LP Sentralisasi Obat Ruangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN SENTRALISASI OBAT RUANGAN ST. ELISABETH RUMAH SAKIT ST.ELISABETH MEDAN



Disusun Oleh: 1. Jenita Kamsya Bakara



(032017013)



2. Selvi Gowasa



(032017017)



3. Susi Rajagukguk



(032017021)



4. Irma Devi Lubis



(032017022)



5. Andi Novel Limbong



(032017023)



6. Nurtalenta Lafau



(032017042)



7. Melina Cecilia Tarigan



(032017065)



8. Desi Pratiwi Samosir



(032017066)



9. Yuni Sarah Panjaitan



(032017083)



10. Fanny Ningsih Hura



(032017086)



11. Lucia Cindy Situmorang



(032017116)



12. Gohizhizokhi Halawa



(032017107)



PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH MEDAN 2020



SENTRALISASI OBAT 1. Pendahuluan Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan profesional yang efektif dan efisien. Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode pemberian pelayanan keperawatan di mana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan, yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer/associate, konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik keperawatan. 2. Pengertian Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2011).



3. Tujuan Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu di sentralisasi. 1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien. 2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektivitas dan keamanan yang sama. 3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk mencoba”. 4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan. 5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa untuk minum. 6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah batas kadaluarsa. 7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif. 8. Meletakkan obat di tempat yang lembap, terkena cahaya, atau panas 9. 9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihhan atau dicuri.



4. Teknik Pengambilan Obat Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.



1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.



2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat. 3. Penerimaan obat. 1) Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat.



2) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, serta diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilaman obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).



3) Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta kartu sediaan obat.



4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat (Nursalam, 2007).



4. Pembagian obat. 1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat. 2) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat;



dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien. 3) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat/wadah obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi. Pantau efek samping pada pasien. 4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. 5) Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien (Nursalam, 2007).



5. Penambahan obat baru. 1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat. 2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2007).



6. Obat khusus. 1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping



yang



cukup



tertentu/sewaktu saja.



besar atau



hanya



diberikan



dalam waktu



2) Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat, dilaksanakan oleh perawat primer. 3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2007). Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara-cara berikut ini. a. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan penggunaan, dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf. b. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan di dinding. c. Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab pemborosan obat. d. Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat. e. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf. f.



Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di perpustakaan (Mc Mahon, 1999).



7. Diagram Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat (Nursalam, 2002)



Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sbb: 1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan. 2. Pasien dengan kasus baru atau langka. g. Metode Diskusi



h. Alat Bantu Sarana diskusi: 1) Buku, pulpen. 2) Status/dokumentasi keperawatan pasien. 3) Materi yang disampaikan secara lisan.



i. Langkah-langkah Kegiatan Ronde Keperawatan



Waktu 1 hari sebelu m ronde



Tahap Pra Ronde



5 menit Ronde



Kegiatan Pra Ronde 1. Menetapkan kasus dan topik sehari sebelum pelaksanaan ronde 2. Menentukan Tim Ronde 3. Membuat proposal 4. Mempersiapkan pasien 5. Informed consent kepada keluarga ronde I. Pembukaan dan penyajian data 1. Salam pembukaan 2. Memperkanalka n klien dan Tim ronde dan menjelaskan tujuan kegiatan ronde serta mempersilahkan PP 1 menyampaikan kasus nya 3. Menyampaikan dasar pertimbangan dilakukan ronde 4. Menjelaskan riwayat penyakit 5. Menjelaskan masalah klien yang belum terselesaikan dan tindakan yang telah dilaksanakan 6. Menyapaikan evaluasi 7. Klarifikasi data yang telah



Pelaksanaan



Keg. Pasien



Tempat Ruang Karu



Penanggung jawab



Kepala ruangan



disampaikan 30 menit



Penyajian masalah PP 1. Memberi salam dan memperkenalkan pasien dan keluarga kepada tim ronde. 2. Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien. 3. Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu didiskusikan. Validasi data 4. Mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang telah disampaikan dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan keadaan pasien secara langsung, dan melihat dokumentasi. 5. Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah keperawatan tersebut di bed pasien. 6. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruang tentang masalah pasien.



Mendeng arkan



Nurse Station



Memberi kan respon menjawa



Nurse station



Karu, PP konselor



Karu, PP, Perawat, Konselor, karu



b pertanya an Pasca ronde



1. Melanjutkan diskusi Karu, dan masukan dari tim. Supervisor, 2 Menyimpulkan untuk Perawat menentukan tindakan Konselor, keperawatan pada Pembimbing. masalah prioritas yang telah ditetapkan. 3. Merekomendasikan intervensi keperawatan 4. Penutup



Nurse station



Keterangan 1) Praronde a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka). b. Menentukan tim ronde. c. Mencari sumber atau literatur. d. Membuat proposal. e. Mempersiapkan pasien: imformed consent dan pengkajian. f. Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Apa data yg mendukung? Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Apa hambatan yang ditemukan selama perawatan? 2) Pelaksanaan Ronde a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan



b. Diskusi antaranggota tim tentang kasus tersebut. c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan. 3) Pascaronde a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan. b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi keperawatan selanjutnya. j. Peran Masing-masing Anggota Tim Peran Perawat Primer dan Perawat Associate 1. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien. 2. Menjelaskan diagnosis keperawatan. 3. Menjelaskan intervensi yang dilakukan. 4. Menjelasakan hasil yang didapat. 5. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil. 6. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji. Peran Perawat Konselor dan Tenaga Kesehatan Lainnya 1. Memberikan justifikasi. 2. Memberikan reinforcement. 3. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan. 4. Mengarahkan dan koreksi. 5. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari



k. Kriteria Evaluasi Struktur 1. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya). 2. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan. 3. Persiapan dilakukan sebelumnya. Proses 1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. 2. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan. Hasil 1. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan. 2. Masalah pasien dapat teratasi. Perawat dapat: 1. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis. 2. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis. 3. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien. 4. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan. 5. Menumbuhkan



pemikiran



tentang



berorientasi pada masalah pasien.



tindakan



keperawatan



yang



6. Meningkatkan



kemampuan



memodifikasi



rencana



asuhan



keperawatan. 7. Meningkatkan kemampuan justifikasi. 8. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.



LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.S DENGAN KANKER SERVIKS DI RUANG ST. ELISABETH RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN Topik



: Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kanker serviks



Sasaran



: Pasien Ny. S/ 37 tahun



Hari/ tanggal : Rabu, 09 November 2020 Waktu



: 60 menit



I. Tujuan : 1. Tujuan Umum Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.



2. Tujuan Khusus: a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi; b. mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim kesehatan lain; c. menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien; d. merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien. II.



Sasaran Pasien Ny. S umur 37 tahun yang dirawat di tempat tidur 4 Ruang St. Elisabeth



III.



Materi 1. Teori asuhan keperawatan pasien dengan CA Servikas 2. Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan CA Servikas .



IV.



Metode Diskusi



V. Media 1. Dokumentasi/ status pasien 2. Sarana diskusi : kertas, bullpen 3. Materi yang disampaikan secara lisan. VI.



Kegiatan ronde keperawatan



Waktu 1 hari sebelu m ronde



Tahap Pra Ronde



5 menit Ronde



Kegiatan Pra Ronde 6. Menetapkan kasus dan topik sehari sebelum pelaksanaan ronde 7. Menentukan Tim Ronde 8. Membuat proposal 9. Mempersiapkan pasien 10. Informed consent kepada keluarga ronde VII. Pembukaan dan penyajian data 8. Salam pembukaan 9. Memperkanalka n klien dan Tim ronde dan menjelaskan



Pelaksanaan



Keg. Pasien



Tempat Ruang Karu



Penanggung jawab



Kepala ruangan



tujuan kegiatan ronde serta mempersilahkan PP 1 menyampaikan kasus nya 10. Menyampaikan dasar pertimbangan dilakukan ronde 11. Menjelaskan riwayat penyakit 12. Menjelaskan masalah klien yang belum terselesaikan dan tindakan yang telah dilaksanakan 13. Menyapaikan evaluasi 14. Klarifikasi data yang telah disampaikan 30 menit



Penyajian masalah PP 1. Memberi salam dan memperkenalkan pasien dan keluarga kepada tim ronde. 2. Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien. 3. Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu didiskusikan. Validasi data 4. Mencocokkan dan



Mendeng arkan



Nurse Station



menjelaskan kembali data yang telah disampaikan dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan keadaan pasien secara langsung, dan melihat dokumentasi. 5. Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah keperawatan tersebut di bed pasien. 6. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruang tentang masalah pasien.



Pasca ronde



Karu, PP konselor



Karu, PP, Perawat, Konselor, karu



1. Melanjutkan diskusi Karu, dan masukan dari tim. Supervisor, 2 Menyimpulkan untuk Perawat menentukan tindakan Konselor, keperawatan pada Pembimbing. masalah prioritas yang telah ditetapkan. 3. Merekomendasikan intervensi keperawatan 4. Penutup



Memberi kan respon menjawa b pertanya an



Nurse station



Nurse station



Lampiran



: Resume Pasien- Pelaksanaan Ronde



A. Identitas Nama



: Ny.S



Umur



: 37 Tahun



Status



: Ibu rumah tangga



Pendidikan : SMP Pekerjaan : Petani Alamat



: Medan



MRS



:



B. Diagnosis CA Servix C. Keluhan Utama Keluar darah dari jalan lahir D. Riwayat Penyakit Sekarang



8 bulan yang lalu pasien mengeluhkan keluar darah dari vaginanya, pasien memeriksakannya ke RS X dan didiagnosis Ca Cervix, Satu bulan yang lalu pasien mengatakan sempat rawat inap di RS Y selama 6 hari. Pada hari minggu keadaan pasien melemah, pasien pada hari senin (09/11) langsung pergi ke RSE medan untuk memeriksakan keadaannya. Pasien masuk lewat IGD. Pasien mendapatkan Inf RL dengan 20 tpm, injeksi Cefo 1gr. Pasien kemudian di bawa ke ruang St. Elisabeth E. Riwayat Penyakit Terdahulu Pasien tidak memiliki penyakit menular seperti HIV, TBC, PMS. Pasien juga tidak memiliki penyakitjantung, ginjal, diabetes milletus, hipertensi, asma. Pasien tidak memiliki penyakit tumor atau kanker sebelumnya. Pasien pernah MRS di RS X 1 bulan lalu F. Riwayat Penyakit Keluarga Dari keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat tumor ataupun kanker.Keluarga pasien tidak memiliki penyakit menular seperti HIV, TBC, PMS, penyakit jantung, ginjal, diabetes milletus, hipertensi, dan asma. G. Riwayat obstetric 1. Riwayat menstruasi Pasien menarchesaat usia 12 tahun, dengan lama mens 6 haridan siklusnya teratur ± 26 hari, sertatidak dismenorhoe. Pasien merasa belummenopause. 2. Riwayat perkawinan Pasien menikah pada usia 19 tahun dan menikah hanya satu kali saja



3. Riwayat kehamilan dan persalinan Pasien pernah hamil sebanyak 3 kali, hamil pertama pada usia 19 tahun. Ketiga kehamilan tersebut berakhir pada persalinan yang semuanya di tolong oleh dukun. Ketiga anak pasien adalah perempuan 4. Riwayat kelainan obstetric Pasien mengatakan tidak memiliki tumor sebelumnya, atau penyakit yang sejenis dengan ini sebelumnya. Pasien sebelum ini pernah mengalami keputihan yang abnormal. 5. Riwayat penggunaan kontrasepsi Pasien menggunakan KB pil selama ± ½ tahun. Selama penggunaan tidak mengalami keluhan. Pasien biasanya datang ke bidan A. Pemeriksaan Fisik Tanggal Tanda-tanda vital : Tekanan darah Nadi: 84 x/i



: 110/80 mmHg Suhu: 36,30C



RR: 18 x/i



Sistem Pernapasan (B1-Breath) Pergerakan dinding dada simetris, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, RR 18x/menit reguler, ictus cordis tidak terlihat, Sonor (paru), Sistem Kardiovaskuler (B2-Blef) Tidak ada masa maupun nyeri tekan, vocal fremitus teraba, ictus cordis teraba di ICS 4, Pekak (jantung), Sistem Persarafan (B3-Brain) Kesadaran penuh (Compos Mentis),



Sistem Pencernaan (B4-Bladder) Tidak ada lesi, abdomen cembung, bising usus 10x/menitP: Nyeri tekan pada seluh bagian abdomen, abdomen distended, teraba masa , Timpany, pekak pada hepar, konjungtiva anemis, sclera berwarna putih, , mukosa bibir kering dan pucat, Sistem Perkemihan (B5-Bowel) Terpasang DC, VT: teraba porsio berdungul-dungul, perdarah pervagina berwarna merah gelap, berbau Sisitem Muskuloskletal dan integument (B6-Bone) Kemampuan pergerakan sendi bebas, pasien merasa lemah, kekuatan otot , warna kulit tidak anemis, turgor kulit sedang, tidak ada edema, pasien memakai infus pada tangan kanan. Tidak terdapat luka. CRT 2 detik, akral dingin Sistem Endokrin Tiroid tidak membesar, Kebersihan Pribadi: Pasien mampu mandi seka di tempat tidur 2× sehari, gosok gigi 2× sehari, dan ganti pakaian 2× sehari. Psikososial Spiritual: Pasien mempunyai motivasi tinggi untuk sembuh, tetapi pasien juga berkeluh kesah. B. Pemeriksaan Penunjang Tanggal 09 November 2020



Hemoglobin



: 2, 9 mg/dl



Leukosit



: 7,7



Hematokrit



: 9,8



Trombosit



: 255



Tanggal 10 November 2020 Hemoglobin



: 6,7 mg/dl



Leukosit



: 7,3



Hematokrit



: 20,9



Trombosit



: 209



C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada (9/11) didapatkan rumusan empat diagnose sebagai berikut : 1. Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan perdarahan intra servikal. Masalah teratasi tanggal 13 November 2020 2. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder. Masalah teratasi tanggal 10 November 2020 3. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri yang berhubungan dengan terdiagnosa kanker cerviks. Masalah teratasi tanggal 11 November 2020 4. Perubahan pola seksual berhubungan dengan bau tidak enak pada vagina, perdarahan. Masalah teratasi tanggal 10 November 2020



Tanggal 12 November 2020



Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara  aktif akibat pendarahan Kriteria Hasil            :           1) TTV pasien dalam batas normal, meliputi :  Nadi normal ( ± 60 - 100 x / menit)  Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit)  Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)  Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC) 2) Membran mukosa lembab 3) Turgor kulit baik (elastis) 4) Pengisian kapiler cepat ( kembali dalam ± 2-3 detik setelah ditekan)



D. Rencana Tindakan 1. Awasi masukan dan haluaran. Ukur volume darah yang keluar melalui perdarahan 2. Catat kehilangan darah ibu 3. Hindari trauma dan pemberian tekanan berlebihan pada daerah yang mengalami pendarahan 4. Pantau status sirkulasi dan volume darah 5. Pantau TTV. Evaluasi nadi perifer, dan pengisian kapiler 6. Catat respon fisiologis individual pasien terhadap pendarahan, misalnya kelemahan, gelisah, ansietas, pucat, berkeringat / penurunan kesadaran 7. Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa, dan perhatikan keluhan haus pada pasien 8. Kolaborasi : Berikan cairan IV sesuai indikasi 9. Kolaborasi : Berikan transfusi darah (Hb, Hct) dan trombosit sesuai indikasi



10. Kolaborasi : Awasi pemeriksaan laboratorium, misalnya : Hb, Hct, sel darah merah E. Evaluasi Keseimbangan volume cairan



Informed Consent SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN RONDE KEPERAWATAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Umur : Alamat: Adalah suami/istri/orang tua/anak dari pasien: Nama : Umur : Alamat:



Ruang :



No. RM



:



Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.



Medan, Perawat yang menerangkan



Penanggung Jawab



…………………………………………… …………………………………….. Saksi-saksi 6. ………………………………….. …………………………..



Tanda tangan