Makalah Accounting Changes & Error Analysis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ACCOUNTING CHANGES AND ERROR ANALYSIS Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Akuntansi Instrumen Keuangan diampu oleh : Dosen : Eriana Kartadjumena, Ph.D., Ak., Csrs.



Disusun oleh : Tazkia muti azzahra (0119101076) Suci Fitria Cisadani (0119101077) Mery Nur Maryamah (0119101083) Suci Tri Wahyuni (0119101085) Lutfi Ajeng Mulyani (0119101087) Nada Hana Maisa (0119101095) Kelompok : 4 Kelas : D UNIVERSITAS WIDYATAMA Jl. Cikutra No.204A, Sukapada, Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat 40125 Website: https://www.widyatama.ac.id/kontak/ email: [email protected] BANDUNG 2021 1



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat berdasarkan kebutuhan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Instrumen Keuangan. Pada kesempatan ini kami membahas tentang “Accounting Changes and Error analysis” Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.



Bandung, 23 Mei 2021



Penyusun



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................2 DAFTAR ISI...........................................................................................................3 BAB I.......................................................................................................................3 PENDAHULUAN...................................................................................................3 1.1 Latar Belakang...................................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5 1.3 Tujuan................................................................................................................5 BAB II.....................................................................................................................6 PEMBAHASAN.....................................................................................................6 2.1 Pengertian Accounting Changes........................................................................6 2.2 Changes in Policy (Perubahan dalam Kebijakan)..............................................7 2.2.1 Deskripsi Akuntansi untuk Perubahan Kebijakan.......................................7 2.2.2 Perhitungan untuk Pendekatan Akuntansi Perubahan Retrospektif............8 2.2.3 Dampak Perubahan secara Langsung dan Tidak Langsung........................8 2.2.4 Ketidakmampuan Penerapan (impracticability)..........................................9 2.3 Changes in Estimates (Perubahan dalam Estimasi).........................................10 2.4 Accounting Errors (Kesalahan dalam Akuntansi)...........................................11 2.5 Error Analysis (Analisis Kesalahan)................................................................14 2.5.1 Kesalahan dalam Neraca...........................................................................14 2.5.2 Kesalahan dalam Laporan Laba-Rugi.......................................................15 2.5.3 Kesalahan dalam Neraca dan Laporan Laba-Rugi....................................15 BAB III..................................................................................................................16 PENUTUP.............................................................................................................16 3.1 Kesimpulan......................................................................................................17 3.2 Saran.................................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke yang lainnya.Jika prinsip akuntansi sebelumnya tidak dapat diterima atau diterapkan secara tidak benar maka perubahan ke prinsip Akuntansi dianggap sebagai koreksi kesalahan. Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai dengan SAK jika mengandung kesalahan material atau tidak material yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas tertentu entitas. Potensi kesalahan periode berjalan yang ditemukan pada periode tersebut dikoreksi sebelum laporan keuangan diselesaikan. Akan tetapi, kesalahan material yang kadangkala tidak ditemukan sampai periode selanjutnya, dan kesalahan periode sebelumnya dikoreksi pada informasi komparatif sajian pada laporan keuangan periode selanjutnya tersebut. Kesalahan dalam mengklasifikasikan dalam laporan keuangan tidak secara signifikan berpengaruh dibanding kesalahan lain. Kesalahan signifikan dapat menghasilkan overstated aset maupun laba. Investor sebaiknya tahu dampak potensial atas semua kesalahan. Meskipun “tidak berbahaya”,misklasifikasi dapat mempengaruhi rasio-rasio penting. Perusahaan memperlakukan kesalahan sebagai penyesuaian periode lalu dan melaporkannya pada tahun saat ini sebagai penyesuaian saldo awal RE. Jika perusahaan menyajikan laporan komparatif,maka perusahaan mengulang dampak lalu atas laporan untuk mengoreksi kesalahan.



4



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu Accounting Changes ? 2. Bagaimana dengan Changes in Policy (Perubahan dalam Kebijakan) ? 3. Bagaimana dengan Changes in Estimates (Perubahan dalam Estimasi) ? 4. Bagaimana dengan Accounting Error (Kesalahan Akuntansi) ? 5. Bagaimana dengan Error Analysis ( Kesalahan Analisis)? 1.3 Tujuan 1. Membantu mahasiswa/i memahami materi Accounting Changes 2. Membantu mahasiswa/i memahami materi Changes in Policy (Perubahan dalam Kebijakan) 3. Membantu mahasiswa/i memahami materi Changes in Estimates (Perubahan dalam Estimasi ) 4. Membantu mahasiswa/i memahami materi Accounting Error (Kesalahan Akuntansi) 5. Membantu mahasiswa/i memahami materi Error Analysis (Kesalahan Analisis)



5



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Accounting Changes Perubahan akuntansi (accounting change) adalah perubahan atau modifikasi dalam hal prinsip akuntansi, perkiraan akuntansi, atau entitas pelaporan, contohnya adalah perubahan metode depresiasi aset, revisi estimasi piutang ragu-ragu, dan perubahan karena penggabungan perusahaan. Sebuah kerangka kerja pelaporan membantu menjaga komparabilitas ketika ada akuntansi perubahan.Kita mengenal tiga motif perubahan pada unit bisnis, yakni mendapatkan struktur modal (capital structure) yang lebih baik, mengelola biaya (politicalcost), dan memperbaiki capaian laba (smooth earnings). IASB menyediakan sebuah kerangkakerja pelaporan yang melibatkan dua jenis akuntansi perubahan : 1) Perubahan dalam Kebijakan Akuntansi = Sebuah perubahan dari penerapan satu kebijakanakuntansi yang diterima ke kebijakan yang lain. Contoh : perubahan metode inventory dariaverage ke FIFO, perubahan metode pengakuan pendapatan dari Cost Recovery ke Percentage ofCompletion, dsb. 2) Perubahan dalam Estimasi Akuntansi = Sebuah perubahan yang terjadi sebagai hasil darinformasi atau pengalaman tambahan. Contoh : perubahan estimasi sisa masa manfaat ekonomiatas aset tetap, perubahan jumlah piutang tak tertagih, dsb.Sedangkan untuk kategori berikutnya: 3) Kesalahan dalam laporan keuangan, sebagai hasil dari kesalahan matematis,



kesalahan penerapan



kebijakan



dipertimbangkan sebagai akuntansi perubahan 6



akuntansi,



dsb,



tidak



2.2 Changes in Policy (Perubahan dalam Kebijakan) 2.2.1 Deskripsi Akuntansi untuk Perubahan Kebijakan Definisi : sebuah perubahan dalam kebijakan akuntansi yang melibatkan perubahan dari penerapan satu kebijakan akuntansi ke kebijakan yang lain. Perusahaan harus berhati-hati dalam menguji setiap kasus untuk memastikan bahwa perubahan kebijakan telah secara nyata terjadi. Penerapan kebijakan baru dalam pengakuan kejadian yang telah terjadi untuk pertama kali atau yang sebelumnya tidak material adalah bukan perubahan dalam kebijakan akuntansi. Ada 3 pendekatan dalam melaporkan perubahan : 1) Melaporkan



perubahan



saat



ini



(Currently).



Perusahaan



melaporkan dampak kumulatif atas perubahan yang hanya muncul dalam laporan laba-rugi tahun ini.Perusahaan tidak merubah laporan keuangan tahun sebelumnya 2) Melaporkan perubahan secara retrospektif (Retrospectively). Penerapan retrospektif mengacu pada peneratapan atas perbedaan kebijakan akuntansi untuk melaporkan kembali (recast) dan menyesuaikan laporan keuangan sebelumnya – seolah-olah kebijakan baru selalu digunakan. Perusahaan memperlihatkan dampak kumulatif atas perubahan sebagai penyesuaian Retained Earnings di awal tahun terbaru yang disajikan. 3) Melaporkan perubahan secara prospektif (Prospectively/masa depan).



Dengan



pendekatan



ini,



laporan



sebelumnya



menghasilkan sisa. Hasilnya, perusahaan tidak menyesuaikan saldo awal untuk merefleksikam perubahan kebijakan. Sekali manajemen menyajikan laporan keuangan berdasarkan kebijakan akuntansi yang dapat diterima, itu adalah final: manajemen tidak dapat



merubah



periode 7



sebelumnya



dengan



menerapkan



kebijakan baru, sehingga penyesuaian dampak kumulatif periode saat ini tidak tepat dilakukan. 2.2.2 Perhitungan untuk Pendekatan Akuntansi Perubahan Retrospektif IASB mengizinkan perusahaan untuk merubah kebijakan akuntansi jika: 1) Diwajibkan dengan IFRS (e.g. IFRS baru pada instrumen keuangan menjadi subjek untuk penyesuaian akuntansi untuk perubahan dalam kebijakan akuntansi) 2) Kebijakan baru menghasilkan laporan keuangan informasi yang lebih reliabel dan relevan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas perusahaan Ketika perusahaan merubah kebijakan akuntansinya, perusahaan sebaiknya melaporkan perubahan menggunakan penerapan restrospektif. Secara umum, perusahaan harus : 1) Menyesuaikan (melaporkan kembali/ recast) laporan keuangannya untuk setiap periode sebelumnya yang disajikan pada basis yang sama dengan kebijakan akuntansi yang baru. 2) Menyesuaikan nilai terbawa (Carrying amount) aset dan liabilitas sebagai awal mula tahun yang disajikan, yang merefleksikan dampak kumulatif pada periode sebelumnya. Perusahaan juga mengimbangi penyesuaian untuk saldo awal RE/ komponen ekuitas lain yang tepat/ net aset sebagai awal mula tahun yang disajikan 2.2.3 Dampak Perubahan secara Langsung dan Tidak Langsung 1. Dampak Langsung. IASB menerapkan bahwa perusahaan sebaiknya secara retrospektif menerapkan dampak langsng atas perubahan kebijakan akuntansi. Misalnya, penyesuaian saldo inventory sebagai hasil perubahan metode penilaian; penyesuaian impairment yang dihasilkan dari penerapan 8



LCNRV pada saldo inventory yang disesuaikan, termasuk dampak deffered income tax atas penyesuaian impairment. 2. Dampak Tidak Langsung = perubahan apapun pada arus kas perusahaan di masa kini atau mendatang yang dihasilkan dari perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan secara retrospektif. Contoh dampak tidak langsung: pembayaran atas bagi-hasil atau royalti berdasarkan jumlah pendapatan atau laba bersih. IASB tidak menerapkan apa yang harus dilakukan dalam situasi ini, tetapi US.GAAP mengharuskan dampak tidak langsung tidak merubah jumlah periode sebelumnya, dengan demikian perusahaan melaporkan beban tambahan dalam periode saat ini, tidak merubah periode lalu. Jika perusahaan menyajikan laporan keuangan komparatif, maka tidak ada penyajian ulang atas beban tambahan ini di periode lalu. Jika dalam aturan bagi-hasil tersebut mengindikasikan tidak ada pembayaran dalam periode saat ini akibat perubahan akuntansi, maka perusahaan tidak perlu mengakui beban tambahan pada periode saat ini, tidak pula melaporkan perubahan jumlah untuk periode sebelumnya. Ketika perusahaan mengakui dampak tidak langsung atas perubahan kebijakan akuntansi, sebaiknya mengungkapkan deskripsi atas dampak tidak langsung dan mengungkapkan jumlah yang diakui serta informasi yang berhubungan dengan per saham. 2.2.4 Ketidakmampuan Penerapan (impracticability) Perlu diketahui bahwa tidak selalu memungkingkan bagi perusahaan untuk menentukan bagaimana mereka melaporkan informasi keuangan periode lalu di bawah penerapan retrospektif atas perubahan kebijakan akuntansi. Perusahaan sebaiknya tidak menggunakan penerapan restrospektif jika salah satu kondisi berikut terpenuhi: 1) Perusahaan tidak dapat menentukan dampak penerapan retrospektif 9



2) Penerapan retrospektif mengharuskan asumsi mengenai tujuan manajemen dalam periode lalu 3) Penerapan retrospektif mengharuskan estimasi signifikan untuk periode lalu, dan perusahaan tidak dapat secara objektif memverifikasi kebutuhan informasi untuk mengembangkan estimasi ini. Oleh karena itu, perusahaan menerapkan secara prospektif kebijakan akuntansi baru dari tanggal terkini dimana penerapan dapat dilakukan. Perusahaan harus mengungkapkan hanya dampak atas perubahan yang dihasilkan dari operasi usaha dalam periode perubahan. Selain itu, perusahaan sebaiknya menjelaskan alasan melewatkan perhitungan dampak kumulatif untuk periode masa lalu (misalnya, karena data pendukung hilang). Akhirnya, perusahaan mengungkapkan justifikasi atas perubahan dalam kebijakan akuntansi secara prospektif. 2.3 Changes in Estimates (Perubahan dalam Estimasi) Beberapa contoh item yang mengharuskan estimasi: 1) Piutang tak tertagih 2) Persediaan usang 3) Masa manfaat dan nilai sisa aktiva 4) Periode yang bermanfaat atas biaya yang ditangguhkan 5) Liabilitas atas biaya garansi dan PPh 6) Cadangan mineral yang dapat dipulihkan 7) Perubahan dalam estimasi depresiasi 8) Nilai wajar atas financial assets atau financial liabilities Estimasi akuntansi akan merubah kejadian baru, memperoleh pengalaman atau informasi tambahan. Pelaporan Prospektif Perusahaan melaporkan perubahan secara prospektif perubahan dalam estimasi akuntansi. Oleh karena itu, perusahaan dilarang menyesuaikan laporan 10



sebelumnya. Perhitungan untu perubahan estimasi dalam: 1) Periode perubahan jika perubahan berdampak pada hanya periode tersebut. (e.g. perubahan estimasi piutang tak tertagih) 2) Periode perubahan dan periode masa depan (e.g. perubahan estimasi masa manfaat aset tetap) IASB melihat perubahan dalam estimasi sebagai koreksi berulang dan penyesuaian normal kelaziman sebagai hasil proses akuntansi. Dilarang memperlakukan retrospektif Contoh lain adalah perubahan metode depresiasi (sejenis dengan amortisasi dan deplesi). Karena perusahaan mengubah metode depresiasi berdasarkan perubahan dalam estimasi mengenai manfaat masa depan aset berumur panjang, maka tidak memungkinkan memisahkan dampak perubahan kebijakan akuntansi dari estimasi. Hasilnya, perusahaan menghitung



perubahan



metode



depresiasi/amortisasi/deplesi



seperti



perubahan dalam estimasi Permasalahan yang mirip juga terjadi dalam membedakan antara perubahan estimasi dan koreksi kesalahan. Bagaimana perusahaan menentukan apakah hal itu terlihat sebagai infomasi dalam periode terkini (sebuah kesalahan) atau apakah memperoleh informasi baru (perubahan estimasi)? Klasifikasi yang tepat adalah penting karena perlakuan akuntasi yang berbeda antara koreksi error dan perubahan estimasi. Hanya ketika perusahaan seyogyanya menghitung estimasi yang salah karena ketiadaan keahlian atau ketidak percayaan sebaiknya dipertimbangkan sebagai koreksi eror. Tidak ada batasan disini. Perusahaan harus menggunakan pendapat yang bagus dalam kenyataan. Perusahaan sebaiknya mengungkapkan sifat dan jumlah atas perubahan estimasi yang telah berdampak pada periode saat ini atau diperkirakan memiliki dampak di masa depan.



2.4 Accounting Errors (Kesalahan dalam Akuntansi) 11



Kesalahan dalam mengklasifikasikan dalam laporan keuangan tidak secara signfikan berpengaruh dibanding kesalahan lain. Kesalahan signifikan dapat menghasilkan overstated aset maupun laba. Investoer sebaiknya tahu dampak potensial atas semua kesalahan. Meskipun “tidak berbahaya”, misklasifikasi dapat mempengaruhi rasio-rasio penting. Juga beberapa kesalahan dapat memberi sinyal penting atas kelemahan dalam internal control yang dapat mengarahkan pada kesalahan yang lebih banyak. Secara umum, kesalahan dalam akuntansi termasuk jenis-jenis berikut ini: 1. Perubahan dalam kebijakan akuntansi yang tidak diterima secara umum 2. Kesalahan matematis 3. Perubahan dalam estimasi yang terjadi karena perusahaan tidak mempersiapkan estimasi yang andal. Contoh: depreciation rate yang tidak realistis 4. Berlebihan, termasuk kegagalan untuk meng-accrue atau men-defer beban tertentu dan pendapatan pada akhir periode 5. Penyalahgunaan, termasuk kegagalan untuk menggunakan nilai residu dalam menghitung depreciation base untuk pendekatan SLM 6. Ketidakbenaran dalam klasifikasi atas biaya sebagai beban dan bukan sebagai aset, dan lain-lain. Segera setelah perusahaan menemukan kesalahan, harus dilakukan koreksi kesalahan. Perusahaan mencatat koreksi kesalahan dari periode lalu sebagai penyesuaian saldo RE awal dalam periode saat ini. Koreksi ini disebut prior period adjustment (penyesuaian periode lalu). Jika perusahaan menyajikan laporan komparatif, perusahaan sebaiknya melaporkan ulang laporan keuangan yang berdampak untuk mengoreksi kesalahan (disebut dengan istilah retrospective restatement/ pelaporan ulang, berbeda dengan perubahan kebijakan akuntansi dengan istilah restrospective application/ penerapan ulang). Perusahaan tidak harus 12



mengulangi pengungkapan dalam laporan keuangan periode setelahnya. Pengungkapan yang harus dilakukan oleh perusahaan terkait kesalahan akuntansi: 



Mengungkapkan sifat atas kesalahan tersebut







Dampak atas kesalahan tersebut dalam laporan keuangan item tersebut dan jumlah per saham yang berdampak untuk setiap periode yang disajikan







Dampak kumulatif atas perubahan pada RE atau kompnen ekuitas lain yang tepat atau net aset dalam neraca, sebagai penyajian periode awal periode terbaru.



Perubahan dalam kebiakan akuntansi lebih tepat hanya ketika perusahaan memperlihatkan bahwa penerapan kebijakan akuntansi baru yang dapat diterima lebih reliabel dan relevan daripada kebijakan sebelumnya. Perusahaan dan akuntan menentukan reliability dan relevance dalam basis apakah kebijakan akuntansi baru menyebabkan peningkatan dalam pelaporan keuangan, bukan pada basis dampak pengenaan pajak penghasilan. Untuk menentukan pengukuran peningkatan tersebut, digunakan pendapat yang baik karena belum tersedianya aturan yang berlaku secara universal atas aturan ini. Alasan perusahaan mungkin cenderung pada metode akuntansi tertentu, seabagi berikut: 



Biaya politik. Semakin besar perusahaan maka semakin besar perhatian pemerintah pada perusahaan tersebut sebagai subjek regulasi.







Stuktur modal. Sejumlah studi menunjukkan bahwa struktur modal perusahaan berdampak pada pemilihan kebijakan akuntansi.







Pembayaran bonus. Jika rencana kompensasi atas pembayaran bonus manajer berdasarkan laba bersih, maka manajemen akan memilih kebijakan akuntansi yang akan memaksimalkan pembayaran bonus 13



mereka. 



Pendapatan tak kasat mata. Investor dan kompetitor mungkin melihat besarnya penurunan laba sebagai sinyal bahwa keuangan perusahaan dalam masalah



2.5 Error Analysis (Analisis Kesalahan) Pada materi bagian ini, diasumsikan bahwa semua kesalahan adalah material dan membutuhkan penyesuaian. (termasuk asumsi mengabaikan dampak semua pajak). Perusahaan memperlakukan kesalahan sebagai penyesuaian periode lalu dan melaporkannya dalam tahun saat ini sebagai penyesuaian saldo awal RE. Jika perusahaan menyajikan laporan komparatif, maka perusahaan mengulang dampak lalu atas laporan untuk mengoreksi kesalahan. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut kesalahan baik dalam neraca, laporan laba rugi, maupun kesalahan dalam keduanya. 2.5.1 Kesalahan dalam Neraca Kesalahan dalam neraca hanya berdampak pada akun aktiva, liabilitas, dan ekuitas (Asset, Liability, Equity). Misalnya, 



Kesalahan dalam mengklasifikasikan piutang jangka pendek (Short Term Receivable) sebagai bagian dari investasi (Investment),







Klasifikasi wesel bayar (Notes Payable) sebagai utang usaha (Account Payable),







Klasifikasi aset tetap (Plant assets) sebagai persediaan (Inventory).



Ketika kesalahan ditemukan dalam kasus:  Kesalahan dalam tahun saat ini (Current year error) maka perusahaan mereklasifikasi item kebagian yang tepat  Kesalahan



yang meliputi



tahun lalu 14



(Prior



year



error)



maka



perusahaan menyajikan ulang neraca atas periode lalu untuk tujuan perbandingan. 2.5.2 Kesalahan dalam Laporan Laba-Rugi Kesalahan dalam laporan laba-rugi meliputi ketidaktepatan dalam klasifikasi atas pendapatan dan beban (Revenue and Expenses). Misalnya,  Mencatat pendapatan bunga (interest revenue) sebagai bagian dari penjualan (sales)  Pembelian (purchases) sebagai piutang tak tertagih (bad debt expense)  Beban depresiasi (depreciation expense) sebagai beban bunga (interest expense) Sebuah kesalahan klasifikasi dalam laporan laba-rugi tidak memiliki dampak pada neraca dan laba bersih. Ketika kesalahan ditemukan dalam kasus: 



Current year error, maka perusahaan harus mereklasifikasi item ke bagian yang tepat.







Prior year error, maka perusahaan harus menyajikan ulang laporan labarugi lalu untuk tujuan perbandingan. Perlu diingat juga bahwa tidak perlu dilakukan reklasifikasi jika ditemukan dalam periode lalu karena akunakun telah ditutup ke dalam saldo laba ditahan (RE)



2.5.3 Kesalahan dalam Neraca dan Laporan Laba-Rugi Jenis kesalahan ini semisal perusahaan melupakan dalam mengakui akrual beban pegawai. Dampak kesalahan ini dalah beban yang lebih rendah, liabilitas lebih rendah, laba bersih lebih tinggi pada periode tersebut. Jenis kesalahan ini berdampak baik pada laporan laba-rugi (karena beban yang lebih rendah dan laba bersih lebih tinggi) maupun neraca (karena liabilitas lebih rendah). Dua klasifikasi kesalahan ini: a. Kesalahan yang mengimbangi (Counterbalancing Errors) Merupakan kesalahan yang akan diimbangi (offset) atau dikoreksi selama 15



dua periode. Misalnya adalah kesalahan dalam mencatat akrual atas gaji pegawai. Banyak kesalahan dalam akuntansi dalam neraca dan laporan laba-rugi berdampak secara counterbalancing atau menyeimbangkan sendiri. b. Kesalahan yang tidak mengimbangi (Non-Counterbalancing Errors) Merupakan kesalahan yang tidak menutupi dalam periode akuntansi berikutnya. Misalnya, kegagalan dalam mengkapitalisasi peralatan yang memiliki masa manfaat lima tahun. Jika dilakukan pembebanan atas kejadian ini, beban akan lebih besar dalam periode pertama namun lebih rendah pada empat periode berikutnya. Pada akhir periode kedua, dampak kesalahan tidak sepenuhnya seimbang: laba bersih benar secara keseluruhan hanya pada akhir tahun kelima karena aset secara penuh didepresiasi. Oleh karena itu, kesalahan yang tidak mengimbangi mengakibatkan waktu yang lebih lama (>2 periode akuntansi) untuk mengimbangi sendiri. Langkah-langkah analisis kesalahan: 1. Tentukan apakah perusahaan menutup bukunya untuk periode dimana kesalahan ditemukan. Jika perusahaan tutup buku pada tahun saat ini: a) Jika kesalahan telah seimbang, tidak ada ayat jurnal b) Jika kesalahan belum seimbang, buat jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan saldo laba ditahan (RE) Jika perusahaan belum tutup buku pada tahun saat ini: a) Jika kesalahan telah seimbang, buat jurnal koreksi kesalahan dalam periode saat ini dan sesuaikan saldo awal RE b) Jika kesalahan belum seimbang, buat jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan saldo awal RE 2. Jika perusahaan menyajikan laporan komparatif, perusahaan harus 16



menyajikan ulang jumlah untuk tujuan perbandingan. Penyajian ulang dibutuhkan meskipun mengoreksi ayat jurnal tidak dibutuhkan.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Accounting Changes (Akuntansi Perubahan) IASB menyediakan sebuah kerangka kerja pelaporan yang melibatkan dua jenis akuntansi perubahan : 



Perubahan dalam Kebijakan Akuntansi Ada 3 pendekatan dalam melaporkan perubahan : Melaporkan perubahan saat ini(Currently),Melaporkan perubahan secara retrospektif



(Retrospectively),



Melaporkan



perubahan



secara



prospektif(Prospectively/masa depan) 



Perubahan dalam Estimasi Akuntansi



Accounting Errors (Kesalahan dalam Akuntansi) kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya dan dilaporkan dalam tahun berjalan sebagai penyesuaian saldo awal Laba Ditahan. Jika laporan komparatif disajikan, maka laporan periode sebelumnya yang terpengaruh haruslah dinyatakan kembali untuk mengkoreksi kesalahan. 3.2 Saran Adapun saran yang dapat disampaikan agar perusahaan bisa berjalan dengan baik dimasa yang akan datang yaitu sebaiknya mengetahui motif perubahaan pada bisnis seperti mendapat struktur modal,mengelola biaya,dan memperbaiki capaian laba juga harus memahami dampak potensial yang dapat di alami atas accounting errors dengan melakukan error analysis . 17



DAFTAR PUSTAKA https://cerdasco.com/perubahan-akuntansi/ https://www.academia.edu/44579494/MATERI_AKM_2_AKUNTANSI_UNTU K_PERUBAHAN_DAN_ANALISIS_KESALAHAN_ACCOUNTING_CHANG ES_AND_ERROR_ANALYSIS



18