Macam Perawatan Orthodontik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Macam Perawatan Penyedian tempat untuk koreksi letak gigi gigi yang berdesakan dapat diperoleh dari



enamel



stripping,



ekspansi



lengkung



geligi,



distalisasi



molar,



memproklinasikan insisivus, dan pencabutan gigi permanen. 1. Tindakan non ekstraksi a. Enamel stripping Pengurangan enamel dapat dilakukan pada sisi distal/mesial gigi sulung atau permanen. Enamel stripping selain menyediakan ruangan juga dapat membentuk gigi permanen ke bentuk yang lebih baik atau memperbaiki titik kontak. Enamel stripping dilakukan dengan menggunakan metal abrasive strip atau dengan menggunakan bur yang dipasang pada high speed air-turbine handpiece. Untuk memudahkan pengurangan enamel didaerah posterior dapat dipasang separator diantara molar dan premolar selama 3-5 hari sehingga didapatkan diastema diantara gigi-gigi tersebut. Banyaknya enamel yang dibuang tanpa membahayakan gigi tersebut adalah 0,25 mm tiap sisi gigi. Enamel stripping bila dilakukan dengan baik tidak memberikan efek negatif pada gigi yang dikurangi enamelnya. Bila enamel stripping dilakukan pada semua gigi insisivus maka akan didapat ruangan 2 mm di regio anterior sedangkan bila dilakukan pada seluruh rahang akan didapat ruagan sebesar 5-6 mm di rahang tersebut. Perlu diupayakan bahwa enamel stripping juga tetap mempertahankan bentuk gigi dan kontak dengan gigi yang berdekatan. Harus diingat bahwa sesudah dilakukan enamel stripping gigi harus diulas dengan bahan aplikasi topikal yag mengandung flour untuk mencegah terjadinya karies pada gigi tersebut. b. Ekspansi Ekspansi adalah suatu prosedur untuk melebarkan lengkung gigi, dan dapat dilakukan baik dalam arah sagital (protraksi) maupun transversal. Gejala klinis yang terlihat pada defisiensi



lengkung gigi adalah kontraksi lengkung gigi, gigitan silang (anterior maupun posterior), gigi yang berjejal serta koridor bukal yang lebar. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan ekspansi pada lengkung giginya. Ekspansi dapat mengatasi kekuarangan ruang 38 mm dengan melebarkan jarak intermolar lengkung gigi atas sekitar 4-10 mm dan lebar intermolar lengkung gigi bawah sekitar 4-6 mm. Adkins dkk menyatakan bahwa tiap penambahan 1 mm lebih intermolar, akan menambah panjang lengkung gigi sebesar 0,77 mm. Bila diperlukan ekspansi kurang dari 4 mm, pada periode gigi bercampur, dapat digunakan alat ekspansi lepasan dengan spring dan screw ekspansi yang diaktivasi sebesar 1-2 putaran per minggu yang menghasilkan pergerakan 0,20-0,50 mm. Pada periode gigi permanen, alat eksoansi yang digunakan dapat berupa quad helix, w-spring TPA atau arc-wire. Bila ekspansi diperlukan sekitar 5-12 mm diindikasikan alat ekspansi cekat. Aktivasi sebesar 0,5-1 mm atau 2 kali putaran per hari. RPE dapat mengekspansi tidak hanya pada lengkung gigi tetapi juga lengkung rahang denga usia optimal penggunaan RPE adalah pada puncak masa pertumbuhan. Pada kasus skeletal ekstrem, bila diperlukan ekspansi lebih dari 12 mm diindikasikan alat ekspansi cekat dikombinasi dengan bedah. c. Distalisasi gigi molar atas Distalisasi gigi molar atas bertujuan untuk memperoleh ruangan guna memperbaiki susunan gigi geligi atau memperbaiki hubungan gigi molar. Pergerakan yang diinginkan adalah pergerakan bodili semaksimal mungkin dengan minimalnya resiko resorpsi akar dan loss of anchorage gigi anterior ke labial. Indikasi distalisasi molar atas adalah pada kasus maloklusi klas II ringan hingga sedang, terutama pada kasus yang disebabkan oleh prematur loss, pada kasus gigi berjejal ringan hingga sedang, baik



untuk tipe wajah mesofacial atau brachifacial, profil wajah lurus atau flat dan masih mempunyai potensi pertumbuhan. Alat untuk distalisasi gigi molar dapat intraoral atau ekstraoral. Headgear merupakan alat distalisasi molar ekstra oral yang paling sering digunakan. Kelebihan headgear selain menghasilkan efek ortodonti juga efek ortopedik pada usia pertumbuhan, tidak menyebabkan hilangnya penjangkaran pada gigi anterior, dapat digunakan pada kasus asimetri, dan memiliki kontrol vertikal. Headgear mendistalisasi gigi molar sebesar 3 mm dalam 3 bulan. Banyak macam alat distalisasi molar intra oral. Hilger’s pendulum adalah salah satu alat intra oral yang sering dipakai. Alat ini terdiri atas plat palatal akrilik berdiameter 25 mm dengan kawat distalisasi dari beta-titanium berdiameter 0,032 yang tertanam didalamnya, kemudian ujung kawat distalisasi lainnya disolder atau dimasukkan kelingual palatal sheath dari cincin gigi molar. 2. Tindakan Ekstraksi Pencabutan gigi permanen perlu dilakukan apabila diskrepansi total menunjukan kekurangan tempat lebih dari 8 mm. Diskrepansi total terdiri atas diskrepansi model, diskrepansi sefalometrik, kedalaman kurva spee dan



perkiraan



banyaknya



keholangan



penjangkaran. Untuk



mendatarkan kurva spee yang kedalamannya kurang dari 3 mm diperlukan tempat 1 mm, bila lebih besar daripada 5 mmdiperlukan tempat 2 mm. Sebelum dilakukan pencabutan gigi permaen pada masa geligi pergantian perlu diperhatikan bahwa gigi permanen yang lain ada meskipun saat itu masih belum erupsi. Pemilihan gigi yang akan dicabut membutuhkan pertimbangan yang kompleks yang menyangkut semua aspek perawatan ortodontik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mencabut gigi permanen antara lain sebagai berikut : 



Prognosis gigi, misalnya adanya karies yang besar disertai kelainan patologis pada apikal yang seandainya dirawat prognosis gigi tersebut dalam jangka lama masih diragukan.







Letak gigi yang kadang-kadang sangat menyimpang dari letak yang normal







Banyaknya tempat yang dibutuhkan dan dimana letak kekurangan tempat tersebut.







Relasi insisivus o Kebutuhan



penjangkaran



apakah



perlu



digunakan



penjangkaran maksimum atau tidak o Profil pasien apakah pencabutan yang dilakukan dapat menyebabkan perubahan profil pasien, misalnya pasien dengan profil yang lurus dengan adanya pencabutan dapat menyebabkan profil menjadi cekung. o Tujuan preawatan apakah perawatan komprehensif ataukah perawatan kompromo atau bahkan hanya penunjang. Menurut Singh (2007), salah satu macam recana perawatan orthodontic adalah dengan cara ekstrasi, ekstraksi dilakukan pada gigi yang paling dekat dengan kondisi crowded, yakni pada gigi: a) Insisivus Ekstraksi pada gigi insisivus, bisa dilakukan baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Gigi insisivus yang biasanya dilakukan ekstraksi adalah pada gigi insisivus lateral dibanding dengan insisivus central, dengan indikasi bahwa insisivus lateral dalam keadan linguoocclusion dengan apeks yang mengarah ke palatal atau lingual dan jika erupsi caninus menempati posisi insisivus lateral.



Gambar …. Letak insisivus lateral rahang atas berada di luar lengkung rahang (Singh, 2007).



Gambar … Letak insisivus lateral rahang bawah berada di luar lengkung rahang (Singh, 2007). b) Caninus Gigi caninus permanen adalah gigi yang penting dan jarang sekali dilakukan ekstraksi sebagai rangkaian perawatan orthodontic. Ekstraksi pada gigi caninus dapat menyebabkan wajah menjadi flat, mempengaruhi keseimbangan wajah dan juga ekspresi wajah. Namun ekstraksi pada caninus dapat dipertimbangan jika terjadi malposisi caninus dimana apeksnya berada di luar lengkung.



Gambar… panah hitam menunjukkan bahwa caninus berada di luar lengkung rahang (Singh, 2007). c) Premolar pertama Gigi premolar pertama adalah gigi yang paling sering dilakukan ekstraksi sebagai rangkaian perawatan orthodontic karena lekanya dekat dengan center masing-masing kuadran dan dekat dengan kondisi crowded dan merupakan pilihan terbaik untuk perbaiki dimensi



vertical. Gigi premolar pertama boleh dilakukan ektraksi ketika semua insisiv permanen, premolar permanen dan caninus telah erupsi, kecuali pada kondisi dimana premolar kedua tidak bisa erupsi karena impaksi. d) Premolar kedua Jika gigi yang dilakukan eksttraksi adalah gigi premolar kedua sulung, maka akan segera diikuti dengan pergerakan ke arah mesial dari gigi molar pertama permanen. Ekstraksi pada premolar lebih disarankan jika pasien ingin memperbaiki profil jaringan lunak dan estetika. e) Molar pertama Gigi molar pertama permanen adalah gigi yang sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan ekstraksi karena dapat mempengaruhi dari gigitan dari pasien sehingga menjadi dalam, mempengaruhi mastikasi, f) Molar kedua Gigi molar kedua terletak hampir diujung lengkung rahang sehingga tidak membantu dalam perawatan orthodontic. Namun ekstraksi pada gigi ini masih dapat dilakukan pada kasus unuk perbaiki pada impaksi gigi premolar kedua dan gigi molar ketiga. g) Molar ketiga Ekstraksi pada gigi molar ketiga kurang berpengaruh terhadap perawatan orthodontic. Berdasarkan atas ruang lingkup, perawatan ortodontik dapat berupa: (1) Perawatan Sederhana, yaitu perawatan yang ditujukan terhadap sebagian tertentu dari maloklusi yang ditetapkan sebagai target perawatan. (2) Perawatan Komprehensif yaitu perawatan yang dilakukan untuk mengoreksi maloklusi secara menyeluruh. (2) Perawatan Multidisiplin, yaitu perawatan malo-klusi yang melibatkan beberapa cabang ilmu. (3) Perawatan Interdis-iplin yaitu perawatan maloklusi yang dilaksanakan dengan kerjasama antarcabang ilmu, perencanaan perawatan dilakukan secara bersama-sama, misalnya seperti perawatan ortodontik bekerja sama dengan perawatan bedah mulut dalam menangani fraktur rahang. Berdasarkan Jenis alat yang dipakai untuk merawat maloklusi, dapat dibedakan: (1) Alat Lepasan dapat berupa: Alat Aktif, Alat Fungsional, atau Alat Aligner/Trainer/Clearpart/Invislign. (2) Alat Cekat, dapat berupa: Partial braces, Full Braces (systemized), Alat cekat non braces (Non systemized appliances), Alat



Cekat-Lepas (remofixed), Alat Cekat dibantu dengan bedah ortognatikatau Alat cekat dibantu dengan pemasangan microimplant. Alat cekat Full Braces terdiri dari bermacam-macam teknik atau sistem perawatan seperti: (1) Teknik Begg kemudian berkembang men-jadi teknik TapeEdge. (2) Teknik Edgewise berkembang menjaditeknik Straight Wire dan kemudian berkembang lagi menjadi teknik Self Ligating, salah satu diantaranya adalah Damonsystemdan yang lain adalah (3) Lingual Teknik. Alat cekat full bracesmerupakan suatu piranti perawatan yang sekarang ini menjadi trand perawatan yang sangat digemari oleh pasien sehingga banyak para dokter gigi umum bahkan para tukang gigi mencoba menggunakan alat ini dalam melakukan perawatan pasien tanpa di bekali ilmu dan keterampilan yang memadai. Kolegium Ortodonsia Indonesia mene-tapkan alat cekat full bracessebagai piranti perawatan yang bersifat spesialistik karena beberapa alasan: (1) Perawatan bersifat komprehensif, bertujuan untuk merawat maloklusi secara menyeluruh (2) Kesalahan perawatan menimbulkan kerusakan gigi yang sangat sukar untuk diperbaiki (3) Diperlukan pemahaman secara utuh tentang preskripsi braket yang akan dipakai, sistem kerja kekuatan (diferensial forces), biomekanika, penjangkaran dan tahapan perawatan untuk masing-masing teknik yang berbeda. (4) Membutuhkan penguasaan skill melalui bimbingan merawat beberapa pasien (kasus), pada pendidikan progaram studi spesialis ortodonsia dibutuhkan tiga tahun pendidikan merawat sekurang-kurangnya 20 pasien dalam pelbagai kasus. (5) Setelah luluspun masih dibutuhkan pengalaman kerja klinik menerapkan satu sistem perawatan cekat agar dapat menghasilkan perawatan yang memuaskan (Ardhana, 2013). DAFTAR PUSTAKA : Ardhana, Wayan.Identifikasi Perawatan Orthodontik Spesialistik dan Umum. Maj Ked Gi. Juni 2013; 20(1):1-8 Singh, Gurkeerat. 2007. Textbook of Orthodontics 2nd Edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd