LP Keluarga Dengan Prasekolah [PDF]

  • Author / Uploaded
  • nopi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah



1.3 Tujuan Penulisan



1



BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP DASAR KELUARGA 1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu



tempat



di



bawah



suatu



atapdalam



keadaan



saling



ketergantungan (Setiadi, 2008). Menurut



UU



No.10



tahun



1992



tentang



Perkembangan



Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suamiisteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi, 2008). 2. Tipe Keluarga Menurut Sri Setyowati (2007), Tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu : a. Tipe Keluarga Tradisional 1) Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak 2) Keluarga Besar (Exstended Family),



adalah



keluarga



inti



ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya. 3) Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak. 4) “Single Parent” yaitu suatu rumah yang terdiri satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian 5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri



2



seorang dewasa (misalnya seorang yang kemudian tinggal



kost



telah



dewasa



untuk bekerja/kuliah)



b. Tipe Keluarga Non Tradisional 1) The Unmarriedteenege Mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah 2) The Stepparent Family, yaitu keluarga dengan orang tua tiri 3) Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama: sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama. 4) The Non Heterosexual Conhibiting Family Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan melalui pernikahan 5) Gay And Lesbian Family Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami-istri (marital partners) 6) Foster Family , yaitu keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau sudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya 7) Homeless Family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidaknya mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan suatu problem kesehatan mental 8) Gang , yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan krminal dalam kehdupannya. 3. Struktur Keluarga Menurut Setiadi (2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,



3



diantaranya adalah: a. Patrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah b. Matrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu c. Matrilokal, yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri d. Patrilokal, yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami e. Keluarga kawinan, yaitu hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 4. Fungsi Keluarga Menurut Setiadi (2008), terdapat beberapa fungsi keluarga, antara lain: a. Fungsi Biologi 1) Untuk meneruskan keturunan 2) Memelihara dan membesarkan anak 3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga 4) Memelihara dan merawat anggota keluarga b. Fungsi Psikologi 1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman 2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga 3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga 4) Memberikan identitas keluarga c. Fungsi Sosialisasi 1) Membina sosial pada anak 2) Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak 3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga



4



d. Fungsi Ekonomi 1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga 3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak-anak, jaminan hari tuadan sebagainya e. Fungsi Pendidikan 1) Menyekolahkan



anak



untuk



memberikan



pengetahuan,



ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki 2) Mempersiapkan anak untuk kehiduoan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa 3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya Sedangkan menurut Effendy (1998) dalam (Setiadi, 2008), dari berbagai fungsi diatas terdapat 3 fungsi pokok keluarga , yaitu: a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya b. Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya. 5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Lima (5) tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2008), yaitu: a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara



5



tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi beberapa besar perubahannya. b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga. c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumh apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih para tidak terjadi. d. Mempertahankan /menciptakan suasana rumah sehat e. Mempertahankan



hubungan



dengan



menggunakan



fasilitas



kesehatan masyarakat (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). 6. Tahap Perkembangan Keluarga Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 1998). Duval, 1997 dalam Sudiharto 2007 menjelaskan bahwa daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari delapan tahap perkembangan yang mempunyai tugas dan risiko tertentu dalam tiap tahap perkembangannya. a. Pasangan baru/keluarga baru (bargaining family) Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawainan sah dan



6



meninggalkan (psikologi) keluarga masing-masing: (pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak) Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Membina hubungan intim/perkawinan yang saling memuaskan 2) Menetapkan tujuan bersama 3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social 4) Persiapan menjadi orang tua 5) Mendiskusikan rencana memiliki anak dan memahami prenatal



care (pengertian kehamilan, persalinan dan



menjadi orang tua) b. Keluarga dengan kelahiran anak pertama (child-bearing) Keluarga



yang



menantikan



kelahiran,



dimulai



dari



kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tus dinyatakan 17% tidak bermasalah, selebihnya bermasalah dalam hal: 1) Suami merasa diabaikan 2) Peningkatan perselisihan dan argument 3) Interupsi dalam jadwal kontinyu 4) Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Parsiapan menjadi orang tua 2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga 3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan 4) Membagi peran dan tagging jawab c. Keluarga dengan anak pra-sekolah Tahap ini dimulai saat anak pertama/tertua berusia 2,5 tahun dan berakhir saaat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan disesuaikan dengan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai



7



dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman 2) Membantu anak bersosialisasi 3) Berdaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi 4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) 5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot) 6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga 7) Merencakana kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak d. Keluarga dengan anak sekolah Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah, anak tertua berusia 6 tahun



dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya



keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk: Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan, termasuk membantu anak-anak mencapai prestasi ayng baik di sekolah, membantu anak-anak membina hubungan dengan teman sebaya) 2) Mempertahankan keintiman pasangan/mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan 3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga e. Keluarga dengan anak remaja Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan



8



biasanya berakhir sampai 6 -7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa: Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya 2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan 3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan 4) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua: Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Memperluas keluarga intim/harmonis menjadi keluarga besar, termasuk penambahan anggota keluarga dengan kehadiran anggota keluarga yang baru melalui pernikahan anak-anak yang telah dewasa. 2) Menata kembali hubungan perkawainan 3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua (menyiapkan datangnya proses penuaan termasuk timbulnya masalah-masalah kesehatan) 4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat 5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga g. Keluarga usia pertengahan (middle age family) Tahap ini dimulai pada saaat anak yang terakhir maninggalkan



9



rumah Dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal: Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Mempertahankan kesehatan 2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya, anak dan cucu 3) Meningkatkan keakraban pasangan h. Keluarga usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal: Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Mempertahankan suasana rumah uyang menyenangkan 2) Adaptasi dengan perubahan: kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan 3) Mempertahankan keakraban dengan pasangan dan saling merawat 4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat 5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya) B.



KONSEP DASAR ANAK USIA PRASEKOLAH



a. Pengertian Anak Prasekolah Periode prasekolah mendekati tahun antara 3 dan 6 tahun. Anak-anak menyempurnakan penguasaan terhadap tubuh mereka. Perkembangan fisik pada anak usia prasekolah berlangsung menjadi lambat, dimana perkembangan kognitif dan psikososial terjadi cepat (Kozier,2010). Menurut Wong (2008) anak usia prasekolah mempunyai usia 3-5 tahum. Pencapaian perkembangan anak usia prasekolah yaitu biologis, psikososial, kognitif, spiritual, dan sosial. Keberhasilan pencapaiaan tingkat pertumbuhan dan perkembangan sebelumnya sangat penting bagi anak prasekolah untuk memperluas tugas-tugas yang telah mereka kuasai selama masa toddler.



10



Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun dengan ciri perkembangan fisik yang lambat dan perkembangan kognitif dan psikososial yang cepat. pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah sangat ditentukan dari keberhasilannya dalam pencapaian pertumbuhan dan perkembangan selama masa toddler. b.



Karakteristik Perkembangan Anak Prasekolah



1.



Perkembangan Fisik Saat berusia 3-5 tahun, anak terlihat lebih tinggi dan lebih kurus. Dari usia



toddler anak cenderung bertambah tinggi bukan bertambah berat. Saat berusia 5 tahun, ukuran otak anak prasekolah hampir menyamai ukuran otak individu dewasa. Ekstremitas tumbuh lebih cepat dari pada batangtubuh, menyebabkan tubuh anak tampak tidak proporsional. a)



Berat badan Anak prasekolah hanya mengalami kenaikan sebanyak 3-5 kg dari berat



badan saat mereka berusia 3 tahun, sehingga berat badan mereka hanya mencapai kurang lebih 18-20 kg. b)



Tinggi badan Anak prasekolah tumbuh sekitar 25 cm setiap tahunnya. Dengan demikian,



setelah usia 5 tahun, tinggi badan mereka menjadi dua kali panjang badan lahir, yaitu sekitar 100 cm. c)



Kemampuan motorik Anak prasekolah mampu mencuci tangan dan wajah, serta menyikat gigi



mereka. Mereka merasa malu untuk memperlihatkan tubuh mereka. Biasanya,



11



anak prasekolah berlari dengan keterampilan yang meningkat setiap tahunnya. Setelah usia 5 tahun, anak berlari dengan sangat terampil dan dapat melompat tiga langkah. Anak prasekolah dapat berdiri seimbang di atas jari-jari kaki dan dapat mengenakan pakaian tanpa bantuan (Kozier, 2010). 2.



Perkembangan psikososial Menurut Erikson dalam Kozier (2010) krisis perkembangan anak usia



prasekolah adalah inisiatif versus rasa bersalah. Anak prasekolah harus memecahkan masalah sesuai hati nurani mereka. Kepribadian mereka berkembang. Erikson memandang krisis pada masa ini sebagaisesuatu yang penting bagi perkembangan konsep diri. Anak prasekolah harus belajar dengan apa yang dapat mereka lakukan. Akibatnya anak prasekolah meniru perilaku, dan imajinasi serta kreativitasnya menjadi hidup. 3.



Perkembangan kognitif Menurut Pieget dalam Kozier (2010) perkembangan kognitif anak



prasekolah merupakan fase pemikiran intuitif. Anak masih ego sentrik, tetapi ego sentris meperlahan-lahan berkurang saat anak menjalani dunia mereka yang semakin berkembang. Anak prasekolah belajar melalui trial and error dan hanya memikirkan 1 ide pada satu waktu. Sebagian besar anak yang berusia 5 tahun dapat menghitung uang koin. Kemampuan membaca juga mulai berkembang pada usia ini. Anak menyukai dongeng dan buku-buku mengenai binatang dan lainnya. 4.



Perkembangan moral Anak prasekolah mampu berperilaku prososial, yakni setiap tindakan yang



dilakukan individu agar bermanfaat bagi orang lain. Perilaku moral biasanya dipelajari melalui upaya meniru, mula-mula orang tua dan kemudian orang



12



terdekat lainnya. Anak parsekolah mengontrol perilaku mereka karena mereka menginginkan cinta dan persetujuan dari orang tua. Biasanya mereka berperilaku baik ditatanan sosial (Kozier, 2010). 5.



Perkembangan spiritual Menurut Fowler dalam Kozier (2010) anak yang berusia 4-6 tahun berada



pada tahap perkambangan intuitif-proyektif. Pada tahap ini, kepercayaan merupakan hasil didikan orang-orang terdekat, seperti orang tua atau guru. Anak mulai belajar meniru perilaku religius, contohnya, menundukkan kepala saatberdoa, meskipun mereka tidak memahami makna perilaku tersebut. Anak prasekolah membutuhkan penjelasan sederhana mengenai masalaah spiritual seperti yang terdapat dalam buku bergambar, anak seusia ini menggunakan imajinasi mereka untuk mewujudkan berbagai gagasan, seperti malaikat atau setan. 6.



Perkembangan bahasa Desiningsih (2012) mengemukakan bahwa anak usia 2-5 tahun dalam



perkembangan bahasanyaberada pada fase di ferensiasi. Pada fase ini keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran, dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, dan memberitahu. 7.



Perkembangan emosi Menurut Susanto (2011) yang dikutip oleh Esti (2015) Anak prasekolah



berada dalam masa perkembangan kepribadian yang unik, anak sering tampak



13



keras kepala, menjengkelkan, dan melawan orang tua. Anak mulai berkenalan serta belajar menghadapi rasa kecewa saat apa yang dikehendaki tidak terpenuhi. Rasa kecewa, marah, sedih merupakan suatu yang wajar dan natural. Pada masa prasekolah berkembang juga perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari lingkungannya. Jika lingkungannya (orang tua) tidak mengakui harga diri anak, seperti memperlakukan anak secara keras, atau kurang menyayanginya, maka pada diri anak akan berkembang sikap-sikap antara lain keras kepala atau menentang, menyerah menjadi penurut, harga diri kurang, serta pemalu. Emosi adalah reaksi internal atau perasaan, bersifat positif dan negatif, dan menyiapkan individu untuk bertindak. Afek adalah ekspresi keluar dari emosi melalui raut muka, gerakan tubuh, intonasi, dan vokalisasi. Emosi memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak, baik pada usia prasekolah maupun pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya, karena memiliki pengaruh terhadap perilaku anak. Anak memiliki kebutuhan emosional, yaitu: a)



Dicintai



b)



Dihargai



c)



Merasaaman



d)



Merasakompeten



e)



Mengoptimalkan kompetensi Anak mengkomunikasikan emosi melalui verbal, gerakan dan bahasa tubuh.



Bahasa tubuh ini perlu kita cermati karena bersifat spontan dan sering kali dilakukan tanpa sadar. Dengan memahami bahasa tubuh, kita dapat memahami pikiran, ide, tingkah laku serta perasaan anak. Bahasa tubuh yang dapat diamati antara lain :



14



a)



Ekspresi wajah



b)



Napas



c)



Ruang gerak



d)



Pergerakan tangan dan lengan Pada usia prasekolah anak-anak belajar menguasai dan mengekspresikan



emosi. Pada usia 6 tahun anak-anak memahami konsep emosi yang lebih kompleks, seperti kecemburuan, kebanggaan, kesedihan dan kehilangan, tetapi anak-anak masih memiliki kesulitan di dalam menafsirkan emosi orang lain. Pada tahapan ini anak memerlukan pengalaman pengaturan emosi, yang mencakup: a.



Kapasitas untuk mengontrol dan mengarahkan ekspresi emosional



b.



Menjaga perilaku yang terorganisir ketika munculnya emosi-emosi yang kuat dan untuk dibimbing oleh pengalaman emosional Faktor



yang



mempengaruhi



perkembangan



emosi



anak



menurut



Desiningrum(2012) yaitu: 1)



Keadaan anak Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun kekurangan



pada diri anak akan sangat mempengaruhi perkembangan emosiaonal anak, bahkan akan berdampak pada lebih jauh pada kepribadian anak. Misalnya rendah diri, mudah tersinggung, atau menarik diri dari lingkungan. 2)



Jenis kelamin anak Perbedaan jenis kelamin akan mempengaruhi perkembangan emosi



terutama karena perbedaan hormonal antara laki-laki dan perempuan. Peran jenis kelamin dan tuntutan sosial sesuai jenis kelamin juga akan mempengaruhi perkembangan emosi anak.



15



3)



Faktor belajar Pengalam belajar anak dari lingkungan akan menentukan reaksi potensial



mana yang akan digunakan anak untuk marah. 4)



Konflik-konflik dalam proses perkembangan Setiap anak melalui berbagai konflik dalam menjalani fase-fase



perkembangan yang pada umumnya dapat dilalui dengan baik. Namun, jika anak tidak dapat mengatasi konflik-konflik tersebut, biasanya mengalami gangguangangguan emosi. 5)



Lingkungan keluarga Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam kehidupan anak.



Berdasarkan pengalaman berinteraksi dengan keluarga maka akan menentukan pola perilaku anak terhadap orang lain dalam lingkungannya. Dalam pembentukan kepribadaian



anak,



keluarga



mempunyai



pengaruh



yang



besar



dalam



perkembangan emosi anak. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut berpengaruh dalam perkembangan emosi seorang anak, antaranya yaitu pola asuh orang tua, pola komunikasi dalam keluarga, dan tingkat pendidikan orang tua. Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap perilaku anaknya (Desiningrum, 2012). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak menurut Hurlock (2010) yang dikutip oleh Kirana (2013) adalah : 1.



Kesamaan dengan disiplin yang digunakan oleh orang tua



16



Jika orang tua mereka memberikan pola asuh yang baik maka akan mereka terapkan juga pada anak mereka. 2.



Penyesuaian dengan cara yang disetujui oleh kelompok Semua orang tua lebih dipengaruhi oleh apa yang anggota keluarga



katakan sebagai cara terbaik, dari pada oleh pendirian mereka sendiri mengenai apa yang terbaik. 3.



Usia orang tua Orang tua yang lebih muda cenderung demokratis dan permisif



dibandingkan dengan mereka yang tua. Mereka cenderung kurang kendali-kendali terhadap anaknya. Kesiapan orang tua dalam menjalankan pola pengasuhan dapat dilakukan dengan pendidikan yang baik, selain itu rentang usia orang tua terlalu muda atau muda maka tidak dapat menjalankan peran tersebut secara optimal karena diperlukan kekuatan fisik dan psikologis 4.



Pendidikan untuk menjadi orang tua Orang tua yang belajar cara mengasuh anak dan mengerti kebutuhan anak



akan lebih menggunakan pola asuh yang demokratis dari pada orang tua yang tidak mengerti cara pengasuhan aanak. 5.



Jenis kelamin Wanita pada umumnya lebih mengerti anak dan kebutuhannya dibanding



pria, dan mereka cenderung kurang otoriter. Hal ini berlaku untuk orang tua maupun pengasuh lainnya. 1.



Status sosial ekonomi Orang tua dari kalangan menengah kebawah akan lebih otoriter dan



memaksa dari pada mereka yang dari menengah keatas.



17



Kebutuhan ekonomi sering sekali menuntut kedua orang tua terpaksa harus bekerja dan meninggalkan anaknya untuk bisa mencukupi semua kebutuhan keluarga, sehingga pengasuhan dan interaksi dengan anak lebih sedikit Kaakinen, (2010) dalamLivana (2019). 2.



Konsep mengenai peran orang dewasa Orang tua yang mempertahankan konsep tradisional mengenai peran orang



tua, cenderung lebih otoriter dibandingkan orang tua yang telah menganut konsep modern. 3.



Jenis kelamin anak Orang tua pada umumnya akan lebih keras terhadap anak perempuan dari



pada terhadap anak laki-lakinya. 4.



Usia anak Pola asuh yang lebih sering digunakan oleh orang tua terhadap anak yaitu



pola asuh otoriter, karena anak-anak tidak mengerti penjelasan sehingga mereka memusatkan perhatian pada pengendalian otoriter. C.



KONSEP



ASUHAN



KEPERAWATAN



KELUARGA



DENGAN



PRASEKOLAH 1. Pengkajian Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seseorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya (Murwani, 2008). a. Data Umum 1) Nama Kepala keluarga (KK) 2) Alamat dan telepon 3) Pekerjaan kepala keluarga 4) Pendidikan kepala keluarga 5) Komposisi keluarga



18



6) Tipe keluarga 7) Tipe bangsa 8) Agama 9) Status sosial ekonomi keluarga 10) Aktivitas rekreasi keluarga b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah: 1)



Tahap perkembangan keluarga saat ini



2)



Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi



3)



Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing



anggota



keluarga,



perhatian



terhadap



pencegahan penyakit (imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadiankejadian atau pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan. 4)



Riwayat kesehatan keluarga Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.



c. Data Lingkungan 1) Karakteristik rumah Karakterisitik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah,



tipe



rumah,



jumlah



ruangan,



jumlah



jendela,



pemanfaatan ruangan, peletakkan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah. 2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW Menjelaskan



mengenai



karakteristik



dari



tetangga



dan



komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.



19



3) Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat. 4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat. Sistem pendukung keluarga. a) Metode



apa



yang



digunakan



kelurga



dalam



upaya



mengendalikan jumlah anggota keluarga 5) Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah: a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan snadang,pangan dan papan b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan suumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga. d. Stress dan koping keluarga 1) Stresor jangka pendek dan panjang a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan. b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan 2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor Hal yang oerlu dikaji adalah sejauh mana keluarga bersepon terhadap situasi/stresor. 3) Strategi koping yang digunakan Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. 4) Strategi adaptasi disfungsional



20



Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional keluarga yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. e. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. f. Harapan keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada. 2. Diagnosa Yang Mungkin Muncul a. Keterlambatan tumbuh kembang anak b. Ketidakseimbangan nutrisi c. Koping keluarga tidak efektif d. Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua e. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan



21



3. Prioritas Masalah



1



NO KRITERIA Sifat masalah  Aktual (Tidak/kurang sehat)  



2



Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera



Kemungkinan



masalah



SKOR



BOBOT



3 2



1



1 dapat



diubah



2







Mudah



1







Sebagian



0



2



 Tidak dapat Potensi masalah untuk dicegah



3







Tinggi



3







Sedang



2



 Rendah Menonjolnya masalah



4



 



1



1



Masalah berat, harus segera



2 1



ditangani



0



1



Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani







Masalah tidak dirasakan



Skoring : Skor x Bobot Angka terting



22



23



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN Jln Raya Gemekan Sooko Kabupaten Mojokerto



FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK PRASEKOLAH 3.1 Pengkajian I.



IDENTITAS UMUM KELUARGA



a.



Identitas Kepala Keluarga



Nama : Tn. E



Pendidikan



: SLTP/ Sederajat



Umur : 28 Tahun



Pekerjaan



: Buruh Tani



Agama : Islam



Alamat



: Dsn. Depok, Desa Sumberjo, Kec Gondang Kab Nganjuk



Suku : Jawa b.



No Tlp



: 085X XXXX XXXX



Komposisi Keluarga



No



Nama



L/P



Umur



Pendidikan



Pekerjaan



Keterangan



1



Tn. E



L



28



SLTP/ Sederajat



Buruh Tani



Kepala Keluarga



2



Ny. S



P



SLTP/ Sederajat



Ibu Rumah Tangga



Istri



PAUD



Pelajar



Anak Kandung



P



tahun 22 tahun 4 tahun



3



An. A



1



a.



Genogram



b.



Tipe keluarga



c.



( √ ) Keluarga Inti



(



) Keluarga Besar



(



(



) Lain-Lain



) Janda/ Duda



Sifat Keluarga 1. Siapa pengambilan keputusan di dalam keluarga ( √ ) Ayah (



(



) Bersama-sama



) Ibu



2. Bagaimana kebiasaan tidur/ istirahat keluarga sehari-hari (



) Tidur malam saja



(



) Tidur siang saja



( √ ) Tidur siang dan malam



3. Apakah mempunyai kebiasaan rekreasi saat memanfaatkan waktu luang anggota keluarga ( √ ) Ya , sebutkan berapa kali selama sebulan : 1 kali (



) Tidak



4. Apakah keluarga punya kebiasaan untuk selalu makan bersama keluarga (



) Ya



( √) Tidak 5. Status sosial ekonomi keluarga 1) Total pendapatan keluarga per bulan : (



) Dibawah Rp. 600.000,-



(



) Rp. 600.000,- s/d Rp. 1.000.000,-



( √ ) Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,-



2



(



) Di atas dari Rp. 2.000.000,-



2) Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya sehari – hari ? ( √ ) Ya



(



) Tidak



Bila tidak apa yang dilakukan keluarga : __________________ 3) Apakah keluarga mempunyai tabungan ? ( ) Ya



( √ ) Tidak



4) Apakah ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga ? (



) Ada



( √ ) Tidak



Bila ada, siapa : ______________________________________ 5) Siapa yang mengelola keuangan dalam keluarga ? (



) Ayah



( √ ) Ibu



( ) Lain - lain



6. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa) Jika dari salah satu anggota keluarga saya badannya panas, biasanya saya kompres menggunakan air biasa (bukan air es, dan bukan air panas) . Kemudian saya taruh di bagian kepala. 7. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama) Jika dari salah satu anggota keluarga saya sakit, banyak-banyakin doa minta sama Allah supaya diberikan kesembuhan dan bisa melakukan kegiatan seperti biasa. 8. Aktivitas Rekreasi 1) Kebiasaan rekreasi keluarga ( √ ) Tidak tentu



(



) 1 kali sebulan



(



) 2 kali sebulan



(



) 3 kali sebulan



(



) Lain – lain sebutkan : 4 kali sebulan



2) Penggunaan waktu senggang (



) Nonton TV



(



) Mendengarkan radio



(



) Membaca



(



) Nonton bioskop



( √ ) Lain – lain sebutkan : Istirahat (Tidur) II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA a.



Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua): Keluarga dengan anak usia prasekolah. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:



3



Tugas tahap perkembangan keluarga ini dengan anak usia prasekolah, hampir semuanya terpenuhi, yaitu seperti:  Mensosialisasikan anak (Orangtuanya aktif mensosialisasikan anaknya begitupun An. A juga mudah bergaul dengan teman sebayanya (humble), terbukti dengan banyak kawannya yang seringkali berkunjung ke rumahnya di waktu siang hari dan pagi hari).  Meningkatkan prestasi sekolah (Orangtuanya senantiasa untuk mendampingi anaknya untuk selalu belajar baik dalam kegiatan akademik maupun keagamaan, terbukti An.A setiap berangkat mengaji selalu diantarkan membantu tugas sekolahnya.  Hubungan dengan teman sebaya (Terbilang sangat baik, walaupun terkadang muncul rasa iri antar teman.  Menyediakan aktivitas untuk anak ( An. A sudah diajarkan untuk makan snediri dan terkadang an.A membantu ibunya memncuci baju yah meskipun sambil mainanair. Namun, kedua orangtuanya tetap memperhatikan tugas dan kewajiban dia untuk terus belajar dan belajar. Dan membebaskan dia untuk bermain dengan batas kurun waktu tertentu).  Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan (Bapak dan Ibu saling menjaga hubungannya agar tetap dengan harmonis dengan membangun hubungan yang dilandasi kejujuran dan kepercayaan. Terbuka dengan segala situasi dan kondisi yang dialami oleh pribadi masing-masing. jika ada masalah maka Bapak dan Ibu membicarakan nya ketika hendak tidur tanpa sepengetahuan kedua anaknya. Memberikan



waktu



luangnya



untuk



keluarga



jalan-jalan



jika



waktunya



sedikitlonggar).  Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik angota keluarga (Ibu selalu mengusahakan untuk keluarganya makan dengan menu seimbang, seperti contoh: sayur, tempe, ikan pindang, ayam goreng, buah..Namun untuk kegiatan berolahraga mereka terbilang jarang dilakukan seperti jogging, lari pagi karena harus ke sawah setiap hari. Mereka menggantinya dengan melakukan rutin aktivitas rumah, seperti beres-beres rumah. Untuk kedua anaknya dipastikan berolahraga, namun bukan di rumahnya melainkan di sekolahnya). Masalah kesehatan seperti: Tekanan dari sekolah, kecacatan pada anak (RM, kanker, epilepsi, dll), penganiyaan pada anak, penyalahgunaan zat, dan penyakit menular, hampir tidak ditemukan pada keluarga ini. Namun, terdapat suatu kendala menurut keluarga yaitu karakter anak yang sangat pemalu jika berada pada lingkungan baru sangat susah untuk beradaptasi meskipun dengan seumurannya. 4



Riwayat kesehatan keluarga inti : a)



Riwayat kesehatan keluarga saat ini: Untuk seluruh anggota keluarga, tidak mempunyai masalah kesehatan yang cukup serius. Namun, berbeda halnya dengan sang ibu ia seringkali mengalami anemia ketika ia sudah mulai kelelahan dan kecapekan.



b) Riwayat penyakit keturunan: Nenek dari Ibu mempunyai riwayat hipertensi c) No



Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga Nama



Umur



BB



Keadaan



Imunisasi



Masalah



Tindakan



Kesehatan



(BCG/Polio/DPT/



Kesehatan



Yg Telah



HB/Campak) 1



Tn. E



2



Ny. S



3



An. A



28



52



Sehat



-



tahun



kg



Sehat



-



23



45



Sehat



tahun



kg



4 tahun



13,5



 HB 0 = 2/12/9



kg



 BCG = 22/12/9



Dilakukan



 Polio1 = 8/12/9  DPT/HB1 = 9/3/10  Polio2 = 9/2/10  DPT/HB2 = 7/4/10  Polio 3 = 9/3/10  DPT/HB3 = 4/5/10  Polio 4 = 7/4/10  Campak = 2/9/10  Campak + Polio = 11/10/11 d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan Bidan Desa, Klinik, Apotik, e)



Riwayat keluarga sebelumnya Kedua anaknya mempunyai riwayat kesehatan Kejang-kejang



5



III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN 1.



Karakteristik Rumah 1) Jenis rumah ( √ ) permanen



(



) Semi permanen



(



) Non permanen



2) Luas bangunan rumah: 80 m2 3) Status kepemilikan rumah : ( √ ) Milik pribadi



(



) Sewa bulanan



(



(



) Lain-lain :..................................



(



) Seng/Asbes



) Kontrakan



4) Atap rumah ( ) Genting ( √ ) Sirap/atap



(



) Lain-lain : ................................



5) Ventilasi rumah : ( √ ) Ada



(



) Tidak



(



) < 10% luas lantai



6) Bila Ada berapa luasnya ( √ ) > 10% luas lantai



7) Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari ( √ ) Ya



(



) Tidak



( √ ) Listrik



(



) Petromak



(



(



) Lain – lain



( ) Keramik



(



) Ubin



(



( √ ) Plesteran



8) Penerangan rumah ) Lampu tempel



9) Lantai rumah



:



) Papan



(



) Tanah



10) Bagaimana kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan ( √ ) Bersih



(



) Banyak lalat



(



) Berdebu



(



(



) Banyak lawa-lawa



(



) Lain-lain



) Sampah bertebaran



6



2. Denah Rumah



U



T



B S



KM



KAMAR 1



RUANG TAMU



DAPUR



& RUANG KELUARGA TERAS



TANGGA



KAMAR 2



Pengelolaan Sampah 1) Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah ( √ ) Ya



(



) Tidak



2) Bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga



3.



(



) Dibuang di got/ sungai



(



) Diambil petugas



(



) Ditimbun



( √ ) Dibakar



(



) Lain-lain :



Sumber Air 1) Sumber air yang digunakan oleh keluarga: (



) Sumur gali



( ) Pompa listrik



(



) Pompa tangan



(



) Sungai



(



(



) Lain-lain: PDAM ) Pompa tangan



) Membeli



2) Sumber air minum yang digunakan oleh keluarga



4.



(



) Sumur gali



(



) Pompa listrik



(



(



) Sungai



(



) PAM



( √ ) Air isi ulang



Jamban Keluarga 1) Apakah keluarga mempunyai WC sendiri ( √ ) Ya



(



) Tidak 7



2) Bila ya apa jenis jamban keluarga ( √ ) Leher angsa



(



) Cemplung



(



) Lain – lain ______



3) Beberapa jarak antara sumber air dengan penampungan tinja ? ( √ ) < 10 meter 5.



( ) > 10 meter



Pembuangan Air Limbah Apakah keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah (air kotor) ? ( √ ) Ya, bagaimana kondisinya kurang baik. (



6.



) Tidak, dimana pembuangannya _________________________________



Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan 1) Adakah perkumpulan sosial dalam kegiatan di masyarakat setempat ? (



) Tidak



( √ ) Ada, apa jenisnya PKK dan Tahlilan. 2) Adakah fasilitas kesehatan di masyarakat (



) Tidak



( √ ) Ada, apa jenisnya Bidan Desa, Klinik, Apotik, Rumah Sakit, Puskesmas. 3) Apakah keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut ? (



) Tidak



( √ ) Ada, apa alasannya Agar keluarga yang sedang sakit segera tertangani oleh petugas kesehatan. 4) Apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga dengan kendaraan umum ? ( √ ) Bila ya dengan kendaraan apa Sepeda motor. ( 7.



) Bila tidak bagaimana cara mengatasinya .............................................



Sarana komunikasi dan transportasi 1) Sarana komunikasi apa yang digunakan oleh keluarga untuk berkomunikasi : (



) Telepon rumah



( √ ) Hp



2) Sarana Transportasi yang digunakan keluarga untuk beraktifitas sehari-hari (



) Sepeda



( √ ) Sepeda Motor



(



) Lain-lain : ...........................



(



) Mobil



8



8.



Fasilitas hiburan Fasilitas hiburan yang ada dirumah:



9.



( √ ) Televisi



(



) Radio



(



(



) VCD/DVD



) Tape Recorder



(



) Lain-lain:....................



Mobilitas Geografis keluarga: Sebelumnya pernah tinggal Di Ds. Nglinggo Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk



10. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga Tn. E aktif mengikuti kegiatan di masyarakat seperti contoh Arisan Ibu – ibu danTahlilan. Keluarga tersebut termasuk sistem keluarga terbuka, yang mana memandang perubahan sebagai suatu yang normal dan sangat dikehendaki serta memandang orang sebagai makhluk yang mempunyai sifat baik, suka menolong, yang dibawa sejak lahir karenanya manusia itu dicari dan dibutuhkan. 11. Sistem pendukung keluarga Sistem pendukung keluarga yangs selalu dipakai adalah handphone (telepon genggam). IV. STRUKTUR KELUARGA a.



Pola/cara komunikasi keluarga: Pola komunikasi yang efektif dan fungsional.



b.



Struktur kekuatan keluarga: Terdapat 3 bidang dalam struktur keluarga ini, antara lain:  Dasar kekuasaan (Termasuk kekuasaan berdasarkan wewenang yang sah)  Hasil pembuatan keputusan (Kepala Keluarga (Suami) yang menentukan keputusan terakhir)  Proses pembuatan keputusan (Berdasarkan musyawarah setiap anggota keluarga)



c.



Struktur peran (peran masing/masing anggota keluarga): 



Peran Formal (eksplisit) setiap anggota keluarga, yaitu:



 Bapak : Tn. E mencari nafkah dengan bekerja di Sawah  Ibu : Ny. S mengurus pekerjaan rumah seperti beres-beres rumah dan memasak di dapur.  Anak : An A berkewajiban untuk menuntut ilmu dengan bersekolah, berbakti kepada orangtua dengan cara tidak membantah, dan membahagiakan kedua orangtua.



9







Peran Informal (implisit) terlihat jelas dari seorang Ibu yang memberikan motivasi (pendorong) kepada anaknya ketika membantu mengerjakan tugas sekolah.







Stress peran tidak terlalu nampak disini, karena setiap anggota keluarga menjalankan tugasnya masing-masing.







Konflik peran lebih cenderung mengarah ke person rote konflik yaitu konflik antara nilai-nilai internal individu dengan nilai eksternal yang dikomunikasikan orang lain kepadanya.



d.



Nilai dan norma keluarga: Nilai yang dipegang teguh oleh keluarga Tn. E adalah keyakinan beragama Islam. Mereka tidak mempercayai hal-hal mistis yang diterapkan di dalam keluarganya.



V. FUNGSI KELUARGA a.



Fungsi afektif Berdasarkan data-data di atas, Keluarga Tn. E melaksanakan fungsi afektif, yaitu: 



Saling mengasuh (keluarga Tn. E saling menerima satu sama lain, tidak hanya melihat dari kelebihannya saja tetapi juga kekurangannya)



b.







Saling menghormati (Tahu mengenai hak dan kewajiban masing-masing)







Saling kasih sayang, simpati, dan empati







Rasa saling memiliki



Fungsi sosialisasi a) Kerukunan hidup dalam keluarga: Tidak ditemukan suatu pertikaian dari tiap anggota keluarga. b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga Keluarga saling berinteraksi satu sama lain, dengan pola komunikasi yang efektf dan fungsional. c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan Anggota keluarga yang dominan mengambil keputusan adalah kepala keluarga (Bapak). d) Kegiatan keluarga waktu senggang Saat waktu longgar keluarga menyempatkan waktu untuk berekreasi e) Partisipasi dalam kegiatan social Keluarga aktif mengikuti kegiatan Arisan ibu – ibu dan Tahlilan di kegiatan masyarakat dusun Depok Desa Sumberjo



10



c.



Fungsi perawatan kesehatan Sebagai penanganan pertama agar rasa sakit tidak terlalu parah.



d.



Fungsi reproduksi a) Perencanaan jumlah anak b) Akseptor : Ya √ yang digunakan Pil KB lamanya ... c) Akseptor: Belum………, alasannya: ……………………………………………….............................. d) Keterangan lain : ……………………………………………………………………............................



e.



Fungsi ekonomi a) Upaya pemenuhan sandang pangan : Upaya yang dilakukan keluarga adalah memenuhi kebutuhan sembako membeli sesuai kebutuhan(disesuaikan dengan gaji suami). b) Pemanfaatan sumber dimasyarakat:



VI. STRES DAN KOPING KELUARGA a. Stressor jangka pendek : Banyaknya pengeluaran dana untuk kebutuhan yang tidak terduga seperti kebutuhan sekolah dan kebutuhan lainnya b. Stressor jangka panjang : c. Respon keluarga terhadap stressor : Respon keluarga adalah adaptif. d. Strategi koping : Dengan bermusyawarah saat malam hari ketika An.A sudah tidur dan setelah bermusyawarah langsung tidur e. Strategi adaptasi disfungisonal : Sang istri lebih banyak mengawali pembicaraan daripada sang suami, karena karakter suami yang pendiam. VII.KEADAAN GIZI KELUARGA 1) Pemenuhan gizi : Ibu selalu mengusahakan untuk keluarganya makan dengan menu seimbang, seperti contoh: sayur, tempe, ikan pindang, ayam goreng, buah. 2) Upaya lain : 11



Dikarenakan dari An.A tidak menyukai pedas . Oleh karena itu, ibu masak dua kali pedas dan tidak pedas. VIII. HARAPAN KELUARGA 1) Terhadap masalah kesehatannya : Keluarga lebih mengutamakan kebersihan rumah terutama menguras bak mandi dan genangan-genangan air hujan yang di wadah itu dibuang semua agar nyamuk tidak bersarang di dalamnya. 2) Terhadap petugas kesehatan yang ada : Pesan yang ingin disampaikan oleh keluarga adalah Puskesmas dan bidan desa diharapkan lebih meningkatkan sinergi kinerja setiap petugas kesehatan, dan hindarilah kelalaian yang bisa merugikan banyak pasien.



IX. N



PEMERIKSAAN FISIK VARIABEL



o 1



Riwayat penyakit



NAMA ANGGOTA KELUARGA Tn. E



Ny. S



An. A



-



-



-



-



-



-



saat ini 2



Keluhan yang dirasakan



3



Tanda dan gejala



-



-



-



4



Riwayat penyakit



-



-



-



TD: 120/80mmHg



TD: 100/70mmHg



TD: 100/60mmHg



N: 84x/ mnt



N: 78x/mnt



N: 86x/mnt



RR: 23x/mnt



RR: 23x/mnt



RR: 24x/mnt



S: 36 °C



S: 36.5 °C



S: 36.5 °C



Sistem



Tidak dipasang



Tidak dipasang



Tidak dipasang ring



Kardiovaskuler



ring



ring



Sisteam Respirasi



Hidung : bersih



Hidung : bersih



sebelumnya 5



6 7



Tanda-tanda vital



Hidung : bersih



12



8



Sistem GI Tract



9



Sekret (-), ekspansi



Sekret (-), ekspansi Sekret (-), ekspansi



paru normal



paru normal



paru normal



Bising Usus:



Bising Usus:



Bising Usus:



15x/mnt



15x/mnt



15x/mnt



Normal, tidak ada



Normal, tidak ada



Normal, tidak ada



kelumpuhan



kelumpuhan



kelumpuhan



KU:Bersih, lesi (-)



KU:Bersih, lesi (-)



KU:Bersih, lesi (-)



Benjolan (-)



Benjolan (-)



Benjolan (-)



Sistem Persyarafan



10 Sistem Muskuloskeletal 11 Sistem Genetalia



X. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA 1. Riwayat Kesehatan Masing-Masing Anggota Keluarga Riwayat kesehatan keluarga 1) Ayah



: tidak pernah sakit



2) Ibu



: tidak pernah sakit



3) Anak



: sakit batuk pilek



2. Keluarga Berencana : sempat berencana 3. Imunisasi : lengkap 4. Tumbuh Kembang 1.) Pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak a.) Anak Pertama : umur 4 tahun (pre schooler) 2.) Pengetahuan Orang Tua Terhadap Tumbuh Kembang Anak : Orang tua selalu mendukung dan memantau perkembangan anak, orang tua juga mendidik anak seperti disuruh membantu manyapu dll. XI. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA 1.



Pemeriksaan Fisik Bapak 1) Keadaan Umum : baik 2) Kesadaran : composmentis 3) Tanda-Tanda Vital :  TD : 120/80x/mnt  N : 84x/mnt  RR : 23x/mnt 13



 S : 36° C 4) Kepala :  Rambut : bersih, tidak ada lesi, pertumbuhan merata.  Mata : simetris, konjungtiva normal, tidak ada lesi/edema, reflek pupil baik.  Hidung : bersih tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan.  Telinga : bentuk simetris, bersih tidak ada serumen, ketajaman telinga baik.  Mulut : tidak ada sianosis, tidak ada caries, bersih. 5) Dada / Thorax :  I : bentuk thoraks normal  P : ekspansi paru normal  P : sonor  A : vesikuler 6) Perut / Abdomen :  I : tida ada benjolan, perut agak uncit  A : suara peristaltik normal tedengar15 kali dengan durasi sekitar 1 menit  P : pekak  P :tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, 7) Genetalia / Anus : normal bersih tidak ada lesi, tidak ada benjolan terdapat lubang urethra 8) Ekstremitas :  Atas : normal tidak ada kelumpuhan  Bawah : normal tidak ada kelumpuhan



2.



Pemeriksaan Fisik Ibu 1)



Keadaan umum : baik



2)



Kesadaran : composmentis



3)



Tanda-tanda vital : 



TD : 100/70 x/mnt







N : 78 x/mnt







RR : 23 x/mnt







S : 36,5° C



4) Kepala : 



Rambut : bersih,tidak ada lesi,pertumbuhan merata 14







Mata : simetris,konjunctiva normal tidak ada lesi/edema,reflek pupil baik







Hidung : bersih tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan







Telinga : bentuk simetris, bersih tidak ada serumen, ketajaman telinga baik







Mulut : tidak ada sianosis, tidak ada caries, bersih



5) Dada / Thorax : 



I :bentuk thorak normal







P : ekspansi paru normal







P : sonor







A : vesikuler



6) Perut / Abdomen : 



I : tida ada benjolan







A : suara peristaltik normal tedengar15 kali dengan durasi sekitar 1 menit







P : pekak







P : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,



7)



Genetalia / Anus : normal bersih tidak ada lesi, tidak ada benjolan terdapat lubang uretra



8) Ekstremitas : 



Atas : normal







Bawah : normal



3. Pemeriksaan Fisik Anak 1) Keadaran Umum : Baik 2) Kesadaran : Composmetis. 3) Tanda – Tanda Vital :  TD



: 100/60 mMhg



 N



: 86x/menit



 RR



: 24x/menit



 S



: 36,5 cc



4) Kepala



15



 rambut : bersih tidak ada ketombe,rambut berwarna hitam dan lurus,tidak ada nyeri tekan ataupun benjolan.  Mata



: bentuk kedua mata simteris,konjungtiva normal,tidak ada lesi atau



edema,reflek pupil normal dan baik.  Hidung : bersih ,tidak ada sekret, lubang hidung simetris dan tidak ada nyeri tekan.  Telinga



: bentuk kedua telinga simetris, tidak ada luka ataupun perdarahan



dari dalam, bersih ,tidak ada nyeri tekan,pendengaran baik  mulut 5) Dada / thoraxs  I :bentuk thorak mormal,bentuk simetris.  P : ekspansi paru normal, tidak ada lesi,tidak ada nyeri tekan  P : sonor  A : vesikuler 6) Perut / abdomen  I : tida ada benjolan.,tidak ada lesi.  A : suara peristaltik normal tedengar15 kali dengan durasi sekitar 1 menit  P : pekak  P :tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, 7) Genetalia / Anus : normal bersih tidak ada lesi, tidak ada benjolan terdapat lubang urethra. 8) Ekstremitas :  Atas : normal tidak ada kelumpuhan  Bawah : normal tidak ada kelumpuhan



16



ANALISA DATA



NO 1.



DATA Ds:



MASALAH Perilaku kesehatan







Ny. S mengatakan bahwa Tn. R untuk



cenderung berisiko



mengurangi stresnya dengan merokok. 



Ny. S mengatakan bahwa ia seringkali mengalami anemia ketika ia sudah mulai kelelahan dan kecapekan.







Jarak antara sumber air dengan penampungan tinja < 10 meter .







Keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah (air kotor ) yang kondisinya kurang baik.







Tidak adanya petugas kesehatan yang berperan aktif dalam pemeliharan kesehatan dalam masyarakat.







Adanya pengelolahan sampah rumah tangga yang di bakar .



2.



Ds:



Ketidakefektifan 



Ny. S mengatakan lebih sering terjadi



performa peran



konflik peran antara nilai- nilai internal individu dengan nilai- nilai eksternal yang dikomunikasikan orang lain padanya. 



Ny. S mengatakan jika anaknya itu sangat pemalu jika dengan orang baru meskipun dengan teman sebayanya



17







Ny. S mengatakan bahwa ia sering kali mengalami anemia ketika ia mulai kelelahan dan kecapekan. DO:







Pada saat kunjungan Tn.E tampak diam dan Ny. S lebih banyak berinteraksi dengan kami







Ny. S tidak dapat mengambil keputusan sebelum suaminya datang hingga menghambat suatu keputusan



3.



DS: 



Risiko hambatan Ny. S mengatakan pola tidur nya



menjadi orang tua



kurang efektif karena anak-anaknya sering mengajak teman-temanya main kerumah. DO: 



Tn.E jarang terlibat jika anaknya ada masalah kecil dengan temanya







Ny. S jarak terlibat aktif kegiatan masyarakat.



3.2 No .



DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan



1.



Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko



2.



Ketidakefektifan Performa Peran



3.



Risiko Hambatan Menjadi Orangtua



TTD



18



SKORING MASALAH



Diagnosa Keperawatan 1: Perilaku kesehatan cenderung berisiko. No 1



Kriteria



Nilai



Sifat Masalah



Bobot



Scoring



1



 Kurang/tidak sehat



3



 Ancaman Kesehatan



2 2 x1= 3 3



2



 Krisis atau sejahtera



1 2



Kemungkinan masalah dapat



2



diubah  Mudah



2 x2=2 2



2



 Sebagian



1



 Tidak dapat



0 3



Potensial masalah dapat dicegah  Tinggi



1 3



 Cukup



2 2 x1= 3 3



2



 Rendah



1 4



Menonjolnya masalah



1



 Masalah berat, harus segera



2



ditangani



1 1 x1= 2 2



 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani



1



 Masalah tidak dirasakan



0



JUMLAH



3



SKORING MASALAH



19



5 6



Diagnosa Keperawatan 2: Ketidakefektifan performa peran. No 1



Kriteria



Nilai



Bobot



Sifat Masalah



Scoring



1



 Kurang/tidak sehat



3



 Ancaman Kesehatan



3 3 x1= 3 3



2



 Krisis atau sejahtera



1 2



Kemungkinan masalah dapat



2



diubah



2



 Mudah



1



 Sebagian



0



 Tidak dapat 3



2 x2=2 2



Potensial masalah dapat dicegah  Tinggi



1 3



 Cukup



2 2 x1= 3 3



2



 Rendah



1 4



Menonjolnya masalah



1



 Masalah berat, harus segera



2



ditangani



1 1 x1= 2 2



 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani



1



 Masalah tidak dirasakan



0



JUMLAH



4



1 6



SKORING MASALAH



Diagnosa Keperawatan : Risiko hambatan menjadi orang tua. 20



No 1



Kriteria



Nilai



Sifat Masalah



Bobot



Scoring



1



 Kurang/tidak sehat  Ancaman Kesehatan  Krisis atau sejahtera



3



2 2 x1= 3 3



2 1



2



Kemungkinan masalah dapat diubah



2



 Mudah



2 x2=2 2



1



 Sebagian  Tidak dapat 3



2



0



Potensial masalah dapat dicegah  Tinggi



1 3



 Cukup



2 2 x1= 3 3



2



 Rendah



1 4



Menonjolnya masalah  Masalah berat, harus segera



1 2



ditangani



1 1 x1= 2 2



 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani



1



 Masalah tidak dirasakan



0



JUMLAH



3



5 6



Diagnosa Berdasarkan Prioritas No . 1.



Diagnosa Keperawatan



TTD



Ketidakefektifan Performa Peran



21



2.



Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko



3.



Risiko Hambatan Menjadi Orangtua



22