LP Pneumonia Igd Fixs [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA DI RUANG IGD RS.SARI MULIA BANJARMASIN



DISUSUN OLEH : Muhammad Jamaludin (17IK529)



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA 2019



LEMBAR PERSETUJUAN



JUDUL KASUS



: PNEUMONIA



TEMPAT PENGAMBILAN KASUS



: RS.SARI MULIA RUANG IGD



NAMA



: MUHAMMAD JAMALUDIN



Banjarmasin, 22 Februari 2019



Menyetujui, RSU.Sari Mulia Banjarmasin



Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Sari Mulia



Preseptor Klinik (PK)



Preseptor Akademik (PA)



Parso, S.Kep



Oniqie Ayu Dhe Manto, Ns.,M.Kep



NIK.



NIK.



LEMBAR PENGESAHAN



JUDUL KASUS



: PNEUMONIA



TEMPAT PENGAMBILAN KASUS



: RS.SARI MULIA RUANG IGD



NAMA



: MUHAMMAD JAMALUDIN



Banjarmasin, 22 Februari 2019



Menyetujui, RSU.Sari Mulia Banjarmasin



Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Sari Mulia



Preseptor Klinik (PK)



Preseptor Akademik (PA)



Parso, S.Kep



Oniqie Ayu Dhe Manto, Ns.,M.Kep



NIK.



NIK.



TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Bradley et.al., 2011) Pnemonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (Silvia A. Prince).Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, myoplasma (fungi), dan aspiri substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsilidasi dan dapat dilihat melalui gambaranradiologis (NANDA NIC-NOC, 2015) Bronkopneumonia



adalah



peradangan



pada



parenkim



paru



yang



melibatkanbronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution) (Bennete, 2013) Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya yang sering menimpa anak)anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan.Bronkopneumonia lebih



sering



merupakan



infeksi



sekunder



terhadap



berbagaikeadaan



yang



melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang dewasa (Bennete, 2013).



Gambar Paru-paru Normal (sehat) dan Penderita Pneumonia



B. Etiologi/Penyebab Berdasarkan etiologinya pneumonia dapat disebabkan oleh : 1.



Bakteri



2.



Virus



3.



Jamur



4.



Aspirasi makanan



5.



Pneumonia hipostatik



6.



Sindrom Loefler Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan pneumonia, antara lain virus



dan bakteri seperti Pneumokokus, Staphilococcus Pneumoniae, dan H. influenzae. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit ini diantaranya adalah defek anatomi bawaan, defisit imunologi, polusi, GER, aspirasidan lain-lain. Faktor yang mempengaruhi timbulnya bronkhopneumonia adalah penyakit menahun, trauma paru, berat badan anak yang turun karena KKP (Kurang Kalori Protein). faktor pencetus timbulnya penyakit ini antara lain karena udara dan cuaca yang buruk, anak-anak suka makan makanan yang kurang bersih. (Bradley et.al., 2011) C. Patofisiologi Proses terjadinya bronchopneumonia yaitu masuknya mikroorganisme ke traktus respiratorius yang menginfeksi saluran napas atas. karena daya tahan tubuh lemah maka infeksi menyebar ke paru-paru sampai ke bronchioli dan menimbulkan gejala ringan( batuk, pilek, panas, malaise). Jila infeksi bertambah kuat, terjadi infiltrasi yaitu masuknya mukus paru-paru yang menyebabkan sumbatan dan konsolidasi yaitu penimbunan mukus paru-paru yang menyebabkan gangguan ventilasi, gangguan difusi dan gangguan perfusi yang menyebabkan hipoksemia yang ditandai dengan gejala bertambah berat dengan pernapasan cuping hidung, pernapasan cepat, sianosis, kadang-kadang konstipasi atau diare, muntah dan distensi abdomen. Jika hal ini tidak ditanggulangi terjadi kondisi yang lebih buruk yaitu kegagalan pernapasan Secara patologis, terdapat 4 stadium pneumonia, yaitu : 1.



Stadium I (4-12 jam pertama atau stadium kongesti) Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. Mediator-mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur



komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.



2.



Stadium II (48 jam berikutnya) Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam.



3.



Stadium III (3-8 hari berikutnya) Disebut hepatisasi



kelabu,



yang



terjadi



sewaktu



sel-sel



darah



putih



mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti. 4.



Stadium IV (7-11 hari berikutnya) Disebut juga stadium resolusi, yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula. (Bradley et.al., 2011):



PATHWAY RESPIRASI PNEUMONIA ( bakteri / virus,Staphylococcus,Streptucoccus, dll ) brochiolus Alveoli Reaksi radang pada Bronchus dan Alveolus



Terganggu nya parenkim paru



gangguan interstisiil



kerusakan epitel



pembentukan mukus (Sekret)



muntah



stimulus chemoreseption



infiltrat ke duktus alveolus



Hipotalamus



penyumbatan bronkhus gangguan ventilasi



respon menggigil



kerusakan alveolus



reaksi peningkatan suhu



Gangguan pertukaran gas



Bersihan jalan nafas tidak efektif Hipertermi



suplay O2 ke jaringan menurun



Peningkatan frekuensi napas Cairan tubuh berkurang



Defisit volume cairan



kelemahan



D. Manifestasi klinis/Tanda dan Gejala



Menurut (Bennete, 2013) tanda dan gejala dari pneumonia antara lain: 1. Batuk nonproduktif 2. Ingus (nasal discharge) 3. Suara napas lemah 4. Retraksi intercosta 5. Penggunaan otot bantu napas 6. Demam 7. Ronchii 8. Cyanosis 9. Thorak photo menunjukkan infiltrasi melebar 10. Batuk 11. Sakit kepala 12. Sesak nafas 13. Menggigil 14. Berkeringat 15. Lelah. Pasien dengan bronkopneumoni dapat mengalami demam tinggi dengan peningkata suhu secara mendadak sampai 40º. Anak sangat gelisah, sesak nafas dan sianosis sekunder hidung dan mulut, pernafasan cuping hidung merupakan trias gejala yang patognomotik. Kadang-kadang disertai muntah dan diare, batuk mulamula kering kemudian menjadi produktif. Manifestasi yang lain yang sering adalah nyeri dada saat batuk ataupun bernafas, batuk produktif disertai dahak purulen, sesak nafas, dyspnea sampai terjadi sianosis, penurunan kesadaran pada keadaan yang buruk atau parah, perubahan suara nafas ralews, ronchi, wezhing, hipotensi apabila disertai dengan bakterimia atau hipoksia berat, tachipnea serta nadi cepat. Pneumonia khususnya



bronkopneumonia biasanya



didahului



oleh



infeksi



saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-400C dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit,anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif (Bennete, 2013).



E. Komplikasi Menurut (misnadiarly, 2008) komplikasi pada pneumonia yaitu : 1.



Abses paru



2.



Efusi pleural



3.



Empisema



4.



Gagal napas



5.



Perikarditis



6.



Meningitis



7.



Atelektasis



8.



Hipotensi



9.



Delirium



10. Asidosis metabolik 11. Dehidrasi 12. Penyakit multi lobular



F. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium a. Leukosit, umumnya pneumonia bakteri didapatkan leukositosis dengan predominan polimorfonuklear. Leukopenia menunjukkan prognosis yang buruk. b. Cairan pleura, eksudat dengan sel polimorfonuklear 300-100.000/mm. Protein di atas 2,5 g/dl dan glukosa relatif lebih rendah dari glukosa darah. c. Titer antistreptolisin serum, pada infeksi streptokokus meningkat dan dapat menyokong diagnosa. d. Kadang ditemukan anemia ringan atau berat.



2. Pemeriksaan radiologis, gambaran radiologis berbeda-beda untuk tiap mikroorganisme penyebab pneumonia. a. Pneumonia pneumokokus: gambaran radiologiknya bervariasi dari infiltrasi ringan sampai bercak-bercak konsolidasi merata (bronkopneumonia) kedua lapangan paru atau konsolidasi pada satu lobus (pneumonia lobaris). Bayi dan anak-anak gambaran konsolidasi lobus jarang ditemukan. b. Pneumonia



streptokokus,



gambagan



radiologik



menunjukkan



bronkopneumonia difus atau infiltrate interstisialis. Sering disertai efudi pleura yang berat, kadang terdapat adenopati hilus.



c. Pneumonia stapilokokus, gambaran radiologiknya tidak khas pada permulaan penyakit. Infiltrat mula=mula berupa bercak-bercak, kemudian memadat dan mengenai keseluruhan lobus atau hemithoraks. Perpadatan hemithoraks umumnya penekanan (65%), < 20% mengenai kedua paru.



1. Penatalaksanaan Medis Menurut Nanda Nic-Noc (2015) Pengobatan umum pasien-pasien pneumonia biasanya berupa pemberian antibiotik yang efektif terhadap organisme tertentu, terapi O2 untuk menanggulangi hipoksemia. Beberapa contoh pemberian antibiotic seperti :







Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.







Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus







Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma.



Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain: 



Oksigen 1-2L/menit.







IVFD dekstrose 10%:NACl 0,9%= 3:1,+KCI 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.







Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan eternal bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.







Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan kesimbangan asam basa dan elektrolit. Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotik diberikan sesuai hasil kultur. Untuk kasus pneumonia community based: 



Ampasilin 100mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.







Kloramfenikol 75mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.



Untuk kasus pneumonia hospital based: 



Sefatoksim 100mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.







Amikasin 10-15mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.



2. Asuhan Keperawatan Pengkajian a. Riwayat pasien: Panas, batuk, nasal discharge, perubahan pola makan, kelemahan, Penyakit respirasi sebelumnya,perawatan dirumah, penyakit lain yangdiderita anggota keluarga di rumah b. Pemeriksaan Fisik: Demam, dispneu, takipneu, sianosis, penggunaan otot pernapasn tambahan, suara nafas tambahan, rales, menaikan sel darah putih (bakteri pneumonia), arterial blood gas, X-Ray dada c. Psikososial



dan



faktor



perkembangan:



Usia,



tingkat



perkembangan,



kemampuan memahami rasionalisasi intervensi, pengalaman berpisah denganm orang



tua,



mekanisme



koping



yang



diapkai



sebelumnya,



kebiasaan



(pengalaman yang tidak menyenangkan, waktu tidur/rutinitas pemberian pola makan, obyek favorit) d. Pengetahuan pasien dan keluarga: Pengalaman dengan penyakit pernafasan, pemahaman akan kebutuhan intervensi pada distress pernafasan, tingkat pengetahuan kesiapan dan keinginan untuk belajar



Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotic per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intervena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. (Nanda Nic-Noc (2015))



INTERVENSI KEPERAWATAN



No



Diagnosa



Tujuan/Kriteria Hasil



Intervensi



Keperawatan 1.



Bersihan



jalan NOC :



napas tidak efektif







NIC :



b.d obstruksi jalan



Status :



nafas



Ventilation



/ 



peningkatan



1



Pastikan



2 Status : Airway



trakheobronkheal.



Patency



Auskultasi suara napas sebelum



tindakan



karakteristik :



selama … x 24 jam jalan dan



3 keperawatan



Dispneu



napas



-



Orthopneu



dengan kriteria :



-



Sianosis



-



Ronkhi



/ Status Patensi



Kesulitan



klien



Informasikan pada klien keluarga



tentang



efektif, suctioning 4



5:



Respirasi Jalan



Meminta



klien



napas



tidak -



efektif atau tidak ada Mata melebar -



-



Produksi



Gelisah



-



Perubahan



6



-



alat



setiap



yang



melakukan



tindakan 7 dan



napas napas



Anjurkan klien napas



dalam dalam dan istirahat setelah kateter



rentang normal



dikeluarkan



dari



Klien tidak merasa ter- nasotrakheal cekik



dan -



Gunakan



Tidak sesak napas / steril



frekuensi



sputum meningkat -



Tidak ada sianosis



suctioning



na-sotrakheal



Suara napas bersih



Irama



oksigen



memfasilitasi



dispneu



-



Berikan



Nafas dengan kanul nasal untuk



(0410) :



berbicara



irama napas



sesudah



dalam sebelum suctioning



krepitasi



frekuensi



dan



dilakukan suctioning



Batasan



Batuk



kebutuhan



suctioning



sekresi



-



-



Airway Suctioning (3160)



Respiratory



Setelah



-







Respiratory



8



pasien



Tidak ada sianosis



-



Tidak gelisah



-



Sputum berkurang



Monitor status oksigen



9



Hentikan apabila



suction klien



nunjukkan bradikardi



me-



Status



Respirasi



: Airway



Ventilasi (0403) -



Mendemonstrasikan 1.



Suara



nafas



Buka



jalan



yang atau jaw thrust bila perlu 2.



-



Tidak ada sianosis



-



Tidak



Posisikan



klien



untuk



memaksi-malkan ventilasi



dispneu 3.



Identifikasi



(mampu bernafas dengan perlunya mudah) -



napas,



gunakan teknik chin lift



bersih



ada



(



3140)



ba-tuk efektif -



manajemen



pasien pema-sangan



jalan napas buatan



Tidak ada pursed lips 4. 5.



Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada bila perlu



6.



Keluarkan



secret



dengan batuk atau suction 7.



Auskultasi suara napas , catat adanya suara nafas tambahan



8.



Kolaborasi



pemberian



bronkodilator bila perlu 9.



Monitor



respirasi



dan



status oksigen Cough



Enhancement



(3250) 1



Monitor



fungsi



paru-



paru, kapasitas vital, dan inspirasi maksimal 2



Dorong



pasien



melakukan nafas dalam, ditahan 2 detik lalu batuk 2-3 kali 3



Anjurkan dalam



klien



nafas



beberapa



kali,



dikeluarkan



dengan



pe-



lan-pelan dan batukkan di akhir ekspirasi



Terapi Oksigen (3320) 1.



Bersihkan



secret



di



mulut, hidung dan trakhea / tenggorokan 2.



Pertahankan



patensi



jalan nafas 3.



Jelaskan pada klien / keluarga



ten-tang



pentingnya



pemberian



oksigen 4.



Berikan oksigen sesuai kebutuhan



5.



Pilih peralatan sesuai kebutuhan : kanul nasal 13 l/mnt, head box 5-10 l/mnt, dll



6.



Monitor aliran oksigen



7.



Monitor selang oksigen



8.



Cek



secara



selang



periodik oksigen,



air humidifier,



aliran



oksigen 9.



Observasi



tanda



kekurangan



oksigen



: gelisah, sianosis dll 10.



Monitor tanda keracunan oksigen



11.



Pertahankan



oksigen



selama dalam transportasi 12.



Anjurkan klien / keluarga untuk



mengamati



persediaan



oksigen,



humidifier,



jika



air



habis



laporkan petugas



Mengatur posisi (0840) 1.



Atur posisi pasien semi fowler, ekstensi kepala



2.



Miringkan



kepala



bila



muntah Fisioterapi dada (3230) 1



Tentukan



adanya



kontraindikasi



fisioterapi



dada 2



Tentukan segmen paruparu



yang



memerlukan



fisioterapi dada 3



Posisikan klien dengan segmen



paru



yang



memerlukan drainase diletakkan lebih tinggi 4



Gunakan bantal kepala untuk membantu mengatur posisi



5



Kombinasikan perkusi



dan



teknik posturnal



drainase 6



Kombinasikan fibrasi



dan



teknik posturnal



drainase 7



Kelola terapi inhalasi



8



Kelola



pemberian



bronchodilator, mukolitik 9



Monitor



dan



tipe



sputum 10



Dorong batuk sebelum dan



sesudah



drainase



posturnal



2.



Resiko



dilakukan Airway Suctioning (3160)



aspirasi Setelah



b.d akumulasi sekret,



tindakan



1



24



jam



klien



mengalami Faktor Resiko :



dengan kriteria : 3



Penurunan kesadaran



-



Respirasi



-



Ritme



Dispneu



dalam 4



Meminta



dalam



batas 5



Berikan



Tidak ada penggunaan steril



6



otot-otot tambahan ada



retraksi 7



setiap



yang



melakukan



Anjurkan klien napas



ditemukan kateter



dikeluarkan



dari nasotrakheal



Dispneu saat aktivitas 8 ti-dak ditemukan



Monitor status oksigen pasien



Napas pendek-pendek 9 ti-dak ditemukan



-



alat



dalam dan istirahat setelah



dispneu



-



Gunakan



tindakan



dada



-



suctioning



na-sotrakheal



-



Tidak



napas



oksigen



dada memfasilitasi



Tidak ada sputum



-



klien



dengan kanul nasal untuk



Ekspansi



Tidak



tentang



dalam sebelum suctioning



-



-



keluarga



suctioning



normal -



sesudah



Informasikan pada klien



: dan



Produksi secret simetris meningkat



-



status



rentang normal



Gangguan menelan



-



-



dan



suctioning



reflek ventilation (0403)



Ngt



Auskultasi suara napas



aspirasi, sebelum



reflek batuk dan Respiratory



-



tidak 2



Penurunan



gangguan



kebutuhan



sesak keperawatan selama … x suctioning



nafas



-



Pastikan



Hentikan apabila



suction klien



me-



Tidak ditemukan taktil nunjukkan bradikardi fremitus



-



Tidak ditemukan suara Airway



manajemen



(



3140)



napas tambahan 1



Buka



jalan



napas,



Respiratory status : gas gunakan teknik chin lift ekchange (0402) -



Status mental dalam 2



atau jaw thrust bila perlu Posisikan klien untuk



batas normal -



Bernapas



memaksi-malkan ventilasi dengan 3



mudah -



Gelisah



Identifikasi perlunya



pasien



pema-sangan



tidak jalan napas buatan



ditemukan -



Tida ada sianosis



-



Tidak ada somnolent



4



Pasang mayo bila perlu



5



Lakukan



fisioterapi



dada bila perlu 6



Keluarkan



secret



dengan batuk atau suction 7



Auskultasi suara napas , catat adanya suara nafas tambahan



8



Kolaborasi



pemberian



bronkodilator bila perlu 9



Monitor respirasi dan status oksigen Aspiration



Precaution



(3200) 1.



Monitor



tingkat



kesadaran, reflek batuk, gag



reflek



dan



kemampuan menelan. 2.



Monitor status paru-paru



3.



Pertahankan airway



4.



Alat suction siap pakai, tempatkan disamping bed, dan



suction



sebelum



makan 5.



Beri



makanan



dalam



jumlah kecil 6.



Pasang NGT bila perlu



7.



Cek sebelum



posisi



NGT



membe-rikan



makan 8.



Cek



residu



sebelum



memberikan makan 9.



Hindari



pemberian



makanan



jika



residu



banyak 10.



Libatkan



keluarga



selama pemberian makan 11.



Potong



makanan



menjadi kecil-kecil 12.



Mintakan



obat



dalam



bentuk sirup 13.



Puyer



pil



sebelum



diberikan 14.



Jaga posisi kepala klien elevasi 30-40˚ selama dan setelah pemberian makan



15.



Anjurkan / klien



semi



atur



posisi



fowler



atau



fowler ketika makan 16.



K/p per sonde atau drip feeding



17.



Cek



apakah



makanan



mudah di telan Mengatur posisi (0840) 1.



Atur posisi pasien semi fowler, ekstensi kepala



2.



Miringkan



kepala



bila



muntah



Respirasi



Monitoring



(3350) 1.



Monitor rata-rata, ritme, kedalaman,



dan



usaha



napas 2.



Catat



gerakan



dada



apakah



simetris,



ada



penggunaan



otot



tambahan, dan retraksi 3.



Monitor crowing, suara ngorok



4.



Monitor pola napas : bradipneu,



takipneu,



kusmaull, apnoe 5.



Dengarkan suara napas :



catat



area



ventilasinya



yang



menurun



/



tidak ada dan catat adanya suara tambahan 6.



K/p



suction



mendengarkan



dengan suara



ronkhi atau krakles 7.



Monitor



peningkatan



gelisah, cemas, air hunger 8.



Monitor



kemampuan



klien untuk batuk efektif 9.



Catat karakteristik dan durasi batuk



10.



Monitor secret di saluran napas



11.



Monitor adanya krepitasi



12.



Monitor hasil roentgen thorak



13.



Bebaskan jalan napas dengan chin lift atau jaw thrust bila perlu



14.



Resusitasi bila perlu



15.



Berikan



terapi



pengobatan sesuai advis (oral, injeksi, atau terapi inhalasi) 3.



Pola nafas tidak



Setelah



efektif b.d peruba



tindakan



dilakukan Airway perawatan 3140)



manajemen



(



han



membrane selama … X 24 jam pola 1



alveoler



Buka



jalan



napas,



nafas klien efektif, dengan gunakan teknik chin lift kriteria :



atau jaw thrust bila perlu



Batasan



2



karakteristik:



Respiratory



status



Posisikan klien untuk



: memaksi-malkan ventilasi



Penurunan



Airway patency (0410) :3



tekanan inspirasi - /



Suara napas bersih



pemasangan jalan napas



ekspirasi



-



Tidak ada sianosis



buatan



-



Tidak sesak napas



-



-



Penurunan



ventilasi per menit-



Penggunaan otot



frekuensi



napas napas



-



Pernafasan



4



perlunya



Pasang mayo bila perlu



dan 5



Lakukan



fisioterapi



dalam dada bila perlu



nafas rentang normal



tambahan -



Irama



Identifikasi



6



Keluarkan



sekret



Klien tidak merasa ter- dengan batuk atau suction cekik



7



Auskultasi suara napas



nasal flaring



-



Tidak ada sianosis



,



-



Dispneu



-



Tidak gelisah



tambahan



-



Ortopneu



-



Sputum berkurang



8



-



catat



adanya



Kolaborasi



suara



pemberian



bronkodilator bila perlu Penyimpangan



Respiratory



dada



ventilation (0403)



-



Nafas pendek -



-



Posisi



Respirasi



9:



-



posisi 3 poin Nafas



Ritme



dalam Respirasi



dalam



normal -



1



Ekspansi



-



-



Ekspirasi memanjang



-



Peningkatan diameter posterior



-



Frekuensi nafas



Bayi : < 25 atau -> 60



Tidak ada sputum di 2



Catat apakah



usaha



gerakan



dada



simetris,



ada



Tidak ada penggunaan penggunaan



Tidak



ada



retraksi 3



dada -



dan



napas



otot-otot nafas tambahan



anterior -



Monitor rata-rata, ritme,



dada kedalaman,



jalan napas -



Monitoring



batas (3350)



pursedlip (de-ngan simetris bibir)



Monitor respirasi dan status oksigen



tubuh rentang normal



menun-jukkan



-



status



Tidak



otot



tambahan, dan retraksi Monitor crowing, suara ngorok



ditemukan 4



dispneu



Monitor pola napas : bradipneu,



takipneu,



Dispneu saat aktivitas kusmaul, apnoe ti-dak ditemukan



5



Dengarkan



suara



1-4 th : < 20 atau -> 30



ti-dak ditemukan



5-14 th : < 14 atau > 25



ventilasinya



atau > 24



Tidak ditemukan suara 6 napas tambahan



7 tidal saat



8



suara



tidal



Penurunan



Timing rasio



Monitor



peningkatan



Monitor



kemampuan



klien untuk batuk efektif 9



Catat karakteristik dan durasi batuk



10



kapasitas vital -



dengan



gelisah, cemas, air hunger



bayi 6-8 ml/kg BB -



suction



mendengarkan



istirahat 500 ml Volume



K/p



ronkhi atau krakles



nafas



dewasa



/



suara tambahan



Kedalaman



Volume



menurun



Tidak ditemukan taktil tidak ada dan catat adanya fremitus



> 14 th : < 11 -



-



Napas pendek-pendek napas : catat area yang



Monitor sekret di saluran napas



11



Monitor adanya krepitasi



12



Monitor hasil roentgen thorak



13



Bebaskan jalan napas dengan chin lift atau jaw thrust bila perlu



14



Resusitasi bila perlu



15



Berikan



terapi



pengobatan sesuai advis (oral, injeksi, atau terapi inhalasi) Cough



Enhancement



(3250) 1



Monitor



fungsi



paru-



paru, kapasitas vital, dan inspirasi maksimal 2



Dorong



pasien



melakukan nafas dalam, ditahan 2 detik lalu batuk 2-3 kali



3



Anjurkan dalam



klien



nafas



beberapa



kali,



dikeluarkan dengan pelanpelan



dan



batukkan



di



akhir ekspirasi Terapi Oksigen (3320) 13.



Bersihkan



secret



di



mulut, hidung dan trachea / tenggorokan 14.



Pertahankan



patensi



jalan nafas 15.



Jelaskan pada klien / keluarga



ten-tang



pentingnya



pemberian



oksigen 16.



Berikan oksigen sesuai kebutuhan



17.



Pilih



peralatan



sesuai



kebutuhan : kanul nasal 13 l/mnt, head box 5-10 l/mnt, dll 18.



Monitor aliran oksigen



19.



Monitor selang oksigen



20.



Cek



secara



selang



periodik



oksigen,



air



humidifier, aliran oksigen 21.



Observasi



tanda



kekurangan oksigen : gelisah, sianosis dll 22.



Monitor tanda keracunan oksigen



23.



Pertahankan



oksigen



selama dalam transportasi 24.



Anjurkan klien / keluarga untuk persediaan



me-ngamati oksigen,



air



humidifier,



jika



habis



laporkan petugas 4.



Intoleransi aktivitas



b.d tindakan



ketidakseimbanga n



Terapi Aktivitas (4310) dilakukan



Setelah



suplai



keperawatan 1



dan mampu mencapai



: tekanan darah sebelum,



kebutuhan



activity toleransi , dengan selama,



oksigen,



kriteria :



Karakteristik :



-



-



-



Respon



(0005)



aktivitas senggang yang



Saturasi



oksigen tidak berat



HR



4



dalam



Respirasi dalam batas 5



menunjukkan nadi normal saat beraktivitas dan tekanan darah abnormal -



beraktivitas



EKG menunjukkan aritmia / disritmia -



Dispneu



yang Gelisah



spiritual Jelaskan



pola



peningkatan



aktivitas



darah 7



dalam



dalam



Bantu klien mengenal



batas pilihan untuk baktivitas



dan normal saat beraktivitas 8 EKG



Bantu klien mengenal aktivitas dengan penuh arti



Tekanan diastolik



ketidaknyamanan-



Monitor / pantau respon



Tekanan darah sistolik secara bertahap dalam batas normal saat 6



Perubahan



Batasi pengunjung



batas emosi, fisik, sosial dan



normal ketika beraktivitas



terhadap aktivitas -



istirahat,



batasi aktivitas dan berikan



dan beraktivitas



kelemahan



Tingkatkan



Activity tolerance



Laporan kerja : dalam batas normal ketika 3 kele-lahan



setelah



beraktivitas sesuai indikasi 2



Batasan



frekuensi



selama … x 24 jam, klien jantung irama, perubahan



kelemahan



-



Catat



Bantu klien mengenal



batas dan



sangat normal



memperoleh



akal,



sumber yang di-butuhkan



-



Warna kulit



-



Usaha



untuk



keinginan



ber-



bernafas saat aktivitas



beraktivitas



9



Tentukan



-



Berjalan di ruangan



komitmen



-



Berjalan jauh



meningkatkan



-



Naik tangga



dan



-



Kekuatan ADL



aktivitas



-



10 Kemampuan bicara saat latihan



ber



klien untuk frekuensi



atau jarak



Kolaborasi



untuk



yang



berhubungan



de-ngan



fisik,



rekreasi,



terapi



penga-wasan



program



aktivitas yang tepat 11



Bantu



klien membuat



rencana



yang



khusus



untuk pengalihan aktivitas rutin tiap hari 12



Bantu klien / keluarga mengenal



kekurangan



mutu aktivitas 13



Latih klien / keluarga mengenai



pe-ran



sosial,



spiritual



pengertian didalam



fisik, ,



aktivitas peme-liharaan



kesehatan 14



Bantu klien / keluarga menyesuaikan lingkungan dengan



keinginan



akti-



aktivitas



yang



vitas 15



Berikan



meningkatkan dalam



perhatian



jangka



waktu



tertentu 16



Fasilitasi



penggantian



aktivitas ketika klien sudah melewati



batas



waktu,



energi dan pergerakan 17



Berikan lingkungan yang tidak berbahaya



untuk



berjalan sesuai indikasi 18



Berikan positif



bantuan



untuk



yang



partisipasi



didalam aktivitas 19



Bantu menghasilkan sendiri



klien motivasi



20



Monitor



emosi,



fisik,



sosial, dan spiritual dalam aktivitas Manajemen Energi (0180) 1.



Observasi



adanya



pembatasan klien dalam melakukan aktivitas 2.



Dorong mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan



3.



Kaji adanya factor yang menye-babkan



adanya



kelelahan 4.



Monitor sumber



nutrisi energi



dan yang



adekuat 5.



Monitor



klien



adanya



kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan 6.



Monitor



respon



kardiovaskuler



terhadap



aktivitas 7.



Monitor pola tidur dan lamanya tidur / istirahat klien Manajemen Disritmia (4090)



1.



Mengetahui



dengan



pasti klien dan keluarga yang mempunyai riwayat jantung. 2.



Monitor kekurangan



dan



periksa oksigen,



keseimbangan asam basa, elektrolit. 3.



Rekam EKG



4.



Anjurkan istirahat setiap terjadi serangan.



5.



Catat



frekuensi



lamanya



dan



kejadian



serangan . 6. 5.



Defisit



self



care Kebutuhan



b.d



terpenuhi



kelemahan, kelela



perawatan



han, sesak nafas



Indikator:



Batasan



dan rapi



Klien mampu



-



-



mencoba



-



Klien



serta secara



Klien



tidak berpartisipasi



alat-alat



hati



mau2.



Libatkan



klien



dan



aman dampingi 3. Berikan bantuan selama masih mampu mau klien dengan mengerjakan sendiri tanpa4.



Libatkan keluarga dalam



kebutuhan keluhan dalam memenuhi memenuhi mandi dan toileting tiodak ADL



mampu memakai baju sendiri



Mandi dan toiletting



tidak tanpa cemas



mampu ke kamar senang mandi



klien



Mengerti



makanan



Klien



diri



tampak bersih Aktifitas: 1. Tempatkan



berpakaian



mampu ke toilet -



Membantu



selama perawatan



mengambil



Klien



klien NIC:



ditempat yang secara mandi tidak sederhana cara mandi, mudah dikenali dan mudah makan, toileting, dan dijangkau klien



karakteristik : -



Klien



ADL



Monitor hemodinamik.



Kebutuhan



makan



minum, mandi, toileting, dll terpenuhi



NIC: ADL Berpakaian Aktifitas:



1.



Informasikan dalam



pd



memilih



klien



pakaian



selama perawatan 2.



Sediakan tempat



pakaian



yang



di



mudah



dijangkau 3.



Bantu berpakaian yang



sesuai 4.



Jaga privcy klien



5.



Berikan pakaian pribadi yg digemari dan sesuai



6.



Libatkan keluarga dalam memenuhi



kebutuhan



berpakaian NIC: ADL Makan 1.



Anjurkan



duduk



dan



berdo’a bersama teman 2.



Dampingi saat makan



3.



Bantu jika klien belum mampu dan beri contoh



4.



Libatkan keluarga dalam memenuhi



kebutuhan



makan dan minum 5.



Beri rasa nyaman saat makan



6.



b.d Setelah dilakukan tindak- Coping



Takut



an keperawatan selama enhancement (5230)



hospitalisasi,



tindakan invasife, … X 24 jam rasa takut 1. terapi



inhalasi, klien



pengalaman lingkungan



berkurang



atau :



/ hilang dengan kriteria :. yang



bersahabat.(00148 )



2.



karakteristik : -



Panik



-



Teror



-



Perilaku



Jelaskan



pasien



/



Klien



Terangkan



klien



/ keluarga tentang semua



menggunakan pemeriksaan



dan



peng-



relaksasi untuk obatan



me-ngurangi takut



menghindar ataumenyerang



Klien tek-nik



-



dan



Klien tidak menyerang penyakit



yang menakutkan -



objektif



keluarga tentang proses



atau menghindari sumber 3.



Batasan



data



subyektif



Fear control (1404) :



kurang



Kaji respon takut pasien



4.



Sampaikan sikap empati



mampu (diam,



mengontrol respon takut



sentuhan,



mem-berikan mengijinkan



Klien tidak melarikan mena-ngis, berbicara dll) diri.



5.



Dorong orang tua untuk



-



Impulsif



-



-



Durasi takut menurun



-



Klien kooperatif saat 6.



Nadi, respir asi, TD



selalu menemani anak Berikan



pilihan



dilakukan perawatan dan yang realistik ten-tang



sistolik pengobatan (terapi inha- aspek perawatan



meningkat



lasi)



7.



Dorong



klien



-



Anoreksia



-



Mual, muntah



-



Pucat



-



Tidur pasien adekuat 8.



-



Stimulus



-



Tidak ada manifestasi sumber spiritual



melakukan aktifitas sosial Anxiety control (1402)



sebagai an-caman -



Lelah



-



Otot tegang



-



Keringat meningkat



untuk



-



Dorong



penggunaan



fisik Tidak ada manifestasi Anxiety Reduction (5820) perilaku



-



dan komunitas



1.



Jelaskan



semua



Klien mau berinteraksi prosedur sosial



termasuk



perasaan yang mungkin



-



Gempar



dialami selama menjalani



-



Ketegangan



prosedur



mening-kat -



2.



Menyatakan



Menangis



-



Protes



-



Melarikan diri



objek



yang



dapat mem-berikan rasa



takut -



Berikan



aman 3.



Berbicara dengan pelan dan tenang



4.



Membina



hubungan



saling percaya 5.



Jaga



peralatan



pengobatan



di



luar



penglihatan klien 6.



Dengarkan klien dengan penuh perhatian



7.



Ciptakan suasana saling percaya



8.



Dorong



klien



mengungkapkan



pe-



rasaan, persepsi dan takut secara verbal 9.



Berikan



aktivitas



/



peralatan yang menghibur untuk



mengurangi



ke-



tegangan 10.



Anjurkan



klien



menggunakan



teknik



relaksasi 11.



Anjurkan orang tua untuk memba-wakan



mainan



kesukaan klien dari rumah 12.



Libatkan dalam



orang



tua



perawatan



dan



pengobatan 13.



Berikan lingkungan yang tenang



14. 7.



dilakukan Coping



Cemas orang tua Setelah b.d



tindakan



enyakit



keperawatan enhancement (5230)



p selama … X pertemuan 1.



perkembangan



anaknya kecemasan orang



(sesak



Kaji



respon



cemas



orang tua



nafas, tua hilang atau berkurang, 2.



gelisah)



Batasi pengunjung



dengan kriteria :



Jelaskan tentang



orang



proses



tua



penyakit



anaknya Batasan



Anxiety control (1402) 3.



karakteristik : -



Orang



tua -



sering bertanya -



Orang



tua -



-



Khawatir



-



Kewaspadaan-



Mudah tersinggung



Tidak ada manifestasi 4.



Menggunakan



Gelisah



-



Wajah tegang, Aggression



untuk



(1401) -



penggunaan



meAnxiety Reduction (5820) 1



Jelaskan prosedur



me-merah -



Dorong



teknik sumber spiritual



Berinteraksi social



-



per-kembangan



informasi penyakit anaknya



ngurangi cemas -



Beritahu dan jelaskan setiap



Mencari



relaksasi



dan



pengobatan



untuk mengurangi cemas5.



meningkat



tua



pro-sedur



Tidak ada manifestasi pemeriksaan



perilaku



perasaan cemas -



orang



tentang



fisik



meng-ungkapkan



-



Tidur adekuat



Terangkan



semua termasuk



Control perasaan yang mungkin dialami selama menjalani



Menghindari kata yang prosedur



Kecenderun gan menyalahkan orang lain



meledak-ledak



2



Menghindari



Mampu



mengontrol 3



Coping (1302) 5



mengidentifikasi



tidak efektif mengontrol 7



Ciptakan



suasana



Melaporkan



Dorong



orang



tua



mengungkapkan stress



/ perasaan,



ce-masnya berkurang Mengungkapkan



persepsi



dan



cemas secara verbal 8



menerima keadaan -



Dengarkan dengan



saling percaya



verbal



-



hubungan



pola penuh perhatian



koping yang efektif dan 6



-



Membina saling percaya



Mampu



Mampu



Berbicara dengan pelan dan tenang



4



-



yang



aman



verbal



-



objek



perilaku dapat membe-rikan rasa



yang merusak -



Berikan



Berikan aktivitas



peralatan



/



yang menghibur



Mencari informasi ber- untuk



mengurangi



kaitan dengan penyakit ketegangan dan pengobatan -



9



Memanfaatkan dukungan sosial



-



untuk



menggunakan



teknik



relaksasi



Melaporkan



10



penurunan stres fisik -



Anjurkan



Melaporkan



Berikan lingkungan yang tenang



11



Batasi pengunjung



peningkatan kenyamanan psikisnya -



Mengungkapkan membu-tuhkan bantuan



-



Melaporkan perasaan ne-gatifnya berkurang



-



Menggunakan strategi ko-ping efektif



8.



Kurang



Setelah



dilakukan Teaching



:



Disease



pengetahuan klien penjelasan selama … X Process (5602) / orang tua tentang pertemuan klien / orang 1.



Berikan



penilaian



pneumonia kurang



b.d tua



mengetahui



informasi, memahami



keterbatasan



dengan tua



tak kriteria :



familier



2.



-



Karakteristik : -



Knowledge



:



patofisiologi



Disease pneumonia



dan



masalah -



Tidak



tepat -



Tingkah yang



Mengetahui jenis



Mampu



laku -



-



Mampu



3.



Mampu



agitasi, apatis)



penyakit -



fisiologi



Gambarkan tanda dan



pada



pneumonia



dinding dada) dengan cara menjelaskan yang sesuai



dan



Mampu



gejala 4.



Mampu



Gambarkan



proses



penyakit



pneumonia



menjelaskan dengan cara yang sesuai



komplikasi -



dan



menjelaskan (pernafasan cepat, tarikan



Mampu tan-da



dengan



menjelaskan gejala yang biasa muncul



fak-tor resiko



bermusuhan,



ini



menjelaskan dengan cara yang sesuai.



berlebihan efek penyakit



(histeris,



hal



/ berhubungan anatomi



pro-ses penyakit



mengikuti perintah -



bagaimana



nama penyakitnya



Mengungkapkan -



proses



Jelaskan



Process (1803) : Batasan



tentang



penyakitnya



dengan



sumber informasi.



tingkat



tentang pengetahuan klien / orang



penyakit-nya,



kognisi,



dan tentang



5.



Identifikasi



menjelaskan kemungkinan



ba-gaimana



penyebab



mencegah dengan cara yang tepat



kom-plikasi



6.



Bantu klien / orang tua mengenali factor pencetus



Knowledge



:



Health serangan sesak nafas



behaviors (1805) -



Mampu



7.



menjelaskan klien / orang tua tentang



pola nutrisi yang sehat -



Mampu



Mampu



Mampu



Mampu



dengan



tua



kepada tentang



kemajuan / perkembangan



menjelaskan penyakit klien dengan cara



tek-nik manajemen stress -



Informasikan



menjelaskan orang



efek tembakau / merokok -



kondisi penyakit



menjelaskan tepat



akti-fitas yang bermanfaat8. -



Berikan informasi pada



menjelaskan 9.



efek zat kimia



yang sesuai Sediakan tentang



informasi pengukuran



-



Mampu ba-gaimana



menjelaskan diagnostic yang tersedia mengurangi 10.



resiko sakit -



Mampu



Diskusikan



perubahan



gaya hidup yang mungkin menjelaskan diperlukan



untuk



ba-gaimana menghindari mencegah komplikasi di lingkungan



yang berba- masa yang akan datang



haya (factor pencetus) -



Mampu



dan



atau



proses



pe-



menjelaskan ngontrolan penyakit



pe-makaian obat sesuai 11. resep



Diskusikan pilihan terapi atau pe-nanganan



12.



Gambarkan rasional



pilihan



reko-mendasi



manajemen terapi / penanganan 13.



Dukung klien / orang tua untuk me-ngeksplorasikan atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat



14.



Eksplorasi kemungkinan sumber



atau



dukungan



dengan cara yang tepat 15.



Instruksikan klien / orang tua me-ngenai tanda dan gejala untuk me-laporkan pada pemberi perawatan



16.



Kuatkan informasi yang disediakan tim kesehatan yang



lain



dengan



cara



yang tepat Teaching



Procedur/Treatment



(5618) 1.



Informasikan



kepada



klien dan orang tua kapan prosedur pengobatan akan



dilaksa-nakan 2.



Informasikan



seberapa



lama prosedur pengobatan akan dilakukan 3.



Informasikan peralatan



tentang



yang



akan



digunakan



dalam



pengobatan 4.



Informasikan



kepada



orang tua siapa yang akan melakukan



prosedur



pengobatan 5.



Jelaskan



tujuan



dan



alasan dilakukan prosedur pengobatan 6.



Anjurkan kepada klien untuk



kooperatif



dilakukan



saat



prosedur



pengobatan 7.



Jelaskan



tentang



perasaan yang mungkin akan dialami selama dilakukan



prosedur



pengobatan



9.



Setelah



kekurangan



tindakan keperawatan



volume cairan



elama … X 24 jam klien dan tidak



Faktor resiko : -



Kehilangan melalui



-



M Monitor Cairan (4130) dilakukan



Resiko



1. s



Tentukan riwayat jenis ba-nyaknya



mengalami cairan



kekurangan



dan



intake



kebiasaan



cairan, eleminasi



dengan kriteria :



2.



rute



Tentukan faktor resiko yang



meyebabkan



normal : muntah, Hidrasi (0602)



ketidakseimbangan ca-iran



diare



(hipertermi



Sesak



Kriteria hasil : napas -



sehingga sehingga -



Hidrasi kulit adekuat Tekanan



lainan



diuretic,



ginjal,



ke-



muntah,



darah poliuri, diare, diapo-resis,



dalam ba-tas normal



mempengaruhi intake



menjadi -



kurang -



-



-



Peningkatan



terpapar panas, infeksi)



Nadi teraba Membran



3. mukosa 4.



lembab



5.



metabo-lisme



-



Turgor kulit normal



Diaporesis



-



Berat badan stabil dan 6.



Monitor vital sign Monitor



Periksa serum, elektrolit



Kelopak mata tidak ce- diperlukan 7.



Jaga



keakuratan



-



Urin out put normal



-



Tidak demam



-



Tidak asites, edema mukosa,



catatan intake dan output 8.



pe-rifer Tidak ada rasa haus 9.



Tidak



ada



napas 10.



Balance Cairan (0601) 11.



-



Tekanan darah normal12.



-



Nadi perifer teraba



-



Tidak terjadi ortostatik 13. hypotension



warna



dan



Monitor



distensi



vena



leher,



krakles



di



odem



perifer



dan



paru, pe-



Intake-output



Monitor akses intrvena Monitor tanda dan gejala



Catat adanya vertigo Berikan cairan



15.



Pertahankan aliran infus sesuai advis



Serum, elektrolit dalam Manajemen Cairan (4120)



Hmt



dalam



batas 1.



normal



Timbang sesuai



dan



kecenderung-



annya.



-



BB stabil



-



Tidak



2. ada



asites, 3.



edema perifer Tidak



berat badan



ke-butuhan



Tidak ada suara napas monitor tambahan



-



Monitor



14.



batas normal.



-



kulit



asites



seimbang dalam 24 jam



-



turgor



ningkatan berat badan.



Kriteria hasil



-



membrane



jumlah urin



pendek / kusmaul



-



Monitor



dan rasa haus



yang sangat -



dan



dan membatasi cairan bila



kung



-



intake



output



dalam batas normal -



Menimbang BB



ada



Timbang popok Pertahankan keakuratan catatan in-take dan output



distensi 4.



Pasang



kateter



bila



vena leher



perlu



-



Mata tidak cekung



5.



-



Tidak bingung



-



Rasa haus tidak ber- mukosa,



Membrane



membrane



denyut



nadi,



tekanan darah) mukosa 6.



lem-bab -



status hidrasi



(kelembaban



lebihan / rakus -



Monitor



7.



Hidrasi kulit adekuat



Monitor vital sign Monitor



tanda-tanda



overhidrasi cairan



/



kelebihan



(crackles,



edema



perifer, distensi vena leher, asites, edema pulmo) 8.



Berikan



cairan



intra-



vena 9.



Monitor status nutrisi



10.



Berikan cairan intravena



11.



Berikan



intake



oral



selama 24 jam 12.



Berikan cairan dengan selang (NGT) atau drip feeding bila perlu



13.



Monitor



respon



klien



terhadap terapi elektrolit 14.



Kolaborasi ada



dokter



tanda



jika dan



gejala kelebihan cairan Manajemen Hipovolemia (4180) 1



Monitor



status



cairan intake dan output 2



Pertahankan



patensi



akses intravena 3



Monitor Hb dan Hct



4



Monitor cairan



kehilangan (perda-rahan,



muntah, diare)



5



Monitor tanda vital



6



Monitor



respon



klien



terhadap perubahan cairan 7



Berikan cairan isotonic / kristaloid (NaCl, RL)



8



Monitor tempat tusukan intravena



dari



tanda



infiltrasi atau infeksi 9



Monitor IWL (missal : diaporesis)



10



Anjurkan



klien



untuk



menghindari mengubah posisi dengan cepat, dari tidur ke duduk atau berdiri 11



Monitor berat badan



12



Monitor tanda dehirasi ( turgor



kulit



menurun,



pengisian kapiler lambat, membrane mukosa kering, urin



output



hipotensi,



menurun,



rasa



haus



meningkat, nadi lemah 13



Dorong



intake



(distribusikan



oral cairan



selama 24 jam dan beri ca-iran



diantara



waktu



makan) 14



Pertahankan aliran infus



15



Atur



posisi



Trendelenburg



klien /



kaki



elevasi lebih tinggi dari kepala ketika hipotensi bila perlu Monitoring



Elektrolit



(2020) 1



Monitor elektrolit serum



2



Laporkan



jika



ada



ketidakseimbang-an elektrolit 3



Monitor



tanda



dan



gejala ketidak-seimbangan elektrolit



(kejang,



kram



perut, tremor, mual dan muntah, le-targi, cemas, bingung, disorientasi, kram otot, nyeri tulang, depresi pernapasan,



gangguan



irama jantung, penurunan kesadaran : apatis, coma) Manajemen



Elektrolit



(2000) 1



Pertahankan



cairan



infus yang me-ngandung elektrolit 2



Monitor elektrolit



kehilangan lewat



suction



nasogastrik,



diare,



diaporesis 3



Bilas



NGT



dengan



normal salin 4



Berikan diet makanan yang kaya kalium



5



Berikan



lingkungan



yang aman bagi klien yang mengalami



gangguan



neurologis



atau



neuromuskuler 6



Ajari klien dan keluarga tentang



tipe,



penyebab,



dan



pengobatan



keti-



dakseimbangan elektrolit 7



Kolaborasi dokter bila tanda



dan



gejala



ketidakseimbangan elektrolit menetap. 8



Monitor



respon



klien



terhadap terapi elektrolit 9



Monitor efek samping pemberian



suplemen



elektrolit. 10



Kolaborasi



dokter



pemberian



obat



yang mengandung elektrolit



(al-dakton,



kalsium glukonas, Kcl). 11



Berikan



suplemen



elektrolit baik lewat oral, NGT, atau infus sesuai advis dokter 10.



Hipertermi



b.d Setelah



dilakukan



tindakan



peningkatan



selama … X 24 jam suhu 1.



infeksi



Panas



perawatan (3900)



dehidrasi,



metabolik, proses badan



Pengaturan



klien



Monitor



suhu sesuai



normal, kebutuhan



dengan criteria :



2.



Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi



Termoregulasi (0800)



Batasan karakteristik : -



-



Suhu tubuh ->



3.



Suhu kulit normal



kulit



Suhu badan 35,9˚C4. 37,3˚C



normal



Monitor suhu dan warna



Monitor



dan



laporkan



tanda



dan



-



Kejang



-



Tidak ada sakit kepala



-



Menggigil



-



Tidak ada nyeri otot 5.



-



Iritabel



-/



Tidak ada perubahan dan nutrisi yang adekuat



gragapan -



Takikardi



-



Respirasi



warna kulit -



Nadi, dalam



6.



gejala hipertermi Anjurkan intake cairan



Ajarkan



klien



respirasi bagaimana



mencegah



batas normal



panas yang



tinggi



meningkat -



-



Diraba hangat- / panas



-



Hidrasi adequate



7.



Berikan obat antipiretik



Klien



8.



Berikan



obat untuk



mencegah



atau



menyatakan nya-man



Kulit memerah-



Tidak menggigil Tidak



iritabel



mengontrol menggigil / Pengobatan



gragapan / kejang



Panas



(3740) 1.



Monitor



suhu



sesuai



kebutuhan 2.



Monitor IWL



3.



Monitor suhu dan warna kulit



4.



Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi



5.



Monitor



derajat



penurunan kesadaran 6.



Monitor



kemampuan



aktivitas 7.



Monitor



leukosit,



hematokrit 8.



Monitor



intake



dan



output 9.



Monitor adanya aritmia jantung



10.



Dorong



peningkatan



intake cairan 11.



Berikan cairan intravena



12.



Tingkatkan



sirkulasi



udara dengan kipas angin 13.



Dorong atau lakukan oral hygiene



14.



Berikan obat antipiretik untuk men-cegah pasien menggigil



15.



Berikan obat antibiotik untuk



me-ngobati



penyebab demam 16.



Berikan



oksigen



bila



perlu 17.



Kompres



hangat



diselangkangan dan aksila jika suhu kurang dari 39 ˚C 18.



Berikan kompres dingin jika suhu > 39˚C



19.



Anjurkan



klien



untuk



tidak memakai selimut 20.



Anjurkan klien memakai baju ber-bahan dingin, tipis dan menyerap keringat. Manajemen Lingkungan (6480)



1.



Berikan ruangan sendiri / isolasi bila perlu



2.



Berikan



tempat



tidur



linen



yang



dan kain /



bersih dan nyaman 3.



Batasi pengunjung



Mengontrol Infeksi (6540) 1.



Anjurkan



klien



untuk



mencuci tangan 2.



Gunakan sabun untuk mencuci ta-ngan



3.



Cuci



tangan



dan



sebelum sesudah



melakukan kegiatan perawatan 4.



Ganti tempat infus dan bersihkan



sesuai



dengan SOP 5.



Berikan perawatan kulit



di area yang odem 6.



Dorong



klien



untuk



cukup istirahat 7.



Lakukan infus



pemasangan



dengan



teknik



aseptik 8.



Anjurkan klien minum antibiotik dokter



sesuai



advis



DAFTAR PUSTAKA



http://askep-topbgt.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-efusi-pleura.html Bradley J.S., Byington C.L., Shah S.S, Alverson B., et al. 2011. The Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants and Children Older than 3 Months of Age: Clinical Practice Guidelines by the Pediatric Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis 53 (7): 617-630



Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Panduan Pelayanan Medis Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Penerbit IDAI



Bennet, John Nicholas. 2013. http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview. Bennete M.J. 2013. Pediatric Pneumonia. http://emedicine.medscape.com/article/ 967822overview. (29 September 2014 pukul 15.50 WIB)