LK - Resume Modul 2 KB 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDALAMAN MATERI (Lembar Kerja Resume Modul)



A. Judul Modul



: TEORI BELAJAR HUMANISTIK, KONSTRUKTIVISTIK, DAN TEORI BELAJAR SOSIAL SERTA PENERAPANNYA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN



B. Kegiatan Belajar : MODUL 2 KB 2 C. Refleksi NO



BUTIR REFLEKSI



RESPON/JAWABAN



Teori Belajar Humanistik TEORI BELAJAR HUMANISTIK, KONSTRUKTIVISTIK , DAN TEORI BELAJAR SOSIAL SERTA PENERAPANNYA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN



Teori Belajar Konstruktivi sme



Teori Belajar Sosial



1



Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di KB



A. Toeri Belajar Humanistik 1. Pengertian Belajar Menurut Teori Humanisti Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya (Uno, 2006: 13). Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada siswa itu sendiri sebagai manusia. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal bukan pada belajar seperti apa adanya. 2. Teori Belajar Menurut Para Ahli Humanistik a. Carl R. Rogers Menurutnya, belajar yang sebenarnya tidak dapat



berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motivasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik. Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2) belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, sedangkan belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik. b. Arthur Combs Combs memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. c. Abraham MaslowMaslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut,tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri (self). d. Pandangan Jurgen Habermas terhadap belajar. Menurutnya, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud di sini adalah lingkungan alam maupun lingkungan sosial, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Jurgen Habermas membagi tipe belajar menjadi tiga, yaitu; 1) belajar teknis (technical learning) 2) belajar praktis (practical learning) 3) belajar emansipatoris (emancipatory learning) 3. Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik a. Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru. b. Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan peserta didik. c. Belajar dapat ditingkatkan dengan mengurangi ancaman



dari luar. d. Belajar secara partisipatif jauh lebih efektif daripada belajar secara pasif dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri. e. Belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama f. Kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting (Dakir, 1993: 64) 4. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran. Berdasarkan beberapa teori ini proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan student centered, yaitu pendekatan yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran, artinya siswa sebagai objek dan sekaligus subjek dalam pembelajaran. Guru berfungsi sebagai fasilitator dan motivator agar siswa mau belajar. B. Teori Belajar Konstruktivisme 1. Konsep Belajar Menurut Konstruktivistik Teori belajar konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan orang lain. Teori ini memberikan keaktifan terhadap seseorang untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. 2. Proses mengkonstruksi pengetahuan Manusia dapat mengetahui sesuatu dengan menggunakan indranya. Melalui interaksinya dengan obyek dan lingkungan, . Semakin banyak seseorang berinteraksi dengan obyek dan lingkungannya, maka pengetahuan dan pemahamannya akan obyek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan lebih rinci. Von Galserfeld (dalam Paul, S., 1996) mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan, yaitu; 1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman 2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan



3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya. 3. Proses Belajar Menurut Teori Konstruktivistik Secara konseptual, proses belajar jika dipandang dari pendekatan konstruktivistis, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya. Peranan Siswa : Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata lingkungan yang memberi peluang optimal 53 bagi terjadinya belajar. Namun yang akhirnya paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa sendiri. Peranan Guru. Dalam belajar konstruktivistik, guru atau pendidik berperan membantu agar proses pengkonstruksian belajar oleh siswa berjalan lancar. Sarana belajar : Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran. 4. Konstruksi Pengetahuan Menurut Lev Vygotsky (18961934). Teori belajar ko-kontruktinvistik disebut sebagai teori belajar sosiokultur merupakan teori belajar yang titik tekan utamanya adalah pada bagaimana seseorang belajar dengan bantuan orang lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya. Di mana anak dalam perkembangannya membutuhkan orang lain untuk memahami sesuatu dan memecahkan masalah yang dihadapinya.



Membantu memecahkan masalah



Kegunaan alat berfikir menurut Vygotsky



Membantu memecahkan masalah



Memperluas kemampuan Melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya



Teori belajar kokonstruktivistik meliputi tiga konsep utama, yaitu: 1. Hukum Genetik tentang Perkembangan Perkembangan menurut Vygotsky tidak bisa hanya dilihat dari faktafakta atau keterampilan-keterampilan, namun lebih dari itu, perkembangan seseorang melewati dua tataran. Tataran sosial (interpsikologis dan intermental) dan tataran psikologis (intrapsikologis). 2. Mediasi,merupakan tanda-tanda atau lambang-lambang yang digunakan seseorang untuk memahami sesuatu di luar pemahamannya. 5. Aplikasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam Kegiatan Pembelajaran. Implikasi dari dari penerapan teori belajar konstruktivistik ini dalam kegiatan pembelajaran adalah: a. Proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan student centered. b. Proses pembelajaran tidak terlalu berorientasi kepada hasil, tetapi lebih diorientasikan kepada proses bagaimana siswa memperoleh pemahaman c. Guru harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggunakan pengalaman dan pemahamannya untuk berpikir. d. Guru harus mengembangkan pembelajaran yang collaborative, sehingga siswa bisa mendapatkan pemahaman dan pengalaman melalui interaksi sosial dengan teman-temannya. e. Guru harus menghindari pola pembelajaran yang memberikan tekanan kepada siswa untuk bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru f. Guru harus membantu siswa menginternalisasi dan mentransformasi informasi baru g. Guru harus memfasilitasi siswa agar dia bisa belajar dengan sumber yang tidak terbatas pada apa yang diberikan oleh guru, oleh karenanya guru harus membantu siswa agar bisa memanfaatkan media internet untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman. C. Teori Belajar Sosial 1. Konsep Belajar Menurut Teori Belajar Sosial Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal.



Asumsi awal yang memberi isi sudut pandang teoretis Bandura dalam teori pembelajaran sosial adalah: (1) Pembelajaran pada hakikatnya berlangsung melalui proses peniruan (imitation) atau pemodelan (modeling). (2) Individu dipahami sebagai pihak yang memainkan peran aktif dalam menentukan perilaku mana yang hendak ditiru dan bagaimana frekuensi serta intensitas peniruan yang hendak dijalankannya. (3) Imitation atau modeling adalah jenis pembelajaran perilaku tertentu yang dilakukan tanpa harus melalui pengalaman langsung. (4) Dalam Imitation atau modeling terjadi penguatan tidak langsung pada perilaku tertentu yang sama efektifnya dengan penguatan langsung untuk memfasilitasi dan menghasilkan peniruan,seperti kemampuan mengingat dan mengulang. (5) Mediasi internal sangat penting dalam pembelajaran, karena saat terjadi adanya masukan inderawi yang menjadi dasar pembelajaran terdapat operasi internal yang mempengaruhi hasil akhirnya.



2



Daftar materi pada KB yang sulit dipahami



Pendapat Combs yang memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.



3



Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran



Banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa peserta didik mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya, padahal materi pelajaran itu belum tentu berarti bagi siswa.