Makalah Agama [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AGAMA ‘HAKIKAH ILMU,PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEDUDUKAN AKAL DAN WAHYU DALAM ISLAM, KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK ILMU DALAM ISLAM, KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU, PERAN ILMUAN TERHADAP LINGKUNGAN”



DISUSUN OLEH : RADHIAH MUTMAINNA



PO.714261192020



JURUSAN KEPERAWATAN GIGI D IV ALIH JENJANG POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR TAHUN AKADEMIK 2020



DAFTAR ISI KOVER..........................................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................ii KATA PENGANTAR.................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1 1.1 Latar Belakang........................................................................................1 1.2 Tujuan......................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Teknologi Dan Seni .............................................2 2. Kedudukan Wahyu Dan Akal Dalam Islam ............................................................... 3 3. klasifikasi dan karakteristik ilmu dalam islam....................................................5 4. Kewajiban Menuntut Ilmu...............................................................................7 5. Peran Ilmuan Terhadap Lingkungan .................................................................9 BAB III PENUTUP.....................................................................................11 3.1 Simpulan................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12



ii



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Judul makalah ini ialah “Pengaruh IPTEK terhadap Ekonomi”. Makalah ini berisi tentang IPTEK dalam bidang ekonomi serta dampak positif dan negatif dalam bidang ekonomi. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada batasan permasalahan pada makalah ini, sehingga kririk dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk melengkapi makalah ini.



Enrekang, 29 Desember 2020



Penulis



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Dizaman modern saat ini ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam kemajuan suatu bangsa, serta ilmu tersebut akan berpengaruh terhadap taraf ekonomi,sosial dan intelektual seseorang. Dari tahun ke tahun IPTEK sudah berkembang dengan pesat. Bahkan untuk oknum-oknum tertentu IPTEK merupakan suatu kebutuhan primer. Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan,teknologi dan seni dalam kehidupan dalam umat manusia. Martabat manusia disamping ditentukan oleh peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan oleh kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi dan seni. Bahkan didalam Al-qur’an sendiri Allah menyatakan bahwa hanya orang yang berilmulah yang benar takut kepada Allah. Dialog antara Allah dan Malaikat ketika Allah mau menciptakan manusia dan Malaikat mengatakan bahwa manusia akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah, Allah membuktikan keunggulan manusia dari pada Malaikat dengan kemampuan manusia menguasai ilmu melalui kemampuan menyebutkan nama-nama. IPTEK dan seni dalam praktik mampu mengangkat harkat dan martabat manusia karena melalui IPTEK dan seni manusia mampu melakukan eksplorasi kekayaan alam yang disediakan oleh Allah. Oleh karena itu dalam pengembangan ilmu IPTEK dan seni, nilai-nilai islam tidak boleh diabaikan agar hasil yang diperoleh memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah hidup manusia.



1.2



Tujuan 1.



Mengetahui definisi dan maksud ilmu pengetahuan teknologi dan seni



2.



Mengetahui kedudukan wahyu dalam islam



3.



Mengetahui klasifikasi dan karakteristik ilmu dalam islam teknologi dalam bidang ekonomi



4.



Mengetahui kewajiban menuntut ilmu dalam islam



5.



Peran ilmuan terhadap lingkungan



BAB II PEMBAHASAN 1.



Pengertian Ilmu Pengetahuan Teknologi Dan Seni



   



Definisi IPTEKS Berbagai definisi tentang sains, teknologi dan seni telah diberikan oleh para filosuf, ilmuwan dan budayawan. Seolah-olah mereka mempunyai definisi masingmasing sesuai dengan apa yang mereka senangi. Sains di Indonesiakan menjadi ilmu pengetahuan, sedangkan dalam sudut pandang ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya. Menurut Mansoer,Hamdan,dkk.,(2004:94). ”Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi, dan filsafat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan, diorganisasikan, disistematisasi, dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah”.Jadi, pengetahuan adalah segala fenomena alam yang dapat dicapai oleh indera manusia. Konsekwensi logis dari pengetahuan akan melahirkan berbagai pengalaman manusia, akan tetapi pengalaman manusia ini terkadang kebenaranya tidak mutlak dan perlu diuji lagi. Secara etimologis kata ilmu berarti kejelasan karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri dan kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian.



Sebab



itu



seseorang



yang



memperdalam



ilmu



tertentu



disebut



sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis. Karena keterbatasan kemampuan manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang menguasai beberapa ilmu secara mendalam. Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan bagi manusia, juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-



2



ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. “Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya”(Mansoer,Hamdan,dkk.,2004:95). Seni merupakan ekspresi jiwa sesorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian. Benda-benda yang diolah secara kreatif oleh tangan-tangan halus sehingga muncul sifat-sifat keindahan dala pandangan manusia secara umum, itulah sebagai karya seni. Seni yang lepas dari nilai kebutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawanafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah  Dalam pemikiran sekuler perennial knowledge yang bersumber dari wahyu Allah tidak diakui sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkan antara wahyu dan akal, agama dipertentangkan dengan ilmu. Sedangkan dalam ajaran islam wahyu dan akal, agama dan ilmu harus sejalan tidak boleh dipertentangkan. Memang demikian adanya karena hakikat agama adlah membimbing dan mengarahkan akal. 2. Kedudukan Wahyu Dan Akal Dalam Islam Kedudukan antara wahyu dalam Islam sama-sama penting. Karena Islam tak akan terlihat sempurna jika tak ada wahyu maupun akal. Dan kedua hal ini sangat berpengaruh dalam segala hal dalam Islam. Dapat dilihat dalam hukum Islam, antar wahyu dan akal ibarat penyeimbang. Andai ketika hukum Islam berbicara yang identik dengan wahyu, maka akal akan segerah menerima dan mengambil kesimpulan bahwa hal tersebut sesuai akan suatu tindakan yang terkena hukum tersebut.karena sesungguhnya akal dan wahyu itu memiliki kesamaan yang diberikan Allah namun kalau wahyu hanya orang-orang tertentu yang mendapatkanya tanpa seorangpun yang mengetahu, dan akal adalah hadiah terindah bagi setiap manusia yang diberikan Allah. Dalam Islam, akal memiliki posisi yang sangat mulia. Meski demikian bukan berartiakal diberi kebebasan tanpa batas dalam memahami agama. Islam memiliki aturan untuk menempatkan akal sebagaimana mestinya. Bagaimanapun, akal



3



yang sehat akan selalucocok dengan syariat Islam dalam permasalahan apapun. Dan Wahyu baik berupa Al-qur’an dan Hadits bersumber dari Allah SWT, pribadi Nabi Muhammad SAW yang menyampaikan wahyu ini, memainkan peranan yang sangat penting dalam turunnya wahyu. Wahyu mmerupakan perintah yang berlaku umum atas seluruh umat manusia, tanpamengenal ruang dan waktu, baik perintah itu disampaikan dalam bentuk umum atau khusus.Apa yang dibawa oleh wahyu tidak ada yang bertentangan dengan akal, bahkan ia sejalan dengan prinsip-prinsip akal. Wahyu itu merupakan satu kesatuan yang lengkap, tidak terpisah-pisah. Wahyu itu menegakkan hukum menurut kategori perbuatan manusia. baik perintah maupun larangan. Sesungguhnya wahyu yang berupa al-qur’an dan as-sunnah turun secara berangsur-angsur dalam rentang waktu yang cukup panjang. Namun tidak selalu mendukung antara wahyu dan akal, karena seiring perkembangan zaman akal yang semestinya mempercayai wahyu adalah sebuah anugrah dari Allah terhadap orang yang terpilih, terkadang mempertanyakan keaslian wahyu tersebut. Apakah wahyu itu benar dari Allah ataukah hanya pemikiran seseorang yang beranggapan smua itu wahyu. Seperti pendapat Abu Jabbar bahwa akal tak dapat mengetahui bahwa upah untuk suatu perbuatan baik lebih besar dari pada upah yang ditentukan untuk suatu perbuatan baik lain, demikian pula akal tak mengetahui bahwa hkuman untuk suatu perbuatan buruk lebih besar dari hukuman untuk suatu perbuatan buruk yang lain. Semua itu hanya dapat diketahui dengan perantaraan wahyu. Al-Jubbai berkata wahyulah yang menjelaskan perincian hukuman dan upah yang akan diperoleh manusia di akhirat. Karena Masalah akal dan wahyu dalam pemikiran kalam sering dibicarakan dalam konteks, yang manakah diantara kedua akal dan wahyu itu yang menjadi sumbr pengetahuan manusia tentang tuhan, tentang kewajiban manusia berterima kasih kepada tuhan, tentang apa yang baik dan yang buruk, serta tentang kewajiban menjalankan yang baik dan menghindari yang buruk. Maka para aliran Islam memiliki pendapat sendiri-sendiri antra lain: 1.



Aliran Mu’tazilah sebagai penganut pemikiran kalam tradisional, berpendapat bahwa akal mmpunyai kemampuan mengetahui empat konsep tersebut.



4



2.



Sementara itu aliran Maturidiyah Samarkand yang juga termasuk pemikiran kalam tradisional, mengatakan juga kecuali kewajiban menjalankan yang baik dan yang buruk akan mempunyai kemampuan mengetahui ketiga hal tersebut.



3.



Sebaliknya aliran Asy’ariyah, sebagai penganut pemikiran kalam tradisional juga berpendapat bahwa akal hanya mampu mengetahui tuhan sedangkan tiga hal lainnya, yakni kewajiban berterima kasih kepada tuhan, baik dan buruk serta kewajiban melaksanakan yang baik dan menghindari yang jahat diketahui manusia berdasarkan wahyu.



4.



Sementara itu aliran maturidiah Bukhara yang juga digolongkan kedalam pemikiran kalam tradisional berpendapat bahwa dua dari keempat hal tersebut yakni mengetahui tuhan dan mengetahui yang baik dan buruk dapat diketahui dngan akal, sedangkan dua hal lainnya yakni kewajiaban berterima kasih kepada tuhan serta kewajiban melaksanakan yang baik serta meninggalkan yang buruk hanya dapat diketahui dengan wahyu.



3.klasifikasi dan karakteristik ilmu dalam islam Akal menghasilkan ilmu, dan ilmu berkembang dalam masa keemasan sejarah Islam. Agar dapat dipelajari dengan baik dan benar. Sebagian klasifikasi ilmu itu asli dan berpengaruh, tetapi sebagian lagi hanyalah pengulangan klasifikasi sebelumnya yang kemudian dilupakan orang. Pada massa Al-Farabi, Al-Gazali, Qutubuddin telah berhasil mengklasifikasikan ilmu Islam menjadi beberapa bagian. Ketiga tokoh tersebut adalah orang- orang pendiri terkemuka aliran intelektual dan mereka tumbuh dan berkembang dalam periode-periode penting sejarah Islam. Adapun mereka telah mengklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yakni : 1.  Menurut Al-Farabi, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut : a. Ilmu Bahasa b. Ilmu Logika c. Ilmu Matematis d. Metafisika e. Ilmu Politik, Ilmu Fiqih dan Ilmu Kalam Karakteristik klasifikasi Ilmu Al-Farabi adalah sebagai berikut: a. Para pengkaji dapat memilih subjek-subjek yang benar-benar membawa manfaat bagi dirinya. b. Memungkinkan seseorang belajar tentang hierarki 5



c. Memberikan sarana yang bermanfaat dalam menentukan sejauh mana spesialisasi dapat ditentukan secara benar. d. Memberikan informasi kepada para pengkaji tentang apa yang seharusnya dipelajari sebelum seseorang dapat mengklaim diri ahli dalam suatu ilmu tertentu. 2.  Menurut Al-Gazali, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut : a.  Ilmu teoritis dan ilmu praktis Ilmu teoritis adalah ilmu yang menjadikan keadaan-keadaan yang wujud diketahui sebagaimana adanya. Ilmu praktis berkenaan dengan tindakan-tindakan manusia untuk memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat. b.  Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai Ilmu yang dihadirkan adalah bersifat langsung, serta merta, suprarasional ( diatas atau diluar jangkauan akal ), intuitif ( berdasar bisikan hati ), dan kontemplatif ( bersifat renungan ). Dia biasa menyebut dengan ilmu ladunni Ilmu yang dicapai adalah ilmu yang dicapai oleh akal pikiran manusia (ilmu insani) c.   Ilmu keagamaan dan ilmu intelektual Ilmu keagamaan adalah ilmu-ilmu yang diperoleh dari para nabi, tidak hadir dari akal pikiran manusia biasa. Ilmu intelektual adalah berbagai ilmu yang dicapai atau diperolek melalui kemampuan intelek ( daya atau kecerdasan berpikir ). d.   Ilmu fardu ‘ain dan ilmu fardu kifayah Ilmu fardu ‘ain merujuk pada kewajiban agama yang mengikat setiap muslim dan muslimah. Ilmu fardu kifayah  lebih kepada hal-hal yang merupakan perintah ilahi yang bersifat mengikat komunitas ( kelompok orang ) muslim dan muslimat menjadi satu kesatuan. 3.  Menurut Qutubuddin Al-Syirazi, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut : a. Ilmu – ilmu filosofis ( kefilsafatan ) b. .Ilmu-ilmu nonfilosofi adalah ilmu-ilmu religius atau termasuk dalam ajaran wahyu.     Menurut Al-Qur’an ilmu dibagi menjadi 2, yaitu :



6



a. Ilmu ladunni, yakni ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia. b. Ilmu insani, yakni ilmu yang diperoleh karena usaha manusia. Pembagian ilmu kedalam 2 golongan ini dilakukan karena menurut AlQur’an ada hal-hal yang ada tetapi tidak diketahui manusia, ada pula yang wujud yang tidak tampak. Ditegaskan dalam Al-Quran antara lain dalam firmanNya pada surat AlHaqqah ayat 38-39 yang artinya: “ Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat dan dengan yang tidak kamu lihat.” Dari kalimat terakhir jelas bahwa obyek Ilmu ada 2 yakni : materi dan nonmateri, fenomena dan nonfenomena, bahkan ada yang wujud yang jangankan dilihat diketahui manusia saja tidak.  Dari kutipan-kutipan ayat-ayat diatas jelas bahwa pengetahuan manusia hanyalah sedikit, dan telah diregaskan oleh Allah dalam firmanNya:“ kamu tidak diberi ilmu ( pengetahuan ) kecuali sedikit.”( Q.S 17 : 85 ). Walaupun sedikit namun manusia harus memanfaatkannya untuk kemaslahatan manusia. Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Disamping itu perlu dikemukakan bahwa manusia memiliki naluri haus pengetahuan, sebagaimana telah dikemukan Rasulullah dalam sebuah hadistnya



:



“ Ada 2 keinginan yang tidak pernah terpuaskan yaitu keinginan menuntut ilmu dan keinginan mencari harta” Yang perlu diusahakan adalah mengarahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk kemaslahatan hidup, bukan untuk merusak dan membahayakan umat manusia. Pengarahnya adalah agama dan moral yang selaras dengan ajaran agama. Disinilah letak hubungan antara agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist dengan ilmu pengetahuan dan teknologi ( iptek ) yang bersumber dari akal dan penalaran manusia. 4. Kewajiban Menuntut Ilmu A.  Pengertian Menuntut Ilmu Ilmu berasal dari kata ‫علم‬-‫يعلم‬-‫ا‬LLL‫علم‬ yang artinya mengetahui, lawan dari kata ‫جهل‬ yang artinya bodoh. Sedangkan menuntut ilmu adalah suatu usaha yang 7



dilakukan oleh seseorang untuk merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik, karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan. Seseorang harus memulai dengan ilmu sebelum beramal. Maksud dari beramal adalah melakukan kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam melakukan pekerjaan manusia dituntut mengetahui ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena dengan mengetahui ilmunya pekerjaan akan lebih terarah dan tidak berantakan.   Demikian pula perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Hal yang paling diharapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada diri individu kearah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu. Perbedaan orang yang berilmu dengan orang bodoh dalam Al-qur’an Allah SWT berfirman dalam QS. Az-zumar:9. ٌ ِ‫اَ َّم ْن ه َُو ٰقن‬ َ‫وْ نَ َو الَّ ِذ ْينَ ال‬LL‫ت َِوي الَّ ِذ ْينَ يَ ْعلَ ُم‬L‫لْ يَ ْس‬LLَ‫لْ ه‬LLُ‫ق‬  ۗ َ‫وا َرحْ َمۃَ َربِّه‬LL‫ َرۃَ َويَرْ ُج‬L‫ َذ ُر االَ ِخ‬Lْ‫ا يَح‬LL‫ٓا ِء ًم‬LLَ‫ت ءانَٓا ء الَّ ْي ِل َسا ِجدًا َو ق‬ ‫ب۝‬ ِ ‫اُولُوا ااَل ْل ٰب‬  ‫يَ ْعلَ ُموْ نَ ۗ اِنَّ َما يَتَ َذ َّك ُر‬ Artinya : (apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya ?   Katakanlah, “apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?” sebenarnya hanya orang berakal sehat dapat menerima pelajaran. (Az-zumar:9). Allah membedakan antara orang yang berilmu dan orang yang jahil. Keduanya tidak sama. Terlepas dari substansi ilmu pengetahuan, yang terpenting adalah antara orang yang berilmu dengan orang yang bodoh jelas tidaklah sama. Seperti halnya orang yang buta dan orang yang melihat, kegelapan dan cahaya, orang yang hidup dan mati, manusia dan hewan, serta antara penghuni surga dan neraka.[1] B.    Mengapa Manusia wajib menuntut Ilmu Hukum menuntut ilmu sebagai mana disebutkan pada hadits berikut: ْ ُ‫لم ا‬L‫ك قَا َل قَا َل َرسُو ُل ﷲ صلي ﷲ عليه و س‬ ِّ‫ل‬LL‫ۃٌ َعلَي ُك‬L‫ْض‬ ِّ ‫ا‬LLِ‫و ب‬LLَ‫وا ْال ِع ْل َم َول‬LLُ‫طلُب‬ ٍ ِ‫َس ْب ِن َمال‬ َ ‫ب ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬ َ َ‫ا ِء َّن طَل‬Lَ‫ي ِْن ف‬L‫لص‬ ِ ‫ع َْن اَن‬ ْ َ‫ب الً ِع ْل ِم ِرضًا بِ َما ي‬ )‫طلُبُ (اخر حه ابن عبد البر‬ َ َ‫ُم ْسلِ ٍم اِ َّن ْال َمالَ ِء َكۃَ ت‬ ِ ِ‫ض ُع اَجْ نِ َحتَهَا ِلطَا ل‬ Artinya: Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW bersabda, “carilah ilmu walaupun dinegeri Cina. Sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim. Sesungguhnya malaikat mepetakan sayapnya bagi pencari ilmu karena ridha dengan apa yang dicari.”(HR. Ibnu Abd al-Barr). 8



Mencari  ilmu suatu kewajiban sekalipun dimana saja dan dalam keadaan bagaimanapun pula, tidak ada alasan seseorang meninggalkan ilmu atau tidak mencarinya. Makna walaw ((‫ولو‬ dalam bahasa arab menunjuk batas maksimal apapun yang terjadi (li al-ghayah). Para Ulama memberi penjelasan makna walaupun dinegeri china dalam hadits tersebut antara lain: 1.    Al-Manawiy dalam kitab al-Taysir Syarah al-Jami’ al-Shaghir memberikan arti sekalipun sangat jauh (Mubalaghoh fi al-bu’di) dengan alasan kewajiban menuntutnya sebagaimana hadits lanjutannya. 2.    Faydh Al-Qadir memberikan arti yang sama, yakni walaupun tercapainya ilmu harus mengadakan perjalanan yang sangat jauh seperti perjalanan ke china dan sangat menderita. Orang yang tidak sabar dalam penderitaan dalam mencari ilmu kehidupannya buta dalam kebodohan dan orang yang sabar atasnya akan meraih kemuliaan dunia akhirat. 3.     Abdullah bin Baz dalam Majmu’ fatwanya; anjuran mencari ilmu walaupun ditempat yang sangat jauh bukan berarti di china. 4.     Muhammad Abduh dalam Al-Mannar, memberikan komentar mencari ilmu dengan siapa saja atau dari mana saja sekalipun bukan negeri muslim. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa makna mencari ilmu sekalipun dinegeri china adalah  sekalipun jauh dari tempat tinggal, sekalipun menderita dan sulit, sekalipun datang dari non-muslim atau sekalipun dinegara minoritas muslim yang sudah maju. 5. Peran Ilmuan Terhadap Lingkungan Alam dan lingkungan merupakan ciptaan Allah SWT yang disediakan untuk makhluknya. Manusia sebagai khalifah di muka bumi bertugas untuk mengelola dan mengeksploitasi demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam rangka eksploitasi tersebut, tentu harus diimbangi dengan usaha agar kelestarian alam dan lingkungan tetap terjaga (keseimbangan ekosistem). Dewasa ini perkembangan ekonomi yang diikuti industrialisasi dan perkembangan IPTEK, membuat manusia serakah dalam eksploitasi alam hanya demi kepentingan ekonomi semata tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.



9



Akibatnya kerusakan alam baik di darat, di udara maupun di lautan tak dapat dihindari. Seperti firman Allah SWT : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS Ar Ruum: 41). Sebagian besar kerusakan tersebut disebabkan oleh manusia. Manusia yang melampaui batas, tidak bertanggung jawab dan tidak arif dalam mengelola alam kurang bersyukur atas nikmat dan fasilitas yang diberikan oleh-nya di dunia ini. Lantas bermacam-macam kerusakan alam dan lingkungan tersebut, sudah sepantasnya menjadi tanggung jawab kita bersama agar anak cucu kita masih bisa menikmati bumi dan segala isinya digenerasi mendatang. Di antara pihak berkompeten dan terkait yang punya tanggung jawab dalam masalah tersebut adalah ilmuwan.



10



BAB III PENUTUP



KESIMPULAN Manusia adalah satu-satunya makhluk yang Allah karuniakan akal sebagai alat untuk berfikir. Dengan akal manusia mampu menyerap ilmu pengetahuan dan menciptakan teknologi, serta manghasilkan karya seni, sehingga dapat menciptakan peradaban di muka bumi. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra intuisi dan firasat. Jadi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Seni dalam islam sangat mempengaruhi bagi kemajuan agama islam. Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan iptek dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada. Yaitu dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syari’at Islam.



11



DAFTAR PUSTAKA Thya Muthya, 2013. “Dampak Perkembangan IPTEK dalam Bidang Ekonomi” Dalam Blog Pribadi, halaman 8-12, Desember 2013.http://thyamuthya94.blogspot.co.id/2013/11/dampakperkembangan-iptek-dalam-bidang.html Anton , 2014. “Makalah Ilmu Sosial Budaya” Dalam Blog pribadi, halaman 19-32, April 2014. http://ilmu-duniadanakhirat.blogspot.co.id/2014/11/makalah-ilmu-sosial-budaya-dasarilmu.html Mansoer,Hamdan,dkk.2004.ilmu



pengetahuan



teknologi



dan



seni



dalam



islam.Jakarta:Departemen agama RI. Aminuddin,dkk.2005.islam pengetahuan dan teknologi .Bandung:PT Ghalia Indonesia. Imtihana,Aida,dkk.2009.pendidikan



agama



islam



untuk



umum.Palembang:Universitas Sriwijaya. Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Bakhtiar,Amsal.2010.filsafat ilmu.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.



12



perguruan



tinggi