20 0 211 KB
Laporan Pendahuluan Profesi KGD Nama Mahasiswa : Sri Maharani Kasus/Diagnosa Medis: Tekanan Tinggi Intra Kranial (TTIK) Jenis Kasus : ICU Ruangan : Kasus ke : -
CATATAN KOREKSI PEMBIMBING
KOREKSI I
KOREKSI II
(…………………………………………………………)
(………………………..……...………………………….)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2019-2020
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT UNIVERSITAS FALETEHAN A. Definisi Penyakit Tekanan intrakranial adalah kombinasi dari tekanan di dalam rongga otak yang dihasilkan oleh jaringan otak, volume darah di otak, dan cairan serebrospinal [ CITATION Hid18 \l 1057 ].
Peningkatan tekanan intrakranial merupakan peningkatan TIK >15mmHg. TIK normal adalah 7-15 mmHg pada dewasa, 3-7 mmHg pada anak-anak, dan 1,5-6 mmHg pada bayi [ CITATION Bat08 \l 1057 ]. B. Etiologi Penyebab peningkatan intrakranial [ CITATION Amr17 \l 1057 ] : 1. Edema otak, penyebabnya : edema sitotoksik (edema intraseluler disebabkan oleh gangguan metabolisme), edema vasogenik (edema ekstraseluler sekunder karena peningkatan permeabilitas darah otak), dan edema interstisial (edema jaringan karena adanya perbedaan osmotik antara plasma dan jaringan otak). 2. Peningkatan volume cairan serebrospinal intrakranial (hidrosefalus) penyebabnya : menurunnya absorbsi cairan serebrospinal/hidrosefalus komunikan (perdarahan subarakhnoid, infeksi) dan obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal/hidrosefalus obstruktif (perdarahan spontan dan trauma, infeksi). 3. Massa intra dan ekstra axial, penyebabnya neoplasma, perdarahan, trauma (hematom intraserebral, epidural, dan subdural), dan infeksi (abses, empiema subdural). C. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala TTIK [CITATION Sat10 \l 1057 ] : 1. Nyeri kepala 2. Muntah proyektil 3. Papil edema 4. Penurunan kesadaran 5. Sindrom cushing (hipertensi, bradikardi, pola napas ireguler)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2019-2020
D. Deskripsi patofisiologi Intrakranial terdiri dari tiga komponen antara lain jaringan otak, volume darah di otak, dan cairan serebrospinal. Volume dan tekanan pada ketiga komponen ini selalu berhubungan dengan keadaan keseimbangan. Pada kondisi fisiologis yang normal, rata-rata TIK dibawah 15mmHg. Setiap lesi atau akumulasi cairan yang mengambil ruang dalam rongga tengkorak menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga tersebut. Oleh karena itu, setiap pembengkakan jaringan otak dari cedera atau operasi, pembuluh darah yang pecah, tumor, abses, atau lesi yang menempati rongga dalam tengkorak dapat menyebabkan resiko TIK menjadi meningkat. Tekanan terhadap pembuluh darah otak dan arteri dapat mengganggu aliran darah yang dapat menghasilkan iskemia lokal dan hipoksia. Sedangkan tekanan terhadap sel sendiri dapat mengganggu fungsi vital mereka. Jika tekanan tersebut naik sangat tinggi dan tetap tinggi untuk waktu yang lama, TIK dapat menyebabkan kematian karena ketidakadekuatan perfusi serebral atau herniasi otak. Cedera batang otak atau tekanan pada batang otak karena peningkatan TIK menyebabkan depresi pernapasan dari tekanan medula oblongata. E. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang 1. CT Scan (menentukan penyebab peningkatan tekanan intrakranial) 2. MRI (pemeriksaan untuk mendapatkan hasil gambar organ, tulang dan jaringan di dalam tubuh secara rinci) 3. Cerebral angiography (untuk memeriksa pembuluh darah di otak) 4. Kadar elektrolit (mengoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan tekanan intra kranial) F. Penatalaksanaan Medis/Operatif 1. Penatalaksanaan Umum :
Penatalaksanaan jalan nafas yang agresif
Atur posisi head up 15-30o (untuk memperbaiki perfusi di serebralnya )
Lakukan hiperventilasi
Menjaga suhu tubuh normal 36,5 – 37,5oC
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2019-2020
Atasi hipoksia
2. Operatif :
Kraniektomi dekompresi
Ventriculoperitoneal (VP) shunt.
G. Terapi Farmakologis
Manitol 20% (dosis 0,25 - 1 gr/kgBB) dalam waktu 15 menit Maintanance : ½ dosis awal 4-6 jam sekali (perhatikan osmolaritas darah)
Pemeberian obat sedasi dengan opiate atau benzodiazepine
H. Pemeriksaan fisik (Berdasarkan ABCDE / Kasus Kegwatdaruratan) 1. Berdasarkan ABCDE
Airway : pasien TTIK biasanya terdapat masalah di jalan napas (penumpukan sputum).
Breathing : ada sesak napas, ortopneu, pola napas ireguler, suara napas ronchi.
Circulation : TD meningkat, bradikardi, edema serebral
Drugs : obat-obatan yang dipakai pada pasien TTIK yaitu Manitol 20% (dosis 0,25 - 1 gr/kgBB) dalam waktu 15 menit, Maintanance : ½ dosis awal 4-6 jam sekali. Obat sedasi dengan opiate atau benzodiazepine.
Equipment : pemeriksaan terhadap kepatenan alat-alat dan cara pakai alat dari kemasan
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : kesadaran pasien dengan TTIK biasanya menurun bahkan mengalami koma (GCS 3)
Mata : papil edema
Hidung : jika terjadi trauma biasanya terdapat rhinorhea
Mulut : biasanya bibir terlihat pucat
Wajah : biasanya terlihat pucat
Sistem pernapasan : dispnea, biasanya ada penumpukan sputum, penggunaan bantuan pernapasan (oksigen atau medikasi)
Eliminasi : peningkatan frekuensi kemih (karena pemakaian obat diuretik)
Ekstremitas : Postur deserebrasi (ekstensi) atau Postur dekortikasi (fleksi)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2019-2020
I. Patoflow Penyebab (edema otak, hidrosefalus, trauma, perdarahan) Penambahan volume intakranial pada cavum serebral Proses desak ruang pada area otak Tekanan medula oblongata
Peningkatan TIK
Depresi pernapasan
Aliran darah ke otak menurun
RR meningkat Iskemia Sesak Hipoksia jaringan
Penurunan kesadaran
Penurunan Kapasitas
Perubahan pola napas
Adaptif Intrakranial
akibat peningkatan sputum
Pola Napas Tidak Efektif
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2019-2020
J. Analisa Data Data Data Mayor : DS : DO : -
Sakit kepala
Masalah
Peningkatan volume cairan serebrospinal intrakranial, trauma
Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
Kerusakan jaringan serebral TD meningkat Bradikardia Pola napas ireguler Tingkat kesadaran menurun Respon pupil melambat atau tidak sama Refleks neurologis terganggu
Data Minor : DS : DO : - Muntah - Fungsi kognitif terganggu - Tekanan intrakranial (TIK) ≥20 mmHg - Papiledema - Postur deserebrasi (ekstensi) - Postur dekortikasi (fleksi) Data Mayor DS : DO : -
Etiologi
Batuk tidak efektif Tidak mampu batuk Sputum berlebih Mengi, wheezing dan atau ronkhi kering
Data Minor
Edema serebral Peningkatan TIK Aliran darah ke otak menurun Hipoksia jaringan Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
Peningkatan volume cairan serebrospinal intrakranial, trauma Kerusakan jaringan serebral Edema serebral Peningkatan TIK Aliran darah ke otak menurun
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2019-2020
DS : DO :
Dispnea Sulit bicara
-
Sianosis Gelisah Bunyi napas menurun - Frekuensi dan pola napas berubah Data Mayor DS : DO :
Dispnea
Penggunaan otot bantu pernapasan - Fase ekspirasi memanjang - Pola napas abnormal Data Minor DS :
-
Penurunan kesadaran Perubahan pola napas akibat peningkatan sputum Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Peningkatan volume cairan serebrospinal intrakranial, trauma
Pola Napas Tidak Efektif
Kerusakan jaringan serebral
-
DO :
Hipoksia jaringan
Ortopnea
Edema serebral Peningkatan TIK Tekanan medula oblongata Depresi pusat pernapasan RR meningkat Sesak
Bradipnea atau takipnea Pernapasan cuping hidung Tekanan ekspirasi atau inspirasi menurun
Pola Napas Tidak Efektif
K. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul dan Prioritas Diagnosa 1. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial b.d lesi menempati ruang / gangguan metabolisme / edema serebral / hidrosefalus 2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan 3. Pola napas tidak efektif b.d depresi pusat pernapasan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No
Diagnosa
Perencanaan Tujuan dan Kriteria Hasil
Keperawatan 1.
(SDKI) Penurunan kapasitas adaptif intrakranial b.d lesi menempati ruang/ gangguan metabolisme/ edema serebral/ hidrosefalus
Intervensi
(SLKI) Setelah
dilakukan
Rasional
(SIKI) asuhan Manajemen
Peningkatan
keperawatan selama 3x24 jam Tekanan Intrakranial : maka
kapasitas
intrakranial
meningkat
adaptif Observasi : dengan
kriteria hasil :
-
Identifikasi
penyebab
-
peningkatan TIK
Kondisi
yang
dapat
peningkatan
TIK
metabolisme,
edema
menyebabkan
(lesi,
gangguan,
-
Tingkat kesadaran meningkat
-
Fungsi kognitif menurun
diketahui untuk menentukan intervensi apa
-
Sakit kepala menurun
yang tepat diberikan
-
Tidak ada muntah
-
Postur deserebrasi (ekstensi)
-
Papil edema menurun
-
TD dalam rentang normal
-
Nadi dalam rentang normal Pola napas membaik
-
Respon pupil membaik
-
Tekanan intrakranial membaik
tanda
/
gejala
-
Terapeutik : -
Berikan posisi semi fowler
-
Atur ventilator agar PaCO2 optimal
perlu
Untuk mendeteksi tanda-tanda syok yang harus
peningkatan TIK
menurun -
Monitor
serebral)
dilaporkan
ke
dokter
untuk
intervensi awal
-
Untuk mengurangi tekanan intrakranial
-
Usaha
untuk
menurunkan
tekanan
intracranial ini dapat dilakukan dengan cara
menurunkan
PaCO2
dengan
hiperventilasi yang mengurangi asidosis intraserebral dan menambah metabolisme
intraserebral. Kolaborasi -
Kolaborasi pemberian
mengakibatkan penurunan TTIK
diuretik osmotik -
Dapat mengurangi edema serebral yang
-
Dapat menghilangkan rasa sakit, termasuk
-
Kolaborasi pemberian sedasi
anastesi dan memiliki efek sedatif atau menenangkan.
2.
Bersihan
jalan Setelah dilakukan asuhan
napas tidak efektif keperawatan selama 3x24 jam b.d
sekresi
tertahan
yang maka bersihan jalan nafas meningkat dengan kriteria hasil :
Manajemen Jalan Napas : Observasi : -
Monitor
pola
napas
-
Pengkajian fungsi pernapasan dengan interval yang teratur adalah penting
(frekuensi, kedalaman, usaha
-
Produk sputum menurun
-
Dispnea menurun
-
Ortopnea menurun
-
Sulit bicara membaik
-
Frekuensi nafas membaik
dapat menimbulkan penggunaan otot
-
Pola nafas membaik
aksesori pernapasan dan peningkatan
karena pernapasan yang tidak efektif dan
napas) dan bunyi napas ( mis.
adanya
Gurgling, mengi, wheezing,
akumulasi
ronchi)
kegagalan, sekret
akibat /
adanya
ketidakmampuan
untuk membersihkan jalan napas yang
kerja pernapasan
Terapeutik :
-
Membebaskan
jalan
napas
untuk
-
Pertahankan kepatenan jalan
menjamin jalan masuknya udara ke paru-
napas dengan head-tilt dan
paru
chin-lift
kecukupan oksigenasi tubuh
(jaw-thrust
jika
curiga trauma servikal) -
-
normal
Peninggian
sehingga kepala
menjamin
tempat
tidur
Posisikan semi fowler atau
memudahkan pernapasan, meningkatkan
fowler
ekspansi dada, dan meningkatkan batuk lebih efektif. -
-
atau
aspirasi.
Penghisapan dapat diperlukan bila pasien
napas
tidak mampu mengeluarkan sekret
dengan
melakukan -
-
Kolaborasi : Kolaborasi
Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan sirkulasi
Berikan oksigen, jika perlu
-
obstruksi
Bersihkan / bebaskan jalan suction
-
Mencegah
Membantu
mengencerkan
secret,
sehingga mudah untuk dikeluarkan pemberian
bronkodilator, ekspektoran, 3.
mukolitik, jika perlu asuhan Pemantauan Respirasi
Pola napas tidak Setelah dilakukan efektif b.d depresi keperawatan selama 3x24 jam Observasi : pusat pernapasan maka pola napas membaik dengan - Monitor pola napas kriteria hasil:
(frekuensi, irama,
-
Penurunan
bunyi
napas
dapat
menunjukan atelektasis. Ronchi, mengi
-
Tekanan
kedalaman dan upaya napas
ekspirasi-inspirasi
menunjukan
akumulasi
sekret
/
meningkat
ketidakmampuan untuk membersihkan
-
Dispnea menurun
jalan napas yang dapat menimbulkan
-
Tidak ada penggunaan otot
penggunaan otot aksesori pernapasan dan
bantu napas
peningkatan kerja pernapasan
-
Tidak ada pernapasan cuping
-
Ortopnea menurun
-
Frekuensi nafas membaik
-
Kedalaman napas membaik
-
jalan nafas
hidung -
Monitor adanya sumbatan
-
Palpasi kesimetrisan
Akibat dari adanya sumbatan jalan nafas, mengakibatkan pola napas terganggu
-
ekspansi paru
Pola napas tidak efektif ditandai dengan ketidaksimetrisan
ekspansi
paru
(pengembangan paru ketika bernapas) -
Auskultasi bunyi napas
-
Pola napas tidak efektif ditandai juga dengan
bunyi
napas
yg
abnormal
(wheezing, ronchi) -
Monitor saturasi oksigen
-
Terapi oksigen diperlukan jika kadar oksigen darah turun