Makalah Aliran Filsafat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS TERSTRUKTUR Pengantar Filsafat



DOSEN PENGAMPU Mir’atun Hasanah, M.Pd.



ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT Disusun Oleh Muhammad Zailani



: 210101020760



Dinah Zahara Restia Ningsih : 210101020761



FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2021 M / 1442 H



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Aliran-Aliran Filsafat” Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah studi filsafat pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Aliran-Aliran Filsafat” Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Banjarmasin, 22 November 2021



Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,1 B. Rumusan Masalah........................................................................................1 C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian.....................................................................................................4 B. Tokoh – Tokoh Aliran Filsafat.....................................................................9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................14 B. Saran...........................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................15



BAB I



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pembahasan aliran-aliran filsafat merupakan penelahan salah satu aspek sekaligus menyangkut dengan faham dan pandangan para ahli pikir dan filosuf. Dari kajian ini para ahli melihat sesuatu atau menyeluruh, mendalam dan sistematis. Para filsus menggunakan sudut pandang yang berbeda sehingga menghasilkan filsafat yang berbeda pula. Antara aliran atau paham satu dengan yang lainnya, ada yang saling bertentangan dan ada pula yang memiliki konsep dasar yang sama. Akan tetapi meskipun bertentangan, bukanlah untuk saling dipertentangkan. Justru dengan banyak aliran atau paham yang sudah diperkenalkan oleh tokoh – tokoh filsafat, kita dapat memilih cara yang pas dengan persoalan yang sedang kita hadapi. Memahami sistem filsafat sesungguhnya menelusuri  dan mengkaji suatu pemikiran mendasar dan tertua yang  mengawali kebudayaan manusia. Suatu sistim, filsafat berkembang berdasarkan ajaran seorang atau beberapa orang tokoh pemikir filsafat. Sistem filsafat sebagai suatu masyarakat atau bangsa. Sistem filsafat amat ditentukan oleh potensi dan kondisi masyarakat atau bangsa itu, tegasnya oleh kerjasama faktor dalam dan faktor luar. Faktor-faktor ini diantaranya yang utama ialah sikap dan pandangan hidup, citakarsa dan kondisi alam lingkungan.  Apabila cita karsanya tinggi dan kuat tetapi kondisi alamnya tidak menunjang, maka bangsa itu tumbuhnya tidak subur (tidak jaya).Tujuan dari penulisan makalah ini sendiri, selain memenuhi kewajiban membuat tugas, adalah untuk memenuhi rasa ingin tahu dan keterkaitan penulis terhadap bab aliran filsafat idealisme, materialisme, eksistensialisme, monisme, dualisme, dan pluralisme.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat kami rumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengertian dari aliran empirisme, rasionalisme, positivisme dan idealisme? 2. Siapa saja yang berperan dan paling berperan dalam aliran – aliran filsafat tersebut? C. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian dari aliran- aliran filsafat 2. Untuk mengetahui tokoh – tokoh yang berperan dalam aliran – aliran tersebut



BAB II



PEMBAHASAN



A. Pengertian 1. Empirisme Kata ini berasal dari bahasa Yunani emoeiria, empeiros (berarti berpengalaman



dalam,



berkenalaan



dengan,



terampil



untuk).1



Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Berbeda dengan anggapan rasionalis yang mengatakan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio. Paham ini berpendapat bahwa indera atau pengalaman adalah sumber satu-satunya atau paling tidak sumber primer dari pengetahuan manusia, sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan sempurna. Sumber ilmu pengetahuan dalam teori empirisme adalah pengalaman dan penginderaan inderawi. Dalam sejarah filsafat, klaim empiris ialah tidak ada sesuatu dalam pikiran yang mulanya tidak ada dalam indera. Hal tersebut mengandung makna bahwa: 1. Sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman 2. Semua ide (gagasan) merupakan abstraksi yang dibentuk lewat menggabungkan apa yang dialami 3. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan 4. Akal budi tidak dapat memberikan tentang realitas tanpa acuan dari pengalaman inderawi.2 Empirisme berpendirian bahwa pengetahuan dapat di peroleh melalui indera. Indera memperoleh kesan-kesan dari alam nyata. 1



Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta : Gramedia, 1997), cet. I, 197-198



2



Lorens bagus, Kamus Filsafat, opcit,



Untuk kemudian kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri manusia sehingga menjadi pengalaman. Pengetahuan yang berupa pengalaman terdiri dari penyusunan dan pengaturan kesan-kesan yang bermacammacam.3 Kelemahan aliran ini cukup banyak, diantaranya yang pertama ialah indera terbatas. Benda yang jauh kelihatan kecil. Apakah benda itu kecil? Tidak. Ketebatasan kemampuan indera ini melaporkan bahwa tidak sebagaimana adanya; dari sini akan membentuk pengetahuan yang salah. Kemudian yang kedua ialah indera menipu. Pada orang sakit malaria, gula rasanya pahit, udara panas dirasakan dingin. Ini juga akan menimbulkan pengetahuan yang empiris. Yang ketiga ialah objek yang menipu, contohnya ilusi. Kelemahan yang keempat ialah berasal dari indera atau objek sekaligus. Yang mana mata (indera penglihatan) tidak dapat melihat keseluruhan seekor kerbau tersebut, dan seekor kerbau tersebut juga tidak dapat memperlihatkan seluruh anggota badannya. Andaikan saja ketika kita melihatnya dari depan, kita hanya dapat melihat kepalanya saja yang mana kita tidak akan melihat ekornya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aliran ini lemah karena keterbatasan indera atau objek tersebut. Maka dari itu aliran empirisme sangatlah bertentangan dengan aliran rasionalisme. 2. Rasionalisme. Rasionalisme adalah paham filsafat yang menyatakan akal (reason) adalalah terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran rasionalisme, sesuatu pengetahuan diperoleh dengan cara



3



59



Abd. Gafur, Filsafat Ilmu, (Malang: Kantor Jaminan Mutu (KJM) UIN Malang: 2007),



berpikir.4 Rasio adalah sumber kebenaran. Hanya pada rasio sajalah yang dapat membawa orang kepada kebenaran. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan, pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal yang dapat memberikan bahan – bahan yang menyebabkan akal tersebut bekerja. Akan tetapi untuk sampainya manusia kepada kebenaran adalah semata – mata dengan akal. Laporan indera menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas. Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berpikir. Akal membentuk bahan tersebut sehingga terbentuk pengetahuan yang benar. Jadi akal bekerja karena bahan dari indera. Akan tetapi akal juga dapat menghasilkan pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan inderawi sama sekali, jadi akal juga dapat menghasilkan pengetahuan tentang objek yang betul – betul abstrak. 5 Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat tepenting untuk memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Jika empirisme mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami objek empiris. Maka rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir. Alat dalam berpikir itu kaidah – kaidah logis aau kaidahkaidah logika.6 Ada dua macam rasionalisme yaitu dalam bidang agama dan bidang filsafat. Dijelaskan bahwa bidang agama dalam rasionalisme ialah lawannya autoritas, sedangkan dalam bidang filsafat lawannya ialah empirisme. Jelas sekali perbedaanya karena di dalam agama 4



Atang Abdul Hakim, Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum dari Metodologi sampai



Teofilosofi, (Bandung, Pustaka Setia,2008), 247 5



Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, (Bandung,



Remaja Rosdakarya, 2013), 25 6



Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra,127



rasionalisme mengkritik ajaran agama dan bidang filsafat rasionalisme menjelaskan teori pengetahuan. Meskipun antara rasionalisme dan empirisme bertetantangan namun kedua aliran ini mampu bekerja sama yang mana menghasilkan scientific method dan dari hasil metode ini timbulah scientific knowledge. Mengapa? Singkatnya pengetahuan sains hanyalah pengetahuan yang logis – empiris saja.



Lanjutan dari pada



rasionalisme dalam pengetahuan ialah aliran positivisme. 3. Positivisme Positivisme berasal dari kata “positif”. Kata positif sama artinya dengan kata faktual, yaitu apa yang berdasarkan fakta – fakta. Menurut positivisme, pengetahuan kita tidak pernah boleh melebihi fakta – fakta. Dalam filsafat positivisme adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta positif yang diluar fakta atau kenyataan yang dikesampingkan dalam pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan.7 Positivisme adalah aliran yang beranggakpan bahwa pengetahuan itu semata – mata berdasarkan pengalaman dan ilmu yang pasti. Perbedaan pengalaman manusia akan menjadi perbedaan dalam menentukan kebenaran, yang mana pada metafisik kebenaran bersifat abstrak. Ajaran positivisme timbul pada abad ke 19 dan termasuk jenis filsafat abad modern. Kelahirannya hamper bersamaan dengan empirisme. Kesamaan diantara keduanya antara lain bahwa keduanya mengutamakan pengalaman. Perbedaanya hanyalah positivisme membatasi diri pada pengalaman yang objektif, sedangkan empirisme menerima juga pengalaman batiniah atau pengalaman yang subjektif.8



7



Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2010), 182



8



Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Yogyakarta, Kanisius, 1980), 110



Jadi pada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang khas berdiri sendiri. Ia hanya menyempurnakan empirisme dan rasionalisme yang bekerja sama. Dengan kata lain, ia menyempurnakan metode ilmiah (scientific method) dengan memasukkan perlunya eksperimen dan ukuran – ukuran. Jadi pada dasarnya positivisme itu sama dengan rasionalisme dan empirisme.9 4. Idealisme Idealisme berasal dari kata idea yang berarti sesuatu yang hadir dalam jiwa dan isme yang berarti paham atau pemikiran. Sehingga idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dan fisik hanya dapat dipahami danlam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit (roh). Keyakinan ini ada pada Plato.10 Idealisme mempunyai nama lain serba cita yang merupakan salah satu aliran filsafat tradisional yang paling tua dan merupakan aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan – angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap dan tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea. Alasan terpenting dari aliran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari materi dari kehidupan manusia. Roh itu dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya. Sehingga materi hanyalah badannya, bayangan atau penjelmaannya saja. Idealisme dapat di kelompokkan menjadi beberapa jenisnya. Yang mana idealisme subjektif, idealisme objektif, idealisme personalisme, rasional, etis, estetis, religious.



9



Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, 26



10



Ahmad Tafsir, Filsafat Umum,144



B. Tokoh – Tokoh Aliran Filsafat 1. Tokoh Empirisme ( John Locke – David Hume) a. John Locke (1632-1704) Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun 1704 di Oates Inggris. Ia juga ahli politik, ilmu alam, dan kedokteran. Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu essay concerning human understanding, terbit tahun 1600; letters on tolerantion terbit tahun 1689-1692; dan two treatises on government, terbit tahun 1690. Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme. Bila rasionalisme mengatakan bahwa kebenaran adalah rasio, maka menurut empiris, dasarnya ialah pengalaman manusia yang diperoleh melalui panca indera. Dengan ungkapan singkat Locke : Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi (otak). Otak tak lebih dari sehelai kertas yang masih putih, baru melalui pengalamanlah kertas itu terisi. Dengan demikian dia menyamakan pengalaman batiniah (yang bersumber dari akal budi) dengan pengalaman lahiriah (yang bersumber dari empiri) b. David Hume (1711-1776) Hume adalah pelopor para empiris, yang percaya bahwa seluruh pengetahuan tentang dunia berasal dari indera. Menurut Hume, ada batasan-batasan yang tegas tentang bagaimana kesimpulan dapat diambil melalui persepsi indra kita. Namun terlepas dari berbagai kritik yang muncul, pemikiran Hume umumnya merupakan wujud ekspresi dan sikap naturalism dan skeptismenya. Dia sesungguhnya telah berupaya memberikan penjelasan tentang sifat dasar alamiah manusia, yang tidak dapat diabsahkan oleh nalar.



2. Tokoh Rasionalisme a. Descartes (1596-1650) Descartes dianggap sebagai bapak aliran filsafat modern. Ia merupakan filosof yang ajaran filsafatnya sangat populer, karena pandangannya yang tidak pernah goyah, tentang kebenaran tertinggi berada pada akal atau rasio manusia. Descartes menjelaskan kebenaran melalui metode keragu-raguan. Dalam karyanya Anaxemens Discourse on Methode ada 4 hal yang harus diperhatikan sebagai berikut : 1. Kebenaran baru dinyatakan sahih jika benar-benar indrawi dan realitasnya telah jelas dan tegas (clearly and distincictly), sehingga



tidak



ada



keraguan



apapun



yang



mampu



merobohkannya. 2. Pecahkanlah setiap kesulitan atau masalah sampai sebanyak mungkin sehingga tidak ada keraguan apapun yang mampu merobohkannya. 3. Bimbinglah pikiran dengan teratur (mulai dari yang sederhana atau mudah diketahui sampai hal yang paling sulit atau kompleks). 4. Pencarian dan pemeriksaan harus dibuat dengan perhitungan yang sempurna serta mempertimbangkan secara menyeluruh sehingga diperoleh keyakinan bahwa tidak ada satupun yang terabaikan atau terlewatkan. b. Spinoza (1632-1677) Spinoza memiliki pemikiran bahwa kebenaran itu berpusat pada pemikiran dan keluasan. Pemikiran adalah jiwa, sedangkan



keluasan adalah tubuh, yang ekstensinya berbarengan antara jiwa dan tubuh pada setiap individu.11 Baruch Spinoza atau Benedictus de Spinoza merupakan salah satu pengikut pemikiran Descartes yang menjadikan substansi sebagai tema pokok dalam metafisika yang sampai saat ini dikenal dengan mazhab rasionalisme. Spinoza menjawab pertanyaan-pertannyaan



kebenaran



dengan



tentang



sesuatu,



menggunakan metode deduksi matematis yang meletakkan definisi aksioma, proposisi, kemudian berulang membuat pembuktian atau menyimpulkan. Seperti Descartes, Spinoza juga mengatakan bahwa kebenaran itu terpusat pada pemikiran dan keluasaan. Pemikiran adalah jiwa, sedangkan keluasaan adalah tubuh yang eksistensinya berbarengan. 3. Tokoh Positivisme a. Auguste Comte (1798-1857) Filsafat Positivisme diperkenalkan oleh Auguste Comte. Ia penganut empirisme. Ia berpendapat bahwa indera itu amat penting dalm memperoleh pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Menurut Auguste Comte bahwa perkembangan pikiran manusia terdapat tiga tahapan yaitu tahap teologis, tahap metafisis, dan tahap ilmiah atau positif. 4. Tokoh Idealisme a. Fichte ( 1762-1814) Johann Gottlieb Fichte adalah filosof Jerman. Menurut Fichte, dasar realitas adalah kemauan; kemauan inilah thing in 11



Simon Petrus, L.Thahjadi, Petualang Intelektual, (Yogyakarta, Kanisius, 2004), 212



itself-nya manusia. Penampakan, menurut pendapatnya adalah sesuatu yang ditanam oleh Roh Absolut sebagai penampakan kemauannya.Roh Absolut adalah sesuatu yang berada di belakang kita; itu adalah Tuhan pada Spinoza. 12 b. Hegel (1770-1831) Pusat filsafat Hegel adalah konsep Geist (roh atau spirit). Idealisme Jerman memuncak pada George Wilhelm Friedrich Hegel. Walaupun usianya lebih tua dibandingnkan Schelling sudah menjadi folosif terkenal.



Konsep filsafat Hegel seluruhnya



adalah historis dan relative. Karena juga dipengaruhi oleh pandangan – pandangan antropologi dan sosial modern. Ia mengatakan bahwa yang benar adlah perubahan. Kunci filsafat Hegel terletak pada pandanganya tentang sejarah.13 .



12



Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, 147



13



Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, 151-153



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Berdasarkan



penjelasan



diatas



bahwa



aliran



filsafat



ini



berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Terutama aliran empirisme, rasionalisme, positivisme dan idealisme. Aliran empirisme memandang bahwa pengetahuan ini bukanlah ada pada kita, akan tetapi ada diluar pada diri kita. Aliran rasionalisme memandang bahwa akal pikiran atau rasio adalah



sebagai



dasar



pengetahuan



manusia.



Aliran



positivisme



memandang bahwa pengetahuan ini lebih memberi tekanan pada fakta, kepada bukti – bukti yang kongkrit ke sesuatu yang diverifikasi. Sedangkan aliran idealisme memandang bahwa dunia ide dan gagasan merupakan hakikat dari realitas yang mana pengetahuan dibentuk berdasarkan ide – ide yang abstrak dan mengedepankan akal pikiran dan moral. Tokoh – tokoh dalam aliran filsafat berbeda – beda. Pada aliran empirisme tokohnya adalah John Locke dan David Hume yang mana mereka mempunyai pemikiran untuk mendapat kebenaran maka harus diperoleh dari pengalaman. Tokoh Rasionalisme adalah Descartes dan Spinoza yang mana pemikiran dari tokoh ini adalah rasionalisme dapat diimplikasikan menggunakan kaidah – kaidah logika yang bersifat pasti. Tokoh positivisme adalah Auguste Comte, menurutnya positivisme kebenaran



berdasarkan



pengalaman



aktualfisikal.



Terakhir,



tokoh



idealisme adalah Fitche dan Hegel, menurut mereka bahwa aliran idealisme ini bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dengan kaitan roh dan jiwa.



B. Saran Kami dari kelompok pertama memberikan saran untuk kita semua bahwa untuk tetap belajar demi menghidupkan khasanah pemikiran dari kalangan non muslim dan muslim itu sendiri.



DAFTAR PUSTAKA



Abdul Hakim, Atang, Beni Ahmad Saeban. 2008. Filsafat Umum dari Metodologi sampai Teofilosofi. Bandung: Pustaka Setia Bagus, Lorens. 1997. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. Ghafur, Abd. 2007. Filsafat Ilmu. Malang: Kantor Jaminan Mutu KJM UIN Malang. Hadiwijono, Harun. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius. Ihsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Rineka Cipta. Petrus, Simon, L.Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius. Tafsir, Ahmad. 2010. Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.