Makalah Air Bersih [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AIR BERSIH “MATA KULIAH TEKNIK LINGKUNGAN"



Dosen : Ayu Roesdyningtyas Dyah Anggraeny, S.T.,M.T. Di Susun oleh : Rendra Adhitama I.P (1594094006) M. Kamal Abdun N (1594094023) Maulana Harvei ( 1594094021) Nurul Mufida (1694094031) Irna Nailun Najjaha (1694094001)



Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil



Universitas Hasyim Asy’ari Jl.Irian Jaya No. 55 Tebuireng Jombang 61471 Telp. (0321)861719



Daftar isi



Daftar isi .............................................................................................................................. 2 KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 3 BAB I .................................................................................................................................... 4 A.



Latar Belakang......................................................................................................... 4



B.



Tujuan ..................................................................................................................... 4



BAB II................................................................................................................................. 5 2.1



PENYEDIAAN AIR BERSIH ............................................................................ 5



2.1.1



Pengertian air bersih.................................................................................... 5



2.1.2



Sumber Air Bersih ...................................................................................... 7



2.1.3



Standar Kualitas Air Baku .......................................................................... 8



2.1.4



Sistem Penyediaan Air Bersih................................................................... 10



2.1.5



Proyeksi Kebutuhan Air Bersih ................................................................ 11



2.1.6



Satuan Kebutuhan Air Bersih ................................................................... 12



2.2



PROSES PENGOLAHAN AIR BERSIH......................................................... 15



2.3



TAHAPAN PERENCANAAN AIR BERSIH .................................................. 20



2.4



KUALITAS AIR ............................................................................................... 22



2.5



PERMASALAHAN AIR BERSIH ................................................................... 23



2.6



PENYEBAB PENURUNAN KUALITAS AIR ............................................... 25



2.7



SOLUSI ATASI PERMASALAHAN AIR BERSIH ....................................... 26



BAB III ............................................................................................................................. 31 3.1



KESIMPULAN dan SARAN............................................................................ 31



DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 32



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teknik Lingkungan yang membahas tentang “Air Bersih”. Adapun makalah Teknik Lingkungan ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah Teknik Lingkungan ini. Tidak lupa kami mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada seluruh pembaca yang berkenan melihat hasil karya tulis kami, khususnya Dosen kami dan teman-teman dari Fakultas teknik prodi Sipil. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Teknik Lingkungan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca. Jombang, 17 April 2017



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau taraf/kualitas hidup masyarakat. Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat di Indonesia masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat. Di Negara kita ini masalah lainnya yang perlu di pikirkan adalah tentang samapah. Sampah akan terus ada dan tidak akan berhenti diproduksi oleh kehidupan manusia, jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk, bisa dibayangkan banyaknya sampah-sampah dikota besar yang berpenduduk padat. Permasalahan ini akan timbul ketika sampah menumpuk dan tidak dapat dikelola dengan baik.



B. Tujuan 1. Agar mahasiswa mengetahui tentang bagaimana penyediaan air bersih.



2. Agar mahasiswa mengetahui tentang bagaimana cara pembuangan sampah. 3. Agar mahasiswa mampu menganalisa bagaimana pengaruh penyediaan air berih dan pembuangan sampah bagi kesehatan.



BAB II PEMBAHASAN 2.1



PENYEDIAAN AIR BERSIH



2.1.1



Pengertian air bersih Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia



Nomor



1405/menkes/sk/xi/2002



tentang



Persyaratan



Kesehatan



Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat beberapa pengertian mengenai : Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum)



dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Penyelenggaraan merencanakan,



pengembangan



melaksanakan



SPAM



konstruksi,



adalah



mengelola,



kegiatan



memelihara,



merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja. Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut. Kebutuhan air bagi manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar manusia mampu hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya.



2.1.2



Sumber Air Bersih Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota



Terpadu perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah: Mata air, yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama. Sumur dangkal (shallow wells), yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter. Sumur dalam (deep wells), yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter. Sungai, yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan. Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, 1999): Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali penduduk, sebagai



hasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan yang jatuh di permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah mengikuti bentuk topografi, muka air tanah akan dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di daerah yang bertopografi rendah. Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar pantai. Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan atas: -



Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).



-



Sumber



yang



mengalami



pemurniaan



alamiah



(natural



purification). -



Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial treatment).



2.1.3 Standar Kualitas Air Baku Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-zat yang alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan kontaminan yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut tidak begitu besar. Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih, maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan



Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu: -



Persyaratan kualitas air untuk air minum.



-



Persyaratan kualitas air untuk air bersih.



-



Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi. Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan



manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:  Syarat fisik, antara lain: -



Air harus bersih dan tidak keruh.



-



Tidak berwarna



-



Tidak berasa



-



Tidak berbau



-



Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)



 Syarat kimiawi, antara lain: -



Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.



-



Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.



-



Cukup yodium.



-



pH air antara 6,5 – 9,2.



 Syarat bakteriologi, antara lain: -



Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.



Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi



instalasi



penjernihan



air



dan



biaya



operasi



serta



pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.



Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu: -



Aman dan higienis.



-



Baik dan layak minum.



-



Tersedia dalam jumlah yang cukup.



-



Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.



Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar kualitas air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan tersebut standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Menkes No. 173/per/VII tanggal 3 Agustus 1977): -



Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.



-



Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang terlebih dahulu dimasak.



-



Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.



2.1.4 Sistem Penyediaan Air Bersih Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber air baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi



syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih. Teknologi pengolahan disesuaikan dengan sumber air yang ada. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air bersih atau minum dari tandon atau reservoir menuju ke rumahrumah konsumen dengan tekanan air yang cukup sesuai dengan yang diperlukan konsumen. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah disediakan alat pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap bulannya



2.1.5



Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat



kegiatan akan menyebabkan semakin besarnya tingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukan besaran kebutuhan akan air bersih antara lain adalah sebagai berikut: -



Jumlah penduduk



-



Jenis kegiatan



-



Standar konsumsi air untuk individu



-



Jumlah sambungan



Target pelayanan dapat merupakan potensi pasar atau mengacu pada kebijaksanaan nasional. Asumsi-asumsi lain yang digunakan mengikuti kecenderungan data yang ada di lapangan serta kriteria dan standar yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, yaitu seperti:



-



Cakupan pelayanan



-



Jumlah pemakai untuk setiap jenis sambungan



-



Jenis sambungan



-



Tingkat kebutuhan konsumsi air



-



Perbandingan SR/HU



-



Kebutuhan Domestik dan Non Domestik



-



Angka kebocoran



-



Penanggulangan kebakaran



Perencanaan pengadaan sarana prasarana air bersih dilakukan dengan memperhitungkan jumlah kebutuhan air yang diperlukan bagi daerah



perencanaan.



Proyeksi



kebutuhan



air



dihitung



dengan



menggunakan data proyeksi jumlah penduduk, standar kebutuhan air bersih, cakupan pelayanan, koefisien kehilangan air, dan faktor puncak yang diperhitungkan untuk keamanan hitungan perencanaan.



2.1.6



Satuan Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan air terbagi atas kebutuhan untuk: -



Rumah Tangga



-



Non Rumah Tangga Pemerintah Indonesia telah menyusun program pelayanan air



bersih sesuai dengan kategori daerah yang dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk.



Tabel I Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota No



Kategori Kota



Jumlah Penduduk



Sistem



Tingkat Pemakaian Air



1



Kota Metropolitan



> 1.000.000



Non Standar



190



2



Kota Besar



500.000 – 1.000.000



Non Standar



170



3



Kota Sedang



100.000 – 500.000



Non Standar



150



4



Kota Kecil



20.000 – 100.000



Standar BNA



130



5



Kota Kecamatan



< 20.000



Standar IKK



100



6



Kota Pusat Pertumbuhan



< 3.000



Standar DPP



30



Sumber : SK-SNI Air Bersih



Tabel II Tingkat Pemakaian Air Non Rumah Tangga



No



Non Rumah Tangga (fasilitas)



Tingkat Pemakaian Air



1



Sekolah



10 liter/hari



2



Rumah Sakit



200 liter/hari



3



Puskesmas



(0,5 – 1) m3/unit/hari



4



Peribadatan



(0,5 – 2) m3/unit/hari



5



Kantor



(1 – 2) m3/unit/hari



6



Toko



(1 – 2) m3/unit/hari



7



Rumah Makan



1 m3/unit/hari



8



Hotel/Losmen



(100 – 150) m3/unit/hari



9



Pasar



(6 – 12) m3/unit/hari



10



Industri



(0,5 – 2) m3/unit/hari



11



Pelabuhan/Terminal



(10 – 20) m3/unit/hari



12



SPBU



(5 – 20) m3/unit/hari



13



Pertamanan



25



Sumber : SK-SNI Air Bersih



3/unit/hari



2.2



PROSES PENGOLAHAN AIR BERSIH Air bersih adalah kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Dalam keseharian, air bersih digunakan untuk berbagai keperluan, dari minum, mandi, cuci, masak dan lainnya. Hasil dari aktivitas masyarakat tersebut adalah air buangan/air limbah. Selain dari rumah tangga, air buangan juga dapat berasal dari industri maupun kotapraja. Lalu bagaimana air buangan tersebut diolah menjadi air bersih? Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3 aspek, yakni pengolahan secara fisika, kimia dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtrasi, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya bahan ini digunakan untuk menyisihkan logamlogam berat yang terkandung dalam air. Sedangkan pada pengolahan secara biologis,



biasanya



memanfaatkan



mikroorganisme



sebagai



media



pengolahnya. PDAM (Perusahaan Dagang Air Minum), BUMN yang berkaitan dengan usaha menyediakan air bersih bagi masyarakat, biasanya melakukan pengolahan air bersih secara fisika dan kimia. Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia adalah sebagai berikut :



a. Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air) Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air. Sumber air utamanya diambil dari air sungai. Pada bangunan ini terdapat bar screen (penyaring kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon, dsb.



b. Bak Prasedimentasi (optional) Bak ini digunakan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi (kekeruhan yang menyebabkan air berwarna coklat). Bentuknya hanya berupa bak sederhana, fungsinya untuk pengendapan partikelpartikel diskrit dan berat seperti pasir, dll. Selanjutnya air dipompa ke bangunan utama pengolahan air bersih yakni WTP.



c. WTP (Water Treatment Plant) Ini adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih. Bangunan ini beberapa bagian, yakni koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi. 



Koagulasi



Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya, analoginya seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut merata dalam waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi, selain rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan batang pengaduk). 



Flokulasi Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok menumpuk. Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu mengikat flokflok tersebut.







Sedimentasi Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikelpartikel



koloid



yang sudah didestabilisasi oleh unit



sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Pada masa kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat tergabung yang disebut unit aselator.







Filtrasi Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.







Desinfeksi Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang hidup, sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini, biasanya berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yakni reservoir.



d.



Reservoir Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi. Karena kebanyakan distribusi di Indonesia menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat dengan posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi, bisa diatas bukit atau gunung.



Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, unit intake, WTP dan reservoir dapat dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke resevoir. Pada akhirnya, dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi. Sekarang ini, perkembangan metode pengolahan air bersih telah banyak berkembang, diantaranya adalah sistem saringan pasir lambat. Perbedaan utama pada sistem ini dengan sistem konvensional adalah arah aliran airnya dari bawah ke atas (up flow), tidak menggunakan bahan kimia dan biaya operasinya yang lebih murah. Pada akhir tahun lalu pun, Pusat Penelitian Fisika LIPI telah berhasil menciptakan alat untuk mengolah air kotor menjadi air bersih yang layak diminum, sistem ini dirancang agar mudah dibawa dan dapat dioperasikan tanpa memerlukan sumber listrik.



2.3



Tahapan Perencanaan Air Bersih Dalam pemenuhan kebutuhan prasarana air bersih, maka dilakukan tahapan-tahapan perencanaan berdasarkan 5 (lima) komponen utama yang terdiri dari: 1.



Perhitungan Kebutuhan Air Kebutuhan air dihitung berdasarkan kebutuhan untuk rumah tangga



(domestik), non domestik dan juga termasuk perhitungan atas kebocoran air. Analisis kebutuhan air ini disesuaikan dengan hasil perhitungan proyeksi penduduk, prosentase penduduk yang dilayani dan besarnya pemakaian air. 2.



Identifikasi Sumber Air Baku Identifikasi air baku terutama dimaksudkan untuk mendapatkan



informasi mengenai: –



Jarak dan beda tinggi sumber air terhadap daerah pelayanan







Debit andalan sumber air







Kualitas air baku dan jenis alokasi sumber air baku pada saat ini



3. Pemeriksaan dan Penilaian Kualitas Air Sistem pengolahan air yang dibangun harus dapat memproduksi air yang memenuhi standar kualitas air bersih yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI.



4. Pemilihan Alternatif Sistem Sistem penyediaan air bersih yang dirancang merupakan sistem terpilih yang diperoleh berdasarkan hasil pemilihan terhadap beberapa alternatif pilihan sistem. Penentuan pilihan didasarkan pada penilaian berdasarkan aspek:



5.







Teknis







Ekonomis







Lingkungan



Perhitungan Kebocoran/Kehilangan Air Kehilangan air yang disebabkan kebocoran teknis dan non teknis diperkirakan sebesar 20% dari kebutuhan total.



6. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Sistem Penyediaan Air Bersih terdiri dari: –



Sistem Produksi meliputi Intake dan Instalasi Pengolahan Air







Sistem Distribusi meliputi Reservoir dan Pipa Induk







Sistem Pemanfaatan melalui Sambungan Rumah dan Hydrant Umum



Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem distribusi adalah:



2.4







Pola tata guna lahan







Kepadatan penduduk







Kondisi topografi kota







Rancangan induk kota.



Kualitas air Air di sumber–sumber harus layak diminum dan cukup volumenya untuk keperluan keperluan dasar (minum, memasak, menjaga kebersihan pribadi dan rumah tangga) tanpa menyebabakan timbulnya risiko–risiko besar terhadap kesehatan akibat penyakit–penyakit maupun pencemaran kimiawi atu radiologis dari penggunaan jangka pendek. Di sumber air yang tidak terdisinvektan (belum bebas kuman), kandungan bakteri dari pencemaran kotoran manusia tidak lebih dari 10 coliform per 100 mili liter. Hasil penelitian kebersihan menunjukkan bahwa resiko pencemaran semacam itu sangat rendah. Untuk air yang disalurkan melalui pipa–pipa kepada penduduk yang jumlahnya lebih dari 10.000 orang, atau bagi semua pasokan air pada waktu ada resiko atau sudah ada kejadian perjangkitan penyakit diare, air harus didisinfektan lebih dahulu sebelum digunakan sehingga mencapai standar yang bias diterima (yakni residu klorin pada kran air 0,2–0,5 miligram perliter dan kejenuhan dibawah 5 NTU) Konduksi tidak lebih dari 2000 jS / cm dan airnya biasa diminum. Tidak terdapat dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan pengguna air, akibat pencemaran kimiawi atau radiologis dari pemakaian jangka pendek, atau dari pemakain air dari sumbernya dalam jangka waktu yang telah direncanakan, menurut penelitian yang juga meliputi penelitian tentang kadar endapan bahan–bahan kimiawi yang digunakan untuk mengetes air itu sendiri. Sedangkan menurut penilaian situasi nampak tidak ada peluang yang cukup besar untuk terjadinya masalah kesehatan akibat konsumsi air itu.



2.5



PERMASALAHAN AIR BERSIH Air sangat penting bagi kesehatan manusia. Namun, populasi manusia yang terus meningkat membutuhkan lebih banyak air, pangan, energi, dan bahan baku sehingga semakin memperketat persaingan. Masalahnya adalah kita bersaing dengan alam yang juga membutuhkan air untuk menjaga ekosistemnya. Kita terus menyalahgunakan sumber daya air yang ada di Bumi, sekarang kita harus siap untuk menerima konsekuensinya. Meskipun tiga perempat dari bumi adalah air, tetapi hanya satu persen yang tidak layak untuk dikonsumsi manusia. Dengan kondisi seperti ini, air menjadi berbahaya bagi kesehatan bila diminum dalam kondisi darurat. Jika kita minum air yang tidak murni, meskipun di dalamnya terdapat mineral yang diperlukan manusia, hal ini akan membuat tubuh kita seperti filter alami. Dengan sendirinya, tubuh kita akan menyaring racun dan polutan yang telah mencemari air yang kita minum. Penyediaan air bersih kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan lingkungan atau kesehatan masyarakat, yang memiliki peran dalam mengurangi jumlah orang dengan penyakitnya, terutama penyakit yang berhubungan dengan air, dan berperan penting dalam meningkatkan standar atau tingkat (kualitas) hidup. Sampai saat ini, penyediaan air bersih bagi masyarakat masih dihadapkan pada beberapa masalah yang kompleks dan sampai sekarang belum dapat sepenuhnya diatasi. Salah satu masalah yang kita hadapi saat ini adalah masih rendahnya tingkat pelayanan air kepada masyarakat. Sehingga, hal itu akan memiliki efek pada kesehatan manusia. Di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, kontaminasi oleh mikroorganisme (bakteri atau virus) ke badan air dan pasokan air yang sering terjadi, dan kali ini dengan faktor kimia polusi dan fisika, misalnya kontaminasi oleh senyawa polutan mikro yang mutagenik dan/atau penyebab kanker (karsinogenik) perlu diwaspadai. Hal ini sering muncul sebagai akibat dari urbanisasi dan industrialisasi dan juga karena penggunaan teknologi produksi yang sering tidak atau kurang ramah terhadap lingkungan atau kesehatan masyarakat. Pada tahun 2013, dari sekitar dua ratus jutaan orang Indonesia, hanya 20% yang memiliki akses ke air bersih. Sebagian besar berada di daerah perkotaan. Adapun sisanya, atau



sekitar 80% masyarakat Indonesia masih mengkonsumsi air yang tidak layak untuk kesehatan. Hal itu dibuktikan oleh penelitian Jim Woodcock, konsultan masalah air dan sanitasi dari bank dunia, hasilnya adalah bayi di Indonesia kurang lebih 100.000 tewas setiap tahun akibat diare, penyakit yang paling mematikan sekunder untuk infeksi saluran pernapasan akut. Penyebab utama, jelas kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi. Menurut pendapat saya, ada dua masalah utama yang menyebabkan kualitas air yang buruk di Indonesia. Masalah pertama adalah kurangnya kesadaran masyarakat di Indonesia tentang lingkungan. Masih banyak penduduk selalu mengarah pada kualitas air yang buruk di Indonesia, terutama pada sumber daya air yang seharusnya menjadi sumber mata pencaharian. Masalah kedua, adalah alokasi anggaran yang rendah untuk masing-masing daerah yang digunakan untuk meningkatkan pelayanan air bersih dan sanitasi. Dua masalah utama di atas, tampaknya tidak ada habisnya. Bahkan dari tahun ke tahun semakin besar danbertambah kompleks untuk ditangani. Di Indonesia, salah satu kendala utama dalam penyediaan air bersih adalah terbatasnya pasokan air. Sebagian besar PDAM beroperasi dengan mengandalkan air baku dari air sungai. Sementara sungai yang ada sudah banyak mengalami degradasi yang disebabkan kerusakan DAS, masalah antropogenik, dan melemahnya perlindungan terhadap sungai. Faktor perubahan iklim juga menyababkan trend (kecenderungan) debit sungai mengecil secara signifikan. Sungai Bengawan Solo turun hingga 44,18 m3/det, Sungai Serayu turun hingga 45,76 m3/det, dan sungai Cisadane turun hingga 45,10 m3/det. Pada musim kemarau, debit aliran dasar (base flow) sungai cenderung sangat rendah sehingga mengakibatkan permasalahan baru seperti intrusi air laut, krisis air, dan konflik dengan pengguna lain seperti untuk pertanian. Tidak hanya kuantitas, dari segi kualitas pun mengalami penurunan. Berdasarkan data kemetrian riset dan teknologi, sekitar 70% PDAM di Indonesia mengalami penurunan kualitas air.



2.6



PENYEBAB PENURUNAN KUALITAS AIR Penyebab penurunan kualitas air pada umumnya selalu di kaitkan dengan factor manusia, sebab berkaca pada saat ini memang tersebut bisa dirasakan. Namun, hal tersebut sukar untuk diatasi. Berikut penyebab penurunan kualitas air yang disebabkan oleh : 1. Perilaku Manusia Perilaku manusia saat ini sungguh sangat memperhatinkan, bagaimana tidak mereka seolah-olah tidak peduli dengan lingkungan disekitarnya, bahkan banyak diantara mereka dengan sengaja merusak lingkungan dikarenakan beberapa factor. Namun, umumnya hal tersebut dilakukan atas dasar keserakahan mereka sendiri sehingga berdampak buruk bagi kelangsungan hidup mereka sendiri.



2. Populasi yang terus bertambah dan sebaran penduduk yang tidak merata. Pertambahan penduduk setiap tahun selalu meningkat, kecenderungan mereka terhadap menikah di usia mudalah menjadi factor utama, karena disebabkan oleh beberapa hal. Populasi tersebut sangat signifikan bila dilihat dengan data sensus kependudukan tiap tahun. Apabila hal tersebut terus terjadi, tidak menutup kemungkinan banyak dari mereka yang akan membuka lahan baru dengan merusak lingkungan.



3. Kerusakan Lingkungan Kerusakan lingkungan disebabkan oleh 2 faktor, yaitu factor manusia dan factor alam. Berikut kerusakan lingkungan yang di kaitkan dengan factor tersebut : - Penggundulan Hutan - Global Warming - Pencemaran Air - Kurangnya koordinasi antara institusi terkait



- Anggaran yang tidak mencukupi



2.7



SOLUSI ATASI PERMASALAHAN AIR BERSIH Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat. Masalah air merupakan masalah yang utama, baik masalah penyediaan air bersih di kota dan di desa, pencemaran air, serta masalah penyaluran dan pengelolaan air buangan penduduk dan industri. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahluk di dunia. Oleh karena itu, seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia berbagai upaya dilakukan untuk menyediakan air bersih yang aman bagi kesehatan. Adapun air yang sehat harus memenuhi empat kretiria parameter, yaitu sebagai berikut :  







Parameter fisik yang meliputi padatan terlarut, kekeruhan , warna, rasa, bau, dan suhu. Parameter kimiawi yang terdiri atas berbagai ion, senyawa beracun, kandungan oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen kimia. Parameter biologis meliputi jenis dan kandungan mikrooganisme baik hewan maupun tumbuhan. Keempat adalah parameter radioaktif meliputi kandungan bahan – bahan radioaktif.



Indonesia memiliki 6% potensi air dunia atau 2 % potensi air di Asia Pasifik. Tapi ironisnya, setiap tahun Indonesia mengalami krisis air bersih secara kualitas maupun kuantitas. Sumber air alam semakin menyusut dan air bersih olahan semakin mahal. Sebanyak 13 sungai yang melewati ibukota Indonesia bahkan tercemar bakteri E-coli, termasuk 70 persen air tanahnya.



Di Indonesia, masalah air bersih merupakan masalah klasik yang tidak kunjung usai diberantas. Pada tahun 2013 ini, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa. Dari jumlah yang begitu banyak, hanya sekitar 20% saja yang memiliki akses terhadap air bersih. Itu pun kebanyakan dari daerah perkotaan yang menikmati air bersih. Sedangkan sisanya, sekitar 80% dari rakyat Indonesia masih mengkomsumsi air yang bisa dikatakan hampir tidak layak dan bahkan tidak layak untuk dikomsumsi. Mengatasi Permasalahan Air Bersih Dengan Membuat Penampungan Air Hujan Air merupakan hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa air. Bahkan fakta membuktikan bahwa manusia dapat menahan lapar lebih lama daripada menahan haus. Coba bayangkan apa jadinya apabila kita kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan kita. Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis, memiliki curah hujan ratarata diatas 2 meter per tahun. Yang artinya kalau semua air hujan yang turun tidak mengalir ke mana-mana, tidak meresap dan tidak menguap maka Indonesia terendam setinggi 2 meter. Jumlah yang terlalu banyak, sehingga malah menimbulkan keluhan. Kita senang di hari-hari pertama musim hujan, lalu mengeluh di hari-hari berikutnya dan sangat lega ketika musim hujan akhirnya benar-benar pergi. Dengan curah hujan yang demikian tinggi, seharusnya air hujan bisa dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif sumber air bersih di Indonesia. Sayangnya, ketika curah hujan di Indonesia cukup tinggi, masyarakat masih jarang yang memanfaatkannya. Air hujan yang begitu berlimpah, lebih banyak terbuang sia-sia dibanding untuk dimanfaatkan. Sedangkan saat curah hujan sangat rendah, masyarakat justru kekurangan air. Hal ini menjadi suatu ironi yang tidak terelakkan ketika negara lain yang curah hujannya terbatas bisa memanfaatkan air hujan dengan sangat baik seperti Inggris. Dengan curah hujan hanya sekitar 700 mm/tahun saja, Inggris tidak pernah mengalami kekurangan air. Mereka membangun danau-danau buatan untuk menampung air hujan, sehingga pada saat musim kemarau datang mereka tetap memiliki cadangan air.



Oleh karena itu, air hujan perlu dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif, jika tidak ingin kekurangan air bersih saat musim kemarau. Lantas bagaimana cara memanfaatkan air hujan tersebut? Banyak cara untuk memanfaatkan air hujan tersebut, salah satunya adalah dengan membuat Penampungan Air Hujan (PAH). Dari pengalaman saya sejak kecil, air bersih merupakan salah satu permasalahan utama di daerah saya. Namun, permasalahan tersebut tidak membuat warga kehabisan akal untuk mendapatkan air bersih. Salah satu cara warga untuk mendapatkan air bersih adalah dengan menampung air hujan saat musim hujan tiba. Cara ini sangat efektif untuk mendapatkan air bersih, walaupun tidak semua bak Penampungan Air Hujan yang dibuat oleh warga mampu bertahan selama musim kemarau. Dengan membuat bangunan penampungan air hujan, warga secara tidak langsung telah memberikan contoh penyediaan air baku mandiri dengan sistem pemanenan air hujan, meskipun saat penggunaannya berlangsung singkat. Di daerah saya, bak Penampungan Air Hujan dengan kedalaman 4 meter (sudah termasuk dengan ketinggian 1 meter diatas tanah), dapat bertahan 3-4 bulan pemakaian. Pada dasarnya, bangunan Penampungan Air Hujan sangat sederhana cara pembuatannya. Adapun cara warga membuat bak penampungan air hujan dan cara kerjanya adalah sebagai berikut : Pertama-tama warga menggali tanah disekitar tempat tinggal mereka dengan diameter 1,5-2,5 meter. Dengan diameter tersebut, warga menggali sesuai dengan keinginan dan kemampuan finansial yang mereka miliki. Setelah kedalaman galian sesuai dengan yang di inginkan, maka dilakukan plesteran dan acian agar nanti musim hujan bisa digunakan untuk menampung air hujan. Sebelum musim hujan tiba, bak penampungan yang sudah selesai pengerjaannya dibuatkan penutup, baik dengan menutup langsung dengan plat beton atau dengan membuatkan penutup dari bambu/kayu. Setelah penutup selesai dikerjakan, maka bagian terakhir adalah dengan membuat saluran air yang dihubungkan dDengan adanya masalah-masalah terhadap krisis air diatas , Saya memiliki beberapa solusi krisis air bersih yakni sebagai berikut :







Membuang sampah pada tempatnya Mungkin terdengar sederhana tapi pelanggaran membuang sampah sembarangan kerap terjadi pad kehidupan kita sehari-hari tentunya . Bayangkan >250 juta penduduk indonesia jika membuang 1 buah sampah saja setiap harinya akan ada 2 milliar sampah tercemar setiap pekan nya . Ironis bukan ? nah ada baiknya kita membuang bekas dan bungkus ke tempatnya.







Membuat daerah resapan air Sudah hukum dalam hidup air untuk merambat kedaerah yang rendah, ada baiknya dimana daerah rendah yang kerap terjadi banjir ditanamai kebun-kebun dan pepohonan . Karna tanaman dapat menyerap air sehingga dapat meminimalisir banjir.







Membuat Bipopori Bipopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningakatkan daya resap air pada tanah . Metode yang dicetuskan salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) . Dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah yang ditimbun kemudian dapat menghidupi fauna dalam tanah yang seterusnya menciptakan pori-pori didalam tanah.







Membuat Rainwater Harvesting Rainwater Harvesting atau yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagi Panen Hujan . Digunakan untuk menyimpan ,



mengumpulkan , dan mendistribusikan air hujan yang terkumpul dari atap untuk kemudian digunakan diluar rumah untuk dibisniskan .







Reformasi Rekayasa dan Kekaryaan PDAM Menurut UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, juga berpeluang hadir dan menjadi opsi air bersih untuk warga. Reformasi rekayasa dan kekaryaan PDAM sendirinya adalah hal yang memang patut untuk tidak ditawar-tawar lagi karena PDAM merupakan instansi intim untuk penyediaan air bersih masyarakat.







Pemanasan Global faktor perubahan aliran air juga dipengaruhi Pemanasan Global , selain itu akumulasi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Akibat aktivitas manusia juga dapat merusak siklus Hidrologi di atmosfer . So kita juga harus menanggulangi pemanasan global demi Air bersih di Indonesia.



Mungkin prediksi ancaman krisis air bersih di Indonesia tahun 2025 sangat mungkin terjadi dikarnakan kelalaian kita menjaga dan melestarikan kekayaan potensi air yang kita miliki. Banyak Solusi yang saya tawarkan. Manajemen pengelolaan air yang baik dan pembangunan infrasturuktur merupakan Solusi utama didalam mengupayakan krisis air bersih . Kalau bukan kita siapalagi ? Kita harus berbenah sejenak Kekayaan alam yang negara kita miliki janganlah sampai kita juga yang merusaknya . Mari kita jaga Potensi Air bersih di negeri ini.



BAB III PENUTUP 3.1



KESIMPULAN dan SARAN Pada proses penyediaan air bersih dan pembuangan sampah di Indonesia sudah memiliki aturan yang berlaku tetapi belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik ketika dilapangan ,karena banyak factor yang dapat mempengaruhinya,baik dari segi SDM nya,kesadaran pelaksana,situasi,dan Sumber dana yang ada . Sehingga kita belum dapat menciptakan Indonesia yang siap untuk menaggulangi terjadinya bencana alam yang cepat,tepat,dan benar.Dan kita belum dapat menyiapkan Indonesia sebagai Negara yang mampu dalam proses pengelolaan sampah dengan cara yang benar.



DAFTAR PUSTAKA file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/index.php.htm file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/m5o11z-wow-tempat-pembuangansampah-jadi-obyek-wisata…artike.htm http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16528-2208100660-Chapter2.pdf http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_lingkungan/bab2_sistem_pe nyedian_air_bersih.pdf