LP SC Letak Lintang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I TINJAUAN TEORI A. Asuhan Keperawatan Maternitas Menurut Padila (2014), Asuhan keperawatan maternitas adalah: Keperawatan



meternitas



merupakan



salah



satu



bentuk



pelayanan profesional keperawatan yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan sistem reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilan, persalinan, dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir 6



7



sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Paradigma



keperawatan



maternitas



meliputi



manusia,



lingkungan, sehat dan keperawatan. Manusia terdiri dari wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan sistem reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya. Sikap, nilai dan perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan sosial disamping pengaruh fisik. Proses kehamilan dan persalinan serta nifas akan melibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses kehamilan merupakan permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting. Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi kesehatan seseorang.Setiap individu memiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan



ibu



merupakan



pelayanan



keperawatan



profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan sistem reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, keperawatn ibu memberikan asuhan keperawatan



holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Peran perawat dalam asuhan keperawatan maternitas Peranan atau tingkah laku perawatan yang diharapkan dan dinilai oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan ibu dan bayi baru lahir. Lingkup peran maternitas Membantu klien memperoleh kembali kesehatannya, membantu yang sehat memelihara kesehatannya, membantu yang tidak bisa disembuhkan untuk mencegah masalah lebih lanjut. Kegiatan dalam keperawatan maternitas Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan keperawatan maternitas terlambat Identifikasi resiko tinggi dan komplikasi, pengambilan keputusan , datang ke pusat rujukan serta penangan di tempat rujukan. a. Tujuan Keperawatan Maternitas Menurut Klegman ME: Annual Summary of Vital. Statistic (1992) adalah: 1) Membantu WUS dan keluarga dalam masalah produksi dan menghadapi kehamilan. 2) Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, dan nifas adalah normal.



9



3) Memberi dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, dan nifas adalah pengalaman positif dan menyenangkan. 4) Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini. 5) Memberi informasi tentang kebutuhan calon orang tua. 6) Memahami keadaan sosial dan ekonomi ibu. b. Peran Perawat dalam Keperawatan Maternitas, menurut Reeder (1997) meliputi; pelaksana, pendidik, konselor, role model bagi para ibu, role model bagi teman sejawat, perumus masalah dan ahli keperawatan. c. Pendekatan Pelayanan Keperawatan 1) Holistik 2) Penghargaan terhadap pasien 3) Peningkatan kemampuan pasien kemandirian 4) Pemanfaatan dan peningkatan sumber daya yang diperlukan 5) Proses keperawatan 6) Berpusat pada keluarga/FMC (Family Centered Maternity Care) 7) Caring, siap dengan klien, menghargai sisitem nilai, memenuhi kebutuhan dasar klien, penyuluhan/konseling kesehatan.



B. Konsep Dasar Sectio caesarea Indikasi Letak Lintang 1. Konsep letak lintang a) pengertian Letak lintang adalah sumbu memajang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus mendekati 90°.Jika sudut yang dibentuk kedua sumbu ini tajam disebut oblique lie, terdiri dari deviated head presentation (letak belakang mengolak) dandeviated breech presentation(letak bokong mengolak). Presentasi paling rendah adalah bahu (Rukiyah, 2010). Letak lintang adalah bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90° (Mochtar, 2011). Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang kira-kira tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Bila sumbu memanjang itu membentuk sudut lancip, disebut letak lintang oblik yang biasanya sementara karena kemudian akan berubah menjadi psisi longitudinal pada persalinan (Sukarni, 2013). b) Patofisiologi Menurut Mochtar 2011 Penyebab letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai faktor, sering pula penyebabnya tetap merupakan suatu misteri. Faktor-faktor tersebut adalah : Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, dan tumor-tumor pelvis, Janin sudah bergerak pada



11



hidroaminon, multiparitas, anak kecil, atau sudah matiGameli (kehamilan ganda)Kelainan uterus, sepertiarkuatus,bikornus, atau septum, Lumbar skoliosis, Monster, Pelvic kidney dan kandung kemih serta rectum yang penuh. Menurut oxorn, 2003 malpresentasi letak lintang dibedakan menjadi : Bayi dapat benar-benar melintang terhadap perut ibu, atau miring dengan kepala atau bokong ada di fosca ilaica, umumnya lebih tinggi dari kepala. Penunjuknya adalah scapula (Sc) tempat kepala menentukan posisinya yaitu kanan atau kiri, sedangkan punggung menunjukan kedudukan anterior dan posterior.JadiLscp berarti letak lintang,



kepala



disebelah



kiri



ibu



dan



punggung



janin



dibelakang.Bagian yang benar benar ada diatas PAPmungkin bahu, punggung, perut, dada atau sisi badan janin.Klasifikasi letak lintang Menurut Mochtar, 2011letak kepala terbagi atas :LLi I: Kepala di kiri, LLi II: Kepala di kananMenurut posisi punggung terbagi atas:Dorso anterior (di depan), Dorso posterior (di belakang), Dorso superior (di atas), Dorso inferior (di bawah). Menurut chamberlain, 1994 akibat yang paling serius dari letak abnormal adalah rupture uterus dengan kematian ibu dan anak. Selaput ketuban mengalami rupture segera setelah awal kontraksi karena seluruh kekuatan kontraksi ditransmisikan secara langsung pada cairan didepanya. Cairan amnion seluruhnya keluar dengan cepat sehingga dapat terjadi prolaps tali pusat. Uterus membalut sekeliling



janin yang meninggal karena penurunan suplai oksigen akibat kompresi placenta atau akibat prolapsetali pusat. Segmen bawah uterus semakin tipis sesuai dengan kontraksi segmen atas dan beretraksi secara berlebihan dalam usaha untuk mengeluarkan janin.Segmen bawah uterus yang tipis akhirnya robek, baik secara spontan atau setelah dilakukanya usaha manipulasi intra-uterus.Jika arteri uterina utama atau pembuluh darah besar lainya robek, pasien dapat mengalami perdarahan yang dengan cepat mematikan. Pada pasien yang beruntung letak yang abnormal dapat mengalami koreksi dengan sendirinya dan akan terjadi persalinan tanpa komplikasi. Hal ini tidak boleh di andalkan harus dengan tindakan pencegahan dan koreksi. Letak lintang pada janin dapat diketahui dengan berbagai pemeriksaan antara lain dengan Pemeriksaan Abdominal didapatkan Terlihat abdomen tidak simetris, Sumbu memanjang janin melintang terhadap perut ibu, Fundus uteri lebih rendah dari yang diharapkan sesuai dengan umur kehamilan. Dikatakan uterus jongkok.Batas atasnya dekat pusat dan lebih lebar dari biasa, Di kutub atas dan bawah uterus tidak teraba kepala maupun bokong, Kepala dapat diraba di salah satu sisi ibu, Bokong teraba disisi lain, pada pemeriksaan denyut jantung janin terdengar jelas dibawah pusat dan tidak mempunyai arti diagnostik dalam penentuan letak.Sedangkan pada pemeriksaan vaginal adalah hasil negative, tidak teraba kepala



13



maupun dibokong.Bagian terendah janin tinggi diatas PAP.Kadangkadang dapat diraba bahu, tangan, iga atau punggung anak.Oleh karena bagian terendah tidak dengan baik menutup panggul, mungkin ketuban menonjol kedalam vagina.Pada Pemeriksaan sinar-x berguna untuk memastikan diagnosis dan untuk mengetahui adanya kelainan janin atau panggul ibu (Oxorn, 2003). Menurut Cunningham, 2013 teknik



letak lintang adalah



pemutaran janin ke arah depan (foward roll) biasanya dicoba lebih dahulu. Masing-masing tangan mencekap satu kutub janin, bokong dielevasi dari pelvis ibu dan dipindahkan lateral. Kemudian bokong dibimbing secara perlahan menuju fundus, sedangkan kepala diarahkan ke pelvis. Bila pemutaran ke arah depan tidak berhasil, maka dicoba untuk melakukan pemutaran ke arah belakang (backward flip). Percobaan versi dihentikan jika pasien sangat tidak nyaman, denyut jantung janin abnormal persisten, atau setelah beberapa kali percobaan tidak berhasil. Pemeriksaan CTG nonstres test diulang setelah versi hingga diperoleh hasil yang normal. Versi sefalik eksternal harus dilakukan di tempat yang mempunyai akses cepat pada fasilitas lengkap untuk melakukan pelahiran Caesar darurat (American college of obstetricians and gynecologists, 2000).Pemeriksaan sonografi dilakukan untuk memastikan bukan presentasi vertex dan volume cairan amnion cukup, untuk menyingkirkan kelainan janin jika belum dilakukan pemeriksaan



sebelumnya, dan untuk mengidentifikasi lokasi plasenta.Pemantauan eksternal dilakukan untuk menilai reaktivitas denyut jantung janin, imunoglobin anti-D diberikan bila terdapat indikasi. Menurut oxorn, 2003 mekanisme persalinan pada malposisi letak lintang antara lain : letak lintang yang menetap tidak akan dapat lahir spontan dan bila tidak dilakukan koreksi akan terjadi kemacetan. Bahu mendesak kedalam panggul, kepala dan bokong tetap diatas PAP, leher teregang, dan persalinan tidak maju.Letak lintang tidak boleh dibiarkan saja. Penanganan letak lintang sebelum dalam persalinan yaitu :



dilakukan pemeriksaan abdominal, pelvic, dan



radiologik dengan teliti untuk mengesampingkan kelainan-kelainan janin dan panggul, Harus diusahakan versi luar menjadi letak bokong atau lebih baik kepala, mungkin ini harus dikerjakan berulang-ulang oleh karena ada kecenderungan letak lintang kembali lagi sedangkan sectio caesareaelektif merupakan indikasi apabila ada keadaankeadaan yang tidak memungkinkan persalinan pervaginam dengan selamat. Ini meliputi komplikasi-komplikasi seperti placenta previa atau disporposi kepala panggul.Kadang-kadang ditunggu mulainya persalinan oleh karena ada kemungkinan malposisi atau terkoreksi sendiri.Penanganan pada awal persalinan harus diusahakan versi luar dan kalau berhasil presentasi yang baru dipertahankan dengan bebat perut yang kencang sampai bagian terendah tersebut terfiksasikan dalam panggul. Penanganan pada persalinan aktif : letak lintang yang



15



menetap adalah dengan sectio caesarea maupun versi ekstraksi, sebelum keputusan diambil lebih dahulu dipertimbangkan lima hal : Causa letak lintang, paritas pasien, pembukaan cervix, keadaan ketuban, keadaan janin. Dilakukan sectio caesarea pada keadaankeadaan berikut : bila ada keadaan yang tidak memungkinkan persalinan per vaginam dengan selamat, pada semua primigravida, pada multipara dengan riwayat obstetri jelek seperti persalinan yang sukar, trauma pada bayi, atau lahir mati. Pada multipara dengan cervix yang tebal dan masih tertutup serta pada pasien dengan riwayat sterilitas. 2. Konsep Sectio Caesarea a) Pengertian Suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (intac) (Prawiro Harjo, 2012). Persalinan sectio sesaria adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin >1.000 gram atau umur kehamilan >28 minggu (Manuaba, 2012). Kelahiran sesaria adalah alternatif dari kelahiran vagina bila keamanan ibu dan/atau janin terganggu (Doengoes, 2001). Kelahiran sesar adalah pelahiran janin melalui insisi pada abdomen dan dinding uterus (Grenn, 2012). Sectio sesaria adalah pertolongan persalinan yang konservatif, sehingga diharapkan ibu dan bayinya selamat, dengan jaminan kualitas sumber daya manusia yang optimal (Manuaba 2012).



b) Persiapan sectio caesarea i.



Praoperasi Kamar bedah pastikan bersih , kebutuhan bedah dan peralatan oksigen dan obat-obatan,baju bedah,kain steril sarung tangan dan instrumen tersedia dalam keadaan steril. Persiapan fisik meliputi tanda-tanda vital,pemasangan dowl cateter untuk mengetahui balane cairan,memasangan IV line,puasa 6-8 jam dan diberi klisma untuk mengosongkan usus besar dan kandung kemih,pemberian premedikasi diatur oleh ahli anestesi. Mengganti pakean operasi dan menanyakan riwayat alergi tergadap obat-obatan. Pemeriksaan



penunjang



terutama



pemeriksaan



laboratorium



meliputi



HB,AL,ATCT/BT,HMT,HBSAG,SGOT,SGPT,UREUM Dan Kreatinin. Inform concent untuk bukti persetujuan keluarga dalam proses operasi. ii.



Intra operasi Meletakkan pasien dalm posisi pemulihan,pasang tempat



tidur,periksa



kondisi



pasien,cek



tanda-tanda



vital,dan tingkat kesadaran tiap 5 menit,periksa jalan nafas bersih cukup ventilasi,mengukur skala aldrete skore.



c) Penatalaksanaan post operasi letak lintang Perawatan luka insisi luka pasca operasi dapat diolesi salep antibiotik atau dilapisi sufratul lalu ditutup dengan plester. Pemberian cairan infus dan diet prinsipnya pemberian cairan dan diet tergantung dengan anestesi yang telah dilakukan pada pasien.



17



Mobilisasi tahap demi tahap sangat berguna bagi kesembuhan pasien,secara psikologis bahwa mobilisasi juga memberikan kepercayaan diri pada pasien sudah mulai sembuh. Pasien yang mendapat anestesi spinal boleh duduk setelah 24 jam dan pada periode tersebut boleh miring kanan dan miring kiri serta boleh menekuk kaki supaya peredaran darah lancar. Pada hari kedua pasien belajar berjalan. C. Asuhan Keperawatan Maternitas Letak Lintang 1. Pengkajian Fokus a.



Sirkulasi 1) Hipertensi. 2) Terdapat perdarahan vagina.



b. Integritas ego Dapat menunjukan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan atau refleksi negative pada kemapuan sebagai wanita. c. Makanan cairan Nyeri epigastrium, gangguan penglihatan dan edema sebagai tanda-tanda hipertensi karena kehamilan(hkk). d. Nyeri/ketidaknyamanan 1) Distosia 2) Persalinan lama/disfungsional, kegagalan induksi 3) Terdapat nyeri tekan uterus. e. Keamanan



1) Penyakit hubungan seksual aktif (misalnya herpes) 2) Prolaps tali pusat, distress janin 3) Ancaman kelahiran janin yang premature 4) Presentasi bokong dengan versi sevalik eksternal yang tidak berhasil 5) Ketuban pecah selama 24jam atau lebih lama Adanya komplikasi ibu seperti hipertensi karena kehamilan, diabetes, penyakit ginjal atau jantung, serta infeksi asendes f. Seksualitas 1) Disproporsi sefalopelvik (CPD) 2) Kehamilan multipel atau gestasi (uterus sangat distensi) 3) Melahirkan secara bedah uterus atau serviks sebelumnya 4) Tumor/neoplasma yang menghambat pelvis/jalan lahir g. Penyuluhan/pembelajaran Kelahiran mempengaruhi



caesarea kesiapan



yang dan



tidak



direncanakan



pemahaman



ibu



dapat



terhadap



prosedur(Mitayani,2009 )



2. Diagnosa Keperawatan dan Fokus Intervensi A. Nyeri akut berhubungan dengan trauma pembedahan, efek-efek anastesia, efek-efek hormonal, distensi kandung kemih atau abdomen (Marilynn, 2001)



19



Analisa data : adanya luka bekas operasi, terjadi laserasi, terputusnya kontuinitas jaringan merangsang pengeluaran klosin sehingga reseptor nyeri teraktivasi lalu disalurkan ke syaraf eferen, jenis parologik, thalamus cortek cerebri sehingga nyeri dipersepsikan, (Sarwono, hal : 432) Definisi : keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam terhadap suatu rangsangan yang berbahaya Menurut Lynda Juall (2007), Diagnosa nyeri akut dapat ditegakan apabila terdapat Batasan karakteristik Mayor : Individu memperlihatkan atau melaporkan ketidaknyamanan Minor :Respon Autonom pada nyeri akut, Tekanan darah meningkat, Nadi Meningkat, Pernafasan Meningkat, Diaforesis, Pupil Dilatasi, Posisi berhati – hati, Raut wajah kesakitan, menangis, merintih. Kriteria hasil :mengungkapkan berkurangnya nyeri, tampak rileks, mampu tidur, istirahat dengan baik dan tepat Intervensi : 1)



Kaji lokasi, dan karakterisitik ketidaknyamanan, perhatikan isyarat verbal dan non verbal seperti meringis, kaku dan gerakan melindungi terbatas Rasional :membedakan karakterisitik khusus dari nyeri, membantu membedakan nyeri pascaoperasi dari terjadinya komplikasi misalnya ileus, retensi kandung kemih.



2)



Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab nyeri dan intervensi yang tepat Rasional :membantu mengurangi nyeri berkenaan dengan anisetas dan ketakutan karena ketidaktahuan dan memberikan rasa control.



3)



Ubah posisi klien, kurangi rangsangan yang berbahaya, berikan gosokan punggung, ajarkan teknik pernafasan relaksasi dan distraksi, posisikan senyaman mungkin. Rasional :merilekskan otot dan menghilangkan perhatian dari sensasi nyeri, meningkatkan kenyamanan.



4)



Anjurkan ambulasi dini, anjurkan menghindari makanan atau cairan pembentuk gas misal kacang-kacangan, kol, minuman berkarbonasi, dll. Rasional : menurunkan pembentukan gas dan meningkatkan peristaltic untuk menghilangkan ketidaknyamanan karena akumulasi gas, yang sering memuncak pada hari ketiga setelah kelahiran caesarea.



5)



Kolaborasi dalam pemberian analgetik setiap 3-4 jam, berlanjut dari rute IV/intramuskuler sampai ke rute oral. Berikan obat pada klien yang menyusui 48-60 menit sebelum menyusui Rasional : untuk meningkatkan kenyamanan



21



B. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman konsep diri, transmisi atau kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi (Marilyn, 2001) Definisi : keadaan ketika seorang individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas system syaraf otonom dan berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Menurut Lynda Juall (2007), Diagnosa ansietas dapat ditegakan bila terdapat Batasan Karakteristik Mayor :Dimanifestasikan oleh gejala-gejala dari tiga kategori fisiologi, emosional, dan kognitif.Gejala bervariasi sesuai dengan tingkat ansietas. Kriteria hasil :



mengungkapkan rasa takut pada keselamatan klien



dan janin, mendiskusikan perasaan tentang kelahiran caesarea, tampak benar-benar rileks, menggunakan system pendukung dengan efektif. Intervensi : 1)



Tentukan tingkat ansietas klien dan sumber dari masalah Rasional :kelahiran caesarea mungkin dipandang sebagai suatu kegagalan dalam hidup oleh klien atau pasangan.



2)



Dorong keberadaan partisipasi dari pasangan



Rasional :memberikan dukungan emosional, dapat mendorong pengungkapan masalah. 3) Bantu klien atau pasangan dalam mengidentifikasi mekanisme koping yang lazim Rasional :membantu memfasilitasi adaptasi yang positif terhadap peran baru, mengurangi perasaan ansietas 4) Beri informasi yang akurat tentang klien dan bayi Rasional



:kurangnya



informasi



dapat



menyebabkan



meningkatkan tingkat ansietas 5)



Mulai kontak antara klien atau pasangan dengan bayi segera mungkin Rasional : mengurangi ansietas yang mungkin berhubungan dengan penanganan bayi.



C. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan kulit atau rusak, penurunan hb, prosedur invasive dan peningkatan pemajanan lingkungan, malnutrisi (Marilyn, 2001) Analisa data : luka bekas operasi menyebabkan daerah tersebut menjadi lembab dan tempat berkembangnya mikroorganisme begitu juga karena luka sehingga pembuluh kapiler terbuka yang menyebabkan kuman pathogen masuk dan menyebabkan infeksi. (ilmu kebidanan, hal:329) Definisi : keadaan ketika seseorang individu berisiko terserang oleh agen patogenik, atau oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa



23



atau parasite lain) dari sumber-sumber eksternal, sumber-sumber eksogen atau endogen. Kriteria hasil : mendemonstrasikan teknik-teknik untuk menurunkan risiko infeksi dan meningkatkan penyembuhan, menunjukan luka bebas dari drainasepurulent dengan tanda awal penyembuhan, bebas dari infeksi, tidak demam. Intervensi : 1) Kaji tanda dan gejala infeksi misalnya peningkatan suhu, nadi dan jumlah sel darah putih, atau bau. Rasional :demam setelah pascaoperasi hari ketiga, leukositosis, dan takikardi menunjukan infeksi. 2) Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan. Lepaskan balutan sesuai indikasi Rasional :balutan steril menutupi luka 24 jam pertama kelahiran caesarea membantu melindungi luka dari kontaminasi. Rembesan dapat menandakan hematoma, gangguan penyatuan jahitan dan memerlukan intervensi lanjut. 3) Kaji status nutrisi klien, perhatikan penampilan rambut, kuku, jari, kulit, dan sebagainya perhatikan berat badan sebelum hamil dan berat badan pranatal Rasional :klien yang berat badannya 20% dibawah berat normal, atau yang anemia atau malnutrisi lebih rentan terhadap infeksipascapartum dan memerlukan diet khusus



4) Bersihkan luka dan ganti balutan bila basah Rasional :lingkungan lembab merupakan media paling baik untuk pertumbuhan bakteri, bakteri dapat berpindah melalui aliran kapiler melalui balutan basah ke luka. 5) Anjurkan dan gunakan tehnik mencuci tangan dengan cermat dan pembuangan pengalas kotoran Rasional : untuk mencegah dan membatasi penyebaran infeksi 6) Kolaborasi pemberian infus oksitoksin atau preparat ergot (infus oksitoksin sering dipesankan secara rutin selama empat jam setelah pembedahan) Rasional : mempertahankan kontraktilitas miometrial sehingga mencegah penyebaran bakteri melalui dinding uterus, membantu mengeluarkan bekuan-bekuan membran. 7) Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai dengan indikasi Rasional : untuk mematikan organisme D. Kurang pengetahuan mengenal perubahan fisiologis, periode pemulihan



perawatan



diri



dan



kebutuhan



perawatan



bayi



berhubungan dengan kurang informasi (Marilyn E, 2001) Kurang pengetahuan adalah ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tetentu (Hardman, 2011). Menurut Lynda Juall (2007), Diagnosa kurang pengetahuan dapat ditegakkan bila terdapat batasan karakteristik mayor



;



mengungkapkan kurang pengetahuan atau keterampilan/permintaan



25



informasi, mengekspresikan suatu ketidakakuratan persepsi status kesehatan, melakukan dengan tidak tepat perilaku kesehatan yang dianjurkan atau yang diinginkan dan minor; kurang integrasi tentang rencana pengobatan ke dalam aktivitas sehari-hari, memperlihatkan atau mengekspresikan perubahan psikologis yang mengakibatkan kesalahan informasi atau kurang informasi. Intervensi : 1) Kaji kesiapan dan motivasi klien untuk belajar. Bantu klien atau pasangan dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan Rasional : periode pascapartum dapat menjadi pengalaman positif bila



kesempatan



penyuluhan



diberikan



untuk



membantu



mengembangkan pertumbuhan ibu, maturasi dan kompetensi 2) Berikan rencana penyuluhan tertulis dengan menggunakan format yang distandardisasi. Dokumentasikan informasi yang diberikan dan respons klien Rasional : membantu menjamin kelengkapan informasi. 3) Berikan



informasi



yang



berhubungan



dengan



perubahan



fisiologis dan psikologis yang normal berkenaan dengan kelahiran caesarea dan kebutuhan berkenaan dengan pascapartum Rasional : membantu klien mengenali perubahan normal dari respons-respons abnormal yang mungkin memerlukan tindakan. 4) Diskusikan program latihan yang tepat sesuai ketentuan



Rasional : program latihan progresif biasanya dapat dimulai bila ketidaknyamanan abdomen telah berkurang (pada kira-kira 3-4 minggu pascapartum) 5) Berikan dan kuatkan informasi yang berhubungan dengan pemeriksaan pascapartum lanjutan. Rasional : evaluasi pascapartum untuk klien yang telah menjalani kelahiran caesarea mungkin dijadwalkan minggu ketiga daripada minggu



keenam



karena



pelambatan pemulihan.



peningkatan



risiko



infeksi



dan



27



DAFTAR PUSTAKA Chamberlain, Geoffrey. 1994. Obstertri & ginekologi. widya medika : Jakarta Cunningham,F,Gary. 2013. Obstetri Williams Edisi 23 Volume 2.Egc : Jakarta Doenges,Marilnn E.2001.Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Egc: Jakarta. Mitayani, 2009.Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika : Jakarta Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetri fisiologi patologi. Jilid I. EGC : Jakarta Oxorn, harry. 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta:Yayasan Essentia Medika Rukiyah.2010.Asuhan Kebidanan IV(Patologi Kebidanan).trans info media : Jakarta Sukarni, Icemi. 2013. Buku ajar keperawatan Maternitas. Nuha Medika : Yogyakarta