LP Gerd [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. N DENGAN GERD DI RUANG



A. Definisi Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau penyakit refluks esophagus (PGRE) merupakan suatu keadaan dimana terjadinya refluks isi lambung ke dalam esofagus dengan akibat menimbulkan gejala klinik, Refluks dapat terjadi dalam keadaan normal yang biasanya berhubungan dengan kondisi tertentu, seperti posisi berbaring setelah makan, pada saat muntah. Bila terjadi refluks, esofagus akan segera berkontraksi untuk membersihkan lumen dari refluksat tersebut sehingga tidak terjadi suatu kontak yang lama antara refluksat dan mukosa esofagus (Makmun, 2017). GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah suatu penyakit yang jarang terdiagnosis oleh dokter di Indonesia karena bila belum menimbulkan keluhan yang berat seperti refluks esophagitis dokter belum bisa mendiagnosa. Refleks gastrointestinal adalah masuknya isi lambung ke dalam esophagus yang terjadi secara intermiten pada orang terutama setelah makan (Asroel, 2014). B. Etilogi Etiologi terjadinya penyakit refluks gastroesofageal / gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah paparan refluksat gaster berlebih ke dalam esofagus yang berlangsung secara kronis. Refluksat gaster tersebut merupakan campuran dari asam lambung, sekresi asam empedu, dan juga pankreas. Proses refluks ini terjadi secara multifaktorial, tetapi paling sering disebabkan karena gangguan katup esofagus bawah. Faktor Risiko yang mendorong terjadinya GERD antara lain adalah : 1. Obesitas 2. Jenis kelamin laki-laki 3. Usia tua



4. Gaya hidup: merokok (baik aktif maupun pasif), konsumsi alkohol dan kafein, gaya hidup sedentary 5. Hernia hiatus 6. Diabetes mellitus 7. Jenis makanan: makanan pedas, asam, berlemak, dan goreng/deep fried 8. Pola diet: makan kurang dari 3 kali sehari, makan dalam porsi terlalu besar 9. Posisi duduk dan tiduran setelah makan 10. Penyakit yang memicu refluks: Zollinger-Ellison 11. Kelainan anatomis: kantung asam/acid pocket lebih besar 12. Obat-obatan: nitrat, penghambat sawar kalsium/calcium channel blocker, agnosis beta, antikolinergik 13. Hormon progesterone C. Patoflow (ringkasa patofisilogi berbentuk bagan)



D. Manifestasi klinis Pasien dengan keluhan GERD dapat dikenali dengan melihat gejala umum maupun atipikal yang muncul. Umumnya, gejala yang paling sering muncul adalah dada terasa panas dan terbakar (heartburn) serta sering diasosiasikan dengan rasa masam di bagian belakang mulut dengan atau tanpa regurgitasi dari refluks. GERD



juga merupakan penyebab umum kasus-kasus noncardiac chest pain (NCCP), sehingga penting untuk membedakan antara nyeri dada yang mungkin disebabkan karena gangguan jantung atau yang disebabkan oleh etiologi lain berdasarkan algoritma diagnosis agar dapat memberikan penanganan yang tepat (Surya, 2020). Meskipun gejala umum GERD sangat mudah dikenali, manifestasi extraesophageal juga sering terjadi, akan tetapi tidak selalu dikenali. Sindrom extraesophageal meliputi beberapa area, termasuk antara lain paru (asma, batuk kronis, bronkiolitis obliterans, pneumonia, dan fibrosis). Gangguan respirasi menjadi salah satu sindrom yang paling menantang pada GERD. Sangat penting untuk melakukan screening alarm symptoms pada pasien GERD yang kemudian akan menentukan apakah pasien perlu menjalani endoskopi atau tidak. Alarm symptoms meliputi beberapa hal, yaitu (Surya, 2020) : 1. GERD yang menetap atau semakin parah meskipun terapi sudah tepat : 2. Dysphagia dan odynophagia 3. Penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan lebih dari 5% 4. Perdarahan saluran cerna atau anemia 5. Adanya massa, penyempitan, atau ulkus pada imaging studies 6. Muntah yang terus menerus (7-10 hari) 7. Screening Barret’s esophagus pada pasien dengan kriteria tertentu Gejala GERD seharusnya dianggap berbeda dari dispepsia. Dispepsia diartikan sebagai ketidaknyamanan epigastrik tanpa rasa terbakar pada dada atau regurgitasi asam, dan berlangsung lebih dari sebulan. Dispepsia dapat diasosiasikan dengan kembung, sendawa, mual, dan muntah. Dispepsia adalah entitas yang mungkin ditangani secara berbeda dari GERD dan mungkin memerlukan evaluasi endoskopi, termasuk uji Helicobacter pylori (Surya, 2020).



E. Komplikasi 1. Batuk dan asma 2. Erosive esophagus 3. Esophagus barret yaitu perubahan epitel skuamosa menjadi kolummer metaplastic 4. Esophagitis ulseratif



5. Perdarahan saluran cerna akibat iritasi 6. Struktur esophagus/ peradangan esophagus 7. Aspirasi 8. Tukak kerongkongan



F. Pengkajian Tanggal Pengkajian Tanggal Masuk Ruang/ Kelas Nomor Register



:Januari 2022 : Januari 2022 :



Diagnosa Medis : Gerd 1. Identitas Klien Nama Klien : Ny. N Jenis kelamin : Perempuan Usia : 41 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Sunda Pendidikan : D3 Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Tanah Tinggi no. 27 Rt.7/7 Sumber biaya (Pribadi, Perusahaan, Lain-lain) : Bpjs Sumber Informasi (Klien / Keluarga) : Klien 2. Resume (Ditulis sejak klien masuk rumah sakit sampai dengan sebelum pengkajian dilakukan meliputi : data fokus, masalah keperawatan, tindakan keperawatan mandiri serta kolaborasi dan evaluasi secara umum)



3. Riwayat Keperawatan a. Riwayat kesehatan sekarang. 1) Keluhan utama : Mual, tidak nafsu makan, lambung sakit -+ 5hari 2) Kronologis keluhan a) Faktor pencetus : Tidak tahu b) Timbulnya keluhan : (√ ) Mendadak ( ) Bertahap c) Lamanya : tidak ada d) Upaya mengatasi : beli obat b. Riwayat kesehatan masa lalu. 1) Riwayat Penyakit sebelumnya (termasuk kecelakaan) : Hipertensi , Asma



2) Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Binatang, Lingkungan) : Tidak Ada 3) Riwayat pemakaian obat : Amlodiphine 10 mg dan Bisoprolol 25 mg c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan tiga generasi dari klien)



d.



Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor risiko Tidak e. Riwayat Psikososial danSpiritual. 1) Adakah orang terdekat dengan klien : Suami dan anak 2) Interaksi dalam keluarga : a) Pola Komunikasi : Baik b) Pembuatan Keputusan : Baik . c) Kegiatan Kemasyarakatan : Ketua Komite Sekolah dan Patayas MU 3) Dampak penyakit klien terhadap keluarga : Tidak Ada 4) Masalah yang mempengaruhi klien : Klien mengatakan merasakan nyeri hebat sampai tidak bisa makan 5) Mekanisme Koping terhadap stress ( ) Pemecahan masalah ( ) Minum obat ( ) Makan ( ) Cari pertolongan ( ) Tidur (√ ) Lain-lain (Misal : marah, diam) 6) Persepsi klien terhadap penyakitnya a) Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Klien mengatakan ekonomi b) Harapan setelah menjalani perawatan : Klien mengatakan cepat sembuh c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : Klien mengatakan lemas 7) Sistem nilai kepercayaan : a) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan : Tidak ada b) Aktivitas Agama/Kepercayaan yang dilakukan : Sholat dan Berdoa 8) Kondisi Lingkungan Rumah (Lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini) : Padat 4. Pengkajian Fisik : a. Pemeriksaan Fisik Umum



:



1) Berat badan



: 90 Kg



2) Tinggi Badan



: 158 cm



3) Keadaan umum



: ( )Ringan



4) Pembesaran kelenjar getah bening :



(Sebelum Sakit : 98Kg)



( ) Sedang ( √)



(√ ) Berat



Tidak ( )



Ya, Lokasi



b. Sistem Penglihatan : 1) Posisi mata



: ( √) Simetri



( )



Asimetris



2) Kelopak mata



: ( √) Normal



( )



Ptosis



3) Pergerakan bola mata



: ( √) Normal ( )



Abnormal



4) Konjungtiva



: ( ) Merah muda



(√ ) Anemis ( ) Sangat Merah



5) Kornea



: ( √) Normal ( )



Keruh/ berkabut



( ) Terdapat Perdarahan 6) Sklera



: ( √) Ikterik



7) Pupil



: ( √) Isokor



( )



( ) Midriasis 8) Otot-otot mata



: ( √) Tidak ada kelainan ( ) Juling ke dalam ( )



9) Fungsi penglihatan



: ( √) Baik



( )



Anikterik (



)



Anisokor



(



)



Miosis



(



)



Juling keluar



Berada di atas Kabur



( ) Dua bentuk / diplopia 10) 11)



Tanda-tanda radang : tidak ada Pemakaian kaca mata : (√ ) Tidak



12) 13)



Pemakaian lensa kontak: tidak ada Reaksi terhadap cahaya: tidak ada



c. Sistem Pendengaran 1) Daun telinga



( ) Ya, Jenis



: : ( √) Normal ( ) Tidak, Kanan/kiri



2) Karakteristik serumen (warna, kosistensi, bau) : Tidak ada 3) Kondisi telinga tengah: (√ )



Normal ( ) ( )



4) Cairan dari telinga



Kemerahan



Bengkak



: ( √) Tidak ( ) Darah, nanah dll.



( )



( )



Terdapat lesi



Ada,……



G. Pemeriksaan diagnostic Hematologi Darah Lengkap : Hemoglobin



16,3



g/dL



Leukosit



5,17



10^3/uL



Trombosit



49



10^3/uL



Hematokrit



47,4



%



Eritrosit



5,85



10^6/uL



Basophil



0,5



%



Eosinophil



0, 6



%



Neutrophile staff



0



%



Neutrophile segment



63,2



%



Limfosit



27,0



%



Monosit



8,7



%



Glukosa sewaktu



312



mg/dL



Ureum



62



mg/dL



Creatinine



1,4



mg/dL



SGOT



1481



U/L



SGPT



376



U/L



Natrium



129



mmol/l



Kalium



4,0



mmol/l



Chloride



89



mmol/l



Hitung Jenis (diff) :



Kimia Klinik :



Elektrolit :



H. Diagnosa Keperawatan, Kriteria Hasil, Intervensi



I. Sumber Pustaka (minimal 2 sumber) 1. Alomedika.com 2. Imaging



pada gastroesogafagial



reflux disease. Mahasiswa Ilmu



Kedokteran Univ Muhammadiyah Surakarta Bagian Ilmu Radiologi RSUD dr. Harjono S. Ponorogo