13 0 152 KB
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA: KEPUTUSASAAN
Disusun Oleh: Siti Hidayatun Nazza
2010721037
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
Kasus (masalah utama) Keputusasaan
II.
Proses terjadinya masalah (tinjauan teori) 1. Pengertian Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) keputusasaan merupakan kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak tersedianya alternatif pemecahan pada masalah yang dihadapi
2. Penyebab Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) penyebab keputuasaan yaitu: 1. Stress jangka panjang 2. Penurunan kondisi fisiologis 3. Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual 4. Kehilangan kepercayaan pada niali-niali penting 5. Pembatasan aktivitas jangka panjang 6. Pengasingan 3. Rentang Respons Emosional Menurut Stuart (2013), rentang respon kesemasan sebagai berikut:
Adaptif Respons emosional rumit
Maladaptif Reaksi berduka tertunda
Supresi emosi
Reaksi berduka
Depresi
4. Tanda dan Gejala Gejala dan Tanda Mayor: Objektif:
Subjektif:
1. Mengungkapkan keputusasaan
1. Perilaku Pasif
Gejala dan Tanda Mayor: Subjektif: 1. Sulit tidur
Objektif: 1. Afek datar
2. Selera makan menurun
2. Kurang inisiatif 3. Meningkatkan lawan bicara 4. Kurang
terlibat
dalam
aktivitas perawatan 5. Mengangkat bahu sebagai respons pada lawan bicara
6. Faktor Kognitif Faktor kognitif keputusasaan pada klien adalah: a. Berkurangnya kemampuan untuk mengintegrasikan informasi yang diterima b. Hilangnya persepsi waktu (masa lalu, sekarang, dan masa depan) c. Berkurangnya daya ingat dari masa lalu d. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif e. Sikap menyimpang persepsi dan asosiasi atau kebisingan f. Penghakiman yang tidak masuk akal 7. Faktor yang Berhubungan Faktor terkait keputusasaan berdasarkan NANDA (2016) adalah: a. Stres kronis (jangka panjang) b. Kemerosotan kondisi fisiologis c. Riwayat diabaikan d. Hilangnya kepercayaan akan kekuatan spiritual e. Hilangnya kepercayaan terhadap nilai penting f. Pembatasan aktivitas jangka panjang g. Isolasi sosial III.
Analisa Data
No 1
Data DS:
Masalah Keputusasaan
Mengungkapkan keputusasaan Sulit tidur Selera makan menurun
DO: Afek datar Kurang inisiatif Meningkatkan lawan bicara Kurang
terlibat
dalam
aktivitas
perawatan Mengangkat bahu sebagai respons pada lawan bicara
IV.
Pohon Masalah Gambar. Pohon Masalah Diagnosis Keputusasaan Ketidakberdayaan
Keputusasaan
Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis
V.
Diagnosa Keperawatan Keputusasaan, berhubungan dengan :
a.
Stress jangka panjang
b.
Penurunan kondisi fisiologis
c.
Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
d.
Kehilangan kepercayaan pada niali-niali penting
e.
Pembatasan aktivitas jangka panjang
f.
Pengasingan
Diagnosis Keperawatan Keputusasaan
Tujuab (Tuk/Tum) TUM :
PERENCANAAN Kriteria Evaluasi Intervensi Pasien menunjukan tanda-
Rasional
1.1 Bina hubungan saling percaya
Kepercayaan dari
Pasien menunjukkan TUK 5: kepercayaan
tanda dapat membina dengan prinsip komunikasi pasien merupakan hal Pasien dapat 5.1 Menghormati Jikaakan seseorang dapat hubungan salingmenunjukkan percaya teraupetik, yaitu : pasien sebagai yang Membantu inisiatif, pengarahan keputusan yang memudahkan mengenali perawatdan Kesehatan denganpasien dengan perawat yaitu : diri a. pembuat Mengucapkan salam dengan: merasa pemecahan sendiri, otonomi kompeten; perlakukan dalam menangani kriteria a. Ekspresi wajah dalam melakukan teraupetik. Sapa pasien masalahharapan, (prbolem pengambilan keputusan, memiliki cerah, tersenyum solving) strategi pemecahan mampu melakukan, dan serta b. Mau berkenalan pembuatan efektif 5.2b. merasa paling keputusan masalah c. Adayang kontak mata (decision-making) mengendalikan dan
d. Bersedia
merasakan kualitas
menceritakan
hidup yang positif
perasannya. e. Pasien bersedia
Tuk 1: Pasien dapat
mengungkapkan
membina hubungan
masalah
keputusan danbaikkeinginannya keputusasaan secara pendekatan dengan ramah, verbal dengan imajinatif, atau maka keperawatan ataupunhormat non verbal
Dorong verbalisasi pergerakan, selanjutnya Berjabat tangan dengan untuk intervensi menentukan persepsi pilihan terhadap pertumbuhan,dan akal pasien pasien bisa memunculkan c. pasien Perkenalkan diri dengan 5.3 Memperjelas nilai-nilai pasien suatu hasil. Kekakuan sopan mennetukan apa klien yang tidak d. untuk Tanyakan nama lengkap
akan
pernah
penting darinya mengatasi dan nama panggolan yang 5.4 Membantu dalam keputusasaan disukai klien pasien masalha yang e. mengidentifikasi Jelaskan tujuan pertemuan
saling percaya
dapatkontrak dia hadapi, f. tidak Membuat topik, hingga Motivasi
sangat
masalah yang bisasetiap dia hadapi. penting waktu dan tempat kali Dengan kata lai, membantu memulihkan bertemu pasien untuk dari g. pasien Tunjukkan sikapmenjauhkannya empati dan
untuk pasien
keputusasaan.
dari pandangan Pasien harus menerima klien apa adanya tujuan, h. ketidakmungkinan Beri perhatian kepada klien dan menentukan keputusasaan mulai realistis bahkan jika dia dan perhatiandan kebutuhan dan penuh harapan. memiliki dasar klien. 5.5 Menilai persepis pasien terhadap rendah 2.1 Dengarkan pengungkapan diri sendiri dan orang
harapan
TUK 2 :
Kriteria Evaluasi :
Membantu pasien
Pasien mampu
perasaan pasien secara aktif,
harapan (hope-full
mengidentifikasi dan
mengidentifikasi dan
perlakukan pasien sebagai
intervention) ini
untuk
penuh Perawat lain Intervensi mencapainya.
tentang segala
yang berhubungan dengan
perasaan keputusasaan perasaan keputusasaannya.
kepada pasien untu
perasaannya
berbicara dan
2.2 Sampaikan empati atas
mengeksplorasi
pengakuan verbal pasien TUK 6: Membantu untuk
hidupnya mengenai keraguan, ketakutan 6.1 Bantu pasien dengan Laporan pribadi dan kekhawatiran mengatasi menetapkan tujuan janga mengenai Keputusasaan dapat 2.3 Validasi dan refleksikan kesan dengan pendek dan jangka panjang yang kesejahteraan mental
Kriteria Evaluasi : pasien Pasien
dapat
mempelajari keputusasaan
kemampuan yang efektif
koping koping yang adaptif
realistis dan dapat dicapai. 6.2 Ajarkan berbagi
pentingnya dalam
pada 914 narapidana saling mengungkapkan
berbagai bahwa penurunan rasa
keprihatinan. 6.3 Ajari
keputusasaan berakibat
nilai-nilai
untuk pada
menghadapi masalah.
meningkatnya
ystem
6.4 Biarkan pasien waktu untuk mengenang kembali wawasan pengalaman masa lalu. 6.5 Jelaskan manfaat dari distraksi terhadap kejadian negatif. 6.6 Ajarkan
dan
bantu
relaksasi
teknik Terapi
sebelum aromaterapi dan pijat
mengantisiapsi kejadian stres. 6.7 Dorong
citra
mental
dengan
minyak
untuk esensial
ditemukan
mempromosikan proses berpikir dapat positif.
musik,
pasien
membantu belajar
6.8 Ajarkan pasien untuk “berharap melepaskan stres dan menjadi” orang terbaik saat ini mengekspresikan
dan menghargai setiap momen. 6.9 Ajarkan
pasien
memaksimalkan
perasaan
untuk beradaptasi
punggung, yang
bisa
menginspirasi harapan. 6.10 Ajarkan
pasien
untuk
mengantisipasi
pengalaman
yang
setiap
dia
suka
hari
(misalnya: berjalan, membaca buku
favorit,
atau
menulis
surat). 6.11 Bantu
pasien
mengungkapkan
untuk keyakinan
spiritual. 6.12 Ajarkan
pasien
cara
untuk
melestarikan dan menghasilkan energi
melaluilaithan
fisik
moderat. 6.13 Dorong
terapi
dampak
rasakan penyakit dengan sikap
keahngatan matahari, atau angin positif sepoi-sepoi)
dengan
pengalaman kehidupan saat ini dan
estetika (misalnya: aroma kopi, menghadapi gosokan
untuk
musik,
aromaterapi, dan pijatan dengan minyak
esensial
untuk
memperbabiki fisik dan status TUK 7: Menilai
mental pasien 7.1 Libatkan keluarga dan orang
Kriteria evaluasi : dan Pasien
memobilisasi sumber memanfaatkan daya eksternal pasien
dapat sumber
daya eksternal atau system pendukung yang ada.
Mempertahankan
penting lainnya dalam rencana
tanggung jawab peran
perawatan.
keluarga
sangat
penting
untuk
7.2 Dorong
pasien
menghabiskan pikiran
dengan
dicintainya
untuk
waktu
atau
menimbulkan harapan
orang
yang
dan
dalam
hubungan
yang sehat.
Selain
penanganan. itu,
sangat penting
7.3 Ajarkan peran anggota keluarga
sakit
melalui hubungan yang positif
memfasilitasi
dan suportif.
penanganan
7.4 Diskusikan tujuan pasien yang dapat dicapai dengan keluarga. 7.5 Memberdayakan pasien yang penyakit
kronis
dengan menanamkan harapan mulia penyempurnaan sistem
bagi
pihak keluarga orang
dalam mempertahankan harapan
memiliki
harapan
kritis
penyesuaian.
untuk dan
pendukung. 7.6 Sampaikan harapan, informasi dan kepercayaan diri kepada keluarga karena mereka akan menyampaikan perasaan mereka kepada pasien. 7.7 Gunakan
sentuhan
dan
kedekatan dengan pasien untuk menunjukkan kepada keluarga akseptabilitasnya privasi).
(berikan
DAFTAR PUSTAKA
Sutejo. 2018. Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Tim Pokja PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnosis. Jakarta: DPP PPNI.