LP Keluarga Anak Balita [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN ANAK BALITA



Dosen Pembimbing : Ns. Loriza Sativa Yan, MNS



Pembimbing CI Klinik : Ns. Cendra Ayu, S.Kep Disusun Oleh : Nur Fadilla Bahri NIM. PO71202220039



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI PRODI PROFESI NERS KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023



LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN ANAK BALITA A. Pengertian Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari setiap anggota (Bakri H, 2017). B. Fungsi Keluarga 1. Fungsi Afektif Yaitu fungsi internal keluarga dan berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif akan tampak pada kegembiraan dan kebahagiaan anggota keluarga. Komponen fungsi afektif yang harus dipenuhi adalah: 1) Saling mengasuh, 2) Saling menghargai, 3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. 2. Fungsi Sosialisasi Yaitu proses perkembangan dan perubahan tentang bagaimana keluarga berinteraksi sosial dan beperan di lingkungan masyarakat 3. Fungsi Reproduksi Yaitu fungsi keluarga dalam meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia 4. Fungsi Ekonomi Yaitu fungsi keluarga mengenai sumber dana untuk memenuhi segala kebutuhan anggota keluarga seperti sandang, pangan dan papan. 5. Fungsi Perawatan kesehatan Yaitu fungsi keluarga untuk melaksanakan praktik asuhan kesehatan, yaitu untuk memelihara kesehatan maupun merawat anggota keluarga yang sakit. C. Tipe Keluarga 1. Nuclear Family (Keluarga Inti) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang masih menjadi tanggungannya. Mereka tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya. Keluarga ini terikat melalui hubungan pernikahan yang sah antara suami dan istri. Salah satu di antara mereka bisa bekerja di luar rumah untuk menafkahi keluarganya.



2. Extended Family (Keluarga Besar) Anggota keluarga besar tidak hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak, tetapi turut ditambah dengan saudara yang ada, seperti kakek, nenek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dan yang lainnya. 3. Blended Family Blended family adalah keluarga inti yang dibentuk kembali melalui pernikahan antara suami dan istri yang pernah menikah sebelumnya. Keduanya memutuskan untuk tinggal di bawah atap yang sama dengan anak hasil pernikahan terdahulu. 4. Middle Age atau Elderly Couple Tipe keluarga ini hanya beranggotakan suami dan istri, sementara anak-anaknya sudah tidak tinggal di rumah yang sama dengan berbagai alasan. Bisa karena sekolah, merantau di luar kota, atau sudah berkeluarga dan tinggal di rumah terpisah. 5. Nuclear Dyed Anggota keluarga tipe nuclear dyed terdiri dari pasangan suami-istri yang tidak memiliki anak dan tinggal dalam satu rumah yang sama. Salah satu dari mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 6. Single Parent Family Ini merupakan tipe keluarga yang hanya dikepalai oleh satu kepala keluarga (suami atau istri) akibat perceraian atau kematian. Keluarga ini tinggal bersama anak-anak yang masih menjadi tanggungannya. 7. Single Adult Living Alone Single adult living alone merupakan tipe keluarga yang anggotanya hanya terdiri dari seorang wanita atau pria dewasa. Mereka tinggal sendiri tanpa anak maupun saudara lain dan tidak berkeinginan untuk menikah. 8. Three Generation Sesuai namanya, tipe keluarga ini beranggotakan tiga generasi berbeda, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak. Semuanya tinggal dalam satu rumah yang sama D. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan 1. Mengenal masalah atau gangguan kesehatan keluarga



Keluarga perlu mengenal keadaan dan perubahan kesehatan anggota keluarganya. Hal ini karena ketika terjadi perubahan kesehatan yang buruk, maka akan menjadi perhatian anggota keluarga yang lain. Sehingga segala kekuatan sumber daya, waktu, tenaga, pikiran bahkan harta keluarga akan digunakan untuk mengatasi permasalahan kesehatan tersebut. 2. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk mencari bantuan yang tepat ketika anggota keluarga mengalami masalah kesehatan. Keputusan yang diambil keluarga akan menentukan tindakan yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami. 3. Merawat anggota keluarga yang sakit Merawat anggota keluarga yang sakit harus dilakukan oleh keluarga untuk memberikan perawatan lanjutan setelah memperoleh pelayanan kesehatan dari institusi pelayanan kesehatan. 4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga Tugas ini mengenai pengetahuan dan upaya keluarga dalam meningkatkan dan memelihara sumber yang dimiliki disekitar lingkungan rumah untuk mempertahankan kesehatan atau membantu proses perawatan anggota keluarga yang sakit. 5. Menggunakan fasilitas kesehatan Tugas ini merupakan bentuk upaya keluarga dalam memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya. E. Keluarga Dengan Anak Balita Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun. Namun faal (kerja alat tubuh semestinya) bagi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di atas satu tahun, maka anak di bawah satu tahun tidak termasuk ke dalam golongan yang dikatakan balita. Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan pra-sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa



ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan (Uripi, 2014). F. Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Balita 1. Perkembangan Fungsi Mental dan personality. a. Fase oral (0-1 tahun). -



Memberikan kepuasan/kesenangan.



-



Menghisap, menelan, memainkan bibir.



-



Makan kenyang, tidur.



-



Mengigit, mengeluarkan air liur.



-



Marah, menangis.



b. Fase anal (1-3 tahun). -



Dengan tubuh memberi kepuasan berkisar sekitar anus.



-



BAB/BAK dan senang melakukannya sendiri.



-



Anak akan menahan dan mempermainkannya.



c. Fase phalic (3-6 tahun). -



Memegang genetalia.



-



Oedipus complek.



-



Egosentris : sosial interaksi.



-



Mempertahankan keinginanya.



2. Perkembangan Psikosial (Ericson). a. Percaya vs tidak percaya (0-1 tahun). -



Semua kebutuhan mutlak tergantung pada orang lain.



-



Rasa aman dan percaya mutlak pada lingkungan.



b. Otonomi vs rasa malu-malu/ragu-ragu (1-3 tahun). -



Alat gerak dan rasa, telah matang.



-



Perkembangan



otonomi



berfokus



pada



peningkatan



kemampuan mengontrol tubuhnya, diri dan lingkungan. -



Menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan membuat sesuatu sesuai dengan keinginannya.



c. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun). -



Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan.



-



Rasa inisiatif mulai menguasai anak.



-



Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas.



-



Kemampuan anak berbahasa meningkat.



-



Rasa kecewa dan bersalah.



3. Perkembangan Kongnitif (Piaget) a. Sensori motorik (lahir – 2 tahun) -



Menggunakan sistem pengindera, motorik dan benda-benda untuk mengenal lingkungan.



b. Pre operasional (2-7 tahun) -



Anak mampu menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.



4. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Toddler a. Masa mengeksplorasi lingkungan b. Tugas tahap ini sukses membutuhkan trust pada saat bayi dan bimbingan orang tua. 5. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun) a. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya. b. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri : mandi, makan, minum, mengosok gigi, BAB dan BAK, dll. G. Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Balita Tugas yang mesti dilakukan ialah memenuhi kebutuhan anggota keluarga, membantu anak bersosialisasi dengan lingkungan, cermat membagi tanggung jawab, mempertahankan hubungan keluarga, serta mampu membagi waktu untuk diri sendiri, pasangan dan anak (Bakri H, 2017) H. Asuhan Keperawatan Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan kepada keluarga melalui praktek keperawatan yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan terdiri atas lima langkah, yaitu pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, penyusunan perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi. 1. Pengkajian Keperawatan Keluarga a. Data umum Menurut Andarmoyo (2012), pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :



1) Nama kepala keluarga 2) Alamat dan nomor telepon 3) Pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga 4) Komposisi keluarga 5) Genogram 6) Tipe keluarga 7) Suku bangsa 8) Agama 9) Status sosial ekonomi 10) Aktivitas rekreasi keluarga



b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini a) Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari



keluarga inti. b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi



Menjelaskan tugas perkembangan yang belum terpebuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. c) Riwayat keluarga inti



Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan serta pengalamanpengalaman



terhadap



pelayanan



kesehatan.



Adapun



tanda



pemeliharaan kesehatan tidak efektif yaitu memiliki riwayat perilaku mecari bantuan kesehatan yang kurang dan ketidakpatuhan kontrol. d) Riwayat keluarga sebelumnya



Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri atau keluarga asal kedua orang tua. c. Data Lingkungan 1) Karakteristik rumah a) Tipe tempat tinggal b) Kondisi rumah c) Dapur



d) Kamar mandi e) Pengaturan kamar tidur didalam rumah f) Keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah g) Perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah h) Pengaturan privasi dan bagaimana keluarga merasakan privasi mereka memadai i) Ada tidaknya bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah j) Pembuangan sampah k) Puas atau tidaknya anggota keluarga dengan pengaturan rumah 2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW a) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal yang lebih luas b) Akses dan kondisi sekolah-sekolah di lingkungan atau komunitas c) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah d) Insiden kejahatan di lingkungan dan komunitas 3) Mobilitas geografi keluarga Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan kebiasaan berpindah tempat 4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta serta perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. 5) Sistem pendukung keluarga Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah sejumlah keluarga yang sehat dan fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan (fasilitas fisik, fasilitas psikologis dan fasilitas sosial). Salah satu tanda pemeliharaan kesehatan tidak efektif yaitu tidak adanya sistem pendukung (support system). 6) Struktur keluarga a) Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga. b) Struktur



kekuatan



keluarga



Kemampuan



anggota



keluarga



mengendalikan dan memengaruhi oranglain untuk mengubah perilaku. c) Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal d) Nilai atau norma keluarga Menjelaskan mnegenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan



d. Fungsi Keluarga 1) Fungsi afektif Hal yang dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota lain, terciptanya kehangatan dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. 2) Fungsi sosialisasi Hal yang dikaji yaitu bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana keluarga dalam belajar disiplin, perilaku, norma dan budaya. 3) Fungsi Reproduksi Hal yang dikaji yaitu mengenai sejauh mana keluarga dalam merencanakan jumlah anggota keluarga, menggunakan metode apa dan dikendalikan dengan cara bagaimana. 4) Fungsi Ekonomi Mengkaji mengenai sumber dana untuk memenuhi segala kebutuhan anggota keluarga dan bagaimana keluarga meningkatkan ketrampilan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif dapat disebabkan karena ketidakcukupan sumber daya (missalnya: keuangan, fasilitas). 5) Fungsi perawatan kesehatan Mengkaji sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit dan kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif dapat dilihat dari perilaku keluarga yang kurang menunjukkan perilaku sehat, tidak mampu menjalankan perilaku sehat (keluarga belum mengatur pola makan pasien, keluarga masih belum memisahkan makanan pasien dengan anggota keluarga lainnya, keluarga tidak melarang pasien makan makanan yang benyak mengandung gula dan makanan siap saji (Suprajitno, 2012). e. Stres dan koping keluarga 1) Stresor jangka pendek dan panjang



Stresor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan. Stresor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan 2) Kemampuan keluarga dalam merespon stresor dan ketegangan sehari-hari 3) Strategi keluarga dalam mengatasi masalah. Dalam pemeliharaan kesehatan tidak efektif, keluarga masih membiarkan pasien berpikir keras atau mengalami stress. f. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. g. Harapan Keluarga Hal yang dikaji yaitu mengenai bagaimana harapan keluarga terhadap masalah kesehatan dan terhadap petugas kesehatan 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau kerentanan respon dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau komunitas (Herdman, 2015). 3. Intervensi Rumusan prioritas masalah menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan . faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien dan efek terapeutik terhadap tindakan dimasa yang akan datang. Skoring penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga: No 1



Kriteria



Skor



Sifat Masalah



1 3



Skala : Welness



2



: Aktual



3



: Resiko



2



: Potensial



1



Kemungkinan diubah



Bobot



Masalah



dapat



2



Skala : Mudah



3



4



2



: Sebagian



1



: Tidak dapat



0



Potensi masalah untuk diubah



1



Skala : Tinggi



3



: Cukup



2



: Rendah



1



Menonjolnya masalah Skala : Segera



1 2



: Tidak Perlu



1



: Tidak dirasakan



0



Keterangan : a. Skor ditentukan bersama keluarga b. Nilai bobot (1 – 2 – 1 – 1) merupakan sebuah ketetapan, jadi tidak bisa diganti dengan angka lainnya c. Skoring :



Skor x Bobot Angka Tertinggi



d. Kriteria 1 : tidak/kurang sehat karena memiliki bobot yang berat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga e. Kriteria 2 : hal yang diperhatikan pada kriteria kedua adalah pengetahuan dan teknologi untuk menangani masalah, sumber daya keluarga, perawat dan masyarakat. f. Kriteria 3 : penetapan skor berdasarkan beratnya penyakit, prognosa penyakit atau kemungkinan untuk mencegah, lamanya masalah, adanya kelompok resiko tinggi atau rawan. g. Kriteria 4 : menonjolnya masalah, jika keluarga menyadari masalah dan merasa perlu ditangani segera skornya tinggi. h. Total skor tertinggi adalah 5 dan skor tertinggi menjadi prioritas



DAFTAR PUSTAKA Friedman M. 1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC. Murwani, Arita. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan Aplikasi Kasus Jogjakarta : Mitra Cendikia. Jhonson L & Leny R. 2010. Keperawatan Keluarga : Plus Contoh Askep Keluarga. Cetakan 1. Yogyakarta: Nuha Medika. Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Berhman, 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC. Depkes RI, (2006). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Keluarga.