LP Nutrisi  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Definisi Nutrisi Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan  penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahanbahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-  bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah, 2015). Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati ataupun  protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia. Menurut NANDA (20122014) ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. B. Etiologi Penyebab tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi, psikologi atau ekonomi (Haswita, 2017) 1. faktor predisposisi faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya nafsu makan yang disebabkan oleh a. rasa nyeri b. ansietas c. depresi d. Perubahan situasi/ lingkungan e. Perbedaan makanan f. Gangguan pemasukkan makanan g. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat.



C. Patofisiologi Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi setiap individu. Berikut ini adalah proses individu yang mengalami kekurangan nutrisi.



Pola Makan Tidak Teratur, obat-obatan, nikotin dan alkohol, streess



Berkurangnya pemasukan makanan



Kekosongan lambung



Erosi pada lambung (gesekan dinding lambung)



Produksi HCL Meningkat



Kekosongan lambung



Meningkat asam lambung



Reflek muntah



Intake makanan tidak adekuat



Kekurangan Nutrisi



D. Jenis-jenis gangguan Nutrisi Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas : 1) kekurangan nutrisi kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (Haswita, 2017) Tanda klinis : a. Berat badan 10-20% dibawah normal b. Tinggi badan dibawah ideal c. Lingkar kulit trisep di lengan bawah kurang dari 60% ukuran standar d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot e. Adanya penurunan albumin serum f. Adanya penurunan transferin Kemungkinan penyebab: a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker. b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan c. Penurunan penyerapan nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa d. Nafsu makan menurun 2) Kelebihan Nutrisi Kelebihan nutrisi menupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mengalami peningkatan berat badan akibat kebutuhan metabolisme secara berlebihan.



Menurut



(Mardelina, 2018) Kelebihan nutrisi merupakan Suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan Berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme berlebih. energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang lebih rendah disebabkan kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style Tanda klinis : a. Berat lebih dari 10% berat ideal b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal) c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita d. Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.



Kemungkinan penyebab: a. Perubahan pola makan b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman. 3) Obesitas Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori. Obesitas Kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi yang lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energy dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang lebih rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style (Mardelina, 2018) 4) Malnutrisi Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva dan lain-lain. 5) Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang sembrono. 6) Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding mukosa lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. 7) Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi (feses cair) 8) Diabetes mellitus Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan. 9) Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. 10) penyakit jantung coroner



jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain. 11) Kanker Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan. E. Fisiologi Nutrisi Menurut (Darmawan, 2014) Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalm tubuh.



Proses metabolisme dapat menjadi anabolik



(membangun) atau katabolik (merusak). Energi adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energi untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya. 1) Pemasukan energi Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah jumlah panas yang diminta untuk menaikkan suhu 1 kg air. 1 kkal 1 K atau sama dengan 1000 kalori. 2) Pengeluaran energi. Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk mendukung jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh.



Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat



seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik. 3) Tingkat metabolisme basal (MBR). Tingkat Metabolisme Basal adalah energi yang digunakan pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, perbafasan, peristaltik usus, kelenjar kelenjar tubuh. Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari pencernaan, penyerapan, metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi. a. Pencernaan



Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan pecah secara mekanik dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi secara langsung dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang (peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam.



Makanan meninggalkan



lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah usus, pangkreas.



Peristaltik terjadi terus menerus dalam usus kecil,



mencampurkan sekresi dengan kimus. b. Absorbsi Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Di sepanjang daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan penyerapan permukaan permukaan. Nutrisi diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan pinositosis. c. Metabolisme Nutrien diabsopsi dalam usus, termasuk udara, yang ditransportasikan melalui sistem sirkulasi ke jaringan tubuh.



Melalui perubahan kimia dari



metabolisme, nutrien diubah menjadi jumlah substansi yang dibutuhkan oleh tubuh.



Dua tipe metabolisme dasar adalah anabolisme dan katabolisme.



Anabolisme merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrisi. Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana. d. Penyimpanan



Beberapa, tapi tidak semua, nutrisi yang diperlukan tubuh disimpan dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrisi yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan terutama lemak. F. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi 1.



Pengetahuan Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.



2.



Faktor fisiologis Merupakan faktor yang terkait dengan proses pencernaan atau intake makanan. (Haswita, 2017)



3.



Gaya hidup dan kebiasaan Kebiasaan makan seperti waktu makan pada jam tertentu, makan bersama, cara penyajian makanan, jenis makanan pasien, jika mengalami perubahan , maka dapat mempengaruhi selera dan intake makanan. Demikian juga gaya hidup pasien seperti kebiasaan makan, tinggi garam (natrium) juga mempengaruhi status nutrisi pasien (Haswita, 2017)



4.



Budaya dan keyakinan Adanya budaya dan keyakinan yang salah dalam lingkungan masyarakat tertentu dalam mengonsumsi makanan menimbulkan tidak adekuatnya status nutrisi (Haswita, 2017)



5.



Usia Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa meningkat dengan cepat sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energi basal relatif konstan.



6.



Jenis kelamin



Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/ kgBB/jam. Pada usia tertentu pria membutuhkan lebih banyak zat gizi daripada wanita karena aktivitasnya atau karena ukuran tubuhnya yang lebih besar. Untuk zat gizi tertentu kadang wanita memerlukan lebih banyak dari pada pria (Haswita, 2017). 7.



Tinggi dan berat badan Tinggi dan berat badan terhadap permukaan tubuh yang luas, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar perjuangan sehingga kebutuhan metabolisme tubuh juga menjadi lebih besar.



8.



Ekonomi Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan yang tidak membutuhkan sumber daya yang sedikit.



Oleh karena itu, masyarakat



dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mencukupi kebutuhan gizi keluarga dibandingkan dengan kondisi perekonomian rendah. 9.



Status kesehatan Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.



10. Faktor Psikologis, seperti stress dan motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan memiliki nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan). 11. Alkohol dan Obat Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi nutrisi mungkin dibelajakan untuk alcohol dari pada makanan. Alkohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga nutrisi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam usus. G. Macam macam nutrisi Nutrient atau kandungan zat yang terdapat dalam makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terdiri dari 6 kategori, yaitu : karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.



a) Karbohidrat Fungsi utama karbohidrat sebagai sumber energi utama merupakan bahan bakar otak, otot rangka selama latihan, eritrosit dan leukosit dan medula renal. Karbohidrat berbentuk glukosa merupakan satu-satunya sumber energi bagi otak dan sistem saraf. Karbohidrat disimpan sebagai cadangan energi dalam tubuh berbentuk glikogen yang disimpan dalam hati dan otot (Fikawati et al., 2017). Karbohidrat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana seperti fruktosa, glukosa, dan laktosa, dapat dijumpai dalam buah-buahan, gula dan susu. Sedangkan karbohidrat kompleks dapat ditemukan dalam sayuran berserat, gandum, nasi, sereal, oat dan lain sebagainya (Boyle & Roth, 2010). Sumber karbohidrat: beras, tepung-tepungan, gula, buah dan lain-lain. Fungsi karbohidrat menurut (Haswita, 2017) didalam tubuh adalah 1) Sumber energi 2) Pemberian rasa manis pada makanan 3) Penghemat protein 4) Pengaturan metabolisme lemak 5) Membantu pengeluaraan feses b) Protein berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh, juga bisa menghasilkan kalori, sintesa homon, katalisator enzim (dari proses absorpsi, metabolisme dan katabolisme) dan antibodi. Sumber protein : daging sapi, ayam, ikan, telur, susu, tahu, tempe dan kacang-kacangan. Fungsi protein menurut (Haswita, 2017)adalah: a) Dalam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid serta keseimbangan asam basa. b) Pengaturan dan pemeliharaan jaringan tubuh. c) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormone. d) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak. e) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan.



c) Lemak Fungsi lemak adalah untuk menyediakan kebutuhan kalori, menjaga suhu tubuh dan organ tubuh dengan lapisan lemak dan juga menjaga fungsi normal dari kulit. Sumber lemak : mentega, margarin, minyak kelapa, krim, lemak hewan dan kacang-kacangan. d) Vitamin Vitamin A Penting untuk pertumbuhan tulang, rambut, dan kulit serta kesehatan mata. Vitamin A juga bekerja untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber vitamin A : hati, daging, mentega, keju, susu, kuning telur, buah dan sayuran berwarna. Vitamin D Membantu tubuh untuk menyerap kalsium dan fosfor, membentuk dan menjaga kesehatan tulang dan gigi. Sumber Vitamin D: susu dan hasilnya, kuning telur, hati ikan tuna, salem. Vitamin E Penting untuk proses metabolisme, menjaga kesehatan kulit dan otot.



Sebagai



antioksidan dalam menjaga sel dan jaringan tubuh dari kerusakan. Sumber Vitamin E: kuning telur, kacang kedelai, sayuran hijau, margarin, roti, kentang dan gandum. Vitamin K Penting untuk penggumpalan darah. Sumber vitamin K: sayuran hijau. Vitamin C Penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi, gusi, kulit, otot dan tulang, Mempercepat penyembuhan luka, daya tahan dari infeksi, membantu penyerapan zat besi. Sumber Vitamin C : sayuran segar dan buah-buahan segar Vitamin B Compleks Mengambil tubuh penting penting pada metabolisme karbohidrat, Meningkakan selera makan, Menjaga fungsi normal dari pencernaan, jantung dan sistem saraf. Sumber Vitamin B Komplek : beras, daging, susu, kacang-kacangan, telur dan kedelai.



H. Pathway Penyakit Saluran Pencernaan



Gaya Hidup dan kebiasaan



Kelemahan otot menelan



Kebiasaan menkonsumsi makanan yang tidak sehat



Peningkatan intake nutrisi



Menurunkan tonus dan peristaltik lambung



Gangguan menelan makanan



Kelebihan zat di dalam tubuh yang tidak dibuthkan



Kebutuhan energi meningkat



Refluksi Duodenum Ke lambung



Asupan nutrisi tidak terpenugi



Penyerapan di dalam tubuh tidak sempurna



Penyakit Saluran Pencernaan



Erosi mukosa lambung



v



Kebutuhan Metabolisme Untuk Pertumbuhan



Mudah lapar



Nafsu makan meningkat Mual



Penurunan Berat Badan Risiko berat badan lebih



Sering Makan



Muntah Peningkatan berat badan Defisit Nutrisi



Berat Badan Lebih



I. Rencana Asuhan Keperawatan Kliean dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi 1. Pengkajian a.



Identitas pasien pada identitas yang perlu dikaji adalah nama, nomer rekam medis, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, status, agama, pekerjaan dan umur pasien.



b. Riwayat keperawatan 1. Keluhan utama merupakan keluhan yang paling dirasakan oleh pasien yang berhubungan dengan asupan nutrisi pasien 2. Riwayat Kesehatan Sekarang Merupakan informasi tentang keadaan dan keluhan klien saat timbul keluhan baru yang dirasakan.



3. Riwayat Kesehatan Terdahulu riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien sebelumnya terutama yang berkaitan dengan penyakit yang dialami oleh pasien sekarang. c.



Pemeriksaan Fisik 1



Penampilan umum dan vitalitas : Apatis, lesu, tampak lelah



2



Berat badan : Berat badan kurang atau berlebih



3



Rambut : Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh



4



Kulit : Kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen, ada petekia atau memar, lemak subkutan sedikit



5



Kuku : Rapuh, pucat, bentuk seperti sendok



6



Mata : Kering, konjungtiva pucat atau merah, kornea lembut



7



Lidah : Berwarna merah atau magenta, tampilan halus, bengkak, ukuran lidah bertambah atau berkurang



8



Bibir : Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir



9



Gusi : Bengkak, meradang, mudah berdarah, berbentuk seperti spon



10 Otot : Tonus buruk, lembek dan tidak berkembang 11 Sistem kardiovaskular:



Frekuensi



nadi



meningkat,



TD meningkat,



trama jantung abnormal (ireguler) 12 Sistem pencernaan : Anoreksia, indigesti, diare, konstipasi 13 Sistem persarafan : Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian, bingung. d. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Hb a. Laki-laki dewasa (14-18 gr/dl) b. Wanita dewasa (12-16 gr/dl) 2. Pemeriksaan Albumin (3,5-4,5 gr/dl) 3. Rontgen 4. TG (25mm. 2.



Defisit Nutrisi(0019)



- minggu, jika perlu - Anjurkan melakukan pencatatan makan, aktivitas fisik dan perubahan berat badan. Manajemen Nutrisi Definisi: Mengidentigikasi dan mengelola asupan nutrisi ynag seimbang.



Definisi: Asupan nutrisi Observasi: tidak cukup untuk - Identifikasi status nutrisi. memenuhi - Identifikasi alergi dan intoleransi kebutuhan makanan. metabolisme. - Identifikasi makanan yang disukai. - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis Gejala dan tanda nutrient. mayor - Identifikasi perlunya pengunaan selan Subjektif: (tidak tersedia) nasogastric. - Monitor asupan makanan. Objektif: - Monitor berat badan. - Berat badan - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium. menurun



minimal 10% Terapeutik: dibawah - Lakukan oral hygiene sebelum makan, rentang ideal. jika perlu. Gejala dan tanda - Fasilitas menentukan pedoman diet minor (mis. Piramida makanan). Subjektif: - Sajikan makanan secara menarik dan - Cepat kenyang suhu yang sesuai. setelah makan. - Berikan makanan tinggi serat untuk - Kram/nyeri abdomen. mencegah konstipasi. - Nafsu makan - Berikan makanan tinggi kalori dan menurun. tinggi protein. - Berikan suplemen makanan, jika perlu. Objektif: - Hentikan pemberian makan melalui - Bising usus selang nasogatrik jika asupan oral dapat hiperaktif. - Otot ditoleransi. pengunyah lemah. Edukasi: - Otot menelan - Anjurkan posisi duduk, jika perlu. lemah. - Ajarkan diet yang diprogramkan. - Membrane mukosa pucat.



-



Sariawan. Kolaborasi: Serum albumin - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum turun. makan (mis. Pereda nyeri, antiemetic), Rambut rontok jika perlu. berlebih. - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Diare. menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu. Pemantauan Nutrisi Definisi: mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan asupan dan status gizi. Observasi: - Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis. pengetahuan, ketersedaan makanan, agama/kepercayaan, budaya, mengunyah tidak adekuat, gangguan menelan, penggunaan obat-obatan atau pascaoperasi). - Identifikasi perubahan berat badan. - Identifikasi kelainan pada kulit (mis. memar yang berlebihan, luka yang Sulit sembuh dan pendarahan). - Identifikasi kelainan pada rambut (mis. kering, tipis, kasar, dan mudah patah). - Identifikasi pola makan (mis. kesukaan/ketidaksukaan makanan, konsumsi makanan cepat saji, makan terburu-buru). - Identifikasi kelainan pada kuku (mis. berbentuk sendok, retak, mudah patah, dan bergerigi). - Identifikasi kemampuan menelan (mis. fungsi motorik wajah, refleks menelan, dan refleks gag). - Identifikasi kelainan rongga mulut (mis. peradangan, gusi berdarah, bibir kering dan retak luka). - Identifikasi kelainan eliminasi (mis. diare, darah, lendir, dan eliminasi yang



-



tidak teratur). Monitor mual dan muntah. Monitor asupan oral. Monitor wama konjungtiva. Monitor hasil laboratorium (mis. kadar kolesterol, albumin serum, transferrin, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, dan elektrolit darah).



Terapeutik: - Timbang berat badan Ukur antropometrik komposisi tubuh (mis. indeks massa tubuh, pengukuran pinggang, dan ukuran lipatan kulit). - Hitung perubahan berat badan Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien. - Dokumentasikan hasil pemantauan.



3



Obesitas (0030) Definisi: Akumilasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin, serta melampauin kondisi berat badan berlebih (overweight).



Edukasi: - Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan. - Informasikan hasil pemantauan, jika perlu. Edukasi Berat Badan Efektif Definisi: Memberikan informasi tentang berat badan dan persentase lemak tubuh yang optimal. Observasi: - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.



Terapeutik: - Sediakan materi dan media edukasi. - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai Gejala dan tanda kesepakatan. mayor - Beri kesempatan pada keluarga untuk Subjektif: bertanya. (tidak tersedia) Objektif:



Edukasi:



-



IMT >25 kg/m2 (pada dewasa) atau lebih dari presentil ke 95 untuk usia dan jenis kelamin (pada anak).



Gejala dan tanda minor Subjektif: (tidak tersedia)



- Jelaskan hubungan asupan makanan, latihan, peningkatan dan penurunan berat badan. - Jelaskan kondisi medis yang dapat mempengaruhi berat badan. - Jelaskan risiko kondisi kegemukan (overweight) dan kurus (underweight). - Jelaskan kebiasaan, tradisi dan budaya, serta faktor genetik yang mempengaruhi berat badan. - Ajarkan cara mengelola berat badan secara efektif



Objektif: - Tebal lipatan kulit trisep Edukasi Diet Definisi: Mengajarkan jumlah, jenis dan >25mm. jadwal asupan makanan yang diprogramkan. Observasi: - Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi. - Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini. - Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu. - Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan. - Identifikasi batasan finansial untuk meyediakan makanan. Terapeutik: - Persiapkan materi, media dan alat peragakan. - Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan. - Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya. - Sediakan rencana makan tertulis, jika periu. Edukasi: - Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan.



- Informasikan makanan yang diizinkan dan dilarang informasikan kemungkinan interaksi obat dan makanan, jika perlu. - Anjurkan mermpertahankan posisi semi Fowler (30 - 45 derajat) 20-30 setelah makan. - Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan diet yang diprogramkan. - Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi. - Ajarkan cara membaca label dan memilih yang sesuai. - Ajarkan makanan rencana yang sesuai program. - Rekomendasikan resep makanan yang sesuai dengan diet, jika perlu. Kolaborasi: - Rujuk ke ahli keluarga, perlu.



gizi



dan



sertakan



4. Implementasi Keperawatan Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan setelah perawat menyiapkan rencana keperawatan (Potter & Perry 2010). Implementasi keperawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik, yang bisa mnggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Mulyanti, 2017). 5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi merukapan tahap langkah terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi adalah suatu kegiatan yang di sengaja dan berkelanjutan yang melibatkan pasien, perawat dan angota tim kesehatan lainnya (Padila, 2012).



Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu : 1. Evaluasi formatif Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (pembandingan data dengan teori), dan perencanaan. 2. Evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktifitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir pelayanan, menanyakan respon pasien dan keluarga terkai pelayanan keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir layanan. Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi dalam pencapaian tujuan keperawatan, yaitu: 1) Tujuan tercapai/masalah teratasi. 2) Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian. 3) Tujuan tidak tercapai/masalah belum teratasi.



DAFTAR PUSTAKA



Darmawan, I. P. E. (2014). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Nutrisi. Universitas Udayana. Dinarti, D., & Mulyanti, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kem-Kes RI. Fikawati, Syafiq, & Veratamala. (2017). Gizi Anak Dan Remaja. Rajawali Pers. Haswita, S. R. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Dan Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media. Mardelina, I. (2018). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Pustaka Baru Press. Padila, P. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika. Potter, P. (2010). Fundamentals Of Nursing Fundamental keperawatan Buku 1Edisi. Jakarta: Selemba medika. Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan (5th ed.). Salemba Medika.