Makalah Algoritma [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



LAPORAN TUGAS MAKALAH ALGORITMA PADA LOW BACK PAIN MODUL FISIOTERAPI MUSCULOSKELETAL NON BEDAH



Di susun oleh : Nurul Mutmainah ( 201410301049 ) 5A / FISIOTERAPI



PRODI S1 FISIOTERAPI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015 – 2016



2



KATA PENGANTAR



Alhamdullillahirrobil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai Tugas dari modul Fisioterapi Musculoskeletal Non Bedah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah masih jauh dari sempurna, untuk itu diperlukan saran dan kritik yang bersifat mambangun untuk perbaikan.



Yogyakarta, 10 Januari 2017



Penulis



3



DAFTAR ISI Cover . ............................................................................................................................1 Kata Pengatar .................................................................................................................2 Daftar Isi ........................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ...............................................................................................................4 Rumusan Masalah ..........................................................................................................4 Tujuan ............................................................................................................................5 Manfaat ..........................................................................................................................5 BAB II ISI a. b. c. d. e. f. g. h.



Definisi LBP .......................................................................................................6 Etiologi dari LBP ................................................................................................6 Tanda dan Gejala LBP ........................................................................................6 Patofosiologi LBP ...............................................................................................7 Assesment ...........................................................................................................9 Diagnosa Fisioterapi ...........................................................................................10 Intervensi Fisioterapi ..........................................................................................11 Evaluasi ...............................................................................................................11



BAB III PENUTUP ........................................................................................................12 Daftar Pustaka .................................................................................................................13



4



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ergonomi menjembatani berbagai lapangan ilmu Higiene perusahaan dan keselamatan kerja dan perencanaan kerja. Namun kekhususan utamanya adalah perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya. Sejalan dengan bertambahnya jumlah orang yang banyak menghabiskan waktu diruang kerja dengan duduk, maupun diatas kendaraan maka makin menambah insiden keluhan nyeri pada punggung bagian bawah (Low Back Pain). Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang actual maupun potensial. Definisi tentang nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang di katakana individu atau seseorang yang mengalaminya, yang ada kapanpun orang tersebut mengatakannya. Peraturan utama dalam rawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien. Seiring dengan bertambahnya usia,biasanya diawali pada usia 35 tahun tulang belakang akan mengalami proses degenerasi yang mana menimbulkan nyeri punggung bawah.nyeri punggung bawah [low back pain] pada keluhan sederhana,sering muncul spontan dengan suatu kondisi yang telah menjadi patologi,sehingga perlu kajian khusus dalam penatalaksanaan terapsnya. Disamping itu low back pain sebenarnya bukanlah suatu diagnosis namun sering low back pain [LBP] atau nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah,L4-L5,dan L5-S1. Pelayanan fisioterapi merupakan bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional.Oleh karena itu, pelayanan fisioterapi harus tanggap pada proses dan perubahan pada tuntutan pelayanan kesehatan oleh masyarakat yang semakin meningkat (Hastono, 2002). B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari LBP ? 2. Apa etiologi dari LBP? 3. Apa patofisiologi dari LBP? 4. Apa saja tanda gejala dari LBP? 5. Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada LBP?



5



C. Tujuan Penulisan a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian LBP b. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi LBP c. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi LBP d. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala LBP e. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan fisioterapi LBP



D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian pada kasus tendinitis mencakup : 1. Terhadap ilmu pengetahuan Ikut serta dalam menambah wacana ilmu pengetahuan khususnya mengenai tentang panatalaksanaan fisioterapi pada kasus LBP. 2. Terhadap institusi pendidikan Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada di institusi pendidikan khususnya mengenai fisioterapi musculoskeletal non bedah tentang penatalaksanaan intervensi pada kondisi kasus LBP. 3. Terhadap penulis Untuk menambah pemahaman dan memperdalam tentang penatalaksanaan fisioterapi pada LBP. 4. Pasien dan keluarga Memberikan informasi tambahan bagi keluarga dan pasien Osteoartritis mengenai intervensi yang dilakukan pada penyakit yang dideritanya sehingga pasien dapat mengerti intervensi yang cocok untuknya.



6



BAB II ISI A. Definisi Low back pain nyeri punggung bawah adalah salah satu nyeri yang paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, juga merupakan persoalan mayarakat karena sering mengakibatkan penderita tidak dapat bekerja dalam kesehariannya. Low back pain dapat berupa rasa kemeng atau sedikit pegal sampai nyeri sekali, sakit ini dapat timbul secara mendadak ataupun secara perlahan-lahan dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Rasa sakit dapat dirasakan pada tubuh bagian belakang, dari tulang iga terakhir sampai bagian bawah bokong dan juga dapat menjalar ketungkai. Sering kali penderita cemas kalau LBPnya berasal dari penyakit ginjal atau kencing batu anggapan itu tidaklah selalu benar. Jika diperhatikan secara seksama keluhan LBP sangat bervariasi, kualitas nyeri, intensitas serta penyebarannya sangat bervariasi, berbagai sikap badan seperti berdiri, duduk atau berbaring sangat berpengaruh terhadap timbulnya rasa nyeri. Low Back Pain di bedakan menjadi dua menurut perjalanan klinis yaitu Acute Low Back Pain dan Chronik Low Back Pain. B. Etiologi Pembagian etiologi berdasarkan sistem anatomi : a. LBP Viserogenik (organ abdomen) Kelainan berasal dari ginjal, viscera pelvis, omentum minor, tumor retroperitoneal, fibroid retrouteri b. LBP Verkulogenik (pembuluh darah) Aneurisme diabdomen, penyakit vaskuler perifes, insufiensi dari arteri glutea superior c. LBP Neuvogenik Tumor-tumor letaknya ekstradural maupun intradural ekstra medullar sering menyebabkan LBP oleh karena juga menekan radik. d. LBP Spondilogenik Berasal dari : 



Tulang koluma spinalis (trauma, radang, tumor, metabolic dan spondilolistesis)







Sendi-sendir sakroiliakan







Jaringan lunak (degenerasi diskus, aptur diskus, penjepitan akar saraf akibat stenosis spinalis.



7



e. LBP Psikogenik Dapat disebabkan oleh keadaan depresi, kecemasan maupun neurosis.



Pembagian lain adalah berdasarkan etiologi : a. LBP Traumatik 1. LBP pada unsur miofasial 2. LBP akibat trauma pada komponen keras susunan neuromuskuloskeletal



b. LBP akibat proses degeneratif yang mencakup 1. Spondilosis 2. HNP 3. Stenosis spinalis 4. Oesteoartritis c. LBP akibat penyakit inflamasi yaitu 1. Artritis rematoid 2. Spondilitis angkilopoetika 3. Spondylitis d. LBP akibat gangguan metabolisme, misalnya osteoporosis tulang e. LBP akibat neoplasma 1. Tumor myelum 2. Retikulosis f. LBP akibat kelainan congenital g. LBP sebagai refered pain h. LBP akibat gangguan sirkulatorik i. LBP oleh karena psikoneurotik



C. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala nyeri punggung bawah akibat miogenik adalah onset/ waktu timbulnya bertahap, nyeri difus (setempat) sepanjang punggung bawah, tenderness pada otot-otot punggung bawah, lingkup gerak sendi (LGS) terbatas, tanda-tanda gangguan neurologis tidak ada (Kuntono, 2006).



8



D. Patofisiologi Kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang elastic yang tersusun atas banyak unit rigid (vertebrae) dan unit fleksible (discus intervertebralis) yang diikat satu sama lain oleh komplek sendi faset, berbagai ligament dan otot paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikan perlindungan yang maksimal terhadap sumsum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot abdominal dan torak sangat penting pada aktivitas mengangkat beban. Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur, masalah struktur, dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat berakibat nyeri punggung. Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada orang muda diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus merupakan penyebab nyeri punggung yang biasa diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1, menderita stress mekanis paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus (herniasi nucleus pulposus) atau kerusakan sendi faset dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut. Sekitar 12% orang dengan nyeri punggung bawah menderita hernia nucleus pulposus ( Brunner & Suddarth, 2002 : 2321 ).



9



E. Algoritma Long Back Pain



10



F. Assesment Fisioterapi A. ANAMNESIS 1). Keluhan Utama Keluhan pasien saat datang ke Fisioterais. 2). Riwayat Penyakit Sekarang Perjalanan awal keluhan pasien hingga saat ini. 3). Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit pasien yang pernah diderita. 4). Riwayat Penyakit Penyerta Riwayat penyakit pasien yang pernah diderita hingga saat ini. 5). Riwayat keluarga Riwayat penyakit keluarga yang pernah di derita. B. PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan Fisik 1.1 Tanda – tanda Vital a) Tekanan darah b) Denyut Nadi c) Pernapasan d) Temperatur



: ..../ ... mmHg : ....x/ menit : ....x / menit : ....ْC



1.2 Inspeksi - Statis : Posisi saat pasien diam. - Dinamis : Posisi saat pasien bergerak, berjalan. 1.3 Palpasi - Memeriksa bagian yang menjadi keluhan dengan menyentuh terdapat odem / tidak, suhu lokal bagaimana, dll. 1.4 Pemeriksaan Gerak a. Gerak aktif Pasien diminta menggerakkan anggota gerak yang diperiksa secara aktif, terapis melihat dan memberikan aba-aba. b. Gerak pasif Pemeriksaan gerakan yang dilakukan oleh terapis kepada pasien dalam keadaan pasif dan rileks. c. Gerak isometrik melawan tahanan Dilakukan dengan cara pasien disuruh mengkontraksikan otot dan mencoba untuk melakukan gerakan tapi diberi tahanan oleh terapis sehingga tidak terjadi gerakan dan penambahan luas gerak sendi. Dalam hal ini tidak dilakukan gerak isometrik melawan tahanan karena akan memprovokasi nyeri yang lebih hebat.



11



1.5 Pemeriksaan khusus G. Diagnosis Fisioterapi a) Impairment : keluhan yang terdapat pada pasien dan keadaan pasien. b) Functional Limitation : keterbatasan kemampuan pasien c) Disability : keterbatasan aktifitas sehari – hari H. Intervensi Fisioterapi a. Infra Red a. Persiapan alat Terapis mempersiapkan IR, pengecekan alat, Terapis mengecek kabel tidak boleh bersilangan juga mengecek apakah alat dapat dipakai atau tidak dengan menggunakan lampu detektor. b. Persiapan pasien Sebelum dilakukan terapi dengan IR pasien diberi penjelasan tujuan terapi dan kontraindikasinya. Dijelaskan juga bahwa panas yang dirasakan walaupun hanya sedikit namun tetap menimbulkan reaksi didalam jaringan. Lakukan tes panas-dingin pada daerah yang akan diterapi untuk memastikan ada tidaknya gangguan sensibilitas.. Pakaian didaerah yang akan diterapi (pinggang) harus dilepaskan. Posisi pasien tengkurap dengan kepala disupport bantal juga dibawah kaki sehingga pasien merasa nyaman. c. Pelaksanaan terapi Setelah persiapan alat dan pasien selesai, daerah yang akan diterapi bebas dari kain dan lampu IR sejajar pada lumbal, alat di ON kan dengan waktu 15 menit,jarak lampu dengan daerah yang diterapi 35cm,kemudian dicek dengan menanyakan langsung kepada pasien apakah sudah mulai hangat, kabel tidak boleh bersilangan dan bersentuhan dengan pasien. Selama terapi harus dikontrol rasa panas dari pasien, apabila terlalu panas jaraknya bisa ditambah,dan ditanyakan apakah rasa nyeri meningkat / bertambah. Setelah selesai terapi matikan alat dan mengontrol keadaan pasien. d. Evaluasi sesaat Setelah selesai terapi ditanyakan apakah nyeri menurun / berkurang dibanding sebelum terapi, rasa mual, pusing, keringat dingin, juga mengamati apakah ada tanda kemerahan karena terlalu panas.



b. Massage a. Persiapan alat Persiapan alat dalam hal ini adalah minyaak (pelicin) tempat tidur ( bed ), selimut atau handuk kecil, bantal, guling. b. Persiapan pasien Pasien diperintahkan untuk tidur posisi tengkurap. Tanyakan kepada pasien untuk penggunaan media Massage yang akan digunakan yang cocok dengan pasien. c. Penatalaksanaan Massage



12



Pemberian media Massage yang dioleskan pada punggung pasien dapat berupa minyak, lotion, atau bedak. Ke dua tangan terapis bersentuhan langsung dengan punggung pasien lalu ratakan media Massage tersebut hingga merata keseluruh permukaan punggung pasien. Gerakan Massage dengan metode stroking.friktion Effleurage,vibratrion pada punggung dilakukan dengan usapan kedua tangan dengan tekanan yang toleransi dengan pasien dengan gerakan dari arah distalke proksimaldengan tekanan yang kuat, lalu kembali lagi kearah distal dengan tekanan yang minimal. d. Persiapan pasien Beri informasi yang jelas tentang tujuan terapi, rasa dari stimulasi alat , hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pasien selama terapi. Posisi pasien tengkurap kepala disuport bantal, begitu juga pada kaki agar pasien merasa nyaman, dan daerah yang akan diterapi (punggung bawah) harus dibebaskan dari pakaian. c. Terapi latihan dengan William Flexion Exercise Latihan ini terdiri dari 6 bentuk gerakan .yang dirancang untuk mengurangi nyeri punggung dengan memperkuat otot-otot yang memfleksikan lumbosacral spine terutama otot abdominal dan otot gluteus maksimus dan meregangkan kelompok otot ekstensor (Basmajian,1978). a. Persiapan alat Dalam hal ini adalah matras atau alas dengan bahan yang lunak/sedikit keras namun nyaman untuk pasien. b. Persiapan pasien Pasien diperiksa vital sign, perlu ditanyakan pada pasien apakah ada keluhan pusing mata berkunang-kunang, mual, dan lain-lain. Sarankan pada pasien untuk tidak menggunakan pakaian terlalu ketat yang dapat menggangu atau membatasi gerakan latihan, sebaiknya gunakan pakaian yang nyaman dan pas. Pelaksanaan William Flexion Exercise Sebelum William Flexion Exercise dilakukan,pasien diberi contoh terlebih dahulu gerakan latihannya. Bentuk-bentuk latihannya sebagai berikut : 1. William Flexion Exercisenomor 1 Posisi awal : terlentang, kedua lutut menekuk dan kedua kaki rata pada permukaan matras. Gerakan : pasian diminta meratakan pinggang dengan menekan pinggang ke bawah melawan matras dengan mengkontraksikan otot perut dan otot pantat. Setiap kontraksi ditahan 5 detik kemudian lemas, ulangi 10 kali. Usahakan pada waktu lemas pinggang tetap rata. Tujuan : penguluran otot-otot ekstensor trunk, mobilisasi sendi panggul, penguatan otot-otot perut. 2. William Flexion Exercisenomor 2 Posisi awal : sama dengan nomor 1. Gerakan : pasien diminta mengkontraksikan otot perut dan memfleksikan kepala, sehingga dagu menyentuh dada dan bahu terangkat dari matras. Setiap kontraksi ditahan 5 detik, kemudian lemas, ulangi sebanyak 10 kali. Tujuan : peunguluran otot-otot ekstensor trunk, penguatan otot-otot perut, dan otot sternocleidomastoideus.



13



3. William Flexion Exercisenomor 3 Posisi awal : sama dengan nomor 1 Gerakan : pasien diminta untuk memfleksikan satu lutut kearah dada sejauh mungkin, kemudian kedua tangan mencapai paha belakang dan menarik lututnya ke dada. Pada waktu bersamaan angkat kepala hingga dagu menyentuh dada dan bahu lepas dari matras, tahan 5 detik. Latihan diulangi pada tungkai yang lain, ulangi latihan sebanyak 10 kali. Kedua tungkai lurus naik harus dihindari, karena akan memperberat problem pinggangnya. Tujuan : merapatkan lengkungan pada lumbal, peunguluran otot-otot ekstensor trunk, sendi panggul, sendi sakroiliaka, dan otot – otot hamstring. 4. William Flexion Exercisenomor 4 Posisi awal : sama dengan nomor 1 Gerakan : pasien diminta untuk melakukan latihan yang sama dengan nomor 3, tetapi kedua lutut dalam posisi menekuk, dinaikkan ke atas dan ditarik dengan kedua tangn kearah dada, naikkan kepala dan bahu dari matras, ulangi 10 kali. Pada waktu menaikkan kedua tungkai ke atas sejauh mungkin ia rapat, baru ditarik dengan kedua tangan mendekati dada. Tujuan : merapatkan lengkungan pada lumbal, peunguluran otot-otot ekstensor trunk, sendi panggul, sendi sakroiliaka, dan otot – otot hamstring. 5. William Flexion Exercise nomor 5 Posisi awal : exaggregated starter’s position Gerakan : Gerakan berupa latihan dimulai dengan posisi awal seperi seorang pelari cepat pada titik startnya yaitu satu tungkai dalam fleksi maximal pada seni lutut dan paha, sedang tungkai yang lain dalam keadaan lurus di belakang. Kemudian pada posisi tersebut tekan badan ke depan dan ke bawah, tahan 5 hitungan dan rileks. Frekuensi 10 kali / sesi. Tujuan : mengulur / streching otot-otot fleksor hip dan fascia latae. 6. William Flexion Exercisenomor 6 Posisi awal : berdiri menempel dan membelakangi dinding dengan tumit 10-15 cm di depan dinding, lumbalrata dengan dinding. Gerakan : satu tungkai melangkah ke depan tanpa merubah posisi lumbalpada dinding, tahan 10 hitungan dan rileks. Frekuensi 10 kali / sesi. Bila latihan terlalu berat, lamanya penahanan dapat dikurangi. Tujuan : penguatan otot quadriceps, otot perut, ekstensor trunk.



I. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan fisioterapis dievaluasi adanya peningkatan pada kondisi pasien atau tidak.



14



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Nyeri punggung bawah [Low Back Pain] adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki. Pembagian etiologi berdasarkan sistem anatomi : a.



LBP Viserogenik (organ abdomen)



b. LBP Verkulogenik (pembuluh darah) c.



LBP Neuvogenik



d. LBP Spondilogenik e.



LBP Psikogenik



Kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang elastic yang tersusun atas banyak unit rigid (vertebrae) dan unit fleksible (discus intervertebralis) yang diikat satu sama lain oleh komplek sendi faset, berbagai ligament dan otot paravertebralis.



B. Saran Penulis menyarankan pada kasus low back pain dalam penatalaksanaan sangat dibutuhkan kerjasama antara fisioterapis dengan tim medis lainnya agar tercapainya hasil pengobatan yang maksimal. Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan adalah (1) Bagi penderita untuk disarankan melakukan home program yang tepat dan efektif, (2) Bagi keluarga disarankan untuk memberikan motivasi kepada psien agar mau melakukan home program dan ikut mengawasi pasien saat berlatih. (3) Bagi masyarakat disarankan apabila merasakan nyeri yang hebat pada bahu, adanya bengkak bahkan adanya keterbatasan Range of Motion untuk segera memeriksa diri ke dokter terdekat.



15



DAFTAR PUSTAKA Al, Rubinstein e.(2013). Reviewed by Garvin,S.R. Low back pain and artificial dic replacement Apley, A Graham and Louis Solomon, 1994; Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley; Edisi Ketujuh, Alih Bahasa Edi Nugroho, Widya Medika. American Physicaltherapy associantion.2013.Effectiveness McKenzie. De Fysiotherapeut: hal 13-15



of



Back School



Versus



Basmajian, John U, 1978; Therapeutic Exercise; Third Edition, Rehabilitation median, Jakarta. Borenstein, G David, 1989; Low back Pain Medical, Diagnosis and Comprehensive Management; W B. Saunders Company, Philadelphia. Cailliet, R, 1979; Low Back Pain Syndrome; Second Edition, F. A Davis Company, Philadelphia. Davidson M. & Keating J., 2001; Oswestry Disability Questionnaire; Diakses tanggal 21/11/2007, dari http://www.lowbackpain.com.av/pdfs/Oswestry-DisabilityQuestionnaire.pdf Kuntono, Heru Purbo, 2000; Penatalaksanaan Elektro Terapi pada Low Back Pain; Kumpulan Makalah TITAFI XV; Semarang 2-4 Oktober 2000, IFI Kapandji, I. A., 1990; The Physiologi of Joints; Volume three, Churchill Livingstone, USA. Kisner, Carolyn, 1996 ; Therapeutik Exercise Foundations and Techniques ; Third Edition, F. A. Davis Company, Philadelphia. Michlovitz, Susan, 1996; Thermal Agents In Rehabilitation; Third Edition, F.A Davis Company, Philadelphia. Sujono, Agus, 2001; Pengembangan Tehnik Terapi Nyeri Dengan Modalitas Thermal; disampaikan pada Pelatihan Penatalaksanaan Fisioterapi Komprehensif pada Nyeri, Surakarta, 7-10 Maret 2001.