LP BBLR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) DI RUANG PERINATOLOGI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI



Disusun Oleh : Dika Mahandaru PB1801020



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN 2019



Laporan Pendahuluan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)



A. Pengertian Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir ( Amru Sofian, 2012). Menurut Ribek dkk (2011), berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu jam setelah melahirkan. Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir (Huda & Hardhi dalam NANDA, 2013). Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, 2009). Keadaan BBLR ini dapat disebabkan oleh : 1. Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai (masa kehamilan dihitung mulai hari pertama hait terakhir dari haid yang teratur). 2. Bayi small gestational age (SGA); bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa kehamilannya (kecil untuk masa kehamilan = KMK). B. Klasifikasi Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan dalam beberapa macam (Abdul Bari Saifuddin, 2001) : 1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram. 2. Bayi Berat Lahir Sangan Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari 1500 gram. 3. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), berat lahirkurang dari 1000 gram. Sedangkan menurut WHO membagi umur kehamilan dalam tiga kelompok : 1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap 2. Aterm :mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap



3. Posterm : 42 minggu lengkap atau lebih. Ada dua macam BBLR yaitu: 1. Prematur Murni/Bayi Kurang Bulan Masa gestasi  37 minggu (259 hari) dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK). 2. Dismaturitas/Bayi Kecil Masa Kehamilan Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu, bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya tersebut (KMK). C. Etiologi Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur, factor ibu yang lain adalah umur, paritas dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR (Sofian, 2012). Nurarif dan Kusuma (2013) menjelaskan penyebab kelahiran premature tidak diketahui. Tetapi ada beberapa faktor yang berhubungan yaitu : 1. Faktor Ibu a. Penyakit Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan, misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut. b. Usia Ibu Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26 – 35 tahun. 2. Keadaan Sosial Ekonomi Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya permaturitas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkaan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.



3. Sebab Lain Ibu perokok, ibu peminum alkohol, dan pecandu obat narkotik. 4. Faktor Janin Hidramnion, kehamilan ganda, dan kelainan kromosom. 5. Faktor Plasenta Plasenta yang tipis, plasenta yang kecil, plasenta tak menempel, solusio plasenta yang mengakibatkan pertukaran gas dan nutrisi dari ibu ke janin berkurang sehingga janin tidak tumbuh sesuai dengan normalnya. 6. Faktor Nutrisi Nutrisi saat hamil yang berkurang pada saat ibu hamil akan mengakibatkan buruk terhadap janin seperti prematuritas, gangguan pertumbuhan janin, kelahiran mati atau kematian neonatal dini. Penentuan gizi yang baik yaitu dengan pengukuran berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil. 7. Faktor Lingkungan Tempat tinggal didataran tinggi radiasi dan zat-zat lain. D. Manifestasi Klinis Nurarif dan Kusuma (2013) menjelaskan manifestasi klinis BBLR adalah sebagai berikut : 1. Sebelum bayi lahir a. Pada anamneses sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati. b. Pembesaran janin yang pertama terjadi lebih lambat gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut c. Pertambahan berat badan ibu yang lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya 2. Setelah lahir a. Kulit tipis mengkilap b. Tulang rawan telinga sangat lunak c. Jaringan payudara belum terlihat jelas d. Perempuan : labia mayora belum menutupi labia minora e. Laki-laki : skrotum belum banyak lipatan, testis belum turun



f. Garis telapak kaki 4 bagian atas belum terbentuk g. Lanugo disertai pernafasan tidak teratur h. Aktivitas dan tangisannya lemah i. Menghisap dan menelan yang tak efektif / lemah E. Patofisiologis / Pathways Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang menyebabkan efek pada masalah gizi : Faktor ibu dan janin : usia kehamilan kurang, kehamilan ganda, hidromnion, kurang pengetahuan kebutuhan nutrisi, yang menyebabkan menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit. Hampir semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfat, dan yang dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Meningkatnya kebutuhan energy dan nutrient untuk pertumbuhan dibandingkan BBLC. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara refleks hisap dan menelan dengan penutupan epiglottis untuk mencegah aspirasi pneumonia belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-34 minggu. Penundaan pengosongan lambung atau buruknya mortilitas usus sering terjadi pada bayi prematur. Faktor lingkungan (dataran tinggi) juga mempengaruhi dinding otot rahim lemah sehingga menyebabkan BBLR.



F. Pemeriksaan Diagnostik 1. Jumlah sel darah putih : 18.000 / mm³, netrofil meningkat sampai 23.000 – 24.000/mm³, hari pertama setelah lahir ( menurun bila ada sepsis ). 2. Hematokrit ( Ht ) : 43% - 61% ( peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia / hemoragic prental / perinatal) 3. Hemoglobin ( Hb ) : 15 – 20 gr/dl ( kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan ). 4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 – 2 hari, dan 12 mg/dl pada 3 – 5 hari. 5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4 – 6 jam pertama setelah kelahiran ratarata 40 – 50 mg/dl meningkat 60 – 70 mg/dl pada hari ketiga. 6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) biasanya dalam batas normal pada awalnya. 7. Pemeriksaan analisa gas darah. G. Penatalaksanaan Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi. 1. Penatalaksanaan Keperawatan a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas / BBLR Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan relative luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam incubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan 2 kg adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2 – 2,5 kg adalah 33 – 34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat dipertahankan.



b. Nutrisi Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 – 5 gr /kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit, tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila factor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Pemulaan cairan diberikan sekitar 50 – 60 cc/kg BB/hari. c. Menghindari Infeksi Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas ( BBLR ). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik. 2. Penatalaksanaan Medis a. Intubasi Dilakukan pada bayi prematur dengan berat badan lahir rendah yang mengalami pernafasan periodik yang berat serta mengalami serangan apnea yang menetap. d. Pemberian Oksigen Tambahan Tujuan pemberian oksigen tambahan untuk mengatasi hipoksemia, dalam pemberian oksigen tambahan harus dilakukan secara hati-hati karena tekanan oksigen yang tinggi didalam arteri bayi prematur merupakan faktor penting dalam menyebabkan retinopati prematuritas.



H. Pengkajian Fokus Keperawatan Pengkajian yang dapat dilakukan pada bayi dengan berat badan lahir rendah antara lain: Pengukuran berat badan didapatkan hasil kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan lingkar dada kurang dari 33 cm, masa gestasinya kurang dari 37 minggu, adanya kulit tipis dan transparan, adanya kepala lebih besar daripada badan, adanya lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan, jumlah lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar, labia minora belum tertutup oleh labia mayora ( pada wanita ) dan pada laki-laki testis belum turun, tulang rawan dan daun telinga matur, pergerakan kurang dan lemah, tangisan lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnea, reflek tonus leher lemah, reflex menghisap dan menelan serta reflex batuk belum sempurna, kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada, kulit pucat atau bernoda mekonium, kening keriput tipis, jaringan lemak dibawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat, tali pusat berwarna kuning kehijauan. Pengkajian Dasar Neonatus : 1. Aktivitas / istirahat Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, tidur sehari rata-rata 20 jam. 2. Pernafasan Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran cesaria atau presentasi bokong. Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen, perhatikan adanya secret yang mengganggu pernafasan, mengorok, pernafasan cuping hidung. 3. Makanan / cairan Berat badan rata-rata 2500-4000 gram, kurang dari 2500 graam menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberikan infuse. Beri minum dengan tetesan ASI / sonde karena reflex menelan BBLR belum sempurna, kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml / kg BB/hari. 4. Berat badan Kurang dari 2500 gram



5. Suhu BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan sesuai suhu normal (36,5-37,5 derajat celcius). 6. Integument Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat dan kering. I. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas fungsi paru 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d imaturitas peristaltic gastrointestinal 3. Disfungsi motilitas gastrointestinal b.d prematuritas 4. Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas 5. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d penurunan jaringan lemak subkutan 6. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis yang tidak adekuat J. Intervensi 1. Diagnosa : Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas fungsi paru Tujuan



: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pola nafas



pada pasien efektif dengan kriteria hasil : a. RR DBN b. Tidak sianosis c. Tidak ada wheezing dan ronkhi Intevensi : a. Observasi pola nafas b. Observasi frekuensi dan bunyi nafas c. Observasi adanya sianosis d. Tempatkan kepala semi ekstensi dan posisi senyaman mungkin e. Berikan O2 sesuai program f. Anjurkan ventilasi ruang perawat



2. Diagnosa : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d imaturitas peristaltic gastrointestinal Tujuan



: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nutrisi pada



pasien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil : a. Reflek hisap dan menelan baik b. Tidak muntah dan kembung c. Turgor kulit elastis d. Berat bayi meningkat 15 gram / hari e. BAB lancar Intevensi a. Observasi intake dan output b. Observasi reflek hisap dan menelan c. Kaji kesiapan ibu untuk menyusui d. Beri ASI sesuai program atau kebutuhan bayi e. Timbang berat bayi setiap hari 3. Diagnosa : Disfungsi motilitas gastrointestinal b.d prematuritas Tujuan



: Setelah dilakukan tindakan keperwatan



selama 3x24 jam fungsi



gastrointestinal pada pasien dapat normal dengan kriteria hasil : a. Tidak diare / konstipasi b. Tidak mual muntah c. Peristaltik usus normal Intevensi : a. Observasi vital sign b. Observasi status cairan dan elektrolit c. Kaji tanda gangguan keseimbangan cairan d. Pemasangan OGT e. Monitor diare dan BAB bayi



4. Diagnosa : Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas Tujuan



:



Setelah



diberikan



tindakan



keperawatan



selama



3x24



jam



diskontinuitas pemberian ASI pada pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil : a. Menyusu secara mandiri b. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam batas normal c. Ibu mampu mengumpulkan dan menyimpan ASI secara umum d. Mampu mempertahankan laktasi Intervensi



:



a. Observasi reflek menelan bayi sebelum memberikan ASI b. Memposisikan bayi semi fowler c. Letakkan pentil dot di atas lidah bayi d. Ajarkan ibu untuk mempersiapkan menyimpan, menghangatkan dan memberikan ASI kepada bayi e. Ajarkan ibu untuk menyendawakan bayi setelah diberi ASI / susu 5. Diagnosa : Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d penurunan jaringan lemak Tujuan



: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 suhu dalam



tubuh pasien normal dengan kriteria hasil : a. Suhu 36,5oC – 37,5oC b. Kulit hangat c. Tidak ada sianosis d. Ekstremitas hangat Intevensi : a. Observasi vital sign b. Tempatkan bayi pada inkubator c. Kontrol temperature inkubator d. Monitor tanda-tanda hipotermi atau hipertermi e. Ganti pakaian jika basah f. Observasi adanya sianosis



6. Diagnosa : Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis yang tidak adekuat Tujuan



: setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam infeksi pada



pasien tidak terjadi dengan kriteria hasil : a. Tidak ada tanda-tanda infeksi b. Jumlah leukosit dalam batas normal 5.000 – 10.000 Intevensi : a. Kaji tanda-tanda infeksi b. Cuci tangan sesudah dan sebelum kontak dengan bayi c. Menggunakan pakaian khusus d. Cegah kontak bayi dengan orang sakit e. Isolasi bayi dengan bayi lain f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat



DAFTAR PUSTAKA Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC. Nurarif, Amin, Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Keperawatan NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Med action. Safian. A. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatus. Jakarta : Bima Pustaka. Saifudin, el. 2009. Buku Asuhan Nasional Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : EGC. Surasmin. 2008. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC. Wong, Donna L. 2009. Pediatric Nursing, Mosby Company: St Louis, Missouri. Amru Sofian. 2012. Buku Ajar Pediatrik Kedokteran. Jakarta : EGC Ribek, DKK. 2011. Keperawatan Ibu dan Anak. . Jakarta : Salemba Medika



ASUHAN KEPERAWATAN



I.



II.



Nama Mahasiswa



:



Tempat Praktek



:



Tanggal



:



IDENTITAS Nama



:



Tempat/tgl lahir



:



Nama ayah/ibu



:



Pekerjaan ayah



:



Pendidikan ayah



:



Pekerjaan ibu



:



Pendidikan ibu



:



Alamat



:



Suku



:



Agama



:



KELUHAN UTAMA Ny. K mengatakan bayinya lahir dengan berat badan lahir rendah. Berat badan lahir 2.300 gram.



III.



RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN A. PRENATAL 1. ANC Ny. K mengatakan memeriksakan kehamilannya rutin sebulan sekali di bidan dan mendapatkan penkes yang menganjurkan agar Ny. K banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. HPHT : 29 Juni 2015, HPL : 5 Febuari 2015



2. Kenaikan BB selama hamil Ny. K mengatakan berat badannya naik 9 kg selama hamil. Sebelum hamil BB ibu 42 kg, setelah hamil 51 kg. 3. Komplikasi kehamilan dan komplikasi obat Ny. K mengatakan tidak ada komplikasi kehamilan maupun komplikasi obat. 4. Obat-obat yang didapat Ny. K mengatakan mendapatkan vitamin dari bidan selama hamil 5. Riwayat hospitalisasi Ny. K tidak mempunyai riwayat hospitalisasi 6. Golongan darah ibu Ny. K tidak mengetahui golongan darahnya B. NATAL 1. Awal persalinan Ny. K mengatakan ketuban pecah pada tanggal 1 Januari 2016 jam 02.00 WIB kemudian langsung dibawa ke klinik, sampai jam 11.00 WIB Ny. S mulai merasakan kencengkenceng. 2. Lama persalinan Ny. K mengatakan lama persalinan ± 3 jam dari kala I sampai kala IV. Mulai pembukaan 1 sampai 10 selama 30 menit, kemudian plasenta lahir ± 15 menit setelah bayinya lahir. 3. Komplikasi persalinan Ny. K tidak mengalami komplikasi persalinan 4. Cara melahirkan Ny. K melahirkan secara spontan 5. Tempat melahirkan Ny. K mengatakan tempat melahirkannya di klinik bersalin C. POST NATAL 1. Usaha nafas : (



) dengan bantuan O2 5 lpm



(  ) spontan 2. Kebutuhan resusitasi



Tanda Frekuensi



Nilai AFGAR 0 1 Tidak ada 100



1’ 2



Nilai 5’ 2



10’ 2



jantung Usaha Nafas



Tidak ada



Lambat tak Menangis



2



2



2



Tonus otot



Lumpuh



teratur kuat Ext, flesi Gerakan



1



1



2



Refleks



Tidak



aktif Menangis



2



2



2



Warna



respon Biru pucat



Kemerahan



1



2



2



8



9



10



sedikit ada Pergerakan sedikit Tubuh kemerahan dan



kaki



biru Jumlah 3. Obat-obatan yang diberikan pada neonatus Bayi diberikan vitamin K 0,1 ml dan salep mata 4. Interaksi orang tua dan bayi Kualitas baik Ibu mengunjungi bayinya 3 jam sekali untuk mengantar ASI 5. Trauma lahir Tidak ada trauma lahir 6. Keluarnya urin/BAB



By. Ny. K BAK ± 3 jam setelah dilahirkan dan BAB 1 hari setelah lahir 7. Respon fisiologis atau perilaku bermakna By. Ny. K menangis ketika lapar dan pada saat merasa tidak nyaman



IV.



RIWAYAT KELUARGA Genogram



Keterangan : : Laki – laki



: Pasien / By. Ny. S



: Perempuan



: Tinggal dalam serumah



: Garis pernikahan : Garis Keturunan



V.



RIWAYAT SOSIAL A. Sistem pendukung/keluarga yang dapat dihubungi Ibu dan ayah B. Hubungan orang tua dengan bayi Ibu     



Menyentuh Memeluk Berbicara Berkunjung Kontak mata



Ayah -



C. Anak yang lain By. Ny. K merupakan anak pertama, sehingga belum ada anak yang lain D. Lingkungan rumah



Ny. K tinggal satu rumah dengan suaminya di rumah mereka sendiri yang bersih, ventilasi udara yang cukup, nyaman dan aman untuk anak-anak. VI.



KEADAAN KESEHATAN SAAT INI 1. Diagnosa medik : neonatus preterm BBLR dengan gangguan nafas 2. Tindakan operasi : tidak ada 3. Status nutrisi



: By. Ny. K mendapatkan asupan nutrisi dari ASI



4. Aktivitas



: bergerak aktif dan menangis



5. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan



VII.







Monitor TTV







Menjaga kehangatan bayi







Menempatkan bayi pada incubator







Memberikan posisi yang nyaman







Kolaborasi dalam pemberian antibiotik



PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum



: lemah



Kesadaran



: compos mentis



Tanda vital



: Nadi : 124x/menit s : 36,2oC RR : 38x/menit Saat lahir 2.300 gr 41 cm 18 cm



Berat badan Panjang badan Lingkar kepala



Saat ini 2.200 gr 41 cm 18 cm



1. Reflek (  ) Moro



(  ) Mengenggam



( ) Isap



2. Tonus / aktivitas (  ) Aktif



( ) Tenang



(  ) Menangis keras



( ) Letargi



( ) Kejang



( ) Lemah



( ) Melengking



( ) Sulit menangis 3. Kepala / leher a. Fontanel anterior (  ) Lunak



( ) Tegas



( ) Datar



( ) Menonjol



( ) Cekung



b. Sutura sagitalis (  ) Tepat



( ) Terpisah



( ) Menjauh



c. Gambaran wajah (  ) Simetris



( ) Asimetris



d. Molding (  ) Bersesuaian



( ) Tumpang tindih



e. ( ) Caput Succedaneum f.



( ) Chepalohematoma



4. Mata (  ) Bersih



( ) Sekresi



5. THT a. Telinga



() Normal ( ) Tidak normal



b. Hidung



() Bilateral ( ) Obstruksi ( ) Cuping hidung



c. Palatum



() Normal ( ) Tidak normal



6. Abdomen () Lunak



( ) Tegas



( ) Datar



Lingkar perut : 30 cm 7. Thoraks () Simetris



( ) Asimetris



8. Paru-paru a. Suara nafas () Bersih



( ) Ronchi



( ) Wheezing



() Terdengar di semua lapang paru ( ) Tidak terdengar ( ) Menurun b. Respirasi () Spontan, jumlah : 38x/menit () Sungkup/headbox ( ) Ventilator 9. Jantung () Bunyi jantung normal



( ) Kembung



( ) Mur-mur ( ) Lain-lain ( ) Nadi perifer Brakhial



() berat



( ) lemah



( ) tidak ada



Femoral



() berat



( ) lemah



( ) tidak ada



10. Ekstremitas () Semua ekstremitas bergerak normal ( ) ROM terbatas ( ) Tidak bisa dikaji ( ) Ekstremitas atas bawah simetris 11. Umbilikus () Normal



( ) Abnormal



( ) Inflamasi



( ) Drainase



12. Genetal ( ) Laki-laki normal () Perempuan normal ( ) Ambivalen ( ) Lain-lain 13. Anus () Paten



( ) Imperforata



14. Spina () Normal ( ) Abnormal 15. Kulit Warna () Pink



( ) Pucat



( ) Joundice



( ) Rash ( ) Tanda lahir 16. Suhu ( ) Penghangat radian



( ) Pengaturan suhu



() Inkubator suhu 31oC



( ) Suhu ruang



( ) Boks terbuka



VIII.



PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN / REFLEK PRIMITIF A. Kemandirian dan bergaul By. Ny. K menatap pemeriksa B. Motorik halus Ada gerakan mata C. Kognitif dan bahasa By. Ny. K menangis saat merasa tidak nyaman D. Motorik kasar By. Ny. K bergerak aktif dengan menggerakkan ekstremitas atas dan bawah saat menangis Kesimpulan perkembangan : () Menangis bila tidak nyaman ( ) Membuat suara tenggorok yang pelan () Memandang wajah dengan sungguh-sungguh () Mengeluarkan suara ( ) Berespon secara berbeda terhadap obyek yang berbeda ( ) Dapat tersenyum () Menggerakkan lengan dan tungkai sama mudahnya ketika terlentang ( ) Memberi reaksi dengan melihat kea rah sumber cahay ( ) Mengoceh dan member reaksi terhadap suara ( ) Membalas senyuman