LP Myalgia Lansia [PDF]

  • Author / Uploaded
  • mitha
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN MYALGIA



Disusun oleh : MITHA DWI KARTIKA P1337420217042



PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SEMARANG 2020



TEORI TENTANG LANSIA A. DEFINISI LANSIA Gerontologi berasal dari bahasa Latin, yaitu geros berarti usia lanjut dan logos berarti ilmu. Gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang terjadi pada lanjut usia. Geriatri berasal dari bahasa Latin, yaitu geros berarti lanjut usia dan eatriea berarti kesehatan atau medis. Geriatri merupakan cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada masalah kedokteran, yaitu penyakit yang timbul pada usia lanjut (Kushariyadi, 2010). Menurut Prayitno (2008), mengatakan bahwa lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas,tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Di Indonesia, dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat (2), (3), (4), mengatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita. Penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, ditandai dengan penurunan daya tahan fisik dan rentan terhadap penyakit yang mengakibatkan kematian. Secara ekonomi lansia dianggap sebagai beban sumber daya. Lansia merupakan kelompok umur yang mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh dan berbagai tekanan psikologis (Saparinah,2008). B. BATASAN LANSIA Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbedabeda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut: 1.



Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu: a.



Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun



b.



Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun



2.



c.



Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun



d.



Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun



Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, Sp.Kj., batasan usia dewasa sampai lanjut usia dikelompokkan menjadi:



3.



4.



a.



Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun



b.



Usia dewasa penuh (middle years) usia 25-60/65 tahun



c.



Lanjut usia (geriatric age) usia >65/70 tahun



Menurut Hurlock, perbedaan lanjut usia ada dua tahap, yaitu: a.



Early old age (usia 60-70 tahun)



b.



Advanced old age (usia >70 tahun)



Menurut Burnsie, ada empat tahap lanjut usia, yaitu: a.



Young old (usia 60-69 tahun)



b.



Middle age old (usia 70-79 tahun)



c.



Old-old (usia 80-89 tahun)



d.



Very old-old (usia > 90 tahun)



C. PERUBAHAN PADA LANSIA Perubahan yang terjadi pada lansia dapat meliputi perubahan fisik, psikososial dan mental. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuan normal, seperti rambut yang memulai memutih, kerut-kerut ketuan diwajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh. Lansia juga harus berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai.Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat menyikapi kehidupannya secara bijak (Soejono, 2007). 1.



Perubahan Fisik a. Sel 1) Jumlah sel otak menurun 2) Ukurannya lebih besar b. Sistem Persyarafan 1)



Berat otak menurun 10%-20%



2)



Respon dan waktu untuk bereaksi menjadi lambat



3)



Kurang sensitif terhadap sentuhan



c. Sistem Pendengaran 1)



Pendengaran bertambah menurun



d. Sistem Penglihatan 1)



Lensa lebih suram yang menyebabkan katarak



2)



Hilangnya daya akomodasi mata



3)



Lapang pandang menurun.



e. Sistem Kardiovaskuler 1) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun 2) Tekanan darah cenderung tinggi 3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah f. Sistem Respirasi 1)



Elastisitas paru berkurang



2)



Otot-otot pernapasan menurun



g. Sistem Genitouria 1)



Otot-otot vesika urinaria melemah



2)



Prostat membesar



h. Sistem Gastrointestinal 1)



Kehilangan gigi



2)



Indra pengecapan menurun



3)



Daya absorbsi terganggu



i. Sistem Reproduksi 1)



Mengecilnya ovari dan uterus



2)



Atropi payudara



j. Sistem Endokrin 1)



Produksi hormon menurun



2)



Menurunnya aktivitas tiroid



k. Sistem Integumentum 1)



Kulit keriput



2)



Permukaan kulit kasar dan bersisik



3)



Kulit kepala dan rambut menipis



4)



Rambut dalam hidung dan telinga menebal



5)



Kuku jari menjadi keras



6)



Kelenjar keringat berkurang



l. Sistem Muskuloskeletal 1) Tulang telinga makin rapuh 2) Pergerakan pinggang, lutut dan jari pergelangan terbatas 3) Persendian membesar dan kaku 4) Otot-otot kram dan tremor 2. Perubahan Psikososial a. Pensiun. Akan lebih sering dialami oleh para lanjut usia dengan masa habisnya akan bekerja yang dipengaruhi oleh perubahan pada produktivitas dan identitas di lingkungannya. b. Sadar akan kematian c. Perubahan dalam cara hidup d. Penyakit kronis dan ketidakmampuan e. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik 3. Perubahan Mental a. Perubahan fisik b. Kesehatan umum c. Lingkungan D.



PENYAKIT PADA LANSIA Dikemukakan adanya empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua, yakni: 1.



Gangguan sirkulasi darah, seperti: hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak(koroner), dan ginjal.



2.



Gangguan



metabolism



hormornal:



seperti:



diabetes



melitus,



klimakterium, dan keidakseimbangan tiroid. 3.



Gangguan pada persendiaan, seperti: osteoarthritis, gout arthritis, ataupun penyakit kolagen lainnya.



4.



Barbagai macam neoplasma



Menurut ”The National Old People’s Welfare Council” Di inggris mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada lanjut usia ada 12 macam yakni: a. Depresi mental b. Gangguan pendengaran c. Bronchitis kronis d. Gangguan tungkai/sikap berjalan e. Gangguan pada koksa/sendi panggul f. Anemia g. Demensia h. Gangguan penglihatan i. Ansietas/kecemasan j. Dekompensasi kordis k. Diabetes melitus l. Gangguan pada defekasi 5.



Penyakit Lanjut Usia di Indonesia: a. Penyakit-penyakit system pernafasan b. Penyakit-penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah c. Penyakit pencernaan makanan d. Penyakit sistem urogenital e. Penyakit gangguan metabolik/endokrin f. Penyakit pada persendiaan dan tulang g. Penyakit-penyakit



yang



disebabkan



proses



keganasan.



Timbulnya penyakit-penyakit tersebut dapat dipercepat atau diperlambat oleh faktor-faktor luar, misalnya: makanan, kebiasaan hidup salah, infeksi, dan trauma.



MYALGIA (NYERI OTOT) A. Pengertian Myalgia Myalgia adalah nyeri otot yang merupakan gejala dari banyak penyakit dangangguan pada tubuh. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah atau otot yang terlalu tegang. Myalgia merupakan suatu bentuk



respon



tubuh



terhadap



berbagai kemungkinan kondisi.



Myalgia yang parah dan berlangsung selama lebih dari dua minggu dapat mengindikasikan bahwa tubuh sedang menghadapi suatu keadaan yang serius, terutama jika gejala myalgia tersebut tidak dapat dihubungkan secara pasti dengan cedera atau penyakit yang baru dialami, juga jika disertai dengan gejala lainnya (Chang , 2009). B. Jenis Myalgia Ada beberapa jenis nyeri otot yang kerap terjadi, yaitu : Fibromyalgia, Myofascialpain, Nyeri otot pasca latihan (post exercise muscle soreness), dan nyeri otot akibat penggunaan yang berlebihan (overuse injury) (Lukman, et al. 2009) 1.



Fibromyalgia Istilah lainnya yaitu rematik otot, adalah suatu penyakit yang ditandai dengan gejala berupa nyeri otot yang luas, yaitu paling sering pada tengkuk, punggung atau pinggang. Terdapat beberapa titik nyeri pada area tersebut, biasanya 11 – 18 titik yang disebut sebagai tender point, di mana titik tersebut sangat nyeri bila ditekan tetapi nyeri yang ditimbulkan tidak menjalar. Keluhan dirasakan lebih dari 3 bulan, disertai adanya gejala gangguan tidur,dan kekakuan pada pagi hari. Sifat nyeri berupa pegal, panas, rasa sepertiterbakar, dapat disertai rasa kesemutan dan baal (kebas). Penyebab penyakit ini masih belum diketahui dengan pasti, tetapi disinyalir berhubungan dengan proses kekebalan



tubuh



dan



faktor



hormonal,



ketegangan



sistem



jiwa. Walaupun



tidak menyebabkan kematian, tetapi penyakit ini penyebab



penurunan fungsi yang cukup serius dan menyebabkan penurunan kualitas hidup. 2.



Myofascial pain Suatu penyakit yang mirip fibromyalgia, tetapi perbedaannya pada Myofascial pain ditemukan titik nyeri yang lebih sedikit, dan jika ditekan timbul rasa nyeri yang menjalar ke area tubuh lain. Penyakit ini lebih mudah disembuhkan dengan penanganan yang tepat dibandingkan fibromialgia. Penyebab penyakit ini terutama disebabkan karena kesalahan postur atau posisi tubuh dalam waktu lama dan ketegangan emosi.



3.



Post exercise muscle soreness (nyeri otot pasca latihan) Suatu keluhan yang sesuai namanya, terjadi sesudah melakukan olah raga. Nyeri timbul pada otot yang banyak melakukan aktivitas saat olah raga, dapat timbul langsung pasca olah raga atau timbul 8 – 24 jam kemudian yang mencapai puncak nyeri pada 24 – 72 jam pasca olah raga. Nyeri otot yang timbul beberapa jam sampai beberapa hari pasca olah raga tersebut disebut delayed onset muscle soreness (DOMS). Penyebab nyeri ini ada beberapa halantara lain yaitu : penumpukan sisa pembakaran atau metabolisme otot yang disebut asam laktat, kekurangan oksigen pada otot yang aktif, serta pengaruh suhu tubuh yang meningkat pada saat olah raga. Biasanya nyeri akan hilang dengan sendirinya setelah 5 – 7 hari. Jika timbul nyeri tersebut sebaiknya beristirahat dahulu selama beberapa hari. Setelah nyeri hilang dapat mulai dilakukan olah raga dengan intensitas ringan dahulu untuk kemudian ditingkatkan secara bertahap. Perlu diingat untuk selalu melakukan latihan peregangan dan pemanasan sebelum serta sesudah olah raga untuk mencegah terjadinya cedera otot.



4.



Overuse injury (nyeri otot akibat penggunaan berlebihan) Nyeri otot terjadi akibat beberapa hal, yaitu: digunakan berulang (repetitif) dalam waktu lama, digunakan dalam posisi yang salah



dalam waktu lama, akibat getaran atau akibat penggunaan dengan kekuatan yang besar, misalnya mengangkat benda yang berat. Akibat adanya aktivitas yang tidak tepat tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan otot yang secara mikroskopik tampak berupa robekan jaringan disertai adanya proses peradangan, dan karena penggunaan yang terus menerus maka tidak ada waktu bagi otot tersebut untuk memperbaiki diri (recovery). Nyeri otot tersebut bisa terjadi pada musisi yang menggunakan suatu instrumen (gitar, biola) dalam waktu lama, pada olah ragawan, dan juga pada pekerja kantor. Sama dengan nyeri otot yang timbul pasca olah raga, otot yang nyeri adalah otot yang banyak bekerja saat melakukan aktivitas, misalnya pada pekerja kantor yang banyak menggunakan komputer, sering nyeri pada bahu kanan karena otot bahu kanan selalu



bekerja



tangan



mempertahankan



posisi



lengan



atas



dan



untuk mengendalikan “mouse” komputer, atau pada



pemain gitar bisa timbul nyeripada bahu kiri, karena otot bahu kiri selalu mempertahankan posisi lengan kiriuntuk memainkan nada dan menyangga gitar. Nyeri yang timbul berupaperasaan pegal, panas, kebas , dapat disertai bengkak dan kemerahan. C. Penyebab Myalgia Penyebab



umum



myalgia



adalah



penggunaan



otot



yang



salah



atau berlebihan yang mengakibatkan otot-otot yang digunakan tersebut mengalami kekurangan oksigen sehingga terjadi suatu proses oksidasi anaerob yang akan menghasilkan asal laktat. Asam laktat inilah yang dapat menimbulkan rasa pegal atau nyeri. Myalgia yang terjadi tanpa trauma mungkin disebabkan oleh infeksivirus, mylgia berlangsung dalam waktu yang lama (2 minggu) yang menunjukkan myopati metabolic , defiseinsi nutrisi atau siondrom fatigue kronik. Adapun penyebab myalgia biasanya disebabkan oleh hal berikut ini: 1.



Myalgia yang disebabkan karena gangguan tidur, individu yang mengalami gangguan tidur sering kali mengalami nyeri otot.



Gangguan tidur dan nyeri otot yang menyertainya mungkin disebabkan



oleh



ansietas



temporer



akibat



situasi



yang



menimbulkan stress, atau bisa juga kerena kebisingan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan selama tidak ada gejala lain yang menyertai myalgia tersebut atau jika nyerinya tidak juga menghilang setelah beberapa yang



berkepanjangan



hari.



Namun



gangguan



tidur



dapat mengindkasikan gangguan yang



serius seperti depresi yang memerlukan penanganan



tenaga



profesional. Ketidakseimbangan hormon menyebabkan myalgia 2.



Ketidakseimbangan hormon



reproduktif



hormon tidak



terjadi lagi



manakala



bekerja



salah



secara



satu



fungsional.



Akibatnya, tubuh beralih menggunakan persediaan high-test hormone-nya,adrenalin, yang biasanya dipakai untuk mekanisme “flight



or



fight”



pada



situasi



darurat. Penyalahgunaan



adrenalin secara kronis oleh tubuh akan mengarah kepada berbagai gangguan seperti nyeri otot persistent yang disebut fibromyalgia kronis. 3.



Defisiensi vitamin juga dapat menyebabkan myalgia , Myalgia dapat juga disebabkan oleh diet dan gaya hidup yang tidak sehat. Vitamin memainkan peranan penting dalam kesehatan secara keseluruhan. Vitamin D yang secara alami dapat diperoleh dalam jumlah melimpah dengan berjemur di sinarmatahari pagi, turut berperan dalam membantu absorpsi kalsium. Defisiensi vitamin D sering ditemui pada kelompok masyarakat yang sebagian besarmelakukan aktivitasnya di dalam ruangan. Vitamin B12 berperan dalamproduksi sel darah merah, perkembangan saraf, dan metabolisme karbohidrat,lemak serta protein. Vitamin ini banyak ditemukan pada daging, ikan danproduk susu. Kekurangan vitamin tidak hanya dapat menimbulkan terjadinyamyalgia, namun juga mengarah kepada gangguan kesehatan yang lebih serius.



4.



Obat-obatan yang menginduksi myalgia, Kelompok obat tertentu sepertistatin (penurun kadar kolesterol) memiliki efek samping berupa nyeri otot. Hal ini khususnya terjadi ketika pasien mulai mengkonsumsi obat tersebut atau ketika dosisnya mulai dinaikkan. Pada beberapa kasus, nyeri otot yang terjadi ketika sedang mengkonsumsi obat ini dapat juga menunjukkan bahwa otot-otot sedang mengalami kehancuran – suatu situasi yang dapat mengarahkepada gagal ginjal dan bahkan mengancam nyawa.



5.



Myalgia akibat penyakit autoimun, Penyakit autoimun seperti rheumatoidarthritis



dan lupus



merupakan



menyerang



kondisi



dimana



sistem



imun



jaringan/organ tubuh. Selain myalgia, penyakit autoimun umumnya juga disertai gejala berupa nyeri tekan pada otot, kehilangan massa otot dan ruam. D. Patofisiologi Gejala umum nyeri otot ini, disamping rasa sakit adalah pembengkakan pada otot, setelah latihan yang menyebabkan nyeri yang sangat parah, otot tampak lebih besar dari sebelumnya. Namun ini terjadi bukan karena masa otot yang meningkat, tetapi lebih karena otot mengalami peradangan sebagai respon terhadap kerusakan mikroskopis pada otot. 1. Peranan Asam Laktat Pada Otot Asam laktat sangat penting karena memungkinkan tubuh untuk mengubah glikogen menjadi energi tanpa perlu kehadiran oksigen, seperti glikolisis aerobik



normal (proses dimana tubuh



menggunakan glikogen untuk energi). Dengan mengubahnya menjadi asam laktat dan bukannya ATP seperti biasa, ketika tidak ada oksigen yang banyak tersedia, memungkinkan proses glikolisis untuk berlangsung selama beberapa menit, bukan hanya beberapa detik. Setelah tubuh memiliki cukup cadangan oksigen, glikogen dapat kembali dikonversi ke ATP dan asam laktat dapat dikonversi kembali menjadi glukosa oleh hati dan jaringan lain yang akan



digunakan kemudian. Hal ini membuat penggunaan glikogen jauh lebih efisien ketika tubuh kekurangan pasokan oksigen. Bagaimana otot menggunakan asam laktat sebagai bahan bakar adalah sebagai berikut. Sel-sel otot mengkonversi glikogen menjadi asam laktat ketika tidak ada cukup oksigen untuk mengubahnya menjadi adenosine trifosfat (ATP). Asam laktat kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh mitokondria, yang merupakan penghasil energi dalam sel otot. Pelatihan ketahanan secara intens dapat meningkatkan masa mitokondria dalam sel otot lebih dari dua kali lipat yang dapat membantu otot dalam kemampuan untuk menggunakan asam laktat sebagai bahan bakar. Hal ini memungkinkan otot-otot untuk bekerja lebih keras dan lebih lama dalam situasi cadangan oksigen rendah. Jadi salah satu alasan atlet terlatih dapat tampil lama saat bertanding adalah karena pelatihan intensif mereka sebenarnya memungkinkan otot-otot untuk menyerap asam laktat lebih cepat dan lebih efisien karena masa mitokondria yang lebih besar. E. Cara Mengatasi 1. Posisikan otot secara relaksasi, misalnya jika otot lengan yang nyeri,jangan mengangkat tangan melawan gravitasi. 2. Mengistirahatkan otot yang sakit dan banyak minum air putih. 3. Oleskan cream analgetik. Oleskan cream atau gel anti nyeri sambil sedikit-sedikit pijat bagian otot yang terasa nyeri 4. Berikan



obat-obat



anti



nyeri



sistemik,



misalnya



asetamenofen/paracetamolatau golongan NSAID (mis: ibuprofen, natrium diklofenak, piroksikam,aspirin, asam mefenamat, dll). F. Cara Mencegah 1.



Istirahat yang cukup, 6-8 jam



2.



Cukupkan masukan nutrisi. Sarapan pagi, minum susu atau multivitamin B dan C, cukup bagus untuk membantu aktifitas berat seharian.



3.



Bekerja secara ergonomis. Cara bekerja yang aman, nyaman dan sehat. Seperti cara duduk yang benar, cara mengangkat beban yang benar.



4.



Adakan jeda istirahat. Saat kebanyakan duduk maka berikan waktu sekitar 5 menit untuk berdiri, untuk gerak ringan guna menghindara ketegangan otot. Usahakan waktu istirahat untuk meluruskan punggung walau sebentar.



5.



Apabila ada otot yang terasa tegang maka dapat dilakukan pemijatan, pemijatan dapat di bantu dengan air hangat atau balsam guna memperlancar aliran darah.



G. Pemeriksaan Penunjang 1.



Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.



2.



Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium



3.



Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi



4.



Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4).



5.



Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.



6.



Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.



H. Penatalaksanaan 1. Jika merupakan suatu gejala penyakit, pengobatan utama ditujukan pada penyakit tersebut. 2. Meningkatkan aliran darah atau suhu dalam otot, membantu untuk mengurangi akumulasi zat metabolik yang merugikan. 3. Mengurangi aktivitas yang memperkuat timbulnya nyeri 4. Medications a.



NSAID



b.



COX-nonselektif



:



asam



mafenamat,



piroksikam,



indometasin,aspirin, naproksen, ibuprofen c.



COX 2 preferential : meloxicam, diclofenac Analgetik ascorbic acid (vitamin C) dan antioxi



I. Konsep Asuhan Keperawatan 1.



Pengkajian a.



Aktivitas 1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton. 2) Tanda :Frekuensi



jantungmeningkat,



perubahan



irama jantung, takipnea. b.



Sirkulasi 1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrovaskuler, episode palpitasi. 2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ tertunda.



c. Integritas Ego 1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple



(hubungan,keuangan, yang berkaitan



dengan pekerjaan). 2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan meledak,otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. d.



Eliminasi Gejala : Gangguan ginjal saat ini



atau (seperti obstruksi



atau riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu). e.



Makanan/cairan 1) Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak sertakolesterol, mual, muntah dan perubahan



BB



akhir



akhir



ini



(meningkat/turun),



Riwayatpenggunaan diuretic 2) Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria. f.



Neurosensori 1) Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyut, sakit kepala,



suboksipital



(terjadi



saat



menghilangkan secara spontan setelah Gangguan



penglihatan



bangun



dan



beberapa jam),



(diplobia,



penglihatan



kabur,epistakis). 2) Tanda: Status mental, perubahan pola/isi



bicara,efek,



proses



keterjagaan, orientasi, piker,penurunan



keuatan



genggaman tangan. g.



Nyeri/ ketidaknyaman Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung), sakit kepala.



h.



Pernafasan 1) Gejala:



Dispnea



yang



berkaitan



dari



kativitas/kerja



takipnea,ortopnea,dispnea batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok. 2) Tanda: Distress



pernafasan/penggunaan



otot



aksesori



pernafasan



bunyi



nafas



tambahan(krakties/mengi),



sianosis. i.



Keamanan Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.



2.



Diagnosa Keperawatan a.



Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis



b.



Deficit derawatan diri : berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal



c.



Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi



d.



Resiko jatuh berhubungan dengan factor usia 75 tahun



3. No



Rencana Keperawatan Diagnosa



NOC



NIC



Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis



Setelah dilakuakan tindakan selam ..x.. jam pasien mampu Pain level : a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang e. Tanda vital dalam rentang normal



Pain Management 1. Kaji nyeri klien secara komprehensif (P,Q,R,S,T). 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. 3. Kaji tanda-tanda vital. 4. Ajarkan klien teknik non farmakologi untuk menurunkan respon nyeri diantaranya: tehnik relaksasi, distraksi, dan guide imageri. 5. Anjurkan klien untuk menggunakan tehnik manajemen nyeri non farmakologi saat nyeri timbul. 6. Kolaborasi pemberian analgetik.



2



Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ..x... jam diharapkan kebutuhan klien terpenuhi dengan kriteria hasil : Self Care: Activity of Daily Living (ADLs) a. Klien terbebas dari bau badan.



Self Care Assistance: ADLs 1. Monitor kemampuan klien untuk kemampuan diri klien yang mandiri. 2. Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh



b. Menyatakan untuk melakukan self kenyamanan terhadap care. kemampuan untuk 3. Dorong klien melakukan ADL. untuk melakukan c. Dapat melakukan ADL aktifitas seharidengan hari yang normal bantuan. sesuai kemampuan yang dimiliki. 4. Dorong kemampuan untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya. 5. Ajarkan klien atau keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan jika hanya pasien tidak mampu untuk melakukannya.



3



Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama1 ... x ...jam, diharapkan klien mengetahui tentang proses penyakit dengan kriteria hasil: Knowledge Status a. Klien mampu2 mendeskripsikan penyakit b. Klien menunjukan pemahaman tentangg penyakit yang diderita c. Klien mampu memilih tindak lanjut dari penyakit yang di derita.



Teaching Knowledge . Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik . Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaiman hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi . Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit . Gambarkan proses penyakit . Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat . Sediakan informasi tentang kondisi pasien . Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan yang adekuat untuk meningkatkan pengetahuan



4. Evaluasi Keperawatan a. Pasien mengatakan nyeri terkontrol b. Pasien mengatakan sudah mengetahui tentang apa yang dideritanya c. Pasien mengatakan dapat menghindari risiko jatuh