LP Chepal Hematoma (Ayu Amanda) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN CEPHAL HEMATOMA (Dosen Pengampuh Mata Kuliah : Iramaya Sari,S.ST.,M.Kes)



Disusun Oleh : AYU AMANDA B.18.10.039



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA TAHUN AJARAN 2021



LAPORAN PENDAHULUAN 1. Anatomi Fisiologi pada Pasien Cephal Hematoma PERIOSTIUM Periostium adalah lapisan membran fibrosa tebal yang meliputi hampir seluruh permukaan tulang. Satu-satunya yang tidak tercakup oleh membran ini adalah bagian yang ditutupi oleh tulang rawan. Selain melindungi tulang, periostium berfungsi sebagai pelekatan otot dan tendon. Periostium terdiri atas dua lapisan: a) Lapisan luar (stratum fibrosum)yang dibentuk oleh jaringan ikat dan mengandung pembuluh darah dan saraf. b) Lapisan dalam (stratum germinativum) yang terdiri dari serabutserabut halus dan sel-sel yang dapat membuat darah baru dari tulang.



NEUROKRANIUM



Neokranium terdiri atas sejumlah tulang yang menyatu pada sendi yang tak bergerak yang disebut sutura. Neurokranium disebutjuga kerangka otak, yang terdiri dari : a. Kubah tengkorak (klavilaria) 1) Os frontalis 1 buah 2) Os parietatis 2 buah 3) Os oksipitalis 1 buah 4) Os temporalis 2 buah b. Dasar tengkorak (basis kranii) 1) Os sfenoidalis 1 buah 2) Os etmoidalis 1 buah. (Syaifuddin, Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan, halaman 81, 2010) 2. Definisi Cephal Hematoma Pengertian istilah cephal hematoma mengacu pada pengumpulan darah di atas tulang tengkorak yang disebabkan oleh perdarahan subperiosteal dan berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan dan tidak melampaui sutura-sutura sekitarnya, sering ditemukan pada tulang temporalis dan perietal. Kelainan dapat terjadi pada persalinan biasa, tetapi lebih sering pada persalinan lama atau persalinan yang diakhiri dengan alat, sepertiekstraksi cunam atau vakum. (Ai Yeyeh Rukiah dalam buku Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita, halaman 169, 2010) Cephal hematoma adalah suatu perdarahan subperiostal tulang tengkorak berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan dan tidak melewati



sutura.



Akibatnya



timbul



timbunan



darah



di



daerah



subperiostyang dari luar terlihat sebagai benjolan. ( Dwi Maryanti dalam Buku Ajar Neonatus , Bayi, dan Balita, halaman 114, 2011) Cephal hematoma adalah pembengkakkan pada daerah kepala disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat perdarahan pada



subperiostium. (Vivian Nanny Lia Dewi, dalam buku Asuhan Neonatus Bayi dan Anak, halaman 125, 2011). Dari pengertian diatas maka kesimpulan yang dapat diambil bahwa cephal hematoma yaitu pembengkakkan pada daerah kepala yang biasanya lebih sering akibat persalinan yang lama atau persalinan dengan bantuan alat vakum. Sehingga jika dilihat pada kepala pasien tampak adanya benjolan. 3. Etiologi Adapun penyebab terjadinya cephal hematoma yaitu.\ a) Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan b) Moulage terlalu keras c) Partus dengan tindakan seperti forcep maupun vacum ekstraksi (Ai Yeyeh Rukiah dalam buku Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita, halaman 170, 2010) Selain itu, penyebab cephal hematoma juga dijelaskan dalam Buku Ajar Neonatus, Bayi, dan Balita oleh Dwi Maryanti (hal. 114, 2011), bahwa cephal hematoma ini dapat terjadi pada persalinan biasa , terapi lebih sering pada persalinan lama atau persalinan yang diakhiri dengan alat seperti ekstraksi cunam atau ekstaktor vacum. 4. Patofisiologi Menurut Prawihardjo (2010), patofisiologi terjadinya cephal hematoma adalah sebagai berikut: a) Cephal hematoma terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan periosteum. Robeeknya pembuluh darah ini dapat terjadi pada persalinan lama. Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan darah didaerah sub peiosteal yang dari luar terlihatbenjolan. b) Bagian kepala yang hematoma biasanya berwarna merah akibat adanya penumpukan darah didaerah sub periosteum.



PATHWAY



Cephal hematoma



Tekanan jalan lahir, moulageterlalu keras, partus dengan tindakan



Pembuluh darah robek



Trauma jaringan perinatal



Indurasi



Gangguan rasa nyaman Ansietas



Resiko infeksi



(anak dengan orangtua) 5. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala yang muncul pada bayi dengan cephal hematoma sebagai berikut. a) Kepala tampak bengkak dan berwarna merah b) Tampak benjolan dengan batas yang tegas dan tidak melampaui tulang tengkorak c) Pada perabaan terasa mula-mula keras kemudian menjadi lunak d) Benjolan tampak jelas ±6 sampai 8 setelah lahir e) Benjolan membesar pada hari kedua atau ketiga f) Benjolan akan menghilangdalam beberapa minggu. (Vivian Nanny Lia Dewi, dalam buku Asuhan Neonatus Bayi dan Anak, halaman 125, 2011)



6. Pemeriksaan Diagnostik Pada pasien bayi dengan cephal hematoma, apabila dicurigai terjadi fraktur tulang tengkorak , harus dilakukan pemeriksaan seperti foto torak. Dan lakukan pemeriksaan radiologik apabila dicurigai terdapat gangguan susunan saraf pusat, seperti tampak benjolan yang sangat luas. (Vivian Nanny Lia Dewi, dalam buku Asuhan Neonatus Bayi dan Anak, halaman 127, 2011) Semakin bertambahnya ukuran cephal hematoma dan bukti lain yang menunjukkan perdarahan ekstensi merupakan indikasi untuk melakukan pemeriksaan tambahan termasuk pembuatan fotokranium dan pemeriksaan faktor-faktor pembekuan, karena bayi tersebut dapat saja mempunyai kelainan pembekuandarah. Pemberian radiologik (CT-SCAN) pada cephal hematoma hanya dilakukan jika ditemukan adanya gejala susunan saraf pusat atau pada cephal hematoma yang terlalu besar disertai dengan adanya riwayat kelahiran kepala yang sukar dengan atau tanpa tarikan cunam yang sulit ataupun kurang sempurna. ( Dwi Maryanti dalam Buku Ajar Neonatus , Bayi, dan Balita, halaman 115 dan 116, 2011) 7. Penatalaksanaan Medis Cephal hematoma dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, teragantung pada ukuran perdarahannya atau tergantung dari besar kecilnya benjolan. Pada neonatus dengan cephal hematoma tidak diperlukan pengonatan, namunperlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karenadimungkinkan adanya risiko infeksi. Kejadian cephal hematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati, dan perdarahan intrakranial.



(Ai Yeyeh Rukiah dalam buku Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita, halaman 170, 2010) 8. Pengkajian Keperawatan Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien (Ambarwati, 2010), meliputi : a. Data Subyektif Yaitu informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pasien atau klien (anamnesis) atau dari keluarga (Hidayat, 2008). 1) Biodata pasien a) Nama bayi Digunakan untuk membedakan antar bayi satu dengan yang lain. b) Umur Untuk menginterpretasi apakah data pemeriksaan klinis bayi tersebut normal sesuai dengan umurnya c) Tanggal/jam lahir Untuk mengetahui kapan bayi lahir d) Berat badan/panjang badan Untuk mengetahui berat badan bayi, mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah yang berhubungan dengan berat lebih rendah dan untuk mengukur panjang badan bayi. Normal berat badan bayi adalah 2500 – 4000 gram, dan panjangnya 48-52 cm. e) Jenis kelamin Untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilainilai baku, insiden seks, penyakit-penyakit seks.



f) Nama ibu / ayah Nama jelas dan lengkap, agar tidak keliru dengan orang lain g) Umur Untuk menambah keakuratan data h) Pekerjaan Guna untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut i) Agama dan suku bangsa Untuk memantapkan identitas serta untuk mengetahui perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit yang sering berhubungan dengan agama dan suku bangsa j) Pendidikan Berperan dalam pendekatan selanjutnya sesuai tingkat pengetahuannya k) Alamat Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan 2) Keluhan utama Keluhan utama adalah keluhan yang harus dinyatakan dengan singkat dan menggunakan bahasa yang dipakai si pemberi keterangan (Varney, 2007). Keluhan utama pada bayi baru lahir dengan cephal hematoma adalah keluarga dan tenaga kesehatan mengatakan terdapat pembengkakan dan luka pada kepala (Surasmi, 2003). 3) Riwayat kesehatan a) Riwayat kesehatan sekarang •



Imunisasi TT Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan dari infeksi tetanus neonatorum







HPHT Sesuai dengan hukum naegele, yaitu hari pertama haid terakhir ditambah 7 hari dikurangi 3 bulan ditambah 1 tahun. Untuk mengetahui umur kehamilan







HPL Untuk mengetahui taksiran persalinan



b) Riwayat penyakit saat kehamilan Data-data diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat hamil dan yang akan berpengaruh pada bayi yang dilahirkan c) Riwayat kesehatan keluarga Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, jantung, asma dan lain-lain. Dan untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat riwayat penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV / AIDS. 4) Riwayat persalinan Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin bayi, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak 5) Riwayat keturunan kembar Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada riwayat keturunan kembar 6) Riwayat operasi Untuk mengetahui apakah sebelumnya pernah melakukan tindakan bedah atau operasi



b. Data Obyektif Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang 1) Pemeriksaan khusus Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit pertama, kelima dan kesepuluh untuk mengetahui gejala sisa, meliputi : Appearance (warna kulit), Pulse rate (frekuensi nadi), Grimace (reaksi rangsang), Activity (tonus otot), Respiration (Pernafasan) 2) Pemeriksaan Umum a) Keadaan umum Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, lemah dari pasien. Pada kasus bayi baru lahir dengan cephal hematoma, keadaan umumnya adalah sedang. b) Kesadaran Untuk mengetahui kesadaran bayi meliputi tingkat kesadaran (sadar penuh yaitu memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang diberikan, apatis yaitu acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya, gelisah yaitu tidak responsive terhadap10 rangsangan ringan dan masih memberikan respon terhadap rangsangan yang kuat, koma yaitu tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan apapun) gerakan yang ekstrem dan ketegangan otot. Pada kasus bayi baru lahir dengan cephal hematoma



dengan



tangisannya



yang



kuat



menunjukkan



kesadaran composmentis c) Tanda-tanda vital, meliputi: 1) Nadi Untuk mengetahui jumlah denyut nadi bayi dalam satu menit, sehingga diketahuin normal atau tidaknya nadi bayi tersebut. Normalnya yaitu 120-160 kali /menit. 2) Pernafasan



Pernafasan, pernafasan BBL normal 30-60 per menit, tanpa retraksi dada dan tanpa suaru merintih pada fase ekspirasi. 3) Suhu Untuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak. Suhu bayi normalnya adalah 36,5 – 37,5 o C. 3) Pemeriksaan Fisik a) Kepala Periksa sutura, molase, caput succedaneum, cephal hematoma, hidrosefalus, ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil. 11Pada kasus bayi baru lahir dengan cephal hematoma, pada kepala teraba benjolan, berwarna merah dan agak basah. b) Mata Keluar



nanah,



bengkak



pada



kelopak



mata,



perdarahan



subkonjungtiva dan kesimetrisan. c) Hidung Periksa kebersihannya d) Telinga Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi terkejut / menangis dalam reaksi terhadap bunyi yang keras. e) Mulut Adakah kemungkinan adanya kelainan kongenital labio palatoskisis, trush, sianosis, mukosa kering / basah (Sudarti f) Leher Adakah pembesaran kelenjar tyroid, adakah keretakan pada clavikula (normal, rata atau tanpa gumpalan di sepanjang tulang simetris) g) Dada Periksa bentuk dada, putting susu, bunyi jantung dan pernafasan. h) Abdomen Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, perdarahan tali pusat, dinding perut, adanya benjolan, gastroskisis, omlfalokel, bentuk.



i) Kulit Memeriksa adanya laserasi, tanda lahir, ruam, mongolian, memar dan setiap trauma kelahiran. j) Genetalia Kelamin laki-laki : Testis berada dalam, penis berlubang, dan ada di ujung penis. Kelamin perempuan : Vagina, uretra berlubang, labia mayora dan labia minora. k) Ekstremitas Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili, adakah tulang yang retak misalnya clavikula. l) Tulang punggung Adakah kerusakan yang terlihat misalnya masa, lekuk atau tonjolan m) Anus Berlubang atau tidak, fungsi spingter ani. 4) Pemeriksaan Reflek a) Reflek morro Tangan pemeriksa menyangga pada punggung dengan posisi 45 derajat,



dalam



keadaan



rileks



kepala



dijatuhkan



10



derajat,normalnya akan terjadi abduksi sendi bahu dan ekstensi lengan b) Reflek rooting Yaitu mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut. c) Reflek walking Yaitu bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan berjalan dan kaki akan bergantian dari fleksi ke ekstansi. d) Reflek grasping Bayi akan menggenggam dengan kuat saat pemeriksa meletakkan jari telunjuk pada palmar yang ditekan dengan kuat. e) Reflek sucking



Reflek mengisap dan menelan yaitu dilihat pada waktu bayi menyusu. f) Reflek tonic neck Letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar kepala ke satu sisi dengan badan ditahan, ekstremitas terekstensi pada sisi kepala yang diputar, tetapi ekstremitas pada sisi lain fleksi. Pada keadaan normal, bayi akan berusaha untuk mengambilan kepala ketika diputar ke sisi pengujian saraf asesori. 5) Pemeriksaan Antropometri a) Lingkar kepala Pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan pita melingkar pada lingkar oksipito-frontal. Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran, normalnya pada bayi adalah 32-37 cm. b) Lingkar dada Deteksi dini bayi berat lahir rendah, normalnya adalah 30-38 cm. c) Berat badan Menimbang berat badan tujuannya untuk mengetahui pertumbuhan bayi sehingga diketahu normal atau tidaknya petumbuhannya. Berat badan normal bayi adalah 2500 sampai 4000 gram. d) Panjang badan Bervariasi, antara 48-52 cm. 6) Pola Eliminasi Bayi baru lahir normal biasanya BAK lebih dari enam kali per hari. Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau mengandung lender atau darah. 7) Data Penunjang Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium . Pada kasus bayi dengan cephal hematoma dilakukan pemeriksaan penunjang CT-scan kepala apabila ditemukan fraktur tulang tengkorak.



9. Diagnosa Keperawatan a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan trauma jaringan perinatal b. Ansietas



(anak



dengan



orangtua)



berhubungan



dengan



ketidaktahuan status kesehatan anak c. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya indurasi 10. Intervensi Keperawatan a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan trauma jaringan perinatal Tujuan : Anak akan menunjukkan berkurangnya rasa ketidaknyamanan. Kriteria hasil : 1) Anak tidak rewel 2) Anak tidak terus menangis 3) Tanda-tanda vital dalam batas normal Intervensi: 1) Kaji ekspresi anak (diam, rewel, menangis terus menerus, dan lainnya). Rasional: Memberikan data dasar untuk menentukan dan mengevaluasi intervensi yang diberikan. 2) Kurangi jumlah cahaya lampu, kebisingan, dan berbagai stimulus lingkungan lainnya dalam anak. Rasional: Stimulus demikian dapat mengganggu anak yang mengalami cedera, karena dapat meningkatkan tekanan intrakranial. 3) Kaji tanda-tanda vital



Peningkakatan frekuensi nadi, peningkatan, atau penurunan frekuensi



pernapasan,



atau



diforesis



menunjukkan



ketidaknyamanan. 4) Kolaborasi : berikan analgesik sesuai kebutuhan nyeri Rasional: Mengurangi nyeri dan spasme otot. b. Ansietas



(anak



dengan



orangtua)



berhubungan



dengan



ketidaktahuan status kesehatan anak Tujuan: Anak dan orangtua akan menunjukkan kecemasan berkurang Kriteria hasil: 1) Menunjukkan pengurangan rasa agitasi 2) Mengajukan pertanyaan yang tepat sehubungan dengan penyakit dan penanganan. Intervensi: 1) Jelaskan tentang tujuan semua tindakan keperawatan yang dilakukan dan bagaimana tindakan dilakukan Rasional: Dengan mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan sebelum melaksanankan prosedur dan mengapa prosedur tersebut dilakukan membantu mengurangi kecemasan. 2) Ijinkan orang tua tetap menemani anak, bergantung pada keadaan anak. Rasional: Dengan mengijinkan orangtua menemani anak memberi dukungan emosional akan memberikan ketenganan pada anak. Kecemasan orangtua akan berkurang dengan mengijinkan mereka memantau dan berpartisipaso dalam perawatan anak. 3) Berikan informasi akurat, konsisten mengenai progniosis



Rasional: Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan atau pilihan sesuai realita. c. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya indurasi Tujuan: Anak akan menunjukkan tidak adanya tanda atau gejala infeksi. Kriteria hasil : 1) Suhu tubuh kurang dari 37oC 2) Tidak ada drainase dari luka (cephal hematom) 3) Tidak ada tanda-tanda infeksi 4) Sel darah putih dalam batas normal sesuai dengan usia. Intervensi: 1) Kaji keadaan indurasi pada anak Rasional: Mengidentifikasi adanya infeksi secara dini 2) Pantau suhu tubuh anak setiap 4 jam Rasional: Hipertermi merupakan suatu tanda infeksi 3) Kaji tanda dan gejala meningitis, termasuk kakuk kuduk, peka rangsangan, demam, muntah, dan kejang-kejang Rasional: Meningitis merupakan komplikasi yang mungkin terjadi pada setiap kejadian cephal hematom walaupun jarang. 4) Ganti balutan indurasi (jika ada) dan gunakan teknik sterilisasi Rasional: Mencegah masuknya bakteri dan mengurangi infeksi. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN CEPHAL HEMATOMA DIPUSKESMAS



KASSI-KASSI KABUPATEN BANTAENG 5 JANUARI 2021 Tanggal Kunjungan



: 5 Januari 2021, Jam 09.30 WITA



Tanggal Pengkajian



: 5 Januari 2021, Jam 09.45 WITA



I. PENGKAJIAN IDENTTAS PASIEN 1. Bayi Nama



: An. S



Tanggal Lahir : 5 Januari 2020 Jenis Kelamin : Perempuan 2. Orang Tua Nama



: Ny. N



Suku



: Makassar



Agama



: Islam



Alamat



: Desa Tombolo, Kec.GantarangKeke, Kab.Bantaeng



A. DATA SUBJEKTIF 1. Ibu mengatakan ini adalah persalinan pertamanya dan tidak pernah keguguran 2. Kehamilan cukup bulan B. DATA OBJEKTIVE 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan Umum



: Baik



b. BB



: 3600 gram



c. PB



: 59 cm



d. LK



: 33 cm



e. Tanda-Tanda Vital 1) Denyut Jantung: 153x/menit 2) Respirasi



: 52x/ menit



3) Suhu



: 37,2oC



2. Pemeriksaan Fisik



a. Kulit kemerahan b. Tonus otot aktif c. Terdapat pembengkakan pada kepala, teraba lunak, batas jelas, tidak melewati sutura, dan berisi darah



C. ASESSMENT Seorang bayi Ny.N umur 2 jam dengan Cephal Hematoma D. PLANNING 1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan. a. Keadaan Umum



: Lemah



b. BB



: 3600 gram



c. PB



: 59 cm



d. LK



: 33 cm



e. Tanda-Tanda Vital 2) Denyut Jantung: 153x/menit 3) Respirasi



: 52x/ menit



4) Suhu



: 37,2oC



f. Kulit kemerahan g. Tonus otot aktif h. Terdapat pembengkakan pada kepala, teraba lunak, batas



jelas, tidak



melewati sutura, dan berisi darah



Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa bayinya mengalami cephal hematoma 2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa MP ASI. Hasil : Ibu bersedia untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan 3. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi, seperti : a. b. c. d. e.



Demam Tidak mau menyusu Nafas lebih cepat Hipotermi Mengantuk terus



f. Tali pusat berdarah atau berbau Hasil : Ibu mampu menyebutkan 4 tanda bahaya bayi dari 6 tanda bahaya yang telah dijelaskan 4. Memberitahu ibu cara mencegah infeksi a. Perawatan luka dan benjolan pada kepala setiap hari dengan menjaga kebersihan luka b. Perawatan tali pusat dengan cara membiarkan tali pusat terbuka, jangan menambah apapun, jika tali pusat terkena kencing maka keringkan dengan kasa steril. Hasil : Ibu telah mengetahui cara-cara mencegah terjadinya infeksi pada kepala dan tali pusat 5. Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital bayi dan palpasi kepala. Hasil : observasi telah dilakukan 6. Memberitahu ibu kunjungan ulang 2minggu kemudian pada tanggal 14 januari 2021 atau jika ada keluhan. Hasil : Ibu bersedia dating kembali sesuai jadwal yang telah ditentukan atau bila ada keluhan.



DAFTAR PUSTAKA Dewi, Vivian Lia Dewi. (2011). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba Medika. Jakarta Mariyanti, Dwi. (2011). Buku Ajar Neonatus, Bayi, dan Balita. CV. Trans Info Media. Jakarta Nurarif,



Amin



Huda.



(2015).



APLIKASI



ASUHAN



KEPERAWATAN



BERDASARKAN DIAGNOSIS MEDIS & NANDA NIC-NOC Edisi 1. Mediaction. Yogyakarta Rukiyah, Ai Yeyeh. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. CV. Trans Info Media. Jakarta Syaifuddin. (2011). Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. EGC. Jakarta.