LP Prosedur Suction [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama Prosedur / Tindakan : SUCTION



A. Definisi Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampun mengeluarkan sekret atau lendir secara mandiri dengan menggunakan alat penghisapan (Alimul, 2010). Penghisapan lendir (suction) untuk mempertahankan kepatenan jalan napas dari orofaring, nasofaring, dan trakea diperlukan (O’ Neal, 2018). B. Tujuan 1. Membersihkan jalan napas 2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi C. Peralatan 1. Kateter suction steril 2. Sarung tangan steril 3. Alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan 4. Pinset steril 5. Kom berisi larutan aquades atau NaCl 0,9 % dan larutan desinfektan 6. Kassa steril 7. Kertas tisu 8. Stetoskop D. Persiapan pasien Beri obat pengencer lendir, jelaskan prosedur kepada pasien, sesuaikan tempat tidur dengan posisi kerja yang nyaman, persiapkan tekanan suction. Lakukan pemeriksaan fisik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Hindari tindakan suction bila terdapan cedera kepala / fraktur basis krani. E. Langkah – langkah tindakan / prosedur 1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan 2. Cuci tangan 3. Tempat pasien pada posisi terlentang dengan kepala miring ke arah perawat 4. Gunakan sarung tangan 5. Hubungkan kateter penghisapan dengan slang alat penghisap 6. Hidupkan mesin penghisap lendir 7. Lakukan suction dengan memasukkan selang kateter penghisap ke dalam kom berisikan aquades atau NaCl 0,9 % untuk mempertahakan tingkat kesterilan 8. Masukkan alat penghisap dalam keadaan tidak menghisap 9. Gunakan alat penghisap lendir dengan tekanan 110 – 115 mmHg untuk dewasa, 95- 110 mmHg untuk anak – anak dan 50 – 95 mmHg untuk bayi 10. Tarik dengan memutar kateter penghisap, tidak lebih dari 15 detik 11. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9 %



12. Lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan berikutnya. Minta klien untuk bernapas dalan dan batuk. Apabila pasien mengalami distress pernapasan biarkan istirahat 20 – 30 detik sebelumn melakukan penghisapan berikutnya 13. Cuci tangan setelah prosedur telah dilakukan F. Pendokumentasian Setelah selesai, kaji jumlah, konsistensi, warna, bau sekret, dan respon pasien terhadap prosedur yang dilakukan. G. Komplikasi 1. Hipoksemia 2. Disritmia 3. Stimulasi vagal (bradikardi, hipotensi) 4. Bronkospasme 5. Peningkatan tekanan intrakranial (TIK) 6. Atelektasis 7. Trauma mukosa trakea 8. Perdarahan 9. Infeksi nosokomial



DAFTAR PUSTAKA Kurniati, A. Yanny, T & Siwi, I. 2018. Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy Edisi Indonesia Pertama. Jakarta : Elsevier Subekti, N. 2008. Keperawatan Kritis : Pendekatan Asuhan Holistik Edisi 8 Volume 1. Jakarta : EGC