Log Roll [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LOG ROLL



DISUSUN OLEH : Diyosi Fitrinai Ramadhani PO 0320117057 III B Keperawatan DOSEN PEMBIMBING : Fatimah Khoirini, M.Kes NIP.198010202005012004



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III CURUP 2019 1



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang logroll pada pasien kritis ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta penegtahuan kita mengenai pentingnya logroll pada pasien kritis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang mebacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang.



Curup, 13 Agustus 2019



Penulis



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................................2 DAFTAR ISI...............................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4 1.1 Latar Belakang...................................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5 1.3 Tujuan................................................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6 2.1 Pengertian..........................................................................................................6 2.2 Tujuan................................................................................................................6 2.3 Indikasi..............................................................................................................7 2.5 SOP...................................................................................................................8 BAB III PENUTUP....................................................................................................11 3.1 Kesimpulan........................................................................................................11 3.2 Saran..................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang



3



Pada saat ini penyebab cidera kepala dimasyarakat banyak disebabkan oleh kecelakaan lalu tintas dan terjatuh (Langlois, Rutland-Brown, Thomas, 2006). Pejalan kaki yang mengalami tabrakan kendaraan bermotor merupakan penyebab trauma kepala terhadap pasien anak-anak bila dibandingkan dengan pasien dewasa (Adeolu, Malomo, Shokunbi, Komolafe dan Abio, 2005). Estimasi sebanyak 1,9 juta hingga 2,3 juta orang menerima perawatan kecederaan yang tidak fatal akibat kekerasan (Rosenberg, Fenley, 1991). Adanya cedera kepala dapat menyebabkan kerusakan struktur, misalnya kerusakan pada parenkim otak, kerusakan pembuluh darah, perdarahan, edema dan gangguan biokomia otak seperti penurunan adenosis tripospat, perubahan permeabilitas vaskuler, patofiologi cedera kepala terbagi atas dua proses yaitu cedera kepala primer dan cedera kepala sekunder. Cedera kepala primer merupakan suatu proses biomekanik yang terjadi secara langsung saat kepala terbentur dan dapat memberi dampak kerusakan jaringan otak. Penatalaksanaan pasien cedera kepala ditentukan atas dasar beratnya cedera dan dilakukan menurut prioritas yang ideal dilakukan oleh tim perawat yang terlatih dan dokter spesialis saraf dan bedah saraf, radiologi, anastesi, dan rehabilitasi medik. Klien dengan cedera kepala harus dipantau terus dari tempat kecelakaan, selama transortasi: di ruang gawat darurat, unit radioloy, ruang perawatan dan dan unit ICU sebab sewaktu-waktu dapat berubah akibar aspirasi, hipotensi, kejang dan sebagainya. Menurut prioritas tindakan pada cidera kepala ditentukan berdasarkan beratnya cidera yang didasarkan atas kesadaran pada saat diperiksa. Pada pasien dengan trauma servikal dan tulang belakang, pemindahan penderita harus dilakukan dengan hati-hati dan tidap dapat dilakukan sendirian. Tiga penolong dengan masing-masing penyangga bagian atas, tengah, dan bawah akan mengurangi kemungkinan cedera lebih parah. Dalam memiringkan juga perlu dilakukan secara bersama yang disebut dengan teknik log roll. 1.2 Rumusan Masalah “Bagaimanakah tekhnik melakukan logroll pada pasien kritis ?” 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum 4



Melaksanakan tekhnik Logroll pada pasien kritis. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1dapat mengetahui apayang dimaksud dengan log roll. 1.3.2.2dapat mengetahui bagaimana tehnik log roll. 1.3.2.3 dapat mengetahui bagaimana penanganan pasien kritis pada anak anak dan orang dewasa dengan tehnik log roll.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Log Roll



5



Log roll adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memiringkan klien yang badannya setiap saat dijaga pada posisi lurus sejajar (seperti sebuah batang kayu). Contohnya untuk klien yang mengalami cidera spinal. Asuhan yang benar harus dilakukan untuk mencegah cidera tambahan. Teknik ini membutuhkan 2-5 perawat. Untuk klien yang mengalami cidera servikal, seorang perawat harus mempertahankan kepala dan leher klien tetap sejajar (Berman, 2009). 2.2 Tujuan Log roll Mempertahankan alignment anatomis yang benar dalam usaha untuk mencegah kemungkinan cedera neurologis lebih lanjut dan mencegah penekanan area cedera. Prosedur log roll diimplementasikan pada tahapan-tahapan manajemen pasien trauma termasuk : 1. Sebagai bagian dari primary and secondary survey untuk memeriksa tulang belakang klien. 2. Sebagai bagian dari proses pemindahan dari dan ke tempat tidur (seperti di radiologi). 3. Untuk pemberian perawatan collar servikal atau area tertekan. 4. Memfasilitasi fisioterapi dada dan lain-lain. Sedikitnya empat orang penolong dibutuhkan untuk membantu dalam prosedur log roll dengan tugas sebagai berikut : -



Satu penolong untuk menahan kepala klien. Dua penolong untuk menahan dada, abdomen dan lengan bawah. Tambahan satu orang mungkin juga akan dibutuhkan pada saat melakukan log roll klien trauma yang gemuk,



-



tinggi atau memiliki cedera pada lengan bawah. Satu penolong melakukan prosedur yang dibutuhkan (misalnya pengkajian tulang belakang klien).



6



2.3 Indikasi Log Roll Teknik log-roll dapat dimodifikasi untuk pasien dengan kondisi luka di lengan, kaki, dan dada yang perlu berguling ke samping. Teknik log-roll juga berguna untuk sebagian besar pasien trauma, tapi bagi pasien dengan panggul retak itu dapat memperburuk cedera untuk roll berat badan mereka ke panggul. Jika fraktur panggul muncul stabil, log-roll harus dilakukan secara hati-hati, mengubah pasien ke sisi terluka (jika dapat diidentifikasi). Pasien dengan fraktur panggul jelas tidak stabil tidak harus log-roll tetapi harus diangkat dengan hati-hati ke atas papan dengan empat atau lebih penyelamat.



7



2.4 Standart Operasional Prosedure (SOP) Log Roll



Pengertian



Sebuah teknik yang digunakan untuk memiringkan klien yang badannya



Indikasi



setiap saat dijaga pada posisi lurus sejajar (seperti sebuah batang kayu). 1. Kondisi luka di lengan, kaki, dan dada yang perlu berguling ke



Tujuan



samping. 2. Pasien Trauma (Pangguk Retak) Menjaga seluruh tulang belakang dalam keselarasan dan untuk mencapai hal ini, tulang belakang leher stabil dan pasien dipindahkan dengan leher,



Persiapan tempat dan alat



Persiapan pasien



bahu dan panggul yang sama (greaves et all, 2006). Alat-alat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1.



Papan spinal/spinal board Mitela 3 buah Kateter indwelling Kateter interkosta Ventilator tube Seprei Bantal penyangga Memperkenalkan diri dan meminta persetujuan kepada orang sekitar.



2. Amankan diri dan pasien



Persiapan



Ciptakan lingkungan aman



Lingkungan Pelaksanaan



1. Jelaskan prosedur pada pasien dengan mempertimbangkan status kesadaran klien dan minta klien untuk tetap berbaring dan menunggu bantuan. Pastikan colar terpasang dengan benar. 2. Jika mungkin, pastikan peralatan seperti kateter indwelling, kateter interkosta, ventilator tube dan lain-lain pada posisinya untuk mencegah overekstensi dan kemungkian tertarik keluar selama perubahan posisi 3. Jika klien diintubasi atau terpasang tracheostomy tube, suction jalan nafas sebelum log roll dianjurkan, untuk mencegah batuk yang mugkin menyebabkan malalignment secara anatomis selama prosedur log roll. 4. Tempat tidur harus diposisikan sesuai tinggi badan penolong yang menahan kepala dan penolong lainnya. 8



5. Klien harus dalam posisi supine dan alignment secara anatomis selama prosedurlog roll. 6. Tangan proksimal klien harus diaduksi sedikit untuk menghindari berpindah ke peralatan monitor misalnya selang intravena perifer. Tangan distal klien harus diekstensikan dengan alignment pada thorak dan abdomen, atau tekuk kearah dada klien jika mungkin misalnya jika tangan cedera. Satu bantal harus ditepatkan diantara kaki-kaki klien. 7. Penolong 1, bantu menahan bagian atas badan klien, tempatkan satu tangan melampaui bahu klien untuk menopang area dada posterior, dan tangan yang lain melingkari paha klien. 8. Penolong 2, bantu menahan abdomen dan tangan bawah klien, bertumpuk dengan penolong 1 untuk menempatkan satu tangan di bawah punggung klien, dan tangan lainnya melingkari betis klien. 9. Dengan aba-aba dari penolong panahan kepala, klien diputar secara alignment anatomis denga tindakan yang lembut. 10. Penyelesaian aktivitas, penolong penahan kepala akan memberi abaaba untuk mengembalikan klien pada posisi lateral dengan bantal penahan. Klien harus ditingggalkan dalam posisi alignment anatomis yang benar setiap waktu.



Variasi Log roll dengan Menggunakan Seprai Pemindah : 1. Gunakan seprai pemindah untuk memfasilitasi proseslog roll. Pertama, berdiri dengan perawat yang lain di sisi tempat tidur yang sama. Ambil jarak berdiri yang luas dengan satu kaki di depan, dan genggam sebagian seprai yang melipat atau tepi seprai yang digulung. Dengan aba-aba, tarik klien kearah kedua perawat. 2. Sebelum memiringkan klien, letakkan bantal penyangga untuk kepala dan tungkai, bantal ini akan membantu mempertahankan kesejajaran klien saat dimiringkan. Kemudian pergilah ke sisi tempat tidur yang lain (yang terjauh dari klien) dan ambil jarak berdiri yang stabil. Jangkau klien dan genggam dan genggam sisi terjauh dari seprai 9



pemindah dan gulingkan klien menghadap anda. Perawat kedua (belakang klien) membantu memiringkan klien dan memberikan bantal penyangga untuk memastikan kesejajaran tubuh yang baik pada posisi lateral. Sikap



Evaluasi



Sikap Selama Pelaksanaan : 1. 2. 3. 1. 2. 3.



Menunjukkan sikap sopan dan ramah Menjamin Keamanan dan privacy klien Bekerja dengan tepat, cepat, dan cermat Dokumentasi tindakan yg telah dilakukan. Kaji respon klien : mual, pusing, kesakitan, kesadaran, dsb Pantau terus keadaan klien.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Logroll adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memiringkan klien yang badannya harus setiap saat dijaga pada posisi lurus sejajar (seperti sebuah batang kayu). Contoh untuk klien yang mengalami cedera servikal, pemindahan penderita harus dilakukan dengan hatihati dan tidak dapat dilakukan sendiri. 3 penolong dengan masing-masing penyangga bagian atas, tengah, dan bawah akan mengurangi kemungkinan cedera lebih parah. Dalam memiringkan juga perlu dilakukan secara bersama yang disebut dengan teknik logroll. Untuk menghindari cedera sekunder gunakan bidai, long spine board dan neck colar untuk menstabilkan posisi penderita. Pemilihan sarana transfortasi yang salah juga bisa menimbulkan cedera yang lebih parah pada pasien. Idealnya transfortasi pasien cedera kepala adalah menggunakan ambulan dengan peralatan trauma. 3.2 Saran 10



Dalam pembuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah masih terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pembaca mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA Berman, Audrey, et al. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb Edisi 5. Jakarta: EGC. 2009



http://www.nursingtimes.net/Journals/2012/11/23/a/f/w/031216The-management-of-patientswith-spinal-cord-injury.pdf http://www.brooksidepress.org/Products/Nursing_Fundamentals_1/lesson_4_Section_2.htm



11