LP Personal Hygiene [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE 1. PENGERTIAN Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan (Potter & Perry. 2005). Personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesejahteraan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik (Muhammad, 2007). Jadi personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirirnya. Tujuan perawatan personal hygiene, yaitu: a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. b. Memelihara kebersiahn diri seseorang. c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang. d. Pencegahan penyakit. e. Meningkatkan percaya diri seseorang f. Menciptakan keindahan.



2. FISIOLOGIS 1. Kulit Kulit adalah organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung, ekskresi, regulasi temperature, dan sensasi. Kulit mempunyai tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan hypodermis (Asmadi, 2008). a. Epidermis Adalah lapisan terluar terdiri dari berbagai sel lapis yang tipis dimana ada perbedaan dalam berbagai tingkat kematangan. Lapisan paling dalam dari sel ini berfungsi untuk mengganti sel yang mati. b. Dermis Adalah lapisan yang lebih tebal yang terdiri dari sekelompok kolagen dan fiber – fiber yang elastis untuk mendukung epidermis. Fiber syaraf, pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut melewati lapisan dermal. Kelenjar sebasea mensekresi sebum, minyak, cairan odorous, hingga folikel rambut. c. Hypodermis atau subkutan Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, syaraf, limpa, dan jaringan pengikatyang berisi sel lemak. Jaringan lemak adalah insulator panas bagi tubuh. Subkutan juga menjadi pendukung lapisan kulit atas yang menahan stressor dan tekanantanpa injury. 2. Kuku kaki dan tangan Kaki, tangan, dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi perhatian yang khusus untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka pada kaki termasuk adakah pertumbuhan atau luka pada kulit bagian atas, bisa nyeri dan pada pasien normal kemampuan berjalan. Kuku adalah jaringan epitel yang tumbuh dari akar nail bed, yang terletak di kulit pada nail groove, yang disembunyikan oleh fold kulit, disebut cuticle, kuku juga memilki body nail, itu berbentuk area putih, disebut lunula. Dibawah kuku terdapat lapisan epiteldisebut nail bed. Kuku yang normal dan sehat transparan, lembut, dan konveks, dengan warna nail bed merah jambu. Penyakit dapat memengaruhi bentuk, ketebalan, dan curvature dari kulit (Alimul, 2006). 3. Rongga Mulut Rongga mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang berhubungan dengan kulit. Rongga mulut terdiri dari bibir yang disekitarnya mulut yang



terbuka, pipi berada disepanjang rongga, lidah dan ototnya, hard dan soft palate. Mukosa mulut normalnya berwarna merah jambu terang (light pink) dan lembab. Pada dasar mulut dan area bawah lidah kaya akan pembuluh darah.tipe dari ulcer atau trauma dapat mengakibatkan perdarahan. Ada 3 kelenjar saliva yang mensekresikan 1 liter saliva per hari. Kelenjar buccal ditemukan pada mukosa yang membatasi pipi dan mulut yang mencegah hygiene dan kenyamanan pada jaringan oral (Alimul, 2006). Gigi adalah organ mengunyah, atau mastication. Mereka didesain untuk memotong, menyobek, dan mematahkan makanan sehingga dapat dicampur dengan saliva dan ditelan. Gigi yang normal terdiri dari kepala, leher, dan akar. Gigi yang sehat terlihat putih, bersinar, dan berdiri sendiri. Kesulitan mengunyah dapat berkembang sewaktu sekeliling gusi menjadi inflamasi atau infeksi atau ketika gigi tanggal. Oral hygiene yang teratur dibutuhkan untuk menjaga integritas area gigi dan untuk mencegah gingivitis, atau inflamasi gusi (Alimul, 2006). 4. Rambut Pertumbuhan rambut, distribusi, dan pola dapat mengindikasikan status kesehatan orang secara umum. Perubahan hormone, emosional, dan stress fisik, umur, infeksi, dan penyakit tertentu dapat memengaruhi karakteristik rambut (Syaifuddin, 2004). 5. Mata, Telinga, dan Hidung 3. ETIOLOGI a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi c. Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana) d. Kelemahan e. Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri f. Kurangnya pengetahuan dan informasi g. Keterbatasan biaya h. Lingkungan yang tidak mendukung i. Tidak adanya fasilitas yang memadai



Menurut Tarwoto Wartonah factor-factor yang mempengaruhi personal hygiene adalah: a. Citra tubuh Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. b. Praktik sosial Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan personal hygiene. Praktik personal hygiene pada lansia dapat berubah dikarenakan situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal dipanti jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya yang baru. Privasi tersebut akan mereka dapatkan dalam rumah mereka sendiri, karena mereka tidak mempunyai kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri. c. Status sosio ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Seseorang harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali pembelajaran tentang penyakit atau kondisi yang mendorong individu untuk meningkatkan personal hygiene. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus selalu menjaga kebersihan kakinya. e. Budaya Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda. Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan f. Kebiasaan seseorang Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan shampo, dan lain-lain.



g. Kondisi fisik Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya. 4. TANDA DAN GEJALA PERSONAL HYGIENE Tanda dan gejala Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter, 2005): a. Kepala dan rambut 1) Rambut berketombe 2) Rambut berkutu 3) Kulit kepala kotor 4) Rambut yang mudah rontok 5) Rambut yang kusam b. Perawatan mata 1) Penglihatan menjadi ganda 2) Bintik hitam atau ada daerah yang gelap 3) Sakit pada mata 4) Terlihat ada warna atau terang di sekitar ujung-ujung objek 5) Mata yang kemerahan 6) Tiba-tiba kehilangan kemampuan melihat dengan jelas c. Perawatan hidung 1) Terjadi flu/pilek 2) Terjadi perubahan penciuman 3) Hidung kotor 4) Terjadi alergi d. Perawatan telingga 1) Telinga kotor 2) Terjadi infeksi e. Perawatan kuku kaki dan tangan 1) Kuku kotor/hitam f. Perawatan genetalia 1) Genetalia kotor 2) Terjadi penyakit genetalia



5.



PATHWAY ETIOLOGI



Gangguan Kognitif Penurunan Motivasi Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana) Kelemahan Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri Kurangnya pengetahuan dan informasi Keterbatasan biaya Lingkungan yang tidak mendukung Tidak adanya fasilitas yang memadai



PATOFISIOLOGI



Pengaturan kegiatan sehari-hari seseorang meningkatkan kualitas seseorang sehingga permasalahan-permasalahan yang tadinya terjadi dapat terangsur-angsur berkurang



TANDA DAN GEJALA



Fisik Badan bau



Rambut dan kulit kotor



kuku panjang dan kotor gigi kotor dan mulut



bau Psikologi Malas, tidak ada inisiatif



menarik diri



merasa rendah diri



Social Interaksi kurang, cara makan berantakan dan BAB sembarangan



DEFICIT KEPERAWATAN DIRI



6. FACTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE 1.      Body image Gambaran individu terhadap dirinya mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahn fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. 2.      Praktik social Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. 3.      Status ekonomi-sosial Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperrti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk penyediaan.



4.      Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus, ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya. 5.      Budaya Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang, sebagai contoh orang eropa, umumnha mandi sekali seminggu, karena cuaca di eropa yang memang dingin, dan perempuan didesa yang biasa mandi di suangai sehingga tergolong yang memiliki personal hygiene buruk. 6.      Kebiasaan seseorang Tiap individu memiliki kebiasanan tersendiri kapan dia ingin memotong rambut, menggunting kuku/bahkan keinginan untuk mandi 2 kali sehari/tidak mandi. 7.      Kondisi fisik Orang sakit lebih banyak membutuhkan kebersihan diri dan personal hygiene perlu lebih berhati-hati pada orang dengan luka terbuka. 7. MACAM-MACAM GANGGUAN YANG MUNGKIN TERJADI 1.      Masalah pada kulit. a.       Kulit kering disenanknan karena kurang cairan. Lebih terlihat pada kilit tangan, lengan, kaki dan wajah. b.      Jerawat : inflamantory, erupsi kulit papulopostular. c.       Hirsutisme : pertumbuhan rambut badan dan muka yang berlebihan terutama pada wanita. d.       Ruam kulit (erithema) : terjadi karena paparan matahari berlebihan, pelembab atau reaksi alergi. e.       Dermatitis :kontak   inflamasi kulit ditandai dengan letusan eritema pruritis, nyeri dan lesi bersisik. f.        Abrasi : lapisan epidermis yang hancur/ terpotog sehingga terjadi perdarahan local dan mengeluarkan cairan serosa. 2.      Masalah pada kaki dan kuku a.       Kalus : bagian epidermis mengeras, terdiri dari masa sel tanduk dan kerototik. Terjadi pada area permukaan kaki atau telapak. b.      Katimumul : disebabkan tekanan dari sepatu dan friksi. Terjadi dia rea jari kaki dan penonjolam tulang. Biasanya berbentuk bulat, lonjong/kerucut.



c.       Plantar wart : luka menjamur pada tumit kaki karena virus papiloma. d.      Fisura : sering terjadi diantara jari kaki disebabkan oleh kulit yang kering dan pecah-pecah. e.       Tinea pedis : disebabkan jamur pada kaki, keretakan kulit antara jari kaki dengan tumit. f.       Ingrown toenail : disebabkan karena salah pemotongan kuku dapat menimbulkan nyeri. 3.       Masalah pada mulut a.       Karies gigi : tumbuhnya lubang merupakan kerusakan email gigi yang berhubungan dengan kekurangn kalsium. b.      Plak : plak, transparan yang melekat pada gigi. Plak mencegah dilusi asam normal; dan netralisasi karena asam akan merusak gigi. c.       Penyakit periodontal : merupakan penyakit jaringan sekitar gigi. Penyakit seperti deficit kalkulus, gingival bengkak, peradangan dan alveolar hancur. d.      Halitosis : sidebut juga bau nafas yang disebabkan oleh intake makanan tertentu dan infeksi. Halitosis juga disebabkan karena kondisi sistemik karena penyakit liver dan diabetes. e.       Keilosis : timbulnya bibir retak. Disebabkan salvias berlebih, nafas mulut dan defisiendi riboflavin. f.        Stomatitis / sariawan : disebabkan oleh tembakau, defisiensi vitamin, infeksi bakteri atau virus dan kemoterapi. Glositis / peradangan lidah : disebabkan oleh infeksi/cedera, luka bakar/gigitan. Gingginvitis / peradangan gusi : defisiensi vitamin dan personal hygiene yang buruk. 4.      Masalah pada rambut a.       Ketombe : pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal. Dapat disebabkan karena bersampo yang tidak teratur. b.      Alpoesia / kehilangan rambut : dapat disebabkan penggunaan alat pelurus rambut, pengikat rambut dan pemakaian produk pembersih rambut yang tidak cocok. Alopesia terlihat dibagian perifer tumbuhnya rambut. c.       Pediculosis capitis / kutu pada rambut.



: kutu ini menghisap darah dan meninggalkan telurnya. Penderita akan merasa gatal sekali saat kutu menghisap dan akan timbul bintik hemoragik. Pediculosis sorporis : yaitu kutu pada badan, seperti diketiak. Pediculosis pubis : yaitu kutu pada daerah genitalia. 8.



DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Defisit perawatan diri : makan Kemungkinan berhubungan dengan: 1)      Gangguan kognitif 2)      Penurunan motivasi 3)      Kendala lingkungan 4)      Ketidaknyamanan Ditandai dengan: 1)      Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukan kemulut 2)      Ketidakmampuan mengunyah makanan 3)      Ketidakmampuan menghabiskan makanan 4)      Ketidakmampuan menelan makanan b. Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias Kemungkinan berhubungan dengan: 1)      Gangguan kognitif 2)      Penurunan motivasi 3)      Kendala lingkungan 4)      Keletihan dan kelemahan Ditandai dengan: 1)      Ketidakmampuan mengancingkan pakaian 2)      Ketidakmampuan mengenakan sepatu 3)      Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian 4)      Hambatan memilih pakaian c. Defisit perawatan diri : eliminasi Kemungkinan berhubungan dengan: 1)      Gangguan kognitif 2)      Penurunan motivasi 3)      Kendala lingkungan 4)      Keletihan dan kelemahan



Ditandai dengan: 1)      Ketidakmampuan melakukan hygiene eleminasi yang tepat 2)      Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode 3)      Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commode 9.



PENATALAKSANAAN PERSONAL HYGIENE Penatalaksanaan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter, 2005) a. Kebersihan mulut dan gigi dijaga dengan : 1) Untuk yang masih mempunyai gigi : Menyikat gigi secara teratur sekurang-kurangnya dua kali dalam sehari, pagi hari dan malam sebelum tidur, termasuk bagian gusi dan lidah. Bila ada gigi berlubang, sebaiknya segera ke Puskesmas. Bila tetap ada endapan warna kuning sampai cokelat, kirim ke Puskesmas/dokter gigi. 2) Bagi yang menggunakan gigi palsu : Gigi dibersihkan dengan sikat gigi perlahan-lahan di bawah air yang mengalir. Bila perlu dapat digunakan pasta gigi. Pada waktu tidur, gigi tiruan/palsu tidak dipakai dan direndam dalam air bersih. 3) Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali : Setiap habis makan juga harus menyikat bagian gusi dan lidah untuk membersihkan sisa makanan yang melekat. b. Kebersihan kepala, rambut dan kuku : 1) Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk menghilangkan debu dan kotoran yang melekat di rambut dan kulit kepala. 2) Potong kuku secra teratur. c. Kebersihan kulit (mandi) : Usaha untuk membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari secara teratur, paling sedikit dua kali sehari. Pada saat mandi lansia sebaiknya mempergunakan air hangat untuk merangsang peredaran darah dan mencegah kedinginan, menggunakan d. Kebersihan mata, hidung, dan telinga :



Mengkonsultasikan diri ke dokter. Setiap dua tahun mata harus dikontrol, bila tidak ada kelainan. e. Perawatan genetalia Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankanpersonal higiene. 10.



DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA YANG MUNCUL 1. Defisit perawatan diri: berpakaian b/d penurunan  motivasi ditandai dengan penampilan tidak rapi 2.  Defisit perawatan diri: eleminasi b/d hambatan mobilitas ditandai dengan tidak mampu ke toilet sendiri. 3. Defisit perawatan diri: makan b/d nyeri ditandai dengan tidak mampu menelan makanan



11.



RENCANA TINDAKAN



Nod



Tujuan dan Kriteria Hasil



Intervensi



x 1.



Setelah dilakukan asuhan 1.      Kaji



Rasional hambatan 1.      Menyiapkan



keperawatan selama 3 x 24



partisipasi



jam,



perawatan diri



pasien



mampu



dalam



untuk



meningkatkan kemandirian



mempertahankan kebersihan



diri



kerapian, dengan KH:



dan 2.      Bantu



pasien 2.      Pasien



memilih pakaian



1.      Penampilan rapi 2.      Rambut bersih



rapi



mungkin



membutuhkan berbagai bantuan dalam persiapan



dan 3.      Jelaskan



tentang



cara – cara personal



memilih pakaian



3.      Mampu pakaian



memakai dan



hygiene yang tepat



berhias



secara mandiri



3.      Menambah pengetahuan pasien dan



4.      Libatkan keluarga



keluarga perawatan



mengenai diri



yang



tepat 4.      Memberikan kesempatan



kepada



keluarga



untuk



membantu pasien dan 2



memberikan motivasi budaya 1.      Mngetahui kebiasaan



Setelah dilakukan asuhan 1.      Kaji keperawatan selama 3 x 24



pasien



jam,



mempromosikan



pasien



melakukan eleminasi



mampu aktivitas



secara



tepat,



ketika



pasien dalam toileting



aktivitas perawatan diri



dengan KH: 1.      Pasien mampu duduk 2.      Bantu pasien ke 2.      Hambatan dan turun dari toilet 2.      Pasien membersihkan



toilet



mobilitas



menyebabkan



pasien



mampu



tidak mampu melakukan



diri



perawatan diri secara



setelah eleminasi secara 3.      Berikan mandiri/dibantu



mandiri



pengetahuan tentang



personal 3.      Mengetahui



hygiene



pentingnya



personal



hygiene bagi pasien 4.      Libatkan keluarga 4.      Memberikan kesempatan



kepada



keluarga



untuk



membantu pasien 3.



Setelah dilakukan asuhan 1.      Identifikasi keperawatan selama 3 x 24



yang diresepkan



diet 1.    1.  Makanan



disesuaikan



dengan kondisi klien



jam, pasien mampu makan secara mandiri dan tepat, 2.      Bantu dengan KH:



mungkin



kesulitan



mengambil



menyiapkan



1.      Pasien mengambil



pasien 2.      Pasien



mampu



makanan



makanan



yang



makanan sendiri



lunak



sendiri 2.      Pasien mampu makan 3.      Jelaskan sendiri dengan rapi 3.      Pasien



personal



mampu



tentang 3.      Menambah



wawasan



hygiene



keluarga



tentang pola makan



mengungkapkan



pasien



dan



tentang persoal hygiene: makan



kepuasan makan 4.      Kolaborasikan dengan keluarga



4.      Memberikan kesempatan keluarga



kepada untuk



membantu pasien 13.



DAFTAR PUSTAKA 1.



Dwi Widiarti. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.



2.



Perry & Potter. 2005. Fundamental keperawatan edisi 4, volume 1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.



3.



Tarwoto, Wartona. 2002. Kebutuhan  Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.



4.



Musrifatul Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Manusia edisi 1. Surabaya : Health-Books Publishing.



5.



Nanda Internasional 2013. Diagnosa keperawatan Definisi dan klasifikasi 20122014. Jakarta ; EGC



6.



Dewi, Yuli Permita. 2012. “laporan pendahuluan personal hygiene”, (Online), (http://yuli-permita.blogspot.com/2012/01/laporan-pendahuluan-personalhygiene.html) 7. Saryono dan Anggriyani. 2010. “kebutuhan dasar menusia (KDM)”. Yogyakarta : Nuha Medika.



8. Wartonah,



Tarwoto.2006.



“Kebutuhan



Keperawatan”. Jakarta : Salemba Medika



Dasar



Manusia



Dan



Proses