Luka Tembak Dewi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



Di dalam menghadapi kasus kriminal yang melibatkan pemakaian senjata api sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang, maka dokter sebagai orang yang melakukan pemeriksaan khususnya atas diri korban, perlu secara hati-hati cermat dan teliti di dalam menafsirkan hasil yang didapatnya, oleh karena pemakaian senjata api untuk maksud membunuh atau melukai membawa implikasi yang luas, tidak jarang menimbulkan keresahan dan kesulitan tersendiri bagi mereka yang terlibat.1 Untuk dapat menjelaskan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa maka dokter harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya : apakah luka tersebut memang luka tembak, yang mana luka tembak masuk dan yang mana yang keluar, jenis senjata yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban sewaktu ditembak, berapa kali korban ditembak dan luka tembak mana yang menyebabkan kematian.1 Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat kejahatan yang paling umum di Amerika Serikat. Luka tembak paling umum dijumpai sebagai penyebab kematian adalah akibat pembunuhan dan di beberapa daerah bagiannya adalah akibat bunuh diri. Di Amerika Serikat pertahunnya diperkirakan terdapat sekitar 70.000 jiwa korban luka tembak dengan kasus kematian sekitar 30.000 jiwa.Biaya medis, legal, dan emosional akibat kejahatan tersebut menjadi suatu beban berat bagi rumah sakit, sistem peradilan, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Evaluasi mengenai luka tersebut memerlukan latihan khusus dan keahlian baik oleh seorang dokter yang menangani bagian kegawatdaruratan korban luka tembak maupun para ahli patologi dan forensik.1,2



Didalam dunia kriminal senjata api yang biasa dipergunakan adalah senjata genggam yang beralur, sedangkan senjata api dengan laras panjang dan senjata yang biasa dipakai untuk olahraga berburu yang larasnya tidak beralur, jarang dipakai untuk maksud-maksud kriminal.1



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 DEFINISI LUKA TEMBAK Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru kedalam tubuh yang diproyeksikan lewat senjata api atau persentuhan peluru dengan tubuh.



2.2PATOFISIOLOGI LUKA TEMBAK Apabila peluru menghantam kulit, ia akan mendorong kulit sedemikian sehingga melampaui daya renggang kulit dan kulit akan robek. Akibat adanya rifling dari laras maka anak peluru bergerak berputar dan ini tidak hanya menyebabkan lubang luka tembak masuk berbentuk bulat, tetapi juga menimbulkan suatu gelang kontusi/lecet di sekitar lubang luka. Pada waktu anak peluru melewati luka, diameter luka lebih besar dari diameter anak peluru. Karena elastisitas kulit, maka sesudah anak peluru lewat kulit akan mengkerut, sehingga diameternya lebih kecil.3 Pada luka tembak terjadi efek perlambatan yang disebabkan pada trauma mekanik seperti pukulan, tusukan, atau tendangan, hal ini terjadi akibat adanya transfer energi dari luar menuju jaringan. Kerusakan yang terjadi pada jaringan tergantung pada absorpsi energi kinetiknya yang juga akan menghamburkan panas, suara serta gangguan mekanik yang lainnya. Energi kinetik ini akan mengakibatkan daya dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi, kerusakan sekunder terjadi bila terdapat rupture pembuluh darah atau struktur lainnya dan terjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter peluru.3,4,5



Jika kecepatan melebihi kecepatan udara, lintasan dari peluru yang menembus jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang mengkompresi jika terjadi pada jaringan seperti otak, hati ataupun otot akan mengakibatkan kerusakan dengan adanya zona-zona disekitar luka. Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk rongga disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan diameter rongga ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil sesaat setelah peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan konsistensi yang padat tingkat kerusakan lebih tinggi daripada organ berongga. Efek luka juga berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan adanya kerusakan sekunder seperti infark atau infeksi.3,4,5 Luka tembak masuk umumnya berbentuk bulat apabila peluru mengenai kulit posisinya tegak lurus, kecuali apabila ada tulang tebal dibawah kulit atau pada luka luka tembak kontak. Pada keadaan ini tulang akan menghalangi masuknya gas-gas sehingga gas akan berbalik keluar dan menyebabkan robekan pada kulit sekitar lubang.4 Pada tembakan tegak lurus akan terdapat suatu gelang kontusi yang rata sekitar lubang luka, sedangkan pada tembakan miring maka lubang luka tembak masuk mungkin bulat atau oval tetapi konfigurasi dari gelang kontusinya berbeda. Gelang kontusinya akan berbentuk oval dengan bagian yang tebal menunjukkan arah datangnya peluru, sebab peluru akan menyentuh dan menimbulkan lecet dahulu sebelum menembus kulit.4 Seringkali luka tembak masuk akan menunjukkan bercak keabuan ditepinya yang disebabkan karena jelaga dari laras dan dari anak peluru yang terusapkan pada waktu peluru menembus kulit. Gelang dari jelaga ini disebut “Grease mark atau Grease ring“, ini harus dibedakan dengan kotoran akibat api, asap atau mesiu. Gelang jelaga ini lebih sering ditemukan pada anak peluru dari timah, jarang pada anak peluru bermantel.



Gambar 1.



Patofisiologi luka tembak6 2.3



TEORI LUKA 1. Keparahan luka tembak ditentukan oleh dua faktor:5 a. Kerusakan pada jaringan yang disebabkan oleh interaksi mekanik antara peluru dan lapisan otot/jaringan. b. Pengaruh rongga sementara yang diakibatkan oleh peluru. 2. Sekali peluru menembus tubuh, pilin yang diakibatkan oleh alur pilin tidak memadai untuk mengkompensasi bertambahnya kepadatan jaringan. a. Peluru mulai mengoleng, atau terhuyung-huyung pada jalur proyeksinya. Olengannya adalah sudut antara jalur proyeksi dan poros membujur dari peluru. b. Saat peluru meluncur menerobosi jaringan, olengannya bertambah. Kalau jalurnya cukup panjang, olengannya akan mencapai 90°, jadi menonjolkan sisi pembukaan yang maksimum. c. Kalau peluru terus meluncur, maka akan terjadi putaran balik 180° dan meluncur dengan gerakan mundur.



2.4KLASIFIKASI LUKA TEMBAK Menembak seseorang dari belakang yang menjauhi anda, dibandingkan dengan menembak seseorang pada dada, pada saat mempertahankan diri anda dari serangan yang bersifat fatal, adalah penting untuk membedakan luka masuk dari luka keluar. Dalam hukum



kriminal, membedakan secara tepat, antara kedua hal tersebut, berarti dapat membedakan antara tuntutan pembunuhan tingkat pertama dan kemungkinan hukuman mati atau tindakan mempertahankan diri dan tidak ada tuntutan. Untungnya, aplikasi dari beberapa konsep dasar biasanya akan memperbolehkan diferensiasi akurasi dari luka masuk dan luka keluar.6 1. Luka Tembak Masuk Ciri luka masuk biasanya dalam bentuk yang berentetan dengan abrasi tepi yang melingkar di sekeliling defek yang dihasilkan oleh peluru. Abrasi tepi tersebut berupa goresan atau lecet pada kulit yang disebabkan oleh peluru ketika menekan masuk ke dalam tubuh. Abrasi tepi dapat bersifat konsentris ataupun eksentris. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi ke dalam kulit, maka hal tersebut akan menghasilkan abrasi tepi yang konsentris, yaitu goresan pada kulit berbentuk cincin dengan ketebalan yang sama, oleh karena peluru masuk secara tegak lurus terhadap kulit. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi pada kulit dengan membentuk sudut, maka hal ini akan menghasilkan abrasi tapi yang eksentris, yaitu bentuk cincin yang lebih tebal pada satu area. Area yang tebal dari abrasi tepi yang eksentris mengindikasikan arah datangnya peluru. Sebagai tambahan, semakin tebal abrasi tepi, semakin kecil sudut peluru pada saat mengenai kulit.6 Luka masuk yang tidak khas berbentuk ireguler dan mungkin memiliki sobekan pada tepi luka. Jenis luka masuk seperti ini biasanya terjadi ketika peluru kehilangan putaran oleh karena menembak di dalam laras senjata. Bahkan dalam perjalanannya dengan terpilin, peluru bergerak secara terhuyung ketika menabrak kulit sehingga sering memberikan gambaran bentuk D pada luka. Luka masuk yang tidak khas dapat disebabkan oleh senjata yang tidak berfungsi baik atau oleh karena amunisi yang rusak, tetapi lebih sering dihasilkan dari peluru jenis Ricochets atau peluru yang mengenai benda lain terlebih dulu, seperti jendela yang bergerak



otomatis, sebelum mengena tubuh. Kecepatan peluru terendam setelah mengena media perantara, hal ini yang menyebabkan terbentuknya abrasi tepi yang tidak khas pada luka tembak masuk, ketika peluru mengena kulit. Jenis lain dari luka masuk yang tidak khas terjadi ketika mulut senjata api mengalami kontak langsung dengan kulit diatas permukaan tulang, seperti pada tulang tengkorang atau sternum. Ketika senjata ditembakkan, maka hal ini akan menghentikan gas secara langsung dari mulut senjata ke dalam luka di sekitar peluru. Gas akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan subkutan, dimana gas tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit di sekitar luka tembak masuk menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari bagian tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata atau penampakan seperti bintang. 6,7 Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi, yaitu : a) Luka tembak masuk jarak jauh. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru. b) Luka tembak masuk jarak dekat. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir mesin yang tidak habis terbakar. c) Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit. Dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga, dan panas api. Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen yang keluar dari laras senjata api tersebut.8



A



B Gambar 2. Luka Tembak Masuk



Kelim lecet (A) Bekas moncong senjata (B)



Gambar 3. Luka Tembak Masuk pada Kepala



2. Luka Tembak Keluar Ketika luka tembak mengenai tubuh, dapat menghasilkan luka tembak keluar. Ketika senjata caliber kecil mengenai tubuh, energi sisa pada tiap peluru biasanya tidak cukup untuk menembus. Luka pada ekstremitas, leher dan kepala akan mudah untuk dilalui. Jarak juga dapat mempengaruhi efek luka tembak keluar. Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan luka tembak keluar. Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka tembak masuk. Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti celah (slitlike), seperti



bintang, iregular, atau berjarak (gaping). Bentuk luka tembak keluar tidak dapat diprediksi. Latar belakang variasi bentuknya adalah sebagai berikut :9 a) Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehingga keluar dari tempatnya masuk b) Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama melewati tubuh sehingga memberi bentuk iregular saat keluar. c) Anak peluru hancur dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam 1 kesatuan melainkan dalam potongan-potongan kecil. Jika memiliki jaket, maka jaket dapat terpisah komplit atau sebagian. d) Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang rawan, dapat membuat fragmen tulang tersebut ikut terlontar keluar bersama anak peluru. e) Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur anatomi apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit berhubungan dengan bentuk anak peluru yang menyebabkannya.



Luka tembak keluar akan menghasilkan gambaran acak atau tidak teratur, tergantung pada struktur anatominya serta tulang dan jaringannya, khasnya bergerigi, laserasi yang tidak teratur dengan sisi luar yang membuka dan kemungkinan fraktur. Luka tembak pada dada dan perut selalu sulit keluar karena adanya hambatan yang cukup besar. Tidak adanya penahan pada kulit akan menyebabkan anak peluru mengoyak kulit pada saat keluar. Dalam beberapa keadaan dimana kulit memiliki penahan, maka bentuk luka tembak sirkular atau mendekati sirkular yang disekelilingnya dibatasi oleh abrasi. Luka tembak luar bentuk shored umumnya ditemukan pada pemakaian pakaian, pada posisi bagian tubuh tertentu seperti pakaian yang ketat, bagian ikat



pinggang dari celana panjang, celana pendek, atau celana dalam, bra, kerah baju, dan dasi. Luka jenis sama juga terjadi karena bagian tangan menahan tempat keluar anak peluru kemudian posisi pasien tiduran, duduk, atau menempel pada objek yang keras. Tidak semua anak peluru dapat keluar dari tubuh. Terdapat banyak tulang dan jaringan padat yang dapat menghalangi lewatnya peluru. Peluru jarang dapat dihentikan oleh tulang, terutama tulang-tulang yang tipis seperti skapula dan ileum atau bagian tipis dari tengkorak. Kebanyakan anak peluru masuk kedalam tubuh dan menghabiskan energi kinetiknya di kulit. Kulit adalah penghalang kedua yang paling menghalangi lewatnya anak peluru. Anak peluru yang mengenai lokasi yang tidak biasa dapat menyebabkan luka dan kematian tetapi luka tembak masuk akan sangat sulit ditemukan. Contohnya telinga, cuping hidung, mulut, ketiak, vagina, dan rektum. 10



Gambar 4. Luka Tembak Keluar Perbedaan antara luka tembak masuk dengan luka tembak keluar 11,12



Luka tembak masuk Luka tembak keluar 3. Ukurannya kucil, karena peluru menembusUkurannya lebih besar dan lebih tidak kulit seperti bor dengan kecepatan tinggi



teratur dibandingkan luka tembak masuk, karena



kecepatan



peluru



berkurang



sehingga menyebabkan robekan jaringan Pinggiran luka melekuk kearah dalam karenaPinggiran luka melekuk keluar karena peluru menembus kulit dari luar peluru melekuk keluar Pinggiran luka mengalami abrasi Pinggiran luka tidak mengalami abrasi Bisa tampak kelim lemak Tidak terdapat kelim lemak Pakaian masuk ke dalam luka, dibawa olehTidak ada peluru yang masuk Pada luka bisa tampak hitam, terbakar, kelimTidak ada tato, atau jelaga Pada tulang tengkorak, pinggiran luka bagusTampak seperti gambaran mirip kerucut bentuknya Bisa tampak warna merah terang akibatTidak ada adanya zat karbon monoksida Disekitar luka terdapat kelim ekimosis Tidak ada Perdarahan hanya sedikit Perdarahan lebih banyak Pemeriksaan radiologi atau analisa aktivitasTidak ada netron mengungkapkan adanya lingkaran timah atau zat besi di sekitar luka Luka tembak tulang 1,13 Luka tembak pada tulang, khususnya tulang pipih akan menunjukkan kelainan yang khas, sehingga walaupun pada korban telah mengalami pembusukan masih tetap akan dapat dikenali dari bagian sebelah mana peluru masuk dan pada bagian mana pula peluru tersebut keluar. Luka tembak pada kepala merupakan contoh yang baik untuk melihat kelainan dimaksud.



- Pada tempat masuknya peluru, lubang yang terjadi pada tabula eksterna akan lebih kecil dibandingkan dengan lubang pada tabula interna, sehingga membentuk corong yang membuka ke dalam. - Pada tempat keluarnya peluru, lubang yang terjadi pada tabula interna akan lebih kecil bila dibandingkan dengan lubang pada tabula eksterna, sehingga membentuk corong yang membuka keluar. - Pada luka tembak tempel dapat dijumpai pengotoran bewarna hitam yang ditimbulkan oleh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar, yang menempel pada tepi lubang yang terbentuk pada tengkorak atau tulang.



Gambar 5. Luka tembak pada tulang 13 2.5 DESKRIPSI LUKA TEMBAK Kepentingan medikolegal deskripsi yang adekuat dari luka senjata api bergantung pada besarnya potensi seorang korban meninggal. Jika korban masih hidup, deskripsi singkat dan tidak terlalu detail. Dokter mempunyai tenggung jawab yang utama untuk memberikan penatalaksanaan



gawat



darurat



diantaranya



membersihkan



luka,



membuka



dan



mengeksplorasi, debridement dan menutupnya, kemudian membalut adalah bagian penting dari merawat pasien bagi dokter. Penggambaran luka secara detail akan dilakukan nanti,



setelah semua kondisi gawat darurat dapat disingkirkan. Oleh karena singkatnya waktu yang dimiliki untuk mempelajari medikolegal, seringkali dokter merasa tidak mempunyai kewajiban untuk mendeskripskan luka secara detail.



Deskripsi luka yang minimal untuk pasien hidup terdiri dari: 1. Lokasi luka 2. Ukuran dan bentuk defek 3. Lingkaran abrasi 4. Lipatan kulit yang utuh dan robek 5. Bubuk hitam sisa tembakan, jika ada 6. Tato, jika ada 7. Bagian yang ditembus/dilewati 8. Titik hitam atau tanda penyembuhan akibat bedah pengeluaran benda asing dan susunannya



Penatalaksanaan luka, termasuk debridement, penjahitan, pengguntingan rambut, pembalutan, drainase, dan operasi perluasan luka. Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat. Meskipun demikian, tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat penanganan gawat darurat dari pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah akibat perlakuan orang-orang yang mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk menerimanya. Di lain pihak, tubuh mungkin sudah dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk penguburan, luka sudah ditutup dengan lilin atau material lain. Penting untuk mengetahui siapa dan apa yang telah dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui gambaran luka.



a) Jarak Tembakan Efek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat digunakan dalam keilmuan forensik untuk memperkirakan jarak target dari tembakan dilepaskan. Perkiraan tersebut memiliki kepentingan sebagai berikut : untuk membuktikan atau menyangkal tuntutan; untuk menyatakan atau menyingkirkan kemungkinan bunuh diri; membantu menilai ciri alami luka akibat kecelakaan. Meski kisaran jarak tembak tidak dapat dinilai dengan ketajaman absolut, luka tembak dapat diklasifikasikan sebagai luka tembak jarak dekat, sedang, dan jauh. Jarak tembakan harus ditentukan atau dipikirkan untuk menilai kecepatan tolakan anak peluru. Perkiraan kecepatan bisa dinilai dengan melakukan pemeriksaan cartridge manufacturer’s range tables atau untuk lebih dapat menggunakan kronografi, menguji ulang tembakan dengan menggunakan tipe senjata yang sama dan tipe amunisi yang sama yang dicoba-coba pada beberapa jarak tertentu. Kecepatan pistol melontar umumnya antara 350-1500 kaki/detik. Terdapat sebuah rumus untuk menilai energi kinetik yaitu KE = mv2/2g Keterangan : 



KE adalah energi kinetik dalam satuan foot-pounds







m adalah massa anak peluru ( pounds )







v adalah kecepatan (feet)







g adalah gaya gravitasi



b) Arah Tembakan Penggunaan senjata tanpa alur, luka tembak dekat akan memperoleh informasi tentang sudut tembakan karena adanya ilmu ukur, serta ada tidaknya kelim jelaga. Luka tembak yang tepat akan membentuk lubang yang sirkuler serta perubahan warna



pada kulit, jika sudut penembakan olique akan mengakibatkan luka tembak berbentuk ellips, panjang luka dihubungkan dengan pengurangan sudut tembak. Senapan akan memproduksi lebih sedikit kotoran, kecuali jika jarak dekat. Petunjuk ini berguna untuk pembanding dengan shotgun. Luka tembak yang disebabkan shotgun dengan sudut oblique akan membentuk luka seperti anak tangga. Jaringan juga berperan serta dalam perubahan gambaran luka karena adanya kontraksi otot.



2.6



PEMERIKSAAN KHUSUS PADA LUKA TEMBAK Pada beberapa keadaan, pemeriksaan terhadap luka tembak masuk sering dipersulit oleh adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan dengan baik, akibat penafsiran atau kesimpulan mungkin sekali tidak tepat. Untuk menghadapi penyulit pada pemeriksaan tersebut dapat dilakukan prosedur sebagai berikut: Luka tembak dibersihkan dengan hidrogen perokside (3% by volume). Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air, untuk membersihkan busa yang terjadi dan membersihkan darah. Dengan pemberian hidrogen perokside tadi, luka tembak akan bersih, dan tampak jelas, sehingga diskripsi dari luka dapat dilakukan dengan akurat. Selain secara makroskopik, yaitu dengan karakteristik pada luka tembak masuk, tidak jarang diperlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan secara pasti bahwa luka tersebut luka tembak masuk; ini disebabkan oleh karena tidak selamanya luka tembak masuk memperlihatkan ciri-ciri yang jelas. 1,11,12,13,14 Adapun pemeriksaan khusus yang dimaksud adalah: a. Pemeriksaan mikroskopik11,12,13 Perubahan mikroskopis yang tampak diakibatkan oleh dua faktor, yaitu akibat trauma mekanis dan termis.Pada luka tembak tempel dan luka tembak jarak dekat dapat terlihat :



-



Kompresi epitel di sekitar luka tampak epitel yang normal dan yang mengalami kompresi,elongasi,dan menjadi pipihnya sel-sel epidermal serta elongasi dari inti sel,



-



Distorsi dari sel epidermis di tepi luka yang dapat bercampur dengan butir-butir mesiu.



-



Epitel mengalami nekrose koagulatif, epitel sembab, vakuolisasi sel-sel basal.



-



Akibat panas, jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE, akan lebih banyak mengambil warna biru (basofilik staining)



-



Tampak perdarahan yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini paling dominan), dan adanya butir-butir mesiu



-



Sel-sel pada dermis intinya mengkerut, vakuolisasi dan pignotik



-



Butir-butir mesiu tampak sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam atau hitam kecoklatan



-



Pada luka tembak tempel “hard contact” permukaan kulit sekitar luka tidak terdapat butir-butir mesiu atau hanya sedikit sekali, butir-butir mesiu akan tampak banyak dilapisan bawahnya, khususnya disepanjang tepi saluran luka



-



Pada luka tembak tempel “soft contact” butir-butir mesiu terdapat pada kulit dan jaringan dibawah kulit.



-



Pada luka tembak jarak dekat, butir-butir mesiu terutama terdapat pada permukaan kulit, hanya sedikit yang ada pada lapisan-lapisan kulit.



b. Pemeriksaan Kimiawi11,12,13 Pada “black gun powder” dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat, sulfis, sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat. ,Pada “smokeles gun powder” dapat ditemukan nitrit dan selulosa nitrat. Pada senjata api yang modern, unsur kimia yang dapat ditemukan ialah timah, barium, antimon, dan merkuri. Unsur-unsur



kimia yang berasal dari laras senjata dan dari peluru sendiri dapat di temukan ialah timah, antimon, nikel, tembaga, bismut perak dan thalium. Pemeriksaan atas unsur-unsur tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian, didalam atau di sekitar luka. Pada pelaku penembakan, unsur-unsur tersebut dapat dideteksi pada tangan yang menggenggam senjata. c. Pemeriksaan radiologi11,12,13 Pemeriksaan secara radiologik dengan sinar-X ini pada umumnya untuk memudahkan dalam mengetahui letak peluru dalam tubuh korban, demikian pula bila ada partikel-partikel yang tertinggal. Pada “tandem bullet injury” dapat ditemukan dua peluru walaupun luka tembak masuknya hanya satu. Bila pada tubuh korban tampak banyak pellet tersebar, maka dapat dipastikan bahwa korban ditembak dengan senjata jenis “shoot gun” , yang tidak beralur, dimana dalam satu peluru terdiri dari berpuluh pellet. Bila pada tubuh korban tampak satu peluru, maka korban ditembak oleh senjata jenis rifled. Pada keadaan dimana tubuh korban telah membusuk lanjut atau telah rusak sedemikian rupa, sehingga pemeriksaan sulit, maka dengan pemeriksaan radiologi ini akan dengan mudah menentukan kasusnya, yaitu dengan ditemukannya anak peluru pada foto rongent. d. Pemeriksaan baju pada korban luka tembak.11,12,13 Pemeriksaan korban luka tembak tidak lengkap tanpa pemeriksaan defek baju yang dibuat oleh peluru. Pada tempat yang sesuai dengan luka tembak masuk: -



Serat-serat pakaian akan terdorong ke dalam



-



Bila ditembakkan dari jarak dekat atau jarak sangat dekat, dapt terlihat pengotoran berwarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir mesiu yang tidak terbakar dan akibat jelaga yang menempel pada pakaian.



-



Bila senjata dirawat dengan baik maka di tepi dan di bagian pakaian yang robek terdapat pengotoran oleh minyak pelumas yang berwarna kehitaman. Pada tempat yang sesuai dengan luka tembak keluar:



-



Serat-serat pakaian akan terdorong keluar.



-



Di pinggir atau di sekitar robekan mungkin didapatkan pengotoran oleh darah, atau jaringan tubuh korban yang hancur dan terbawa keluar. Seperti otak atau serpihan tulang.



-



Tepi lubang pada pakaian tampak terangkat, hal ini menunjukkan bahwa peluru keluar melalui lubang tersebut.



2.7 LETAK INTERPRETASI LUKA TEMBAK Petunjuk yang penting untuk menginterpretasikan, yaitu: 1. Jika peluru mengenai lapisan keras tulang atau organ, dimana akan dialihkan arah keluarnya dan lintasan peluru yang terbentuk. 2. Posisi tubuh korban secepatnya dinilai. Telah dikatakan bahwa, pada saat penembakan ada pada sudut yang benar dari permukaan tubuh, bentuk dari luka akan simetrris dan lingkaran. Tembakan senjata api dengan “Sallow Cone” akan melewati setiap bagian tubuh tapi pada bagian permukaan tangensial tubuh. Posisi yang paling sering ditemukan kemungkinan pada samping dada, dibawah axilla. Jika lengan dinaikkan tidak akan ikut terkena, sebaliknya akan terlihat luka pada dinding dada, dan bagian sisi dalam lengan atas. Daerah lainnya adalah bagian samping wajah, dimana jika terkena tembakan, bagian wajah tersebut akan terkoyak dan kemungkinan telinga akan ikut terkoyak. Pada dada meskipun penetrasi tembakan minimal kerusakan berat pada pleura dan paru dapat terjadi, dan kematian dapat terjadi karena hematoraks dengan atau tanpa



luka laserasi atau memar pada paru. Ketika bagian kepala terkena, menghancurkan tulang tengkorak atau wajah dan dapat terjadi kerusakan intracranial, meskipun peluru logam tidak menembus kranium. Senapan juga dapat menyebabkan luka tangensial.



DAFTAR PUSTAKA



1. Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi



I. Jakarta: Binarupa



Aksara; p.131-168 2. Pounder D.J. Department of Forensic Medicine, University of Dundee, Lecture Note, Gunshot Wounds. [online July 29th 2012]. [cited 1993]. [41 screens]. Available at http://www.dundee.ac.uk/forensicmedicine/notes/gunshot.pdf



3. Hueske E. 2006. Firearms and Tool Mark The Forensic Laboratory Handbooks, Practice and Resource. 4. Algozi



Agus



M.



2011.



Luka



Tembak.



www.fk.uwks.ac.id/elib/arsip/depatemen/forensik/pdf, 17 agustus 2014. 5. Hoediyanto. 2010. Ilmu Kedikteran Forensik dan Medikolegal. Edisi ketujuh. SURABAYA: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga; p. 99-114 6. Sharma RK. Concise textbook of forensic medicine and toxicology 3rd edition. Global education consultants, Noida, 2011. 7. James JP, Jones R, Karch SB dan Manlove J. Simpson’s forensic medicine 13th edition. Hodder arnold, London, 2011. 8. Di Maio V.J.M. 2000. Gunshot Wounds Practical Aspects of Firearms, Ballistics, and Forensic Tehniquee. Second Edition. New York : CRC Press. P.72-140 9.



Dahlan, Sofyan. Ilmu Kedokteran Forensik : Pedoman bagi Dokter dan Penegak Hukum Semarang : BP. UNDIP, 2008



10. PS, Indah, dkk. Gunshot Wound. [online Februari 29th 2012]. [cited 2005]. [13screens]. Available at http://www.freewebs.com/gunshot_wound/lukatembak.htm 11. Wongso, dkk. Bab I Pengantar dan Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik. [online April 6th 2012]. Available at http://www.scribd.com 12. Anonim. Luka Tembak. [online April 6th 2012]. Available at http://www.ilmubedah.com 13. Prawira H, Novina J, dkk. Luka Tembak. [online April 6th 2012]. [screens 25]. Available at http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/05/luka-tembak-harri-pe-et-all-files-ofdrsmed-fk-ur.pdf 14. Anonim. Arti Klinis Luka Tembak. [online April 6th 2012]. Available at http://www.scribd.com/doc/54671022/18/A-ARTI-KLINIS-LUKA-TEMBAK