Makalah Al-Madkhal Ila Ilmu Al-Lughah Kelompok 21 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AL-MADKHAL ILA ILMU AL-LUGHAH TENTANG



Proses Terjadinya bahasa (Amaliyatul Kalam)



Disusun Oleh: Habil Rahman Hakim



2011010018



Dosen Pengampu : Dr.H. Yufni Faisol, M.Ag.



JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG 1442 H / 2021 M



PEMBAHASAN A. Faktor yang Mempengaruhi Orang Berbahasa a. Faktor Internal 1. Sosial dan kodrat manusia Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, maka dari itu untuk mempermudah akses terhadap sesama, mendorong seseorang untuk berbahasa atau berkomunikasi dalam hal mencapai tujuannya baik itu dari segi materi maupun dari segi nonmateri. Dengan berbahasa orang-orang mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Faktor ini juga dipicu oleh dorongan jiwa dan kodrat manusia sebagai makhluk sosial, yang pada dasarnya manusia ingin memahami situasi yang terjadi, lingkungannya, dan permasalahan yang terjadi. Ini menggambarkan manusia tidak bisa hidup sendiri, maka dengan berbahasa menjadikan salah satu jalan keluar dalam penyelesaian masalah (resolving). 2. Emosi Emosi merupakan reaksi (hasil kinerja kejiwaan) seseorang dalam menghadapi suatu peristiwa dan keadaaan tertentu. Banyak sekali jenis emosi seperti bahagia,sedih,gelisah,takut,galau,dll. Emosi ada yang bisa dikendalikan dan ada yang tidak bisa dikendalikan tergantung kapasitas yang bisa diterima oleh orang tersebut. Dan berbahasa merupaka salah satu media sesesorang untuk mengekspresikan emosi tersebut, dengan bahasa tubuh (body languange) contohnya dengan memasang ekspresi muka marah, tersenyum, ketawa, dll. Bisa juga secara verbal menggunakan bahasa yang dimengerti dalam suatu kelompok tersebut 3. Persepsi Persepsi merupakan cara (way) seseorang dalam menafsirkan informasi yang telah diolah menjadi sebuah pandangan atau disebut perspektif. pengalaman, perhatian, informasi dari luar, dan harapan merupakan elemen penting dalam terbentuknya persepsi. Proses pemahaman seseorang terhadap



suatu rangsangan dan kejadian ini dapat memiliki padangan dan perspektif yang berbeda-beda. Karena setiap orang memiliki pandangan yang berbeda, maka diperlukannya komunikasi atau berbahasa terhadap sesama dalam menyampaikan pandangannya agar bisa mengerti satu sama lain, dan inilah yang disebut berpendapat, dan setiap orang wajib menghargai pendapat orang lain.



b. Faktor Eksternal 1. Kematangan Panca Indra Kematangan alat ucap dan fisik mempunyai fungsi penting untuk berkomunikasi dan berbahasa. Semua indera mempunyai tugas dan fungsi yang berguna dalam kelangsungan komunikasi. Seperti sesorang yang lebih tua mampu berbicara dan berbahasa lebih fasih dari anak balita. dengan tingkat kematangan fisik yang sempurna, seseorang mampu berbahasa lebih sempurna dan merespon lawan bicara lainnya, contoh seorang mahasiswa merespon makalah yang ia baca dan dengar dari pemakalah tersebut, seseorang sopran yang mampu membaca lambang nada saat melakukan nyanyian klasik, dan contoh serupa lainnya yang terkait dalam meresponi suatu bahasa. Maka dari itu tingkat kematangan fisik yang sempurna mempengaruhi sesorang berbahasa dan meresponi lawan bicara yang akhirnya terjadinya suatu komunikasi. 2. Pengetahuan Tingkat pengetahuan seseorang menjadi faktor utama dalam aktivitas berbahasa. Apabila seseorang memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas maka ia mampu memberikan informasi serta pesan dengan mudah dan jelas. Pengetahuan yang luas memiliki peran penting bagi komunikator dan komunikan. Bagi komunikator mampu memilih diksi serta cara penyampaian yang sesuai dalam menyampaikan informasi secara verbal maupun nonverbal. Dan bagi seorang komunikan, mampu merespon dan mengintepretasikan informasi yang diterima dengan benar dan mudah. Maka pengetahuan memiliki peran penting dalam proses berbahasa dan berkomunikasi.



3. Lingkungan Serta Nilai dan budaya adat Lingkungan memiliki peran penting dalam proses seseorang untuk berbahasa, karena pada masa kecil, anak-anak merekam suatu informasi yang diterima dari suatu kejadian, dan terbiasa olehnya, maka sering sekali kita dengar anak-anak sudah mulai bisa mengucap satu dua kata walau pengucapannya tidak sempurna. Nilai dan budaya adat digunakan sebagai parameter dan tolak ukur dalam berkomunikasi (pantas atau tidak pantas) supaya komunikasi terjalin dengan baik. Sebelum melakukan aktivitas berbahasa (communication) dengan orang lain, alangkah baiknya kita mengetahui bagaimana background budaya atau adat yang mereka anut. contohnya sesorang bersuku batak yang terbiasa mendengar dan menggunakan suara keras dan intonasi yang tinggi. Sedangkan orang jawa terbiasa menggunakan dan mendengarkan bahasa yang halus dengan intonasi yang rendah. Maka dari perbedaan ini muncullah proses berbahasa dalam memahami satu sama lain. B. Proses Pembentukan Bunyi Dalam proses pembuatan bunyi, asal energi utamanya adalah arus udara yang mengalir ke paru-paru. Getaran-getaran itu muncul pada pita suara menjadi dampak tekanan arus udara, yang diikuti menggunakan gerakan alat ucap sedemikian rupa dan mengakibatkan perbedaan serta perubahan rongga udara yang terletak pada mulut atau hidung. Dengan begitu, fasilitas primer yang berperan penting dalam proses pembentukan bunyi bahasa ialah arus udara, pita bunyi, dan alat ucap. 1. Arus Udara Arus udara yang merupakan sumber tenaga primer dalam proses pembentukan bunyi bahasa adalah output atau hasil kerja alat atau organ tubuh (fisiologis) yang dikendalikan oleh otot-otot tertentu atas perintah para saraf otak. Dengan begitu, arus udara dibentuk dan diciptakan atas perintah sarafsaraf otak tertentu; apakah arus udara menuju ke luar paru-paru, atau arus udara kedalam menuju paru-paru.



2. Pita Suara selanjutnya pita suara adalah asal bunyi. pita suara bergetar dan digetarkan oleh udara yang menuju keluar atau masuk kedalam paru-paru. Pita suara terdapat dan berada di dalam kerongkongan. aktivitas membuka dan menutup lubang suara menyebabkan bergetarnya pita suara. dan disebut glotis apabila lubang itu terbuka. terbukanya lubang tergantung aktivitas yang diperlukan terkadang ada yang terbuka dari muka (anterior) sampai kebelakang (posteriror) dan ada juga yang tidak sampai kebelakang. banyak macam getaran yang terjadi contohnya ada getaran dari getaran penuh dari muka ke belakang, ada getaran kecil yang memiliki panjang getaran setengah, seper empat, dan seterusnya dari panjang pita suara, dan bergetar sekaligus secara bersamaan. sekali terjadinya aktivitas membuka dan menutupnya pita suara sudah terjadinya satu gelombang. Tenggorokan yang berada dan terdapat di atas pita suara, rongga mulut, dan rongga hidung, berfungsi sebagai resonator (yang menyebabkan rendah tingginya suatu bunyi) yang diciptakan oleh pita suara. Dengan begitu, dan ketika pita suara bergetar, tenggorokan, rongga mulut, dan rongga hidung berperan dalam membantu menggetarkan udara dengan frekuensi yang seirama dan selaras dengan frekuensi yang terjadi di pita suara, sehingga bunyi yang dihasilkan pita suara menjadi lebih tinggi dan dominan pengaruhnya. 3. Alat Ucap Alat ucap membagi fisiologis menjadi tiga komponen penting yaitu komponen supraglotal, komponen laring, dan komponen subglotal



C. FONOLOGI Fonologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bunyi bahasa (Mansoer Pateda, 1988). Dalam fonologi, kita mengenal adanya istilah fonetik. Fonetik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari dan meneliti dasar-dasar fisik bunyi-bunyi bahasa (Verhaar, 1996). Ada dua segi dasar fisik tersebut, yaitu segi alat-alat bicara serta penggunaannya dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa; dan sifat-sifat akustik bunyi yang telah dihasilkannya. Menurut dasar yang pertama, fonetik tersebut disebut "fonetik organik" (karena menyangkut alat-alat bicara) atau Fonetik artikulatoris). Sementara menurut dasar yang



kedua disebut fonetik akustik," karena menyangkut bunyi bahasa dari sudut bunyi sebagai getaran. Sebagian besar fonetik akustik adalah berdasarkan pada ilmu fisika (tentang bunyi), yang diterapkan kepada bunyi-bunyi bahasa. Dari penjelasan di atas, kiranya dapat dibedakan antara fonologi dengan fonetik, di mana fonetik merupakan ilmu yang mempelajari bunyi dari segi aksi kejadian dalam pengucapan (actual speech event), tanpa melihat nilai atau makna dari bunyi tersebut, sementara fonologi adalah ilmu yang membahas mengenai bunyibunyi dari segi fungsinya pada bahasa tertentu 1. FONETIK ARTIKULATORIS (ALJAANIB AL-ADHUWWI, ALFISIIULLUJI) Fonetik artikulatoris meneliti alat-alat organik rmanakah yang kita pakai untuk menghasilkan bunyi bahasa. Bila kita bicara, kita akan menghasilkan bunyi bahasa. Tentu saja, kita bisa menghasilkan bunyi- bunyi lain juga dengan alat-alat itu, seperti kita berteriak, bernyanyi, batuk, dan lain sebagainya. Bila kita bicara, udara dipompakan dari paru-paru, melalui batang tenggorokan ke pangkal tenggorokan yang di dalamnya terdapat pita-pita suara. Pita-pita itu harus terbuka agar udara bisa keluar dari rongga mulut atau rongga hidung (atau kedua-duanya). Jika udara yang keluar tanpa resistor atau hambatan, kita tidak akan mampu menghasilkan bunyi bahasa seperti contohnya aktivitas bernapas. hambatan yang penting dalam proses menghasilkan bunyi bahasa terjadi pada pita pita suara, dan alat ucap artikulasi diatas pita suara itu, salah satu contohnya bagian lidah dan salah satu tempat lain, seperti langitlangit, gusi, gigi, dan lain sebagainya. 2. FONETIK AKUSTIK (AJAANIB ALADHUWW ALFIZIYA’I) Fonetik Akustik adalah ilmu yang meneliti dan mempelajari bunyi bahasa menurut segi fisisnya sebagai getaran udara. misal, aktiviras memainkan alat musik seperti gitar, udara akan mengalami getaran dan senar kita gesek atau petikkan akan menyebabkan keluarnya bunyi yang bisa kita dalami dan nikmati keindahannya. begitu pula alat ucap manusia yang menghasilkan bunyi contoh alatnya, alat artikulator (lidah), dan alat artikulasi (gigi,langit langit, dan titik sentuh), dan penyanyi yang menghasilkan senandungan bait bait indah. kajian fonetik lebih kompatibel dilakukan di lab bahasa yang memiliki fasilitas



mumpuni dan perangkat elektronik yang mampu membedakan berbagai bunyi bahasa. Fonetik akustik meneliti bunyi menurut sifat-sifatnya sebagai getaran udara. udara yang bergetar merupakan udara yang memiliki gerakan dalam gelombang-gelombang. oleh karena itu partikel-partikel yang berada di udara dibuat begerak, dan gerakan yang dihasilkan itu mendesak partikel yang lain, dan siklusnya akan berputar terus yang akhirnya membentuk "gelombang" Arah gerukan ini kemana saja bebas jika tiada hambatan sama sekali (misalnya dinding), atau jika tidak ada sesuatu yang mengganggu perjalanan (misalnya,permukaan yang tidak rata). FONETIK AUDIOTORIS Fonetik auditoris, yaitu menyelidiki cara penerimaan bunyi-bunyi bahasa oleh telinga sebagai persepsi bahasa. Atau dengan kata lain,suatu ilmu yang mempelajari persepsi bunyi dan terutama bagaimana otak mengolah data yang masuk sebagai suara. Fonetik auditoris sebagian besar termasuk dalam kajian neurology (ilmu saraf), karena menyangkut fungsi saraf dalam menganalisa setiap bunyi yang diperolehnya melalui organ telinga. mengungkap mekanisme penerimaan bunyi-bunyi bahasa oleh telinga. fokus pokoknya adalah pada persepsi gelombang-gelombang bunyi yang terdengar oleh telinga pendengar, baik dalam segi fisiologi telinga dan alat dengar maupun dalam segi psikologis persepsinya. D. BUNYI-BUNYI BAHASA ARAB Bunyi bahasa adalah bunyi yang terdengar yang lahir dan muncul dari organ-organ bicara tertentu. Bunyi bahasa itu muncul karena adanya proses meletakkan organ alat bicara pada tempat-tempat tertentu atau dengan kata lain menggerakkan organ-organ tertentu dengan cara-cara tertentu pula, artinya seseorang yang berbicara mengerahkan kemampuan untuk bisa menghasilkan bunyi-bunyi bahasa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa mempunyai beberapa segi, di antaranya organ alat bicara secara lahiriah (physiological) dan akustik atau physical. Segi yang pertama phisiological) berkaitan dengan organ-organ alat bicara, tempat-tempat dan gerakangerakannya ketika proses berbicara itu terjadi.



Sedangkan physical berkaitan dengan bunyi yang muncul di udara yang sampai dan dapat didengar oleh si pendengar. Bunyi bahasa dalam pengertian seperti dijelaskan di atas merupakan objek kajian Fonetik.



KESIMPULAN Dari makalah diatas banyak poin penting yang bisa diambil, dan menjelas 4 bagian pokok yakni yang pertama faktor faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berbahasa, dalam poin pokok pertama ini menjelaskan faktor internal yang mendorong manusia untuk berkomunikasi contoh, kodrat manusia, emosi, dan persepsi seseorang itu sendiri. Selanjut dalam faktor eksternal menjelaskan bahwa faktor apa saja yang mendorong manusia dalam berbahasa atau berkomunikasi contohnya kematangan panca indra sehingga mampu merespon komunikan, pengetahuan yang mempermudah dalam aktivitas berbahasa, serta lingkungan dan nilai adat budaya disuatu daerah tersebut. Selanjutnya poin pokok kedua yakni menjelaskan proses terjadinya artikulasi bunyi bahasa, melalui 3 komponen penting, yaitu paru paru, pita suar, dan alat ucap. Selanjutnya poin pokok ketiga ialah fonetik yang terbagi menjadi tiga yaitu fonetik artikulasi, fonetik akustik, dan fonetik auditoris. Dan poin pokok yang terakhir adalah penjelasan dan jabaran bunyi bunyi bahasa arab.



Daftar Pustaka E-book Pengantar Linguistik Bahasa Arab karya Dr. H. Sahkholid Nasution, SAg, MA E-book Pengantar Linguistik Umum karya Drs. Suhardi, M. Pd. E-book Pengantar Linguistik Arab karya Dr. Ade Nandang S., M.Ag. dan Abdul Kosim M.Ag. “Faktor yang mempengaruhi komunikasi” https://pakarkomunikasi.com/faktoryang-mempengaruhi-komunikasi “Fonologi dan Fonetik” yayu hidayah Jurnal Pdf. “Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi”