Interpretasi Data [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Interpretasi Data Penafsiran atau interpretasi merupakan pencarian pengertian yang lebih luas tentang penemuan-penemuan. Penafsiran data tidak dapat dipisahkan dari analisis data sehingga sebenarnya penafsiran merupakan aspek tertentu dari analisa dan bukan merupakan bagian yang terpisah dari analisa. Secara umum, penafsiran adalah penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan. Data yang telah dibuat dalam bentuk tabel, misalnya perlu diberikan penjelasan yang terperinci dengan cara: 1. Mendiskusikan tabel tersebut 2. Memberikan penafsiran terhadap data tersebut. Mendiskusikan atau membicarakan tabel berarti memaparkan data dengan sedikt lebih tangguh dan memberikan perhatian yang lebih tanggap terhadap perbedaan-perbedaan atau hubungan-hubungan yang menyolok dari angka-angka dalam tabel. Peneliti membuat referensi terhadap nomor tabel atau grafik, dan kemudian menjuruskan perhatian kepada kolom atau item-item penting dalam tabel atau grafik tersebut. Peneliti ingin memusatkan perhatian kepada angka atau penjumlahan tertentu dan mencoba meyakinkan pembaca tentang kecenderungan kelompok atau secara umum mengadakan analisa terhadap data yang dipresentasikan. Kerja tersebut disebut diskusi. Penelitian tidak cukup hanya mendiskusikan tabel, tetapi harus bertindak lebih jauh lagi yaitu peneliti harus memberikan penafsiran atau interpretasi. Memberikan interpretasi adalah memberikan arti yang lebih luas dari penemuan penelitian. Interpretasi itu mempunyai dua aspek yaitu: a. Untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, dalam arti menghubungkan hasil suatu penelitian dengan penemuan penelitian lainnya. b. Untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat menerangkan atau menjelaskan. Penafsiran juga dapat menghubungkan suatu penemuan studi eksploratif menjadi suatu hipotesa untuk suatu percobaan yang lebih teliti lainnya. Penafsiran juga berkehendak untuk membangun suatu konsep yang bersifat menjelaskan. Penafsiran sangat penting kedudukannya dalam proses analisa data penelitian, sehingga kualitas analisa dari seorang peneliti sangat bergantung dari kualitas penafsiran yang diturunkan oleh peneliti terhadap data.



Stranger juga mengemukakan beberapa teknik menginterpretasikan hasil analisis data kualitatif. 1. Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan. Hasil analisis mungkin masih miskin dengan makna, dengan pengajuan beberapa pertanyaan hasil tersebut bisa dilihat maknanya. Pertanyaan dapat berkenaan dengan hubungan atau perbedaan antara hasil analisis, penyebab, aplikasi, dan implikasi dari hasil analisis. 2. Hubungan temuan dengan pengalaman pribadi. Penelitian tindakan sangat erat kaitannya dengan pribadi peneliti. Temuan hasil analisis bisa dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman pribadi peneliti yang cukup kaya. 3. Minta nasehat dari teman yang kritis. Bila mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan hasil analisis, mintalah pandangan kepada teman yang seprofesi dan memiliki pandangan kritis. 4. Hubungkan hasil-hasil analisis dengan literatur. Faktor eksternal yang memiliki kekuatan dalam memberikan interpretasi selain teman, atau kalau mungkin ahli adalah literatur. 5. Kembalikan pada teori. Cara lain untuk menginterpretasikan hasil dari analisis data adalah hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi (Sukmadinata, 2006:157).



A. Tujuan Penafsiran Data Schaltzaman dan Starauss (1973:110-111, dalam Lexy. J Moleong), tujuan yang akan dicapai dalam penafsiran data ialah salah satu diantara tiga tujuan berikut: Deskripsi semata-mata, deskripsi analitik, atau teori subs;tansif. Pada tujuan deskripsi semata-mata, analisis menerima dan menggunakan teori rancangan organisasional dan rancangan organisasional yang telah ada dalam suatu disiplin. Dengan hasil analisis data, analisis menafsirkan data itu dengan jalan menemukan kategori-kategori (istilah mereka ialah classes, penulis) dalam data yang berkaitan dengan yang biasanya dimanfaatkan dalam disiplin dalam cara bercakap. Atas dasar itu penulis menyusunnya dengan jalan mengghubungkan kategori-kategorinya ke dalam rangka sistam kategori yang diperoleh dari data. Pada deskripsi analitik, rancangan organisasional dikembangkan dari kategorikategori yang ditemukan dan hubungan-hubungan yang disaran atau yang muncul dari data. Dengan demikian deskripsi baru yang perlu diperhatikan dapat dicapai. Dengan pengembangan lebih lanjut menurut proses analitik, teri substantif akan menjadi



kenyataan. Dengan kata lain, dalam penafsiran data tujuannya belum sepenuhnya mengarah pada penyususnan teori substantif. Pada penyusunan teori substantif, yang kedua dari cara di atas sudah ada seccara implisit. Untuk memperoleh teori baru, yaitu teori dari dasar, analisis harus menampakkan metafora atau rancanga yang telah dikerjakan dalam analisis. Kemudian ia mentransformasikan metafora itu ke dalam bahasa disiplinnhya.



B. Proses Umum Penafsiran Data. Analisis data, seperti yang sudah dibahas pada tahap analisis data, telah dimulai sejak di lapangan. Dengan kata lain, sejak saat itu sudah ada penghalusan data, penyusunan kategori dengan kawasannya, dan sudah ada upaya yang dimulai dalam rangka penyusunan hipotesis, yaitu teorinya sendiri. Jadi, dalam hal ini analissi data itu terjalin secara terpadu dengan penafsiran data. Data ditafsirkan menjadi kategori yang berarti sudah menjadi bagian dari teori dan dilengkapi dengan penyusunan hipotesis kerjanya sebagai teori yang nantinya diformulasikan, baik secara deskriptif maupun proporsional.



C. Peranan hubungan kunci dalam penafsiran data. Langkah pertama penafsiran data ialah menemukan kategori dengan kawasannya seperti yang sudah diuraikan di atas. Langkah ini merupakan suatu langkah fundamental dalam penelitian kualitatif. Proses ini berlangsung sepanjanga penelitian berjalan. Kategori dan hubungannya diberi label dengan pernyataan sederhana berupa proporsi yang menunjukkan hubungan. Proses ini diteruskan hingga diperoleh hubungan. Proses ini diteruskan hingga diperoleh hubungan yang cukup padat, yaitu sampai analisis memukan hubungan kunci, yaitu suatu metafora, model, kerangka umum, pola yang menolak, atau garis riwayat.



D. Peranan interogasi terhadap data. Dengan adanya modal “hubungan kunci” belum berarti segala sesuatu yang diharapkan dapat muncul dari data. Menurut Schlatzman dan Strauss (1973:120, Lexy. J Moleong), analisis tidak dapat menceritakan data apa yang harus diungkapkannya, jalan ampuh yang dapat ditempuh ialah mengadakan interogasi terhadap data. Interogasi terhadap data berarti mengajukan seperangkat pertanyaan pada data sehingga terungkaplah banyak persoalan dari data itu sendiri.



Kedua penulis itu mengusulkan untuk menggunakan dua macam cara pengajuan pertanyaan yang saling membantu, yaitu cara substantif dan cara logis. Kedua macam cara tersebut dimaksudkan untuk memperoleh jarak dan variasi dalam perspektif yang akan menghasilkan pertanyaan model. Dengan substantif di sii dimaksudkan kosakata abstrak peneliti yang berasal dari disiplinnya sendiri, misalnya dalam ilmu sosial adanya lembaga, ideologi, kerja, karier, prilaku kolektif, gerakan sosial, dan karisma. Dengan konsep itu peneliti sebagai analisis mulai mengajukan pertanyaan. Cara pengajuan pertanyaan secara logis berarti cara yang biasa dilakukan dalam ilmu pengetahuan secara eksperiental, komparasi, historis, berpikir analogis, dan proses bekrja. Cara ini memberikan perbedaan yang cukup berarti dalam perspektif maupun dalam operasi dan membantu analisis menghasilkan ide yang mengaitkan suatu data dengan data lainnya dalam suatu konfigurasi. Kedua cara tersebut jelas membantu tetapi sekali lagi diperingatkan jika peneliti menggunakan paradigma alamiah hendaknya jangan dipertukagantikan dengan paradigma lainnya.



E. Langkah-langkah penafsiran data dengan menggunakan analisis komparatif dalam Rangka penyusunan Teori Substantif 



Ketetapan Kenyataan Pada tingkat faktual, bukti yang diperoleh dari suatu kelompokan tertentu dengan digunakan untuk mengecek apakah bukti awal sudah benar. Fakta itu direplikasikan melalui pembandingan bukti-bukti dan dilakukan secara internal (dalam studi itu sendiri) maupun secara eksternal (diluar studi itu) atau keduaduanya. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa replikasi itu merupakan alat yang ampuh untuk memvalidasi data.







Generalisasi Empiris Salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui analisis perbandingan ialah generasi suatu fakta.Ada beberapa pernyataan yang dapat dikemukakan sehubungan dengan hal itu.







Penetapan Konsep Penggunaan lain analisi dari analisis untuk menetapkan unit atau suatu kajian suatu studi kasus. Hal ini dilakukan dengan jalan mengkhususkan dimensi konsep menghasilkan satuan. Contoh : ada peneliti yang membandingkan ciri kehidupan



politik salah satu gerakan buruh dengan karakteristik gerakan buruh lainnya untuk menemukan sikap pemberontak.



Tahap pelaksanaannya: a) Pembandingan kajian-kajian yang aplikatif terhadap setiap kategori. Peneliti mulai dengan meberikan kode pada setiap kejadian dari data ke dalam sebanyak mungkin kategori sejak kategori muncul dan data yang muncul dan cocok dengan kategori. b) Integrasi kategori dan kawasannya Pemberian kode diteruskan, sementara itu pembandingan antara satu kejadian dengan kejadian lainnya terus dikerjakan. Pada saat tertentu akan terjadi pembandingan antara kejadian dengan kawasan suatu kategori. Pembandingan secara tetap demikian akan menghasilkan akumulasi pengetahuan yang berkenaan kawasan suatu kategori yang sudah siap diintegrasikan. Integrasi terjadi karena kawasan itu berkaitan dalam beberapa hal dan menghasilkan suatu kesatuan yang udah. c) Pembatasan teori. Pembatasan teori dilakukan pada dua tingkatan, yaitu pada tingkatan teori dan pada kategori. Setiap kali peneliti membandingkan kejadian dengan kategori, pada mulanya akan sering terjadi modifikasi, namun lama kelamaan modifikasi itu akan berkurang. d) Penulisan teori. Pada tahap ini peneliti telah memperoleh data yang telah diberi kode, sejumlah catatan, dan teori. Sekarang penliti perlu membuat uraian dalam catatan yang akan memberikan isi pada kategori, dan hal itu nantinya menjadi tema pokok teori yang dituliskan nanti pada buku atau laporan peneltian.