Makalah 7 - Interpretasi Data [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A.



INTERPRETASI DATA Hasil analisis boleh dikatakan masih faktual, dan ini harus diberi arti oleh peneliti. Hasil itu biasa dibandingkan dengan hipotesis penelitian, didiskusikan atau di bahas, dan akhirnya diberi kesimpulannya. Peneliti mengaharapkan hipotesis penelitiannya tahan uji, yaitu terbukti kebenarannya. Jika yang terjadi memang demikian, bahasan itu mungkin dapat tidak terlalu menonjol perananya. Tetapi jika hipotesis penelitian itu tidak tahan uji, yaitu ditolak maka peranan bahasan itu lalu menjadi sangat penting, karena peeliti harus dapat menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Peneliti wajib mengeksplorasi segala sumber yang mungkin menjadi sebab tidak terbuktinya hipotesis penelitiannya itu. Penafsiran atau interpretasi merupakan pencarian pengertian yang lebih luas tentang penemuan-penemuan. Penafsiran data tidak dapat dipisahkan dari analisis data sehingga sebenarnya penafsiran merupakan aspek tertentu dari analisis dan bukan merupakan bagian yang terpisah dari analisis. Secara umum, penafsiran adalah penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan. Data yang telah dibuat dalam bentuk tabel, misalnya perlu diberikan penjelasan yang terperinci dengan cara: 1. Mendiskusikan tabel tersebut 2. Memberikan penafsiran terhadap data tersebut. Mendiskusikan atau membicarakan tabel berarti memaparkan data dengan sedikit lebih tangguh dan memberikan perhatian yang lebih tanggap terhadap perbedaanperbedaan atau hubungan-hubungan yang menyolok dari angka-angka dalam tabel. Peneliti membuat referensi terhadap nomor tabel atau grafik, dan kemudian menjuruskan perhatian kepada kolom atau item-item penting dalam tabel atau grafik tersebut. Peneliti ingin memusatkan perhatian kepada angka atau penjumlahan tertentu dan mencoba meyakinkan pembaca tentang kecenderungan kelompok atau secara umum mengadakan analisa terhadap data yang dipresentasikan. Kerja tersebut disebut diskusi. Penelitian tidak cukup hanya mendiskusikan tabel, tetapi harus bertindak lebih jauh lagi yaitu peneliti harus memberikan penafsiran atau interpretasi. Memberikan interpretasi adalah memberikan arti yang lebih luas dari penemuan penelitian. Interpretasi itu mempunyai dua aspek yaitu: a. Untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, dalam arti menghubungkan hasil suatu penelitian dengan penemuan penelitian lainnya. b. Untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat menerangkan atau menjelaskan.



Penafsiran juga dapat menghubungkan suatu penemuan studi eksploratif menjadi suatu hipotesis untuk suatu percobaan yang lebih teliti lainnya. Penafsiran juga berkehendak untuk membangun suatu konsep yang bersifat menjelaskan. Penafsiran sangat penting kedudukannya dalam proses analisis data penelitian, sehingga kualitas analisis dari seorang peneliti sangat bergantung dari kualitas penafsiran yang diturunkan oleh peneliti terhadap data.. 1. Interpretasi Data Menurut Moleong (1998: 197-207) Interpretasi data (Moleong, 1998: 197-207) dijabarkan ke dalam (1) tujuan, (2) prosedur umum, (3) peranan hubungan kunci, (4) peranan introgasi data, (5) langkah penafsiran data dengan analisis komparatif. Berikut dijelaskannya : a. Tujuan interpretasi data Interpretasi data memiliki tiga tujuan, yaitu : 1) Deskripsi semata-mata, yaitu analis menerima dan menggunakan teori dan rancangan organisasional yang telah ada dalam suatu disiplin. Hasil analisis data, menafsirkan data tersebut dengan jalan menemukan kategori dalam data yang berkaitan dengan yang biasanya dimanfaatkan dalam cara bercakap-cakap. 2) Deskripsi analitik, yaitu rancangan yang dikembangkan dari kategori-kategori yang ditemukan dan hubungan yang disarankan atau yang muncul dari data. 3) Teori subtantif, yaitu teori dasar analis harus menampakkan rancangan yang telah dikerjakan dalam analisis, kemudian mentransformasikan kedalam bahasa disiplinnya (sosiologi dan sebagainya) yang akhirnya membangun identitasnya sendiri walaupun dilakukan dalam kaitan antara objek yang dianalisis atau proses tradisional. b. Prosedur umum interpretasi data Interpretasi data yang sudah menjadi bagian dari teori dan dilengkapi dengan penyusunan hipotesis yang kemudian diformulasikan baik dengan cara deskriptif maupun proposional. Dengan alasan agar paradigma alamiah yang dipegang tidak dapat dicampuradukkan dengan paradigma yang lain. Setelah menyelesaikan tahap penyusunan kategori dan hipotesis, selanjutnya adalah menuliskan teori dengan bahasa disiplin ilmu masingmasing dengan memilih salah satu diantara beberapa cara penulisan,



seperti argumentasi, deskripsi, perbandingan, analisis proses, analisis kausatif dan pemanfaatan analogi. c. Peranan hubungan kunci dalam interpretasi data Peranan hubungan kunci dalam interpretasi data yaitu suatu metafora, model, kerangka umum, pola yang menolak, atau garis riwayat. Hubungan tersebut dimanfaatkan untuk menghaluskan hubungan dengan hubungan suatu kategori dengan kategori lainnya yang berfungsi sebagai aturan tetap untuk digunakan sebagai kriteria inklusi-eksklusi. d. Peranan introgasi terhadap data Peranan introgasi



terhadap data adalah



mengajukan seperangkat



pertanyaan pada data sehingga terungkap banyak persoalan dari data itu sendiri dengan menggunakan dua macam cara pengajuan pertanyaan, yaitu cara substantif dan logis, dimaksudkan untuk memperoleh jarak dan variasi dalam perspektif yang akan menghasilkan pertanyaan dan model. Substantif disini dimaksudkan kosakata abstrak yang berasal dari disiplin ilmu sendiri, misalnya ideologi, kerja, prilaku kolektif, gerakan sosial dan kharisma. Sedangkan pertanyaan logis meliputi: komparasi, historis, berfikir analogis, dan proses kerja. e. Langkah-langkah interpretasi data dengan metode analisis komparatif Langkah-langkah interpretasi data dengan metode analisis komparatif adalah metode umum seperti halnya metode ekpsperimen dan statistik. Pada awalnya analisis komparatif digunakan untuk menganalisis satuan sosial berskala besar seperti organisasi bangsa dan lembaga. Namun saat ini metode tersebut dapat digunakan untuk satuan sosial baik berukuran besar maupun kecil.



2. Interpretasi Data Menurut L. R. Gay Teknik Interpretasi Data menurut L. R. Gay: a. Hubungkan hasil-hasil analisis dengan teori-teori pada bab sebelumnya. b. Hubungkan atau tinjauan dari teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. c. Perluaslah hasil analisis dengan mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hubungan, perbedaan antara hasil analisis, penyebab, implikasi dari hasil analisis sebelumnya.



d. Hubungkan temuan dengan pengelaman pribadi. Berilah pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan.



a. Tujuan Penafsiran Data Menurut Schaltzaman dan Starauss (1973:110-111, dalam Lexy. J Moleong), tujuan yang akan dicapai dalam penafsiran data ialah salah satu diantara tiga tujuan berikut: Deskripsi semata-mata, deskripsi analitik, atau teori substansif. Pada tujuan deskripsi semata-mata, analisis menerima dan menggunakan teori rancangan organisasional dan rancangan organisasional yang telah ada dalam suatu disiplin. Atas dasar itu penulis menyusunnya dengan jalan mengghubungkan kategori-kategorinya ke dalam rangka sistam kategori yang diperoleh dari data. Pada deskripsi analitik, rancangan organisasional dikembangkan dari kategorikategori yang ditemukan dan hubungan-hubungan yang disaran atau yang muncul dari data. Dengan demikian deskripsi baru yang perlu diperhatikan dapat dicapai. Dengan pengembangan lebih lanjut menurut proses analitik, teri substantif akan menjadi kenyataan. Dengan kata lain, dalam penafsiran data tujuannya belum sepenuhnya mengarah pada penyususnan teori substantif. Pada penyusunan teori substantif, yang kedua dari cara di atas sudah ada seccara implisit. Untuk memperoleh teori baru, yaitu teori dari dasar, analisis harus menampakkan metafora atau rancanga



yang telah dikerjakan dalam analisis.



Kemudian ia



mentransformasikan metafora itu ke dalam bahasa dipilihnya.



b. Proses Umum Penafsiran Data. Analisis data, seperti yang sudah dibahas pada tahap analisis data, telah dimulai sejak di lapangan. Dengan kata lain, sejak saat itu sudah ada penghalusan data, penyusunan kategori dengan kawasannya, dan sudah ada upaya yang dimulai dalam rangka penyusunan hipotesis, yaitu teorinya sendiri. Jadi, dalam hal ini analisis data itu terjalin secara terpadu dengan penafsiran data. Data ditafsirkan menjadi kategori yang berarti sudah menjadi bagian dari teori dan dilengkapi dengan penyusunan hipotesis kerjanya sebagai teori yang nantinya diformulasikan, baik secara deskriptif maupun proporsional.



c. Peranan hubungan kunci dalam penafsiran data.



Langkah pertama penafsiran data ialah menemukan kategori dengan kawasannya seperti yang sudah diuraikan di atas. Langkah ini merupakan suatu langkah fundamental dalam penelitian kualitatif. Proses ini berlangsung sepanjang penelitian berjalan. Kategori dan hubungannya diberi label dengan pernyataan sederhana berupa proporsi yang menunjukkan hubungan. Proses ini diteruskan hingga diperoleh hubungan. d. Peranan interogasi terhadap data. Dengan adanya modal “hubungan kunci” belum berarti segala sesuatu yang diharapkan dapat muncul dari data. Menurut Schlatzman dan Strauss (1973:120, Lexy. J Moleong), analisis tidak dapat menceritakan data apa yang harus diungkapkannya, jalan ampuh yang dapat ditempuh ialah mengadakan interogasi terhadap data. Interogasi terhadap data berarti mengajukan seperangkat pertanyaan pada data sehingga terungkaplah banyak persoalan dari data itu sendiri. Kedua penulis itu mengusulkan untuk menggunakan dua macam cara pengajuan pertanyaan yang saling membantu, yaitu cara substantif dan cara logis. Kedua macam cara tersebut dimaksudkan untuk memperoleh jarak dan variasi dalam perspektif yang akan menghasilkan pertanyaan model. Dengan substantif di sii dimaksudkan kosakata abstrak peneliti yang berasal dari disiplinnya sendiri, misalnya dalam ilmu sosial adanya lembaga, ideologi, kerja, karier, prilaku kolektif, gerakan sosial, dan karisma. Dengan konsep itu peneliti sebagai analisis mulai mengajukan pertanyaan.



e. Langkah-langkah penafsiran data dengan menggunakan analisis komparatif dalam Rangka penyusunan Teori Substantif 1) Ketetapan Kenyataan Pada tingkat faktual, bukti yang diperoleh dari suatu kelompok tertentu dengan digunakan untuk mengecek apakah bukti awal sudah benar. Fakta itu direplikasikan melalui pembandingan bukti-bukti dan dilakukan secara internal (dalam studi itu sendiri) maupun secara eksternal (diluar studi itu) atau kedua-duanya. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa replikasi itu merupakan alat yang ampuh untuk memvalidasi data. 2) Generalisasi Empiris Salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui analisis perbandingan ialah generasi suatu fakta.Ada beberapa pernyataan yang dapat dikemukakan sehubungan dengan hal itu. 3) Penetapan Konsep



Penggunaan lain analisis dari analisis untuk menetapkan unit atau suatu kajian suatu studi kasus.



Hal ini dilakukan dengan jalan mengkhususkan dimensi konsep



menghasilkan satuan. Contoh : ada peneliti yang membandingkan ciri kehidupan politik salah satu gerakan buruh dengan karakteristik gerakan buruh lainnya untuk menemukan sikap pemberontak. Tahap pelaksanaannya: a) Pembandingan kajian-kajian yang aplikatif terhadap setiap kategori. Peneliti mulai dengan meberikan kode pada setiap kejadian dari data ke dalam sebanyak mungkin kategori sejak kategori muncul dan data yang muncul dan cocok dengan kategori. b) Integrasi kategori dan kawasannya Pemberian kode diteruskan, sementara itu pembandingan antara satu kejadian dengan kejadian lainnya terus dikerjakan. Pada saat tertentu akan terjadi pembandingan antara kejadian dengan kawasan suatu kategori. Integrasi terjadi karena kawasan itu berkaitan dalam beberapa hal dan menghasilkan suatu kesatuan yang udah. c) Pembatasan teori. Pembatasan teori dilakukan pada dua tingkatan, yaitu pada tingkatan teori dan pada kategori. Setiap kali peneliti membandingkan kejadian dengan kategori, pada mulanya akan sering terjadi modifikasi, namun lama kelamaan modifikasi itu akan berkurang. d) Penulisan teori. Pada tahap ini peneliti telah memperoleh data yang telah diberi kode, sejumlah catatan, dan teori. Sekarang penliti perlu membuat uraian dalam catatan yang akan memberikan isi pada kategori, dan hal itu nantinya menjadi tema pokok teori yang dituliskan nanti pada buku atau laporan peneltian.



B.



INTERPRETASI DATA KUANTITATIF a. Menyiapkan Data Untuk Analisis Langkah pertama adalah mengorganisasikan data untuk analisis. Penyiapan dan pengorganisasian data untuk analisis dalam penelitian kuantitatif terdiri dari



memberikan skor terhadap data dan membuat buku kode, menentukan tipe skor yang akan digunakan, menyeleksi program komputer dalam rangka menginput data ke dalam program-program analisis dan pembersihan data. b. Memberikan Skor Terhadap Data Apabila anda mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen atau ceklist, anda memerlukan sebuah sistem penskoring data. Scoring data (penskoran data) bermakna bahwa para peneliti menentukan skor numerik (atau nilai) kepada masing-masing kategori jawaban untuk setiap pertanyaan dalam instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data. c. Menentukan Tipe Skor Untuk Dianalisis Sebelum melakukan analisis skor-skor, para peneliti harus terlebih dahulu mempertimbangkan tipe skor yang digunakan dalam instrumen mereka. Hal ini penting karena tipe skor itu akan berpengaruh terhadap bagaimana anda meng-enter data dalam sebuah file komputer untuk dianalisis. d. Skor Berbutir Tunggal A single item score (skor yang berbutir tunggal) adalah skor yang diberikan kepada masing-masing pertanyaan untuk masing-masing partisipan di dalam sebuah penelitian. Skor-skor ini memberikan analisis rinci dari jawaban masing-masing orang terhadap masing-masing pertanyaan dalam sebuah instrumen. e. Penjumlahan Skor Penjumlahan ini terjadi karena butir-butir soal secara individual boleh jadi menggambarkan perspektif seorang partisipan. Di samping itu para partisipan bisa jadi salah paham terhadap pertanyaan tunggal atau si peneliti boleh jadi membuat redaksi pertanyaan sedemikian rupa sehingga jawabannya berisi bias. Ringkasnya, jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tunggal bisa jadi tidak reliabel dan tidak secara tepat mencerminkan skor seorang individu. f. Perbedaan Skor Net different scores adalah skor-skor di dalam penelitian kuantitatif yang menggambarkan perbedaan atau perubahan skor masing-masing individu. Perubahan itu boleh jadi lebih bermakna ketimbang perubahan-perubahan lainnya. Sebuah perubahan kecil pada skor yang tinggi bisa jadi lebih bermanfaat ketimbang perubahan yang besar pada skor yang rendah. g. Memilih Program Statistik Setelah data-data diskor, para peneliti memilih sebuah program komputer untuk menganalisis data-data mereka. Para peneliti akademis biasanya menggunakan program-program statistik kampus mainframe computer atau program-program statistik yang tersedia pada mikro komputer.



h. Menginput Data Setelah memilih program statistik langkah anda selanjutnya adalah meng-enter data-data dari instrumen atau cheklist ke dalam program-program komputer. Inputting the data (menginput data) terjadi ketika peneliti mentransfer data-data dari jawabanjawaban terhadap instrumen-instrumen ke dalam file komputer untuk analisis. Bagi mereka yang baru dalam proses ini, tabel ini sama dengan tabel spreadsheet yang digunakan dalam banyak paket-paket perangkat lunak (misanya excel). i. Membersihkan dan Menghitung Data-data Yang Hilang Setelah meng-enter data ke dalam tabel-tabel komputer, anda perlu menentukan apakah terdapat kesalahan di dalam data atau ada data-data yang missing atau hilang. Kesalahan-kesalahan terjadi apabila partisipan dalam penelitian anda memberikan skor di luar rentangannya bagi sesuatu variabel atau anda menginput angka yang salah ke dalam tabel-tabel data. Data-data yang hilang boleh jadi terjadi ketika data-data instrumennya hilang, atau individu-individu melompati pertanyaanpertanyaan. Untuk alasan-alasan etika anda melaporkan bagaimana data-data yang hilang ini ditangani sehingga para pembacanya bisa memberikan interpretasi yang tepat terhadap hasil penelitian (George & Mallery, 2001). Karena masalah-masalah ini bisa



terjadi



anda



perlu



membersihkan



data



dan



menentukan



bagaimana



memperlakukan data-data yang hilang. j. Membersihkan Database Cleaning the data adalah proses menginspeksi data untuk melihat skor atau nilai yang berada di luar rentangan nilai yang diharapkan. Salah satu cara melakukan ini adalah dengan jalan menginspeksi tabel-tabel data secara visual. Untuk database yang besar distribusi frekuensinya akan memberikan rentangan skor untuk mendeteksi jawaban-jawaban yang berada diluar rentangan yang diharapkan. Bagaimana Anda Melaporkan Hasil Penelitian Ketika para peneliti menyelesaikan pengujian statistiknya selanjutnya mereka membuat penyajian hasil dalam bentuk tabel dan angka-angka serta melaporkan hasilnya dalam bentuk diskusi atau pembahasan. Anda bisa memasukan hasil ini ke dalam bagian yang berjudul “Hasil-hasil Penelitian”. Beberapa hal mungkin bisa membantu anda dalam membuat bagian ini serta membantu anda memahami isi dari bagian hasil penelitian yang sudah dipublikasikan. Bagian ini sebaiknya menangani atau menanggapi masing-masing pertanyaan dan hipotesis penelitian. Pendekatan yang biasanya digunakan, menjawab masing-



masing pertanyaan dan hipotesis penelitian satu demi satu secara berurutan sesuai dengan apa yang dikemukakan pada bagian awal penelitian. Dalam melaporkan hasilhasil penelitian si peneliti juga harus mencermati temuan-temuan statistik tanpa mengambil implikasi yang lebih luas atau makna yang lebih luas dari temuan-temuan statistik tersebut. Selanjutnya bagian ini juga mencakup ringkasan data ketimbang datadata mentah (misalnya skor-skor aktual dari masing-masing individu). Bagian hasilhasil penelitian ini mencakup:  Tabel yang menyarikan informasi statistik  Diagram-diagram (ada chart, gambar-gambar, lukisan-lukisan) yang memperlihatkan variabel dan hubungan-hubungannya  Penjelasan rinci tentang hasil-hasil statistik Tabel Peneliti memperlihatkan data dalam bentuk tabel yang menyarikan hasil-hasil statistik dalam rangka kaitannya dengan pertanyaan dan hipotesis penelitian. Tabel adalah sebuah ringkasan data kuantitatif yang disusun ke dalam rows dan columns. Diagram Dalam rangka membedakan antara tabel dan diagram tidak selamanya jelas. Tabel mencakup ringkasan dari data-data kuantitatif sedang diagram menyajikan informasi dalam bentuk grafik atau gambar-gambar visual. Dengan demikian, diagram adalah ringkasan dari informasi kuantitatif yang disajikan sebagai chart, grafik, atau gambar yang memperlihatkan hubungan antara skor-skor atau variabel-variabel. Menyajikan Hasil Penelitian Walaupun tabel dan diagram menyarikan informasi dari uji-uji statistik si peneliti perlu mendeksripsikan dengan rinci hasil-hasil dari masing-masing uji statistik. Dalam penyajian hasil-hasil penelitian, si peneliti menyajikan informasi yang rinci tentang hasil-hasil penelitian tertentu yang berasal dari analisis statistik deskriptif dan inferensial. Proses ini memerlukan penjelasan tentang hasil-hasil utama dari masingmasing uji statistik dan menyajikan informasi ini degan menggunakan bahasa yang dapat diterima di lingkungan peneliti kuantitatif. Bagaimana Anda Membahas Hasil-Hasil Penelitian Setelah melaporkan dan menjelaskan hasil-hasil penelitian secara rinci, para penliti mengakhiri penelitian merka dengan membuat ringkasan temuan-temuan kunci dari penelitian tersebut, mengembangkan penjelasan terhadap hasil-hasil penelitian,



mengungkapkan keterbatasan-keterbatasan penelitian, dan membuat rekomendasi berkenaan dengan tindaklanjut penelitian tersebut. Membuat Keringkasan Hasil-Hasil Utama Dalam proses pemberian interpretasi terhadap hasil-hasil penelitian, para peneliti mula-mula membuat keringkasan temuan-temuan utama dan menyajikan implikasi-implikasi umum tentang penelitian untuk sesuatu kelompok audien. Sebuah keringkasan (summary) pernyataan yang meninjau ulang konklusi-konklusi utama untuk masing-masing pertanyaan penelitian atau hipotesis penelitian. Penelitian diakhiri oleh pernyataan para peneliti berkenaan dengan implikasi penelitian secara positif. Implikasi (implication) adalah saran-saran tentang pentingnya penelitian bagi kelompok audiens yang berbeda. Menjelaskan Kenapa Hasil Penelitian Terjadi Sesudah keringkasan ini, para peneliti menjelaskan kenapa hasil-hasil penelitian mereka itu terjadi seperti apa adanya. Sering penjelasan ini didasarkan pada prediksi-prediksi yang dibuat berdasarkan suatu teori atau kerangka konseptual yang memberi arah pada perumusan pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis penelitian. Di samping itu, penjelasan-penjelasan ini



bisa juga mencakup pembahasan bahan



kepustakaan yang ada dan yang memperlihatkan bagaimana hasil-hasil penelitian didukung ataupun ditolak oleh penelitian-penelitian terdahulu. Mengungkapkan Keterbatasan Penelitian Para peneliti juga mengungkapkan keterbatasan-keterbatasan atau kelemahankelemahan dari penelitian mereka yang kemungkinan bisa berpengaruh terhadap hasil-hasil penelitian. Keterbatasan (limitation) adalah masalah atau kelemahan potensial tentang penelitian yang diidentifikasi oleh si peneliti. Kelemahan-kelemahan ini diungkapkan satu demi satu dan kelemahan tersebut sering terkait dengan pengukuran variabel yang kurang cermat, mundur atau kurangnya partisipan penelitian, jumlah sampel yang kecil, kesalahan dalam pengukuran, dan faktor-faktor lain yang biasanya terkait dengan pengumpulan dan analisis data. Menyarankan Penelitian Lanjutan Para peneliti kemudian mengungkapkan juga arah penelitian yang akan datang atas dasar hasil-hasil penelitian yang dilakukan ini. Arah penelitian masa datang (future research direction) adalah saran-saran yang dibuat oleh si peneliti berkenaan dengan penelitian-penelitian lain yang perlu dilakukan atau dasar hasil penelitian ini. Saran-saran tersebut merupakan jembatan terhadap keterbatasan-keterbatasan



penelitian, dan memberikan arah yang bermanfaat bagi para peneliti baru dan pembaca yang berminat untuk mendalami masalah penelitian ini atau untuk menerapkan hasil-hasilnya pada praktek-praktek pendidikan.



C.



Interpretasi Data Kualitatif Dalam penelitian kualitatif proses analisis dan interpretasi data memerlukan cara berfikir kreatif, kritis dan sangat hati-hati. Kedua proses tersebut merupakan proses yang saling terkait dan sangat erat hubungannya. Stranger mengemukakan beberapa teknik menginterpretasikan hasil analisis data kualitatif. a. Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan. Hasil analisismungkin masih miskin dengan makna, dengan pengajuan beberapapertanyaan hasil tersebut bisa dilihat maknanya. Pertanyaan dapat berkenaandengan hubungan atau perbedaan antara hasil analisis, penyebab, aplikasi,dan implikasi dari hasil analisis. b. Hubungan temuan dengan pengalaman pribadi. Penelitian tindakan sangaterat kaitannya dengan pribadi peneliti. Temuan hasil analisis bisadihubungkan dengan pengalaman-pengalaman pribadi peneliti yang cukupkaya. c. Minta



nasehat



dari



teman



yang



kritis.



Bila



mengalami



kesulitan



dalammenginterpretasikan hasil analisis, mintalah pandangan kepada teman yangseprofesi dan memiliki pandangan kritis. d. Hubungkan hasil-hasil analisis dengan literatur. Faktor eksternal yangmemiliki kekuatan dalam memberikan interpretasi selain teman, atau kalaumungkin ahli adalah literatur. e. Kembalikan pada teori. Cara lain untuk menginterpretasikan hasil dari analisis data



adalah



hubungkan



atau



tinjaulah



dari



teori



yang



relevan



denganpermasalahan yang dihadapi (Sukmadinata, 2006:157).



1. Robert C. Bogdan & Sari Knopp Biklen (2007) Analisis data kualitatif adalah proses secara sistematis mencari dan mengolah berbagai data yang bersumber dari wawancara, pengamatan lapangan, dan kajian dokumen (pustaka) untuk menghasilkan suatu laporan temuan penelitian. Sedangkan interpretasi data merujuk pada pengembangan ide-ide atas hasil penemuan untuk kemudian direlasikan dengan kajian teoretik (teori yang telah ada) untuk



menghasilkan



konsep-konsep



atau



teori-teori



substansif



yang



baru



dalam



rangka memperkaya khazanah ilmu. Berikut ini merupakan beberapa saran dalam penganalisisan dan interpretasi data menurut Bogdan dan Biklen: 1.



Pastikan ranah penelitian yang dipilih dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan peneliti. Hal ini meliputi pemilihan topik yang sesuai minat, kebermanfaatan hasil penelitian, subjek serta latar penelitian yang jelas dan dapatdigapai.



2.



Tentukan metode penelitian yang sesuai dengan topik yang dipilih.



3.



Bangun pertanyaan analitik. Terdapat dua macam pertanyaan, yakni pertanyaan teoretikal substantif (fokus pada subjek dan latar khusus penelitian yang tengah dilakukan) dan pertanyaan teoretikal formal (tidak berfokus pada subjek dan latar khusus penelitian yang tengah dilakukan, namun bersifat lebih umum).



4.



Rencanakan sesi pengumpulan data dengan cermat .



5.



Tulis sebanyak mungkin komentar informan atas ide yang peneliti hasilkan berdsarkan temuan penelitian.



6.



Catat segala hal yang berhubungan dengan ranah penelitian sebagai hal-hal yang dapat dipelajari lebih lanjut untuk perkembangan topik penelitian baik aspek teori,metode maupun isu substantif.



7.



Nilai seberapa akurat dan objektif data yang diambil dari para informan.



8.



Mulai bereksplor pada kajian literatur ketika peneliti berada di lapangan.



9.



Bermain dengan metafora, analogi dan konsep.



10. Gunakan alat-alat visual seperti grafik dan chart misalnya tabel, matrik dan diagram. Tahap selanjutnya setelah hal-hal yang disebutkan di atas adalah analisis dan interpretasi setelah pengumpulan data. Bogdan dan Biklen menyebutnya dengan aktivitas ’membangun kategori data’ (developing coding categories). 1. Setting/context codes. Kode yang berisi informasi-informasi yang masih umum tentang latar, topik dan subjek penelitian. 2. Definition of the situation codes. Penempatan unit-unit data yang dapat menunjukkan bagaimana subjek menggambarkan latar dan topik penelitian. 3. Perspectives held by subjects. Kode yang dibentuk berdasarkan alur berpikir subjek terhadap latar dan topik penelitian.



4. Subjects’ ways of thinking about people and objects. Kode yang dibentuk berdasarkan pemahaman subjek terhadap subjek lainnya, subjek terhadap orang luar, dan subjek terhadap objek yang dapat membangun dunia mereka. 5. Process codes. Kata atau frasa yang memfasilitasi pengkategorian urutan kejadian, perubahan dari waktu ke waktu. 6. Activity codes. Kode yang berisi berbagai catatan perilaku dan tindakan yang konstan terjadi. 7. Event codes. Kode yang berisi catatan aktivitas khusus yang terjadi pada latar atau kehidupan subjek penelitian. 8. Stategy codes. Kode yang berisi berbagai strategi yang merujuk pada taktik, metode, manuver, dan sejenisnya yang digunakan oleh subjek. 9. Relationship and social structure codes. Pola-pola perilaku subjek yang tidak ditunjukkan



di



muka



umum



yang



bersifat



‘hubungan’



(persahabatan,



permusuhan). 10. Narrative codes. Berisi struktur dan isi pembicaraan yang dikemas menurut versi subjek sendiri yang juga menggambarkan nilai dan kepercayaan sujek. 11. Methods codes. Kode yang berisi prosedur penelitian, masalah-masalah serta suka-dukanya.



Setelah analisis data dilakukan melalui pengkodean, selanjutnya adalah interpretasi data. Dalam hal ini Bogdan dan Biklen menawarkan beberapa saran, antara lain: 1. Mengulas hasil analisis data. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan misalnya apa asumsi dasar interaksi simbolik?, bagaimana temuan data dikorelasikan dengan premis yang telah dirumuskan? apakah cara berfikir peneliti merefleksikan ide-ide tersebut? Atau peneliti mencoba menggunakan kerangka teoretik yang lain? Kerangka apa yang digunakan? 2. Membaca hasil penelitian serupa. Mempelajari bagaimana peneliti lain menggagas konsep, ide dan teorinya, membingkai data-data mereka, apakah perbedaan dan persamaan data yang dihimpun, apa yang terlewat dari temuan penelitian maupun analisis data? 3. Berusaha evaluatif terhadap subjek dan situasi penelitian . 4. Mengajukan beberapa pertanyaan dasar, seperti: apa implikasi temuan penelitian bagi kehidupan sehari-hari peneliti? Bagi orang lain?



5. Berspekulasi terhadap asumsi yang dimiliki oleh subjek, berstrategi bagaimana menginterpretasi temuan. 6. Kemukakan cerita yang mungkin ada untuk menghasilkan pemahaman yang maksimal atas penelitian yang dilakukan. 7. Buatlah laporan penelitian sejelas mungkin. 2. Barney G. Glaser dan Anselm L. Strauss (1990) ‘Constant Comparative Method’ Penyusunan teori yang berasal dari data dapat dilakukan melalui analisis komparatif seperti yang dikemukakan oleh Glaser dan Strauss, meskipun pada awalnya metode ini dikenalkan oleh Weber, Durkheim dan Mannheim. Terdapat empat tahap dalam metode komparatif konstan, yakni 1) membandingkan kejadian yang aplikatif terhadap setiap kategori, 2) mengintegrasi kategori beserta kawasannya, 3) memutuskan batasan teori, dan 4) menulis teori. Ada beberapa saran yang dapat dilakukan jika menggunakan metode ini untuk menganalisis data penelitian. 1. Mengkaji seluruh data yang terhimpun dengan melihat sumber data yakni wawancara, pengamatan dan dokumen. 2. Menelaah semua indikator dari kategori-kategori yang sedang diamati dalam dokumen dan memberinya kode. 3. Membandingkan kode-kode yang sejenis untuk melihat persamaan dan perbedaan yang muncul antar data yang berkode sama. 4. Kesamaan yang muncul antar kode merupakan bentuk keteraturan yang nantinya dapat diklasifikasikan ke dalam sebuah kategori. 5. Perbedaan yang ada merupakan indikasi bahwa data tersebut terkelompokkan ke dalam kategori yang berbeda. 6. Proses pengkategorian data selesai bila semua data sudah diberi kode dan semua kode sudah dikelompokan ke dalam kategori. 7. Proses analisis data berakhir bila telah ditentukan kategori-kategori tertentu yang merupakan kategori penting (esensial) sedangkan kategori yang lain sebagai kategori penunjang dan menyimpulkan hubungan dari semua ketegori yang ada. 3. Anselm L. Strauss dan Juliet Corbin (1990) ‘Grounded Theory’ Berikut adalah proses analisis data menurut Strauss dan Corbin yang terdiri dari tiga tahap yakni open coding, axial coding dan selective coding yang menghasilkan matriks



kondisional, kemudian diakhiri dengan penyusunan teori substantif berdasarkan matriks yang telah disusun dan temuan penelitian. 1. Open Coding Pada proses open coding (pengkodean terbuka), peneliti membentuk kategori awal dari informasi tentang fenomena yang dikaji dengan pemisahan informasi menjadi beberapa kategori (segmen). Di dalam setiap segmen, peneliti berupaya menemukan subsegmen (propertics) dan mencari data untuk membuat dimensi atau memperlihatkan kemungkinan ekstrim pada kontinum subsegmen tersebut. 2. AxialCoding Dalam axial coding (pengkodean poros), peneliti menyusun data dengan cara baru setelah open coding. Rangkaian data ini disajikan dengan menggunakan paradigma pengkodean atau diagram logika melalui beberapa langkah yakni mengidentifikasi fenomena sentral, menjajaki kondisi kausal (kategori yang memengaruhi fenomena), menspesifikasi strategi-strategi (tindakan atau interaksi yang dihasilkan fenomena sentral), mengidentifikasi konteks dan kondisi yang menengahinya (luas dan sempitnya kondisi yang memengaruhi strategi), dan menggambarkan konsekuensi (hasil strategi). 3. Selective Coding Pada proses selective coding (pengkodean terpilih), peneliti mengidentifikasi ‘alur cerita’ kemudian mencatatkannya berdasarkan pengintegrasian kategori-kategori yang telah dilakukan pada axial coding. Dalam fase ini proposisi bersyarat (conditional proposition) atau hipotesis dapat dibangun. 4. Pengembangan dan penggambaran secara visual matrik kondisional yang menjelaskan



kondisi-kondisi



yang



memengaruhi



fenomena



sentral.



Hasil pengumpulan dan analisis data adalah pembentukan teori substantif atas ranah atau bidang yang diteliti. Sampai pada tahap inilah yang disebut sebagai (metode penelitian) grounded theory meskipun kemudian dapat saja dilakukan uji empiris karena variabel atau kategori yang berhasil dihimpun dari data di lapangan memungkinkan untuk dilakukan hal yang demikian. Namun, Creswell mengatakan bahwa penurunan (grounded) suatu teori merupakan studi yang terlegitimasi. 4. James P. Spradley (1980) ‘Analysis: Ethnography’ Pada dasarnya, menurut Spradley, penelitian etnografi menawarkan strategi yang jitu untuk menemukan teori dari dasar berdasarkan data empiris deskripsi budaya danhal ini sejalan dengan temuan Glaser dan Strauss pada 1967 yakni grounded theory.



Dalam penelitian etnografi, analisis merupakan suatu proses penemuan pertanyaan. Penganalisisan catatan lapangan perlu dilakukan pada setiap kali data terhimpun. Hal ini dilakukan untuk menentukan langkah maupun data lainnya yang masih diperlukan. Terdapat empat jenis analisis, yakni analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema. 1. Domain Analysis (Analisis Domain) Untuk memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari subjek penelitian atau situasi sosial. Melalui pertanyaan umum dan rinci peneliti menemukan berbagai kategori atau domain tertentu sebagai pijakan penelitian selanjutnya. Semakin banyak domain yang dipilih, semakin banyak waktu penelitian. 2. Taxonomic Analysis (Analisis Taksonomi) Menjabarkan domain-domain yang dipilih menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya. Hal ini dilakukan dengan pengamatan yang terfokus. 3. Componential Analysis (Analisis Komponensial) Mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen. Hal ini dilakukan melalui observasi dan wawancara terseleksi melalui pertanyaan yang mengontraskan. 4. Discovering Cultural themes (Analisis Tema Budaya) Mencari hubungan di antara domain dan hubungan dengan keseluruhan yang selanjutnya dinyatakan ke dalam tema-tema sesuai dengan fokus dan subfokus penelitian. Proses analisis dan interpretasi melibatkan pengujian disiplin, pemahaman kreatif, dan perhatian cermat pada tujuan penelitian. Dua langkah ini secara konseptual merupakan proses yang terpisah. Proses analisis dimulai dengan perakitan materimateri mentah dan pengambilan suatu tinjauan mendalam atau gambaran totaldari proses keseluruhan. Analisis adalah proses pengurutan data, penyusunan data ke dalam pola-pola, kategori, dan satuan deskriptif dasar. Strategi reduksi data merupakan hal yang amat penting dalam hal ini. Sementara, interpretasi data melibatkan pengikatan makna dan signifikansi kepada analisis, penjelasan pola deskriptif, melihat pada hubungan dan keterkaitan di antara dimensi-dimensi deskriptif. 5. Matthew



B.



Miles



dan



A.



Michael



Huberman



(1984)



‘Matrix’



Menurut Miles dan Huberman, terdapat enam metode utama yang berguna untuk menganalisis data pada saat pengumpulan data, yakni: 1. Contact Summary Sheet



Suatu kertas kerja yang berisi serangkaian fokus penelitian atau pertanyaanpertanyaan penelitian. Peneliti mengulas kembali hasil catatan lapangan dan mencoba menjawabnya dengan singkat untuk mengembangkan kesimpulan secara keseluruhan. 2. Codes and Coding Pengkodean seluruh catatan lapangan yang telah disusun (kategorisasi). Pengkodean ini didasarkan atas pertanyaan penelitian yang muncul, hipotesis, konsep kunci, dan tema-tema penting atau esensial Kode-kode tersebut diorganisasi sedemikian rupa agar dapat dikelompokkan berdasarkan segmensegmen yang berhubungan dengan pertanyaan yang telah dirumuskan. Pengelompokkan ini erat kaitannya dengan tahapan analisis. 3. Pattern Coding Disebut juga dengan pengkodean inferensial atau penjelasan (explanatory) yakni merupakan cara mengelompokkan kesimpulan-kesimpulan ke dalam bentuk-bentuk yang lebih kecil berupa tema atau konstruk. Setelah tema, pola dan penjelasan dari latar telah diidentifikasi, peneliti mengumpulkan data untuk dimasukkan kedalam satuan-satuan analisis yang esensial dan bermakna (metacode). Langkah pertama pengkodean adalah sebagai alat menyimpulkan segmen-segmen data. 4. Memoing Memo dalam hal ini bukan hanya merupakan data yang terhimpun dari penelitian , namun mereka merupakan satu kesatuan yang saling terkait yang merepresentasikan suatu konsep yang utuh. 5. Site Analysis Meeting Peneliti berupaya melakukan ‘pertemuan’ dengan informan dan anggota lainnya untuk menyimpulkan kondisi dan keadaan lapangan. Pertemuan ini diarahkan oleh serangkaian pertanyaan yang diajukan kemudian dijawab dan dicatat selama pertemuan berlangsung. 6. Interim Site Summary Berisi sintesis atas pengetahuan yang berhasil didapat oleh peneliti di lapangan. Aktivitas dalam analisis model ini antara lain memeriksa hal-hal yang mungkin luput dari penelitian, kilas balik temuan dan menentukan langkah penelitian selanjutnya.



Secara umum analisis data dan interpretasi data dengan cara matrik dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu deskripsi tunggal dan deskripsi ganda. Deskripsi tunggal digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasi data yang berasal dari suatu hasil pengamatan, baik berupa individu, kelas atau kelompok, sedangkan deskripsi ganda digunakan untuk menganalisis pengamatan ganda dan mencoba membandingkan antara hasil pengamatan yang sama dengan lainnya. Tidak ada patokan yang pasti dalam pembuatan matrik, peneliti dapat membuat matrik sendiri sesuai dengan tujuan penelitiannya. Berikut ini beberapa yang dapat dipertimbangkan untuk membangun tampilan matrik . a. Matriks deskripsi Matrik di bawah ini berisi deskripsi pengamatan. Sebuah matrik mungkin juga berisi penjelasan data bila matrik tersebut memuat ide-ide peneliti termasuk interpretasi peneliti terhadap suatu kejadian. Jenis matrik semacam itu disebut matrik deskripsi. b. Matriks perbandingan Matrik perbandingan berisi data pengamatan ganda atau perbandingan berdasarkan dua hal, dapat berupa metode, motivasi, atau aspek lain yang sengaja dikontraskan oleh peneliti. Untuk membandingkan kedua metode, misalnya, peneliti dapat menggunakan ranah jenis kelamin, cara koreksi atau ranah yang lain. c. Matriks pola atau matrik aspek Matrik pola atau matrik aspek menggambarkan data yang tersusun berdasarkan pola-pola atau aspek-aspek yang diperoleh berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. d. Matriks pola kronologis Matrik menggambarkan data yang tersusun berdasarkan urutan waktu (kronologis).



6. John W. Creswell (2008) Sebelum data dianalisis, peneliti melakukan pengorganisasian data yang dapat ditempuh melalui beberapa cara yaitu: 1) membangun sebuah matrik atau tabel sumber. 2) mengorganisasikan materi/data berdasarkan tipe data misalnya pengamatan, wawancara, dokumen dan data visual (foto, video). Hal ini juga dapat



dilakukan berdasarkan partisipan (informan) dan latar penelitian. 3) menyimpan salinan seluruh data. Setelah data diorganisasikan dan ditranskrip (proses pengalihan data mentah ke dalam bentuk narasi/teks data), selanjutnya peneliti mengeksplorasi data yakni upaya untuk mendapatkan gambaran umum, ide dan pemikiran yang lebih dalam untuk



menentukan



apakah



data



telah



memadai



dan



tepat.



Pengkodean data merupakan langkah penting lainnya. Secara garis besar proses pengkodean menurut Creswell yakni: 1) membaca data secara keseluruhan. 2) membagi/memilah data ke dalam segmen-segmen. 3) menamai segmen dengan kode. 4) mengurangi tumpang tindih kode dan kode yang tidak penting. 5) menurunkan kode ke dalam tema-tema. Creswell serta Bogdan dan Biklen memaparkan contoh-contoh kode yang berisi berbagai topik antara lain: latar dan konteks, perspektif partisipan, cara berfikir partisipan tentang objek dan orang, proses, aktivitas, strategi, hubungan dan struktur sosial. Interpretasi data adalah upaya peneliti memaknai data yang dapat ditempuh dengan cara meninjau kembali gejala-gejala berdasarkan sudut pandangnya, perbandingan dengan penelitian yang pernah dilakukan (misanya oleh peneliti lain). Kajian interpretasi ini melibatkan beberapa hal yang penting dalam sebuah penelitian yaitu berupa ‘diskusi’, ‘kesimpulan’, dan ‘implikasi’ seperti: kilas balik temuan utama dan bagaimana pertanyaan penelitian terjawab, refleksi peneliti terhadap makna data, pandangan peneliti yang dikontraskan dengan kajian literatur (teoretik), batasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.



7. John



W.



Creswell



dan



Vicky



L.



Plano



Clark



(2007)



‘Mixed Method Research’ Analisis data dalam mixed method research dilakukan berdasarkan metode penelitian yang digabungkan, yakni metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Ini untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam mix method resesearch. Sehingga pertanyaan yang ada berhubungan dengan tipe desain yang digunakan yang tentu saja dalam menganalisis juga berbeda berdasarkan desain penelitiannya. Selanjutnya prosedur analisis data dalam mixed method research sebagai berikut: 1. Menyiapkan data



Langkah ini dimulai dengan memindahkan data mentah kedalam format yang dipakai baik itu untuk penelitian kuantitatif, maupun kualitatif. Untuk penelitian



kualitatif,



data/dokumen/data



langkahnya



visual



untuk



adalah



dengan



dianalisis,



lalu



mengorganisasi mentranskripsikan



data/teks/hasil interview setelah wawancara atau observasi kedalam wordprocessing untuk selanjutnya dianalisis. Selama proses ini peneliti mengecek transkrip untuk akurasi data, kemudian mengi-inputnya kedalam program software seperti MAXqda, Atlas.ti, NVivo atau HyperRESEARCH. 2. Mengeksplorasi data Untuk eksplorasi data, data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif, langkahnya adalah membaca dengan lebih teliti data yang ada, dengan menulis memo pendek di margin tiap transkrip wawancara, catatan lapangan, jurnal, minutes of meetings, atau gambar. Pada tahap ini pula, codebook kualitatif dapat dikembangkan. 3. Menganalisis data Prosedur dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan coding/pengkodean data, membagi teks ke dalam unit kecil seperti frasa, kalimat dan paragraph, lalu memberi label ke tiap unit kecil tadi. Setelah itu mengelompokkan kode ke dalam tema atau kategori, lalu menghubungkan tema atau kategori tersebut atau mengabstraksikannya ke dalam tema yang lebih kecil. Terakhir adalah koding data yang dapat dilakukan dengan program analisis data untuk kualitatif. 4. Mempresentasikan analisis data Dalam penelitian kualitatif, presentasi temuan penelitian dilakukan dalam bentuk mendiskusikan tema atau kategori yang dipakai, kemudian juga menyiapkannya secara visual dalam bentuk model, gambar dan tabel. 5. Memvalidasi data Validasi data dilakukan dengan memakai standar external, lalu memvalidasi dan memeriksa reliabilitas skor dari instrument yang lama, kemudian menentukan validitas dan reliabilitas data. Walaupun validasi data berbeda dalam kedua penelitian, tetapi tujuan keduanya adalah sama yakni memeriksa kualitas data dan temuannya. Dalam penelitian kualitatif, vaidasi data dilakukan dari hasil analisis peneliti dan informasi partisipan di lapangan dan juga penguji luar. Reliabilitas



berperan kecil dalam penelitian kualitatif dan sangat tergantung pada reliabilitas pemberi kode dalam menganalisis kode teks yang diteliti. Sehingga, dalam langkah selanjutnya, validasi data dilakukan dengan memakai pendekatan member checking, triangulasi, dan peer review.



Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Data (Trustworthiness) 1. Kriteria Keterpercayaan Data Setelah menganalisis data, peneliti harus memastikan apakah interpretasi dan temuan penelitian akurat. Validasi temuan dalam penelitian kualitatif menurut Guba dalam Mills meliputi beberapa kriteria, yakni: Credibility, Transferability, Dependability dan Cofirmability. 



Credibility (kredibilitas) digunakan untuk mengatasi kompleksitas data yang tidak mudah untuk dijelaskan oleh sumber data, peneliti harus berpartisipasi aktif dalam melakukan tindakan, berada di latar penelitian sepanjang waktu penelitian (prolonged participation at study site), guna menghindari adanya bias dan persepsi yang salah. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan tindakan secara aktif (pada Metode Penelitian Tindakan (MPT) misalnya mengajar), Dengan demikian semua masalah dapat diatasi langsung di lapangan.







Transferability (keteralihan) merupakan konsep validitas yang menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan penelitian dapat berlaku atau diterapkan pada konteks lain yang berkarakteristik sama (representatif). Hal ini juga dilakukan untuk membuktikan bahwa setiap data sesuai konteks artinya peneliti membuat deskripsi data secara detail dan mengembangkannya sesuai konteks.







Dependability (kebergantungan) untuk menunjukkan stabilitas data, peneliti memeriksa data dari beberapa metode yang digunakan sehingga tidak terjadi perbedaan antara data yang satu dengan yang lain.







Confirmability (kepastian) untuk menunjukkan netralitas dan objektivitas data, peneliti dapat menggunakan jurnal guna melakukan refleksi terhadap data yang dikumpulkan.



2. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Data



Setelah menganalisis data, peneliti harus memastikan apakah interpretasi dan temuan penelitian akurat. Validasi temuan menurut Creswell berarti bahwa peneliti menentukan keakuratan dan kredibilitas temuan melalui beberapa strategi, antara lain member checking. triangulasi dan auditing. a. Member checking Peneliti perlu mengecek temuannya dengan partisipan demi keakuratan temuan. Member checking adalah proses peneliti mengajukan pertanyaan pada satu atau lebih partisipan untuk tujuan seperti yang telah dijelaskan di atas. Aktivitas ini juga dilakukan untuk mengambil temuan kembali pada partisipan dan menanyakan pada mereka baik lisan maupun tertulis tentang keakuratan laporan penelitian. b. Triangulasi Merupakan proses penyokongan bukti terhadap temuan, analisis dan interpretasi data yang telah dilakukan peneliti yang berasal dari: 1) individu (informan) yang berbeda (guru dan murid), 2) tipe atau sumber data



(wawancara,



pengamatan



dan



dokumen),



serta



3)



metode



pengumpulan data (wawancara, pengamatan dan dokumen). c. External Audit Untuk menghindari bias atas hasil temuan penelitian, peneliti perlu melakukan cek silang dengan seseorang di luar penelitian. Seseorang tersebut dapat berupa pakar yang dapat memberikan penilaian imbang dalam bentuk pemeriksaan laporan penelitian yang akurat. Hal ini menyangkut deskripsi kelemahan dan kekuatan penelitian serta kajian aspek yang berbeda dari hasil temuan penelitian. Schwandt dan Halpern memberikan gambaran pertanyaan yang dapat diajukan oleh auditor, antara lain: 



Apakah temuan berdasarkan data?







Apakah simpulan yang dihasilkan logis?







Apakah tema tepat?







Sejauhmana peneliti melakukan bias?







Strategi apa yang digunakan untuk meningkatkan kredibilitas?



Sementara itu, Michael Quinn Patton mengajukan beberapa teknik pemeriksaan keterpercayaan data yang lebih bervariasi, antara lain:



a. Perpanjangan keikutsertaan Hal ini berarti bahwa peneliti berada pada latar penelitian pada kurun waktu yang dianggap cukup hingga mencapai titik jenuh atas pengumpulan data di lapangan. Waktu akan berpengaruh pada temuan penelitian baik pada kualitas maupun kuantitasnya. b. Ketekunan pengamatan Mengandung makna mencari secara konsisten dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif dan menemukan ciri-ciri dan unsur yang relevan dengan fokus penelitian untuk lebih dicermati. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan kedalaman penelitian yang maksimal. c. Triangulasi Triangulasi adalah teknik yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap temuan data. Denzin dalam Moleong mengajukan empat macam triangulasi: sumber, metode, penyidik dan teori. d. Pengecekan sejawat Mengekspos hasil penelitian kepada sejawat dalam bentuk diskusi untuk menghasilkan



pemahaman



yang



lebih



luas,



komprehensif,



dan



menyeluruh. Hal ini perlu dilakukan agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan jujur atas temuan, dapat menguji hipotesis kerja yang telah dirumuskan, menggunakannya sebagai alat pemgembangan langkah penelitian selanjutnya serta sebagai pembanding. e. Kajian kasus negatif Dilakukan dengan cara mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai pembanding. f. Uraian rinci Teknik ini berkaitan erat dengan kriteria keteralihan, yakni peneliti dapat menuliskan interpretasi data atau laporan temuan sejelas dan secermat mungkin sehingga dapat menggambarkan konteks yang sesungguhnya agar pada gilirannya dapat digunakan pada konteks lain yang sejenis (berkarakteristik sama)



g. Auditing Teknik ini berkaitan erat dengan kriteria kebergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan terhadap proses dan hasil penelitian. Proses auditing terdiri dari: pra-entri, penetapan hal-hal yang dapat diaudit, kesepakatan formal dan penentuan keabsahan data.



D. Penarikan Kesimpulan dan Saran 1. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan atau sering disebut pula “keputusan”, yang dalam bahasa latin disebut conclution, dapat diartikan dengan berbagai cara, antara lain : a. Kesimpulan sebagai suatu keputusan, dalil, hukum,tingkatan akhir, inferensi, persetujuan akhir, atau tesis. b. Kesimpulan sebagai kesimpulan yang ditarik berdasarkan metode berpikir induktif dan deduktif c. Kesimpulan sebagai pertimbangan yang dikemukakan atas dasar penalaran inferensial d. Kesimpulan sebagai suatu pernyataan dalam silogisme yang didasarkan pada premise mayor dan premise minor. Kesimpulan dalam penelitian bukanlah merupakan suatu karangan atau diambil dari pembicaraan-pembicaraan lain, akan tetapi hasil suatu proses tertentu yaitu “menarik” dalam arti “memindahkan” sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut Sukardi (2014: 100), menyatakan bahwa kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah dilakukan di bab sebelumnya. Tujuan penulisan kesimpulan adalah untuk memberikan kesempatan dan informasi kepada para pembaca guna mengetahui secara cepat tentang apa hasil akhir yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Generalisasi adalah penarikan suatu kesimpulan umum dari analisis penelitian. Generalisasi yang dibuat harus berkaitan dengan teori yang mendasari penelitian yang dilakukan. Setelah generalisasi dibuat, peneliti perlu pula menarik kesimpulankesimpulan dari penelitian. Apakah hasil penelitian memperlihatkan hubunganhubungan tertentu. Kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis. Tujuan penulisan kesimpulan



adalah untuk memberikan kesempatan dan informasi kepada para pembaca guna mengetahui secara cepat tentang apa hasil akhir yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Yang disimpulkan dalam penelitian sesuai dengan jawaban permasalahan yang dirumuskan, hipotesis yang diajukan, dan tujuan penelitian. Dengan demikian, kesimpulan merupakan pernyataan atau jawaban pertanyaan dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian atau pernyataan hasil pembuktian hipotesis, apakah hipotesis yang diajukan terbukti atau tidak. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian itu merupakan pernyataan pencapaian tujuan, apakah tujuan yang dirumuskan tercapai atau tidak. Menurut Nasution (1987), kesimpulan yang diambil harus benar-benar didasarkan atas hasil penelitian. Hendaknya jangan memasukkan hal-hal yang baru. Kalau ada hal yang ditemukan dalam penelitian di luar tujuan, tetapi sangat relevan, mendukung, dan merupakan informasi yang bermanfaat sebaiknya dimasukkan dalam pembahasan, diinformasikan sedemikian rupa sehingga memperkuat pembahasan hasil penelitian. Akan tetapi, kalau hal-hal yang ditemukan tidak relevan, tidak memperkuat atau mendukung permasalahan penelitian sebaiknya tidak dimasukkan baik dalam kesimpulan maupun dalam pembahasan hasil penelitian. Pada bagian kesimpulan ini, peneliti dapat menyampaikan ringkasan hasil yang dianggap penting dengan tidak menggunakan bahasa statistik lagi. Kesimpulan dianjurkan menguraikan hasil analisis data dengan bahasa yang mudah dipahami oleh para pembaca maupun oleh orang-orang yang berkepentingan. Cara merumuskan kesimpulan yang baik adalah disesuaikan atau diserasikan dengan tujuan, rumusan masalah, hipotesis atau pertanyaan penelitian, baik isi maupun jumlah kesimpulan yang dibuat. Jadi, untuk membuat atau merumuskan kesimpulan penelitian lihatlah kembali tujuan, rumusan masalah, hipotesis atau pertanyaan penelitian, apakah sudah sesuai atau belum. Kesalahan yang sering ditemui adalah peneliti membuat kesimpulan yang lain yang bukan dari hasil analisis data, tetapi memberikan tafsiran mereka menurut gambaran yang telah ada dalam pikiran peneliti. Peneliti hendaknya jangan mencampuradukkan antara kesimpulan dan rekomendasi atau membuat kesimpulan dalam bentuk rekomendasi. Buatlah kesimpulan dengan menyatakan “apa” dan “apa yang akan terjadi, jika….” \ Bagian pokok dan merupakan pengarah kegiatan penelitian adalah perumusan problematik. Di dalam problematik ini peneliti mengajukan pertanyaan terhadap dirinya



tentang hal-hal yang akan dicari jawabnya melalui kegiatan penelitian. Sehubungan dengan pertanyaan inilah maka peneliti mencoba mencari jawaban sementara yang disebut hipotesis, sedangkan kesimpulan yang ditarik berdasarkan data yang telah dikumpulkan, adalah merupakan jawaban, benar-benar jawaban yang dicari, walaupun tidak selalu menyenangkan hatinya. Oleh karena itu, harus tampak jelas hubungan antara problematik, hipotesis dan kesimpulan.



Problematik Rumusan Masalah



Hipotesis



Kesimpulan



Apabila kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari problematik yang dikemukakan, maka isi maupun banyaknya kesimpulan yang dibuat juga harus sama dengan isi dan banyaknya problematik. Sebagai ilustrasi sebagai berikut: Problematik 1. Apakah orang tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar yang sama dengan orang tus murid di kota? 2. Apakah ayah mempunyai peranan yang sama dengan ibu dalam memberikan motivasi belajar, baik di daerah pedesaan maupun di kota?



Hipotesis 1. Orang tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar yang sama besar dengan orang tua di kota.



2. Ayah dan ibu memberikan motivasi belajar yang sama besar kepada anak-anaknya, baik di daerah pedesaan maupun di kota.



Kesimpulan Penelitian (salah satu kemungkinan) 1. Orang tua murid di pedesaan tidak dapat memberikan motivasi belajar sebesar yang diberikan oleh orang tua di kota. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara ayah dan ibu dalam memberikan motivasi belajar, baik bagi orang tua murid di daerah pedesaan maupun di kota.



a. Kesimpulan Penelitian Non-Statistik



Penarikan kesimpulan dilakukan sejalan dengan cara mengolah data. Terhadap data yang bersifat kualitatif, maka pengolahannya dibandingkan dengan suatu standar atau kriteria yang telah dibuat oleh peneliti. Sebagai contoh penelitian yang menggunakan data kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk meliahat sikap kepemimpinan beberapa kepala sekolah. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur sejauh mana sikap kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah yang dimaksud. Untuk ini, dicari dimensi-dimensi sikap kepemimpinan terlebih dahulu, antara lain: disiplin, demokratis, bertanggung jawab, toleran, penuh inisiatif, kreatif, dan sebagainya. Dengan menggunakan skala sikap, penelitian mengumpulkan data mengenai tingkat kepemimpinan pada kepala sekolah. Maka kesimpulan yang mungkin dibuat berdasarkan kriteria atau standar yang ditentukan, adalah sebagai berikut: 1) Sesuai dengan standar 2) Kurang sesuai dengan standar 3) Tidak sesuai dengan standar



Apabila analisi datanya berupa persentase, proposi maupun rasio, maka kesimpulan yang dapat diambil, disesuaikan dengan permasalannya.



b. Kesimpulan Penelitian Statistik



Kesimpulan



penelitian



yang



menggunakan



teknik



statistik,



dapat



digenerelisasikan pada populasi apabila dari sampel dapat diketahui bahwa



populasinya berdistribusi normal (hal ini dapat dilakukan pemeriksaannya dengan checking normalitas). Apabila populasinya tidak berdistribusi normal maka harus menggunakan statistik non-parametrik. Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap sampel, maka ia berharap bahwa kesimpulan dapat berlaku untuk seluruh populasi. Dengan rumusan penelitian: Penggunaan teknik statistik inferensial adalah untuk mengadakan estimasi berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh, terhadap parameter. Jika distribusi sampling (yang diambil dari populasi) berdistribusi normal, maka hasil statistik S (jika kita sebuah begitu) dari sampel, akan berkaitan antara M s, SDs denga luasnya daerah generalisasi sebagai berikut:  1 SDs sampai 1 SDs adalah 68,27%  2 SDs sampai +2 SDs adalah 95,45%  3 SDs sampai +3 SDs adalah 99,73%



Hal ini berhubungan dengan seberapa besar kita bisa mempercayai bahwa kesimpulan atau hasil statistik tersebut tepat sesuai dengan seberapa banyak kita boleh percaya. Itulah sebabnya maka daerah-daerah ini disebut daerah kepercayaan, dan batas-batas bilangan standar deviasi ini disebut batas kepercayaan. Berdasarkan luas batas kepercayaan, atau besarnya persentase ketepatan kesimpulan terhadap seluruh kejadian, maka ditentukan taraf kepercayaan 95% dan 99% yang artinya adalah kita boleh percaya bahwa Ms akan terletak dalam batas S ± 1,96 SDs untuk wilayah kepercayaan 95% kejadian dan S ± 2,58 SDs untuk 99% kejadian. Sebagai komplementer taraf kepercayaan adalah taraf signifikansi. Apabila kita bersedia menerima keputusan dengan kepercayaan 95%, maka berarti bahwa kita bersedia menanggung resiko meleset sebesar 5%. Selanjutnya kita percaya kebenaran kesimpulan 99%, berarti menerima resiko meleset 1%. Maka 5% dan 1% ini disebut taraf signifikansi atau taraf keberartian.



Problema yang Dihadapi Peneliti Waktu Menafsirkan Sebelum mengatasi keengganan memulai kegiatan menafsirkan, peneliti sebaiknya memahami sebab-sebab kesulitan itu. Misalnya kejenuhan yang dirasakan peneliti setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun sibuk dalam berbagai aspek kegiatan



penelitian. Ia juga terlalu dekat dengan permasalahan penelitian sehingga ia merasakan perlunya jarak untuk bisa menafsirkan dengan benar. Untuk keperluan itulah diperlukan waktu dan jarak diantaranya, karena perbedaan waktu dan jarak akan meningkatkan kemampuan peneliti untuk merefleksikan kembali datanya. Kesulitan lain waktu peneliti harus membuat sintesis dan spekulasi kreatif dari data penelitannya adalah disebabkan karena ia dituntut untuk memposisikan dirinya pada pemikiran-pemikiran baru, dan memaknnia signifikansi kegiatan-kegiatannya pada bulan-bulan dan tahun-tahun yang lalu. Menginterpretasikan data penelitian untuk kemudian ditafsirkan, tidak hanya berbentuk kegiatan membuat resume data faktual, melainkan harus lebih dari itu (beyond a mere recitation of the bare facts). Tujuan dari peneliti dalam aspek kegiatan ini adalah mengembangkan kesimpulan dan mengaitkan hubungan-hubungan yang ada melalui argumentasi yang hati-hati, dan yang tidak dibatasi oleh skop yang sempit. Operasionalisasi dari memasang-masangkan data dan uji kategori seperti seperti yang dilakukan pada saat analisis data terbuka sama untuk interpretasi. Kesempatan untuk mencobakan kategori baru dan membentuk hubungsn-hubungan baru dengan proyek-proyek melampaui yang ada untuk memenuhi kriteria (beyond a mere recitation of the bare facts) menantang kreativitas para peneliti yang oleh peneliti aliran lama dianggap sebagai ambisi yang berbahaya. Kesulitan yang ketiga adalah, adanya pergeseran gaya kognitif dalam penafsiran. Pada proses analisis dideskripsikan gambaran yang singkat tetapi koheren dari fenomena yang diobservasi, dengan pole berpikir yang konvergen, dan cara demikian sudah akrab dikalangan peneliti. Akan tetapi, dalam penafsiran gaya berpikir divergenlah yang dianjurkan karena perbedaan dalam kerangka berpikir, labih kreatif, terutama dalam proses berteori yang kompleks, juga dalam berpikir spekulatif. Pemahaman akan kesulitan inilah yang perlu diatasi peneliti pada saat ia mulai dengan kegiatan penafsiran atau interpretasi, fase ini harus ditempuh dan kesulitan yang diarifi sudah merupakan setengah penyelesaian dengan mengidentifikasi tugas antara lain mengkonsolidasikan teori, mengaplikasikan teori, menafsirkan dengan menggunakan analogi/persamaan atau metafor dan membuat sintesis. Kesimpulan Walaupun dalam bentuk pengorganisasikan dan tekanan atau emphasis dalam penyusunan kesimpulan penelitian dapat bervariasi, namun pada umumnya para peneliti akan berpegang kepada empat tahap, yaitu menyusun persentase data yang berbentuk



rangkuman, penafsiran data, integrasi dari temuan penelitian dan aplikasi atau makna pentingnya atau signifikansi temuan-temuan dalam penelitian: 1. Presentasi data dalam bentuk rangkuman biasanya disajikan secara deskriptif, yang mengemukakan atribut-atribut fenimena yang dikaji. Ada kalanya disajikan juga dalam bentuk model kategorisasi yang menggambarkan kelompok-kelompok atribut atau fenomena-fenomena yang ditelaaah. Rangkuman ini ditandai oleh berbagai deskriptor yang kongkrit dan rinci dari subjek yang diteliti. 2. Penafsiran data menuntut agar peneliti menjelaskan makna data sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian, dan mengapa makna-makna tertentu dari data menjadi lebih penting atau menonjol artinya. Penafsiran data juga mencakup pertanyaan-pertanyaan yang menjelaskan hubungan kausalitas, apakah itu perdiktif atau tidak. Yang juga perlu diterangkan adalah bagaimana kategorisasi fenomena yang saling berehubungan secara empirik, yang ada kalanya ditampilkan dalam bentuk model dengan spesifikasi kategori yang hubunganya dijelaskan. 3. Pada tahap intregrasi, para peneliti menjelaskan data dilihat dari pendangan atau perhatian yang lebih luas, bisa secara empirik apabila data dibandingkan atau dikontrskan dengan data dari kajian lain, atau juga bisa secara teoritik apabila data ditempatkan atau merupakan bagian yang kontekstual dengan teori lain atau teori alternatif, dan harus cukup kuat untuk menantang atau menolak teori lain atau alternatif itu. Demikian juga teori yang diverifikasi data diuji dalam konteks yang lebih luas, yang adakalanya teori tersebut menunjukkan implikasi empirik dan aplikasinya dalam kebijakan yang tidak terduga sebelumnya. Proses berteori inilah yang membimbing penelti pada tehap penafsiran dan integrasi data, yang dalam kajian-kajian induktif abstraksinya terintegratif dengan data dan teori menghasilkan sistem yang koheren untuk menjelaskan makna kajian. Bagaiman pun cara berteori dilakukan untuk membentuk argumen yang mengarah kepada pengambilan kesimpulan harus terus menerus dilakukan dalam tahap integrasi data, dengan dukungan desain penelitian yang kridibel, data yang kaya dan komprehensif dan data dan analisis konteksual dan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam teori ini, dengan menggunakan alat-alat konsilidasi, aplikasi, analogi dan metafora atau sintesis akan membantu peneliti menafsirkan data dan mengintergrasikan hasilnya kepada salah satu tujuan penelitian, yakni memberikan sumbangan kepada perkembangan body of knowledge dlaam disiplin ilmunya.



3. Tujuan yang tidak kalah pentingnya adalah mencapai kebermaknaan dari kenyataan yang majemuk dalam penelitian kualitatif. Bahwa kebermaknaan itu harus membawa penelti kepada pengertian atau pemahaman yang oleh Max Weber disebut dengan konsep verstehen. Max Weber menjelaskan bahwa : Peraihan makna subjektif dari sebuah kegiatan, difasilitasi oleh rasa empati dan penghayatan yang harus dianalisis. Akan tetapi setiap penjelasan interpretatif harus menjadi penjelasan sebab-akibat apabila ingni mencapai wibawa proposisi ilmiah. Verstehen dan penjelasan kausal adalah korelatif dan tidak bertentangan satu sama lain dalam prinsip metode ilmuilmu sosial. Intuisi kilat dalam pembermaknaan dapat diubah menjadi pengetahuan yang sahih apabila hal itu dapat digabungkan dengan struktur teori yang bertujuan untuk mencari penyelesaian kausal. 1.2 Langkah-Langkah Penarikan Kesimpulan MENARIK KESIMPULAN



Langkah 1 Memilih Masalah



Langkah 2 Studi Pendahuluan



Langkah 3 Merumuskan Masalah



Langkah 4 Merumuskan Anggapan Dasar



Langkah 4-a Hipotesis



Langkah 5 Memilih Pendekatan



Langkah 6-b Menentukan Sumber Data



Langkah 6-a Menentukan Variabel



Langkah 7 Menentukan dan Menyusun Instrumen



Langkah 8 Mengumpulkan Data



Kesimpulan seharusnya ringkas saja. Sebagai gambaran, pada banyak publikasi hasil penelitian bagian kesimpulan mencakup hingga 2,5% dari keseluruhan laporan.Kesimpulan yang terlalu panjang seringkali disebabkan memuat rincian yang tidak perlu. Bab tentang kesimpulan bukanlah tempat bagi rincian tentang metodologi atau hasil penelitian. Walaupun peneliti harus memberikan ringkasan tentang apa yang telah dipelajari dalam penelitian, ringkasan tersebut tidak harus panjang karena penekanan pada bagian kesimpulan terletak pada implikasi, evaluasi, dan lain sebagainya. Penyusunan bab tentang kesimpulan ditujukan untuk memberi ringkasan tentang: o Apa yang telah dipelajari (biasanya di bagian awal kesimpulan) o Apa saja yang masih harus dipelajari (arah penelitian berikutnya) o Hasil yang diperoleh dalam penelitian (evaluasi) o Manfaat, kelebihan, dan aplikasi temuan penelitian (evaluasi) o Rekomendasi Aspek negatif dari penelitian kita seharusnya tidak diabaikan. Masalah, kelemahan, dan lain-lain sejenisnya dapat dimasukkan ke dalam bagian kesimpulan sebagai suatu cara untuk mengkualifikasikan kesimpulan yang kamu buat (memperlihatkan aspek-aspek negatif, bahkan seandainya hal tersebut lebih bermakna dibandingkan dengan aspek-aspek positifnya) Sering terjadi tujuan penelitian mengalami perubahan ketika penelitian sedang dijalankan. Hal tersebut tidak menjadi masalah sepanjang peneliti tidak lupa untuk kembali dan



menyusun ulang tujuan yang telah ditulis pada bagian pendahuluan sehingga secara akurat merefleksikan apa yang sedang penelliti selesaikan dalam penelitian. Dalam metode ilmiah seluruh langkah-langkah diatas harus dilakukan agar suatu penelitian dapat disebut ilmiah. Langkah-langkah tersebut harus dilakukan secara urut dan benar, karena langkah yang satu merupakan dasar bagi langkah berikutnya. Langkah-langkah yang telah disebutkan diatas harus digunakan sebagai landasan utama dalam penelitian, walau terkadang terjadi berbagai variasi yang berkembang sesuai dengan bidang dan permasalahan yang diteliti.(Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. 2002:384). Setelah melalui beberapa langkah-langkah yang harus di patuhi, maka tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Adapun di dalam penarikan kesimpulan ini harus mencangkup unsur-unsur yang harus dipenuhi. Unsur yang termasuk di dalam penarikan kesimpulan, yaitu: 1. Isi dalam kesimpulan harus berupa analisis dari kajian pustaka dan juga interpretasi dari tema yang mana bentukanya dapat berupa implikasi (kesimpulan berdasar data) dan dapat juga berupa inferensi (kesimpulan berdasar referensi) 2. Isi dalam kesimpulan sebaiknya mengandung saran-saran yang ditujukan kepada pembaca 3. Kesimpulan makalah sebaiknya dibuat dengan menggambarkan secara singkat isi dari karya ilmiah yang telah dijelaskan sebelumnya. 4. Dalam membuat kesimpulan karya tulis ilmiah, hindari menyimpulkan materi yang tidak dibahas dalam pembahasan makalah. Sering terjadi tujuan penelitian mengalami perubahan ketika penelitian sedang dijalankan. Hal tersebut tidak menjadi masalah sepanjang peneliti tidak lupa untuk kembali dan menyusun ulang tujuan yang telah ditulis pada bagian pendahuluan sehingga secara akurat merefleksikan apa yang sedang penelliti selesaikan dalam penelitian. Dua Tipe Penyimpulan: 1.Penyimpulan Langsung Penyimpulan langsung adalah penyimpulan yang di dalamnya kita secara langsung bergerak



dari



suatu



premis



tunggal



menuju



suatu



kesimpulan.



Penyimpulan langsung berakhir hanya dalam suatu proposisi baru dan bukan dalam suatu kebenaran baru. Dari kebenaran atau kesalahan suatu proposisi yang ada, kita menarik



kebenaran atau kesalahan proposisi yang lain yang perlu mengikutinya. Misalnya, jika 1 adalah anggota bilangan asli benar, maka 1 bukan bilangan asli adalah salah 2. Penyimpulan Tidak Langsung Penyimpulan tidak langsung adalah penyimpulan yang di dalamnya kita memperoleh suatu kesimpulan dari dua atau lebih premis.Disebut tidak langsung, karena penyimpulan ini diperoleh dengan media yang disebut term antara atau term tengah (M).Dengan term antara (M), kita dapat membandingkan premis mayor dan premis minor. Dengan demikian, kita mengetahui alas an mengapa subjek sama dengan predikat atau mengapa subjek tidak sama dengan predikat.



Ciri-ciri penarikan kesimpulan pada penelitian (kuantitatif, kualitatif, pengembangan, kebijakan/evaluasi, dan ex post facto) Penarikan kesimpulan merupakan intisari dari bagian terpenting yang dihasilkan oleh peneliti melalui kegiatan penelitiannya. Penyusunan kesimpulan hendaknya: 1. Singkat, jelas dan mudah dipahami 2. Selaras, dan sejalan sesuai dengan problematika penelitian yang diajukan. 3. Dibuat dalam rumusan sedemikian rupa sehingga jika didahului dengan rumusan problematika masing-masing akan mewujudkan tanya jawab yang koheren. 4. Sudah tidak mengadung informasi yang bersifat kuantitatif seperti presentase, predikat penilaian dan sebagainya. Penarikan kesimpulan ini merupakan bentuk kesimpulan secara umum. (Arikunto,2003:625)



1. Penelitian Kualitatif Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan akhir bisa jadi tidak muncul hingga penghimpunan data berakhir, sebab kesimpulan tersebut sangat tergantung pada besarnya atau banyaknya himpunan catatan lapangan, kodifikasi, penyimpanan, dan metode penelusuran ulang yang dipergunakan, ketrampilan peneliti, dan sering kali juga keinginan pemberi dana. Namun, dalam kenyataanya, seperti sering terjadi dalam penelitian kualitatif, kesimpulan bisa jadi telah dirumuskan sebelumnya, “malahan” peneliti pun melakukan sejak permulaan penelitian, walaupun ia mempergunakan metode induktif.



2. Penelitian Tindakan Kelas Pada kesimpulan di penelitian tindakan kelas memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. kesimpulan ditulis sebagai pernyataan singkat; Tujuan penulisan kesimpulan pada bab V sebuah laporan penelitian tindakan kelas adalah untuk memberikan informasi secara cepat kepada pembaca tentang hasil penelitian yang telah diperoleh. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai tujuan tersebut kesimpulan harus ditulis dalam bentuk pernyataan singkat, tidak bertele-tele. 2. kesimpulan penelitian tidak lagi memuat bahasa statistik/ hasil analisis data/ angkaangka; Kesalahan yang sering ditemukan dalam sebuah kesimpulan di bagian laporan ptk adalah masih dimuatnya bahasa yang sulit dipahami secara langsung oleh pembaca. Kesulitan dapat dialami pembaca saat memahami kalimat-kalimat simpulan yang masih mengandung angka-angka atau skor-skor dari analisis data. Kesimpulan pada sebuah laporan ptk tidak boleh demikian. Seyogyanya justru kalimat-kalimat disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh orang awam sekalipun. 3. kesimpulan adalah gambaran umum dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah ditulis di bab IV; Kesalahan lain yang sering terjadi saat seorang peneliti menuliskan kesimpulan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukannya adalah kalimat-kalimat yang ditulis tidak begitu penting dan melenceng dari gambaran umum hasil analisis data dan pembahasan yang telah ditulisnya di bab IV. Kesalahan ini tidak akan terjadi bila peneliti bersikap objektif saat menuliskan laporannya. 4. kesimpulan selalu merujuk pada rumusan masalah dan tujuan penelitian tindakan kelas yang dilakukan; Cara termudah agar saat merumuskan bagian kesimpulan pada laporan ptk adalah dengan merujuk kembali kepada rumusan masalah dan tujuan penelitian tindakan kelas yang dilakukan yang terdapat pada bab I. 3. Penelitian Kuantitatif



Kesimpulan adalah hasil dari suatu proses tertentu, yaitu menarik dalam arti memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu, kesimpulan penelitian harus selalu mendasarkan diri pada semua data yang diperoleh dari kegiatan penelitian. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan harus didasarkan atas data. Oleh karena itu kesimpulan tidak dapat lepas dari problematic dan hipotesis penelitian.



4. Penelitian Kebijakan/ Evaluasi Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa penelitian evaluasi merupakan tugas yang kompleks. Disamping tugas mengantisipasi berbagai dampak yang mungkin terjadi sangat bersifat multidisipliner, tugas mengevaluasi tidaklah mudah dilaksanakan. Apabila tidak berhati-hati, kesimpulan yang ditarik dapat bias karena berbagai sumber "invalidity". Oleh karena itu, dibutuhkan ketajaman dalam menganalisis keterkaitan antar gejala dan kemampuan dalam mengeliminir secara tepat berbagai "confounding factors" yang dapat mengganggu penarikan kesimpulan. Meskipun rumit melakukan penelitian evaluasi, namun semakin hari penelitian ini semakin penting, bahkan diakui sebagai suatu spesialisasi atau profesi baru. Akhir-akhir ini penelitian evaluasi dilakukan dengan memanfaatkan "meta-analysis", yaitu mencoba mengevaluasi secara statistik berbagai studi penelitian empiris. Studi-studi yang berkaitan dengan program tertentu diintegrasikan oleh seorang peneliti untuk kemudian dilakukan evaluasi secara umum. 5. Penelitian Ex Post Facto Jika orang ingin mencapai kesimpulan dalam penelitian ex post facto harus memperhatikan bahwa satu variable X adalah sebab bagi variable lainnya Y, maka diperlukan ada tiga macam bukti: 1. Hubungan statistic antara X dan Y sudan ditetapkan 2. X terjadi lebih dulu daripada Y 3. Factor-faktor lain tidak ikut menentukan Y Karena adanya pengamatan dalam disain eksperimen, maka studi eksperimen dapat memberikan ketiga bukti itu, sehingga kesimpulan tentang adanya hubungan kausal antara kedua variable itu dapat dibuat. Akan tetapi dalam studi ex post facto, pengamatan situasi ekperimental itu tidak ada sehingga tafsiran tentang adanya hubungan kausal itu pun menjadi jauh lebih sukar. Kemungkinan adanya hasil yang tak sebenarnya dalam penelitian ex post facto. Bukti adanya variable-variable aktif dan variable-variable atribut adalah penting sekali, kalau



peneliti dapat mengendalikan perlakuan X dan kemudian mengamati variable terikat Y, maka ia mendapatkan fungsi yang masuk akal bahwa X mempengaruhi Y. Jika ia tidak dapat mengendalikan X, mungkin ia akan membuat kesimpulan yang tidak tepat karena hubungan yang diamatinya itu mungkin adalah hubungan yang tak sebenarnya. Penyebab Umum dalam penyelidikan ex post facto kita harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa variable bebas dan variable terikat penyelidikan itu adalah dua akibat terisah yang disebabkan oleh variable ke tiga. Hubungan Kausal yang Terbaik, Pada waktu menafsirkan hubungan yang diamati dalam penelitian ex post facto, kita harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa kebalikan dari dugaan kita juga dapat menyebabkan hasil penelitian itu. Maksudnya alih-alih X menyebabkan Y, mungkin Y lah yang menyebabkan X. Kemungkinan Adanya Variabe-Variable yang Lain, Dalam penelitian ex post facto mungkin ada variable bebas lain selain variable bebas yang sedang diselidiki, yang dapat menyebabakan efek yang diamati pada variable Y itu. Artinya disamping X1, mungkin ada variable lainnya, misalnya X2 dan X3 yang juga merupakan factor penyebab bagi perbedaan dari variable terikat. Tugas pertama peneliti adalah membuat daftar semua kemungkinan variable yang lain, kemudian dengan mempertahankan variable lain tetap konstan. Kita dapat menguji variable-variable itu secara bergantian guna menetapkan apakah variable tersebut ada hubungannya dengan Y, jika kita bisa menghilangkan variable bebas lainnya itu dengan jalan menunjukkan bahwa variable tersebut tidak ada hubungannya dengan Y, maka hipotesis semula tentang hubungan X dan Y itu semakin kuat.



2. Implikasi Pada bagian implikasi, peneliti dapat melaporkan suatu analisis yang lebih mendalam yang berkaitan dengan kesimpulan utamanya. Pada bagian ini juga melaporkan tentang kemungkinan konsekuensi hasil temuan penelitian apabila diterapkan di lapangan. Apa yang perlu dilakukan agar hasil tersebut dapat memberikan kontribusi yang maksimal dengan penggunaan dan mengeliminasi resiko negatifnya. Macam-macam implikasi: 



Implikasi Teoritis



Pada bagian ini peneliti menyajikan gambar lengkap mengenai implikasi teoretikal dari penelitian ini.Bagian ini bertujuan untuk meyakinkan penguji pada mengenai kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam teori-teori yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, tetapi juga implikasinya bagi teori-teori yang relevan dengan bidang kajian utama yang disajikan dalam model teoretis. 



Implikasi Manajerial Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi kebijakan yang dapat



dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini.Implikasi manajerial memberikan kontribusi praksis bagi manajemen. 



Implikasi Metodologi Bagian ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi penulis mengenai



metodologi yang digunakan dalam penelitiannya.Misalnya pada bagian ini dapat disajikan penjelasan mengenai bagian-bagian metode penelitian mana yang telah dilakukan dengan sangat baik dan bagian mana yang relatif sulit serta prosedur mana yang telah dikembangkan untuk mengatasi berbagai kesulitan itu yang sebetulnya tidak digambarkan sebelumnya dalam literatur mengenai metode penelitian. Peneliti dapat menyajikan dalam bagian ini pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian lanjutan atau penelitian lainnya untuk memudahkan atau untuk meningkatkan mutu dari penelitian



3. Saran Saran yang diberikan kepada para pembaca sebaiknya saran-saran yang betulbetul didasarkan atas hasil temuan dalam studi yang telah dilakukan dan bukan berupa pendapat atau tinjauan idealis pribadi peneliti. Jangan menyarankan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan hasil penelitian. Saran yang diajukan hendaknya saran yang konstruktif dengan mengacu kepada terpenuhinya beberapa persyaratan saran yang baik seperti di bawah ini. a. Saran sebaiknya diuraikan secara singkat dengan bahasa yang jelas. b. Saran mempunyai sasaran subjek yang jelas yang memiliki otoritas penerapan misalnya kepala sekolah, guru, atau para penyelenggara pendidikan.



c. Saran sebaiknya disertai pula dengan tindakan operasional yang memungkinkan dapat dilakukan. d. Saran sebaiknya disertai pula dengan kriteria indikator keberhasilan jika saran-saran yang dianjurkan tersebut dapat dilaksanakan. e. Saran dalam laporan penelitian pada prinsipnya dapat juga berupa imbauan untuk melakukan penelitian sejenis yang menekankan pada pendalaman.



Saran yang dikemukakan mungkin berupa rekomendasi untuk memanfaatkan hasil penelitian, mungkin juga berupa saran untuk melanjutkan penelitian atau meneliti aspek lain yang belum terungkap pada penelitian yang dilakukan, atau bisa juga berupa saran untuk menggunakan metode lain yang mungkin lebih teliti. Suatu penelitian mungkin dapat pula melahirkan berbagai masalah yang relevan atau terkait dengan masalah yang sudah diteliti. Oleh karena itu, sering juga saran ini menjadi inspirasi atau sumber masalah penelitian bagi peneliti lain.



DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Basri, Harjon. (2014). “Analisis Dan Interpretasi Data Kualitatif”. Diakses online pada tanggal 31 Maret 2017. http:// harjonbasri.blogspot.com. Moleong Lexy J. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Sururi, M.Anas. (2013). “Penarikan Kesimpulan Dari 6 Penelitian (Kualitatif, Kuantitatif, Ptk, Kebijakan, Pengembangan, Ex Post Facto”. Diakses online pada tanggal 31 Maret 2017. https://www.scribd.com.