15 0 238 KB
ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PADA PASIEN COMBUSTIO TERMAL GRADE 2A TINDAKAN ANESTESI GENERAL ANESTESI DISUSUN OLEH:
Alhada Azofit Alma
1914320054
Ana Lizetia Afonso Victor
1914320055
A. A. Ayu Komang Trisna Dewi
1914320056
Anita Khairunisa
1914320057
Benjamin Zeth Tuhurima
1914320058
Carystal Manda Supa
1914320059
D.P.Eka Noviani
1914320060
Deonizio Amaral
1914320061
FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI TAHUN 2021
CASE STUDY LUKA BAKAR Menjelang Ujian akhir program Mahasiswa menyiapkan diri untuk menyelesaikan tugas2nya sebagai Mahasiswa,..sehingga diakhir program bisaanya mengàdakan syukuran, Pada saat syukuran tanpa disengaja terjadilah insiden Luka bakar,...pada Salah seorang diantara mereka, Identifikasi : Adi,.laki2, UMUR 24 th, Luka bakar Karena minyak panas,.tampak Bula kemerahan pada lengan Kiri Bawah,.Dan pada
paha kanannya.tampak meringis kesakitan, menahan panas Dan sàkit, Setelah dilakukan pertolongan pertama mhs tersebut Langsung di bawa ke IRD Rumah sakit, Datang di RS,..Luka bakar lengan Kiri Bawah luas 9%, paha Kanan luas 9%, Bula +, TD : 110/70 mmhg, N : 86 x/ mnt,. RR : 20X/mnt,. Sh : 37,8 °c,..BB :70 KgTB : 170 cm, A. Tugas : 1. Buatlah Tata cata penanganan Luka bakar di tempat kejadian! a. Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong, bila tidak aman ada hazard) pindahkan ke tempat aman oleh orang yang berwenang (yang bisa masuk daerah bencana dengan proteksi yang lengkap dan benar). b. Hentikan segera proses luka bakarnya bila ringan dan sedang gunakan kompres kain kasa dengan cairan NaCl atau air kemasan. c. Bila luka bakar luas alirkan air dingin yang bersih (bukan air es) pada bagian yang terkena luka bakar d. Sementara melakukan pendinginan seorang penolong melakukan pemeriksaan ABC dan tingkat kesadaran pasien dan lakukan pemeriksaan cepat (penilaian dini) bila ada masalah yang mengancam nyawa. e. Lepaskan pakaian dan perhiasan jika pakaian melekat ketat gunting sekelilingnya Jangan memaksa untuk melepas bagian yang melekat tersebut f. Buang kotoran-kotoran dan semua sisa-sisa pembakaran yang melekat dibadan pasien, jangan digaruk-garuk atau disikat keras-keras. Lakukan pelan-pelan dengan dua jari tengah siram pertahan-lahan. g. Tentukan derajat luka bakarnya, ringan, sedang, ataupun berat. h. Hitung luas permukaan tubuh yang terkena (Rule of Nines) catat lokasi tubuh yang terkena dan carl kemungkinan cedera lain i. Dapatkan data secondary survey bila memungkinkan j. Keringkan tubuh pasien segera, naikkan ke tandu, alas tandu dan tutup badan pasien dengan alas atau selimut yang tidak berbulu, Jika cukup persediaan kain kassa tutup baglan yang terbakar dengan kain kassa yang lebar sebaiknya jangan diplester.
k. Bila yang terkena jari-jari maka masing-masing jari dibalut kain kassa terpisah l. Segera nalkkan ke ambulans, beri oksigen sesual protokol, pasang infus bila luka bakar sedang atau berat kalau pertu 2 line dengan jarum besar, bila ada tanda- tanda syok guyur m. Bila ada tanda-tanda pasien terhisap uap/udara panas segera lakukan intubasi endotrakheal. n. Jaga suhu penderita bila pasien kesakitan dapat diberikan analgesic seperti morphin, pethidin, codein atau tramadol o. Rujuk segera pasien ke rumah sakit yang dapat menangani luka bakar p. Waktu dalam perjalanan hubungi numah sakit yang dituju, laporkan identitas pasien, keadaan umum, luas luka dan derajat beratnya luka bakar dan tindakan yang sudah dilakukan, q. Bila ditemukan pasien masih ada bagian yang terbakar dibadan pasien atau pada pakalan pasien, bila masih sadar suruh berguling dan tutup badan pasien dengan selimut atau handuk basah. 2. Buatlah kreteria grade Luka bakar tersebut! a. Penggolongan/Derajat Luka Bakar Untuk memudahkan tindakan pertolongan, pengobatan, maka dilakukan pembagian berdasarkan lapisan kulit yang mengalami luka bakar, yaitu: 1) Luka bakar derajat 1 ( permukaan ) Hanya meliputi lapisan kulit yang paling atas saja ( kulit arl atau epidermis ) ditandal dengan kemerahan, nyeri dan kadang-kadang daerah yang terkena misal paling sering luka bakar akibat bengkak matahari luka bakar derajat satu akan sembuh dalam waktu singkat paling lambat 1 miggu bila dirawat dengan memerlukan antíbiotik, haya memertukan analgesik yang tidak menurunkan suhu tubuh seperti tramadol, morphin, karena pasien sangat kesakitan, obat penenang jangan diberikan, justru akan meningkatkan ambang rasa sakit. baik tidak nefenamid acid.
2) Luka bakar derajat 2 Pada derajat 2 terdapat dua macam luka bakar, yaitu: a) Derajat 2 superfisial ( kulit luar) Kulit berwarna kemerah-merahan dan timbul bulae ( gelembung ) terjadi kerusakan epidermis yang lebih dalam, ditandai adanya bulae, rasa nyeri akan sembuh dalam dua minggu segera setelah terjadi kebakaran dilakukan pendinginan dengan mengompres kulit yang terkena luka bakar dengan kain kassa yang dibasahi dengan cairan NaCl 0,9 % ini dilakukan terus menerus sampai rasa panas dan sakit berkurang dapat diberikan antibiotik dan analgesic oral. b) Derajat 2 dalam Selain ditemnukan kulit yang kemerah-merahan ditemukan jaringan kulit yang terkelupas, kerusakan dermis dan epidermis. Derajat 2 dalam juga segera dilakukan pengompresan dengan NaCl setelah panas dan nyeri berkurang dapat diberikan obat-obatan topical, setelah dikeringkan, buang kulit-kulit yang mati lakukan penggantian verban tiap 12 jam berikan antibiotik dan analgesic. c) Derajat 3 Pada derajat tiga ditandai dengan seluruh epidermis dan dermis mengalami luka bakar bahkan bisa merusak jaringan lemak ataupun otot walaupun jaringan tersebut tidak mengalami neckrosis lakukan pendinginan dengan air yang banyak sebaiknya steril atau air kemasan, bersihkan semua jaringan-jaringan yang rusak, pada luka bakar ini kulit tampak kering, pucat atau putih, bagian luar gosong dan hitam, mati rasa karena syaraf sudah rusak yang nyeri hanya pinggiran. Luka derajat 3 jangan diberikan obat-obatan topikal karena sebaiknya dirumah sakit segera dilakukan perawatan skin grafting untuk menghindari kecacatan permanent pemberian antibiotik dan analgesik diberikan secara oral/parental. d) Derajat 4
Jaringan yang rusak lebih dalam lagi yang menimbulkan jaringan nekrotik seperti arang dapat mengenai tulang dan lapisan lainnya yang tidak terbatas. Pada luka bakar ini segera dilakukan pendinginan, pembersihan jaringan yang mati dan mempersiapkan jaringan untuk melakukan bedah plastik. 3. Karena pasien akan dilakukan penangan Luka bakar secara sterile di kamar operasi,..Bagaimana persiapan yang anda lakukan untuk pembiusannya a. Tatalaksana Saat pasien berada di ruangan preoperasi, pasien diberikan obat-obatan premedikasi, yaitu : Sedative : Midazolam 0,05-0,1 mg/KgBB, Analgetik : Antrain 8-16 mg/KgBB, Antiemetik : Ondancentron 0,05-0,1 mg/KgBB, Ranitidine 1-2 mg/KgBB, •
Pasien dibaringkan di meja operasi
•
diag-obatan induksi : Fentanyl 1-2 µg/KgBB, Propofol 2-2,5mg/KgBB,
•
Oksigenasi dengan O2 6-10 liter/menit.
•
Memompa nafas pasien sesuai dengan frekuensi nafas normal (± 14-18 kali per menit).
•
Maintenance dengan sevoflurance 1% (N2O dan O2 dengan perbandingan 50:50)
•
Setelah operasi selesai, melakukan pembersihan jalan nafas dari sekret dengan menggunakan suction.
•
Ekstubasi ET setelah os bernafas spontan
4. Buatlah kronologi secara terstruktur penatalaksanaan pasien tersebut,.diruang operasi,.(lengkap askan di ruang operasi ) 5. Hitunglah Kebutuhan cairan pasien tersebut Dan bagaimana caranya memberikan càirannya??? a) Cara lain yang banyak dipakai dan lebih sederhana adalah menggunakan rumus Baxter yaitu : % x BB x 4 cc. Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8
jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Hari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu larutan RL karena terjadi defisit ion Na. Hari kedua diberikan setengah cairan hari pertama. Contoh : seorang dewasa dengan BB 70 kg dan luka bakar seluas 18 % permukaan kulit akan diberikan 70 x 18 % x 4 cc = 5040 cc yang diberikan hari pertama dan 2520 cc pada hari kedua. b) Formula yang terkenal untuk resusitasi cairan adalah formula Parkland : 24 jam pertama. Cairan Ringer laktat : 4ml/kgBB/%luka bakar. contohnya pria dengan berat 70 kg dengan luas luka bakar 18 % o membutuhkan cairan : (18) X (70 kg) X (4 ml) = 5040 ml dalam 24 jam pertama ½ jumlah cairan 2520 ml diberikan dalam 8 jam ½ jumlah cairan 2520 ml diberikan dalam 16 jam berikutnya Perhitungan cairan pasien selama operasi : BB
: 70 kg
Jenis Operasi
: Sedang
Puasa
: 8 jam
Defisit cairan yang hilang: Sesuai lama waktu puasa sebelum pembedahan = Kebutuhan cairan normal x jam puasa = 117 x 8 =936 ml Dewasa: 30 – 40 ml/kg BB/24 jam, = 2100-2800 ml/24 jam atau 87,5-117 ml/jam
Kebutuhan cairan pemeliharaan/maintanance. Rumus : Dewasa
: 2 ml/kg BB/jam =140 ml/jam
Cairan pengganti puasa = maintenance x lama puasa = 140 x 8 =1120 ml
Kebutuhan cairan yg akan hilang/ Pelepasan cairan intra operasi Bedah sedang : 4 – 6 ml/kgBB 4 ml x 70= 280 ml Atau stress operasi : 4 ml x 70= 280 ml
Pedoman koreksi cairan :
Setelah menghitung defisit puasa dan kebutuhan cairan pemeliharaan, selanjutnya diberikan dgn cara, sbb : Jam I : berikan 50 % dari defisit + cairan pemeliharaan/jam = (936 x 50%) + 140 = 608 ml Jam II : berikan 25 % dari defisit+cairan pemeliharaan/jam = (936 x 25%) + 140 = 374 ml Jam III : berikan 25 % dari defisit + cairan pemeliharaan /jam = (936 x 25%) + 140 = 374 ml
A. Pengkajian 1. Pengumpulan Data a. Identitas 1) Identitas Pasien Nama
: Tn. A
Umur
: 24 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Hindu
Pendidikan
: Sarjana
Pekerjaan
: Wiraswasta
Suku Bangsa
: Indonesia
Status perkawinan`
: Belum Menikah
Golongan darah
:A
Alamat
: jln. Bulu indah No.7
No. CM
: 19870
Diagnosa medis
: Combustio termal grade 2a
Tanggal masuk Tanggal pengkajian
: 29 November 2020 : 03 Desember 2020
2) Identitas Penanggung Jawab Nama
: Ny. M
Umur
: 45Tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Hindu
Pendidikan
: Sarjana
Pekerjaan
: PNS
Suku Bangsa
: Indonesia
Hubungan dg Klien
: Ibu
Alamat
: jln. Bulu indah No. 7
b. Riwayat Kesehatan 1) Keluhan Utama Pasien mengeluh nyeri pada lengan kiri bawah dan paha kanan 2) Riwayat Penyakit Sekarang Pasien tampak meringis kesakitan, menahan panas dan sakit 3) Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
sistemik (diabetes
melitus, hipertensi, kardiovaskuler, TB, asma) 4) Riwayat Penyakit Keluarga Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler, TB, asma)
5) Riwayat Kesehatan 1- Adakah penyakit keturunan? Tidak ada 2- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? Jika iya, menderita penyakit apa? Tidak ada 3- Bagaimana pengobatannya, tuntas atau tidak? 4- Obat apa saja yang pernah digunakan? 5- Riwayat anestesi dan operasi sebelumnya. 1- Kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat, pemakai alkohol atau obat-obatan) 2- Riwayat alergi? Tidak ada c. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) 1) Udara atau oksigenasi : 1- Gangguan pernafasan
:-
2- Alat bantu pernafasan
:-
3- Sirkulasi udara
: Baik
4- Letak tempat tinggal
: Perkotaan
2) Air a) Sebelum sakit
:
2- Sumber air yang digunakan : PAM 3- Konsumsi air
: Mineral
4- Kondisi air
: Bersih
5- Skala mandi
: 2
b) Saat sakit
x/hari
:
- Frekuensi
: 4-6 gelas/hari
- Jenis
: Mineral
- Cara
: Mandiri
- Keluhan
:-
3) Nutrisi/ makanan
a) Sebelum sakit
:
1- Frekuensi
: 3x/hari
2- Jenis
: Nasi dan lauk-pauk
3- Porsi
: 1 Piring
1- Diet khusus
:-
2- Makanan yang disukai : Nasi Goreng 3- Pantangan
:-
4- Napsu makan
:-
b) Saat sakit
:
5- Frekuensi
: 2x/hari
6- Jenis
: Bubur
7- Porsi
: Porsi kecil dan sering
4- Diet khusus
: Rendah lemak dan serat
5- Makanan yang disukai : 6- Pantangan
:-
8- Napsu makan
:-
9- Puasa
: 8 jam
4) Eliminasi a) BAB 1- Sebelum sakit
:
1 Frekuensi
: 3x/hari
2 Konsistensi
: Setengah padat
3 Warna
: Kuning kecoklatan
4 Bau
: Khas fases
5 Cara
: Mandiri
6 Keluhan 2- Saat Sakit 1
Frekuensi
2
Konsistensi
:: : 1x/hari : setengah padat
3
Warna
: kecoklatan
4
Bau
: khas feses
5
Cara
: di bantu
6
Keluhan
:-
b) BAK 3- Sebelum sakit
:
7 Frekuensi
: 4-5x/hari
8 Konsistensi
: Cair
9 Warna
: Kuning jernih
10
Bau
: Khas amoniak
11
Cara
: Mandiri
12
Keluhan
4- Saat sakit
::
13
Frekuensi
: 3-4x/hari
14
Konsistensi
: Cair
15
Warna
: Kuning
16
Bau
: Khas amoniak
17
Cara
: Di bantu
18
Keluhan
:-
5) Pola aktivitas dan istirahat a) Aktivitas Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4 Makan dan minum √ Mandi √ Toileting √ Berpakaian √ Berpindah √ 0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total b) Istirahat Dan Tidur
1
Sebelum sakit
1- Apakah frekuensi waktu anda beraktivitas lebih banyak dari pada waktu anda beristirahat? Tidak 2- Apakah anda pernah mengalami insomnia? Tidak 3- Berapa jam anda tidur: malam 8 jam, siang 1 jam 2
Saat sakit
1- Apakah anda pernah mengalami insomnia? iya 2- Berapa jam anda tidur: malam 5 jam , siang 30 menit 6) Interaksi sosial 1- Kegiatan Lingkungan
: Baik
2- Interaksi Sosial
: Baik
3- Keterlibatan Kegiatan Sosial
: Baik
7) Pemeliharaan kesehatan 1- Kebersihan kamar mandi
: Baik
2- Konsumsi vitamin
:-
3- Imunisasi
: Baik
4- Olahraga
: Kurang
5- Upaya keharmonisan keluarga : Baik 6- Sters dan adaptasi
: Kurang
8) Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia 1- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman: Baik 2- Pemanfaatan pelayanan kesehatan :Baik A.
Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum Kesadaran : komposmetis GCS
: 15
E: 4 V: 5 M: 6 Penampilan : tampak sakit sedang
Tanda-tanda Vital : Nadi = 86 x/menit, Suhu =37,8 0 C, TD = 110/70mmHg, RR = 20x/menit BB : 70 kg Tb : 170 cm 2. Pemeriksaan Kepala Inspeksi : Bentuk kepala : (dolicephalus/ lonjong, brakhiocephalus/ bulat ), kesimetrisan ( +). hidrochepalus - ), Luka ( - ), darah (-), trepanasi ( - ). Palpasi : Nyeri tekan ( - ), fontanella / pada bayi (cekung / tidak) 3. Pemeriksaan Wajah : Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah : tegang, Warna dan kondisi wajah:sedikit pucat dan kondisi wajah normal Struktur wajah : normal Kelumpuhan otot-otot fasialis ( - ) 4. Pemeriksaan Mata Inspeksi : a.
Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
b.
Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
c.
Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis ( - ), peradangan ( - ) luka ( - ), benjolan ( - )
d.
Bulu mata : tidak
e.
Konjunctiva dan sclera : konjungtiva merah muda dan sclera berwarna putih p
f.
Warna iris : hitam
g.
Reaksi pupil terhadap cahaya : (miosis / midriasis) isokor (- )
h.
Kornea : warna
i.
Nigtasmus (- ), Strabismus (- ) Tanpa Snelen Card
j.
: Ketajaman Penglihatan (Kurang )
Pemeriksaan lapang pandang : baik
Palpasi Pemeriksaan tekanan bola mata : tidak teraba benjolan 5. Pemeriksaan Telinga Inspeksi dan palpasi a. Amati bagian telinga luar : bentuk: normal dan simetris b. Dengan otoskop periksa membran tympany : normal c. Uji kemampuan kepekaan telinga : -
Tes bisik : baik
-
Dengan arloji : baik
-
Uji weber : seimbang
-
Uji rinne : sama dibanding dengan hantaran udara
-
Uji swabach : sama
6. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi - Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi ( tidak ada pembengkakan ) - Amati meatus : perdarahan (- ), Kotoran ( +), Pembengkakan ( - ), pembesaran / polip (- )
7. Pemeriksaan Mulut dan Faring a. Inspeksi dan Palpasi -
Amati bibir : Kelainan konginetal (-), warna bibir pucat lesi (- ),
Bibir
pecah (- ), -
Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries (- ), Kotoran ( - ), Gigi palsu ( -), Gingivitis (- )
-
Lidah : Warna lidah :merah muda Perdarahan (- ), Abses (- ).
-
Tonsil : Adakah pembesaran tonsil, T 0
-
Perhatikan suara klien : ( Berubah atau tidak )
8. Pemeriksaan Leher Inspeksi dan palpasi amati dan rasakan : a. Bentuk leher (simetris), peradangan ( - ), jaringan parut
(- ),
perubahan warna (- ), massa ( - ) b. Kelenjar tiroid, pembesaran (- ) c. Vena jugularis : pembesaran (- ) d. Pembesaran kelenjar limfe (- ), kelenjar tiroid (- ), posisi trakea (simetris) 9. Pemeriksaan Torak a. Pemeriksaan Thorak dan Paru Inspeksi - Bentuk torak (Normal chest), bentuk dada (simetris), keadaan kulit bersih - Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta (-), retraksi suprasternal (- ), pernafasan cuping hidung ( - ). - Amati : cianosis ( - )
Palpasi Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama)
Perkusi Area paru : (-)
Auskultasi -
-
Suara nafas
Area Vesikuler : ( bersih) , Area Bronchial : ( bersih )
Area Bronkovesikuler ( bersih)
Suara Ucapan
Terdengar : Bronkophoni (- ), Egophoni (- ), Pectoriloqy (- )
-
Suara tambahan
Terdengar : Rales (- ), Ronchi (- ), Wheezing (- ), Pleural fricion rub ( - )
b. Pemeriksaan Jantung Inspeksi Ictus cordis ( +) Palpasi Pulsasi pada dinding torak teraba : (Kuat) Perkusi Batas-batas jantung normal
Auskultasi BJ I terdengar (tunggal, ( keras), ( reguler) BJ II terdengar (tunggal ), (keras ), ( reguler ) Bunyi jantung tambahan : BJ III (- ), Gallop Rhythm (-), Murmur (- )
10. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
- Bentuk abdomen : (datar ) - Massa/Benjolan ( - ), Kesimetrisan ( + ), - Bayangan pembuluh darah vena (-)
Palpasi
- Palpasi Hepar : Nyeri tekan ( - ), pembesaran ( - ), perabaan ( lunak), permukaan (halus), tepi hepar (tumpul /) . ( N = hepar tidak teraba). - Palpasi Lien : Pembesaran lien : (- ) - Palpasi Appendik : Titik Mc. Burney . nyeri tekan (- ), nyeri lepas ( - ), nyeri menjalar kontralateral ( - ).
Acites atau tidak : Shiffing Dullnes ( - )
Undulasi ( - )
- Palpasi Ginjal : Nyeri tekan( - ), pembesaran ( - ). (N = ginjal tidak teraba). 11. Pemeriksaan Genetalia a.
Genetalia Pria Inspeksi : Rambut pubis (bersih ), lesi (- ), benjolan (- ) Lubang uretra : penyumbatan ( - ), Hipospadia (- ), Epispadia ( - ) Palpasi Penis : nyeri tekan ( - ), benjolan ( - ), cairan Scrotum dan testis : beniolan ( - ), nyeri tekan (- ), Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum : Hidrochele ( - ), Scrotal Hernia (- ), Spermatochele ( - ) Epididimal Mass/Nodularyti ( - ) Epididimitis ( - ), Torsi pada saluran sperma ( - ), Tumor testiscular ( - )
Inspeksi dan palpasi Hernia : Inguinal hernia ( - ), femoral hernia (- ), pembengkakan ( - )
12. Pemeriksaan Anus
Inspeksi Atresia ani ( - ), tumor ( - ), haemorroid ( - ), perdarahan ( - ) Perineum : jahitan ( - ), benjolan ( - )
Palpasi Nyeri tekan pada daerah anus (- )
13. Pemeriksaan Ekstremitas a. Ekstremitas Atas
Inspeksi Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas ( -), fraktur (-)
Palpasi Oedem : ( 1) Lakukan uji kekuatan otat : ( 4 )
b. Ekstremitas Bawah :
Inspeksi Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-)
Palpasi Edem : (1 ) Lakukan uji kekuatan otot : ( 4 ) Kesimpulan palpasi ekstermitas : -
Edem : 4 4
-
uji kekuatan otot : 4444
44
14. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS a. Menguji tingkat kesadaran secara kuantitaif dengan GCS ( Glasgow Coma Scale ) 1. Menilai respon membuka mata ( 4 ) 2. Menilai respon Verbal ( 5 ) 3. Menilai respon motorik ( 6 ) Pemeriksaan tingkat kesadaran secara kualitatif : (Compos mentis ) b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak Penigkatan suhu tubuh (-), nyeri kepala ( -), kaku kuduk ( -), mual –muntah ( +) kejang ( -) penurunan tingkat kesadaran ( -) c. Memeriksa reflek kedalaman tendon 1. Reflek fisiologis a.
Reflek bisep ( +)
b.
Reflek trisep ( +)
c.
Reflek brachiradialis ( +)
d.
Reflek patella ( +)
e.
Reflek achiles ( +)
2. Reflek Pathologis Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu. a. Reflek babinski ( -) b. Reflek chaddok ( -) c. Reflek schaeffer (-) d. Reflek oppenheim (-) e. Reflek gordon (-)
1. Data Penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium Jenis Pemeriksaan WBC :
Hasil 9,4
RBC
4,40
HGB
11,6
HCT
34,9
PLT
348
BT
3’00”
Nilai Normal
CT
: 8’30”
Evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium: Masing –masing dalam batas, akan di lakukan pmeriksaan normal. 2. Therapi 1. IVFD RL 22 tpm 2. Antrain 8 mg/KgBB 3. Pertimbangan Anestesi a. Jenis anastesi
: GA face mask
b. Obat-obatan a) Premedikasi : Sedative : Midazolam 0,05-0,1 mg/KgBB, Analgetik : Antrain 8-16 mg/KgBB, Antiemetik : Ondancentron 0,05-0,1 mg/KgBB, Ranitidine 1-2 mg/KgBB, b) Induksi : Fentanyl 1-2 µg/KgBB (IV), Propofol 2-2,5mg/KgBB c) konsentrasi 50:50 (N2O:O2= 4 : 4) volatile sevofluran MAC 1% 4. Kesimpulan status fisik pasien ASA I karena, pasien hanya memiliki penyakit yang akan diopersi dan tidak memiliki penyakit sistemik
Analisa data N
Symptom
Etiologi
Problem
o 1.
DS: pasien mengatakan nyeri dan merasa panas pada lengan kiri bawah
Luka bakar ↓
Nyeri akut
dan paha kanan
Kerusakan pada nosireseptor ↓
DO: •
Pasien
tamapak
gmeringis
Transmisi stimulus
kesakitan •
Luas luka bakar lengan kiri bawah 9%
paha
kanan
luas 9% , bula (+) TTV :
Serabut saraf A-delta dan serabut ↓ Kornus posterior medulla
Nadi
=
86
x/menit,
Suhu
0
C, TD
=37,8
↓
=110/70mmHg,
spinalis
Persepsi nyeri
RR = 20x/menit •
P:
nyeri
saat
melakukan gerakan •
Q:
nyeri
terasa
panas /terbakar •
R:
lengan
kiri
bawah dan paha kanan •
S: 6 dari 10
•
T:
nyeri
yang
dalam dan terasa menusuk
begitu
Nyeri
kuat
2.
-
Ds.:
pasien
mengatakan
Kerusakan jaringan kulit
Kerusakan integritas kulit
ada
luka di kaki dan tangan -
Jaringan kulit hipertrofi
Do: tampak luka di tangan dan kaki Elastisitas kulitb menurun
Kerusakan integritas kulit
3.
DS : -
GA face mask
RK disfungsi respirasi
DO : RR : 26x/menit
Perubahan fungsi paru
Nafas cepat dan pendek
4.
Spo2 90%
RK disfungsi respirasi
DS : -
Peningkatan penguapan
Resiko tinggi kekurangan
cairan tubuh
volume cairan
DO : - CRT > 2 detik TD : 100/60 MmHg Nadi : 110x/menit Suhu : 37,8 C
Cairan tubuh menurun
Resiko tinggi kekurangan volume cairan 6
DS: Pasien mengatakan
Luka bakar
nyeri pada luka post op
DO: •
debridement Ekspresi pasien
wajah tampak Kerusakan jaringan neuro
lemah •
P:nyeri
saat
melakukan gerakan •
Q:nyeri
terasa
perih •
R: lengan kanan
Hilangnya pengaruh anestesi
bawah dan paha kanan •
S: 3 dari 10
•
T:
nyeri
hilang
Kembalinya respon sensori
timbul •
TD:109/60 mmhg N:68x/menit RR:20x/menit S:36℃
Nyeri pasca operasi
Nyeri post op
Problem (masalah kesehatan ) 1. Pra anastesi (nyeri, kerusakan integritas kulit) 2. Intra anastesi (Risiko tinggi kekurangan cairan, RK disfungsi respirasi) 3. Post anastesi (nyeri debridement) II. Rencana Intervensi, Implementasi dan Evaluasi o Pra Anestesi Nama
: Tn. A
No. CM
: 19870
Umur
: 24 tahun
Dx
: Combustio termal grade 2a
Ruang
: UGD
Jenis kelamin : Laki-laki No
Problem(Masala
Rencana Intervensi
h)
Tujuan
Implementasi
Evaluasi
Nam a&
Intervensi
Paraf 1.
Resiko Kerusakan intergritas kulit
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan anestesi selama 1x24 jam, diharapkan tidak terjadi resiko kerusakan kulit dengan kriteria hasil: -
Elastisitas kulit meningkat
-
Kerusakanjaringan menurung
-
Testur kulit menbaik
-
Tidak tampak adanya tanda-
1. Observasi TTV 2. Observasi keadaan luka pasien 3. Berikan posisi yang nyaman agar luka tidak tertekan 4. Ajarkanpasien cara perawatan
1. Monitoring TTV
DS : Pasien
2. Memonitoring keadaan luka pasien
mengatakan lukanya menbaik
3. Menberikan posisi yang nyaman agar luka tidak tertekan
DO :Luka pasien
4. Ajarkan pasien cara perawatan luka
TTV : TD:
5. Memgkolaborasi dengan ahli gizi
tamapk menbaik
115/82 mmhg N : 68 x/mnt, RR
team
tanda
gangguan
integritas
kulit (postila, eritema dan lesi) 2. Tanda-tanda vital dalambatas normal TD : S : 90-12- mmHg/ D : 60-90
mmHg
luka 5. Kolaborasi dengan ahli gizi terkait pemenuhan nutrisi untuk penyembuhan luka
terkait pemenuhan nutrisi untuk penyembuhan luka
: 17 x/mnt, S: 36,7°c A: masalahteratasi P : lanjutkan Intervensi
RR : 12-24x/menit N : 60-100x/menit S : 36,5-37,5 ℃ 2.
Nyeri akut
Setelah dilakukan tindakan anestesi
1. Observasi tanda-tanda
1) Mengobservasi TTV
S: pasien
selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri
vital
2) Mengobservasi
mengatakan
pasien berkurang dengan kriteria
2. Pertahankan
derajat, lokasi,
nyeri sudah
hasil:
imobilasasi bagian yang
durasi,frekuensi,
berkurang
1. Klien mengatakan nyeri
sakit dengan tirah baring,
karakteristik
O:
berkurang
gips, bidai dan atau traksi
(PQRST) nyeri
-TTV : TD
2. Klien Tampak Tenang dan rileks,
3. Kaji skala nyeri
3. Skala nyeri ringan (1-3)
3) Mengajarkan teknik
110/70 mmHg,
dengan metode PQRST
distraksi relakasi
Nadi 80x/menit,
4. Tanda-tanda vital dalam batas
4. Ajarkan penggunaan
4) Berikan kompres
normal
teknik manajemen nyeri
- TD : 110/80mmHg-120/90 mmHg.
(latihan napas dalam)
5) Delegasi dengan
- Nadi : 60-100 x/menit.
5. Delegasi pemberian
dokter dalam
hangat pada pasien
RR 20x/menit - Pasien tampak lebih tenang
team
- RR : 16-20 x/menit.
analgetik sesuai indikasi.
pemberian obat
- skala nyeri 2
(ketorolac 3x30 mg IV)
ketorolac 30 mg IV
A:masalah teratasi P:pertahankan keadaan pasien
ASSESMEN PRA INDUKSI/ RE- ASSESMEN Tanggal : Kesadaran
: Komposmetis
Pemasangan IV line : □ 1 buah
Tekanan darah: 115/82 mmhg, Nadi :80x/mnt. RR
:20x/mnt
Saturasi O2
: 99 %
Suhu :37,60C
Kesiapan mesin anestesi
: □ Siap/baik
Kesiapan Sumber gas medik : □ Siap/baik
Gambaran EKG : Normal sinus ritme
Kesiapan volatile agent
: □ Siap/baik
Kesiapan obat anestesi parenteral : □ Siap/baik Kesiapan obat emergensi Penyakit yang diderita
: □Tidak ada
Penggunaan obat sebelumnya: □ Tidak ada Gigi palsu
: □ Tidak ada
Alergi
: □ Tidak ada
Kontak lensa
: □ Tidak ada
Asesoris
: □ Tidak ada
CATATAN LAINNYA:
: □ Siap/baik
Intra Anestesi Nama
: Tn. A
No. CM
: 19870
Umur
: 24 tahun
Dx
: Combustio termal grade 2a
Ruang
: UGD
Jenis kelamin : Laki-laki No
Problem(Masalah)
Rencana Intervensi Tujuan
Implementasi
Evaluasi
N
Intervensi
P
1.
Resiko tinggi
Setelah
kekurangan
tindakan
volume cairan
dilakukan keperawatan
selama 1 jam, Risiko kekurangan
Volume
Cairan teratasi dengan kriteria hasil : a. Preloading pengganti
tanda-
tanda vital
cairan puasa
b. Pantau
tingkat
kekurangan cairan c. Kolaborasi
secara IV cairan
yang hilang pada
2. Memantau tingkat
S:-
cairan
kekurangan cairan
masukan
dan keluaran cairan
cairan intravena
T
m
O: -
3. Berkolaborasi pemberian
intravena d. Monitor
1. Memonitor tanda-tanda vital
pemberian
1120 ml terpenuhi b. Kebutuhan
a. Monitor
Tidak ada tanda tanda dehidrasi
-
Turgor kuit elastis
4. Memonitor masukan dan
-
Mukosa bibir lembab.
keluaran cairan pasien
-
Tanda tanda vital pasien
5. Memonitor hemodinamik
dalam rentang normal:
pasien e. Monitor hemodinamik
RR: 17X/m
saat prosespembedahan dapat terpenuhi Dengan rincian : Bedah sedang : 4 – 6 ml/kgBB 4 ml x 70= 280 ml
TD: 120/80 mmHg N: 70x/mnt SaO2: 97% A: Risiko tinggi kekurangan cairan dapat teratasi dengan perhitungan sebagai berikut :
Defisit cairan yang
Atau stress operasi : 4
hilang:
ml x 70= 280 ml
Sesuai lama waktu puasa sebelum pembedahan = Kebutuhan cairan normal x jam puasa = 117 x 8 =936 ml
Bedah sedang : 4 – 6 ml/kgBB 4 ml x 70= 280 ml
Cairan pengganti puasa = maintenance x lama puasa = 140 x 8 =1120
ml
Pedoman koreksi cairan :
Setelah menghitung defisit puasa dan kebutuhan cairan pemeliharaan, selanjutnya diberikan dgn cara, sbb :
Jam I : berikan 50 % dari defisit + cairan pemeliharaan/jam = (936 x 50%) + 140 = 608 ml
Jam II : berikan 25 % dari defisit+cairan pemeliharaan/jam = (936 x 25%) + 140 = 374 ml
Jam III : berikan 25 % dari defisit + cairan pemeliharaan /jam = (936 x 25%) + 140 = 374 ml
P: Pertahankan intervensi 2.
RK disfungsi
Setelah
dilakukan
a. Monitoring tanda-
respirasi
tindakan
kepenataan
tanda hipoksia dan
tanda hipoksia dan
anestesi
Risiko
saturasi
saturasi
Gangguan Gas
1. Memonitoring tanda-
O: Klien terpasang
Pertukaran
b. Kelola pemberian
teratasi
terapi oksigen dan
oksigen dan N2O dengan
O2:N2O- 50%:50%
N2O
perbandingan 50:50
(4:4)
dapat
dengan kriteria hasil : a. SpO2 > 95% b. Klien tidak sesak nafas frekuensi
dengan nafas
16-20 x/menit
dengan
2. Memberikan terapi
S:-
perbandingan
dengan menggunakan
50:50
face mask
dengan
menggunakan face mask
-
-
Tidak tampak adanya sianosis
-
SpO2 99%, RR : 16x/menit
T
TD : 120/80 mmhg
m
N : 70×/mnt A: Risiko disfungsi respirasi dapat teratasi P: Pertahankan intervensi
Infus perifer : Tempat dan ukuran 1. Terdapat pada tangan kiri ukuran abocat 18 G CVC : Tidak Ada Posisi Terlentang □ Lithotomi □ Perlindungan mata □ Prone □ Lateral □ Ka □ Ki □ Lain-lain Premedikasi □ Oral : Tidak Ada □ I.M : Tidak ada □ I.V: Midazolam 0,05-0,1 mg/KgBB, Analgetik : Antrain 8-
Obat-obatan / Infus Midazolam 0,05-0,1 mg/KgBB Antrain 8-16 mg/KgBB Ondancentron0,05-0,1 mg/KgBB Ranitidine 1-2 mg/KgBB, Fentanyl 1-2 µg/KgBB Propofol 2-2,5mg/KgBB
16 mg/KgBB, Antiemetik : Ondancentron 0,05-0,1 mg/KgBB, Ranitidine 1-2 mg/KgBB, Induksi N2O / O2 / Air □ Intravena : Fentanyl 1-2 µg/KgBB (IV),Propofol 2- Gas : Isof/Sevo/Des 2,5mg/KgBB □ Inhalasi : Tata Laksana Jalan nafas Face mask No Oro/Nasopharing ETT No Jenis Fiksasi LMA No Jenis Trakhesotomi Bronkoskopi fiberoptik Glidescope Lain-lain Intubasi □ Sesudah tidur
KiTrakheostomi □ □ Sulit ventilasi : tidak ada
%
cm · N Ú Sis Ù Dis + RR
□ Blind
□ Oral □Nasal □ Ka □
RR 28 20 16 12
N
TD 220 200 180 160
8
180
140
160 140 120 100 80 60
120 100 80 60 40 20
VV VV VV V VVV V V ˄ ˄ ˄ ˄ ˄ ˄ ˄ ˄ ˄ ˄ ●● ● ˄ ●●●●●●● ● + + + + + + + + + + + +
□ Sulit intubasi : tidak dilaksanakan □ Dengan stilet □ Cuff Ventilasi Pack □ Spontan □ Kendali □ Ventilator: TV □ Konversi : Tidak terkaji Tindkan Anestesi
0 □ Level ETT □ RR
PEEP
Mulai anestesia X®
FiO2 21%
Jenis : Lokasi Jenis Jarum / No : Kateter : □ Tidak
Lain-lain :
: : Tidak Ada
Hasil
: □ Target Blok
Selesai pembedahan ←O
Intubasi ↑ Ekstubasi ↓ Pemantauan SpO2 99% PE CO2 100mm Hg
Teknik Regional/Blok Perifer
Obat-obat Komplikasi
Selesai anestesia ←X Mulai pembedahan O→
Cairan infus
ml
Darah
ml
Urin
ml
Perdarahan ml Lama pembiusan Lama pembedahan
: 4 jam 13 menit :1 jam 20menit
Masalah Intra Anesstesi: Hipotermi terjadi karena suhu ruangan kamar operasi yang dingin sekitar 20ᵒC dan proses pembedahan yang lama dari waktu yang ditentukan mengakibatkan pasien mengigil
Pasca Anestesi Nama : Tn. A No. CM Umur : 24 tahun Dx Jenis kelamin : Laki-laki Ruang No Problem( Rencana Intervensi Masalah) Tujuan Intervensi 1.
Nyeri Post Setelah dilakukan tindakan Debridem anastesi diharapkan nyeri post ent debridement dapat teratasi dengan kriteria hasil 1. Pasien tampak tenang 2. Nyeri bekurang atau terkontrol 3. Skala nyeri ringan (13) 4. Observasi TTV dalam batas normal - TD : 110/80 mmHg - Nadi : 60-100 x/menit - RR : 16-20 x/menit - SpO2 > 95%
a. Observasi tandatanda vital b. Lakukan pengkajian nyeri (PQRST) c. Ajarkan pasien untuk melakukan teknik distraksi dan relaksasi d. Kolaborasi dengan dokter spesialis anestesi dalam pemberian analgetik ( ketorolac)
: 19870 : Combustio termal grade 2a : UGD Implementasi Evaluasi
1. Mengobservasi tanda-tanda vital 2. Melakukan pengkajian nyeri (PQRST) 3. Mengajarkan pasien untuk melakukanteknik ditraksi dan relaksasi 4. Berkolaborasi dengan dokter spesialis anestesi dalam pemberian analgetik (ketorolax)
Nama & Pa
S: Pasien mengatakan nyeri berkurang O: - Tidak ada tanda kemerahan ataupun pembengkakan - Pasien tampak tenang dan rileks A: Masalah teratasi P: pertahankan kondisi pasien
Team
PASCA ANESTESI CATATAN PASIEN DI KAMAR PEMULIHAN : Waktu masuk RR: Pk 21.20 wita Penata anestesi pengirim : Manda Penata anestesi penerima :Ben Tanda Vital
: □TD: 110/80mmHg
Kesadaran
: Sadar betul
Pernafasan
: Spontan
□Nadi: 90x/menit
□RR:20x/menit □Temperatur :360C
Penyulit Intra operatif :Tidak ada
28
220
20
200
26
180
12
160
8
:Tidak ada
Tekanan darah
Frekuensi nadi
Frekuensi napas
Instruksi Khusus
180
140
160
120
140
100
120
80
100
60
80
40
60
20
S
SKALA
ALDRETTE
NYERI
SCORE
(Lingkar)
+
+
+
+
0
S
C
STEWARD
C
O
SCORE
O
S BROMAGE SCORE
v
v
v
v
R
R
E
E
E
Saturasi O2
Pergerakan
Pernapasan
Pernafasan
Sirkulasi
Kesadaran
Gerakan penuh dari tungkai
Tak mampu ekstensi tungkai
3 4
˄
˄
˄
5
Tak mampu fleksi lutut
˄ ●
●
●
● ̭
6 7 8
O
R
1 2
C
Aktifitas
Tak mampu fleksi
motorik
pergelangn kaki
0 9
Lama Masa Pulih : 25 menit stelah selesai operasi
10
Menginformasikan keruangan untuk menjemput pasien : 1. Jam : 21.30 wita Penerima : 22.30 KELUAR KAMAR PEMULIHAN Pukul keluar dar RR
: Pk.22.30 ke ruang: □ rawat inap
SCORE ALDRETTE
:8
SCORE STEWARD: Tidak terkaji SCORE BROMAGE:Tidak terkaji SCORE PADSS (untuk rawat jalan): □ not applicable SCORE SKALA NYERI: □ Wong Baker: Nyeri
:
□ ada
Risiko jatuh
:
□ tidak beresiko
Risiko komplikasi respirasi
: □ tidak
Rsiko komplikasi kardiosirkulasi Rsiko komplikasi neurolgi
□ tidak : □ tidak
INSTRUKSI PASCA BEDAH: Pengelolaan nyeri
: Memberikan Obat analgesik
Penanganan mual/ muntah
: Tidak ada
Antibiotika
: tidak ada
Obat-obatan lain
: tidak ada
Kesadaran
Infus
:RL 24 tetes/menit
Diet dan nutrisi
: Diet tinggi protein
Pemantauan tanda vital
: Setiap 5 menit Selama 1 jam pemulihan
Lain-lain
: tidak ada
Hasil pemeriksaan penunjang/obat/barang milik pasien) yang diserahkan melalui perawat ruangan/ICU : 1) Tidak ada