23 0 198 KB
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTROENTERITIS DI RUANG NUSA INDAH RUMAH SAKIT dr. SOEPRAOEN MALANG
PRODI KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN RUMAH SAKIT dr.SOEPRAOEN MALANG 2012
TUGAS KEPEERAWATAN ANAK LP DAN ASKEP PADA AN. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTROENTERITIS DI RUANG NUSA INDAH RUMAH SAKIT dr. SOEPRAOEN MALANG
DISUSUN OLEH : 1. DEVI AMELIA
(10.1.005)
2. EKA INDRI P.
(10.1.008)
3. IRA RETNO N.
(10.1.015)
4. M. ALI MUSTOFA
(10.1.027)
5. RISTIN WAHYUNI
(10.1.042)
PRODI KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN RUMAH SAKIT dr.SOEPRAOEN MALANG 2012
DIARE A. DEFINISI Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair atau setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan
mula
dan
lamanya,
yaitu
diare
akut
dan
kronis
(Mansjoer,A.1999,501). B. ETIOLOGI 1.
2.
Faktor Infeksi : -
Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio Kholera)
-
Virus (Enterovirus)
-
Parasit (Cacing)
-
Kandida (Candida Albicans)
Faktor Parentral : Infeksi di bagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
3.
Faktor Malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
4.
Faktor Makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.
5.
Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
C. PATOFISIOLOGI Faktor infeksi
F malabsorbsi
F makanan
F. Psikologi
KH,Lemak,Protein Masuk dan ber
meningk. Tek osmo
kembang dlm
toksin tak dapat
tik
cemas
diserap
usus Hipersekresi air
pergeseran air dan
dan elektrolit
elektrolit ke rongga
(
isi rongga usus)
usus
hiperperistaltik menurunya kesempatan usus menyerap makanan
D I AR E
Frek. BAB meningkat
distensi abdomen
Kehilangan cairan & elekt
integritas kulit
berlebihan
gg. kes. cairan & elekt Resiko hipovolemi syok
perianal
As. Metabl sesak Gang. Oksigenasi
mual, muntah nafsu makan BB menurun Gangg. Tumbang
PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. Identitas Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi
usus asimptomatik dan
kuman enterik menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya . 2. Keluhan Utama BAB lebih dari 3 x 3. Riwayat Penyakit Sekarang BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis). 4. Riwayat Penyakit Dahulu Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak. 5. Riwayat Nutrisi Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. Kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan. 6. Riwayat Kesehatan Keluarga Ada salah satu keluarga yang mengalami diare. 7. Riwayat Kesehatan Lingkungan Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,
lingkungan tempat tinggal. 8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan a. Pertumbuhan o
Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
o
Kenaikan lingkar kepala : 12 cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.
o
Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah
o
Erupsi gigi : geraham pertama menyusul gigi taring.
b. Perkembangan o
Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud. Fase anal : Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, mulai menunjukan kelakuannya, cinta diri sendiri atau egoistik, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanya adalah latihan kebersihan, perkembangan bicara dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungan interpersonal, bermain).
o
Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson. Autonomy vs Shame and doundt Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh dari kemampuannya untuk mandiri (tak tergantung). Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.
o
Gerakan kasar dan halus, bicara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun : 1. Berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan (GK)
2. Meniru membuat garis lurus (GH) 3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK) 4. Melepas pakaian sendiri (BM) 9. Pemeriksaan Fisik a. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar. b. Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun. c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih. d. Mata : cekung, kering, sangat cekung e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltik meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolik (kontraksi otot pernafasan) g. Sistem Kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang . h.
Sistem Integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 C, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit. j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima. 10. Pemeriksaan Penunjang 1) Laboratorium :
Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
Serum elektrolit : Hiponatremi, Hipernatremi, hipokalemi
AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun )
Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni PENATALAKSANAAN DIARE Rehidrasi 1. Jenis cairan 1) Cara rehidrasi oral o
Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti oralit, pedyalit setiap kali diare.
o
Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
2) Cara parenteral o
Cairan I : RL dan NS
o
Cairan II : D5 ¼ salin,nabic. KCL D5 : RL = 4 : 1 + KCL D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL
o
HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare usia > 3 bulan.
2. Jalan pemberian 1) Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik) 2) Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun) 3. Jumlah Cairan ; tergantung pada : 1) Defisit ( derajat dehidrasi) 2) Kehilangan sesaat (concurrent less) 3) Rumatan (maintenance). 4. Jadwal / kecepatan cairan
1) Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang lebih 13 kg ,maka pemberianya adalah : o BB (kg) x 50 cc o BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls. 2)
Terapi standar pada anak dengan diare sedang : + 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt
TERAPI 1. Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari 2. Obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide 3. Antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta Dietetik a. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susu b. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi elemen atau semi elemental formula. Supportif Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang. 2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare. 3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder terhadap diare. 4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare. 5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus. 6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive INTERVENSI KEPERAWATAN Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal Kriteria hasil : o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S: 36-37,50 C, RR : < 40 x/mnt ) o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung. o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari. Intervensi : 1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi
pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit 2) Pantau intake dan output R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme. 3) Timbang berat badan setiap hari R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt 4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral 5) Kolaborasi : -
Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN) R/ koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).
-
Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
-
Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik) R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar seimbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.
Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put Tujuan
:
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama di Rumah Sakit kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria
:
-
Nafsu makan meningkat
-
BB meningkat atau normal sesuai umur
Intervensi :
1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin) R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas atau dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan saluran usus. 2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan. 3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan 4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam R/ Mengetahui jumlah output dapat merencanakan jumlah makanan. 5) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : a. Terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu b. Obat-obatan atau vitamin ( A) R/
Mengandung
zat
yang
diperlukan
,
untuk
proses
pertumbuhan Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diare Tujuan
:
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu tubuh Kriteria hasil : -
Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)
-
Tidak terdapat tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, fungtio leisa)
Intervensi : 1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi) 2) Berikan kompres hangat R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi
panas tubuh 3) Kolaborasi pemberian antipirektik R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak Diagnosa 4 : Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB (diare) Tujuan
:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu Kriteria hasil : -
Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
-
Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar
Intervensi : 1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman 2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya) R/ Mencegah terjadinya iritasi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelembaban dan keasaman feces 3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam R/ Melancarkan vaskularisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi . Diagnosa 5 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive Tujuan
:
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi Kriteria hasil :
Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel Intervensi : 1) Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga 2) Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS 3) Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya 4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll) R/ Kasih sayang serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien. 5) Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak
DAFTAR PUSTAKA
Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta. Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya. Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTROENTERITIS DI RUANG NUSA INDAH RUMAH SAKIT dr. SOEPRAOEN MALANG Tanggal dikaji
: 26 Maret 2012
Tanggal MRS
: 25 Maret 2012
No. Register
: 111193
Dx. Medis
: Gastroenteritis
A. BIODATA Nama
: An. P
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat tanggal lahir: Umur
: 2 tahun
Anak ke
: 3 (tiga)
Nama ayah
: Tn. E
Nama ibu
: Ny. S
Pekerjaan ayah
: TNI AD
Pekerjaan ibu
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Alamat
: Bandulan Gg. 8 RT 1/RW 06 Malang
Sumber rujukan / informasi : Ibu klien B. RIWAYAT SEKARANG 1. Keluhan Utama - Saat MRS
:
Ibu klien mengatakan bahwa klien mual, muntah 2x, diare encer lebih dari 3x sehari disertai panas dan badan lemah. - Saat Pengkajian
:
Ibu klien mengatakan bahwa klien masih diare, badan panas dan lemah,
mual tapi sudah tidak muntah. 2. Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu pasien mengatakan pada tanggal 25 Maret 2012, klien mengalami mual disertai muntah sebanyak 2x, diare lebih dari 3x sehari, badan pasien panas dan lemah dan raut wajah pucat, kemudian klien dibawa ke UGD Rumkit dr. Soepraoen untuk diperikasa dan di UGD disarankan untuk rawat inap di ruang Nusa Indah. C. RIWAYAT KELAHIRAN - PRENATAL 1. Usia kehamilan
:
9 bulan 15 hari 2. Masalah selama hamil
:
Saat kehamilan ibu klien tidak mengalami muntah-muntah pada awal kehamilan. - PERINATAL 1. Proses kelahiran
:
normal 2. BB/PB lahir
:
3kg/50 cm 3. Masalah/komplikasi kelahiran : Saat kelahiran tidak ada masalah bayi langsung menangis setelah lahir D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU 1. Penyakit sebelumnya
:
Ibu klien mengatakan tidak pernah sakit parah hingga masuk dirumah sakit, anaknya hanya sering sakit ringan seperti batuk, pilek, dan demam 2. Obat-obatan
:
Ibu klien mengatakn klien belum mengonsumsi obat 3. Tindakan operasi/riwayat cedera: -
4. Imunisasi
:
Ibu mengatakan klien rutin mengikuti imunisasi dan imunisasi lengkap ( DPT, BCG, POLIO, dan Campak ). Tapi ibu tidak dapat menunjukkan tanggal pelaksanaan imunisasi buku KIA,karena tidak dibawa ke RS E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Ibu klien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan penyakit menurun Diabetes Melitus, Hipertensi F. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN 1. Pertumbuhan BB/TB
: 10,5 kg/ 80 cm
LLA
:-
Lkep
: 48 cm
LD
:-
2. Perkembangan Personal social
:
Ibu klien mengatakan bahwa anak sudah dapat menyikat gigi, memakai dan melepaskan pakaian Motorik halus
:
Ibu klien mengatakan klien sudah dapat berjalan, menumpuk 4 mainan Bahasa
:
Ibu klien mengatakan sudah bisa menunjuk gambar, menggabung beberapa kata, nenunjuk beberapa bagian tubuh Motorik kasar
:
Ibu klien mengatakan bahwa klien sudah bisa menendang bola
GENOGRAM
42
4 1
17
11
2
Keterangan : : sudah meninggal : perempuan : laki-laki : tinggal serumah : klien G. POLA KEBIASAN SEHARI-HARI DIRUMAH DAN DIRUMAH SAKIT NO
KEBIASAAN Ibu
DI RUMAH DI RUMAH SAKIT kx mengatakan Ibu kx mengatakan bahwa
bahwa kx makan 3x selama dirawat kx tidak sehari dengan menu 4 mau makan sama sekali 1
Makan
sehat
5
sempurna diet
dengan komposisi nasi, rumah soto, sayur, ikan, tempe.
yang
disajikan
sakit
di
dengan
komposisi nasi, lauk, sayur, buah.
Ibu
kx
mengatakan Ibu kx mengatakan bahwa
bahwa kx minum air kx minum teh manis dan putih 2 gelas per hari air putih dengan frekuensi 2
Minum
dan ASI 6x per hari.
meningkat
juga
jumlah
meningkat. Ibu kx mengatakan kx Ibu kx mengatakan kx BAB 3x sehari dengan BAB lebih dari 3x dengan konsistensi lunak, bau konsistensi cair atau encer 3
Eliminasi BAB
khas
feses,
warna warna
kuning.
bening
kesulitan
sulit untuk menahan upaya menagani dengan obat dan
oralit. Ibu kx mengatakan kx Ibu kx mengatakan BAK BAK 5x sehari warna tidak 4
Eliminasi BAK
dapat
dievaluasi
kuning bau khas urine karena kx menggunakan dan kesulitan tidak ada pampers. saat BAK. Ibu
kx
mengatakan Ibu kx mengatakan bahwa
bahwa kx biasa tidur kx tidak teratur tidurnya 5
Istirahat/tidur
siang 3 jam/hari dan karena sering terbangun. tidur malam 11 jam/hari. Ibu
kx
bahwa 6
Aktifitas
mengatakan Ibu kx mengatakan bahwa kx
melakukan
dapat aktifitas
aktifitas mengalami penurunan.
berpakaian mobilitas di TT
mobilisasi
berpindah
dan
berjalan dengan mandiri.
kx
Ibu
kx
mengatakan Ibu kx mengatakan kx
bahwa kx ke toilet jika memakai pampers sehingga 7
ingin BAB dan BAK.
Lain-lain
kx BAB dan BAK di pampers.
H. PEMERIKSAAN FISIK 1.
2.
3.
4.
Keadaan umum Kesadaran
: Compos mentis
Status gizi
:-
Tanda vital TD
: 90/60 mmHg
Nadi
: 100 x/mnt
RR
: 24
Suhu
: 37 º C
x/mnt
Sistem integument (kulit,rambut,kuku) Kulit
: tugor kulit kembali < 3 detik
Rambut
: persebaran rambut merata,bersih,warna hitam
Kuku
: normal, keadaan kuku bersih
Kepala dan leher Kepala
: simetris, ubun-ubun tidak cekung
Mata
: bentuk simetris, konjungtiva tak anemis, mata cowong
Hidung
: bentuk simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung,
hidung keadaan kotor
5.
Telinga
: bentuk simetris, bersih, tidak ada lesi
Mulut
: tidak ada luka,mukosa bibir kering
Leher
: bentuk simetris,tidak ada peningkatan JVP
Sistem Respirasi Inpeksi
: bentuk simetris, gerak pernapasan tidak teratur
Palpasi
: tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
krepitasi Perkusi
: suara paru resonan (+/+)
Auskultasi 6.
: tidak ada suara tambahan
Sistem Kardiovaskuler Inpeksi
: tidak tampak pulsasi
Palpasi
: ictus cordis teraba pada ICS IV mid clavikula line sinistra
Perkusi
: batas jantung kanan ICS IV mid clavikula sinistra
terdengar keredupan batas jantung atas ICS II mid clavikula sinistra terdengar keredupan Auskultasi
: BJ I terdengar Lup pada ICS IV (trikuspid) BJ I terdengar Lup pada ICS V (mitral) BJ II terdengar Dup pada ICS II kanan (aorta) BJ II terdengar Dup pada ICS II kiri (pulmonal)
7.
Sistem Persyarafan GCS (Gaslow Coma Scale) 4/5/6 1 : kx tidak membuka mata secara spontan 1 : kx tidak dapat berorientasi dengan baik 1 : kx tidak dapat mengikuti perintah dengan baik
8.
Sistem Pencernaan Inspeksi
: tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi
Auskultasi
: bising usus 14x/menit
Perkusi
: bunyi abdomen hipertympani
Palpasi
: tidak terdapat massa, terdapat distensi abdomen
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. NO. _
2.
Pemeriksaan laboratorium : JENIS PEMERIKSAAN _
NILAI NORMAL _
HASIL _
Pemeriksaan lain (foto rontgent, usg, EEG, MRI, CT Sceaning, dsb) :
J. TERAPI - Infus KAEN 3B 1000cc/24 jam - Ceftriaxon
2x500gr
- Ondansenton
3x1 mg
- L bio
1x1 sachet
- Zink
2x20mg
- Paracetamol
k/p
NO.
TGL/JAM
DATA
MASALAH
PENUNJANG 1.
26 Maret 2012/ 09.00
DS
:
ibu
KEMUKINAN PENYEBAB
klien Kekurangan volune Kehilangan
mengatakan klien bab cairan
volume
>3x
akibat diare
sehari
dengan
konsitensi encer Klien
sering minta
minum DO : kx BAB >3x sehari,konstitensi encer, mata cowong, mukosa bibir kering
2.
26 Maret 2012/
DS : ibu mengatakan Ketidakseimbangan
09.00
kx tidak mau makan nutrisi kurang dari sama sekali, kx hanya kebutuhan tubuh mau minum ASI DO : BB turun 1,5 kg Kx terlihat lemah Makanan
dari
RS
tidak pernah dimakan.
ANALISA DATA Nama
: An. P
Umur
: 2 th
No. Reg
: 111193 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Anoreksia
cairan
Nama
: An. P
Umur
: 2 th
No. Reg
: 111193
NO. 1.
TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL 26 Maret Kekurangan
TERATASI volume
2012/
berhungan dengan
09.00
volume cairan akibat diare
cairan
Kehilangan
Ditandai dengan DS: ibu klien mengatakan klien bab >3x sehari dengan konsitensi encer Klien sering minta minum DO
:
kx
BAB
>3x
sehari
,konstitensi encer, mata cowong, mukosa bibir kering 2.
26 Maret
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
2012/
dari kebutuhan tubuh berhungan
09.00
dengan anoreksia DS : ibu mengatakan anak tidak mau makan sama sekali, kx hanya mau minum ASI DO : BB turun 1,5 kg Kx terlihat lemah Makanan dari RS tidak pernah dimakan
TGL
T.T
PERENCANAAN
Nama
: An. P
Umur
: 2th
Dx. Medis
: Gastroentitris
NO
DIAGNOSA
1
No. Reg : 111193
TUJUAN
PERENCANAN INTERVENSI
RASIONAL
KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Lakukan BHSP
berhungan dengan
selama 24 jam defisit volume cairan 2. Kaji Frekuensi, Konsitensi, feces yang 2. Mengetahui tingkat dehidrasi
Kehilangan volume cairan
teratasi dengan kriteria hasil :
akibat diare
Mempertahankan urine output sesuai 3. Observasi TTV
1. Klien kurang kooperatif
keluar 3. Memantau perkembangan klien
4. Anjurkan klien untuk banyak minum
4. Mengganti cairan yang hilang
TTV dalam keadaan normal
5. Monitoring tanda-tanda dehidrasi
5. Mengetahui tingkat dehidrasi
Tidak ada tanda dehidrasi
6. Anjurkan klien tidak makan makanan 6. Mencegah timbulkan diare
dengan usia dan BB
Turgor kulit kembali dalam 3 dtk
yang dapat menimbulkan diare 7. Kolaborasi dengan tim medis
7. Mendapatkan sesuai
terapi
yang
2.
Ketidakseimbangan nutrisi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. BHSP
1. Klien kurang kooperatif
kurang dari kebutuhan tubuh
selama 24 jam kebutuhan nutrisi klien
2. Mengetahui
berhubungan dengan
teratasi dengan kriteria hasil :
anoreksia
BB
klien
seimbang
usianya
2. Kaji Pemenuhan Nutrisi
tingkat
nutrisi
klien dengan 3. Jelaskan
pentingnya
pemenuhan
nutrisi bagi klien
3. Memotivasi untuk meningkatkan pemenuhan nutrisi
Klien terlihat segar 4. Berikan makanan semenarik mungkin
4. Meningkatkan napsu makan
5. Berikan makan dalam keadaan hangat
5. Meningkatkan napsu makan
6. Beri makan sedikit tapi sering
6. Meningkatkan napsu makan
7. Kolaborasikan dengan tim gizi
7. Mengetahui diit yang sesuai
8. Kolaborasikan dengan dokter
8. Mendapatkan sesuai
terapi
yang
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Nama
: An. P
Umur
: 2th
Dx. Medis
: Gastroentitris
NO 1.
TGL. 26
No. Reg : 111193
NO. DX I
JAM
TINDAKAN KEPERAWATAN
EVALUASI
11.00
Maret
1.
Melakukan observasi TTV
2012
1. Hasil TTV TD : tidak terkaji RR : 25x/menit S
: 37,5 c
N : 84x/ menit 11.15
2.
Melakukan observasi Status Dehidrasi
2. Turgor kembali 3dtk, mukosa bibir lembab
11.20
3.
Melakukan observasi input dan output cairan
3. Klien minum air putih 500cc, infuse selama MRS 3 flash
11.30
4.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan asupan oral yang adekuat
12.00
5.
Melakukan kolaborasi dengan tim medis
4. Klien tidak mau makan,hanya minum ASI 5. Klien mendapat terapi L bio
T.T
2.
26 Maret
II
11.00
1.
Melakukan BHSP
1. Klien kurang kooperatif
11.15
2.
Melakukan pengkajian input makan klien
2. Klien sudah mau makan
2012
biskuit 11.20
3.
Memonitor mual muntah
3. Klien
tadi
pagi
muntah
sebanyak 1x 11.30
4.
Menganjurkan makan sedikit tapi sering
4. Klien tidak mau makan yang disediakan RS
11.30
5.
Menganjurkan makan makanan yang hangat
5. Klien tidak mau makan yang disediakan RS
11.30
6.
Memberi makanan semenarik mungkin
6. Klien tidak mau makan yang disediakan RS
12.00
7.
Melakukan kolaborasi dengan tim gizi
7.
Klien mendapatkan diit rendah serat
12.00
8.
Melakukan kolaborasi dengan tim medis
8. Klien mendapatkan terapi - Infus KAEN 3B 1000cc/24 jam - Ceftriaxon
2x500gr
- Ondansenton
3x1 mg
- L bio
1x1 sachet
- Zink
2x20mg
- Paracetamol
k/p
CATATAN PERKEMBANGAN Nama
: An. P
Umur
: 2 th
No. Reg
: 111193
NO. DX I
TGL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN 27 Maret S : Ibu kx mengatakan bahwa BAB kx 2012/
sudah berkurang menjadi 2x dalam
13.00
sehari. O: - Kx tampak BAB 2x sehari - Mata kx tampak cowong, Mukosa bibir kering - TTV : TD = tidak terkaji, RR = 25x/menit, S = 37,5 C, N = 84x/ menit A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi no. 2,3,4,5,6
II
27
Maret S : Ibu kx mengatakan bahwa kx masih
2012/
tidak mau makan
13.00
O: - Kx tampak lemah, tidak mau makan - Mukosa bibir kering - TTV : TD = tidak terkaji, RR = 25x/menit, S = 37,5 C, N = 84x/ menit A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi no. 2,3,4,5,6,8
TTD.