LP BBL Alvin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS TENTANG BAYI BARU LAHIR DI RUANG KAMAR BERSALIN PUSKESMAS GENDING



Disusun Oleh: Dwi ifandi alviansyah 14901.08.21013



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG PAJARAKAN-PROBOLINGGO 2022



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS TENTANG BAYI BARU LAHIR (BBL) DI RUANG KABER PUSKESMAS GENDING Telah disahkan pada: Hari



:



Tanggal



: Probolinggo, .......Maret 2022 Mahasiswa



Pembimbing Ruangan



Pembimbing Akademik



Kepala Ruangan



LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR (BBL) A. Definisi Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi baru lahir sampai usianya 28 hari, merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir. Pada masa ini, organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk kehidupan selanjutnya (Dwiendra, 2014). Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menagis dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat (M.Sholeh Kosim, 2007). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. (Rukiyah, 2012). Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dwiendra, 2014). Kesimpulannya adalah bayi baru lahir merupakan bayi lahir yang dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. B. Etiologi 1. His(Kontraksi otot rahim) 2. Kontraksi otot dinding perut 3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan. 4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum. C. Klasifikasi Klasifikasi neonatus menurut Marni (2015) : a. Neonatus menurut masa gestasinya



1) Kurang bulan (preterm infant) :294 (42 minggu) b. Neonatus menurut berat lahir :



1) Berat lahir rendah : 4000 gram



c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran



berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan : 1) Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan. 2) Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan D. Patofisiologi Adaptasi Fisiologis Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi: 1. Sistem pernapasan Selama



dalam



uterus



janin



mendapat



oksigen dari



pertukaran



melalui



plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli. Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal.Sedangkan respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60 x / menit. 2. Jantung dan Sirkulasi Darah Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya. Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat. 3. Saluran Pencernaan Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak.Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan).



Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam pertama. 4. Hepar Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam hepar. Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum matang).Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis. 5. Metabolisme Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml. 6. Produksi Panas Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa.Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin.Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara langsung.Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak secara langsung. 7. Kelenjar Endoktrin Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan.Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.



8. Keseimbangan Air dan Ginjal Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas.Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa. 9. Susunan Saraf Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan.Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan. Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna.Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan.Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya. 10. Imunologi Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI. 11. Sistem Integumen Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur.Epidermis dan dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan warna kulit bayi berwarna merah muda. 12. Sistem Hematopoiesis. Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin.Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.



13. Sistem Skelet Arah



pertumbuhan



sefalokaudal



terbukti



pada



pertumbuhan



tubuh



secara



keseluruhan.Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh.Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai.Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat.Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase. Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki.Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.



E. Pathway Bayi baru lahir Perubahan Fisiologis



Sistem respirsai



S.kardiovaskular



Sistem respirasi



alveolus terisi O2



S.Gastrointestinal Asam lambung



Termoregulasi



Pemotongan Tali Pusat



adaptasi hangat ke



port de entry bacteri



dingin Hipoksia, tekanan



resistensi vascular



Rongga dada



paru



Merangsang saraf



tekanan pylmonalis



pernafasan



kolik



distress antara waktu makan



meningkatkan panas



resiko Infeksi infeksi Resiko



p Penpeningkatan aktivitas otot suhu tubuh



aliran darah paru



paru



masuk jantung



Ketidakefektifan bersihan jalan napas



Risiko Defisit Nutrisi



menggigil



Hipertermi



Resiko Cedera Gangguan Perfusi jaringan



panas Hipotermi



menangis, pegeluaran cariran



Kegagalan peningkatan



F. Manifestasi Klinis 1) Lahir aterm antara 37-42 minggu 2) Berat badan 2500 – 4000 gram 3) Panjang lahir 48 – 52 cm 4) Lingkar dada 30 – 38 cm 5) Lingkar kepala 33 – 35 cm 6) Lingkar lengan 11-12 7) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit 8) Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup 9) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna 10) Kuku agak panjang dan lemas 11) Nilai APGAR >7 12) Gerakan aktif 13) Bayi lahir langsung menangis kuat 14) Genetalia : a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang. b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang berlubang ,serta labia mayora menutupi labia minora. 15) Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik. 16) Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik. 17) Refleks grasping sudah baik 18) Refleks morro 19) Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama G. Pemeriksaan Penunjang Tes diagnostik a. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm, Neutrofil meningkat sampai



23.000-24.000/mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis). b. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan



anemia atau hemolisis berlebihan). c. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan



polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal).



d. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-



2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari. e. Golongan darah dan RH. H. Penatalaksanaan



1. Secara cepat menilai pernapasannya letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu. Kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi. 2. Keringkan badan bayi dan cairan ketuban dengan handuk atau kain yang halus dan lembut . Bila bayi tersebut menangis atau bernapas biarkan bayi tersebut dengan ibunya. 3. Bila bayi tersebut tidak benapas 30 detik segera lakukan bantuan resusitasi. Menilai apgar 1 menit pertama untuk menentukan ada tidaknya asfiksia. 4. Pertolongan tali pusat klem dan potong tali pusat. Klemlah tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira- kira satu cm di antara klem-klem tersebut). Potonglah tali pusat di antara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda. Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT). Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat. 5. Sambil menunggu penilaian apgar 5 menit berikut lakukan pemeriksaan ada tidaknya cacat bawaan atau trauma lahir. Bila nilai apgar 5 menit sama atau lebih besar bayi dapat direncanakan untuk rawat gabung. Bungkus bayi dengan kain termasuk kepalanya. Perawatan 1 jam Bayi Baru Lahir : Memantau tanda vital bayi baru lahir dengan jantung, frekuensi pernapasan, suhu tubuh. a) Melaksanakan rawat gabung b) Mempertahankan suhu tubuh optimal (36-37o C) c) Memberikan kolostrum dan ASI : Menggunakan kedua payudara (kiri dan kanan) secara bergantian ASI diberikan menurut kebutuhan bayi (ondemand) d) Memeperhatikan ibu tentang keadaan umum bagi bayi lahir : kesadaran bayi, warna kulit dan tinja.



Perawatan setelah 24 jam a) Lakukan perawatan tali pusat : Pertahankan sisi tali pusat dalam keadaan terbuka gar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara longgar, Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat, Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih, dan keringkan betu-betul. b) Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke rumah, berikan imunisasi – BCG, polio oral, dan hepatitis B. c) Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua dan beritahu orang tua agar merujuk bayi segera untuk perawatan lebih lanjut, jika ditemui tanda-tanda tersebut. d) Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi baru lahir e) Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), mulai dari hari pertama. f) Pertahankan agar bayi selalu denga ibu. g) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi. Ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus bersih. h) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering. i) Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi. j) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu. k) Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit / infeksi. l) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik. m) Berikan vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir, lakukan hal-hal berikut : 1) semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selam tiga hari, 2) bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M.



ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Identitas b. Pengkajian terhadap factor resiko 1)



Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social dan riwayat



pekerjaan. 2)



Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir



3)



Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health (DM,jantung)



4)



Intra Partum event : a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu. b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I dan II KPD 24 jam. c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi. d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120 x sampai dengan 140 x / menit. e) Penggunaan analgesic f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum



c. Pengkajian Fisik 1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada telapak kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelah lubang hidung sambil mengobservasi pernafasan dan perubahan kulit. 2) Dada Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi untuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada setiap dada. a) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubam atau tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh darah pada tali pusat. b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex. d. Pemeriksaan Penunjang e. Nilai APGAR No 1.



Tanda Appearance



0 Biru,pucat



2. 3. 4.



Pulse Grimace Activity



Tidak teraba Tidak ada Lemas/lumpuh



1



Badan pucat,tungkai biru < 100 Lambat Gerakan sedikit/fleksi tungkai



2 Semuanya merah muda > 100 Menangis kuat Aktif/fleksi tungkai baik/reaksi melawan



5.



Respiratory



Tidak ada



Lambat, tidak teratur



Baik, menangis kuat



Prosedur penilaian APGAR : a) Pastikan pencahayaan baik b) Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan. Jumlahkan hasilnya c) Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya d) Ulangi pada menit kelima e) Ulangi pada menit kesepuluh f) Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai Penilaian Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2, Nilai tertinggi adalah 10 Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi. f. Pengkajian 1) Aktivitas/Istirahat Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam. 2) Pernapasan dan Peredaran Darah Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis). Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna



ekstremitas,



wajah



dan



seluruh



tubuh



bayi



adalah



kemerahan.Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg)



selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik. 3) Suhu Tubuh Suhu



inti



tubuh



bayi



biasanya



berkisar



antara



36,50C-



370C.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal. 4) Kulit Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa. 5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin. 6) Tali Pusat Pada



tali



pusat



terdapat



dua



arteri



dan



satu



vena



umbilikalis.Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya. 7) Refleks Beberapa refleks yang terdapat pada bayi : a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka. b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi. c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan. d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu. e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.



8) Berat Badan Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram. 9) Mekonium Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama. 10) Antropometri Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34 cm, suboksipito-bregmantika 32 cm, mentooccipitalis 35 cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm. 11) Seksualitas Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi. 2. Diagnosa Keperawatan a. Hipotermi b/d transfer panas b. Menyusui tidak efektif b.d c. Risiko Infeksi d.d efek prosedur invansif



3. Intervensi No 1



2



Diagnosa Keperawatan Hipotermi b/d transfer panas



SLKI



SIKI



Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam Manajemen Hipotermi diharapkan hipotermi dapat membaik: Observasi a. Termoregulasi a. Monitor suhu tubuh b. Identifikasi penyebab hipotermia (mis No Indikator SA ST terpapar suhu lingkungan rendah) 1 Suhu tubh 3 5 c. Monitor tanda dan gejala akibat 2 Takikardi 3 hipotermia (takipnea) 3 Pucat 3 5 Terapeutik 4 Kulit 3 5 d. Sediakan lingkungan yang hangat (mis merah atur suhu ruangan, inkubator) e. Ganti pakaian atau linen basah b. Perfusi perifer f. Lakukan penghangatan aktif eksternal No Indikator SA ST 1 Warna Kulit 3 5 Edukasi 2 Akral 3 g. Anjurkan makan/minum air hangat 3 Turgor kulit 3 5 4 Denyut nadi 3 5



Menyusui tidak Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam Edukasi Menyusui efektif b.d diharapkan dapat menyusui efektif: Observasi ketidakadekuatan a. Status Menyusui a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan suplai ASI menerima informasi No Indikator SA ST b. Identifikasi tujuan dan keinginan 1 Perlekatan 3 5 menyusui bayi pada Terapeutik payudara ibu c. Sediakan materi dan media pendidikan 2 Kemampuan 3 kesehatan ibu d. Dukung ibu meningkatkan kepercayaan memposisikan diri dalam menyusui bayi dengan e. Libatkan sistem pendukung: suami, benar



3 4 5 6



3



Suplai ASI adekuat Tetesan/ pancaran ASI Hisapan Bayi Bayi rewel



3



5



3



5



3 3



5 5



keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat Edukasi f. Berikan konseling menyusui g. Jelaskan manfaat menyusui bagi bayi dan ibu h. Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan perlekatan dengan benar i. Ajarkan perawatan payudara post partum (mis memerah ASI, Pijat payudara, pijat oksitosin)



b. Status Nutrisi Bayi No Indikator SA ST 1 Berat badan 3 5 2 Panjang 3 badan 3 Bayi cengeng 3 5 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam Pencegahan infeksi d.d efek prosedur diharapkan risiko infeksi dapat membaik: Observasi invansif a. Tingkat Infeksi a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sitemik No Indikator SA ST Terapeutik 1 Kebersihan 3 5 b. Batasi jumlah pengunjung tangan c. Berikan perawatan kulit pada edema 2 kemerahan 3 d. Cuci tangan sebelum dan sesudah 3 Bengkak 3 5 kontak dengan pasien dan lingkungan e. Pertahankan teknik aseptik b. Status Imun Edukasi No Indikator SA ST f. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 1 Integritas kulit 3 5 g. Ajarkan mencuci tangan dengan baik 2 Imunisasi 3 h. Anjurkan meningktakna nutrisi 3 Suhu tubuh 3 5 Kolaborasi 4 Integritas 3 5 i. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika mukosa perlu.



DAFTAR PUSTAKA Hafifah, Desi, dkk. (2014). Obynacea: Obstetri dan Ginekologi. Yogykarta: Tosca Enterprise. Lestari, Meli. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Persalinan Normal. Diakses



pada



tanggal



12



Januari



2018



pukul



15.00



https://melylestari.wordpress.com/2011/04/12/asuhan-keperawatan-pada- ibudengan-persalinan-normal/ Lizahadiyati. 2013. Persalinan Normal. Diakses pada tanggal 12 Januari 2018 pukul 15.25



https://lizahadiyati.wordpress.com/2013/09/20/makalah-



persalinan-normal/. Mitayani. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta – EGC Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI. Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI. Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.