LP Koping Individu Tidak Efektif - Angga Riski Wijaya [PDF]

  • Author / Uploaded
  • nike
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN MASALAH KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF



OLEH : ANGGA RISKI WIJAYA, S.Kep 131923143004



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2020



I.



KONSEP DASAR 1. Pengertian Koping Individu Tidak Efektif merupakan suatu keadaan dimana individu mempunyai pengalaman atau mengalami keadaan yang berisiko tinggi, suatu ketidakmampuan untuk mengatasi stressor internal dan eksternal secara adekuat yang berhubungan dengan tidak adekuatnya sumber-sumber (fisik, psikologi, perilaku dan kognitif) (Carpenito, 2000). Koping Individu Tidak Efektif merupakan ketidakmampuan pilihan respons yang dilakukan, dan atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia (Nanda, 2011). Menurut Kim (2006) Koping Individu Tidak Efektif merupakan kerusakan perilaku dan kemampuan adaptif seorang individu dalam memenuhi tuntutan dan peran hidupnya. 2. Etiologi Menurut Nanda (2011) koping individu tidak efektif dapat disebabkan karena adanya : 1) Gangguan dalam pola penilaian ancaman 2) Gangguan dalam pola melepaskan tekanan/ketegangan 3) Perbedaan gender dalam strategi koping 4) Derajat ancaman yang tinggi 5) Ketidakmampuan untuk mengubah energi yang adaptif 6) Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat 7) Kesempatan yang tidak adekuat untuk menyiagakan diri terhadap stressor 8) Sumber yang tersedia tidak adekuat 9) Dukungan sosial yang tidak adekuat yang diciptakan oleh karakteristik hubungan 10) Krisis maturasional 11) Krisis situasional 12) Ragu / tidak percaya



13) Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam kemampuan mengatasi masalah 3. Tanda dan Gejala 1) Kognitif a) Kesulitan menggorganisasi informasi b) Ketidakmampuan memperhatikan informasi c) Konsentrasi buruk dan tidak berani mengambil resiko d) Mengungkapkan ketidakmampuan meminta bantuan e) Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah 2) Afektif a) Merasa depresi b) Merasa takut c) Merasa mudah marah d) Merasa frustasi e) Merasa cemas yang berlebihan 3) Fisiologis a) Perasaan letih b) Merasa takut c) Merasa mudah marah d) Merasa frustasi e) Merasa cemas yang berlebihan 4) Perilaku a) Penyalahgunaan agens kimia / obat-obat terlarang b) Perilaku destruktif terhadap orang lain dan diri sendiri c) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar d) Ketidakmampuan memenuhi harapan peran e) Tidak dapat melakukan pemecahan masalah secara adekuat 5) Sosial a) Perubahan dalam pola komunikasi yang biasanya b) Penurunan penggunaan dukungan sosial c) Manipulasi verbal



d) Perubahan dalam partisipasi di lingkungan sosial e) Pola



respon



non



asertif



atau



ketidakmampuan



mengekspresikan perasaam kepada orang lain 4. Aspek - Aspek Koping Koping dapat dikaji melalui berbagai aspek, salah satunya adalah aspek psikososial (Keliat, 1999) yaitu : 1) Reaksi Orientasi Tugas Berorientasi terhadap tindakan untuk memenuhi tuntunan dan situasi stres secara realistis, dapat berupa konstruktif atau destruktif. Misal : 1) Perilaku



menyerang



menghilangkan



atau



(agresif)



biasanya



untuk



mengatasi



rintangan



untuk



memuaskan kebutuhan. 2) Perilaku menarik diri digunakan untuk menghilangkan sumber- sumber ancaman baik secara fisik atau psikologis. 3) Perilaku kompromi digunakan untuk merubah cara melakukan, merubah tujuan atau memuaskan aspek kebutuhan pribadi seseorang. 2) Mekanisme Pertahanan Diri Sering disebut sebagai mekanisme pertahanan mental. Adapun mekanisme



pertahanan



diri



adalah



(Mustikasari, 2006): 1) Penyangkalan (denial) 2) Pemindahan (displecement) 3) Disosiasi 4) Identifikasi (Identification) 5) Intelektualisasi (Intelectualization) 6) Rasionalisasi 7) Sublimasi 8) Supresi



sebagai



berikut



9) Represi 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koping Individu Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme koping individu antara lain (Handayani, 2000): 1) Umur Dalam penelitian Suprapto (2002) tentang koping pada kecemasan, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa



umur



usia



muda



lebih



mudah



mengalami



peningkatan stres dibandingkan dengan umur usia dewasa. Lazarus (Suprapto, 2002) mengatakan bahwa struktur psikologis individu yang komplek dan sumber koping yang berubah sesuai dengan tingkat usianya akan menghasilkan reaksi yang berbeda dalam menghadapi situasi yang menekan. 2) Jenis Kelamin Pria dan wanita mempunyai koping yang berbeda dalam menghadapi masalah. Perilaku koping wanita biasanya lebih ditekankan pada usaha untuk mencari dukungan sosial dan lebih menekankan pada relegius, sedangkan pria lebih



menekankan



pada



tindakan



langsung



untuk



menyelesaikan pokok permasalahan. 3) Tingkat Pendidikan Pendidikan berlangsung



merupakan



proses



hasil



belajar



yang



di suatu lembaga pendidikan atau instusi



dengan berbagai jenjang. Individu yang mempunyai pendidikan



tinggi



akan



tinggi



pula



perkembangan



kognitifnya yaitu dengan adanya pengalaman- pengalaman bersama dan pengembangan cara-cara pemikiran baru mengenai masalah umur atau kelompok diri sendiri yang dilakukan dengan penelitian yang lebih realistis dan



efektif. Hal ini dapat meningkatkan ketrampilan koping individu sehingga mampu menggunakan koping adaptif. 4) Status Sosial Ekonomi Individu yang mempunyai status sosial ekonomi rendah lebih sering mendapat akibat negatif dari stress sehingga mereka akrab dengan kriminalitas, sakit mental, dan minum yang mengandung alkohol. Hal ini terjadai karena kontrol atas hidupnya tidak begitu kuat, mereka biasanya kurang pendidikan sehingga mereka kurang mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan proses perawatan di rumah sakit secara tepat. 5) Dukungan Sosial Dengan adanya dukungan sosial atau pemberian bantuan kepada orang tua pasien dari keluarga, teman dan masyarakat dapat menimbulkan perasaan diperhatikan, disenangi



dan



dihargai



sehingga



dapat



merubah



mekanisme koping individu. Bentuk dukungan sosial antara lain: dukungan emosional, dukungan instrumen (finansial), dukungan informasi, dukungan penilaian berupa komunikasi yang relevan untuk evaluasi diri. 6. Mekanisme Koping 1) Mekanisme Koping Adaptif Penggunaan koping yang adaptif membantu individu dalam beradaptasi



untuk



menghadapi



keseimbangan.



Adaptasi



individu yang baik muncul reaksi untuk menyelesaikan masalah dengan melibatkan proses kognitif, efektif dan psikomotor (bicara dengan orang lain untuk mencari jalan keluar suatu masalah, membuat berbagai tindakan dalam menangani situasi dan belajar dari pengalaman masa lalu). Kegunaan koping adaptif membuat individu akan mencapai



keadaan



yang



seimbang



antara



tingkat



fungsi



dalam



memelihara dan memperkuat kesehatan fisik dan psikologi. Kompromi merupakan tindakan adaptif yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan. Mekanisme koping adaptif yang lain adalah berbicara dengan orang lain tentang masalah yang sedang dihadapi, mencoba mencari informasi lebih banyak tentang masalah yang sedang dihadapi, berdoa, melakukan latihan fisik untuk mengurangi ketegangan masalah, membuat berbagai alternatif tindakan untuk mengurangi situasi, dan merasa yakin bahwa semua akan kembali stabil, mengambil pelajaran dari peristiwa atau pengalaman masa lalu. 2) Mekanisme Koping Maladaptif Penggunaan koping yang maladaptif dapat menimbulkan respon



negatif



dengan



munculnya



reaksi



mekanisme



pertahanan tubuh dan respon verbal. Perilaku mekanisme koping maladaptif antara lain perilaku agresi dan menarik diri. Perilaku agresi dimana individu menyerang obyek, apabila dengan ini individu mendapat kepuasan, maka individu akan menggunakan agresi. Perilaku agresi (menyerang) terhadap sasaran atau obyek dapat merupakan benda, barang atau orang atau bahkan terhadap dirinya sendiri. Adapun perilaku menarik diri dimana perilaku yang menunjukan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara fisik dan psikologis individu secara sadar pergi meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor misalnya: individu melarikan diri dari sumber



stress.



Sedangkan



reaksi



psikologis



individu



menampilkan diri seperti apatis, pendiam dan munculnya



perasaan tidak berminat yang menetap pada individu. Perilaku yang dapat dilakukan adalah menggunakan alkohol atau obatobatan, melamun dan fantasi, banyak tidur, menangis, beralih pada aktifitas lain agar dapat melupakan masalah. 7. Pohon Masalah Gangguan Konsep Diri : HDR Koping Individu Tidak Efektif Ansietas 8. Masalah Keperawatan 1) Koping Individu Tidak Efektif 2) Ansietas 3) Gangguan Konsep Diri : HDR



Effect Core Problem Causa



II.



KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Berdasarkan pengkajian melalui wawancara, didapat data bahwa klien



dengan



ketidakpuasan



koping dan



tidak



frustasi



efektif terhadap



sering



mengungkapkan



ketidakmampuan



untuk



melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya, mengungkapkan adanya ketidakmampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhi situasi, mengungkapkan keragu-raguan serta ketidakmampuan dalam merawat diri. Berdasarkan data observasi, klien dengan koping tidak efektif sering bersikap apatis, pasif, ekspresi muka murung, bicara dan gerakan lambat, enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya, tidur yang berlebihan, nafus makan tidak atau berlebihan, menghindari orang lain. 2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara, observasi, maka perawat dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien : Koping Individu Tidak Efektif.



3. Intervensi Keperawatan



Diagnosis Koping Individu Tidak Efektif



Rencana Tindakan Keperawatan Tujuan Jangka Tujuan Jangka Panjang Pendek TUM : TUK 1 : Status koping klien Klien mampu menjadi efektif mengetahui status koping



Intervensi



Rasional



Kaji status koping yang digunakan pasien 1. Tentukan kapan mulai muncul perasaan tidak nyaman, gejala, hubungannya dengan peristiwa dan perubahannya 2. Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta pengalaman dan perilakunya 3. Dengarkan dengan cermat dan amati ekspresi wajah, gerakan tubuh, kontak mata, posisi tubuh, intonasi dan intensitas suara 4. Tentukan risiko terhadap membahayakan diri sendiri dan tindakan yang dibutuhkan



Koping didefinisikan sebagai strategi untuk memanajemen tingkah laku kepada pemecahan masalah yang paling sederhana dan realistis, berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak nyata, dan koping merupakan semua usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan



TUK 2 : Klien mampu menggunakan dukungan untuk mengatasi masalah



Berikan dukungan jika pasien mampu mengungkapkan perasaannya 1. Jelaskan bahwa perasaanperasaan yang dimilikinya memang sulit 2. Jika individu menjadi pesimis, upayakan untuk lebih memberikan harapan dan pandangan yang realistis



Dengan adanya dukungan sosial atau pemberian bantuan kepada orang tua pasien dari keluarga, teman dan masyarakat dapat menimbulkan perasaan diperhatikan, disenangi dan dihargai sehingga dapat merubah mekanisme koping individu.



TUK 3 : Klien mampu mengevaluasi perilakunya sendiri



Motivasi untuk melakukan evaluasi perilakunya sendiri 1. Apa yang positif dari dirinya 2. Apa yang perlu ditingkatkan 3. Apa yang dipelajari tentang dirinya dan self reinforcement



Meningkatkan klien



TUK 4 : Klien mampu memecahkan masalah



Bantu pasien untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif 1. Identifikasi masalah yang dirasakan 2. Identifikasi penyebab masalah 3. Gali cara pasien dalam menyelesaikan masalahnya di masa yang lalu 4. Diskusikan beberapa cara penyelesaian masalah 5. Diskusikan keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan 6. Bantu pasien memilih cara penyelesaian masalah yang berhasil



Koping yang efektif menghasilkan adaptasi yang menetap yang merupakan kebiasaan baru dan perbaikan dari situasi yang lama



TUK 5 : Klien mampu memperagakan dan



Ajarkan alternatif koping yang konstruktif 1. Bicara terbuka dengan orang



Untuk memulihkan kekuatan fisik



percaya



diri



menggunakan koping konstruktif



yang



2. 3. 4.



TUM : Keluarga mampu merawat klien dengan koping individu tidak efektif



TUK 1 : Keluarga mampu mengenal koping individu tidak efektif



lain untuk kekuatan sosial Kegiatan fisik untuk pemulihan kekuatan fisik Melakukan cara berfikir yang konstruktif untu kemampuan kognitif Melakukan aktivitas konstruktif untuk kekuatan psikomotor



Intervensi pada keluarga 1. Diskusikan pengertian tentang koping individu tidak efektif 2. Diskusikan tentang tanda dan gejala koping individu tidak efektif 3. Diskusikan tentang penyebab koping individu tidak efektif 4. Diskusikan tentang cara merawat pasien dengan koping individu tidak efektif :  Membantu pasien mengenal koping individu tidak efektif  Mengajarkan pasien mengembangkan koping individu yang sehat : bicara dengan orang lain, melakukan aktivitas konstruktif dan olahraga. 5. Dampingi keluarga secara langsung dalam menerapkan cara merawat pasien koping individu tidak efektif 6. Diskusikan bagaimana cara merujuk anggota keluarga jika sudah tidak dapat ditangani di rumah



Kelurga dapat mengerti konsep dan intervensi merawat klien dengan koping tidak efektif



DAFTAR PUSTAKA Carpenito, L.J dan Moyet. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC NANDA International. 2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Cetakan I. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Wilkinson, J.M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : Buku Kedokteran EGC