



RESPON/JAWABAN



2



3



Daftar materi pada KB yang sulit dipahami



Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran



Proses keadilan restoratif (restorative justice)



Beberapa waktu yang lalu pemerintah mengadakan dan menentutan Sertifikasi pendakwah, (pendakwah plat merah) sehingga banyak ustadz ustadz yang memang tersertifikasi aman saat berdakwah tapi banyak pula ustadz-ustadz atau ulama yang mereka di golongkan menjadi ulama radikal saat mereka tidak terpilih atau tergolongkan menjadi pendakwah golongan pemerintah. Ini menjadi polemik dan miskonsepsi dikalangan masyarakat. Apakah harus seorang pendakwah yang memang mereka menggaungkan toleransi dan moderasi agama digolongkan ulama radikal saat mereka tidak terseritifikasi dan bersebrangan dengan politik pemerintah.



MODERASI BERAGAMA A. Pengertian Moderasi Beragama Moderasi pada Kamus Besar Bahasa Indonesia online adalah pengurangan kekerasan, penghindaran keekstreman63. Moderasi dalam bahasa arab disebut dengan al-Wasathiyyah al-Islamiyyah64. Secara etimologi, kata wasatiyyah berasal dari bahasa Arab. Kata wasatiyyah tersebut mengandung beberapa pengertian, yaitu adaalah (keadilan) dan khiyar (pilihan terbaik) dan pertengahan.65 Al-Qaradawi menyebut beberapa kosa kata yang serupa makna dengannya termasuk kata tawazun, i'tidal, ta'adul dan istiqamah Wasathiyah berarti sikap Islam yang dipilih, terbaik, adil, rendah hati, moderat, istiqamah, ikuti ajaran Islam, tidak ekstrim untuk kedua ujung dalam hal-hal yang berkaitan duniawi atau kehidupan setelah kematian, spiritual atau jasmani tetapi harus seimbang antara keduanya. Oleh karena itu, sikap moderat (wasatiyyah) merupakan pendekatan yang diakui oleh Islam. Sebuah pendekatan yang komprehensif dan terpadu yang mampu memecahkan permasalahan umat, terutama dalam hal manajemen konflik untuk memelihara perdamaian. Sikap moderat dengan jalan tengahnya dapat menjadikan kehadiran Islam di Indonesia sebagai agama rahmatan lil alamin dan agama yang selamat B. Nilai-nilai moderasi dalam beragama Ada 9 nilai dalam moderasi beragama Kesembilan nilai moderasi tersebut adalah tengah-tengah (tawassuth), tegak-lurus (i’tidal), toleransi (tasamuh), musyawarah (syura), reformasi (ishlah), kepeloporan (qudwah), kewargaan/cinta tanah air (muwathanah), anti kekerasan (la ’unf) dan ramah budaya (i’tibar al-‘urf) . Berikut 9 nilai moderasi beragama disajikan dalam bentuk diagram:



C. Implementasi Moderasi Beragama Moderasi beragama Implementasi Moderasi Beragama Moderasi beragama menjadi salah satu program yang diprioritaskan pemerintah untuk membangun kehidupan beragama yang harmonis dalam bingkai kehidupan berbangsa dan bernegara (Pokja IMA: 2019, 27). Selain untuk membangun kehidupan bersama yang harmonis melalui cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang moderat, moderasi beragama juga menjadi dasar berpikir dalam memahami substansi ajaran agama yang mengakomodir nilai-nilai kemanusiaan, kebudayaan, kebangsaan, kebhinnekaan, dan ketaatan pada konstitusi yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sembilan nilai Wasathiyah al-Islam yang diuraikan di atas dapat digunakan sebagai bahan penguatan moderasi beragama, dengan penyesuaian secara luwes untuk jenjang dan lingkungan yang berbeda. Penyesuaian dapat berupa tata urutan nilai yang penyajiannya didahulukan atau dikemudiankan, sesuai kebutuhan. Misalnya, untuk anak usia dini, dapat saja nilai yang didahulukan penguatannya adalah toleransi (tasamuh). Sedangkan untuk remaja, nilai yang didahulukan adalah ramah budaya (i’tiraf al-‘urf) Implementasi nilai-nilai moderasi di sekolah bisa dilakukan dalam beberapa hal berikut ini: 1. Pengembangan PAI Berbasis Nilai-Nilai Moderasi Beragama Melalui Budaya Sekolah Strategi penguatan school culture dilakukan dengan mendorong kepala sekolah sebagai decision maker membuat kebijakan terkait perwujudan dan implementasi nilai moderasi beragama melalui berbagai program kebijakannya 2. Penguatan Nilai Moderasi Beragama melalui Budaya Kelas Program classroom culture mendorong praktik pembelajaran PAI lebih menyenangkan dan menguatkan nilai-nilai penghargaan terhadap perbedaan, interaksi yang tanpa diskriminasi dan tanpa bully, dan nilainilai wasathiyah, nasionalisme, dan Pancasila. Di samping itu, classroom culture mengukuhkan sikap toleran dan anti ekstremisme. 3. Peran Guru PAI dalam Penguatan Moderasi Beragama di Sekolah Peran penting guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama tidak bisa dipisahkan dari faktor penguasaan materi agama Islam, keteladanan, sikap, dan perilaku keseharian dalam mengimplementasikan nilai moderasi beragama. Faktor-faktor tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari kompetensi yang harus dimiliki oleh guru agama Islam, yaitu profesionalitas dan kepribadian. 4. Integrasi Moderasi Beragama dalam Materi PAI di Sekolah Adapun aspek yang ingin dimunculkan dalam capaian materi pembelajaran PAI adalah berkaitan dengan kerangka kompetensi dan standar isi yang diintegrasikan dengan nilai-nilai moderasi beragama. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang diperoleh seseorang untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik termasuk perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik. Sementara standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender akademik/pendidikan.