LP + ASKEP Asam Urat (Agus Supriatna) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEPERAWATAN GERONTIK GOUT ARTHRITIS



Disusun oleh : Agus Supriatna 21220086



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA 2021



LAPORAN PENDAHULUAN LANJUT USIA A. Definisi Lanjut Usia Lanjut usia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk memperatahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual, karena faktor tertentu Lansia tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial. Seseorang dikatakan Lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan Lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan (Nugroho, 2008). B. Batasan Usia Lanjut Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan Lansia menjadi empat, yaitu usia pertengahan (middle age) adalah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 6074 tahun. lanjut usia tua (old) adalah 75-90, usia sangat tua (very old) adalah diatas 90 tahun. Sedangkan menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, seseorang disebut Lansia bila telah memasuki atau mencapai usia 60 tahun lebih (Nugroho,2008) C. Tipe Lanjut Usia Menurut Nugroho (2008) lanjut usia dapat pula dikelompokan dalam beberapa tipe yang bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe ini antara lain: 1. Tipe Optimis: lanjut usia santai dan periang, penyesuaian cukup baik, mereka memandang masa lanjut usia dalam bentuk bebas dari tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk menuruti kebutuhan pasifnya. 2. Tipe Konstruktif: lanjut usia ini mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidup,



memiliki toleransi yang tinggi, humoristik, fleksibel, dan tahu diri. Biasanya, sifat ini terlihat sejak muda. Mereka dengan tenang menghadapi proses menua.



Tipe Ketergantungan: lanjut usia ini masih dapat diterima di tengah masyarakat, tetapi selalu pasif, tidak berambisi, masih tahu diri, tidak mempunyai inisiatif dan bila bertindak yang tidak praktis. Ia senang pensiun, tidak suka bekerja, dan senang berlibur, banyak makan, dan banyak minum. 4. Tipe Defensif: lanjut usia biasanya sebelumnya mempunyai riwayat pekerjaan/jabatan yang tidak stabil, bersifat selalu menolak bantuan, emosi sering tidak terkontrol, memegang teguh kebiasaan, bersifat konpultif aktif, dan menyenangi masa pensiun. 5. Tipe Militan dan serius: lanjut usia yang tidak mudah menyerah, serius, senang berjuang, bisa menjadi panutan. 6. Tipe Pemarah: lanjut usia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu menyalahkan orang lain, menunjukan penyesuaian yang buruk. Lanjut usia sering mengekspresikan kepahitan hidupnya. 7. Tipe Pemarah: lanjut usia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu menyalahkan orang lain, menunjukan penyesuaian yang buruk. Lanjut usia sering mengekspresikan kepahitan hidupnya. 8. Tipe Bermusuhan: lanjut usia yang selalu menganggap orang lain yang menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh, bersifat agresif, dan curiga. Biasanya, pekerjaan saat ia muda tidak stabil. Menganggap menjadi tua itu bukan hal yang baik, takut mati, iri hati pada orang yang muda, senang mengadu masalah pekerjaan, dan aktif menghindari masa yang buruk. 9. Tipe Putus asa, membenci dan menyalahkan diri sendiri: lanjut usia ini bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak mempunyai ambisi, mengalami penurunan sosial-ekonomi, tidak dapat menyesuaiakan diri. Lanjut usia tidak hanya mengalami kemarahan, tetapi juga depresi, memandang lanjut usia sebagai tidak berguna karena masa yang tidak menarik. Biasanya perkawinan tidak bahagia, merasa menjadi korban keadaan, membenci diri sendiri, dan ingin cepat mati. Perawat perlu mengenal tipe lanjut usia sehingga dapat menghindari kesalahan atau kekeliruan dalam melaksanakan pendekatan asuhan keperawatan. Tentu saja tipe tersebut hanya suatu pedoman umum dalam praktiknya, berbagai variasi dapatditemukan.



2 D. Proses Penuaan dan Perubahan yang terjadi pada Lansia Proses penuaan merupakan proses alamiah setelah tiga tahap kehidupan, yaitu masa anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan fisiologis dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses ini menjadi kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, dan kelaianan berbagai fungsi organ vital. Sedangkan kemunduran psikis terjadi peningkatan sensitivitas emosional, penurunan gairah, bertambahnya minat terhadap diri, berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatkan minat terhadap material, dan minat kegiatan rekreasi tidak berubah (hanya orientasi dan subyek saja yang berbeda) (Mubarak, 2009). Namun, hal di atas tidak menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, Lansia harus senantiasa berada dalam kondisi sehat, yang diartikan sebagai kondisi : Bebas dari penyakit fisik, mental, dan sosial. 1. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 2. Mendapatkan dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat. Adapun dua proses penuaan, yaitu penuaan secara primer dan penuaan secara sekunder. Penuaan primer akan terjadi bila terdapat perubahan pada tingkat sel, sedangkan penuaan sekunder merupakan proses penuaan akibat faktor lingkungan fisik dan sosial, stres fisik/psikis, serta gaya hidup dan diet dapat mempercepat proses penuaan (Mubarak, 2009). E. Masalah yang Terjadi pada Lansia Menurut Mubarak (2009), terdapat beberapa permasalahan yang sering dialami oleh seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia, antara lain: 1. Perubahan Perilaku, pada Lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku, di antaranya : daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, dan Lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah.



2. Perubahan Psikososial, masalah perubahan psikososial serta reaksi individu terhadap perubahan ini sangat beragam, bergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Lansia yang telah menjalani dengan bekerja, mendadak dihadapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Bila Lansia cukup beruntung dan bijaksana, maka ia akan mempersiapkan diri dengan menciptakan berbagai bidang minat untuk memanfaatkan waktunya, masa pensiunya akan memberikan kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya. Namun, bagi banyak pekerja, pensiun berarti terputus dari lingkungan, dan teman-teman yang akrab. 3. Pembatasan Aktivitas Fisik, semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran, terutama di bidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain. 4. Kesehatan Mental, pada umumnya Lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor, perubahan-perubahan mental ini erat sekali kaitanya dengan perubahan fisik. Semakin lanjut usia seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan akan mengakibatkan berkurangnya interaksi dengan lingkunganya.



20



F. Konsep Keperawatan Lansia Semakin tua umur seseorang maka persentase untuk mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari juga meningkat. Kondisi ini akan meningkatkan ketergantungan Lansia untuk memenuhi kebutuhannya. Lansia yang memiliki keluarga dan tinggal bersama, semua permasalahan yang terjadi akan dapat dibantu oleh keluarga. Namun karena suatu hal Lansia tidak memiliki keluarga atau memiliki keluarga tetapi tidak mampu merawat dan memenuhi kebutuhannya, maka Lansia akan tinggal di Panti (Kholifah, 2016). LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT GOUTH ARTHRITIS A. Definisi Gout Arthritis merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan penumpukan Kristal Monosodium Urat di dalam ataupun di sekitar persendian. Monosodium Urat ini berasal dari metabolisme Purin. Hal penting yang mempengaruhi penumpukan Kristal Urat adalah Hiperurisemia dan supersaturasi jaringan tubuh terhadap Asam Urat. Apabila kadar Asam Urat di dalam darah terus meningkat dan melebihi batas ambang saturasi jaringan tubuh, penyakit Gout Arthritis ini akan memiliki manifestasi berupa penumpukan Kristal Monosodium Urat secara Mikroskopis maupun Makroskopis berupa Tofi (Zahara, 2013). Gout Arthritis adalah penyakit sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar Asam Urat dalam darah. Kadar Asam Urat yang tinggi dalam darah melebihi batas normal yang menyebabkan penumpukan Asam Urat di dalam persendian dan organ lainnya (Susanto, 2013). Jadi, dari definisi di atas maka Gout Arthritis merupakan penyakit inflamasi sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar Asam Urat dalam darah, yang ditandai dengan penumpukan Kristal Monosodium Urat di dalam ataupun di sekitar persendian berupa Tofi. B. Etiologi Secara garis besar penyebab terjadinya Gout Arthritis disebabkan oleh faktor primer dan faktor sekunder, faktor primer 99% nya belum diketahui (Idiopatik). Namun, diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan peningkatan produksi Asam Urat atau



21



bisa juga disebabkan oleh kurangnya pengeluaran Asam Urat dari tubuh. Faktor sekunder, meliputi peningkatan produksi Asam Urat, terganggunya proses pembuangan Asam Urat dan kombinasi kedua penyebab tersebut. Umumnya yang terserang Gout Artritis adalah pria, sedangkan perempuan persentasenya kecil dan baru muncul setelah Menopause. Gout Artritis lebih umum terjadi pada laki-laki, terutama yang berusia 40-50 tahun (Susanto, 2013).



Menurut Fitiana (2015) terdapat faktor resiko yang mempengaruhi Gout Arthritis adalah : 1. Usia Pada umumnya serangan Gout Arthritis yang terjadi pada laki-laki mulai dari usia pubertas hingga usia 40-69 tahun, sedangkan pada wanita serangan Gout Arthritis terjadi pada usia lebih tua dari pada laki-laki, biasanya terjadi pada saat Menopause. Karena wanita memiliki hormon estrogen, hormon inilah yang dapat membantu proses pengeluaran Asam Urat melalui urin sehingga Asam Urat didalam darah dapat terkontrol. 2. Jenis kelamin Laki-laki memiliki kadar Asam Urat yang lebih tinggi dari pada wanita, sebab wanita memiliki hormon ektrogen. 3. Konsumsi Purin yang berlebih Konsumsi Purin yang berlebih dapat meningkatkan kadar Asam Urat di dalam darah, serta mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi Purin. 4. Konsumsi alkohol 5. Obat-obatan Serum Asam Urat dapat meningkat pula akibat Salisitas dosis rendah (kurang dari 2-3 g/hari) dan sejumlah obat Diuretik, serta Antihipertensi.



C. Gambaran Klinis Gout Arthritis banyak ditemukan pada laki-laki setelah usia 30 tahun, sedangkan pada perempuan terjadi setelah Menopaus. Hal ini disebabkan kadar Usam Urat laki-laki akan meningkat setelah pubertas, sedangkan pada perempuan terdapat hormon estrogen yang berkurang setelah Menopaus (Asikin, 2016). Gout Arthritis Akut biasanya bersifat Monoartikular dan ditemukan pada sendi MTP ibu jari kaki, pergelangan kaki dan jari tangan. Nyeri sendi hebat yang terjadi mendadak merupakan ciri khas yang ditemukan pada Gout Arthritis Akut. Biasanya, sendi yang terkena tampak merah, licin, dan bengkak. Klien juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan Akut dapat diakibatkan oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional serangan Gout Arthritis Akut biasanya dapat sembuh sendiri. Sebagian besar gejala serangan Akut akan berulang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan (Asikin, 2016). Perkembangan serangan Gout Arthritis Akut biasanya merupakan kelanjutan dari suatu rangkaian kejadian. Pertama, biasanya terdapat Supersaturasi Urat dalam plasma dan cairan tubuh. Hal ini diikuti dengan pengendapan Kristal Asam Urat. Serangan Gout Artritis yang berulang juga dapat merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptur Tofi (endapan natrium urat). Kristalisasi dan endapan Asam Urat merangsang serangan Gout Arthritis. Kristal Asam Urat ini merangsang respon fagositosis oleh leukosit dan saat leukosit memakan Kristal Urat tersebut, makarespon mekanisme peradangan lain akan terangsang. Respon peradangan dipengaruhi oleh letak dan besar endapan Kristal Asam Urat. Reaksi peradangan yang terjadi merupakan proses yang berkembang dan memperbesar akibat endapan tambahan Kristal dari serum. Periode tenang antara serangan Gout Arthritis Akut dikenal dengan nama Gout Interkritikal (Asikin, 2016). Gout Arthritis Kronis Serangan Gout Arthritis Akut yang berulang dapat menyebabkan Gout Arthritis Kronis yang bersifat Poliartikular. Erosi sendi akibat Gout Arthitis Kronis menyebabkan nyeri kronis, kaku dan Deformitas. Akibat adanya Kristal Urat, maka terjadi peradangan Kronis. Sendi yang membengkak akibat Gout Arthritis Kronis seringkali membesar dan membentuk Nodular. Serangan Gout Arthritis Akut dapat terjadi secara simultan disertai dengan gejala Gout Arthritis Kronis. Pada Gout Arthritis Kronis sering kali ditemukan Tofi. Tofi merupakan kumpulan Kristal Urat pada jaringan lunak. Tofi dapat ditemukan di bursa olecranon, tendon achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa infrapatella dan helix telinga (Asikin, 2016).



D. Manifestasi Klinis Terdapat empat stadium perjalanan klinis Gout Arthritis yang tidak diobati (Nurarif, 2015) diantaranya: 1. Stadium pertama adalah Hiperurisemia Asimtomatik. Pada stadium ini Asam Urat serum meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan Asam Urat serum. 2. Stadium kedua Gout Arthritis Akut terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi Metatarsofalangeal. 3. Stadium ketiga setelah serangan Gout Arthritis Akut adalah tahap Interkritikal. Tidak terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan Gout Arthritis berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati. 4. Stadium keempat adalah tahap Gout Arthritis Kronis, dengan timbunan Asam Urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan Kronis akibat Kristal-kristal Asam Urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi. E. Patofisiologi Adanya gangguan metabolisme Purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung Asam Urat tinggi dan sistem ekskresi Asam Urat yang tidak adekuat akan mengasilkan akumulasi Asam Urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurisemia), sehingga mengakibatkan Kristal Asam Urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon Inflamasi (Sudoyo, dkk, 2009). Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan Gout Arthritis. Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi Asam Urat dalam darah. Mekanisme serangan Gout Arthritis Akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan yaitu, terjadinya Presipitasi Kristal Monosodium Urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para-artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal Urat yang bermuatan negatif akan dibungkus oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal. Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi Fagositosis Kristal oleh leukosit (Nurarif, 2015). Kristal difagositosis olah leukosit membentuk Fagolisosom dan akhirnya membran vakuala disekeliling oleh kristal dan membram leukositik lisosom yang dapat menyebabkan



kerusakan lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara permukaan Kristal membram lisosom. Peristiwa ini menyebabkan robekan membran dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan (Nurarif, 2015). Saat Asam Urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka Asam Urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konektif di seluruh tubuh, penumpukan ini disebut Tofi. Adanya Kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom ini tidak hanya merusak jaringan tetapi juga menyebabkan inflamasi. Serangan Gout Arthritis Akut awalnya biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini timbul rasa nyeri berat yang menyebabkan tulang sendi terasa panas dan merah. Tulang sendi Metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang gejala yang dirasakan disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung berulang (Sudoyo, dkk, 2009). Periode Interkritikal adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan Gout Arthritis. Kebanyakan penderita mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan Poliartikular yang tanpa kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan Gout Arthritis Akut atau Gout Arthritis Kronik ditandai dengan Polyarthritis yang berlangsung sakit dengan Tofi yang besar pada kartigo, membrane sinovial, tendon dan jaringan halus. Tofi terbentuk di jari tangan, kaki, lutut, ulna, helices pada telinga, tendon achiles dan organ internal seperti ginjal (Sudoyo, dkk, 2009).



29



F. Pathway Gout Arthritis



Sumber : (Nurarif, 2015).



30



G. Penatalaksanaan Menurut Nurarif (2015) Penanganan Gout Arthritis biasanya dibagi menjadi penanganan serangan Akut dan penanganan serangan Kronis. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini : 1. Mengatasi serangan Gout Arthtitis Akut. Mengurangi kadar Asam Urat untuk mencegah penimbunan Kristal Urat pada jaringan, terutama persendian. 2. Terapi mencegah menggunakan terapi Hipourisemik. 3. Terapi Non Farmakologi Terapi non-farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan Gout Arthritis, seperti istirahat yang cukup, menggunakan kompres hangat, modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan. Terapi Farmakologi Penanganan Gout Arthritis dibagi menjadi penanganan serangan akut dan penanganan serangan kronis. a. Serangan Akut Istirahat dan terapi cepat dengan pemberian NSAID, misalnya Indometasin 200 mg/hari atau Diklofenak 150 mg/hari, merupakan terapi lini pertama dalam menangani serangan Gout Arthritis Akut, asalkan tidak ada kontra indikasi terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari karena eksresi Aspirin berkompetisi dengan Asam Urat dan dapat memperparah serangan Gout Arthritis Akut. Keputusan memilih NSAID atau Kolkisin tergantung pada keadaan klien, misalnya adanya penyakit penyerta lain atau Komorbid, obat lain juga diberikan klien pada saat yang sama dan fungsi ginjal. Obat yang menurunkan kadar Asam Urat serum (Allopurinol dan obat Urikosurik seperti Probenesid dan Sulfinpirazon) tidak boleh digunakan pada serangan Akut (Nurarif, 2015). Obat yang diberikan pada serangan Akut antara lain: 1. NSAID, NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk klien yang mengalami serangan Gout Arthritis Akut. Hal terpenting yang menentukan keberhasilan terapi bukanlah pada NSAID yang dipilih melainkan pada seberapa cepat terapi NSAID mulai diberikan. NSAID harus diberikan dengan dosis sepenuhnya (full dose) pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang. Indometasin banyak diresepkan untuk serangan Akut Gout Arthritis, dengan dosis awal 75-100 mg/hari. Dosis ini kemudian diturunkan setelah 5 hari bersamaan dengan meredanya gejala serangan Akut. Efek samping Indometasin antara lain pusing dan gangguan saluran cerna, efek ini akan sembuh pada saat dosis obat diturunkan. NSAID lain yang umum digunakan untuk mengatasi Gout Arthritis Akut adalah :



31



Naproxen – awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari. Piroxicam – awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari. Diclofenac – awal 100 mg, kemudian 50 mg 3 kali/hari selama 48 jam. Kemudian 50 mg dua kali/ hari selama 8 hari. COX-2 Inhibitor: Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 Inhibitor yang dilisensikan untuk mengatasi serangan Gout Arthritis Akut. Obat ini efektif tapi cukup mahal, dan bermanfaat terutama untuk klien yang tidak tahan terhadap efek Gastrointestinal NSAID Non-Selektif. COX-2 Inhibitor mempunyai resiko efek samping Gastrointesinal bagian atas yang lebih rendah dibanding NSAID non selektif. 1. Colchicine, Colchicine merupakan terapi spesifik dan efektif untuk serangan Gout Arthritis Akut. Namun dibanding NSAID kurang populer karena awal kerjanya (onset) lebih lambat dan efek samping lebih sering dijumpai. 2. Steroid, strategi alternatif selain NSAID dan Kolkisin adalah pemberian Steroid IntraArticular. Cara ini dapat meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2 sendi yang terkena namun, harus dipertimbangkan dengan cermat diferensial diagnosis antara Gout Arthritis Sepsis dan Gout Arthritis Akut karena pemberian Steroid Intra-Articular akan memperburuk infeksi. b. Serangan Kronis Kontrol jangka panjang Hiperurisemia merupakan faktor penting untuk mencegah terjadinya serangan Gout Arthritis Akut, Gout Tophaceous Kronis, keterlibatan ginjal dan pembentukan batu Asam Urat. Kapan mulai diberikan obat penurun kadar Asam Urat masih kontroversi. Penggunaan Allopurinol, Urikourik dan Feboxostat (sedang dalam pengembangan) untuk terapi Gout Arthritis Kronis akan dijelaskan berikut ini: Allopurinol; Obat Hipourisemik, pilihan untuk Gout Arthritis Kronis adalah Allopurinol. Selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi ginjal. Allopurinol menurunkan produksi Asam Urat dengan cara menghambat Enzim Xantin Oksidase. Dosis pada klien dengan fungsi ginjal normal dosis awal Allopurinol tidak boleh melebihi 300 mg/24 jam. Respon terhadap Allopurinol dapat terlihat sebagai penurunan kadar Asam Urat dalam serum pada 2 hari setelah terapi dimulai dan maksimum setelah 7-10 hari. Kadar Asam Urat dalam serum harus dicek setelah 2-3 minggu penggunaan Allopurinol untuk meyakinkan turunnya kadar Asam Urat. Obat Urikosurik; kebanyakan klien dengan Hiperurisemia yang sedikit mengekskresikan Asam Urat dapat diterapi dengan obat Urikosurik. Urikosurik seperti Probenesid (500mg-1 g 2x/hari) dan Sulfinpirazon (100mg 3-4 kali/hari) merupakan alternative Allopurinol.



32



Urikosurik harus dihindari pada klien Nefropati Urat yang memproduksi Asam Urat berlebihan. Obat ini tidak efektif pada klien dengan fungsi ginjal yang buruk (Klirens Kreatinin 30 c.Head to Toe Kepala : a) Kebersihan : kotor/bersih b) Kerontokan rambut: ya/tidak c) Keluhan : ya/tidak d) Jika ya, jelaskan : Rambut rontok ketika disisir 2) Mata a) Konjungtiva : anemis/tidak b) Sklera : ikterik/tidak c) Stabismus : ya/tidak d) Penglihatan : kabur/tidak e) Peradangan : ya/tidak f) Katarak : ya/tidak g) Penggunaan kacamata : ya/tidak h) Keluhan : ya/tidak i) Jika ya , jelaskan : Tidak ada keluhan 1)



3)



4)



Hidung a) b) c) d) e)



Bentuk hidung Peradangan Penciuman Keluhan Jika ya , jelaskan



: simetris/tidak : ya/tidak : terganggu/tidak : ya/tidak : Tidak ada keluhan



Mulut, Tenggorokan a) Kebersihan : baik/tidak b) Mukosa : kering/lembab c) Peradangan : ya/tidak d) Gigi : karies/tidak , ompong/tidak e) Radang gusi : ya/tidak f) Kesulitan mengunyah : ya/tidak g) Keluhan lain : ya/tidak



h)



Jika ya , jelaskan : .Tidak ada keluhan Telinga a) Kebersihan : bersih/tidak b) Peradangan : ya/tidak c) Pendengaran : terganggu/tidak d) Jika ya , jelaskan : Tidak Ada keluhan



5)



6)



Leher a) b) c) d) e) Dada a) b) c) d) e) f) g) h)



Pembesaran kelenjar tyroid JVD(Jugularis Vena Distensi) Kaku kuduk Keluhan Jika ya , jelaskan



i) 7)



8)



: baik/tidak : ya/tidak : ya/tidak : ya/tidak :Tidak ada keluhan



Bentuk dada : normal chest/ barrel chest/ pigeon chest Payudara : ya/tidak Retraksi dinding dada : ya/tidak Suara nafas : vesikuler/tidak Wheezing : ya/tidak Ronchi : ya/tidak Suara jantung tambahan : ada/tidak Keluhan : ya/tidak Jika ya , jelaskan : Tidak ada keluhan



Abdomen a) b) c) d) e) f) g) h)



Bentuk Nyeri takan Kembung Supel Bising Usus Massa Keluhan Jika ya , jelaskan



Genetalia a) b) c) d) e) f) g)



Kebersihan : baik/tidak Frekuensi BAK : 7 x/hari Frekuensi BAB : 1 hari sekali Haemoroid : ya/tidak Hernia : ya/tidak Keluhan : ya/tidak Jika ya , jelaskan : Tidak ada keluahan



: : : : : : : :



distended/flat/lainnya ya/tidak ya/tidak ya/tidak ada/tidak , frekuensi :15x/menit ya/tidak , regio ya/tidak Tidak ada keluhan



9)



Ekstremitas a) Kekuatan otot (skala 1-5 ) :



4444



4444



5555



5555



Ket : 1 = Lumpuh 2 = Ada Kontraksi 3 = Melawan gravitasi dengan sokongan 4 = Melawan gravitasi tetapi tidak ada tahanan 5 = Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit 6 = Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh b) c) d) e) f) g) h) i) j) k)



Rentang gerak : maksimal/terbatas Deformitas : ya/tidak Tremor : ya/tidak Edema : ya/tidak , pitting edema/tidak Penggunaan alat bantu : ya/tidak , jenis tidak ada Nyeri persendian : ya/tidak Paralysis : ya/tidak CRT : < 3 detik Keluhan : ya/tidak Jika ya , jelaskan : tangan kanan dan kiri Ny.A terasa nyeri



10) Integumen b) Kebersihan : baik/tidak c) Warna : pucat/tidak d) Kelembapan : kering/lembab e) Lesi/Luka : ya/tidak f) Perubahan tekstur : ya/tidak g) Gangguan pada kulit : ya/tidak h) Keluhan : ya/tidak i) Jika ya , jelaskan : Tidak ada keluahan Gambar kondisi luka ; 11) Pemeriksaan penunjang ( jika dilakukan ) a) GDS : 129 mg/Dl (2 jam setelah makan) b) Asam Urat: 7,8 mg/dL c) Kolestrol : 168 mg/dL



VI.



Pola aktifitas sehari – hari a. Nutrisi : makan teratur 3x/hari, makanan selalu habis dalam 1 porsi. b. Eliminasi : BAK : 7x/hari (warna kuning jernih,tidak ada keluhan), BAB 1 hari sekali (konsistensi lunak,warna kuning kecoklatan,tidak ada perdarah)



c. Istirahat dan tidur : Tidur malam 5-6 jam, tidur siang 1 jam (tidak ada keluhan) d. Aktivitas fisik : Ny.A dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain. e. Personal Hygiene : Ny.A mandi 2x/hari pagi dan sore, keramas 2x/mgg,gosok gigi 2x/hari,ganti baju sehari 1 kali. VII. Pengkajian psikososial dan spiritual a. Psikososial ( kemampuan sosialisasi klien saat ini, sikap klien terhadap orang lain, harapan klien dalam berhubungan dan kepuasan klien dalam membina hubungan ) PENGKAJIAN PSIKOSOIAL Hubungan dengan orang lain dalam wisma : (1)



Tidak dikenal



(2)



Sebatas kenal



(3)



Mampu berinteraksi



(4)



Mampu kejasama



Hubungan dengan orang lain diluar wisma didalam panti (1)



Tidak dikenal



(2)



Sebatas kenal



(3)



Mampu berinteraksi



(4)



Mampu kejasama



Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lainnya dalam panti (1)



Selalu



(2)



Sering



(3)



Jarang



(4)



Tidak pernah



Stabilitas emosi (1)



Labil



(2)



Stabil



(3)



Iritabel



(4)



Datar



Jelaskan : Ny.A sering marah tiba-tiba Motivasi penghuni panti (1)



Kemampuan sendiri



(2)



Terpaksa



Frekwensi kunjungan keluarga (1)



1 kali/bulan



(2)



2 kali/bulan



(3)



Tidak pernah



b. Identifikasi masalah emosional meliputi pertanyaan : Pertanyaan tahap satu : Tidak ada  Apakah klien mengalami sulit tidur ?  Apakah klien sering gelisah  Apakah klien sering murung dan menangis sendiri ?  Apakah klien sering was-was atau khawatir ( lanjut kepertanyaan tahap dua apabila klien menjawab “ya” satu atau lebih dari satu ) Pertanyaan tahap dua  Keluhan lebih dari tiga bulan atau lebih dari satu kali dalam sebulan ?  Ada banyak masalah atu fikiran ?  Ada masalah dengan keluarga ?  Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ?  Cendrung mengurung diri ? Bila lebih atau sama dengan satu jawaban “ya”



MASALAH EMOSIONAL POSITIF c.Spiritual



Agama, kegiatan keagamaan, konsep dan keyakinan klien tentang kematian dan harapan klien terhadap kehidupan spiritualnya. Ny. A beragama islam, kegiatan agama yang dilakukan yaitu sholat waktu,berdzkir,dan membaca al-quran serta sebelum pandemic covid-19 Ny.A sering menghadiri kegiatan majelis ilmu dilingkungan sekitar.



VIII. Pengkajian status fungsional klien 



KATZ Indeks :



Termasuk katagori yang manakah klien A. Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK, menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi. B. Mandiri, semuanya kecuali salah satu dari fungsi di atas. C. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain. D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain. E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian ke toilet dan satu fungsi yang lain.



F. Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain. G. Ketergantungan untuk semua fungsi di atas. H. Lain-lain. Keterangan :



berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain



Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia anggap mampu.



Modifikasi dari Barthel Indeks Termasuk yang manakah klien ? (lingkari) NO. 1



KRITERIA Makan



DENGAN



MANDIRI



BANTUAN 5



10



KETERANGAN Frekuensi ; \ Jumlah;\



2



Minum



5



10



Jenis; Frekuensi Jumlah Jenis



3



Berpindah dari kursi roda ke



5 – 10



15



4



tempat tidur, sebaliknya Personal toilet (cuci muka,



0



5



5



menyisir rambut, gosok gigi ) Keluar masuk toilet ( mencuci



5



10



Frekuensi



pakaian, menyeka tubuh dan 6 7 8 9 10



menyiram ) Mandi Jalan di permukaan datar Naik turun tangga Mengenakan pakaian Kontrol bowel (BAB)



5 0 5 5 5



15 5 10 10 10



11



Kontrol bladder (BAK)



5



10



Konsistensi : Frekuensi :



12



Olah raga / latihan



5



10



Warna : Frekuensi :



13



Rekreasi / pemanfaatan waktu



5



10



Jenis : Jenis :



luang Total ; 125



Frekuensi



Frekuensi :



Frekuensi :



Keterangan : a. 130



: Mandiri



b. 65 - 129



: Ketergantungan sebagian



c. < 65



: Total Care



IX.



Pengkajian Status Mental Gerontik Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Shorf Portable Mental



Status Questioner (SPMSQ) Instruksi : Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban. Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan. BENAR



SALAH



NO



PERTANYAAN







01



Tanggal berapa hari ini ? 14







02



Hari apa sekarang ini ? Senin







03



Apa nama tempat ini ? Tangerang Selatan







04



Dimana alamat anda ? Jl.kemuning 2 pondok aren







05



Berapa umur anda ? 60 tahun







06



Kapan anda lahir ? 21 januari 1961







07



Siapa Presiden Indonesia sekarang ? Jokowi







08



Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ? SBY







09



Siapa nama Ibu anda ? Warni



10



Kurangi 3 dari 20 dan pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun







20 – 3 = 17 (√) 17 – 3 = 14 (√) 14 – 3 = 10 (X) 11 – 3 = 8 (√) 8 – 3 = 5 (√) 5 – 3 = 2 (√)



Score =



8



Interprestasi :



a. Salah 0 – 3



: Fungsi intelektual utuh



b. Salah 4 – 5



: Kerusakan intelektual ringan



c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental



Status Exam) :  Orientasi.  Registrasi.  Perhatian.  Kalkulasi.  Mengingat kembali.  Bahasa. NO 1



ASPEK KOGNITIF Orientasi (Sekarang)



NILAI MAKSIMAL 5



NILAI KLIEN 5



Orientasi (Sekarang ada



5



5



dimana)



KRITERIA Menyebutkan dengan benar : Tahun : 2021 Musim : kemarau Tanggal : 14 Hari : Senin Bulan : Juni Dimana kit sekarang berada ? Negara : Indonesia Propinsi : Banten Kota : Tangerang Selatan Kelurahan : Pondok Aren Ruangan : Rumah



2



Registrasi



3



3



Sebutkan nama 3 benda (oleh pemeriksaan) 1 detik untuk mengatakan masing-masing benda. Masing-masing benda mendapatkan nilai 1. Kursi (√) Meja (√) Kertas (√) Kemudian tanyakan kepada klien ketiga tadi. (Untuk disebutkan)



3



Perhatian dan kalkulasi



5



4



Minta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat (Nilai 1 untuk jawaban benar, hentikan setelah 5



jawaban)93,86,79,72,65 93 (√) 86 (√) 79 (√) 72 (X) 65 (X)



4



Mengingat kembali (Recall)



3



3



Minta klien untuk mengulangi ketiga benda pada No. (registrasi) tadi. Bila



Total :20 Interprestasi hasil : Jumlah total klien dan masukan ke dalam kategori berikut ini : 24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif 18 – 23 : Gangguan kognitif sedang 0 – 17 : Gangguan kognitif berat Morse Fall Scale No 1 2 3



4 5



Pengkajian Riwayat Jatuh apakah lansia pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir? Diagnosa Sekunder : apakah lansia memiliki Lebih dari satu penyakit ? Alat Bantu Jalan :  Bedrest/dibantu perawat  Kruk/tongkat/walker  Berpegangan pada benda-benda disekitar (kursi, lemari, meja) Terapi Intravena : apakah saat ini lansia Terpasang infuse ? Gaya berjalan/cara berpindah : 



6



Normal/Bedrest/Immobile (tidak dapat bergerak



sendiri)  Lemah (tidak bertenaga)  Gangguan/tidak normal (pincang/diseret) Status mental  



Lansia menyadari kondisi dirinya Lansia mengalami keterbatasan daya ingat Total Nilai



Skala Tidak 0 Ya 25 Tidak 0 Ya 25



Nilai



0 15 30 Tidak Ya



0 20 0 10 20 0 15 25



Ket



Keterangan : Tingkat Resiko Tidak Resiko Resiko Rendah



Nilai MFS 0 - 24 25 - 30



Resiko Tinggi



>31



Tindakan Perawatan dasar Pelaksanaan intervensi



pencegahan



standar. Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh resiko tinggi.



Skala Depresi Geriatrik (Geriatric Depression Scale/ GDS) Nama



: .................



Usia



:



Jenia Kelamin



:



Ruangan



:



jatuh



Lingkarilah jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda pada pertanyaan dibawah ini :



No



Pertanyaan



1



Apakah anda merasa puas dengan hidup anda ?



Ya



Tidak



2



Apakah anda sering merasa tidak berminat untuk melakukan kegiatan ?



Ya



Tidak



3



Apakah anda merasa hidup anda terasa hampa/tidak bermakna ?



Ya



Tidak



4



Apakah anda sering merasa bosan/ jenuh ?



Ya



Tidak



5



Apakah anda sangat bersemangat disetiap waktu?



Ya



Tidak



6



Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?



Ya



Tidak



7



Apakah anda sering merasa bahagia setiap waktu?



Ya



Tidak



Ya



Tidak



Ya



Tidak



Ya



Tidak



Ya



Tidak



Ya



Tidak



Ya



Tidak



Apakah anda merasa benar-benar bersemangat ?



Ya



Tidak



14



Apakah anda merasa putus asa atau tidak ada harapan saat ini?



Ya



Tidak



15



Apakah anda merasa orang lain berada pada kondisi yang lebih baik dari pada anda?



Ya



Tidak



8



Apakah anda sering merasa tanpa pengharapan/putusasa?



9



Apakah anda lebih suka diam dirumah daripada keluar atau melakukan sesuatu hal yang baru?



10



Apakah anda merasa memiliki masalah memori/ingatan daripada orang lain?



11



Apakah menurut anda sangat menyenangkan bisa hidup saat ini?



12



Apakah anda merasa kurang berharga/bernilai saat ini?



13



1. Data Fokus Data Subyektif



- Klien mengatakan tangan kanan dan



-



Data Obyektif Ks: Composmetis



-



Klien tampak sesekali memegangi tangan



kirinya terasa nyeri saat beraktivitas



kanan atau tangan kirinya



- Klien mengatakan terasa nyeri pada



-



Klien tampak meringis



tangan kanan dan kirii sejak + 3 minggu



-



Klien tampak gelisah



yang lalu



-



- Klien mengatakan sering kesemutan di



Pergelangan tangan kanan klien tampak bengkak



kedua tangannya



- Klien mengatakan memiliki mengalami



-



sakit asam urat sejak 1 tahun yang lalu.



- Pengkajian nyeri : P : klien mengatakan tangan kanan dan kiri terasa nyeri saat beraktivitas karena



Gerakan tampak terbatas



-



Kekuatan otot 4444



4444



5555



5555



Hasil Barthel Indeks : 125 (ketergantungan sebagian)



asam urat



Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti



-



TTV



ditusuk-tusuk



TD : 120/80 mmHg N : 78 x/ menit S :



R : nyeri terasa dibagian tangan kanan



36,8°C RR : 20x/ menit



dan kiri



S :5 T : hilang timbul, pada saat beraktivitas terutama saat menggenggam sesuatu



- Klien mengatakan mulai bengkak pada tangan kanan dan kirinya 1 minggu yang lalu



- Klien



mengatakan



menggerkan



sulit



pergelangan



untuk tangannya



karena bengkak



- Klien mengatakan saat beraktivitas dan memegang sesuatu terlalu lama terasa ngilu



- Klien mengatakan sejak dahulu tidak pernah memantang makanan



- Klien



mengatakan



tidak



mengkonsumsi obat asam urat



pernah karena



malas



- Klien mengatakan tidak pernah datang ke pelayanan posbindu karena malas



-



Asam Urat : 7,6 mg/dL



-



Klien tampak tidak mengetahui cara mencegah penyakit asam urat



-



Klien tampak tidak memantang makanan yang mengandung tinggi purin



-



Klien



tampak tidak



penyakitnya



perduli dengan



2. Analisa Data No. 1.



Data DS : - Klien mengatakan tangan kanan dan kirinya terasa nyeri saat beraktivitas



-



Klien mengatakan terasa nyeri



Masalah Nyeri Akut (SDKI D.0077)



Etiologi Agen Pencedera Fisiologis



pada tangan kanan dan kirii sejak + 3 minggu yang lalu



-



Klien



mengatakan



memiliki



mengalami sakit asam urat sejak 1 tahun yang lalu.



- Pengkajian nyeri : P : klien mengatakan tangan kanan dan kiri terasa nyeri saat beraktivitas karena asam urat



Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk



R : nyeri terasa dibagian tangan kanan dan kiri



S :5 T : hilang timbul, pada saat beraktivitas terutama saat menggenggam sesuatu



2.



DO: - Klien tampak sesekali memegangi tangan kanan tau tangan kirinya - Klien tampak meringis - Klien tampak gelisah - KS: Composmetis - Asam Urat : 7,8 mg/dl - TTV : TD : 120/80 mmHg N : 78 x/ menit S : 36,8°C RR : 20x/ menit DS: - Klien mengatakan tangan kanan dan kirinya terasa nyeri saat beraktivitas



-



Klien mengatakan mulai bengkak pada tangan kanan dan kirinya 1 minggu yang lalu



-



Klien mengatakan akhir- akhir ini sering kesemutan di kedua



Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI D.0054)



Kekakuan Sendi



tangannya Klien mengatakan saat beraktivitas



-



dan memegang sesuatu terlalu lama terasa ngilu DO: - Gerakan tampak terbatas - Tumit kaki kanan klien tampak bengkak Kekuatan otot : 4444 4444 5555



5555



- Hasil Barthel Indeks : 125 (ketergantungan sebagian) –



- TTV : TD : 120/80 mmHg N : 78 x/ menit S : 36,8°C RR : 20x/ menit 3.



DS:



Defisit Pengetahuan tentang



Kurang Terpapar



- Klien mengatakan sejak dahulu



penyakit asam urat (SDKI D



Informasi



tidak pernah memantang makanan - Klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat asam urat - Klien mengatakan tidak pernah datang ke pelayanan posbindu karena malas



0111)



DO:



- Klien tampak tidak mengetahui cara mencegah penyakit asam urat - Klien tampak tidak memantang makanan yang mengandung tinggi purin - Klien tampak tidak perduli dengan penyakitnya



A.



DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)



No.



Diagnosa Keperawatan (P&E)



Tanggal Ditemukan



Tanggal



Nama



Teratasi



Jelas



1



Nyeri Akut b/d agen pencedera fisiologis (SDKI D.0077)



14-06-2021



Agus Supriatna



2



Gangguan Mobilitas Fisik b/d kekakuan sendi (SDKI D.0054)



14-06-2021



Agus Supriatna



3



Defisit Pengetahuan tentang penyakit asam urat b/d kurang terpapar informasi (SDKI D 0111)



14-06-2021



Agus Supriatna



B.



PERENCANAAN KEPERAWATAN (Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)



Tgl. 14-062021



Diagnosa Keperawatan



No 1.



(PES)



Tujuan dan Kriteria Hasil



Rencana Tindakan



Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (SIKI I.08238) dengan agen pencedera keperawatan selama 3x24 jam Observasi fisiologis (SDKI D.0077) diharapkan tingkat nyeri dapat - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, DS : menurun dengan - Klien mengatakan tangan kanan dan kirinya terasa Kriteria Hasil: nyeri saat beraktivitas



-



Tingkat Nyeri (SLKI L.08066)



Klien mengatakan terasa - Tingkat nyeri menurun



frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Identifikasi skala nyeri - Identifikasi respons non verbal - Monitor vital sign



nyeri pada tangan kanan - Keluhan nyeri menurun



-



dan kirii sejak + 3 minggu - Klien tidak meringis



Terapeutik



yang lalu



- Berikan teknik nonfarmakologis untuk



Klien



- Klien tidak gelisah mengatakan



memiliki mengalami sakit asam urat sejak 1 tahun yang lalu.



- Pengkajian nyeri : P : klien mengatakan tangan kanan dan kiri terasa nyeri saat beraktivitas karena asam



mengurangi rasa nyeri (kompres jahe hangat) - Fasilitasi istirahat dan tidur Edukasi - Jelaskan strategi meredakan nyeri



Paraf & nama jelas



Agus Supriatna



urat



Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk



R : nyeri terasa dibagian tangan kanan dan kiri



S :5 T : hilang timbul, pada saat beraktivitas terutama saat menggenggam sesuatu DO: - Klien tampak sesekali memegangi tangan kanan tau tangan kirinya - Klien tampak meringis - Klien tampak gelisah - KS: Composmetis - Asam Urat : 7,8 mg/dl - TTV : TD : 120/80 mmHg N : 78 x/ menit S : 36,8°C RR : 20x/ menit



14-062021



2



Gangguan Mobilitas Fisik b/d kekakuan sendi (SDKI D.0054)



Setelah keperawatan



DS: jam - Klien mengatakan tangan



dilakukan tindakan selama



Diharapkan mobilitas fisik



3x24



Dukungan Ambulasi (SIKI.I. 06171) Observasi -



Identifikasi adanya nyeri atau keluhan



Agus Supriatna



kanan dan kirinya terasa meningkat



dengan



Kriteria



fisik lainnya



nyeri saat beraktivitas



-



Hasil: Mobilitas Fisik (SLKI.L - Identifikasi toleransi fisik melakukan Ambulasi Klien mengatakan mulai 05042) - Monitor vital sign bengkak pada tangan 1. Kekakuan sendi menurun - Monitor kondisi umum selama kanan



dan



kirinya



1



minggu yang lalu



-



2. Kekuatan



ekstremitas



Klien mengatakan akhirakhir ini sering kesemutan 3. Kekuatan otot meningkat di kedua tangannya Klien mengatakan saat beraktivitas dan memegang



melakukan ambulasi



meningkat



Terapeutik -



Berikan latihan gerakan ROM aktif



-



Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis, tongkat, kruk)



sesuatu terlalu lama terasa



-



ngilu



Fasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika perlu



DO: - Gerakan tampak terbatas - Tumit kaki kanan klien tampak bengkak Kekuatan otot : 4444 4444 5555



5555



- Hasil Barthel Indeks : 125 (ketergantungan sebagian) – - TTV : TD : 120/80 mmHg N : 78 x/ menit S : 36,8°C RR : 20x/ menit



-



Libatkan klien dalam meningkatkan ambulasi



Edukasi Anjurkan melakukan ambulasi dini



14-062021



3



Defisit Pengetahuan tentang Penyakit Asam Urat b/d Kurang Terpapar Informasi (SDKI D 0111) DS: Klien mengatakan sejak dahulu tidak pernah memantang makanan Klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat asam urat Klien mengatakan tidak pernah datang ke pelayanan posbindu karena malas DO: Klien tampak tidak mengetahui cara mencegah penyakit asam urat Klien tampak tidak memantang makanan yang mengandung tinggi purin Klien tampak tidak perduli dengan penyakitnya



Edukasi kesehatan Observasi tindakan keperawatan Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Selama 3x24 jam Identifikasi faktor-faktor yang dapat Diharapkan klien mengetahui meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan tentang penyakit sehat asam urat Terapeutik dengan Kriteria Hasil: Sediakan materi dan media Tingkat Pengetahuan pendidikan kesehatan (SLKI.L. 12111) Jadwalkan pendidikan 1. Klien mengetahui cara kesehatan sesuai kesepakatan mencegah penyakit asam urat Berikan kesempatan untuk bertanya Setelah



dilakukan



Agus Supriatna



C.



PELAKSANAAN KEPERAWATAN ( CATATAN KEPERAWATAN )



Tgl./



No.



Waktu 15-06-



DK. 1



2021



Tindakan Keperawatan dan Hasil



Paraf dan Nama Jelas



- Mengidentifikasikan lokasi, karakteristik, durasi, Agus



frekuensi, kualitas, intensitas nyeri



Supriatna



Hasil : P : klien mengatakan tangan kanan dan kiri terasa nyeri saat beraktivitas karena asam urat Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti ditusuktusuk R : nyeri terasa di bagian tangan kanan dan kiri S:5 T : hilang timbul, pada saat beraktivitas terutama saat menggenggam sesuatu - Mengidentifikasikan skala nyeri Hasil : skala nyeri 5 - Mengidentifkasikan respons non verbal Hasil : klien tampak meringis, gelisah, tampak sesekali memegangi lutut dan tumitnya - Memonitor vital sign Hasil : Ttv: TD 120/80 mmHg, HR: 76 x/menit, RR: 20 x



/menit, S: 36,7C



- Mengidentifikasi



faktor



yang



memperberat



dan memperingan nyeri Hasil : Klien mengatakan jika saat banyak beraktivitas tangannya terasa sakit, jika sakit klien mengatakan dibawa istirahat - Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang



nyeri Hasil : Klien mengatakan jika tangannya sakit mengurangi aktivitasnya - Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri



15-062021



2



Hasil : Klien tampak mendengarkan informasi saat diajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri - Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik



Agus



lainnya Hasil : Klien mengatakan tangan kanan dan



Supriatna



kirinya masih terasa nyeri saat beraktivitas, klien mengatakan



bengkak



pada



pergelangan



tangan



kanannya, klien mengatakan masih sering kesemutan di kedua tangannya, klien mengatakan saat beraktivitas tangannya masih terasa nyeri dan ngilu, Gerakan tampak terbatas, pergelangan tangan kanan klien tampak bengkak, kekuatan otot klien 4444 4444 5555 5555 - Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi Hasil : klien mengatakan masih mampu berpindah tempat secara mandiri - Memonitor kondisi umum selama melakukan ambulasi Hasil : Kondisi umum dalam keadaan baik, klien kooperatif saat berkomunikasi dan diajarkan ambulasi - Memberikan latihan gerakan ROM aktif Hasil : klien tampak mengikuti arahan, klien tampak masih berjalan pelan pelan - Mengajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis, berjalan dari tempat tidur ke kursi roda) Hasil : klien mengatakan mampu berjalan tanpa mengenakan alat bantu, -Memonitor vital sign Hasil :



15-06-



3



2021



Ttv: TD 120/80 mmHg, HR: 76 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36,7°C - Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi



Agus Supriatna



Hasil : Klien tampak mau dan koperatif saat berbicara dengan perawat - Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat - Hasil : Klien tampak kooperatif saat berbicara dengan perawat terkait perilaku hidup bersih dan sehat - Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan Hasil : Klien tampak paham tentang faktor resiko yang mempengaruhi kesehatannya - Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat - Hasil : Klien tampak paham tentang prilaku hidup bersih 16-062021



1



dan sehat - Mengidentifikasikan lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Hasil : P : klien mengatakan tangan kanan dan kirinya masih terasa nyeri saat beraktivitas karena asam urat Q : klien mengatakan nyeri masih terasa ditertusuk- tusuk R : nyeri terasa di pergelangan tangan kanan dan kiri S:4 T : hilang timbul, pada saat beraktivitas terutama saat menggenggam sesuatu - Mengidentifikasikan skala



Agus Supriatna



nyeri Hasil : skala nyeri 4 - Mengidentifikasikan respons non verbal Hasil : klien tampak masih meringis, gelisah, tampak masih memegangi lutut dan tumitnya - Memonitor vital sign Hasil : Ttv: TD 120/80 mmHg, HR: 84x/menit, RR: 20 x



/menit, S: 36,9°C



- Mengidentifikasi



faktor



yang



memperberat



dan



memperingan nyeri Hasil : Klien mengatakan jika saat banyak beraktivitas tangannya terasa sakit, jika sakit klien mengatakan dibawa istirahat - Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri Hasil : Klien mengatakan jika lututnya sakit mengurangi aktivitasnya - Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Hasil : Klien tampak mendengarkan informasi saat diajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi 16-062021



2



rasa nyeri - Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik



Agus



lainnya Hasil : Klien mengatakan tangan kanan dan



Supriatna



kirinya masih terasa nyeri saat beraktivitas, klien mengatakan masih bengkak pada tangan kanannya, klien mengatakan masih sering kesemutan di kedua tangannya, pergelangan tangan kanan klien masih tampak bengkak, kekuatan otot klien



4444



4444



5555



5555



- Memonitor kondisi umum selama melakukan ambulasi Hasil : Kondisi umum dalam keadaan baik, klien kooperatif saat berkomunikasi dan diajarkan ambulasi - Memberikan latihan gerakan ROM aktif Hasil : Klien tampak mengikuti arahan, klien tampak masih menggerakan tangannya pelan pelan, Gerakan masih tampak terbatas, - Mengajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis, berjalan dari tempat tidur ke kursi roda) Hasil



:



Klien



mengatakan



mampu



berjalan



tanpa mengenakan alat bantu, Gerakan masih tampak terbatas. - Memonitor vital sign Hasil :



16-062021



3



Ttv : TD 120/80 mmHg, HR: 84 x/menit, RR : 20 x/menit, S:36,9°C - Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Hasil : Klien tampak mau dan koperatif saat berbicara dengan perawat - Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan tentang asam urat - Hasil : Klien tampak mau dan kooperatif saat diberikan pendidikan kesehatan tentang asam urat



D.



E V A L U A S I ( CATATAN PERKEMBANGAN )



Agus Supriatna



No. DK. 1



Hari/Tgl./ Jam 15-06-2021



Evaluasi Hasil (SOAP)



Paraf dan



(Mengacu pada tujuan)



Nama Jelas



S: - Klien



mengatakan



mengatakan



tangan



kanan dan kirinya masih terasa nyeri saat beraktivitas - Pengkajian nyeri : P : klien mengatakan tangan kanan dan kirinya terasa nyeri saat beraktivitas karena asam urat Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk R : nyeri terasa di bagian tangan kanan dan kiri S:5 T : hilang timbul, pada saat beraktivitas terutama saat menggenggam sesuatu O: -



Klien tampak meringis



-



Klien tampak gelisah



-



klien tampak sesekali memegangi tangan kanan atau kirinya



-



TTV TD 120/80 mmHg, HR: 76 x/menit, RR : 20 x/menit, S:36, 7 C



A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Identifikasi skala nyeri - Identifikasi respons non verbal - Monitor vital sign



Agus Supriatna



2



15-06-2021



- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri S: - Klien mengatakan tangan kanan dan kirnya



Agus Supriatna



masih terasa nyeri saat beraktivitas, - Klien mengatakan masih bengkak pada pergelangan tangan kanannya - Klien mengatakan masih sering kesemutan di kedua tangannya - Klien mengatakan masih sulit untuk menggerakan pergelangan tangan kanannya karena bengkak, O: - Gerakan tampak terbatas - Pergelangan tangan kanan klien tampak bengkak - Kekuatan otot klien 4444



4444



5555



5555



- TTV TD 120/80 mmHg, HR: 76 x/menit, RR : 20x/menit, S:36, 7°C A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya - Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi - Monitor vital sign - Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi Anjurkan melakukan ambulasi dini 3



15-06-2021



S: Klien mengatakan paham saat diberikan motivasi



Agus Supriatna



perilaku hidup bersih dan sehat O: - Klien tampak mau dan koperatif saat berbicara dengan perawat - Klien tampak belum memahami saat diberikan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan -



Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan



1



16-06-2021



sehat S: -



Klien



Agus mengatakan



mengatakan



tangan



kanan dan kirinya masih terasa nyeri saat beraktivitas -



Pengkajian nyeri : P : klien mengatakan tangan kanan dan kirinya masih terasa nyeri saat beraktivitas karena asam urat Q : klien mengatakan nyeri masih terasa seperti ditusuk- tusuk R : nyeri terasa dibagian lutut dan tumit S:4 T : hilang timbul, pada saat beraktivitas terutama saat menggenggam sesuatu



O: -



Klien tampak masih meringis



-



Klien tampak masih gelisah



-



klien tampak masih memegangi tangan kanan atau kirinya



-



TTV



Supriatna



TD 120/80 mmHg, HR: 84 x/menit, RR : 20x/menit, S: 36,9°C A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Identifikasi skala nyeri - Identifikasi respons non verbal - Monitor vital sign



2



16-06-2021



- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri S: - Klien mengatakan tangan kanan dan kirinya masih terasa nyeri saat beraktivitas - Klien mengatakan masih bengkak pada pergelangan tangan kanannya - Klien mengatakan masih sering kesemutan di kedua tangannya O: - Gerakan tampak masih terbatas - Tumit kaki kanan klien tampak masih bengkak - Kekuatan otot klien 4444



4444



5555



5555



- TTV TD: 120/80 mmHg, HR: 84 x/menit, RR: 20 x



/menit, S: 36,9°C



A: Masalah beluteratasi P: Intervensi dilanjutkan



Agus Supriatna



- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya - Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi - Monitor vital sign



3



16-06-2021



- Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi - Anjurkan melakukan ambulasi dini S: - Klien mengatakan memahami materi pendidikan kesehatan yang telah disampaikan O: - Klien tampak mau dan kooperatif saat diberikan pendidikan kesehatan tentang asam urat - Klien tampak paham tentang penjelasan terkait faktor resiko yang mempengaruhi kesehatannya A: Masalah sudah teratasi P: Intervensi dihentikan



Agus Supriatna