LP Gastritis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN



A. KONSEP DASAR MEDIS 1. PENGERTIAN Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah. Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan-makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal. Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, seiring terjadi akibat diid sembrono, makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorgnisme penyebab penyakit, disamping itu penyebab lain meliputi alkohol, aspirasi, refluks empedu, terapi radiasi. 2. ETIOLOGI Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut : a. Gastritis Akut Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis. b. Gastritis Kronik Penyebab



dan



patogenesis



pada



umumnya



belum



diketahui.



Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok. 3. PATOFISIOLOGI a. Gastritis Akut Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obatobatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang



akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan b. Gastritis Kronis Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan. 4. KLASIFIKASI Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu: a. Gastritis akut Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang



akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. b. Gastritis kronis Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal: 101). Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000, hal: 188). 5. MANIFESTASI KLINIS a. Gastritis akut Rasa nyeri pada epigastrium yang mungkin ditambah mual. Nyeri dapat timbul kembali bila perut kosong. Saat nyeri penderita berkeringat, gelisah, sakit perut dan mungkin disertai peningkatan suhu tubuh, tachicardi, sianosis, persaan seperti terbakar pada epigastrium, kejng-kejng dan lemah. b. Gastritis kronis Tanda dan gejala hanpir sam dengan gastrritis akut, hanya disertai dengan penurunan berat badan, nyeri dada, enemia nyeri, seperti ulkus peptikum dan dapat terjdi aklohidrasi, kadar gastrium serum tinggi. 6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK a. Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknyatersebar. b. Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis. c. Biopsi mukosa lambung d. Analisa cairan lambung : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada kliendengan gastritis kronik. e. Pemeriksaan barium f. Radiologi abdomen g. Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah h. Feces bila melena i. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untukperdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera. j. Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan diganosa penyebab / sisi lesi..



k. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan. l. Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis (Doengoes, 1999, hal: 456) 7. PENATALAKSANAAN a. Gastritis Akut Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung. b. Gastritis Kronik Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton. 8. KOMPLIKASI a. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi. b. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.



B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN a. Biodata Pada biodata diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan. b. Keluhan utama Selama mengumpulkan riwayat, perawat menanyakan tentang tanda dan gejala pada pasien. Kaji apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual, muntah c. Riwayat penyakit sekarang d. Kaji apakah gejala terjadi pada waktu kapan saja, sebelum atau sesudah makan, setelah mencerna makanan pedas atau pengiritasi, atau setelah mencerna obat tertentu atau alkohol. e. Riwayat penyakit dahulu f. Kaji apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat? Kaji adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung? g. Riwayat kesehatan keluarga h. Kaji riwayat keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap gastritis, kelebihan diet atau diet sembarang. i. Riwayat diet ditambah jenis diet yang baru dimakan selama 72 jam, akan membantu j. Aktivitas / Istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas) k. Sirkulasi Gejala : - hipotensi (termasuk postural) - takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia) - kelemahan / nadi perifer lemah - pengisian kapiler lambar / perlahan (vasokonstriksi)



-warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah) - kelemahan kulit / membran mukosa = berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik) l. Integritas ego Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak berdaya. Tanda : tanda ansietas, misal : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar. m. Eliminasi Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastro interitis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal: luka peptik / gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses. Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi n. Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan. Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea). Konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida). Haluaran urine : menurun, pekat. o. Makanan / Cairan Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal). p. Masalah menelan : cegukan Nyeri



ulu



hati,



sendawa



bau



asam,



mual



/



muntah



Tanda : muntah : warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah. Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis). q. Neurosensi Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan. Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).



r. Nyeri / Kenyamanan Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samarsamar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulus gaster). Nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal). s. Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu (salisilat,



reserpin,



antibiotik,



ibuprofen),



stresor



psikologis.



Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit. t. Keamanan Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA Tanda : peningkatan suhu, Spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis / hipertensi portal) u. Penyuluhan / Pembelajaran Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan. B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul meliputi : a. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif, kekurangan intake cairan. b. Defisit



nutrisi



berhubungan



dengan



ketidakmampuan



menelan



ketidakmampuan mencerna makanan, peningkatan kebutuhan metabolisme. c. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi).



makanan,



d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan, kurang kontrol tidur e. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient. f. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, kurang terpapar informasi. g. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang terpapar informasi, ketidaktahuan menemukan sumber informasi. C. INTERVENSI KEPERAWATAN a. Diagnosa 1 : Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif, kekurangan intake cairan Rencana Keperawatan SLKI SIKI Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 Utama: jam diharap kan: - Manajemen hipovolemia Utama: - Manajemen syok hipovolemik - Status cairan Pendukung: Tambahan: - Balut tekan - Integritas kulit dan jaringan - Dukungan kepatuhan program - Keseimbangan asam basa pengobatan - Keseimbangan cairan - Edukasi pengukuran nadi radialis - Keseimbangan elektrolit - Insersi selang nasogatrik - Penyembuhan luka - Konsultasi via telepon - Perfusi perifer - Manajemen aritmia - Status nutrisi - Manajemen diare - Termoregulasi - Manajemen elektrolit - Tingkat perdarahan - Manajemen elektrolit : hiperkalemia - Manajemen elektrolit : hiperkalsemia - Manajemen elektrolit : hipermagnesemia - Manajemen elektrolit : hipernatremia - Manajemen elektrolit : hipokalemia - Manajemen elektrolit : hipokalsemia - Manajemen elektrolit : hipomagnesimia - Manajemen elektrolit : hiponatremia - Manajemen muntah - Manajemen medikasi - Manajemen perdarahan - Manajemen perdarahan akhir masa kehamilan - Manajemen perdarahan antepartum dipertahankan - Manajemen perdarahan antepartum



-



tidak dipertahankan Manajemen perdarahan pervaginam Manajemen perdarahan pervaginam pasca persalinan Manajemen syok Manajemen specimen darah Manajemen cairan Manajemen elektrolit .Manajemen hemodinamik invasif Pemntauan neurologis Pemantauan Tanda Vital Pemberian Obat Pemberian Obat Intravena Pencegahan Perdarahan Pencegahan Syok Pengambilan Sampel darah arteri Pengambilan sampel darah vena Perawatan jantung akut Terapi Intravena Transfusi darah



       b. Diagnosa 2 : Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, peningkatan kebutuhan metabolisme. Rencana Keperawatan SLKI Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam Diharapkan: Utama: - Status nutrisi Tambahan: - Berat badan - Eliminasi fekal - Fungsi gastrointestinal - Nafsu makan - Perilaku meningkatkan berat badan - Status menelan - Tingkat depresi - Tingkat nyeri



SIKI Intervensi Utama: - Manajemen Nutrisi - Promosi Berat Badan Intervensi Pendukung: - Dukungan Kepatuhan Pengobatan - Edukasi Diet - Edukasi Kemoterapi - Konseling Laktasi - Konseling Nutrisi - Konsultasi - Manajemen Hiperglikemia - Manajemen Hipoglikemia - Manajemen Kemoterapi - Manajemen Reaksi Alergi - Pemantauan Cairan - Pemantauan Nutrisi - Manjemen Cairan - Manajemen Demensia - Manajemen Diare - Manajemen Eliminasi fekal - Manajemen Energi



Program



-



Manajemen Gangguan Makan Pemantauan Tanda Vital Pemberian Makanan Pemberian Makanan Enteral Pemberian Makanan Parenteral Pemberian obat Intravena Terapi menelan



c. Diagnosa 3 : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi). Rencana Keperawatan SLKI SIKI Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 Utama: jam Diharapkan: - Manajemen nyeri Utama: - Pemberian analgesik - Tingkat nyeri Pendukung: Tambahan: - Aromaterapi - Fungsi gastrointestinal - Dukungan hipnotis diri - Kontrol nyeri - Dukungan pengungkapan kebutuhan - Mobilitas fisik - Edukasi efek samping obat - Penyembuhan luka - Edukasi manajemen nyeri - Perfusi miokard - Kompres dingin - Perfusi perifer - Edukasi proses penyakit - Pola tidur - Edukasi teknik nafas - Status kenyamanan - Kompres dingin - Tingkat cedera - Kompres panas - konsultasi - latihan pernafasan - Manajemen efek samping obat - manajemen kenyamanan lingkungan - Manajemen medikasi - Manajemen sedasi - Manajemen terapi radiasi - Pemantauan nyeri - Pemberian obat - Pemberian obat intravena - Pemberian obat oral - Pemberian obat topikal - Pengaturan posisi - Perawatan amputasi - Perawatan kenyamanan - Teknik distraksi - Tekhnik imajinasi terbimbing - Terapi akupuntur - Terapi bantuan hewan - Terapi humor - Terapi murattal - Terapi musik - Terapi pemijatan



-



Terapi relaksasi Terapi sentuhan Transcutaneous Electrical Simulation (TENS)



Nerve



d.  Diagnosa 4 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan, kurang kontrol tidur Rencana Keperawatan SLKI SIKI Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 Utama: jam Diharapkan: - Dukungan tidur Utama: - Edukasi aktivitas/tidur - Pola tidur Pendukung: Tambahan: - Dukungan kepatuhan program - Penampilan peran pengobatan - Status kenyamanan - Dukungan meditasi - Tingkat depresi - Dukungan perawatn diri : BAB/ - Tingkat keletihan BAK - Fototerapi gangguan : mood/tidur - Latihan otogenik - Manajemen demensia - Manajemen energi - Manajemen lingkungan - Manajemen medikasi - Manajemen nutrisi - Manajemen nyeri - Manajemen penggantian hormon - Pemberian obat oral - Pengaturan posisi - Promosi koping - Promosi latihan fisik - Reduksi ansietas - Teknik menenangkan - Terapi aktivitas - Terapi musik - Terapi pemijatan - Terapi relaksasi - Terapi relaksasi otot progresif e.  Diagnosa 5 : Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient. Rencana Keperawatan SLKI SIKI Setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 Intervensi Utama: jam Diharapkan: - Manajemen gangguan makan Utama: - Manajemen nutrisi



- Status nutrisi Tambahan: - Berat badan - Eliminasi fekal - Fungsi gastrointestinal - Nafsu makan - Perilaku meningkatkan berat badan - Status menelan - Tingkat depresi - Tingkat nyeri



Intervensi Pendukung: - Edukasi berat badan efektif - Eduksi diet - Edukasi nutrisi - Edukasi nutrisi anak - Edukasi nutria Bayi - Manajemen energi - Manajemen hiperglikemia - Nabajemen hipoglkemi - Manajemen kemoterapi - Manjemen reaksi alergi - Edukasi nutrisi parenteral - Pemantauan nutrisi - Identifikasi resiko - Konseling laktasi - Konseling nutrisi - Manajemen cairan - Manajemen demensia - Manajemen diare - Manajemen eliminasi fekal - Pemantauan cairan - Pemantauan nutrisi - Pemantauan tanda vital - Pemberian makanan - Pemberian makanan enteral - Pemberian makanan parenteral - Promosi berat badan - Terapi menelan



f.  Diagnosa 6 : Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, kurang terpapar informasi. Rencana Keperawatan SLKI SIKI Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 Utama: jam Diharapkan: - Reduksi ansietas Utama: - Terapi relaksasi - Tingkat ansietas Pendukung: Tambahan: - Bantuan kontrol marah - Dukungan sosial - Biblioterapi - Harga diri - Dukungan Emosi - Kesadaran diri - Dukungan kelompok - Kontrol diri - Dukungan Keyakinan - Proses infomasi - Dukungan memaafkan - Status kognitif - Dukungan pelaksanaan ibadah - Tingkat agitasi - Dukungan Pengungkapan kebutuhan - Tingkat pengetahuan - Dukungan proses berduka - Dukungan Intervensi krisis - Konseling



-



Manajemen demensia Persiapan pembedahan Teknik distraksi Terapi hypnosis Teknik imajinasi terbimbing Teknik menenangkan Terapi Biofeedback Terapi diversional Terapi musik Terapi penyalahgunaan zat Terapi relaksasi otot progresif Terapi reminisens Terapi seni Terapi validasi



f. Diagnosa 7 : Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang terpapar informasi, ketidaktahuan menemukan sumber informasi. Rencana Keperawatan SLKI SIKI Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 Utama: jam Diharapkan: - Reduksi ansietas Utama: - Terapi relaksasi - Tingkat pengetahuan Pendukung: Tambahan: - Bimbingan sistem kesehatan - Memori - Edukasi aktivitas/istirahat - Motivasi - Edukasi alat bantu dengar - Proses informasi - Edukasi analgesia terkontrol - Tingkat agitasi - Edukasi berat badan efektif - Tingkat kepatuhan - Edukasi berhenti merokok - Edukasi dehidrasi - Edukasi dialysis peritoneal - Edukasi diet - Edukasi edema - Edukasi efek samping obat - Edukasi fisioterapi dada - Edukasi hemodialisis - Edukasi infertilitas - Edukasi irigasi kandung kemih - Edukasi irigasi colostomi - Edukasi irigasi urostomi - Edukasi keamanan anak - Edukasi keamanan bayi - Edukasi kelekatan ibu dan bayi - Edukasi keluarga berencana - Edukasi keluarga : pola kebersihan - Edukasi kemoterapi - Edukasi keselamatan lingkungan



-



Edukasi keselamatan rumah Edukasi keterampilan psikomotor Edukasi komunikasi efektif Edukasi latihan berkemih Edukasi latihan fisik Edukasi manajemen demam Edukasi manajemen nyeri Edukasi manajemen stress Edukasi mobilisasi Edukasi nutrisi Edukasi nutrisi anak Edukasi nutrisi bayi Edukasi nutrisi parenteral Edukasi orang tua : fase anak Edukasi perawatan kulit Edukasi perawaan mata Edukasi perawatan mulut Edukasi perawatan nefrostomi Edukasi perawatan patah tulang Edukasi perawatan perineum Edukasi perawatan selang drain Edukasi perawatan stoma Edukasi perawatan trakheostomy Edukasi perawatan urostomy Edukasi perilaku upaya kesehatan Edukasi perkembangan bayi Edukasi persalinan Edukasi pijat bayi Edukasi pencegahan infeksi Edukasi pencegahan jatuh Edukasi luka tekan Edukasi pencegahan osteoporosis Edukasi penggunaan alat kontrasepsi Edukasi penggunaan alat bantu Edukasi pengukuran nadi radialis Edukasi pengukuran respirasi Edukasi pengukuran suhu tubuh Edukasi pengukuran tekanan darah Edukasi pengurangan resiko Edukasi pola perilaku kebersihan Edukasi preoperatif Edukasi program pengobatan Edukasi prosedur tindakan Edukasi proses keluarga Edukasi proses penyakit Edukasi reaksi alergi Edukasi rehabilitasi jantung Edukasi resep obat Edukasi seksualitas Edukasi stimulasi bayi/anak



-



Edukasi tekhnik adaptasi Edukasi tekhnik ambulasi Edukasi orangtua : fase bayi Edukasi orangtua : fase remaja Edukasi pada pengasuh Edukasi pemberian makanan pada anak - Edukasi pemberian makanan parenteral - Edukasi penilaian keselamatan - Edukasi pengukuran respirasi - Edukasi penyalahgunaan alcohol - Edukasi penyalahgunaan zat - Edukasi perawatan bayi - Edukasi perawatan diri - Edukasi perawatan gigi palsu - Edukasi perawatan gips - Edukasi kateter urine - Edukasi perawatan kehamilan - Edukasi tekhnik mengingat - Edukasi tarik nafas - Edukasi pemberian makanan - Edukasi terapi antikoagulan - Edukasi terapi cairan - Edukasi terapi darah - Edukasi terapi relaksasi otot progresif - Edukasi terapi termoreguasi - Edukasi terapi toilet training - Edukasi vaksin - Edukasi vitamin - Konseling - Konsultasi - Promosi edukasi laktasi di komunitas - Promosi kesiapan penerimaan informasi - Promosi literasi kesehatan DAFTAR PUSTAKA Mansjoer, Arief et all. 2001.Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1 Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius. Smeltzer, Suzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi 8.Vol 2.Jakarta : EGC. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI _________. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI



_________. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI