LP Keracunan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN GAWAT DARURAT KERACUNAN



KATERINE DESTITADELLA HERIAWAN 2008036



FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEGNOLOGI PROGRAM STUDI NERS UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG 2020



1



LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN KERACUNAN KONSEP DASAR a. Pengertian Intoksikasi adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis. Racun adalah zat yang ketika ditelan, terhisap, diabsorpsi, menempel pada kulit, atau dialirkan didalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia. Reaksi kimia racun mengganggu system kardiovaskular, pernapasan system saraf pusat, hati, pencernaan (GI), dan ginjal (Nurarif&Kusuma, 2013). Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga. Organofosfat adalah insektisida yang paling toksik di antara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada manusia (Arisman, 2008). b. Etiologi Penyebab keracunan ada beberapa macam dan akibatnya bisa mulai yang ringan sampai yang berat. 1.



Keracunan Hidrokarbon Kelompok hidrokarbon yang sering menyebabkan keracunan adalah minyak tanah,bensin, minyak cat ( tinner ) dan minyak untuk korek api (Arisman, 2008).



2.



KeracunanMakanan a.



KeracunanJamur Keracunan setelah memakan jamur belakangan ini sering terjadi. Ada jamur yang mengandung racun amanitin dan muskarin dimana muskarin merupakan zat alkaloid beracun yang menyebebkan paralisis otot dan bereaksi sangat cepat.



b.



Keracunan Makanan Kaleng



2



Disebabkan oleh kuman Clostridium botulinum, terdapat dalam makanan kaleng yang diawetkan dan dikalengkan secara tidak sempurna sehingga tercemar kuman tersebut. c.



Keracunan Jengkol Pada keracunan jengkol terjadi penumpukan Kristal asam pada tubuli,ureter dan urethrae. Keluhan terjadi 5 - 12 jam sesudah makan jengkol.



d.



Keracunan Ketela Pohon Dapat terjadi karena ada ketela pohon yang mengandung asam sianida (HCN) atau sianogenik glikosida. Ketela pohon pahit mengandung lebih dari 50mg HCN per 100gr ketela pohon segar.



e.



Keracunan Makanan yang Terkontaminasi Tidak jarang terjadi keracunan bahan makanan yang tercemar olehk uman, parasit, virus, maupun bahan kimia. Kuman-kuman yang dapat menyebabkan



keracunan



bahan



makanan



ialah



Staphilococcus,



Salmonella, Clostridium Botulinum, E. Coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter, dll. Tercemarnya makanan biasanya melalui lalat, udara, kotoran rumah tangga, dan terutama melalui juru masak yang menjadi pembawa kuman. Kuman yang masuk kedalam makanan cepat memperbanyak diri dan memproduksi toksin. Akibat keracunan tergantung dari virulensi dan banyaknya kuman, sifat kuman ialah tidak tahan panas (Arisman, 2008). 3.



KeracunanBahan Kimia a. KeracunanArsen Lebih



dari



20



abad



yang



laluarsendigunakanbaikoleh



orang



yunanimaupunromauntukpengobatanmaupunsebagairacun. Padasaatinitidakbanyakobatmengandungarsen,



akantetapikadang-



kadangdipakaipadapembuatanbeberapaherbisidadanpeptisida. Arsendapatjugaditemukansebagaihasilsampingandaripeleburantimah, seng, danlogamlainnya(Arisman, 2008). b. KeracunanAsamBasa Zat asam kuat seperti asam sulfat, asam klorida dan zat basa kuat seperti KOH, NaOH banyak dipakai sebagai bahan kimia untuk keperluan rumah tangga, seperti pembersih porselen, bahan anti sumbat saluran air, 3



pembasmi serangga, maupun untuk memasak seperti cuka bibit (Arisman, 2008). c. KeracunanInsektisida (Pestisida) Walaupuntujuanpemakaianinsektisidaituuntukmembasmiberbagaimaca mseranggasepertikecoadansebagainya. Bahan-bahandemikiandapat pula membunuhmanusia.Pestisida



yang



termasukkedalamgolonganorganofosfatantara lain : Azinophosmethyl, Chloryfos, Demeton Methyl, Dichlorovos, Dimethoat, Disulfoton, Ethion, Palathion,



Malathion,



Parathion,



Diazinon,



Dengandemikianjikabarangtersebuttidakdisimpan



di



Chlorpyrifos. tempat



yang



amandanjauhdarijangkauananak-anak, makakejadiankeracuanbaikmelaluikontakmaupuninhalasidanminumtidakd apatdihindarkan. Untukmenanggulangikejadiankeracunaninsektisidatidakmudahkarenabaha nkimia yang dipergunakanolehtiapprodusentidaksama(Prijanto, 2009). c. ManifestasiKlinis 1. Gejala Yang Paling Menonjol MenurutNurarif&Kusuma 2013,dalambukuAplikasiAsuhanKeperawatanBerdasarkanDiagnosaMedis& NANDA NIC-NOC gejala yang paling menonjolpadakeracunanmeliputi : a. Kelainanvisus b. Hiperaktivitaskelenjarludahdankeringat c. Gangguansaluranpencernaan d. Kerusakanbernafas. 2. KeracunanHidrokarbon a. Gejalaklinik



:



terutamaterjadisebagaiakibatdariiritasipulmonaldandepressisusunansarafpusat. b. Iritasipulmonal : Batuk, sesak, retraksi, tachipneu, cyanosis, batukdarahdanudemaparu. Padapemeriksaanfotothorakbisadidapatkanadanyainfiltrat di kedualapanganparu, effusi pleura atauudemaparu.



4



c. Depresi CNS (Central Nervous System) / SSP (SistemSarafPusat) : Terjadipenurunankesadaranmulaidariapatissampaikoma,kadangkadangdisertaikejang. d. Gejala-gejala GI Tract : Mual, muntah, nyeriperutdandiare (Arisman, 2008). 3. KeracunanMakanan a. KeracunanJamur Gejalaklinik



:



Rasa



mual,



Muntah,



Sakitperut,



Mengeluarkanbanyakludahdankeringat, Miosis, Diplopia, Bradikardisampaikonfusi (Kejang). b. KeracunanMakananKaleng Gejalaklinik



:



Penglihatankabur,reflekscahayamenurunataunegatif,midriasisdankelumpuhanototototmata, Kelumpuhansaraf-sarafotak yang bersifatsimetrik, dysphagia, dysarthria, kelumpuhan (general paralyse). c. KeracunanJengkol Gejalaklinik : Sakitpinggang,nyeriperut,muntah, hematuria,oliguria sampai anuria danurinberbaujengkol, dapatterjadigagalginjalakut. d. KeracunanKetelaPohon Gejalaklinis



:



Tergantungpadakandunganasamsianida(HCN),



kalaubanyakdapatmenyebabkankematiandengancepat, perutterasapanas,



pusing,



berkeringat,matamenonjol,



lemahdansesak, midriasis,



penderitamerasamual, kejang,



lemas,



mulutberbusabercampurdarah,



warnakulitmerahbata (pada orang kulitputih) dansianosis. e. KeracunanMakanan yang Terkontaminasi Gejalatimbul



3-24



jam



setelahmakanmakanan



yang



tercemarkumanterdiridarimualmuntah, diare, sakitperut, disertaipusingdanlemas (Arisman, 2008). 4. KeracunanBahan Kimia a. KeracunanArsen Gejala klinis keracunan akut: Dalam 1 jam setelah menelan arsen sudah timbul : Rasa tidak enak dalam perut, bibir terasa terbakar, sukar menelan kemudian disusulsakit pada lambung dengan muntah-muntah dan diare berat, adakalanya terdapat pula: oliguria sampai anuria, kejang otot dan rasa haus.



5



Gejala klinis keracunan kronis : Otot-otot lemah, gatal-gatal, pigmentasi, keratosis kulit dan edema (Arisman, 2008). b. KeracunanAsamBasa Gejala



:



zatasamataubasakuatdapatmerusakepitelataumukosadandisebutbahankorosif. Bahaniniakanmembuatnekrosis



di



bagiantubuh



sepertikulitdanmatajikatersiram,



yang



terkena,



saluranpernafasanjikaterhirup,



saluranpencernaansepertikulitmukosamulut, esofagus, lambungjikaterminum. Dalamfasepenyembuhanpadalokasilukaakanterbentukjaringangranulasi



yang



akanmenyebabkan stiktura (peradangan pada esofagus karena akumulasi jaringan parut) dan stenosis, sehingga menimbulkan



kesukaran menelan.



Untuk



menghindarkan kejadian ini maka pada keracunan demikiantindakan cepat dan tepat sangatlah penting (Arisman, 2008). c. KeracunanInsektisida Gejalakeracunanorganofosfatakanberkembangselamapemaparanatau 12 jam kontak.



Pestisida



yang



masukkedalamtubuhakanmengalamiperubahansecarahidrolisa



di



dalamhatidanjaringan-jaringan



lain.



Hasildariperubahan/pembentukaninimempunyaitoksisitasrendahdanakankeluarmel alui urine. Adapun 3gejalakeracunanpestisidagolonganorganofosfatyaitu : 1) Gejalaawal Gejalaawalakantimbul : mual/rasa penuh di perut, muntah, rasa lemas, sakitkepaladangangguanpenglihatan. 2) GejalaLanjutan Gejalalanjutan



yang



ditimbulkanadalahkeluarludah



pengeluaranlendirdarihidung



yang



berlebihan,



(terutamapadakeracunanmelaluihidung),



kejangususdandiare, keringatberlebihan, air mata yang berlebihan, kelemahan yang disertaisesaknafas, akhirnyakelumpuhanototrangka. 3) GejalaSentral Gelajasentralyanditimbulkanadalah, sukarbicara, kebingungan, hilangnyareflek, kejangdankoma. 4) Kematian,



apabilatidaksegera



di



beripertolonganberakibatkematiandikarenakankelumpuhanototpernafasan(Prija nto, 2009). 6



d.Patofisiologi Organofosfatadalahpersenyawaan



yang



tergolongantikholinesterase.



Dampakorganofosfatterhadapkesehatanbervariasi, antara lain tergantungdarigolongan, intensitaspemaparan,



jalanmasukdanbentuksediaan.



Dalamtubuhmanusiadiproduksiasetikolindanenzimkholinesterase. Enzimkholinesteraseberfungsimemecahasetilkolinmenjadikolindanasamasetat. Asetilkolindikeluarkanolehujung-ujungsyarafkeujungsyarafberikutnya, kemudiandiolahdalam Central nervous system (CNS) danakhirnyaterjadigerakangerakantertentu



yang



dikoordinasikanolehotak.



Apabilatubuhterpaparorganofosfat,



makamekanismekerjaenzimkholinesteraseterganggu, denganakibatadanyaganguanpadasistemsyaraf. Ketikapestisidaorganofosfatmemasukitubuhmanusiaatauhewan, pestisidamenempelpadaenzimkholinesterase. Karenakholinesterasetidakdapatmemecahkanasetilkholin, (konstan)



menyebabkansuatutwiching



impulssyarafmengalirterus yang



ototdanakhirnyamengarahkepadakelumpuhan.



cepatdariototPadasaatotot-



ototpadasistempernafasantidakberfungsiterjadilahkematian. Hadirnyapestisidagolonganorganofosfat



di



dalamtubuhjugaakanmenghambataktifitasenzimasetilkholinesterase, sehinggaterjadiakumulasisubstrat



(asetilkholin)



Keadaantersebutdiatasakanmenyebabkangangguansistemsyaraf,



padaselefektor. baiksistemsarafpusat,



sistemsarafsimpatisdanparasimpatis yangberupaaktifitaskolinergiksecaraterusmenerusakibatasetilkholin tidakdihidrolisis.



yang



Gangguaniniselanjutnyaakandikenalsebagaitanda-



tandaataugejalakeracunan(Prijanto, 2009).



7



PATH-WAY Masuknyainsektisidao rganofosfatke gastrointestinal



ResponPsikologis Kopingindividutidakefektifk ecemasan pemenuhaninformasi



Efekstimulasimuskarini kpadasarafparasimpatis



Bronkospasme, hipotensi, bradikardi, miosis, muntah, berkeringat, diare, seringkencingdanhipersaliva.



Intoksikasiinsekti sidaorganofosfat



Hambatanaktivikasienzim asetilkolinesterase (Ache)



Akumulasiasetilkolin padaujungsaraf



Efekstimulasinikotinikp adasistemsarafsimpatis



Takikardi, Hipertensi, Midriasis



Penurunanasupanm akanan



Ketidakseimbangannut risikurangdarikebutuh antubuh



Efekstimulasinikotinik muskarinikpadasistems arafpusat Agitasi, gagalnafas, penurunantingkatkesad arandankoma



Ketidakefektifanpolanafas Resikoketidakefektifanperfusij aringanotak



Penurunanaliranudara, hipoksia, penurunanalirandarahsistemik , peningkatanhilangnyacairantu



Gangguantidakdapatdik oreksi



Gangguanpertukaran gas Ketidakefektifanperfusijaringa nperiferKetidakseimbanganele ktrolit



Gagalkardiorespirasi



Kematian Efekakumulasiasetilkolinp adaneuromuskular junction



Kelelahan, Kelemahanfisik, fasikulasi



IntoleransiAktivitas



Sumber : AplikasiAsuhanKeperawatanBerdasarkanDiagnosaMedis& NANDA NIC-NOC



8



f.PemeriksaanPenunjang Pemeriksaanlaboratoriumdenganpemeriksaanlengkap



(urin,



guladarah,



cairanlambung, analisa gas darah, darahlengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea, kreatinin,



glukosa,



transaminase



hati).EKG,



untukmelihatdanmemantaukerjadarijantung,Fototoraks/abdomen, untukmelihatapakahterjadiperubahanpada



organ



pernafasandan



organ



pencernaan,Testoksikologikuantitatif (Boswick, 1997). g. Penatalaksanaan 1. Pengobatansimptomatis / mengatasigejala : a.



Gangguansistempernafasandansirkulasi : RJP



b.



Gangguansistemsusunansarafpusat : 1) Kejang : beri diazepam ataufenobarbital 2) Odem otak : berimanitolataudexametason



c.



Gejala : mual, muntah, nyeriperut, hipersalivasi, nyerikepala, matamiosis, kekacauan mental, bronchokonstriksi, hipotensi, depresipernafasandankejang. Tindakan :Atropin 2 mg tiap 15 menitsampai pupil melebar. Atropinberfungsiuntukmenghentikanefek acetylcholine padareseptormuscarinik, tapitidakbisamenghentikanefeknikotinik. Padausia< 12 tahunpemberianatropindiberikandengandosis 0,05 mg/kgBB, IV perlahandilanjutkandengan



0,02-0,05mg/kgBBsetiap



5-20



menitsampaiatropinisasisudahadekuatataudihentikanbila : 1) Kulitsudahhangat, keringdankemerahan 2) Pupil dilatasi (melebar) 3) Mukosamulutkering 4) Heart rate meningkat Padaanakusia>



12



tahundiberikan



1



-



2



dandisesuaikandenganresponpenderita.Pengobatan dilanjutkansesuaikeadaanklinispenderita,atropinditeruskanselama



mg



IV



maintenance 24



jam



kemudianditurunkansecarabertahap. Meskipunatropinsudahdiberikanmasihbisaterjadigagalnafaskarenaatropintidakme mpunyaipengaruhterhadapefeknikotinik (kelumpuhanotot) organofosfat 9



d.



Antiemetik : zat-zat yang digunakanuntukmenghambatmuntah. Obatantiemetikadalah



:Antagonisreseptor



5-hydroxy-tryptamine



yang



menghambatreseptor serotonin di SusunanSyarafPusat (SSP) dansalurancerna. Obatinidapatdigunakanuntukpengobatan



post-operasi,



dangejalamualdanmuntahakibatkeracunan.



Beberapacontohobat



yang



termasukgolonganiniadalah :Domperidon, Ondansentron, Dolasetron (Boswick, 1997). 2. PengobatanSupportif Tujuandariterapisuportifadalahadalahuntukmempertahankan



homeostasis



fisiologissampaiterjadidetoksifikasilengkapdanuntukmencegahsertamengobatikomplik asisekundersepertiaspirasi,



ulkusdekubitus,



edema



otak&paru,



pneumonia,



rhabdomiolisis (kumpulangejala yang ditimbulkankarenagangguandalamsel-selotot), gagalginjal,



sepsis,



dandisfungsi



organ



menyeluruhakibathipoksiaatausyokberkepanjangan. Terapi : Hipoglikemia : glukosa 0,5-1g /kgBB IV, Kejang : diazepam 0,2-0,3mg/kgBB IV (Boswick, 1997). 3. Kosongkanlambung (efektifbilaracuntertelansebelum 4 jam) dengancara : a. Dimuntahkan : Bisadilakukandengancaramekanik tenggorokan),



ataupemberian



air



(menekanreflekmuntah



garamatausirupipekak.



Kontraindikasi



di :



carainitidakbolehdilakukanpadakeracunanzatkorosif (asam/basakuat, minyaktanah, bensin), kesadaranmenurundanpenderitakejang. b. Bilas lambung : 1) Pasientelungkup, kepaladanbahulebihrendah. 2) Pasang NGT danbilasdengan : air, larutannorit, Natriumbicarbonat 5 %, atauasamasetat 5 %. 3) Pembilasansampai 20 X, rata-rata volume 250 cc. 4) Kontraindikasi :keracunanzatkorosif KONSEP PROSES KEPERAWATAN A. IDENTITAS a). IdentitasKlien b). IdentitasPenanggungJawab B. PENGKAJIAN c). Primer Survey 10



1). Airway (A) :



Kajiapakahterdapatsumbatankarena edema (inflamasi)



saluranpernapasanakibatdarikeracunan gas (inhalasi) ataureaksialergiberat. 2). Breathing (B) :



Nafascepatataulambat,



keracunanasetaminofendapatmenyebabkandepresipusatnafas. 3).



Circulation



(C)



:



Kajijikaadareaksiperdarahanlambungkarenakeracunanzatkorosifatauzatracun lain yang teringesti, kajijikaadamual-muntah, tandadehidrasi, diare/GE. 4). Disability (D) : Kaji GCS, penurunankesadaranakibatracun, reaksi pupil terhadapcahaya, dandilatasi pupil. d). Secondary Survey 1).Exposure (E) :Kajiapakahterdapatlukaataulesiluarakibatterpaparracun (tersiramzatkimia). 2). Fluid, Farenheit (F)



:Observasi output urine jikaterdapatdehidrasiatautanda-



tandasyok (urine output : 1-2cc/kgBB/jam). 3). Get Vital Sign (G)



:Kajitanda-tanda



vital,



danperubahanyasecarateratur.



Lakukanbilaslambungsegerauntukmengeliminasiracun. 4). Head To toe, History (H)



:



Monitoring



kerjajantungjikakeracunanasetominopen. Sumber : https://www.scribd.com/doc/231779366/Askep-Keracunan-Gadar



Analisa Data Data Data Subjuektif : 1. Klienmenyatakansulituntukbernafas 2. Klienmenyatakanmerasasepertiterce kik



Etiologi Intoksikasiintektisidaorganofosfat



Masalah



PolaNapasTid akEfektif Hambatanaktivasienzimasetilkolin D.0005 esterase 11



Data Objektif : 1. Perubahankedalamanpernafasan



Akumulasiasetilkolinpadaujungsar af



2. Takipnea 3. Suaranafasabnormal



Efekstimulasinikotinikmuskarinik padasistemsarafpusat Agitasi, gagalnafas.



Data Subjektif :



Intoksikasiintektisidaorganofosfat



1. Klienmengatakanpenglihatanyakabu r



Hambatanaktivasienzimasetilkolin esterase



GangguanPer tukaran Gas D.0003



Akumulasiasetilkolinpadaujungsar af



Data Objektif : 1. pH daraharteri abnormal 2. Dispnea



Efekstimulasinikotinikmuskarinik padasistemsarafsimpatis



3. Hipoksia 4. Takikardi 5. Somnolen Data Subjektif : 1. Klienmenyatakankawatirkarenaperu



Takikardi, Hipertensi, Midriasis Masuknyainsektisidaorganofosfatk e GI



Ansietas D.0080



bahandalamperistiwahidup. Intoksikasiinsektisidaorganofosfat Responpsikologis



Data Objektif : 1. Perilaku : gelisah, agitasi 2. Affektive: ketakutan, 3. Fisiologis:



suarabergetar,



gemetar, peningkatankeringat, 4. Respirasimeningkat, nadimeningkat, tekanandarahmeningkat



Data Subjektif :



Intoksikasiinsektisidaorganofosfat 12



1. Klienmenyatakanmerasaletih, 2. Klienmenyatakanmersalemah,



Intoleransiakt ivitas Efekakumulasiasetilkolinpadaneur D.0056 omuskular junction



Data Objektif : 1. Responterkanandarah abnormal terhadapaktivitas,



Kelelahan, kelemahanfisik



2. Responfrekuensijantung abnormal terhadapaktivitas,



DiagnosaKeperawatan 1. PolanafasstidakefektifberhubungandengankecemasanD.0005 2. GangguanPertukaran Gas berhubungandenganketidakseimnanganVentilasi-Perfusi. D.0003 3. Ansietasberhubungandenganterpaparbahayalingkungan (toksin)D.0080 4. Intoleransiaktivitasberhubungandengankelemahan D.0056



13



X. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (SDKI) N o 1.



DiagnosaKeperawatan



Tujuan



Polanafastidakefektifberhubungandengankece Tujuan : masan setelahdilakukanasuh ankeperawatan 1x24 Batasankarakteristik : jam Data Subjuektif : polanafasklienteratur 1. Klienmenyatakansulituntukbernafas 2. Klienmenyatakanmerasasepertitercekik KriteriaHasil : Data Objektif : 1. perubahankedalamanpernafasan 2. takipnea 3. suaranafas abnormal



1. Menunjukkanjalannafa s yang paten (Klien tidak merasa tercekik, irama nafas teratur, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) 2. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, perafasan, suhu).



RencanaTindakan Intervensi 1. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi. 2. Identifikasi klien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan. 3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan. 4. Berikan bronkodilator bila perlu.



Rasional 1. Posisisetengah duduk dapat meringankankerja dari otototot pernafasan, 2. Mengetahuitindakanselanju tnya yang perlu untuk mempermudah klien bernafas, 3. Mengetahuikondisisaluranp ernapasan klien, 4.



5. Monitor TTV.



6. Berikan Terapi oksigen sesuai indikasi.



Bronkodilatoruntukmelebar kansaluran pernapasan untuk pemenuhan O2 yang adekuat, 5. Menunjukkankeadaan / respon klien dan untuk menentukan tindakan selanjutnya 6. Untukmemenuhikebutuhan oksigen tubuh klien. 14



2.



Gangguan pertukaran gas Tujuan : Setelah dilakukan berhubungandenganketidakseimbanganventila tindakan asuhan si-perfusi. keperawatan 1x24 jam pertukaran gas Batasan Karakteristik : klien kembali normal Data Subjektif : 1. Klienmengatakanpenglihatanyakabur Data Objektif : 1. pH daraharteri abnormal 2. Dispnea 3. Hipoksia 4. Takikardi



Kriteria Hasil : 1. Tanda-tanda vital dalamrentang normal, 2. TidakadaSianosisdan Dispnea 3. Peningkatanventilasida noksigenasi yang adekuat



5. Somnolen



3.



Ansietasberhubungandenganterpaparbahayali Tujuan : Setelah dilakukan ngkungantoksin asuhan keperawatan selama 1x24 jam



1. Monitor TTV



1.Menunjukkankeadaan / respon klien dan untuk menentukan tindakan 2.Aturposisiklienmenjadi selanjutnya semi-fowler 2.Posisi semi-fowler dapatmemaksimalkan ventilasi dan meringankan 3.Auskultasi suara nafas. kerja otot-otot pernafasan 3. 4. Untukmengetahuiadanyasu Identifikasiklienperlunya mbatan jalan nafas atau pemasangan alat jalan tidak. nafas buatan. 4. 5. Monitor respirasidan Hasilidentifikasidapatmemp status O2. ermudah klien dalam memenuhi oksigenasinya. 6. Kolaborasi untuk 5. Melihatperkembangan pemberian O2 sesuai status O2 serta untuk indikasi. menentukan tindakan selanjutnya. 6. Untukpemenuhankebutuhan oksigenasi klien. 1.



1. Identifikasitingkatkecem asan.



Untukmenentukantingkatke cemasan klien dan untuk 15



Batasan Karakteristik : Data Subjektif : 1. Klien menyatakan kawatir karena perubahan dalam peristiwa hidup. Data Objektif : 1. Perilaku : gelisah, agitasi 2. Affektive: ketakutan, 3. Fisiologis: suarabergetar, gemetar, peningkatan keringat, 4. Respirasi meningkat, nadi meningkat, tekanan darah meningkat.



ansietas klien berkurang.



Kriteria hasil : 1. Vital sign dalambatas normal. 2. Mengidentifikasi, mengungkapkandanmen unjukkan teknik untuk mengontrol cemas. 3. Posturtubuh, ekspresiwajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.



4.



Intoleransiaktivitasberhubungandengankelem Tujuan : setelah dilakukan ahan asuhan keperawatan selama 1x24 jam Batasan karakteristik : klien dapat kembali Data Subjektif : beraktivitas 1. Klien menyatakan merasa letih, 2. Klien menyatakan mersa lemah, Kriteria hasil :



menentukan tindakan selanjutnya. 2. Monitor TTV 2.Menunjukkankeadaan / respon klien dan untuk menentukan tindakan 3. Bantu selanjutnya klienmengenalsituasi 3.Kliendapatmelakukanlatiha yang menyebabkan n nafas dalam agar perasaan kecemasan. cemas berkurang. 4. 4. Denganmengungkapkanapa Dorongklienuntukmengu yang sedang dirasakan ngkapkan perasaan, dapat menurunkan tingkat ketakutan, persepsi. kecemasan. 5.



5. Tekniknafasdalamdapat Instruksikanklienmenggu memberikan rasa tenang nakanteknik relaksasi. kepada klien 6. berikan obat untuk 6. kandungan obat langsung mengurangi kecemasan. berkerja pada otak sehingga mengurangi rasa cemas klien. 1. Monitor TTV 1. Menunjukkankeadaan / respon klien dan untuk menentukan tindakan 2. Bantu klien selanjutnya mengidentifikasi 2. Untukmengetahuiapasaja aktivitas yang mampu yang masih mampu dilakukan dilakukan klien secara 16



Data Objektif : 1. Respon terkanan darah abnormal terhadap aktivitas. 2. Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas,



1. Vital sign normal 2. Mampuberpindahdenga natau tanpa alat 3. Status kardiopulmonariadekuat 4. Sirkulasibaik 5. Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat.



3. Bantu klien untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek. 4. Bantu klien dan keluarga untuk mengidentifiasi kekurangan dalam berkativitas. 5. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual.



mandiri. 3. Mempermudahklienmelaku kanaktivitas dengan aman. 4. Untukmenapatkanevaluasi mengenai kegiatan apa yang memerlukan bantuan dan untuk menentukan tindakan yang lebih lanjut. 5. Respon fisik, emosi, sosial dan spiritual yang belum baik harus diperbaiki agar klien memiliki semangat untuk beraktivitas.



17



XI. DAFTAR PUSTAKA Arisman. 2008. Keracunan Makanan:Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC. Jakarta Boswick, J. 1997. Perawatan Gawat Darurat. EGC. Jakarta Nurarif,



H.N&



Kusuma,



H.



2013.



Aplikasi



Asuhan



KeperawatanBerdasarkanDiagnosaMedis. Mediaction Publishing. Yogyakarta. Prijanto, B.T. 2009. Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida Organofosfat Pada Keluarga Petani Hortikultura Di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Semarang. https://www.scribd.com/doc/231779366/Askep-Keracunan-Gadar, diakses tanggal : 16 Februari 2015, Pukul 20.15 WITA.



18