18 0 1 MB
LAPORAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 “MASJID”
DOSEN PEMBIMBING: Prof. Dr. Ing. Ir. Gagoek Hardiman DISUSUN OLEH : Reza Anang Widodo P
21020118140111
Syahharbanu Syahab
21020118140084
Dimas Hadi Prayogo
21020118130096
Niabella Imania Putri
21020118130095
Fauzan Baldomero M.
21020118140071
M. Rafi Bagus Pakarti
21020118130077
Alifia Putri Sumarno
21020118140072
Dimas Iqbal Darmawan
21020118130078
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2020
DAFTAR ISI Daftar isi ............................................................................................................................
1
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1.2 Permasalahan ................................................................................................................ 1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................................................... 1.4 Lingkup Pembahasan .................................................................................................... 1.5 Metode Pembahasan ..................................................................................................... 1.6 Sistematika Pembahasan ............................................................................................... 1.7 Alur Pikir ......................................................................................................................
2 3 3 3 4 4 6
Bab 2 Tinjauan Umum 2.1 Tinjauan Masjid ............................................................................................................
7
Bab 3 Tinjauan Lokasi 3.1 Tinjauan Preseden ......................................................................................................... 3.2 Tinjauan Umum Kecamatan Mijen Kota Semarang ..................................................... 3.3. Pemilihan Site atau Tapak ........................................................................................... 3.4 Analisa Tapak ...............................................................................................................
10 11 11 12
Bab 4 Program Perencanaan dan Perancangan 4.1 Standar Ukuran ............................................................................................................. 4.2 Pendekatan Standar Besaran Ruang.............................................................................. 4.3 Program Ruang .............................................................................................................
16 18 22
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara yang menjamin hak kebebasan dalam beragama. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 28E yang berbunyi “Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali”. Berdasarkan Penjelasan Atas Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, "Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen (Protestan), Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius)”. Walaupun begitu banyak agama yang belum disebutkan keberadaannya tapi tetap dapat ditemukan di Indonesia seperti Saminisme, Yahudi, Kejawen, dll. Keberagaman ini harus dipertahankan dengan salah satunya menyediakan tempat ibadah yang layak dan dapat diterima. Ini menjadi sebuah tantang seorang arsitek dimana arsitek dituntut agar dapat mendesain tempat ibadah yang nyaman agar keberagaman agama ini tetap terjaga. Oleh karena itu arsitek ditantang untuk memahami agama yang ada dalam mendesain tempat ibadah yang akan didesain. Definisi masjid oleh KBBI adalah rumah atau bangunan tempat bersembahyang orang Islam. Berdasarkan data sensus Globalreligiousfutures yang dilakukan pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam sebanyak 209,12 juta jiwa. Pada tahun 2020, jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam telah meningkat menjadi 263,92 juta jiwa. Melihat pesatnya pertumbuhan agama Islam di Indonesia maka harus diimbangi dengan ketersedian tempat ibadah berupa masjid untuk tempat beribadah masyarakat muslim di Indonesia. Jumlah masjid di Indonesia sendiri sudah sangatlah banyak. Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengatakan, jumlah masjid dan mushala di Indonesia telah mencapai 800 ribu. Walaupun begitu, mengingat pertumbuhan wilayah Indonesia yang juga pesat, tidak ada salahnya untuk tetap menambah jumlah masjid dan mushala di Indonesia agar penduduk Muslim di Indonesia dapat beribadah dengan lebih nyaman.
2
1.2
PERMASALAHAN 1.2.1. PERMASALAHAN UMUM Bagaimana merancang masjid lingkungan yang nyaman dan dapat memfasilitasi kegiatan dalam masjid. 1.2.2. PERMASALAHAN KHUSUS Bagaimana merancang masjid lingkungan yang selain nyaman juga dapat menciptakan suatu karya arsitektur yang unik tapi tetap dapat diterima oleh umat yang menggunakannya.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1 MAKSUD Mengimbangi pesatnya pertumbuhan agama Islam pada masyarakat Indonesia dengan fasilitas tempat ibadah agar kebutuhan umat Islam untuk beribadah dengan nyaman dan tenang dapat terpenuhi. 1.3.2. TUJUAN a) Menyediakan yang ibadah yang layak dan nyaman. b) Menyediakan tempat masyarakat dalam mengembangkan dan melestarikan budaya yang telah ada. c) Menyediakan tempat masyarakat untuk bersosialisasi dan bercengkrama antar sesama lain. 1.4. LINGKUP PEMBAHASAN 1.4.1 RUANG LINGKUP SUBSTANSIAL Secara substansial, perencanaan dan perancangan fasilitas umum tempat ibadah sebagai bangunan bermassa tunggal maupun jamak untuk memenuhi hak masyarakat dalam memenuhi kebebasan dalam beragama. 1.4.2. RUANG LINGKUP SPASIAL Daerah perencanaan masjid lingkungan terletak di Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
3
1.5. METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan LP3A ini adalah termasuk metode deskriptif, dokumentatif, dan komparatif dimana penyusunan dilakukan dengan mengumpulkan data, menjelaskan, dan menjabarkan terhadap informasi terkait perencanan dan perancangan masjid lingkungan. Langkah-langkah yang diambil dalam pengumpulan data adalah: a. METODE DESKRIPTIF Metode deskriptif dilakukan dengan mengumpulkan data yang berasal dari studi pustaka/literature, data dari instansi/dinas terkait, wawancara dengan narasumber, observasi lapangan, serta browsing internet. b. METODE DOKUMENTATIF Metode dokumentatif dilakukan dengan mendokumentasikan data yang menjadi bahan penyusunan dalam penulisan LP3A dengan cara memperoleh gambar visual dari foto-foto yang dihasilkan. c. METODE KOMPARATIF Metode komparatif dilakukan dengan mengadakan studi banding terhadap masjid yang sudah ada. Data yang terkumpul kemudian diidentifikasi dan dianalisa serta dibandingkan untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada. 1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan dan penyusunan LP3A ini adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang hal-hal yang melatar belakangi pemilihan judul, permasalahan-permasalahan, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup, metode pembahasan, sistematika pembahasan, serta alur pikir proses perumusan konsep perencanaan dan perancangan.
BAB II
TINJAUAN UMUM Berisi mengenai literatur tentang tinjauan umum masjid serta tinjauan mengenai lingkup aktivitas secara umum
4
BAB III TINJAUAN LOKASI Berisi mengenai tinjauan kota Semarang, kebijakan rencana tata ruang wilayah, serta tinjauan preseden yang digunakan dan wilayah yang dipilih sebagai lokasi. BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi mengenai hasil akhir dari proses pendekatan program perencanaan dan perancangan, yaitu aspek perencanaan yang terdiri dari aspek fungsional dan kontekstual serta aspek perancangan yang terdiri dari aspek kinerja, aspek teknis, dan aspek arsitektural.
5
1.7. ALUR PIKIR LATAR BELAKANG Aktualita • • •
Pesatnya pertumbuhan masyarakat beragama Islam di Indonesia Pesatnya pertumbuhan wilayah di Indonesia Naiknya kebutuhan tempat ibadah masjid mengingat 2 faktor tersebut di atas.
Urgensi
• •
Persyaratan lokasi berupa area yang mudah dijangkau dengan aksesibilitas yang baik. Persyaratan lokasi berupa area yang mudah dijangkau dan ramai tetapi belum memiliki atau kurang tempat ibadah masjid
Originalitas • • •
Perencanaan masjid harus memenuhi standar pertama dengan fasilitas: Potensi letak yang strategis dan dapat mencakup banyak masyarakat. Dapat memenuhi hak masyarakat muslim dalam menjalankan ibadahnya dengan nyaman.
STUDI BANDING
STUDI LITERATUR ▪ ▪ ▪
Berdasarkan Teori Standar Perancangan Kebijakan atau data dari dinas terkait,
•
Masjid Kampus Universitas Undip Tembalang, Semarang
STUDI LAPANGAN • •
Kota Semarang Kecamatan Mijen, Semarang
Kompilasi data hasil studi untuk mengambil kesimpulan
KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
6
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 . Tinjauan Masjid 2.1.1. Definisi Masjid Menurut KBBI, masjid adalah bersembahyang bagi orang Islam.
rumah
atau
bangunan
tempat
Secara syara’, masjid merupakan tempat yang digunakan umat Islam untuk sholat berjamaah. Tidak perlu berbentuk bangunan, seluruh permukaan bumi yang digunakan umat Islam untuk bersujud karena Allah. 2.1.2. Peran Masjid Masjid sendiri memiliki peran yang multifungsi di masyarakat. Jika diuraikan masjid memiliki 3 peran berikut, seperti : 1. Sebagai tempat ibadah umat Islam. 2. Sebagai pusat kebudayaan tumbuh dan berkembang. 3. Sebagai tempat bersosialisasi. 2.1.3. Pelaku Kegiatan Secara Umum a) b) c) d) e)
Jamaah masjid; Kumpulan atau rombongan orang beribadah (KBBI) Pengurus masjid; Kelompok orang yang bertugas mengurus masjid Muadzin; Orang yang mengumandangkan adzan dan iqomah Khotib; Orang yang menyampaikan ceramah dalam ibadah tertentu Imam masjid; Orang yang memimpin sholat.
2.1.4 Kegiatan Secara Umum a) b) c) d) e) f) g) h) i) j)
Sholat wajib berjamaah Pengajian dan kajian agama Sholat Jum’at TPQ Rapat pengurus masjid Kerja bakti Sholat Idul Fitri Halal Bihalal warga masyarakat Rangkaian kegiatan Idul Adha Maulid Nabi 7
2.1.5 Persyaratan Ruang 1) Tempat ibadah a) Suci Tempat untuk melaksanakan sholat harus suci dari najis. b) Nyaman • Kesesuaian Proporsi ruang • Pemanfaatan cahaya alami untuk menimbulkan kesan tenang • Ruang terbuka hijau • Pemilihan material yang tepat c) Sesuai aturan • Menghadap kiblat : Letak geografis Indonesia yang berada di bagian timur Ka’bah/Mekkah maka kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke arah barat.(Fatwa MUI 2010) • Adanya zonafikasi dalam ruang sholat berdasarkan gender (laki-laki dan Perempuan) “sebaik-baiknya shaf laki laki adalah shaf yang pertama dan sejelek jeleknya adalah shaf terakhir. Sebaik baiknya shaf perempuan adalah shaf terakhir dan sejelek jeleknya adalah shaf pertama” (HR. Abu Daud) 2) Tempat wudhu a) Adanya batas visual antara tempat wudhu pria dan wanita b) Tersedianya air bersih untuk berwudhu c) Adanya tempat duduk agar penyandang disabilitas tetap dapat menggunakan fasilitas tersebut.Wudhu dengan posisi duduk juga bisa terhindar dari kelelahan punggung akibat membungkuk, khususnya untuk usia lansia. d) Akses dari tempat wudhu harus suci dan langsung menuju ke ruang sholat tanpa melewati area kotor atau najis 3) Toilet a) Tidak berada di depan arah kiblat b) Tidak berada di antara sirkulasi tempat wudhu dan ruang sholat
8
2.1.7 Hubungan Antar Ruang
Area Kotor
Area Bersih
9
BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Preseden Dalam perancangan dibutuhkan sebuah preseden sebagai alat pembanding rancangan. Pada kasus ini digunakan preseden Masjid Kampus (Maskam) Universitas Diponegoro. Alamat Luas Lahan Luas Bangunan Kapasitas Jumlah lantai
: Jl. Lkr. Utara Undip, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275 : + 6.500 m2 : ± 1.200 m2 : ± 300 orang : 2 lantai
10
3.2.
Tinjauan Umum Kecamatan Mijen Kota Semarang 3.1.1 Pembagian Wilayah Kota (BWK) sesuai Pasal 10 Perda No. 14 Tahun 2011 BWK IX meliputi Kecamatan Mijen dengan luas kurang lebih 6.213 (enam ribu dua ratus tiga belas) hektar; 3.1.2 Peraturan Bangunan Setempat Berdasarkan BAPPPEDA Kota Semarang, Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), peraturan bangunan setempat pada kawasan komersial dan campuran disesuaikan menurut Pembagian Wilayah Kota (BWK) dan jenis jalan di dalam BWK tersebut.
3.3.
Pemilihan Site/Tapak Tapak yang dipilih untuk perencanaan perancangan masjid di Kota Semarang terdapat di Kecamatan Mijen, yaitu Jl. Semarang Boja, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah. Tapak tersebut dipilih karena lokasinya yang strategis, dimana daerah tersebut merupakan daerah dengan akses yang mudah dijangkau. Area tersebut juga sedang mengalami pertumbuhan yang pesat karena potensinya yang besar. Walaupun begitu, jumlah masjid di lokasi dinilai kurang sehingga cocok untuk dibangun masjid di lokasi tersebut. Tapak yang dipilih merupakan lahan kosong yang terletak di putaran BSB dengan kontur datar. Kondisi eksisting Batas Utara : Pemukiman dan pertokoan Batas Barat : Rumah Warga Batas Timur : Sekolah Al-Azhar Batas Selatan : Kantor dan pertokoan Panduan yang dipergunakan sebagai acuan dalam perancangan tugas ini adalah sebagai berikut: a. Berada di Kota Semarang bagian Barat (BSB, Mijen) yang memiliki kondisi tanah berkontur, dengan peil kontur maksimal 1 meter, b. KDB maksimal 40%, c. KLB 0.8 11
d. KL maksimal 2 lantai e. GSB sebesar 29m (pada jalan arteri sekunder) dan 17m (pada jalan lokal). Jenis bangunan publik yang akan direncanakan adalah bangunan Masjid. Bangunan ibadah ini harus dapat diakses oleh jamaah dari segala usia dan dapat digunakan untuk kegiatan keagamaan Islam. 3.4
Analisis Tapak 3.4.1 Matahari
Cahaya dapat masuk dari semua sisi site mengingat letak site di hook dan di sekitar site merupakan lahan kosong. Pada pagi dan sore hari matahari dapat masuk kedalam tapak. Solusi : mengurangi bukaan di sisi timur dan barat, pemberian double skin pada bangunan, dan penanaman vegetasi untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk.
12
3.4.2 Angin
Arah angin berhembus dari selatan ke utara. Angin pagi membawa angin sejuk dan arah angin sore membawa angin kotoran atau debu. Kekuatan besaran angin pada tapak dirasa sedang dan tidak mengganggu dalam melakukan aktifitas peribadatan.
3.2.3 View
Lahan di sekitar tapak masih merupakan lahan kosong, hal ini akan mendukung panorama site to view dan view to site. Selain itu pada sisi selatan tapak dapat terlihat pemandangan gunung ungaran yang indah.
13
3.4.4 Aksesibilitas
Dapat dicapai 2 jalan masuk kedalam tapak mengingat posisi tapak berada di hook pertigaan.
3.4.5 Kebisingan
Site memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi di sisi barat mengingat jalan utama pada tapak adalah jalan arteri sekunder. Sedangkan pada sisi selatan tapak, tingkat kebisingan yang terjadi lebih rendah dibandingkan dengan sisi barat. Hal ini dikarenakan pada sisi selatan tapak berbatasan dengan jalan lingkungan dan hanya ramai pada pagi dan siang di hari kerja. Tingkat kebisingan terendah terjadi di sisi utara dan timur tapak mengingat area tersebut masih berbatasan dengan lahan kosong. 14
Solusi : Menanam vegetasi di area depan tapak yang diharapkan dapat memfilter suara kebisingan sehingga tidak mengganggu kegiatan peribadatan. Solusi lainnya adalah mempertebal dinding masjid bagian depan atau dapat digunakan alat peredam suara di bagian interior masjid. 3.4.6 Kiblat
Arah kiblat menghadap 294o dari utara.
15
BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1.
Standar Ukuran 4.1.1. Tempat Wudhu
Sumber : Standar Perancangan Tempat Wudhu dan Tata Ruang Masjid (Suparwoko, Ph.D)
4.1.2. Kebutuhan Ruang Gerak Shalat
Sumber : Data Arsitek Jilid 1 oleh Ernst Neufert
16
4.1.3. Toilet
Sumber : Data Arsitek Jilid 1 oleh Ernst Neufert
4.1.4. Ukuran Mobil
Sumber : Data Arsitek Jilid 2 oleh Ernst Neufert
4.1.5. Ukuran Sepeda Motor
Sumber : digilib.unila.ac.id
17
4.2. Pendekatan Standart Besaran Ruang 4.2.1 Ruang Tidur Penjaga No. Kebutuhan Prabot 1. Kasur 2. Lemari
Ukuran 1,8m x 0,8m 1,25m x 0,6m
Jumlah (1,44) x 1 (0,75) x 1 Jumlah Ruang gerak(200%) Total Pembulatan
Total 1,44 m2 0,75 m2 2,19 m2 3,28 m2 5,47 m2 ±6,00 m2
4.2.2 Ruang Mihrab No. Kebutuhan Prabot 1. Sajadah 2. Mimbar + Kursi
Ukuran 1,2m x 0,8m 1,2m x 1,7m
Jumlah 1 1 Jumlah Ruang gerak (100%) Total
Total 0,96 m2 2,04 m2 3,00 m2 3,00 m2 ±6,00 m2
18
4.2.3 Ruang Shalat No. Kebutuhan Prabot 1. Sajadah
Ukuran 1,2m x 0,6m
Jumlah Total (0.72) x 1000 720 m2 Total 720 m2
90000
80000
4.2.4 Tempat Wudhu Laki - Laki No. Kebutuhan Prabot 1. Keran dan tempat duduk 2. Keran untuk difabel 3. Keran
Ukuran Jumlah 1m x 1m (0,8) x 5 1,1m x 1,5m (1,65) x 1 0,8m x 0,8m (0,64) x 14 Ruang gerak (100%) Total Pembualatan
Total 4 m2 1,65 m2 8,96 m2 14,61 m2 29,22 m2 ±30 m2
Ukuran Jumlah 1m x 1m (0,8) x 5 1,1m x 1,5m (1,65) x 1 0,8m x 0,8m (0,64) x 14 Ruang gerak (100%) Total Pembulatan
Total 4 m2 1,65 m2 8,96 m2 14,61 m2 29,22 m2 ±30 m2
4.2.5 Tempat Wudhu Perempuan No. Kebutuhan Prabot 1. Keran dan tempat duduk 2. Keran untuk difabel 3. Keran
19
4.2.6 Kamar Mandi No. Kebutuhan Prabot 1. Kloset 2. Kloset Difabel
Ukuran 1m x 1,5m 1,6m x 2 m
Jumlah Total 6 9 m2 1 3,2 m2 Jumlah 12,2 m2 Ruang gerak (60%) 7,32 m2 Total 19,52 m2 Total Unit (2) 39,04 m2 Pembulatan ±39 m2
4.2.7 Ruang Penyimpanan No. Kebutuhan Prabot 1. Rak
Ukuran Jumlah 0,6m x 1,5m 1 Ruang gerak (400%) Total Pembulatan
Total 0,90 m2 3,60 m2 4,50 m2 ±5,00 m2
20
4.2.8 Kebutuhan Lahan Parkir No 1. 2. 3.
Kendaraan Mobil Motor Bus
Ukuran 2,5 x 5 m 0,8 x 2,2 m 2,6 x 10 m
Jumlah Total (12,5) x 75 937,5 m2 (1,76) x 150 264 m2 (26) x 5 130 m2 Jumlah 1331,5 m2 Ruang gerak (60%) 798,9 m2 Total 2130,4 m2 Pembulatan ± 2130 m2
60000
40000
21
4.3 Program Ruang No
Ruang
Kapasitas
Jumlah Ruangan
Luas Ruang
1.
Ruang tidur penjaga
1 orang
1
± 6 m2
± 6 m2
2.
Ruang mihrab
1 orang
1
± 6 m2
± 6 m2
3.
Ruang shalat
1000 orang
1
± 720 m2
± 720 m2
4.
Tempat wudhu
20 orang
2
± 30 m2
± 60 m2
5.
Toilet
14 orang
2
± 19,5 m2
± 39 m2
6.
Ruang penyimpanan
1 orang
1
± 5 m2
± 5 m2
Jumlah
Jumlah ± 836 m2 Ruang Gerak Antar Ruang(30%) ± 250,8 m2 Luas ± 1086,8 m2 Tempat Parkir ± 2130 m2 Total ± 3216,8 m2 Pembulatan ± 3217 m2
22