LP Isk (Anak) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1.1 Pengertian (ISK) adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna (Soegijanto, 2019). Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah sutatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2015) Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli: resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru,septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,1998) Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2015) 1.2 Etiologi 1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain: - Pseudemonas, Proteus,klebsiella: penyebab ISK complicated - Escherichia coli : 90% penyebab ISK uncomplicated - Enterobacter, Staphyloccoccus epidemidis, enterococci,dll. 2. Prevalensi penyebab ISK, antara lain: - Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif - Nutrisi yang kurang baik - Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral - Adanya hambatan pada aliran urin - Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat 1.3 Manifestasi Klinis Uretritis biasanya memperlihatkan gejala : 1. Mukosa memerah dan edema



2. Terdapat cairan eksudat yang purulent 3. Ada Ulserasi pada uretra 4. Adanya rasa gatal yang menggelitik 5. Good morning sign 6. Adanya nanah awal miksi 7. Nyeri pada awal miksi 8. Kesulitan untuk memulai miksi 9. Nyeri pada bagian abdomen 1.4 Patofisiologi Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berbiak di dalam media urine. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara : 1) ascending, 2) hematogen seperti pada penularan M. tubercolis atau S aureus 3) limfogen 4) langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi. Sebagianbesar mikro-organisme memasuki saluran kemih melalui cara asending. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari floral normal usus dan hidup secara komensal di dalam introitus vagina, prepisum kemih melalui uretra-prostrat-vas deferens-testis (pada pria)-bulibuli-ureter, dan sampai ke ginjal. Terjadi infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi (uroptogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahankan tubuh dari host yang menurun atau karena virulensi agent meningkat (Purnomo, 2011). 1.5 Pathway/WOC (terlampir)



1.6 Pemeriksaan Penunjang 1. Biopsi gijal : Pengambilan jaringan ginjal dengan teknik terbuka atau perkutan untuk pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaan mikroskop cahaya, electron, atau imunofluresen. 2. Pemeriksaan USG ginjal atau kandung kemih : Transmisi gelombang ultrasonic melalui parenkim ginjal, di sepanjang saluran ureter dan di daerah kandung kemih. 3. Pemeriksaan USG (skrotum) : Transmisi gelombang ultrasonic melewati isi skrotum dan testis. 4. Computed tomography (CT) : Pemeriksaan dengan sinar-X pancaran sempit dan analisis computer akan menghasilkan rekonstruksi area yang tepat. 5. Pemerikaan kultur dan sensitivitas urine : Pengumpulan specimen steril 6. Pemeriksaan urinalisasi dapat di temukan protenuria, leukosituria, (Leukosit >5/LPB), Hematuria (eritrosit >5/LPB). 1.7 Diagnosa Banding 1. Vaginitis 2. Urethritis 3. Keganasan kandung kemih 4. Nonbacterial cystitis 5. Pelvic Inflammatory Disease 6. Pyelonephritis Akut 1.8 Komplikasi Menurut Purnomo (2017), adapun komplikasi yang ditimbulkan yaitu : gagal ginjal akut, urosepsis, meningitis, nekrosis papilla ginjal, terbentuknya batu saluran kemih, supurasi atau pembentukan abses, dan granuloma. 1.9 Penatalaksanaan Menurut ikatan dokter Indonesia IDI (2011) : 1. Medikamentosa Penyebab tersering ISK ialah Escherichia coli. Sebelum ada hasil biakan urin dan uji kepekaan, antibiotik diberikan secara empiric selama 7-10 hari



untuk eradikasi infeksi akut. Jenis antibiotik dan dosis dapat dilihat pada lampiran. Anak yang mengalami dehidrasi, muntah, atau tidak dapat minum oral, berusia satu bulan atau kurang, atau dicurigai mengalami urosepsis sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk rehidrasi dan terapi antibiotik intravena. 2. Bedah Koreksi bedah sesuai dengan kelainan saluran kemih yang ditemukan. 3. Suportif Selain pemberian antibiotik, penderita ISK perlu mendapat asupan cairan yang cukup, perawatan hygiene daerah perineum dan periuretra, serta pencegahan konstipasi. 4. Pemantauan Terapi Pengobatan fase akut di mulai, gejala ISK umumnya menghilang. Bila belum menghilang, dipikirkan untuk mengganti antibiotik yang lain. Pemeriksaan kultur dan uji resistensi urin ulang dilakukan 3 hari setelah pengobatan fase akut dihentikan, dan bila memungkinkan setelah 1 bulan dan setiap 3 bulan. Jika ada ISK berikan antibiotic sesuai hasil uji kepekaan. 5. Tumbuh kembang ISK simpleks umumnya tidak mengganggu proses tumbuh kembang, sedangkan ISK kompleks bila disertai dengan gagal ginjal kronik akan mempengaruhi proses tumbuh kembang. 1.10



Konsep Keperawatan



1.10.1 Pengkajian 1.1.1. Pengkajian -



Identitas klien



-



Keluhan utama



-



Riwayat penyakit saat ini



-



Riwayat penyakit dahulu



-



Riwayat penyakit keluarga



-



Pola nutrisi dan cairan



-



Pola minum



-



Eliminasi



-



Istirahat



-



Aktifitas dan personal hygiene



-



Kognitif dan sensori



-



Konsep diri



-



Pola mekanisme koping



-



Pola nilai dan kepercayaan



-



Pemeriksaan fisik



-



Kesimpulan pemeriksaan



-



Pemeriksaan penunjang



-



Penatalaksanaan dan terapi



1.10.2 Diagnosa Keperawatan (SDKI) a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma). b. Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker). c. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan iritasi kandung kemih. d. defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi. 1.10.3 Rencana Tindakan (SIKI) a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma). Tujuan



: Nyeri berkurang dengan



Kriteria hasil



: Tingkat Nyeri



1. Keluhan nyeri 2. Meringis 3. Bersikap protektif 4. Kesulitan tidur 5. Perasaan depresi (tertekan) Intervensi : O : identifikasi skala nyeri N : berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis. akupresure, terapi musik, kompres hangat/dingin, terapi bermain) E : ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri C : kolaorasi pemberian analgetik, jika perlu