17 0 161 KB
LAPORAN PENDAHULUAN “GASTROENTRITIS AKUT (GEA)”
OLEH : SITI MARIATI N202101138
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI 2021
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTRITIS AKUT (GEA) DI POLI ANAK RSUD KOTA KENDARI
Laporan ini telah disahkan pada Hari
:
Tanggal
:
Mengetahui, Pembimbing Ruangan
Pembimbing Akademik
………………………
……………………….
NIP
NIP
LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS AKUT (GEA) A. Definisi Gastroenteritis merupakan suatu peradangan yang biasanya disebabkan baik oleh virus maupun bakteri pada traktus intestinal (Guyton & Hall, 2006). Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang timbul secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Mansjoer,dkk, 2000 dalam Wicaksono, 2011). Diare akut timbul secara mendadak dan berlangsung terus secara beberapa hari (WHO, 1992 dalam Wicaksono, 2011). Kehilangan cairan dan garam dalam tubuh yang lebih besar dari normal menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi timbul bila pengeluaran cairan dan garam lebih besar dari pada masukan. Lebih banyak tinja cair dikeluarkan, lebih banyak cairan dan garam yang hilang. Dehidrasi dapat diperburuk oleh muntah, yang sering menyertai diare (Andrianto, 1995 dalam Nurmasarim 2010). B. Etiologi Ditinjau dari sudut patofisiologisnya, maka penyebab gastroenteritis akut (diare akut) ini dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: 1. Diare Sekresi (secretory diarrhoea), disebabkan oleh: a) infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen b) Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, makanan, gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi. 2. Diare Osmotik (Osmotic diarrhoea), disebabkan oleh malabsorbsi makanan (karbohidrat, lemah, protein, vitamin dan mineral). C. Manifestasi Klinis Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah dan/atau demam, tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut. Karena kehilangan cairan seseorang merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini
disebabkan deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonas, perbandingan
bikarbonas berkurang, yang mengakibatkan penurunan pH darah. Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi nafas lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul). Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam karbonas agar pH dapat naik kembali normal. Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak dikompensasi, bikarbonat standard juga rendah, pCO2 normal dan base excess sangat negatif. Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi yang cepat, tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis. Karena kehilangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan
menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut, yang berarti pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut. Bila keadaan asidosis metabolik menjadi lebih berat, akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak dalam sirkulasi paru-paru. Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali. D. Patofisiologi Penyakit Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah. E. Pemeriksaan diagnostic/penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium. a. Pemeriksaan tinja. b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup,bila memungkinkan. c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal. 2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik. 3. Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi. F. Terapi/Tindakan Penanganan Dalam garis besar pengobatan diare dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis yaitu : a. Pengobatan Cairan Jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan jumlah cairan yang telah hilang b. Antibiotik Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong,
dan
pasien
immunocompromised.
Contoh
antibiotic
untuk
diare
Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atauIV). G. Masalah Keperawatan Awalnya suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian timbul diare. Feses semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer. H. Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul 1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (proses infeksi) 2. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan 3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi. I. Intervensi Keperawatan NO DX 1
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
Setelah dilakukan
a. Monitor vital sign
Menurunkan suhu
tindakan keperawatan
b. Selimuti pasien
tubuh yang berlebih
selama 3 jam
c. Tingkatkan sirkulasi
diharapkan pasien menunjukkan
udara d. Ajarkan indikasi
perubahan suhu
hipertermia dan
dengan kriteria hasil :
penanganan yang
-
diperlukan
Suhu tubuh dengan rentang normal
-
Nadi dan RR dalam rentang normal
-
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada
e. Kolaborasi pemberian teraphy
pusing 2
Setelah dilakukan
a. Pemantauan tanda-tanda
tindakan keperawatan selama 3 jam, pasien
kubutuhan
b. Manajemen gangguan
diharapkan
makan
keseimbangan cairan
1) Monitor asupan serta
elektrolit
keluarnya makanan
dipertahankan secara
dan cairan
maksimal dengan kriteria hasil :
mandi untuk
Tanda vital dalam
pengamatan perilaku memuntahkan kembali makanan
Membran mukosa
3) Kolaborasi dengan
bibir basah
ahli gizi
Status nutrisi
c. Manajemen cairan
membaik Setelah dilakukan
a. Reduksi ansietas
asuhan keperawatan
1) Monitor tanda-tanda
selama 1x12 jam
ansietas
diharapkan tingkat
2) Jelaskan hal yang
ansietas menurun.
membuat ansietas
kriteria hasil :
(diagnosis,
KH
Meningkat
Perilaku gelisah
metabolisme tubuh.
2) Dampingi kekamar
batas normal.
3
vital
Memenuhi
5
pengobatan, prognosis) 3) Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika perlu. b. Konseling
DAFTAR PUSTAKA
Membantu menurunkan tingkat kecemasan
Guyton & Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (terjemahan). Jakarta:EGC Moorhead S, Johnson M, Maas M, Swanson, E. 2006. Nursing Outcomes Classification. United States of America : Mosby North American Nursing Diagnosis Association (NANDA). 2010. Diagnosis Keperawatan 20092011. Jakarta : EGC. Nurmasari, Mega. 2010. Pola Pemilihan Obat dan Outcome Terapi Gastroenteritis Akut (GEA) Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Januari - Juni Tahun 2008. Jawa Tengah. Universitas Muhammadiyah. (Diakses 12 Desember 2011 : http://etd.eprints.ums.ac.id/7681/) Ratnawati, Dwi. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Gastroenteritis di Bangsal Anggrek RSUD Sukoharjo. Jawa Tengah. Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Diakses 12 Desember 2011 : etd.eprints.ums.ac.id/2886/1/J200050055.pdf) Wicaksono, Arridho D. 2011. Pemilihan Obat dan Outcome Terapi Gastroenteritis Akut Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2009. Jawa Tengah. Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Diakses 12 Desember 2011 : etd.eprints.ums.ac.id/12642/1/COVER%2B_BAB_1.pdf). Zein, Umar., Sagala, Khalid H., Ginting, Josia. 2004. Diare Akut Disebabkan Bakteri. Sumatra Utara.
Universitas
Sumatra
Utara.
.
(Diakses
12
Desember
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../penydalam-umar5.pdf).
2011
: